• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. BAHAN AJAR PAMERAN INOBEL SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "4. BAHAN AJAR PAMERAN INOBEL SMP"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

(4) BAHAN AJAR

PAMERAN KARYA PERLOMBAAN INOVASI PEMBELAJARAN

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

(2)
(3)

PENGANTAR

Karya seni rupa merupakan buah cipta perupa yang penuh dengan nilai-nilai. Nilai-nilai terebut di antaranya adalah nilai seni, pedagogis, sosial-kemasyarakatan, religious, ekonomi, budaya dan humanis. Manusia sebagai perupa merupakan makhluk sosial yang hidup yang memerlukan pertolongan dan kerjasama dengan orang lain. Dengan pertolongan dan kerjasama dengan orang lain ini, perupa akan lebih bermakna dan berkembang sesuai dengan harkat dan martabatnya.

Perkembangan seni rupa dewasa ini sangat pesat, karena adanya pengaruh teknologi yang sangat canggih (internet). Dengan mengunduh tentang perkembangan seni rupa dari internet, maka si pengunduh dapat dengan segera mengetahui seluk-beluk perkembangan tersebut. Begitu juga kegiatan keseni-rupaan yang diselenggarakan oleh siapa saja dapat diunggah di internet, sehingga kegiatan pameran tersebut segera tersosialisasikan ke seluruh pelosok dunia.

Bahan ajar ini terdiri dari dua bab yaitu, bab I berisi tentang tentang Pameran/Presentasi dan

bab II Susunan display yang disusun secara praktis dan sederhana.

Semoga bermanfaat.

1. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

Setelah mempelajari Bahan Ajar ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian pameran atau display ;

2. menjelaskan tujuan dan fungsi pameran display; 3. merancang persiapan pameran;

4. merencanakan hasil karya inovasi berdasarkan rambu-rambu yang ditentukan dalam

(4)

2. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Teruraikannya pengertian pameran atau display dengan jelas dan benar ;

2. Terurainnya tujuan dan fungsi pameran dengan jelas dan benar; 3. Terciptannya rancangan persiapan pameran secara baik;

4. Terbentuknya rencana hasil karya inovasi berdasarkan rambu-rambu yang ditentukan dalam display secara jelas dan sistematis.

3. RUANG LINGKUP MATERI A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup bahan ajar ini terdiri dari dua bab yaitu pameran/presentasi dan susunan display. Kegiatan pembelajaran ini terdiri dari menjelaskan pengertian pameran atau display, tujuan dan fungsi pameran display, merancang tata letak atau lay out karya inovasi, merencanakan hasil karya inovasi berdasarkan rambu-rambu yang ditentukan dalam display.

4. URAIAN MATERI

PAMERAN/PRESENTASI

Pengertian Pameran

Pengertian pameran adalah suatu kegiatan untuk menampilkan suatu karya seni berupa barang, jasa atau prestasi kepada masyarakat umum. Pameran digunakan untuk menampilkan karya seni rupa, sedangkan penampilan karya seni musik atau seni tari disebut pagelaran.

Tujuan Pameran

Tujuan diselenggarakan pameran adalah sebagai berikut:

 Sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi kelompok pecinta seni dan masyarakat.

(5)

 Memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan pengembangan budaya nasional.

 Wujud dari hasil praktik seni rupa. Bila praktek berkarya seni tidak ditunjukkan kepada masyarakat, maka akan menjadi pengisi ruang gudang belaka.

 Sarana menunjukkan dan mengembangkan bakat pelajar kepada masyarakat dan kemungkinan mendapatkan penghasilan dari bidang seni.  Meningkatkan apresiasi seni pada generasi muda. Bangsa yang maju

seringkali ditandai dengan besarnya apresiasi (penghargaan) mereka terhadap kehidupan seni dan budaya.

Fungsi Pameran

Fungsi diadakannya pameran antara lain sebagai berikut:

 Sebagai sarana pembelajaran untuk menanamkan kesadaran akan nilai-nilai keindahan pada karya seni.

 Sebagai sarana rekreasi dan hiburan. Dengan melihat pameran akan timbul rasa senang, segar, menghilangkan kejenuhan dan ketegangan batin dan fisik.

 Sebagai sarana pencapaian prestasi. Merupakan ajang berprestasi dan berkompetisi timbul pemikiran untuk berkarya yang baik.

 Sebagai sarana apresiasi. Dengan melihat pameran seni maka akan muncul berbagai tanggapan berupa kritik, penilaian, sarana penghargaan, rangsangan seseorang untuk berbuat kreatif dalam berkarya seni dan berolah seni.

