• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Strategi Coping Pada Mahasiswa Yang Tinggal Di Asrama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Strategi Coping Pada Mahasiswa Yang Tinggal Di Asrama"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Strategi Coping Pada Mahasiswa Yang Tinggal Di Asrama

The Relationship Between Emotional Intelligence And Coping Strategies In Dorm Living Student

Azzahra Inas, Putrikita Katrim Alifa Universitas Mercu Buana Yogyakarta

[email protected], [email protected] 081391701510, 085320666906

Abstrak

Mahasiswa yang tinggal di asrama hidup dalam aturan dan kebiasaan yang diatur bersama-sama, serta memiliki tanggungjawab yang beragam pula. Mulai dari tugas kuliah, tugas piket asrama sampai kewajiban diri sendiri juga perlu di selesaikan satu persatu. Tak jarang hal tersebut sering mengakibatkan seseorang tertekan dikarenakan tidak mampu mengatasi permasalahan yang dialami hingga terkadang meluapkan emosi yang dirasakannya kepada orang lain, ataupun menggunakan cara penyelesaian yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan masalah tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional dan strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di asrama. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (KS-Z), uji linieritas dan uji korelasional product moment (pearson correlation). Adapun responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tinggal di asrama berusia 18-24 tahun (n=140) yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Pengambilan data penelitian ini menggunakan skala kecerdasan emosional dan skala strategi coping. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan nilai koefisien korelasi (rxy) = 0, 809 dengan p = 0,000 (p<0,050) yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan anatara kecerdasan emosional dan strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di asrama.

Kata Kunci : Asrama, Kecerdasan emosional, Mahasiswa, Strategi coping

(2)

Abstract

Students who live in dormitories live in shared rules and habits, and have various responsibilities.

Starting from college assignments, boarding picket assignments to your own obligations also need to be completed one by one. Not infrequently this often results in a person being depressed because he is unable to overcome the problems experienced so that he sometimes expresses the emotions he feels to others, or uses methods that are not appropriate and do not match the problem. The purpose of this study was to examine the relationship between emotional intelligence and coping strategies in students living in dormitories. This research is a quantitative study using the Kolmogorov-Smirnov normality test (KS-Z), linearity test and product moment correlation test (Pearson correlation). The respondents in this study were students who lived in dormitories aged 18-24 years (n=140) which were obtained by purposive sampling method. The data collection of this research used the emotional intelligence scale and the coping strategy scale. The analytical technique used in this study uses product moment correlation from Karl Pearson. The results of data analysis showed that the correlation coefficient (rxy) = 0.809 with p = 0.000 (p <0.050) which means that there is a significant positive relationship between emotional intelligence and coping strategies in students living in dormitories.

Keywords: Dormitory, Emotional Intelligence, Students, Coping Strategies

(3)

PENDAHULUA N

Martin, Papworth, Ginns, dan Liem (2014) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara

siswa yang

bersekolah di asrama dan non- asrama.

Kehidupan di asrama melibatkan sistem regulasi yang kompleks serta adanya jadwal kegiatan dan rutinitas harian yang ketat.

Aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan di asrama sudah terjadwal dan diatur setiap harinya. Menurut Keliat (1999),

Lazarus dan

Folkman (1985) berbagai macam tuntutan agar mampu

beradaptasi pada

perubahan serta adanya perubahan

peran dan

tanggung jawab dapat menjadi stressor bagi mahasiswa yang bertempat tinggal

di asrama,

memerlukan penyesuaian pada masing-masing individu.

Mahasiswa yang tinggal di asrama seringkali merasakan

tekanan seperti dendam, sering menangis, lelah, dan berbagai permasalahan psikologis lainnya, dikarenakan salah satunya kurang mampu mengatasi tantangan maupun permasalahan yang ada di asrama dan juga

aturan dan

kegiatan yang

ketat sehingga memberikan tekanan pada mahasiswa. Emosi

yang ingin

disalurkan oleh mahasiswa

menjadi terhambat dikarenakan ketakutan akan mengakibatkan keributan dan permusuhan sesama teman sebaya ataupun dengan atasannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa yang tinggal di asrama memiliki

kecenderungan strategi coping yang rendah.

Strategi coping yang rendah akan berdampak pada kemampuan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tekanan dan mengatasi permasalahan.

