• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas IV MI Nu Setia Mukti Kurungan Nyawa II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas IV MI Nu Setia Mukti Kurungan Nyawa II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada

Pembelajaran Tematik Di Kelas IV MI Nu Setia Mukti Kurungan Nyawa II

Safika Nidaul Mila1*, Supangat 2, Ahmad Taufiq Yuliantoro 3

123 Universitas Nurul Huda

*E-mail: abusyfasupangat@gmail.com, yuliantoro@stkipnurulhuda.ac.id

Abstrak

Pembelajaran tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti telah berjalan lancar namun masih perlu ditingkatkan lagi aktivitas belajar peserta didik. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Children Learning in Science terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV MI NU Setia Mukti. Penelitian menggunakan jenis quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest Posttest Design. Populasi berjumlah 34 peserta didik, sampel penelitian berjumlah 18 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi, analisis data menggunakan independent t test. Hasil penelitian: Pertama; Hasil belajar peserta didik kelas IV sebelum menerapkan model Children Learning in Science (CLIS) di MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II termasuk dalam ketegori sedang yaitu dari 18 peserta didik terdapat 12 orang atau 66,67% yang memperoleh nilai kategori sedang, 1 orang atau 5,56% memperoleh nilai kategori tinggi, dan 5 orang atau 27,78% memperoleh nilai kategori rendah. Kedua: Hasil belajar peserta didik kelas IV setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) di MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II termasuk dalam kategori sedang yaitu dari 18 peserta didik terdapat 13 orang atau 72,22% yang memperoleh nilai kategori sedang, 4 orang atau 22,22% memperoleh nilai kategori tinggi, dan 1 orang atau 5,56%

memperoleh nilai kategori rendah. Ketiga: Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II dengan nilai thitungl 4,086 sedangkan nilai ttabel 2,021.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Children Learning in Science, Hasil Belajar, Tematik

PENDAHULUAN

Belajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan. Hal tersebut sebagaimana definisi belajar yang disampaikan Primasari (2012) bahwa "Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap pada seseorang akibat pengalaman yang menyangkut aspek fisik maupun psikis". Definisi belajar tersebut mengisyaratkan bahwa kegiatan belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

Pengertian belajar menunjukkan bahwa belajar dilakukan oleh individu untuk memperoleh berbagai perubahan sebagai hasil dari belajar. Hal tersebut sebagaimana pengertian hasil belajar yang dikemukakan Jihad (2012) bahwa "Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu". Pengertian hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa segala bentuk perubahan yang dialami peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran baik perubahan pada bidang kognitif atau intelektual, afektif atau sikap maupun psikomotorik yaitu kemampuan gerak seperti keterampilan tertentu dapat disebut sebagai hasil belajar.

Hasil belajar yang dapat diraih oleh peserta didik ditentukan serta dipengaruhi

oleh berbagai faktor. Sudjana (2014) memberikan penjelasan bahwa ketercapaian

hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dalam diri peserta didik serta faktor ekstern

atau faktor luar diri peserta didik. Faktor dari dalam diri peserta didik meliputi seluruh

(2)

kondisi baik fisiologis maupun psikologis individu peserta didik yang sedang belajar.

Sementara itu, faktor intern belajar terdiri atas lingkungan dan pelayanan atau yang disebut faktor instrumental. Faktor instrumental yang mempengaruhi ketercapaian hasil belajar peserta didik adalah kurikulum pembelajaran, ketersediaan sarana dan prasarana belajar, serta kecakapan pendidik mengelola kegiatan pembelajaran melalui penerapan model, metode, maupun strategi pembelajaran.

Salah satu bentuk faktor ekstern berupa faktor instrumental yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik adalah penggunaan model pembelajaran yang dilakukan pendidik. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Aunurrahman (2013) bahwa, "Model pembelajaran dikembangkan beranjak dari adanya perbedaan yang berkaitan dengan berbagai karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran, dan karateristik materi pembelajaran". Ketepatan model pembelajaran akan menjadikan rasa senang peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik senantiasa akan termotivasi dalam belajar, dan menjadikan peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran sehingga mampu mendorong peserta didik untuk meraih hasil belajar yang maksimal.