Persiapan Pameran

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam menyelenggarakan pameran antara lain: 1. Pengumpulan hasil karya

(6)

2. Tempat pameran

Sebaiknya penitia pameran memilih tempat atau ruang pameran yang luas dan mewadahi bagi pengunjung. Dengan adanya ruang yang kuat, pengunjung akan merasa lebih leluasa untuk bergerak pada saat menyaksikan pameran.

3. Publikasi

Publikasi acara merupakan salah satu penunjang suksesnya sebuah pameran karena dengan publikasi ini maka masyarakat akan dapat mengetahui pelaksanaan, tempat, waktu, dan lain-lain. Publikasi pameran yang bagus akan menghasilkan kunjungan masyarakat terhadap acara pameran pada waktu, tempat, dan tanggal pelaksanaan sesuai dengan informasi pada publikasi. Publikasi dapat berupa siaran radio, iklan pada surat kabar, spanduk, selebaran, pamflet, dan baliho.

4. Upacara pembukaan

Upacara pembukaan pameran memerlukan informasi resmi berupa undangan tentang pameran tersebut, obyek yang diundang antara lain para pejabat, pemimpin daerah, tokoh masyarakat, maupun masyarakat umum. Pada moment upacara pembukaan perlu dihadirkan wartawan dari beberapa media sehingga mereka akan meliput dan menyebarluaskan event pameran seni rupa kepada masyarakat luas.

5. Display

Adalah cara mengatur objek, gambar, produk, atau unsur-unsur lainnya untuk mencapai hasil yang artistik, komunikatif, persuasif, dan proporsional.

Artistik:

(7)

Dari luas ruang yang digunakan, semua unsur ditata secara merata, dengan bobot yang sama di setiap sisi. Bobot unsur ini bisa berdasarkan tinggi rendah, lebar/sempit, intensitas warna dari masing-masing unsur.

 Harmony

Keselarasan antara semua unsur. Misal: Jika memajang perhiasan dari perak, berukuran kecil, tentu saja jangan diletakkan berdekatan dengan guci-guci besar yang berwarna mencolok. Perhiasan perak tersebut sebaiknya diletakkan di tempat yang tidak terlalu rendah, sekitar setinggi pinggang orang dewasa, dengan diberi alas kain berwarna gelap (misal: hitam/ biru tua), dan diletakkan berdekatan dengan benda yang ukurannya tidak terlalu besar, dengan warna yang tidak terlalu mencolok.

 Kesatuan

Setiap unsur yang ada saling mendukung, saling terkait, untuk mencapai tujuan yang sama. Jika beberapa karya keramik (dengan warna terakota/ coklat) akan diletakkan berdekatan dengan karya logam (dengan warna perak), maka sebaiknya ada unsur yang menyatukan keduanya, misal: dari unsur kain yang menjadi alas, dibuat senada, sehingga warna coklat dan perak tersebut tidak terlihat mencolok perbedaannya.

 Rytme/ irama.

Ada alur yang menggiring/mengarahkan pandangan orang pada arah tertentu yang kita inginkan. Alur yang enak adalah seperti halnya arah orang membaca, yaitu kiri ke kanan, atau atas ke bawah. Setiap unsur yang ada disusun dengan mempertimbangkan adanya irama, berdasarkan tinggi rendah, lebar/sempit, dan intensitas warna dari masing-masing unsur.

Komunikatif:

(8)

menunjukkan keberhasilan para pengusaha kecil, dsb. Penyelenggara pameran dalam hal ini berkedudukan sebagai komunikator (penyampai pesan) dan pengunjung sebagai komunikan (penerima pesan), sedangkan unsur-unsur yang ditata merupakan sarana penyampai pesan. Sebuah proses komunikasi dikatakan berhasil jika diantara komunikan dan komunikator memiliki kesepahaman.

Persuasif:

Semua unsur yang ada ditata sedemikian rupa dengan tujuan untuk menarik perhatian agar dapat mempengaruhi pengunjung, sehingga selanjutnya mereka akan menindaklanjuti dengan membeli, atau mengadakan kerjasama yang berkelanjutan dengan penyelenggara pameran, atau hanya sekedar terinspirasi, tertarik, dsb. Artinya, pameran tersebut dapat mempengaruhi pemikiran

pengunjung.

Proporsional:

Setiap unsur yang ada ditata secara proporsional mengikuti kaidah desain seperti yang telah dijelaskan di atas.

Fungsi Display:

Memberikan informasi tentang karakteristik dan prestise dari suatu misi agar mencapai tujuan yang tepat dan benar.

