• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of HUBUNGAN IBU BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA 4-6 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of HUBUNGAN IBU BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA 4-6 TAHUN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

93 HUBUNGAN IBU BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN

EMOSIONAL ANAK USIA 4-6 TAHUN Camelia Oktavia1, Nurhafizah,2 Retnoningsih,3

1Universitas Negeri Padang

2Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima

Corresponding Author: Camelia Oktavia, email: [email protected]

ARTICLE INFO Article history:

Received 10, 02, 2023

Revised 15, 02,2023

Accepted 10, 03, 2023

ABSTRAK

Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian dimana latar belakangnya adalah perkembangan emosional yang muncul pada anak yang mempunyai ibu bekerja di Jorong Palapa Saiyo I. Tujuannya dilakukan penelitian ini yaitu untuk melihat adaah hubungan antara ibu bekerja dengan perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif korelasional dengan jumlah sampel sebanyak 25 orang ibu bekerja. Analisis data yang digunakan yaitu korelasi product moment dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji linearitas dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan jika terdapatnya hubungan antara ibu bekerja denga perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun yang berarti Ha diterima serta H0 ditolak dikarenakan dari hasil uji korelasi terdapat nilai signifikan yakni 0.001 yang artinya lebih kecil dari signifikansi yaitu ɑ= 0.05 Kata Kunci: Ibu Bekerja, Perkembangan Emosional, Anak Usia 4-6 Tahun.

How to Cite :Camelia Oktavia, Nurhafizah, (2023), Hubungan Ibu Bekerja Terhadap Perkembangan Emosional Anak Usia 4-6 Tahun, Pelangi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5 (1), 93- 108.

DOI : https://doi.org/10.52266/pelangi.v4i1.766

Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/pelangi This is an open acc : ess article under the CC BY SA license

PENDAHULUAN

p_ISSN: 2655593 & e_ISSN: 27456439 Volume 5, Issue 1, Maret 2023

(2)

94 Anak ialah anugerah serta sekaligus amanah yang dititipkan sang pencipta kepada orangtua. Orangtua adalah cerminan yang dapat dilihat serta ditiru oleh anak-anaknya. Orangtua juga tempat pertama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. keterlibatan orangtua penting terhadap tumbuh serta kembannya anak dikarenakan orangtua terutama ibu dapat memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan anak.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di zaman sekarang sudah banyak ditemukan ibu yang juga ikut serta bekerja.

Ibu bekerja ini merupakan aktivitas yang dilakukan seorang ibu untuk mendapatkan penghasilan tertentu untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan keluarga. Seorang ibu bekerja memiliki tanggung jawab kepada keluarga terutama kepada anak.

Secara umum, perkembangan anak usia dini melputi 5 aspek yakni aspek kognitif, fisik motorik, sosial, emosional, seni serta perkembangan lainnya. Setiap perkembangan tentunya akan memiliki dampak terhadap aktivitas yang dilakukan anak pada kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan perkembangan tersebut, tentunya perlu rangsangan dan stimulasi yang baik dari orangtua ataupun guru agar perkembangan anak bisa berjalan sesuai dengan usianya.

Perkembangan emosi pada anak usia dini sangat perlu dirangsang sejak dini karena perilaku emosi sangat berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dikehidupannya.1 Kehidupan emosional anak adalah sesuatu yang lebih rumit. Karna jika emosi anak semakin kuat maka akan memberi tekanan yang semakin kuat dan mengguncang keseimbangan tubuh guna melakukan aktivitas tertentu.

1Brooks, Jane. 2011. The Process Of Parenting. Americas: McGrow-Hill, hal. 490.

(3)

95 Durasi waktu anak dirumah lebih panjang daripada durasi waktu disekolah, karena waktu disekolah hanya 3-4 jam selebihnya anak akan berada dirumah dengan waktu yang panjang sehingga interaksi kebutuhan dengan orangtua itu sangat penting. Seharusnya dengan waktu yang panjang tersebut anak lebih banyak berinteraksi dengan orangtua akan tetapi orangtua lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja, sehingga membuat anak terlihatmurung dan anak akan mencari perhatian kepada orang lain disekitarnya. Hal ini disebabkan kurangnya waktu yang diberikan oleh orangtua kepada anak terutama ibu.

Hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan di Jorong Palapa Saiyo I terdapat berbagai macam emosi yang ditunjukkan oleh anak ketika ibu mereka bekerja. Emosi yang ditunjukkan oleh anak yaitu dengan mencari perhatian kepada orang sekitar dan menunjukkan emosi yang berlebihan.

Emosi yang ditunjukkan oleh anak seperti anak akan mencari perhatian orang lain dengan cara menjahili temannya sampai temannya tersebut menangis dan menarik perhatian sekitar, menunjukkan rekasi emosi yang berlebihan ketika tersinggung sedikit oleh temannya dan menunjukkan rasa cemburu ketika melihat temannya bermain dengan ibunya.

TINJUAN TEORITIS A. ANAK USIA DINI

2Anak usia dini ialah tahap awal yang penting selama masa tumbuh serta kembangnya kehidupan manusia. 3Jika anak usia dini biasa dikatakan sebagai anak prasekolah yang sensitif atau masa peka. Masa ini sangat ideal meletakkan dasar bagi pengembangan bermacam potensi serta kemampuan

2 Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP Press. hal. 25.

3 Wiyani, Novan Ardy. 2016. Konsep Dasar Paud. Yogyakarta: Gava Media. hal. 97.

(4)

96 fisik, kognitif, bahasa, sosial serta emosional, agama serta moral.

Anak usia dini yakni anak rentan usia 0-6 tahun yang dimana masa ini anak sedang proses perkembangan serta pertumbuhan yang cukup pesat serta mendasar selama rentang tumbuhan serta kembangnya. 4masa ini adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan potensi anak.

Kemungkinan terbuka ketika dirangsang dengan benar, dibimbing, didukung dan dirawat untuk pertumbuhan dan perkembangan.

5Anak usia dini yakni anak yang sedang mengalami masa perkembangan serta pertumbuhan yang tinggi serta unik, ataupun disebut dengan anak prasekolah. 6Anak usia dini yakni anak yang memilik usia 0-8 tahun dimana mempunyai tumbuh serta kembang yang khusus sesuai pada tahapan yang sedang dilewati anak.

B. IBU BEKERJA

Keluarga ialah lingkungan pertama untuk anak yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. 7Mattessich dan Hill mengatakan, keluarga adalah hubungan kekerabatan yang erat, ataupun hubungan emosional yang begitu dekat yang memperlihatkan 4 hal yakni:

“saling ketergantungan yang erat, memelihara batas-batas yang terseleksi, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan kemampuan untuk mempertahankan identitas dan tanggung jawab.”8Keluarga ialah pendidik

4 Astuti, Triwidya, Nurhafizah Nurhafizah, and Yulsyofriend Yulsyofriend. 2019.

“Hubungan Pola Komunikasi Orangtua Terhadap Perkembangan Berbicara Anak Di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Koto Tangah.” JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) 3(2): 88.

5 Oktavia, N A, and N Nurhafizah. 2020. “Dampak Perbedaan Penerapan Pola Asuh Ayah Dan Ibu Terhadap Perkembangan Emosionai Anak Usia 4-5 Tahun.” SELING: Jurnal Program

… 6: 10–17.

6 Nurmalitasari, Femmi, Program Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, and Universitas Gadjah.

2015. “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Prasekolah.” 23(2): 103–11.

7 Puspitawati, Herien, dkk. 2019. Bunga Rampai Kemitraan Gender Dalam Keluarga. Bogor: IPB

8 Latif, Mukhtar dkk. 2016. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Hal

(5)

97 pertama serta utama bagi anak karna anak menghabiskan 80% keseharianya bersama keluarga serta lingkungannya. Sehingga pendidikan serta pengetahuan pertama anak lebih dominan berasal dari keluarga serta lingkunganya.

9Keluarga ialah tempat pertama serta terpenting di mana anak dibesarkan. Melalui keluarga, anak-anak belajar untuk menanggapi orang lain, mengenal diri mereka sendiri, dan sekaligus mengendalikan emosi mereka. Keterlibatan orangtua sangat penting pada pertumbuhan serta perkembangan anak dikarenakan orangtua memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan anak terutama ibu. 10Ibu ialah tonggak kehidupan dalam suatu keluarga yang memberi pehatian penuh terhadap anak-anaknya. 11Erickson mengatakan peran ibu penting, hal ini disebabkan para orang tua khususnya ibu sebagai figur sentral yang dapat mendukung tumbuh kembang anaknya disarankan untuk tidak terlalu membatasi gerak anaknya.

