• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fee Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fee Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

i

FEE

AUDIT SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP

INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

SKRIPSI

Oleh:

MADE AYU PRILLA WINDA PUSPITA

NIM: 1215351061

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal:

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, SE., M.Si. ………... 2. Sekretaris : I Made Karya Utama, SE, M.Com., Ak. ………

3. Anggota : Made Yenni Latrini, SE, M.Si, ………

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

(3)

iii PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Mei 2016

Mahasiswa,

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Fee Audit sebagai Pemoderasi Pengaruh Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak dan Dr. I Gusti Ngurah Agung Suaryana, SE., M.Si, Ak masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., dan Drs. I Made Jember, M.Si masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si., sebagai Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Ni Luh Sari Widhiyani SE., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik. 7. I Made Kaya Utama, SE., M.Com., Ak sebagai Dosen Pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan, masukan serta motivasi selama penyelesaian skripsi ini.

8. Made Yenni Latrini, SE., M.Si., sebagai Dosen Pembahas skripsi atas masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

9. Orang tua tercinta Drs. Putu Ngurah Gede Wiarsana dan Dra. Luh Ketut Anggreni, M.Pd. yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materi yang berlimpah serta Putu Gede Kharisma Winanda Putra, SH. yaitu kakak tercinta yang selalu memberi dukungan.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan, Anak Agung Putri Rahayu, Ni Kadek Susi Adnyani, Indah Kusuma Sari, dan Putu Putrika Widhi Susmitha yang telah membantu, memberi dukungan dan motivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang juga telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi laporan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

(5)

v

Judul : Fee Audit sebagai Pemoderasi Pengaruh Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan

Nama : Made Ayu Prilla Winda Puspita NIM : 1215351061

Abstrak

Laporan keuangan merupakan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatan laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Integritas laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh kualitas audit dan fee audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh kualitas audit dan fee audit terhadap integritas laporan keuangan serta fee audit dalam memoderasi pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 61 perusahaan, dengan metode penentuan sampel purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi non partisipan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan moderated regression analysis.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas atau dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Fee audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa fee audit yang besar dapat menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas. Fee audit tidak memoderasi pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya fee audit tidak mempengaruhi pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan.

(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 11

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 11

2.1.2 Pengertian Auditing ... 13

2.1.3 Integritas Laporan Keuangan ... 15

2.1.3.1 Pengertian Integritas ... 15

2.1.3.2 Integritas Laporan Keuangan ... 16

2.1.3.3 Konservatisme ... 18

2.1.4 Kualitas Audit ... 20

2.1.5 Fee Audit ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 34

3.3 Obyek Penelitian ... 34

3.4 Identifikasi Variabel ... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.6.1 Jenis Data ... 37

3.6.2 Sumber Data ... 37

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

(7)

vii

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 43

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 43

4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 44

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 46

4.4.1 Hasil Uji Normalitas ... 46

4.4.2 Hasil Uji Autokorelasi... 47

4.4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

4.4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48

4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 49

4.5.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

4.5.2 Hasil Moderated Regression Analysis ... 51

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

4.6.1 Pengaruh Kualitas Audit pada Integritas Laporan Keuangan ……….. 54

4.6.2 Pengaruh Fee Audit pada Integritas Laporan Keuangan ... 55

4.6.3 Fee Audit Memoderasi Pengaruh pada Integritas Laporan Keuangan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 59

DAFTAR RUJUKAN ... 61

(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Penelitian Sebelumnya ... 26

3.1 Klasifikasi Variabel Moderasi ... 40

4.1 Seleksi Jumlah Sampel Penelitian ... 44

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 45

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 46

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 47

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.7 Ringkasan Koefisien Regresi Linear Berganda ... 49

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Sampel Penelitian ... 66

2 Tabulasi Hasil Perhitungan Variabel Integritas Laporan Keuangan, Fee Audit, Kualitas Audit, LnFee Audit, Interaksi Antara Kualitas Audit dan Fee Audit………... 68

3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 72

4 Hasil Uji Normalitas ... 73

5 Hasil Uji Autokorelasi ... 74

6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 75

7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76

8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 77

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu

dalam proses pembuatan laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur

kepada pengguna laporan keuangan. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai

bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

benar dan jujur dengan mengungkap fakta sebenarnya yang menjadi kepentingan banyak pihak.

Dengan demikian, laporan keuangan dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi.