Penjelasan sebagaimana tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketercapaian hasil belajar peserta didik. Berkaitan peran model pembelajaran, Sanjaya (2017) menjelaskan bahwa kemampuan dan hasil belajar peserta didik ditentukan oleh kesesuaian model, strategi, metode, maupun teknik pembelajaran yang digunakan dengan tujuan pembelajaran. Penjelasan sebagaimana tersebut mengindikasikan bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat menjadi prasyarat tercapainya tujuan pembelajaran.

Ketidaksesuaian model pembelajaran dengan tujuan serta karakteristik materi pembelajaran akan mengakibatkan pencapaian hasil belajar peserta didik kurang maksimal.

Hasil observasi di MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mulai tanggal 22 November hingga tanggal 27 November 2021 diketahui bahwa pembelajaran di kelas IV MI NU Setia Mukti dilaksanakan menggunakan berbagai model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 seperti pembelajaran berbasis masalah, berbasis projek, dan model pembelajaran melalui penyingkapan atau penemuan. Meskipun demikian, dalam implementasi pembelajaran di ruang kelas, kegiatan pembelajaran belum berjalan sesuai dengan rencana yang disusun. Kegiatan pembelajaran masih menekankan pada sistem hafalan peserta didik terhadap konsep materi pembelajaran.

Hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran tematik di MI NU Setiamukti menunjukkan bahwa pembelajaran telah berjalan lancar meskipun masih ada hal-hal yang harus diperbaiki terutama yang berkaitan dengan kecakapan dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketika pendidik memberikan penjelasan, sebagian besar peserta didik kurang memperhatikan dan kurang fokus pada penjelasan yang diberikan. Terdapat peserta didik yang asik menggambar dan melakukan aktivitas coret-coret tidak jelas pada buku tulis, dan terdapat peserta didik yang berbicara atau berbincang dengan teman sebangku. Hal tersebut sebagaimana hasil observasi aktivitas peserta didik yang menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik hanya mencapai 45,31% dan masuk kategori rendah.

Tingkat perhatian peserta didik kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II

yang kurang terhadap materi pembelajaran menjadikan pemahaman peserta didik

menjadi rendah. Pemahaman yang rendah terhadap materi pembelajaran

mengakibatkan pencaiapan hasil belajar peserta didik pun menjadi rendah. Hal

(3)

tersebut sebagaimana dokumentasi nilai harian peserta didik yang menunjukkan dari 16 peserta didik kelas IV-A terdapat 9 orang atau 56,25% yang dapat memperoleh nilai sesuai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 72, sedangkan 7 peserta didik atau 43,75% memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal.

Deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik menunjukkan terdapat permasalahan dalam pembelajaran khususnya berkaitan model pembelajaran yang diterapkan di MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II. Atas dasar permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan perubahan model pembelajaran yang lebih kreatif berbasis aktivitas belajar peserta didik untuk diterapkan pada pembelajaran tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II seperti model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS). Penerapan model pembelajaran CLIS diharapkan dapat menjadikan peserta didik terlibat aktif mengikuti pembelajaran dan memperoleh hasil yang optimal.

Model pembelajaran Children Learning in Science dikemukakan oleh Driver di Inggris. Children Learning in Science dapat diartikan sebagai kegiatan belajar sains.

Berkaitan dengan model pembelajaran Children Learning in Science, Rohadi (2017) memberikan penjelasan bahwa Children Learning in Science merupakan salah satu model pembelajaran berlandaskan teori konstruktivisme dan termasuk dalam model pembelajaran konstruktivistik ditandai dengan karakteristik yaitu mengaitkan konsepsi awal dengan pengalaman yang diperoleh selama pembelajaran di kelas sehingga memperoleh konsepsi baru yang memiliki hubungan dengan konsepsi awal.

Penjelasan sebagaimana tersebut memberikan pemahaman bahwa model pembelajaran Children Learning in Science merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan idea atau gagasan peserta didik tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta mengkonstruksikan ide-ide baru sesuai dengan hasil percobaan. Penerapan Children Learning in Science memberikan kesempatan setiap peserta didik untuk membangun kembali berbagai ide yang dimiliki berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kegiatan pengamatan terhadap sumber belajar maupun berbagai keadaan lingkungan belajar.