12Peranan ibu lebih penting serta dominan dibanding peranan ayah.

Hal tersebut perlu dipahami dikarenakan ibu adalah orang yang lebih sering mendampingi anak dari lahir. Didalam keluarga, ibu adalah figur sentral yang akan menjadi contoh serta diteladani. 13Status pekerjaan ibu akan

255.

9 Dacholfany, M. Ihsan & Uswatun Hasanah. 2018. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Konsep Islam. Jakarta: Amzah. Hal. 159.

10 Gade, Fithriani. 2012. “Ibu Sebagai Madrasah Dalam Pendidikan Anak.” Jurnal Ilmiah Didaktika 13(1): 31–40.

11 Geofanny, Ravika. 2016. “Perbedaan Kemandirian Anak Usia Dini Ditinjau Dari Ibu Bekerja Dan Ibu Tidak Bekerja.” Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi 4(4): 464–70.

12 Kartikowati, Endang &Zubaedi. 2020. Pola Pembelajaran 9 Pilar Karakter Pada Anak Usia Dini Dan Dimensi-Dimensinya. Jakarta: Prenamedia Group. Hal. 148.

13 Badar, Anastasia Natalia, Fransiska Yuniati Demang, and Gabriel Fredi Daar. “Di Paud Santa Juliana Golo Bilas.” 6(1): 1–11.

(6)

98 mempengaruhi pola asuh yang diterapkan oleh ibu. 14Peran ibu yakni:

“Menumbuhkan rasa kasih sayang dan cinta, menumbuhkan kemampuan berbahasa yang baik pada anak dan mendidik anak berperilaku baik dan benar sesuai dengan jenis kelaminnya.”

Seiring pada perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi zaman sekarang sudah sering ditemukan ibu yang juga ikut serta untuk bekerja.

Banyak ibu bekerja sebagai pedagang, petani, pembantu rumah tangga, atau pekerjaan lain.

15Ibu bekerja merupakan suatu peran ganda yang dilakukan oleh seorang perempuan, yaitu antara mengurus keluarga dan menjalankan pekerjaannya. 16Peran ibu begitu dominan dalam mengasuh serta mendidik anak.

17Tujuan ibu bekerja yaitu merupakan aktualisasi diri agar mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat. 18Ibu memiliki peran peran sangat penting dalam perkembangan anak. dengan terdapatnya emansipasi wanta, setiap wanita mulai mengembanhgkan dirinya dengan memulai karir serta bekerja diluar rumah sehingga waktu bersama keluarga khususnya anak akan berkurang.

14 Rakhmawati, Istina. 2015. “Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak.” Jurnalbimbingan Konseling Isla 6(1): 1–18.

15 Yuliasari. 2021. “Vol 10 No 2 Hal 12-25 J + PLUS UNESA Jurnal Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Tahun E- ISSN 2580-8060.” 10(2): 12–25

16 Wijirahayu, Ani, D.K. Pranaji, and Istiqlaliyah Muflikhati. 2016. “Kelekatan Ibu-Anak, Pertumbuhan Anak, Dan Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Prasekolah.” Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen 9(3): 171–82.

17 Akbar, Zarina, and Kharisma Kartika. 2016. “Konflik Peran Ganda Dan Keberfungsian Keluarga Pada Ibu Yang Bekerja.” JPPP - Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi 5(2): 63–69.

18 Rohani. 2020. “Hubungan Status Ibu Bekerja Dengan Perkembangan Mental Utamanya Mengasuh Anak Walaupun Ibu Bekerja Di Luar Rumah . Dengan Meningkatnya Jumlah Ibu Yang Bekerja Perlu Dikaji Dampak Positif Dan Negatif Dari Ibu Bekerja Dan.” 1(2): 114–21.

(7)

99

C. PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI

19Perkembangan adalah perubahan fisik dan psikologiss individu atau organisme ketingkat kematangan yang sistematis, progresif, dan berkelanjutan. 20Santrock mengartikan perkembangan dalam bahasa inggris yaitu perkembangan ialah pola perubahan yang dimulai sejak masa konsepsi serta berkelanjut selama kehidupannya. 21Perkembangan (development) ialah peningkatan kemampuan ataupun keterampilan pada struktur fungsi tubuh yang menjadi lebih kompleks dalam pola yang teratur sepanjang proses pematangan.