Financial Accounting Standar Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting

Concept No.2 (SFAC NO.2) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi yang

disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelasan yang digunakan sebagai

laporan. Informasi akuntansi merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh pihak

eksternal perusahaan seperti pemegang saham, investor, kreditur, lembaga keuangan, pemerintah,

masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya untuk menentukan kepentingan mereka terhadap

perusahaan.

Pengukuran integritas informasi laporan keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK, 2012) menetapkan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki informasi akuntansi agar

dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Hedriksen and Van Breda (2000)

mengemukakan beberapa karakteristik kualitatif dalam laporan keuangan yaitu cost and benefit,

(12)

apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para

pengambil keputusan, dan informasi tersebut adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan

menyebabkan pemakai informasi bergantung pada informasi tersebut.

Mayangsari (2003) mendefinisikan integritas laporan keuangan sebagai berikut: “Integritas

laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi

yang benar dan jujur”. Sedangkan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)

No. 2 kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi secara wajar bebas dari kesalahan dan

bias dan secara jujur menyajikan apa yang dimaksudkan untuk dinyatakan. Ukuran integritas

laporan keuangan secara intuitif diukur dengan konservatisme. Dalam penelitian ini menganalisis

pengaruh kualitas audit yang diukur dengan melihat KAP yang digunakan termasuk KAP

bigfour terhadap integritas laporan keuangan dan fee audit sebagai pemoderasi. Pengukuran

integritas laporan keuangan diukur dengan konservatisme akuntansi yaitu ditentukan dengan

menggunakan asumsi-asumsi metode perusahaan yang digunakan yaitu antara lain metode

penyusutan, metode depresiasi dan amortisasi, dan pengakuan biaya riset (Widya, 2005).

Konsep penggunaan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan bertujuan untuk

mengakui, mengukur dan melaporkan nilai aktiva dan pendapatan yang rendah, dan nilai yang

tinggi untuk kewajiban dan beban (Jamaan, 2008).

Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam Widya (2005) menyatakan bahwa secara intuitif

prinsip konservatisme bermanfaat karena dapat digunakan untuk memprediksi kondisi

mendatang yang sesuai dengan tujuan laporan keuangan. Karakteristik informasi dalam prinsip

konservatisme ini dapat menjadi salah satu faktor untuk mengurangi manipulasi laporan

(13)

Namun, pada kenyataannya saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum yang

melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus-kasus ini telah meningkat beberapa tahun terakhir.

Banyak perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan dengan tidak adanya

integritas, dimana informasi yang disampaikan tidak benar dan tidak adil bagi beberapa pihak

pengguna laporan keuangan. Kasus manipulasi akuntansi ini melibatkan sejumlah perusahaan

besar di Amerika seperti Enron, Xerox, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa

perusahaan di Indonesia seperti Kimia Farma dan Bank Lippo yang dahulunya mempunyai

kualitas audit yang tinggi (Susiana dan Herawaty, 2007).

Setelah dilakukan sampel penelitian pada perusahaan Enron, ternyata kasus manipulasi data

akuntansi ini melibatkan banyak pihak, dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu

sendiri, misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal

auditor. Terungkapnya kasus seperti ini akan membuat kepercayaan masyarakat akan menurun,

khususnya masyarakat keuangan, yang ditandai dengan turunnya harga saham dari perusahaan

tersebut. Ini sebuah kerugian yang besar bagi perusahaan, karena masyarakat keuangan menjadi

ragu untuk ikut memiliki perusahaan tersebut (Susiana dan Herawaty, 2007).

Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan bahwa kurang

integritasnya laporan keuangan dalam penyajian infomasi bagi pengguna laporan keuangan. Jadi,

penyajian laba dalam laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi ekonomi perusahaan yang

sebenarnya (Astria, 2011). Padahal seharusnya kejujuran dan kebenaran data yang disajikan pada

laporan keuangan sangat penting, karena sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan bagi

pengguna laporan keuangan. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.