(9)

SUSUNAN DISPLAY

1. Panel

Pada sebuah pameran, panel merupakan tempat memajang karya 2 dimensi.

Fungsi panel

Ada beberapa fungsi panel secara umum, yaitu sebagai: Sekat pemisah ruangan

Sarana pencahayaan Perabot pameran

Bentuk Panel:

(10)

Berbagai alternatif bentuk panel

Sebuah panel harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Kokoh konstruksinya

2. Tidak mudah roboh 3. Mudah dirakit

Jika direncanakan untuk pameran keliling) 4. Mudah dipindah-pindahkan

- ringan

- diberi roda di bagian kakinya

(11)

6. Proporsi panel disesuaikan dengan proporsi manusia yang akan melihatnya

7. Selain dari fungsinya, secara fisik panel juga harus nampak bagus dipandang

8. Jika panel akan digunakan untuk meletakkan barang-barang berharga, maka dapat ditutup dengan kaca.

2. Vitrine

Lemari panjang untuk menata benda-benda koleksi. Umumnya dipergunaan untuk tempat memamerkan benda-benda 3 (tiga) dimensi, benda-benda yang tidak boleh disentuh, benda-benda yang karena kecil bentuknya atau tinggi nilainya sehingga dikhawatirkan keamanannya.

Sebuah vitrine harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Keamanan koleksi harus terjamin

Selain bentuknya yang indah, vitrine harus kuat dan kokoh.

Benda yang tersimpan didalamnya harus aman dari pencemaran dan pencurian.

Sirkulasi udara di dalam vitrine harus diatur sedemikian rupa agar suhu di dalam vitrine tidak terlalu panas dan lembab.

Penempatan lampu di dalam vitrine diberi lubang di bagian atasnya untuk mengeluarkan panas. Tetapi lubang tersebut harus ditutup dengan memakai kawat kasa agar serangga dan binatang kecil lainnya tidak masuk ke dalam vitrine.

Apabila vitrine akan dipakai untuk pameran-pameran yang sifatnya temporer, maka sebaiknya kaki vitrine diberi roda agar mudah memindahkannya.

(12)

b. Memberi kesempatan pengunjung agar lebih leluasa menyaksikan koleksi yang ada di dalamnya

Vitrine tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Tinggi rendah ini sangat relatif. Sebagai patokan kita sesuaikan dengan tinggi rata-rata manusia Indonesia. Yaitu: tinggi rata-rata manusia Indonesia sekitar 160-170cm, dengan kemampuan gerak anatomis leher manusia yang wajar sekitar 30 derajat (gerakan ke atas, bawah, maupun samping). Dengan data ini, maka tinggi vitrine seluruhnya sekitar 240cm sudah cukup memadai, alas terrendah 65-75cm, dan tebal vitrine minimal 60cm.

Ukuran vitrine yang cukup proporsional dengan ukuran tubuh rata-rata orang Indonesia

(13)

Contoh posisi lampu pada vitrine

d. Bentuk vitrine harus disesuaikan dengan ruangan yang akan ditempati oleh vitrine tersebut.

3. Pustek

(14)

Sebuah pustek harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Kokoh konstruksinya

2. Tidak mudah roboh 3. Mudah dirakit

4. Mudah dipindah-pindahkan a. ringan

b. dapat diberi roda di bagian kakinya untuk memudahkan pemindahan 5. Proporsi pustek disesuaikan dengan proporsi manusia yang akan

melihatnya

6. Selain dari fungsinya, secara fisik pustek juga harus nampak bagus dipandang

(15)

4. Penyajian Karya Berdasarkan:

a. Jenis/materi

Karya ditata berdasarkan teknik berkarya, media, tema, maupun style antara lain:

1) Karya lukis, berdasarkan media, seperti: lukisan cat air, cat minyak, pastel, dsb.

2) Karya lukis, berdasarkan tema, seperti: alam benda, potret diri, pemandangan,

fantasi, dll.

b. Fungsi

Karya ditata menurut fungsinya, pada pameran benda-benda bersejarah, karya ditata berdasarkan fungsi setiap benda tersebut di masa lalu, seperti: untuk upacara keagamaan, peralatan berkebun, memasak, dsb.

c. Kronologi

Karya ditata menurut urutan waktu, dalam pameran karya lukis seorang seniman

yang sudah terkenal, lukisan ditata mulai dari karya di masa awal berkarya sampai

karya terakhir. Dengan demikian dapat dinikmati dan dipelajari nilai karya dan

perkembangannya dari waktu ke waktu.