22Emosi ialah perasaan didalam diri kita, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, baik ataupun buruk. 23Emosi bisa didefenisikan sebagai perasaan ataupun afeksi yang melibatkan kombinasi gejolak fisiologis dengan perilaku yang tampak seperti senyuman atau ringisan. 24Menurut Santrock Emosi ialah perasaan yang terjadi ketika individu dalam keadaan yang sangat penting baginya atau terlibat dalam suatu interaksi. Reaksi yang timbul sehubungan dengan kebutuhan, tujuan, minat, serta perhatian individu. Perilaku emosional dapat dilihat dari segi perubahan respon fisiologis, emosi dan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari emosi seseorang.

19 Yusuf, Syamsu. 2014. Psikologis Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.15.

20 Sit, Masganti. 2017. Psikologi perkembangan anak usia dini. Jakarta: Prenamedia Group. Hal. 3.

21 Sukatin, Sukatin et al. 2020. “Analisis Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.” Golden Age:

Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini 5(2): 77–90.

22Syahrul, Syahrul, and Nurhafizah Nurhafizah. 2021. “Analisis Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Dan Emosional Anak Usia Dini Dimasa Pandemi Corona Virus 19.” Jurnal Basicedu 5(2): 683–96.

23 Desmita. 2016. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 116.

24Dewi. 2020. “Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini.” Jurnal Golden Age 4(01): 181–90.

(8)

100

25Emosi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. 26Emosi memiliki fungsi guna mencapai kepuasan, pemenuhan, perlindungan diri, dan bahkan kesejahteraan pribadi ketika keadaan lingkungan atau objek tertentu tidak menyenangkan. 27Crow & Crow mengatakan, emosi merupakan suatu keadaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang mempuntai fungsi serta peran sebagai inner adjustment terhadap lingkungan guna mecapai kesejahteraan dan keselamatan seseorang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikelompokkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif.

Penelitian ini ialah jenis penelitian korelasional. 28Penelitian korelasi ataupenelitian korelasional ialah penelitian yang dilakukan peneliti agar mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel ataupun lebih, tanpa mengubah, menambah, ataupun memanipulasi data yang ada.

29Populasi adalah domain umum yang meliputi objek-objek yang menunjukkan karakteristik tertentu yang peneliti putuskan guna dipelajari, setelah itu ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 25 ibu yang bekerja memiliki anak usia 4-6 tahun di Jorong Palapa Saiyo I.

Dikarenakan jumlah populasi kurang dari 30 maka, peneliti menggunakan sampel jenuh yang mana sampel jenuh/ sampling jenuh. 30Sampling jenuh ialah teknik penentuan sampel jika seluruh populasi dijadikan sebagai

25 Nurhafizah, Nurhafizah, and Azlina Moh.Kosnin. 2017. “The Development of Children’s Social- Emotional Competences: A Case Study in UNP’s Labschool-Kindergarten, Padang Indonesia.” 58:

369–74.

26 Susanto, Ahmad.2014. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Bebargai Aspeknya.

Jakarta: Prenamedia Group

27 Mahyuddin, Nenny. 2019. Emosional Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Hal. 2.

28 Arikunto, Suharsimi. 2020. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 4.

29Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabet. Hal. 126.

30 Sudaryana, Bambang. 2018. Metode Penelitian Teori dan Praktek Kuantitatif dan Kualitatif.

Sleman: DEEPUBLISH. Hal. 50.

(9)

101 sampel. yang berarti seluruh anggota populasi pada penelitian ini digunakan menjadi sampel.

Teknik pengumpulan data penelitian ini ialah penyebaran kuisioner yang dibagikan kepada ibu bekerja yang mempunyai anak usia 4-6 tahun.

Pengukuran dalam angket ini menggunakan skala likert yakni: “Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).”

Sebelum isntrumen digunakan, instrument akan diuji terlebihi dahulu dengan menggunakan uji validitas. Selain uji validitas instrument ini akan diuji dengan uji realibilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, variabel ibu bekerja di buat berdasarkan teori.

Data ibu bekerja(X) dikumpulkan melalui angket yang meliputi 16 pernyataan yang telah diuji validitas dan realibitasnya,dan terdiri dari 4 sub variabel yakni, “otoriter parenting, Authoritative parenting, neglectful parenting dan indulgent parenting.” Selanjutnya angket di sebarkan kepada 25 ibu bekerja sebagai responden untuk diisi. Distribusi skor jawaban yang menyebar untuk skor terendah 1 serta tertinggi 5. Perolehan jawaban dari instrument kuesioner ibu bekerja ini dari responden yang disebarkan dan diisi langsung oleh ibu anak yang berada di Jorong Palapa Saiyo I.