(14)

manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir

earnings power perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Susiana dan Herawaty (2007), dalam kasus manipulasi data akuntansi ini

sebenarnya tidak hanya pihak dari dalam perusahaan saja yang bertanggung jawab, tetapi pihak

dari luar juga sangat berpengaruh. Seperti eksternal auditor juga harus ikut bertanggung jawab

terhadap banyaknya kasus-kasus manipulasi data akuntansi seperti ini. Posisi akuntan publik

yang dianggap sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan

keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat sebagai

pengguna laporan keuangan juga mulai banyak dipertanyakan, apalagi setelah terbukti bahwa

semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Sedangkan profesi akuntan

sendiri mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang dapat

diandalkan bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, serta bagi

masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Adanya hubungan positif antara kualitas audit dan ukuran KAP berdasarkan dua hal, yang

pertama adalah alasan reputasi dan yang kedua adalah alasan kekayaan (deep pocket) yang

dimiliki oleh KAP besar. Penelitian ini membuktikan kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang

berargumen bahwa KAP besar mempunyai insentif yang lebih besar untuk mengaudit lebih

akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien yang akan hilang

jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Selain itu karena KAP besar memiliki

sumber daya atau kekayaan yang lebih besar daripada KAP kecil, maka mereka terancam oleh

tuntutan hukum pihak ketiga yang lebih besar pula bila mereka tidak menghasilkan laporan audit

yang tidak akurat (Lennox 1999 dalam Astria 2011). Dengan adanya alasan-alasan tersebut maka

(15)

pelaksanaan tugasnya. KAP 4 besar yang disebutkan adalah price water house (PWC), Deloitte

Touche Tohmatsu, Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, dan Ernst and

Young (EY).

Akuntan publik selama melakukan pemeriksaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan

keuangan yang integral, dapat dipahami, relevan dan handal, serta penyajian yang wajar

sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam

pengambilan keputusan. Studi yang pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu menjelaskan

bahwa betapa pentingnya bagi auditor untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan kualitas

pekerjaannya. Hogan (1997) menjelaskan bahwa kantor auditor besar dapat memberikan kualitas

audit yang baik dimana dapat mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan

melakukan Initial public offering (IPO). Penelitian Teoh dan Wong (1993) juga memberikan

bukti bahwa ERC (Earning Response Coefficient) perusahaan yang menjadi klien pada kantor

audit besar, secara statistik signifikan lebih besar dibandingkan perusahaan yang menjadi klien

pada kantor audit kecil. Kantor auditor yang besar menunjukan kredibilitas auditor yang semakin

baik, yang berarti kualitas audit semakin baik pula. Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian

yang dilakukan oleh Wibowo et al. (2009:11) yang meneliti tentang faktor-faktor penentu

kualitas audit juga menyatakan KAP yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi

jika dibandingkan dengan KAP yang kecil. Hal ini berdasarkan argumen bahwa KAP yang besar

memiliki kelebihan dalam empat hal, yaitu: (1) besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani,

(2) banyaknya ragam dan jasa yang ditawarkan, (3) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya

afiliasi internasional, dan (4) banyaknya jumlah staf audit dalam KAP.

Akuntan publik merupakan jasa professional, sehingga dalam penggunaan jasa auditor

(16)

disebut dengan fee audit. Iskak (dalam Suharli, dkk, 2008) mendefinisikan fee audit adalah

honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan audit atas jasa audit yang

dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Pada tanggal 2 Juli 2008, Ketua Umum

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan penentuan Fee audit. Kebijakan tersebut

menjelaskan mengenai besarnya fee audit yang wajar dengan mempertimbangkan jasa audit yang

diberikan oleh anggota IAPI.

Biaya pokok pemeriksaan akan diperoleh dari tawar menawar yang dilakukan antara klien

dengan kantor akuntan publik (Iskak, 2009). Proses tawar-menawar tersebut menjelaskan bahwa

terjadi perbedaan besarnya fee audit di setiap perusahaan yang akan diauditnya maupun antar

kantor akuntan publik itu sendiri, sehingga akan berpengaruh pada penetapan fee audit yang

terlalu tinggi maupun rendah. Jadi fee audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang diaudit oleh

akuntan publik yang dilihat dari berapa besarnya jumlah fee audit yang diberikan perusahaan

kepada akuntan publik tersebut, sehingga berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul fee audit

sebagai variabel pemoderasi pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1) Apakahkualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

2) Apakah fee audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

3) Apakah fee audit memoderasi pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

(17)