Berdasarkan penjelasan model pembelajaran Children Learning in Science, maka model pembelajaran Children Learning in Science dipilih sebagai model pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II melalui penelitian eksperimen. Pemilihan dan penerapan

Children Learning in Science ditujukan agar setiap peserta didik mampu mengasah

keterampilannya untuk memahami materi pembelajaran dengan berbagai teknik seperti berdiskusi maupun sharing dengan peserta didik lain. Melalui model pembelajaran Children Learning in Science diharapkan peserta didik lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan lebih memahami materi yang disampaikan sehingga akan berimplikasi pada pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Peneliti melakukan penelitian berjudul "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Children

Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II".

TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan tinjauan pustaka penelitian terdahulu dengan hasil sebagai berikut:

a. Ratna Hariyati (2018) berjudul "Implementasi Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika Peserta Didik pada Materi Pembelajaran Bunyi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Martapura Tahun Pembelajaran 2017/2018". Penelitian tersebut merupakan bentuk penelitian tindakan kelas dengan

(4)

teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik rata-rata 27,45% pada setiap siklusnya.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian akan dilaksanakan terletak pada penggunaan model pembelajaran CLIS dan variabel terikat yaitu hasil belajar peserta didik. Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian akan dilaksanakan terletak pada jenis penelitian yaitu penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, sedang penelitian akan dilakukan adalah penelitian eksperimen. Perbedaan lain terletak pada teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi, sedangkan penelitian akan dilakukan menggunakan tes dan dokumentasi. Analisis data yaitu penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian akan dilakukan menggunakan kuantitatif statistik menggunakan uji t. Perbedaan terakhir terletak pada mata pelajaran yang diteliti yaitu IPA Fisika dan Tematik serta lokasi tempat pelaksanaan penelitian.

b. Ni Made Deny Novia Damayanti (2017) berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran CLIS Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Seririt". Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi terdiri dari kelas V SD di Gugus VIII Kecamatan Seririt yang berjumlah 210 peserta didik dengan tehnik simple random sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan tes obyektif. Data-data terkumpul dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif serta teknik statistik inferensial uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dan kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pebelajaran konvensional, dengan perhitungan thitung = 2,6 > ttabel

= 1,99897 dengan signifikansi 5%. Rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CLIS adalah 13,76 lebih tinggi dari kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional yaitu 11,20. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian akan dilaksanakan terletak pada jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen, variabel bebas yaitu Children Learning In Science dan variabel terikat yaitu hasil belajar.

Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian akan dilaksanakan terletak pada desain penelitian yaitu eksperimen semu dan eksperimen murni, teknik pengumpulan data penelitian ini hanya menggunakan tes objektif, sedangkan penelitian akan dilakukan menggunakan tes objektif dan dokumentasi, mata pelajaran yang diteliti yaitu IPA Fisika dan Tematik serta lokasi tempat dilaksanakan penelitian.

c. Wahyu Lailatul Baridah (2021) berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) terhadap Peningkatan Literasi Sains Siswa SD Negeri 2 Banaran Kertosono". Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimen dengan desain eksperimen semu. Data-data terkumpul dianalisis menggunakan uji independent sample t test. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh model pembelajaran CLIS terhadap peningkatan kemampuan literasi peserta didik. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian akan dilaksanakan terletak pada variabel model pembelajaran CLIS dan teknik analisis data yang digunakan. Adapun perbedaan terletak pada variabel terikat yaitu antara kemampuan literasi dan hasil belajar, jenis penelitian yang digunakan, serta teknik pengumpulan data.

Berdasarkan deskripsi penelitian-penelitian terdahulu diketahui bahwa terdapat beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan penelitian akan dilaksanakan.

Secara umum persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan terletak pada variabel bebas dan variabel terikat. Adapun perbedaan utama penelitian terdahulu dengan penelitian akan dilaksanakan terletak pada jenis dan desain penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

METODE PENELITIAN

(5)

Dilihat dari data yang digunakan serta teknik analisis data yang akan dilakukan, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sani (2018) mengemukakan "Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data atau instrumen yang menghasilkan data numerik atau angka". Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Sugiyono (2015) mengemukakan, "Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment atau perlakuan tertentu seperti pengaruh ruang kerja terhadap produktivitas kerja". Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen atau eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2017). Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dengan pemberian treatment atau perlakuan khusus pada subjek penelitian.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 34 orang dan terbagi dalam dua kelas dengan sampel terambil secara random yaitu menggunakan teknik klaster (cluster).

Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui dua teknik yaitu teknik tes dan dokumentasi. Uji instrumen penelitian yang digunakan adalah uji validitas, uji normalitas, uji tingkat kesukaran soal, dan uji daya pembeda soal, sedangkan prasyarat analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan homogenitas. Adapun analisis data yang digunakan adalah uji independent t test. Seluruh perhitungan dilakukan menggunakan aplikasi SPSS Versi 25.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil observasi pendahuluan yang menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas IV MI NU Setia Mukti dilaksanakan menggunakan berbagai model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 seperti pembelajaran berbasis masalah, berbasis projek, dan model pembelajaran melalui penyingkapan atau penemuan.

Meskipun demikian, dalam implementasi pembelajaran di ruang kelas, kegiatan pembelajaran belum berjalan sesuai dengan rencana yang disusun. Kegiatan pembelajaran masih menekankan pada sistem hafalan peserta didik terhadap konsep materi pembelajaran.

Hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran tematik di MI NU Setiamukti menunjukkan bahwa pembelajaran telah berjalan lancar meskipun masih ada hal-hal yang harus diperbaiki terutama yang berkaitan dengan kecakapan dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketika pendidik memberikan penjelasan, sebagian besar peserta didik kurang memperhatikan dan kurang fokus pada penjelasan yang diberikan. Terdapat peserta didik yang asik menggambar dan melakukan aktivitas coret-coret tidak jelas pada buku tulis, dan terdapat peserta didik yang berbicara atau berbincang dengan teman sebangku. Hal tersebut sebagaimana hasil observasi aktivitas peserta didik yang menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik hanya mencapai 45,31% dan masuk kategori rendah.

Tingkat perhatian peserta didik kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II yang kurang terhadap materi pembelajaran menjadikan pemahaman peserta didik menjadi rendah.

Pemahaman yang rendah terhadap materi pembelajaran mengakibatkan pencaiapan hasil belajar peserta didik pun menjadi rendah. Hal tersebut sebagaimana dokumentasi nilai harian peserta didik yang menunjukkan dari 16 peserta didik kelas IV-A terdapat 9 orang atau 56,25%

yang dapat memperoleh nilai sesuai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 72, sedangkan 7 peserta didik atau 43,75% memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif quasi eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design melalui One Group Pretest Posttest Design yang melibatkan satu kelompok sampel yaitu kelas IV-B MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara memberikan treatment dalam pembelajaran yaitu penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS). Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pembelajaran di kelas yaitu tiga kali pertemuan sebelum treatment dan tiga kali pertemuan untuk memberikan treatment. Pembelajaran dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk melaksanakan tes baik

(6)

sebelum treatment maupun ketika treatment diberikan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara berkesinambungan selama tiga kali pertemuan dan diikuti oleh 18 peserta didik baik sebelum maupun setelah treatment diberikan. Setelah kegiatan pembelajaran berakhir dilakukan evaluasi untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik dengan cara membagikan instrumen tes yang telah diujikan terlebih dahulu.

Setelah pelaksanaan pembelajaran dan tes selesai, maka dilakukan koreksi terhadap hasil kerja peserta didik bersama pendidik kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II.

Hasil koreksi kemudian dianalisis guna keperluan penelitian. Hasil analisis terhadap hasil tes peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)

Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) diketahui menggunakan instrumen tes sebanyak 20 nomor yang telah memenuhi syarat uji instrumen penelitian yaitu valid, reliabel, tingkat kesukaran beragam, dan daya beda minimal cukup. Tes diberikan kepada seluruh peserta didik sebanyak 18 orang sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) selesai. Hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) kemudian dianalisis menggunakan program SPSS versi 25.

Analisis data hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut ditunjukkan hasil tes bahwa dari 18 peserta didik terdapat 12 orang atau 66,67% yang memperoleh nilai kategori sedang yaitu memperoleh nilai 63,62 - 82,76. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa dari 18 peserta didik terdapat 1 orang atau 5,56% memperoleh nilai kategori tinggi yaitu memperoleh nilai di atas 82,76, sedangkan 5 orang peserta didik atau 27,78%

memperoleh nilai kategori rendah yaitu memperoleh nilai di bawah 63,62.