Data perkembangan emosi anak (Y) dikumpulkan mealalui angket yang meliputi 11 pernyataan yang telah diuji validitas serta realibitasnya.

Berikutnya angket disebar ke ibu bekerja yang mempunyai anak usia 4-6 tahun. Maka ditemukan total responden sebanyak 25 orang responden yang sesuai pada kriteria yang ditentukan.

Teknik analisis data penelitian in ialah uji normalitas, uji linearitas, serta uji hipotesis. Uji normalitas ini dilakukan guna mengetahui apakah

(10)

102 kedua variabel berdistribusi normal ataupun tidak. Pengujian dengan uji normalitas pada penelitian ini dengan menggunakan rumus Kolmogrov Smirnov dengan kriteria jika nilai signifikansi > 0.05 maka sebaran data penelitian berdistribusi normal.

Tabel 1.

Uji Normalitas Hubungan Ibu Bekerja dan Perkembangan Emosional Anak One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 25

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Deviation 3.72990152 Most Extreme

Differences Absolute .151

Positive .093

Negative -.151

Test Statistic .151

Asymp. Sig. (2-tailed) .146c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasar tabel tersebut bisa dilihat jika mean = 0.0000, standar deviasi

= 3,729 dan nilai signifikan residual yakni 0.146 yang berarti lebih besar dari signifikansi yakni ɑ = 0,05. Maka dinyatakan jika Ha diterima sehingga peneliti bisa menyimpulkan bahwa data keuda variabel penelitian berdistribusi normal.

Pada pengujian instrument yang berikutnya yakni dengan uji linearitas. Pengujian linearitas ini memiliki tujuan guna mengetahui hubungan antara hubungan ibu bekerja dengan perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun linear ataupun tidak, uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan program analisis statistic pendidikan SPSS veri26.

(11)

103 Tabel 2. Uji Linearitas variabel X dan Y

ANOVA Table Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Emosi Anak * Ibu Bekerja

Betwee n Groups

(Combined) 432.840 12 36.070 3.206 .027 Linearity 233.948 1 233.948 20.795 .001 Deviation

from Linearity

198.892 11 18.081 1.607 .214

Within Groups 135.000 12 11.250

Total 567.840 24

Berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan SPSS 26, diketahui nilai sig deviation linearity 0.214 > 0.05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel terikat. Maka dapat disimpulkan bhawa hubungan ibu bekerja terrhadap perkembangan emosional anak memiliki hubungan yang linear.

Pada pengujian instrument terakhir yaitu uji hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan guna mengetahui hubungan ibu bekerja terhadap perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun. Uji hipotesisi ini menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dengan bantuan SPSS versi 26.

Tabel 3. Uji Hipotesis Variabel X dan Y Correlations

Ibu Bekerja Emosi Anak Ibu

Bekerja

Pearson Correlation

1 .642**

Sig. (2-tailed) .001

(12)

104

N 25 25

Emosi

Anak Pearson

Correlation .642** 1 Sig. (2-tailed) .001

N 25 25

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa hubungan antara ibu bekerja memiliki korelasi atau hubungan dengan perkembangan emosional anak usia 4-6 tahun. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil sig. 0.001 <

0.05 sehingga peneliti menyimpulkan jika terdapatnya korelasi yang signifikan antara kedua variabel.

Berdasar hasil penelitian di Jorong Palapa Saiyo I bahwasanya terdapat hubungan ibu bekerja terhadap perkembangan emosi anak bisa dilihat dalam analisis data penelitian yang menunjukkan jika adanya hubungan yang signifikan antara ibu bekerja terhadap perkembangan emosi anak.Pada hasil uji analisis korelasi pada dua variabel terdapat hubungan yang berdistribusi normal dengan melihat nilai signifikan residual yakni 0,146 yang berarti lebih besar dari signifikansi yakni ɑ = 0,05.

Maka dinyatakan jika Ha diterima sehingga bisa disimpulkan bahwa data kedua variable penelitian berdistribusi normal. Untuk uji linearitas yang dilakukan melalui uji Anova pada SPSS diperoleh nilai Sig Deviation From Linearity 0,214 lebih besar dari signifikansi yaitu ɑ = 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Sedangkan pada uji hipotesis korelasi dengan melihat nilai signifikan yakni 0,001 lebih kecil dari signifikansi yaitu ɑ = 0,05 yang berarti adanya hubungan.