2) Untuk menguji secara empiris pengaruh fee audit terhadap integritas laporan keuangan. 3) Untuk menguji secara empiris apakah fee audit memoderasi pengaruh kualitas audit terhadap

integritas laporan keuangan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini membuktikan bahwa teori agensi dapat digunakan dalam penelitian ini, dimana

teori agensi menjelaskan hubungan prinsipal dan agen dengan dibutuhkan pihak ketiga yang

independen. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan tambahan

pengetahuan bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan maupun

pengguna laporan untuk meningkatkan kualitas audit dari laporan keuangan yang dipublikasikan

maupun untuk pengambilan keputusan. Dan juga diharapkan dapat digunkan bagi peneliti

selanjutnya sebagai referensi terhadap penelitian yang sejenis.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan satu sama lain dan

disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran dan mempermudah

pembahasan skripsi. Sistematika dari masing-masing bab dapat dirinci sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah beserta pokok permasalahan, tujuan

(18)

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan dasar-dasar teoritis yang mendasari penelitian dan berhubungan

dengan pembahasan di dalam penulisan skripsi ini serta hasil penelitian sebelumnya

yang akan digunakan untuk membangun rumusan hipotesis sebagai acuan dalam

memecahkan permasalahan penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini

memaparkan desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data,

populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik

analisis data.

Bab IV: Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil analisis penelitian dan pembahasan tentang permasalahan

yang diteliti melalui gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, pengujian statistik,

dan analisis terhadap hasil penelitian. Pada bab ini juga diuraikan interpretasi dari hasil

penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan tentang simpulan yang mencakup

seluruh hasil penelitian, dan berisi saran yang dipandang perlu atas kesimpulan yang

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HOPITESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Theory atau teori keagenan menjelaskan tentang hubungan antara dua pihak yaitu

prinsipal dan agen. Teori Agensi pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun

1976. Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara

manajer (agent) dengan investor (principal). Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan

bahwa terdapat dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan pemegang

saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi pinjaman (bondholders). Konflik

kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat

sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).

Dengan adanya perkembangan perusahaan yang semakin besar maka sering terjadi konflik

antara prinsipal dalam hal ini adalah para pemegang saham (investor) dan pihak agent yang

diwakili oleh manajemen (direksi). Agen dikontrak melalui tugas tertentu bagi prinsipal serta

mempunyai tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh prinsipal. Prinsipal mempunyai

kewajiban untuk memberi imbalan kepada agen atas jasa yang telah diberikan oleh agen. Adanya

perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya

konflik keagenan. Prinsipal dan agen sama-sama menginginkan keuntungan yang

sebesar-besarnya. Prinsipal dan agen juga sama-sama menghindari adanya risiko.

Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia

yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia

memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)

(20)

tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan

kepentingan pribadinya.

Sebagai pengelola perusahaan, manajer perusahaan tentu akan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik

(pemegang saham). Oleh karena itu manajer sudah seharusnya selalu memberikan sinyal

mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang dapat diberikan oleh manajer yakni

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan

merupakan hal yang sangat penting bagi para pengguna eksternal karena kelompok ini berada

dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Adanya ketidakseimbangan

penguasaan informasi dapat menjadi pemicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai

asimetri informasi (information asymmetry).

Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan memicu munculnya kondisi yang

disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Baik pemilik maupun agen

diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya

sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik

sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen dalam hal ini

adalah akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan jasa untuk menilai

laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit.

2.1.2 Pengertian Auditing

Menurut Arens and Loebbecke (2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan

(21)

kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan

oleh orang yang kompeten dan independent.

Menurut William F. Meisser (2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan

mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat

kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut

dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

Menurut Whittington (2012) Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh

perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan

akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh

pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen,

mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahaan, dan melakukan prosedur audit

lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan

keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan

kegiatan selama periode yang diaudit.

Menurut Agoes (2014:4) auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan

untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Menurut Jusup (2014:14) pada umumnya pengauditan dikelompokkan menjadi tiga

golongan, yaitu:

1) Audit Laporan Keuangan

Audit laporan adalah jenis laporan audit yang digunakan untuk menentukan apakah

laporan keuangan sebagai informasi kuantitatif yang telah ditetapkan sesuai dengan

(22)

2) Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah jenis audit yang digunakan untuk menentukan apakah pihak yang

diaudit telah mengikuti aturan yang telah diberikan oleh pihak yang berwenang dalam

pelaksanaannya. 3) Audit operasional

Audit operasional adalah audit yang digunakan untuk mengkaji setiap bagian dari

prosedur dan metode yang telah dijalankan oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk

mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari penerapan prosedur tersebut.

2.1.3 Integritas Laporan Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Integritas

Kata integritas berasal dari kata sifat Latin integer yang bermakna utuh atau lengkap.