Menurut Goleman (2015) Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang mengatur kehidupan

emosinya dengan inteligensi,

menjaga

keselarasan emosi dan

pengungkapannya melalui

keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,

empati, dan

keterampilan sosial. Menurut Goleman (2015) aspek kecerdasan emosional ada lima, yaitu : Pertama,

mengenali emosi sendiri,

kemampuan seseorang mengenali

perasaan ketika perasaan itu

(4)

terjadi. Kedua, mengelola emosi, kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat.

Ketiga,

memotivasi diri sendiri, kendali diri emosional menahan diri terhadap kepuasan dan pengendalian diri. Keempat, mengenali emosi orang lain, empati.

Kelima, membina hubungan.

Folkman, Lazarus, Gruen dan DeLongis (1986)

mengemukakan bahwa coping merupakan upaya kognitif dan perilaku setiap individu untuk mengelola,

mengurangi dan mengatasi

ancaman internal dan eksternal dari

hubungannya dengan lingkungan.

Terdapat dua aspek strategi coping menurut

Lazarus dan

Folkman (1987) pertama, coping yang berfokus pada masalah (Problem Focused Coping),

merupakan

interaksi antara seseorang dengan lingkungan yang bermasalah, meliputi konfrontasi, merencanakan pemecahan

masalah. Kedua coping yang berfokus pada emosi (Emotion Focused Coping), mengatur tekanan pada emosional dan mengatasi kognitif, meliputi control diri, membuat jarak, penilaian kembali secara positif,

menerima

bertanggungjawab , penghindaran, mencari dukungan sosial. Keduanya berfungsi sebagai

sumber dari

pemikiran dan tindakan yang dilakukan

seseorang ketika menghadapi permasalahan.

Penelitian Rusdi dan Subandi (2020)

menunjukkan beberapa

permasalahan di asrama beberapa santri ataupun guru keluar dari asrama sebelum waktunya

dikarenakan banyaknya aturan, konflik,

permasalahan dengan teman sebaya,

permasalahan mengahadapi hukuman dan kegiatan yang ketat sehingga

memberikan tekanan pada santri, selain itu memberikan dampak bagi para santri tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik, memiliki hambatan dalam menghadapi perubahan

lingkungan dan

tuntutan di

asrama. Beberapa santri tidak mampu mengatasi tantangan maupun permasalahan yang ada di asrama.

Masing- masing individu berusaha

menyelesaikan permasalahan yang dialaminya, untuk itu dalam mengatasinya setiap individu melakukan

strategi coping, yang dipengaruhi oleh beberapa

(5)

faktor seperti latar belakang budaya, pengalaman dalam menghadapi masalah, faktor lingkungan, kepribadian, konsep diri, faktor sosial dan lainlain yang berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah. Dalam kehidupan asrama dengan berbagai

macam latar

belakang kondisi dan karakter setiap individu pasti sangat berperan dalam

memunculkan berbagai emosi.

Emosi dalah salah satu aspek psikis

yang sangat

penting yang mempengaruhi aspek lainnya.

Bila emosi dapat terkontrol dengan baik apalagi dalam penyelesaian masalah, maka akan memberikan pengaruh baik pula bagi hasil yang dicapai.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara kecerdasan

emosional dan strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di asrama.

METODE Metode yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu

menggunakan alat ukur berupa skala.

Sugiyono (2014) menjelaskan

bahwa skala

adalah

kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk

menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur,

sehingga alat ukur tersebut dapat menghasilkan data kuantitatif bila digunakan dalam pengukuran.

Bentuk skala dalam penelitian ini adalah skala likert. Sugiyono (2014)

menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu atau kelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan

empat (4)

alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Penelitian ini terdiri dari skala kecerdasan

emosional dan skala strategi coping. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2014) mengungkapkan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode analisis data dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan SPSS 25.0 for windows

(Statistical

Packages for the Social Sciences) dengan teknik analisis yang dipakai adalah korelasi product moment dari Karl Pearson.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan

emosional dan strategi coping dengan

menggunakan 140 subjek penelitian untuk

pengambilan data.

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan teknik korelasi product moment di peroleh nilai F = 0, 809 dengan p = 0,000 (p < 0,050) yang berarti menunjukkan adanya hubungan positif antara kecerdasan

emosional dengan strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di asrama.

Diterimany a hipotesis ini berarti

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional

merupakan faktor yang

mempengaruhi strategi coping.

Adanya korelasi tersebut

membuktikan bahwa kecerdasan emosional

mempunyai peran penting terhadap strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di

asrama. Hal

tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki maka semakin tinggi pula strategi coping pada mahasiswa yang

tinggal di asrama.

Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan

emosional yang dimiliki maka semakin rendah pula strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di asrama.

Sejalan dengan penelitian

sebelumnya bahwa kecerdasan emosional

berbanding lurus dengan strategi coping (Felix, Marpaung dan Akmal, 2019)

Kecerdasan emosional

merupakan

variabel yang memiliki korelasi terhadap strategi coping. Strategi coping merupakan kemampuan kognitif serta perilaku dalam mengelola

ancaman dan

tuntutan internal

maupun eksternal tertentu yang memiliki beban ataupun

permasalahan yang dialami individu.

Kemampuan kognitif dan penilaian kogntif akan terus berubah seiring adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan.

Penilaian kognitif merupakan bagian integral dari keadaan emosi.

Coping didefinisikan sebagai penilaian utama stres yang terdiri dari tiga jenis: bahaya yang sudah dialami seperti ancaman, yaitu kerugian yang diantisipasi lalu tantangan, yang merupakan potensi

penguasaan atau keuntungan. Yang membuat

(7)

seseorang ingin merubah ancaman tersebut

dikarenakan munculnya respon emosional

seseorang ketika hal tersebut terjadi. (Lazarus dan Folkman, 1987)

Adapun hasil kategorisasi strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di asrama, diketahui bahwa dari 140 subjek penelitian, terdapat 49 orang

(35%) yang

memiliki strategi coping pada kategori tinggi, terdapat 91 orang

(65%) yang

memiliki strategi coping pada kategori sedang, dan 0 orang (0%) memiliki strategi coping pada kategori rendah.

Hal ini

menunjukkan

bahwa mayoritas subjek dalam penelitian ini memiliki strategi coping dengan kategori sedang.

Adapun hasil kategorisasi kecerdasan

emosional pada mahasiswa yang tinggal di asrama, diketahui bahwa dari 140 subjek penelitian,

terdapat 69 orang (49,3%) yang memiliki

kecerdasan

emosional pada kategori tinggi, terdapat 71 orang (50,7%) yang memiliki

kecerdasan

emosional pada kategori sedang, dan 0 orang (0%) memiliki

kecerdasan

emosional pada kategori rendah.

Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas

subjek dalam penelitian ini memiliki

kecerdasan

emosional dengan kategori sedang.

Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui distribusi data penelitian

mengikuti

distribusi data yang normal atau

tidak. Uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik analisis one sample

Kolmogorov- Smirnov (KZ-Z).

Kaidah yang

digunakan pada uji normalitas yaitu apabila nilai signifikansi KS-Z

> 0,05 maka menunjukkan bahwa distribusi data penelitian normal, apabila nilai signifikasi KS-Z ≤ 0,05 maka

selebaran data tidak terdistribusi secara normal (Hadi, 2016).

Hasil uji

normalitas

didapatkan hasil

one sample

Kolmogorov Smirnov (KS-Z) untuk variabel kecerdasan

emosional

diperoleh K-S Z = 0,104 dengan p = 0,001 (p<0,05) menunjukkan bahwa sebaran data variable kecerdasan

emosional

terdistribusi secara tidak normal. Dari hasil uji one sample

Kolmogorov- Smirnov (KS-Z) untuk variable strategi coping K- S Z = 0,116 dengan p =0,0000 (p<0,05)

menunjukkan bahwa sebaran data variable

(8)

strategi coping terdistribusi secara tidak normal.

Menurut Hadi

(2015) data

terdistribusi normal atau tidak dalam penelitian tidak

mempengaruhi hasil akhir.

Apabila sebaran

dari suatu

penelitian

diketahui tidak normal bukan berarti penelitian harus dihentikan.

Hal ini

menjelaskan bahwa walaupun variable

kecerdasan

emosional dan strategi coping tidak mengikuti distribusi yang normal, namun

masih bisa

dilanjutkan karena jumlah subjek melebihi dari 30 subjek.

Berdasarka n hasil uji

linearitas antara variabel

Kecerdasan Emosional dengan Strategi Coping diperoleh F = 296,270 Dan p = 0.000 (p<0,50).

Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kecerdasan emosional dengan strategi coping merupakan

hubungan yang linier. Dari hasil analisis product moment (pearson correlation) diperoleh

koefisien korelasi (rxy) hipotesis = 0, 809 dengan p = 0,000 (p < 0,050)

dengan ini

menunjukkan adanya hubungan positif antara kecerdasan

emosional dengan strategi coping pada mahasiswa yang tinggal di

asrama. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Besarnya nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,809 yang menunjukkan variabel kecerdasan

emosional dengan strategi coping terdapat korelasi.