Persentase peserta didik yang memperoleh nilai kategori sedang sebesar 66,67% telah lebih dari 50% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan sehingga dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) termasuk dalam kategori sedang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pembelajaran Tematik peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) di MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II masuk dalam kategori sedang atau cukup.

b. Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)

Hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) diketahui menggunakan instrumen tes sebanyak 20 nomor yang telah memenuhi syarat uji instrumen penelitian yaitu valid, reliabel, tingkat kesukaran beragam, dan daya beda minimal cukup. Tes diberikan kepada seluruh peserta didik sebanyak 18 orang sesudah pembelajaran berakhir. Hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) kemudian dianalisis menggunakan program SPSS versi 25.

Analisis data hasil tes peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut dibuktikan dari hasil tes yang menunjukkan bahwa dari 18 peserta didik terdapat 13 orang atau 72,22% yang memperoleh nilai kategori sedang yaitu 63,62 - 82,76, 4 orang atau 22,22% memperoleh nilai kategori tinggi yaitu >82,76, sedangkan 1 orang lain atau 5,56% memperoleh nilai kategori rendah yaitu <63,62. Persentase peserta didik yang memperoleh nilai kategori sedang sebesar 72,22% telah lebih dari 50% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan sehingga dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) termasuk dalam kategori sedang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pembelajaran Tematik peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science

(7)

(CLIS) di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II masuk dalam kategori sedang atau cukup.

c. Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik

Setelah masing-masing data hasil tes baik sebelum menggunakan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) maupun hasil tes peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji Independent Sample T Test berbantuan program SPSS versi 25.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Independent Sample T Test kolom output Group Statistics jumlah data hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) sebanyak 18 dan setelah penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) sebanyak 18 peserta didik.

Nilai rata-rata hasil tes peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) adalah sebesar 67,78, sementara nilai rata-rata hasil tes peserta didik setelah penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) adalah sebesar 78,61. Data tersebut menunjukkan bahwa secara deskriptif statistik terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil tes peserta didik sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS).

Hasil analisis Independent Sample T Test kolom output Independent Sample T Test diketahui bahwa nilai sig. Levene's Test for Equality of Variances adalah 0,385 >

0,05 sehingga dapat diartikan bahwa varians data hasil tes peserta didik sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) adalah homogen atau sama. Penafsiran tabel output Independent Samles T Test berpedoman pada nilai yang terdapat dalam tabel Equal Variances Assumed.

Berdasarkan tabel output Independent Samples t Test pada bagian Equal Variances Assumed diketahui nilai sig. (2-tailed) thitung sebesar 4,086. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel yang terdapat pada tabel distribusi t dengan df = 36. Nilai ttabel untuk df = 36 adalah 2,021. Berdasarkan analisis nilai thitung dan ttabel

diketahui bahwa nilai thitung > dari nilai ttabel yaitu 4,086 > 2,021. Oleh karena nilai thitung >

ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) lebih baik dari hasil belajar peserta didik sebelum menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS). Hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) umumnya berada pada kategori sedang atau cukup, sedangkan hasil belajar peserta didik sebelum menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) juga mayoritas berada pada kategori sedang. Meskipun kedua hasil tes menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik memiliki hasil belajar kategori sedang, namun jika dilihat dari persentase peserta didik yang berada pada kategori tinggi dan kategori rendah, hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik sebelum menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS).

Hasil analisis menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki hasil belajar kategori tinggi setelah penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) berjumlah 4 orang atau 22,22%, sedangkan sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) hanya terdapat 1 peserta didik atau 5,56% yang memperoleh nilai kategori tinggi. Selain itu, hasil belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) menunjukkan hanya terdapat 1 peserta didik atau 5,56% yang memperoleh hasil belajar kategori rendah, namun sebelum penerapan model pembelajaran

(8)

Children Learning in Science (CLIS) terdapat 5 peserta didik atau 27,78% memperoleh nilai kategori rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) lebih baik dari hasil belajar peserta didik sebelum menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) cocok dan efektif untuk diterapkan pada pembelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II. Model pembelajaran Children Learning in Science merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan idea atau gagasan peserta didik tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta mengkonstruksikan ide-ide baru sesuai dengan hasil percobaan. Penerapan Children Learning in Science memberikan kesempatan setiap peserta didik untuk membangun kembali berbagai ide yang dimiliki berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kegiatan pengamatan terhadap sumber belajar maupun berbagai keadaan lingkungan belajar.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) pada pembelajaran Tematik menjadikan peserta didik lebih serius mengikuti kegiatan pembelajaran. Melalui model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) peserta didik mampu mengasah keterampilannya untuk memahami materi pembelajaran dengan berbagai teknik seperti berdiskusi maupun sharing dengan peserta didik lain. Melalui model pembelajaran Children Learning in Science diharapkan peserta didik lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan lebih memahami materi yang disampaikan sehingga akan berimplikasi pada pencapaian hasil belajar yang memuaskan.