5. Pengaturan Tempat

(16)

rupa, agar:

a. Pengunjung dapat menyaksikan semua karya yang dipajang, tanpa terlewat satupun. Artinya, jangan sampai ada bagian dari pameran yang tidak dilihat oleh pengunjung hanya karena letaknya yang tidak menguntungkan atau alur pengunjung tidak melewati area tersebut

Contoh denah alur pengunjung yang cukup representatif

(17)

Pemasangan objek yang terlalu besar dalam ruang yang sempit akan menyulitkan orang untuk melihat bentuk keseluruhan

300cm

160 cm

150cm

80 cm

(18)

100cm

50 cm

jarak yang ideal agar objek dapat dinikmati secara keseluruhan dengan jarak pandang yang nyaman

6. Keselamatan karya

Keselamatan karya dapat terganggu oleh: a. Kerusakan oleh manusia:

Vandalisme, misalnya merobek, mencoret, dsb b. Kerusakan karena alam:

Oleh hujan, air, sinar matahari, udara lembab,dsb c. Kerusakan karena hewan:

Rayap, ngengat, dsb

d. Kerusakan karena tumbuhan: Jamur, lumut, dsb

e. Kerusakan karena kotoran: Debu, abu rokok, sampah, dsb

Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, dapat dilakukan usaha: 1) Pengamanan yang baik

(19)

4) Memberi batas antara pengunjung dan karya dengan tali, rantai, atau diberi tanda di lantai dengan isolasi, dsb, dengan penataan yang baik (tidak mengganggu kenyamanan dan keindahan)

5) Disediakan tempat sampah dan asbak yang mencukupi, tetapi diusahakan penempatannya tidak mengganggu pemandangan.

6) Memberi lapisan anti jamur pada karya

7) Memberi pelindungan yang mencukupi dari gangguan cuaca, jika karya dipajang di udara terbuka.

7. Pemasangan karya

Untuk pemasangan karya dua dimensi: a. Ditempel dengan lem yang sesuai b. Ditempel dengan isolasi satu sisi

c. Ditempel dengan isolasi dua sisi (double-tape) d. Ditempel dengan paku, atau pines

e. Digantung dengan senar

Sedangkan untuk pemasangan tiga dimensi: a. Diletakkan di atas pustek

b. Diletakkan di dalam vitrine c. Diletakkan pada rak

d. Diletakkan di lantai

e. Digantung pada panel, dinding atau langit-langit.

Kondisi pengunjung yang perlu diperhatikan dalam pemasangan karya: a. proporsi fisik, beserta gerakan yang nyaman

b. kelelahan tubuh c. kepenatan mata d. kebosanan

(20)

1. Penataan karya dilakukan dengan mempertimbangkan faktor ergonomiantropometrik dari tubuh manusia, bahwa gerakan seluruh anggota badan memiliki keterbatasan, misal, gerakan kepala manusia:

30

0

30

0

450

450

Gerakan ke atas dan ke bawah Gerakan ke kanan dan ke kiri

2. Penataan karya diusahakan tidak monoton, untuk menghindari kejenuhan 3. Karya yang paling menarik perhatian (tema yang unik, warna yang

mencolok, dsb) diletakkan di awal dan pada sudut-sudut secara menyebar. Hal ini untuk memancing rasa penasaran pengunjung untuk terus mengikuti alur yang ada dalam menyaksikan keseluruhan karya yang dipajang.

8. Prinsip Penataan Karya

a. Prinsip pemusatan perhatian (focal point)

Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan kontras dalam bentuk, warna, tekstur, volume, dan arah garis.

(21)

Bertumpukan Digeser ke kanan

Cara praktis penempatan karya pada sistem pusat perhatian adalah dengan metode Grid system pertigaan atau perlimaan, seperti bagan sebagai berikut:

Pemasangan karya pada setiap lokasi sebaiknya jangan terlalu banyak, karena

akan mengurangi keserasian, terlalu ramai, dan akan mengurangi kejelasan.

b. Prinsip kelurusan gambar (picture alignment)

(22)

Panel

Karya

Karya Karya Karya

Karya

Karya Karya Karya

c. Prinsip penggabungan khusus (spatial relationship)

Prinsip ini cukup kompleks karena merupakan konfigurasi dari penataan keseluruhan. Langkah-langkh yang ditempuh adalah sbb:

1) Tempatkan karya yang berukuran besar dan berposisi vertikal di tengah

dinding. Ini akan berfungsi sebagai daya berat

2) Mulai kembangkan penataan ke samping kiri maupun kanan. Dekatkan objek yang proporsional dengan objek pertama

d. Keseimbangan (balance) Keseimbangan ada dua macam:

1) Keseimbangan formal

Keseimbangan yang dicapai oleh dua benda yang memang berukuran sama

(23)

Keseimbangan yang dicapai oleh dua benda yang berbeda ukuran tetapi

memiliki intensitas yang sama

Prinsip ini dapat dipergunakan dengan mempertimbangkan faktor keleluasaan pengunjung untuk melakukan apresiasi terhadap setiap karya Seni yang dipajang. Setiap karya yang dipajang harus memiliki ruang yang cukup (tidak berdekatan atau bahkan berhimpitan dengan karya yang lain), agar pengunjung dapat mengamati setiap karya dengan seksama tanpa terganggu oleh karya yang lain.

Keseimbangan formal dalam menata karya

Keseimbangan informal dalam menata karya

9. Menyiapkan Pameran a. Mengumpulkan karya b. Menyeleksi karya

(24)

tema, media, ukuran, dsb)

d. Mengelompokkan karya yang akan ditempatkan di sketsel, pustek, atau vitrine.

e. Membuat label karya, dengan isi sebagai berikut:

- nama pembuat karya

- ...dan keterangan lain jika diperlukan f. Melihat ruangan yang akan dipergunakan

g. Mengumpulkan sarana pameran, sesuai kebutuhan, berupa:

- pustek

- sketsel

- vitrine (jika diperlukan)

- meja-kursi untuk penerimaan tamu

- sarana pendukung (seperti tanaman hias, bunga dan vas, dsb) h. Membuat media komunikasi visual (untuk publikasi pameran) i. Membuat peta perencanaan display (berupa sketsa)

- letak perabot, sekaligus dengan menentukan alur pengunjung

- Letak masing-masing karya

- Letak sarana pendukung j. Menata karya, dengan langkah sbb:

- Perhatikan jumlah karya yang akan ditempatkan pada pustek dengan pusteknya (demikian juga untuk karya yang akan ditempatkan pada panel, maupun vitrine)

- Bagi karya sesuai jumlah perabotnya (vitrine, panel dan pustek)

(25)

- lakukan make up karya (mengenai hal ini akan dibahas tersendiri pada bagian berikutnya)

- letakkan karya di lantai di bawah panel, buat lay out karya tersebut di lantai. Setelah sesuai, display karya pada panel satu per satu sesuai rancangan.

Evaluasi penataan yang dimaksud adalah proses penilaian secara keseluruhan tentang tahapan yang telah dijalani dan hasil penyajian. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melakukan cross ceck antara perencanaan awal (konsep awal) yang telah ditulis dengan hasil penataan.

(26)

5. DAFTAR LITERATUR/ REFERENSI/ SUMBER BAHAN

1. Atwi Suparman, 2001. Desain Instructional. Jakarta. Dikti: Depdiknas

2. Dewi Salma P, 2008. Prinsip Desain Pembelajaran: Jakarta UNJ

3. Eddie Davies, 2005. The Training Manager’s A Handbook. Jakarta: Gramedia

4. Surianto Rustan, 2008. Lay out dasar dan Penerapannya, Jakarta: Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Kontruksi alat pencacah dan pemarut sagu yang telah dibuat mengacu pada desain gambar rancangan yang terdiri dari beberapa komponen meliputi rangka utama,

Seorang wanita 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pengelihatan menurun pada sebelah mata sekitar 15 menit diikuti nyeri kepala berdenyut diikuti dengan mual

Kesimpulan: Pemberian terapi manipulasi terbukti memberikan pengaruh terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada penderita frozen shoulder.. Kata Kunci: terapi

Sebagai pembanding maka dibuat juga sampel limbah cair tekstil yang ditambahkan dengan zeolit dan dilakukan perlakuan yang sama dengan fotokatalis tersebut menggunakan sinar

dengan ini maka nanti nya Kota Mempawah terdiri dari 7 kecamatan,itu lebih dari cukup untuk memenuhi syarat sebagai kota otonom yang minimal memiliki 4 kecamatan agar bisa

Noermansyah (2015) melakukan penelitian tentang analisis faktor yang mendukung implementasi SIMDA dan kualitas informasi laporan keuangan pada SKPD pemerintah kota

Perencanaan struktur suatu jembatan terutama struktur jembatan rangka baja dengan model K-Truss memiliki banyak aspek dan variabel yang harus dijadikan pertimbangan dalam

Dengan demikian, tujuan kedatangan Sekutu yang bermaksud untuk melucuti tentara Jepang telah dilakukan oleh para pejuang Indonesia, sehingga menimbulkan kekecewaan dari