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa integritas adalah rasa suasana kebatinan dan keutuhan

yang berasal dari kualitas seperti kejujuran dan konsistensi karakter. Sumber lain menyebutkan

bahwa integrity atau integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan

dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari

tindakan seseorang.

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan

bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor

untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan

memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Sukriah, 2009).

Menurut Anitaria (2011), integritas merupakan suatu elemen karakter yang mendasari

timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan

publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.

(23)

mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan

oleh keuntungan pribadi. Kemudian menurut Mulyadi (2002), integritas dapat menerima

kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima

kecurangan atau peniadaan prinsip.

2.1.3.2 Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan oleh

manajemen perusahaan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak luar perusahaan tentang

data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut selama periode tertentu bisa juga disebut

dengan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2002)

dalam PSAK NO.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang dipercayakan

kepadanya.

Mulyadi (2004) dalam oktadela (2011) mendefinisikan integritas sebagai prinsip moral yang

tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apa adanya

dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya. Penelitian Mayangsari (2003) dalam

oktadela (2011) integritas laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut: “Integritas laporan

keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang

benar dan jujur”.

Laporan keuangan memiliki informasi yang dibutuhkan dan nantinya akan digunakan oleh

(24)

utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban

pihak manajemen. Namun pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan

sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen). Pengguna eksternal berada

dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya sehingga membutuhkan laporan keuangan

untuk mengetahui kinerja perusahaan (Ali, 2002).

Dalam kerangka konseptual Financial Accounting Standards Board (FASB No. 2)

menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna

untuk keputusan bisnis. Sedangkan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan

keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai laporan

keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan seharusnya memberikan

informasi yang berguna untuk investor dan kreditor dan potensial untuk membuat keputusan

investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis seperti yang dinyatakan dalam Statement of

FinancialAccounting Concepts (SFAC) No.1.

Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi

kualitas reliability (Kieso, 2008) dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.

Menurut Schroeder (2001) Reliability memiliki kualitas sebagai berikut:

a) Verifiability

Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama dengan laporan

keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama jika diaudit oleh auditor yang

berbeda.

b) Representational faithfullness

(25)

terjadi.

c) Neutrality

Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan

tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha

untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut

akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan.

Menurut Mayangsari (2005) dalam Oktadela (2011) laporan keuangan yang reliable atau

berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan

earning management karena informasi dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila

laporan keuangan tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya

tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.

2.1.3.3 Konservatisme

Konservatisme adalah suatu usaha untuk menjamin bahwa resiko atau tingkat ketidakpastian

dalam suatu usaha dipertimbangkan memadai. Didalam konservatisme, jika terdapat dua

alternatif atau lebih dan memiliki kemampuan sama memenuhi objektivitas dari laporan

keuangan, maka yang dipilih adalah alternatif yang memiliki paling sedikit memberi manfaat

dampak perolehan laba dan posisi keuangan. Konservatisme tidak memberikan pengaruh atas

kehati-hatian, konsistensi dalam menyatakan harta bersih dan laba yang kekecilan, melainkan

sesuatu metode yang digunakan dalam ketidak-pastian tentang arus kas dimasa datang.

Pengukuran integritas laporan keuangan diukur dengan konservatisme akuntansi yaitu

ditentukan dengan menggunakan asumsi-asumsi metode perusahaan yang digunakan yaitu antara

(26)

2005). Konsep penggunaan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan bertujuan untuk

mengakui, mengukur dan melaporkan nilai aktiva dan pendapatan yang rendah, dan nilai yang

tinggi untuk kewajiban dan beban (Jamaan, 2008).

Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam Widya (2005) menyatakan bahwa secara intuitif

prinsip konservatisme bermanfaat karena dapat digunakan untuk memprediksi kondisi

mendatang yang sesuai dengan tujuan laporan keuangan. Karakteristik informasi dalam prinsip

konservatisme ini dapat menjadi salah satu faktor untuk mengurangi manipulasi laporan

keuangan dan meningkatkan integritas laporan keuangan.

Munculnya praktik konservatisme tersebut karena standar akuntansi yang berlaku

menginginkan perusahaan memilih salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat (Widya,

2005). Setiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda. Jamaan (2008)

berpendapat bahwa perbedaan pemilihan metode akuntansi berpengaruh terhadap angka-angka

yang disajikan baik dalam neraca maupun laporan laba-rugi perusahaaan.