Berdasarkan hasil penelitian di Jorong Palapa Saiyo 1 terdapat hubungan yang signifikan antara ibu bekerja terhadap perkembangan emosi

(13)

105 anak usia 4-6 tahun yang artinya Ha diterima serta H0 ditolak. Berasar hasil penelitian yang dilakukan terdapat hasil nilai pearson correlation sebesar 64%

yang menyatakan bahwa ibu bekerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan perkembangan emosi anak. Berarti lebih dari setengah ibu bekerja yang mempengaruhi perkembangan emosi anak. Hal ini terjadi karena kurangnya waktu ibu bersama anak. Dapat dilihat dari perilaku anak ketika ibu dirumah atau ketika si ibu pulang kerja. Ketika ibu pulang kerja mereka langsung mencari perhatian kepada ibu dan meminta sesuatu yang di inginkan kepada ibu., sang ibu yang mungkin lelah ketika pulang bekerja tidak dapat memenuhi permintaan dari anak sehingga anak akan menunjukkan berbagai ekspresi kepada ibu. Ibu yang hampi seharian lelah bekerja, tidak bisa meluangkan waktu untuk anak.

Bahkan pada hari liburpun terkadang orang tua menolak keinginan anak yang mau berlibur ke tempat wisata dengan alasan pada hari libur ibu punya banyak kerjaan yang harus dikerjakan seperti ibu harus mencuci baju, menggosok baju dan lain sebagainya, sehingga anak menunjukkan rasa marah kepada ibu seperti anak melemparkan barang, anak berteriak dan menangis. Dalam bermain dengan teman pun anak juga bisa menarik perhatian orang lain dengan sengaja anak menjahili temannya dengan mengambil barang temannya seperti anak akan menjahili temannya dengan membawa pergi sepeda temannya dan temannya akan berteriak sehingga menarik perhatian orang yang ada disekitarnya. Tidak hanya itu anak juga cenderung tertutup dengan lingkungan sekitar karena anak sering dilarang orangtuanya bermain diluar hanya boleh bermain dirumah saja.

(14)

106 SIMPULAN

Berdasar pada hasil analisis data penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai hubungan ibu bekerja terhadap perkembangan emosi anak usia 4-6 tahun di Jorong Palapa Saiyo I dapat disimpulkan bahwa ibu bekerja dan memiliki hubungan terhadap perkembangan emosi anak usia 4-6 tahun. Dasi hasil uji hipotesis uji korelasi nilai sig 0,001 < 0,05 hal ini artinya terdapat hubungan yang signifikan antara ibu bekerja terhadap perkembangan emosi anak. Kemudian diketahui bahwa pengujian hipotesis dapat dilihat artinya hipotesis Ha penelitian ini diterima yaitu terdapatnya hubungan antara ibu bekerja terhadap erkembangan emosi anak di Jorong Palapa Saiyo I, sedangkan H0 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Zarina, and Kharisma Kartika. 2016. “Konflik Peran Ganda Dan Keberfungsian Keluarga Pada Ibu Yang Bekerja.” JPPP - Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi 5(2): 63–69.

Arikunto, Suharsimi. 2020. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, Triwidya, Nurhafizah Nurhafizah, and Yulsyofriend Yulsyofriend. 2019.

“Hubungan Pola Komunikasi Orangtua Terhadap Perkembangan Berbicara Anak Di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Koto Tangah.” JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) 3(2): 88.

Badar, Anastasia Natalia, Fransiska Yuniati Demang, and Gabriel Fredi Daar. “Di Paud Santa Juliana Golo Bilas.” 6(1): 1–11.

Brooks, Jane. 2011. The Process Of Parenting. Americas: McGrow-Hill

Dacholfany, M. Ihsan & Uswatun Hasanah. 2018. Pendidikan Anak Usia Dini

(15)

107 Menurut Konsep Islam. Jakarta: Amzah

Desmita. 2016. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Dewi. 2020. “Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini.” Jurnal Golden Age 4(01):

181–90.

Gade, Fithriani. 2012. “Ibu Sebagai Madrasah Dalam Pendidikan Anak.” Jurnal Ilmiah Didaktika 13(1): 31–40.

Geofanny, Ravika. 2016. “Perbedaan Kemandirian Anak Usia Dini Ditinjau Dari Ibu Bekerja Dan Ibu Tidak Bekerja.” Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi 4(4):

464–70.