Fardhani dan Kristiana (2017)

menyatakan kecerdasan emosional merupakan

prediktor daripada strategi coping seseorang. Kedua variabel

digambarkan memiliki

hubungan positif yang signifikan, artinya individu dengan

kecerdasan

emosional tinggi memiliki

kemampuan yang

baik dalam

penyelesaian stres atau

permasalahannya (coping). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tahali dan Purnamaningsih

(2017) yang

menyatakan

bahwa ada

keterkaitan antara kecerdasan

emosional dan strategi coping.

Subjek penelitian yang memiliki kecerdasan

emosional tinggi juga memiliki kemampuan coping yang tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan

emosional

(9)

memiliki hubungan

terhadap strategi coping mahasiswa yang tinggal di asrama. Semakin tinggi kecerdasan emosional

mahasiswa yang tinggal di asrama,

maka akan

semakin tinggi strategi coping mahasiswa yang tinggal di asrama.

Dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan

emosional

mahasiswa yang tinggal di asrama,

maka akan

semakin rendah strategi coping

mahasiswa yang tinggal di asrama.

Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini dengan diperoleh koefisien

determinasi R squared (R²) sebesar 0,654 yang

menunjukkan bahwa variabel kecerdasan

emosional memberikan kontribusi 65%

terhadap strategi

coping dan

sisanya yaitu 35%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Fardhani, N., &

Kristiana, I.

(2017). Hubungan antara kecerdasan emosional dan coping strategy

pada taruna

tingkat I dan II sekolah tinggi perikanan Bogor.

Jurnal empati 6(4), 259-265.

Felix, T., Marpaung, W., & Akmal, M., (2019). Peranan kecerdasan

emosional pada pemilihan strategi

coping pada

mahasiswa yang bekerja. Jurnal psikologi

Indonesia vol 8.

No 1.

Folkman, S., Lazarus, R., Gruen, R., &

DeLongis, A.

(1986).

Appraisal, Coping, Health Status,

and

Psychological Symptoms.

Journal of Personality and Social Psychology, 50 (3), 571- 579.

Goleman D. (Eds) (2015).

Emotional Intelligence.

Jakarta. PT Gramedia.

Keliat Budi Ana.

(1999).

Gangguan konsep diri.

Edisi 1. EGC.

Jakarta.

Lazarus, R., &

Folkman, S.

(1984). Stress Appraisal, And Coping.

Springer Publishing Company.

New York

Lazarus, R., &

Folkman, S.

(1987).

Transactional theory and research on emotions and coping.

European Journal of Personality 1, 141-169.

Martin, A. J., Papworth, B., Ginns, P., &

Liem, G. A.

D. (2014).

Boarding school, academic motivation and

engagement, and

psychological well being : A large-scale investigation.

American educational research journal, 51(5), 1007-

1949

Rusdi, A. &

Subandi.

(2020).

Psikologi islam : Kajian teoritik dan penelitian empirik.

Yogyakart a.

Asosiasi Psikologi Islam.

Sugiyono.

(2014).

Metode Penelitian Pendidika n

Pendekata n

Kuantitati f,

Kualitatif, dan R&D.

Bandung:

Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

dengan pembangunan sistem informasi tata ruang yang handal; (4) Menjalankan reformasi birokrasi yang dapat mendukung kelembagaan PPNS Bidang Tata Ruang yang Handal; (5) Membuka

penelitian ini adalah pemanfaatan kulit pisang raja difermentasi MOL dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan serta menurunkan konversi

Sebidang tanah akan dibatasi oleh pagar dengan menggunakan kawat berduri seperti pada gambar. Batas tanah yang dibatasi pagar adalah yang tidak bertembok. Kawat yang tersedia 800

[r]

Penelitian ini akan mengkaji pengaruh konsentrasi larutan, kuantitas, jenis larutan dan metode coating dalam pembuatan membran komposit PV untuk dehidrasi bioethanol

„ We might also expect a regular increase in electron affinities across a period (larger negative number) because size decreases and the increasing Z eff should attract the electron

PENGUMUMAN HASIL PEMILIHAN LANGSUNG PENGADAAN BARANG /JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN. NOMOR :

These include the following: the organizational head is now responsible for the employment of sufficient numbers of staff in the internal audit unit, and ensuring that they