Holthausen dan Watts dalam Jama’an (2008) memberikan bukti yang menunjukkan bahwa

konservatisma akuntansi sudah ada sebelum penetapan standar formal dan regulasi di Amerika

Serikat. Penelitian Qiang (2003) juga membuktikan bahwa terdapat peningkatan kecenderungan

perusahaan di Amerika untuk menerapkan konservatisme akuntansi secara sukarela. Widya

(2004) mereplikasi penelitian Qiang (2003) dan menemukan bukti yang sama untuk Indonesia.

2.1.4 Kualitas Audit

Kualitas audit sebagai suatu kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kemampuan teknikal

(27)

Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan

keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (De Angelo, 1981 dalam

Citra, 2013).

De Angelo (1981) berargumentasi bahwa kualitas audit secara langsung berhubungan dengan

ukuran dari perusahaan audit, dengan proksi untuk ukuran perusahaan audit adalah jumlah klien.

Perusahaan audit yang besar adalah dengan jumlah klien yang lebih banyak. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit

yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan audit yang kecil. Karena perusahaan audit

yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang tinggi akan kehilangan reputasinya, dan

jika ini terjadi maka dia akan mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan klien.

Hogan (1997) menjelaskan bahwa kantor auditor besar dapat memberikan kualitas audit yang

baik dimana dapat mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan Initial

public offering (IPO). Penelitian Teoh dan Wong (1993) juga memberikan bukti bahwa ERC

(Earning Response Coefficient) perusahaan yang menjadi klien pada kantor audit besar, secara

statistik signifikan lebih besar dibandingkan perusahaan yang menjadi klien pada kantor audit

kecil. Kantor auditor yang besar menunjukan kredibilitas auditor yang semakin baik, yang berarti

kualitas audit semakin baik pula. Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan

oleh Wibowo et al. (2009:11) yang meneliti tentang faktor-faktor penentu kualitas audit juga

menyatakan KAP yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi jika dibandingkan

dengan KAP yang kecil. Hal ini berdasarkan argumen bahwa KAP yang besar memiliki

kelebihan dalam empat hal, yaitu: (1) besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani, (2)

banyaknya ragam dan jasa yang ditawarkan, (3) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya

(28)

Probabilitas auditor untuk melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

klien tergantung pada independensi auditor. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan

kualitas pekerjaan tinggi, karena auditor mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat

(Ermayanti, 2009 dalam Sari, 2011). Lebih lanjut dinyatakan bahwa tidak hanya bergantung pada

klien saja, auditor merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan menguji

apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis agar hasil audit

yang dilakukan oleh auditor berkualitas. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh

auditor dalam penerapannya adalah untuk menjaga kualitas audit dan terkait dengan etika (Sari,

2011). SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), yang dikeluarkan IAPI tahun 2011

menyatakan bahwa ada 5 kriteria atau prinsip dasar etika profesi akuntan publik. Prinsip dasar

etika profesi meliputi integritas, objektivitas, kompetensi, kerahasiaan, perilaku profesional. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas audit bertujuan menyakinkan profesi

bertanggungjawab kepada klien dan masyarakat umum yang juga mencangkup mengenai mutu

profesional auditor.

Moizer (1986) dalam Elfarini (2007) menyatakan bahwa pengukuran kualitas proses audit

terpusat pada kinerja yang dilakukan oleh auditor dan kepatuhan pada standar yang digariskan.

Russel (2000) dalam Sari (2011) menyebutkan bahwa kualitas audit merupakan fungsi jaminan

dimana kualitas tersebut akan digunakan untuk membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan

(29)

signifikan bagi para investor di pasar modal karena investor sering menggunakan laporan

keuangan yang telah diaudit oleh auditor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi.

Dari pengertian tentang kualitas audit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan

keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan

melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut

auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Tetapi

dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen

perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil, salah satunya

tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan.

2.1.5 Fee Audit

Fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan penugasan.

Auditor bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Oleh sebab itu penentuan fee

audit perlu disepakati antara klien dengan auditor (Halim, 2008:106). Penetapan biaya audit yang

dilakukan oleh KAP berdasarkan perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari

biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya tenaga yaitu manajer,

supervisor, auditor junior dan auditor senior. Sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya

percetakan, biaya penyusunan computer, gedung dan asuransi.