Kartikowati, Endang &Zubaedi. 2020. Pola Pembelajaran 9 Pilar Karakter Pada Anak Usia Dini Dan Dimensi-Dimensinya. Jakarta: Prenamedia Group

Latif, Mukhtar dkk. 2016. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Kencana

Mahyuddin, Nenny. 2019. Emosional Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Nurhafizah, Nurhafizah, and Azlina Moh.Kosnin. 2017. “The Development of Children’s Social-Emotional Competences: A Case Study in UNP’s Labschool- Kindergarten, Padang Indonesia.” 58: 369–74.

Nurmalitasari, Femmi, Program Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, and Universitas Gadjah. 2015. “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Prasekolah.” 23(2): 103–11.

Oktavia, N A, and N Nurhafizah. 2020. “Dampak Perbedaan Penerapan Pola Asuh Ayah Dan Ibu Terhadap Perkembangan Emosionai Anak Usia 4-5 Tahun.”

SELING: Jurnal Program 6: 10–17.

http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/seling/article/view/555%0Ahttp://jur nal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/seling/article/download/555/470.

Puspitawati, Herien, dkk. 2019. Bunga Rampai Kemitraan Gender Dalam Keluarga.

Bogor: IPB Press

Rakhmawati, Istina. 2015. “Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak.”

Jurnalbimbingan Konseling Isla 6(1): 1–18.

(16)

108 Rohani. 2020. “HUBUNGAN STATUS IBU BEKERJA DENGAN PERKEMBANGAN MENTAL Utamanya Mengasuh Anak Walaupun Ibu Bekerja Di Luar Rumah . Dengan Meningkatnya Jumlah Ibu Yang Bekerja Perlu Dikaji Dampak Positif Dan Negatif Dari Ibu Bekerja Dan.” 1(2): 114–21.

Sit, Masganti. 2017. Psikologi perkembangan anak usia dini. Jakarta: Prenamedia Group

Sudaryana, Bambang. 2018. Metode Penelitian Teori dan Praktek Kuantitatif dan Kualitatif. Sleman: DEEPUBLISH

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sukatin, Sukatin et al. 2020. “Analisis Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.”

Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini 5(2): 77–90.

Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP Press

Susanto, Ahmad.2014. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Bebargai Aspeknya. Jakarta: Prenamedia Group

Syahrul, Syahrul, and Nurhafizah Nurhafizah. 2021. “Analisis Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Dan Emosional Anak Usia Dini Dimasa Pandemi Corona Virus 19.” Jurnal Basicedu 5(2): 683–96.

Wiyani, Novan Ardy. 2016. Konsep Dasar Paud. Yogyakarta: Gava Media

Wijirahayu, Ani, D.K. Pranaji, and Istiqlaliyah Muflikhati. 2016. “Kelekatan Ibu- Anak, Pertumbuhan Anak, Dan Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Prasekolah.” Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen 9(3): 171–82.

Yuliasari. 2021. “Vol 10 No 2 Hal 12-25 J + PLUS UNESA Jurnal Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Tahun E- ISSN 2580-8060.” 10(2): 12–25.

Yusuf, Syamsu. 2014. Psikologis Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini kurang baik bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya Yacob dan Endriani (2010), dimana pada konsentrasi 100% rata-rata diameter zona hambat ekstrak

&#34;You get the weapon we can use, and I'll make certain Ishtar gets it right where it will hurt the most.&#34; Grimly, she closed her eyes and knotted her fists. For the sake of

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman siswa terhadap konsep materi sudut dengan kemampuan menghitung besar sudut pada segitiga di kelas VII

critical theory in contemporary world politics but new social movements that explicitly connect capitalism with US imperial power remind us of the remaining relevance of Marxism

Selama ini kita menggunakan road map yang diketemukan oleh Rudolf von Savigny untuk mendapatkan kebenaran ilmiah dengan cara menemukan konsep-konsep yang ada

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat yang merupakan penelitian sebagai intrumen vital dalam melakukan penyimakan secara

Seperti yang telah kita ketahui, salah satu produk industri kimia yang dibutuhkan saat ini dan akan terus meningkat di masa yang akan datang adalah gliserol dimana bahan baku

Fasilitasi pendidikan program D-3 bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna Jakarta (khusus untuk pegawai dilingkungan Kementerian PU Pusat), Politeknik