Kegiatan penelitian melalui penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) mampu menjadikan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan perhatian peserta didik dalam menyimak penjelasan pendidik terhadap materi pembelajaran. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Ngalimun (2014) bahwa:

Children Learning in Science berupaya untuk terus berusaha agar dapat mengembangkan berbagai ide yang dimiliki peserta didik kemudian mengembangkannya melalui pengamatan maupun percobaan. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasan dengan gagasan peserta didik lainnya dan mendiskusikan untuk menyamakan persepsi. Setiap peserta didik memiliki kesempatan mengembangan berbagai ide yang dimiliki melalui berbagai kegiatan percobaan sesuai materi pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran setiap peserta didik dapat mempraktekkan hasil dari pengembangan ide maupun gagasan pada situasi yang baru.

Melalui penerapan model pembelajaran Children Learning in Science merupakan pembelajaran yang berusaha mengembangkan gagasan atau konsep awal peserta didik tentang suatu masalah atau peristiwa tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi gagasan atau konsep berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Model pembelajaran Children Learning in Science adalah kerangka berpikir untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengamatan dan percobaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelebihan utama model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) adalah dapat menciptakan kreativitas peserta didik untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif, terjlainnya kerja sama sesama peserta didik dan peserta didik terlibat secara langsung dalam melakukan kegiatan dan menciptakan belajar lebih bermakna, karena timbulnya kebanggaan siswa menentukan sendiri konsep ilmiah yang sedang dipelajari dan peserta didik akan bangga dengan hasil temuanya. Selain itu, penerapan model pembelajaran Children Learning in Science dapat menjadikan pendidik dalam mengajar akan lebih mudah, karena dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, sehingga pendidik hanya menyediakan berbagai masalah yang

(9)

berhubungan dengan konsep yang diajarkannya, sedangkan peserta didik bisa mencari sendiri jawabannya. Pendidik dapat menciptakan alat-alat atau media pembelajaran yang sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian yang telah dilakukan juga mendukung hasil-hasil penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Ratna Hariyati (2018) yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik rata-rata 27,45% pada setiap siklusnya. Melalui penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) peserta didik senantiasa berupaya untuk selalu terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mengembangkan pemahamannya terhadap materi yang disampaikan.

Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Md. Deny Novia Damayanti (2017). Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dan kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pebelajaran konvensional, dengan perhitungan thitung = 2,6 > ttabel = 1,99897 dengan signifikansi 5%. Rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CLIS adalah 13,76 lebih tinggi dari kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional yaitu 11,20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) efektif diterapkan pada pembelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II. Penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) berpegang pada prinsip bahwa dalam pembelajaran dilaksanakan dari masalah konstektual yang diberikan oleh pendidik diawal pembelajaran, kemudian dalam menyelasaikan masalah peserta didik diarahkan dan diberi bimbingan terbatas, sehingga peserta didik mengalami proses menemukan kembali konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-rumus matematika sebagaimana ketika konsep, prinsip, sifat-sifat dan rumus-rumus itu ditemukan. Prinsip ini mengacu pada pandangan konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer atau diajarkan melalui pemberitahuan dari pendidik, melainkan dari peserta didik sendiri. Oleh karena itu, setiap peserta didik harus diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam proses pengembangan seluruh perangkat pembelajaran dan wawasan sendiri sehingga dimungkinkan peserta didik akan lebih memahami materi pembelajaran dan memperoleh hasil belajar secara maksimal.

Penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dapat mendorong peserta didik untuk menguasai materi pelajaran. Model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) menjadikan peserta didik merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran, dapat menghayati materi pembelajaran secara baik sehingga akan berimplikasi pada pencapaian hasil belajar peserta didik. Melalui model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) peserta didik memiliki kegiatan aktif memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan pendidik. Dengan demikian pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran meningkat dan berimplikasi pada peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Hasil belajar peserta didik kelas IV sebelum menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) pada mata pelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II termasuk dalam ketegori sedang yaitu dari 18 peserta didik terdapat 12 orang atau 66,67% yang memperoleh nilai kategori sedang, 1 orang atau 5,56% memperoleh nilai kategori tinggi, dan 5 orang atau 27,78% memperoleh nilai kategori rendah dengan nilai rata-rata hasil tes peserta didik sebesar 67,78.

b. Hasil belajar peserta didik kelas IV setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) pada mata pelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti

(10)

Kurungan Nyawa II termasuk dalam kategori sedang yaitu dari 18 peserta didik terdapat 13 orang atau 72,22% yang memperoleh nilai kategori sedang, 4 orang atau 22,22% memperoleh nilai kategori tinggi, dan 1 orang atau 5,56% memperoleh nilai kategori rendah dengan nilai rata-rata hasil tes peserta didik sebesar 78,61.

c. Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Tematik di kelas IV MI NU Setia Mukti Kurungan Nyawa II dengan nilai thitungl 4,086 sedangkan nilai ttabel 2,021.

Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak sedangkan Ha diterima.

Limitasi dan Studi Lanjutan

Tidak ada penelitian yang mencakup semua aspek. Peneliti-peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan research and development untuk mengembangkan produk berupa media pembelajaran yang dapat digunakan pendidik. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengembangkan khasanah intelektual mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Universitas Nurul Huda Sukaraja.

Daftar Pustaka

Aunurrohman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Baridah, Wahyu Lailatul. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) terhadap Peningkatan Literasi Sains Siswa SD Negeri 2 Banaran Kertosono.

Experiment: Journal of Science Education, 1 (1), 2021, 13-18. Jurnal Penelitian Tidak Diterbitkan. Available at: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/experiment.

Damayanti, Ni Made Deny Novia. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran CLIS Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Seririt. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017.

Hariyati, Ratna. 2018. Implementasi Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika Peserta Didik pada Materi Pembelajaran Bunyi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Martapura Tahun Pembelajaran 2017/2018. Jurnal JIPFRI; Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah STKIP Nurul Huda Sukaraja.

Jihad, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Primasari, Tia Triana. 2012. Kecerdasan Emosional dan Belajar. Palembang: Grafika Telindo Press.

Rohadi. 2017. Pendidikan Sains yang Humanitis : Dimensi Pendidikan Fisika IPA dan Pengembangannya Sebagai Disiplin Ilmu. Yogyakarta: Kanisius.

Sani, Ridwan Abdullah. 2018. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Tira Smart.

Sanjaya, Wina. 2017. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media Group.

Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2015. Dasar-dasar Statistik Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta

Wijaya, Nuriman. 2017. Penerapan Model Children Learning in Science untuk Meningkatkan Konsepsi Peserta didik Tentang Sumber Makanan dalam Pembelajaran IPA SD.

Tesis. Diakses dari repositori.upi.edu/5287/8/5-pgsd-kelas-0903297.bibliography pada tanggal 18 Desember 2017 18.07 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya lansia yang mempunyai kualitas tidur cukup atau baik lebih banyak pada lansia yang tinggal bersama keluarga di Dukuh Kajen dibandingkan dengan lansia yang tinggal di

Melaksanakan layanan pendampingan inkubasi tenant sesuai dengan paket fasilitas yang tersedia dan indikasi kebutuhan tenant, melalui kegiatan-kegiatan uji produksi

Dalam manajemen media massa, diperlukan perencanaan yang baik dan strategi yang efektif dan efisien untuk mendapatkan tujuan perusahaan, dalam penelitian ini adalah Motion

AREA KEBERANGKATAN AKAP.. AREA

Telp. Misalnya dirimu sedang mengendarai mobil di jalan lurus dengan laju 60 km/jam. Pada jarak 100 meter di depan anda terdapat seorang anak SD yang sedang!. menyebrang jalan.

yang terletak sesudah penciptaan kedua objek berkelas Mobil digunakan untuk menjalankan metode run()yang terdapat pada kelas Mobil untuk objek yang dirujuk oleh...

latihan smash bola voli yang dibuat dalam berbagai variasi latihan untuk bagian-bagian detail keterampilan gerak teknik dasar smash yang mudah diikuti karena model latihan

Bila dikaitkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Sistem Kesehatan, maka adalah suatu hal yang penting dan wajib bagi Pemerintah Kota Medan untuk memberikan pelayanan