Setelah dilakukan perhitungan biaya pokok pemeriksaan maka akan dilakukan

tawar-menawar antar klien yang bersangkutan dengan kantor akuntan publik. Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli

2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit, dimana terdapat beberapa hal yang menjadi

(30)

tingkat keahlian (level of expertise) dan tanggungjawab yang melekat pada pekerjaan yang

dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan; banyaknya waktu yang diperlukan dan secara

efektif digunakan oleh Akuntan Publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan, dan basis

penetapan fee yang disepakati.

Dalam surat keputusan tersebut dijelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan

bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang menjalankan praktik

sebagai akuntan publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa professional

yang diberikannya. Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari

yang dikenakan auditor dan akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan

dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar professional yang berlaku.

DeAngelo dalam Rizkiasih (2010) menyatakan bahwa audit fee merupakan pendapatan yang

besarnya bervariasi karena tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti,

ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang dihadapi auditor, risiko audit yang

dihadapi auditor dari klien, serta nama KAP yang melakukan jasa audit. Simunic (2006)

menyataan bahwa audit fee ditentukan oleh besar kecilnya perusahaan yang diaudit, risiko audit

(atas dasar current ratio, quick ratio, D/E, litigation risk), dan kompleksitas audit (subsidiaries,

foreign listed). Al-Harshani dari Kuwait dalam Widiasari (2009) juga melakukan penelitian yang

sama ditambah variabel ratio profitabilitas dan menunjukkan hasil yang signifikan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya fee audit yaitu:

(a) Besar kecilnya audit fee

Masalah besar kecilnya fee audit menjadi krusial jika ketika kita banyak melihat yayasan

ataupun organisasi nirlaba yang memerlukan jasa audit namun kondisi keuangannya

minim.

(31)

Biaya overhead Kantor Akuntan Publik di daerah secara umum lebih kecil dibandingkan

dengan biaya overhead di ibukota

(c) Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Ketika dikaitkan dengan besar kecilnya kantor, kantor yang berdomisili di kota besar

akan memiliki standar gaji yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan KAP yang

terletak di kota pinggiran.

Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap penentuan fee audit yang dibebankan KAP

kepada kliennya, Profesional fee terbagi atas dua yaitu: (1) besaran fee dan (2) fee kontijen

(Halim, 2008:36).

a) Besaran fee

Fee audit adalah biaya yang harus ditanggung klien karena telah mendapatkan jasa audit

dari sebuah KAP. Besarnya fee dapat diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan,

struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

b) Fee kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional

tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana

jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak

kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur dalam hal perpajakan, jika

dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

(32)
(33)

Integritas Laporan Keuangan

keuangan dan di tahun 2003 ditemukan independensi

berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan, tinjauan pustaka, dan penelitian-penelitian

sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini, maka dapat dinyatakan rumusan hipotesis sebagai

berikut:

2.3.1 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan berbagai tingkat

kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan klien terhadap kualitas audit.

Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan big five

dan non big five dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk memberi

nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian (Mayangsari, 2003).

Dalam teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self interest, maka

kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan

agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung

pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi.

Kualitas audit sebagai suatu kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan

(34)

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kemampuan teknikal

auditor sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor tersebut.

Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan

keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (De Angelo, 1981 dalam

Citra, 2013).

De Angelo (1981) dalam Hardiningsih (2010) berargumentasi bahwa kualitas audit secara

langsung berhubungan dengan ukuran dari perusahaan audit, dengan proksi untuk ukuran

perusahaan audit adalah jumlah klien. Perusahaan audit yang besar adalah dengan jumlah klien

yang lebih banyak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan audit yang besar akan

berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan

audit yang kecil. Karena perusahaan audit yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang

tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi maka dia akan mengalami kerugian yang

lebih besar dengan kehilangan klien.

Penelitian Oktadella (2011), Muid dan Putra (2012) dalam Saputra (2014) memperlihatkan

bahwa kualitas audit terbukti berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Saputra (2014) dalam penelitiannya juga memperlihatkan bahwa kualitas audit berpengaruh

positif terhadap integritas laporan keuangan. Cahyani (2011) menyatakan bahwa reputasi auditor

yang diukur dengan menggunakan KAP Bigfour tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

2.2.2 Pengaruh Fee Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan oleh

(35)

data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut selama periode tertentu. DeAngelo dalam

Rizkiasih (2010) menyatakan bahwa audit fee merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi

karena tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien,

kompleksitas jasa audit yang dihadapi auditor, risiko audit yang dihadapi auditor dari klien, serta

nama KAP yang melakukan jasa audit.

Auditor atas jasa profesionalnya dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan akan

mendapatkan imbalan yang berupa fee audit. Fee audit yang dibayarkan kepada auditor atau

KAP, harus disepakati antara klien dan KAP yang telah disesuaikan dengan kebijakan penentuan

fee audit yang diterbitkan oleh IAPI dalam sebuah surat keputusan. Jika KAP menerima fee audit

yang tinggi, maka KAP akan menghadapi tekanan ekonomis untuk memberikan opini yang

bersih (dalam hal ini wajar tanpa pengecualian) dan dilain sisi juga dalam rangka

mempertahankan klien itu sendiri sehingga tidak berpindah pada KAP atau auditor lain.

Susiana dan Herawaty (2007) meneliti pengaruh independensi terhadap integritas laporan

keuangan. Independensi dalam penelitian ini dinyatakan melalui berapa besar fee audit yang

dibayarkan klien kepada auditor. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada tahun 2003

independensi yang dinyatakan dengan besarnya fee audit memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap integritas laporan keuangan. Maka hipotes yang diajuakan adalah sebagai berikut.

H2: Fee audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

2.2.3 Fee Audit Memoderasi Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan

Keuangan

Fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan penugasan.

(36)

audit perlu disepakati antara klien dengan auditor (Halim, 2008:106). Penetapan biaya audit yang

dilakukan oleh KAP berdasarkan perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari

biaya langsung dan tidak langsung. Besar fee audit yang dibayarkan klien kepada auditor juga

bisa berpengaruh. Jika KAP menerima fee audit yang tinggi, maka KAP akan menghadapi

tekanan ekonomis untuk memberikan opini yang bersih (dalam hal ini wajar tanpa pengecualian)

dan dilain sisi juga dalam rangka mempertahankan klien itu sendiri sehingga tidak berpindah

pada KAP atau auditor lain (Bamber, 2001 dalam Putra, 2012). Jadi untuk mencapai laporan

keuangan yang berintegritas, diperlukan adanya kemampuan auditor yang tinggi dalam

mengerjakan tugas mengauditnya dengan memberikan fee audit yang cukup agar auditor dapat

memberikan kualitas audit yang baik sehingga dihasilkan laporan keuangan yang berintegritas

tinggi.

Yuniarti (2011) membuktikan bahwa biaya audit berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit. Biaya yang lebih tinggi akan meningkatkan kualitas audit, karena biaya audit yang

diperoleh dalam satu tahun dan estimasi biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan

proses audit dapat meningkatkan kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Nindita dan

Siregar (2012) bahwa manajer perusahaan yang rasional tidak akan memilih auditor yang

berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila kondisi perusahaan yang tidak baik.

Gammal (2012) membuktikan bahwa perusahaan multinasional dan bank-bank di Lebanon lebih

memilih untuk membayar biaya audit yang bernominal besar dengan alasan yaitu mereka lebih

mencari auditor yang dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Susiana dan herawati

(2007) menemukan bahwa independensi yang diukur dengan fee audit berpengaruh signifikan

terhadap integritas laporan keuangan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan berdasarkan

(37)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan pada form input plot jadwal yaitu penambahan pencarian ruang melalui combo box, penambahan fitur pencarian dosen, penambahan fitur lihat data plot dosen yang belum

Menurut UU No.4 pasal 22 tahun 1992 pemukiman kumuh adalah pemukiman tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan tata

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk dataran tinggi dan dataran rendah di kabupaten Gowa pada tahun 2022 dengan menggunakan metode

Simulasi medan magnet dengan program superfish dan opera-3d digunakan untuk mengetahui besar dan distribusi medan magnet yang dihasilkan dari model inti magnet yang

S akibat ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan penyakit stroke, sehingga

Rata-rata peningkatan disposisi berpikir kritis matematis mahasiswa yang mendapat pembelajaran CIRC di setiap kelompok KAM (atas, sedang, bawah) berada pada kategori

Repair (perbaikan) adalah kegiatan mengganti atau memperbaiki sebagian dari peralatan yang rusak agar dapat beroperasi kembali sesuai fungsi dan kemampuannya

Universitas Mercu Buana dalam Program Studi Arsitektur memiliki program Praktik Profesi bagi mahasiswanya untuk melibatkan mahasiswa memiliki pengalaman secara