PENGARUH LIKUIDITAS OBLIGASI, WAKTU JATUH TEMPO, DAN KUPON OBLIGASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA OBLIGASI KORPORASI BERPERINGKAT TINGGI DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh:
NI KOMANG DYAH PURNAMA SARI NIM: 1215251164
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
PENGARUH LIKUIDITAS OBLIGASI, WAKTU JATUH TEMPO, DAN KUPON OBLIGASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA OBLIGASI KORPORASI BERPERINGKAT TINGGI DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh:
NI KOMANG DYAH PURNAMA SARI NIM: 1215251164
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 22 Februari 2016
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si. ...
2. Sekretaris : Dra. Luh Komang Sudjarni, MM. ...
3. Anggota : Nyoman Triaryati, SE., M.Si. ...
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE., M.Si. NIP. 19610601 198503 2 003
Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 22 Februari 2016
Mahasiswa,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas Obligasi, Waktu Jatuh Tempo, dan Kupon Obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi Berperingkat Tinggi di Bursa Efek Indonesia” dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,MS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Ibu Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS. selaku Sekretaris Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak Drs. Ketut Suardhika Natha, M.Si, selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Ibu Ni Made Rastini, SE., MM., selaku Koordinator Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
v
7. Ibu Dra. Luh Komang Sudjarni, MM., selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. I Wayan Budiartha dan Ni Made Gandari selaku orang tua yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberikan saran, kritik, serta motivasi selama perkuliahan.
10. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman, namun demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, Februari 2016
vi
Judul : Pengaruh Likuiditas Obligasi, Waktu Jatuh Tempo, Dan Kupon Obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi Berperingkat Tinggi Di Bursa Efek Indonesia.
Nama : Ni Komang Dyah Purnama Sari NIM : 1215251164
ABSTRAK
Adanya pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal sedangkan investor dapat menyalurkan dana pada bagian-bagian sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan berupa kupon jika berinvestasi pada obligasi dan investor dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain yang dapat dilihat dari perubahan harga obligasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh likuiditas obligasi, waktu jatuh tempo, dan kupon obligasi terhadap perubahan harga obligasi korporasi berperingkat tinggi di bursa efek indonesia.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari ICAMEL, IBPA, BEI, KSEI dan PT. Pefindo. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 39 obligasi, dengan metode porposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan pengolahan datanya menggunakan IBM SPSS 23.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa likuiditas obligasi tidak berpengaruh terhadap perubahan harga obligasi. Waktu jatuh tempo berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Kupon obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi.
vii
Kata kunci : perubahan harga obligasi, likuiditas obligasi, waktu jatuh tempo, dan kupon obligasi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS... iii
KATA PENGANTAR... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian...Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan...Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka...Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Obligasi Korporasi ...Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Jenis-Jenis Obligasi Perusahaan...Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Harga Obligasi dan YieldObligasi ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Obligasi Korporasi..Error! Bookmark not defined.
viii
2.1.5 Peringkat Obligasi ...Error! Bookmark not defined. 2.2 Hipotesis Penelitian...Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengaruh likuiditas obligasi terhadap perubahan harga obligasi korporasi ..Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Pengaruh waktu jatuh tempo terhadap perubahan harga obligasi korporasi .Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Pengaruh kupon obligasi terhadap perubahan harga obligasi korporasi ...Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian...Error! Bookmark not defined. 3.2 Lokasi Penelitian...Error! Bookmark not defined. 3.3 Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.4 Identifikasi Variabel...Error! Bookmark not defined. 3.5 Definisi Operasional Variabel ...Error! Bookmark not defined. 3.6 Jenis dan Sumber Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Jenis data...Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Sumber data ...Error! Bookmark not defined. 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Populasi ...Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Metode Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data...Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda ...Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji asumsi klasik ...Error! Bookmark not defined. 3.9 Uji Hipotesis...Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ...Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Koefisien Determinasi (R2) ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ix
4.3.2 Likuiditas Obligasi ...Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Waktu Jatuh Tempo ...Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Kupon Obligasi ...Error! Bookmark not defined. 4.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik...Error! Bookmark not defined. 4.5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ...Error! Bookmark not defined. 4.6. Pengujian Secara Parsial (Uji t) ...Error! Bookmark not defined. 4.7. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...Error! Bookmark not defined. 4.8. Pembahasan Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
4.8.1 Pengaruh Likuiditas obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi Error! Bookmark not defined.
4.8.2 Pengaruh Waktu Jatuh Tempo Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi Error! Bookmark not defined.
4.8.3 Pengaruh Kupon Obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi .Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman 1. Perhitungan Perubahan Harga Obligasi di Bursa Efek Indonesia...Error! Bookmark
not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun dalam
bentuk modal sendiri (saham) yang diterbitkan oleh pemerintah maupun
perusahaan swasta (Husnan, 2005:3). Riyanto (2001:47) menyebutkan bahwa
pasar modal adalah pasar dalam pengertian abstrak yang mempertemukan investor
dengan emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga di pasar modal).
Adanya pasar modal (capital market) sangat penting bagi perusahaan dan
investor. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui
pasar modal dengan menerbitkan surat hutang (obligasi) atau menjual saham
kepada publik. Jadi, dengan masuknya emiten ke pasar modal, maka emiten akan
dapat memperbaiki posisi struktur modal yang pada akhirnya akan memperkuat
daya saingnya di industri sejenis (Hermuningsih, 2012:2). Disamping itu, investor
sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat memanfaatkan pasar modal
sebagai sarana untuk menyalurkan dananya pada bagian sekuritas dengan harapan
dapat memperoleh imbalan (return) dimasa yang akan datang. Penelitian Ibrahim
(2008) menyatakan bahwa dalam melakukan investasi perlu adanya suatu analisa
mengenai return harapan dan risiko agar dapat menghasilkan suatu strategi
Setiap instrumen investasi tersebut tentu memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain, misalnya investor yang berorientasi pada pertumbuhan
dapat melakukan investasi pada saham, sedangkan investor yang berorintasi pada
pendapatan tetap dapat menginvestasikan dananya pada obligasi. Dilihat dari
tingkat risiko, obligasi memiliki tingkat risiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan saham karena dalam obligasi terdapat kepastian dalam jangka waktu jatuh
tempo dan pembayaran atas hutang dengan tingkat bunga yang tetap sedangkan
pada saham, pembagian deviden dapat berubah-ubah sepanjang tahun sesuai
dengan laba yang diperoleh emiten.
Berdasarkan terbitan ADB (Asian Development Bank) pada 20 Maret 2014,
pasar obligasi domestik di negara kawasan Asia Timur telah mampu bertahan
menghadapi volatilitas pasar yang terjadi belakangan ini. Hal ini ditunjukkan
dengan obligasi berdenomisasi mata uang lokal di kawasan Asia Timur cukup
stabil pada kuartal IV tahun 2013. Akhir kuartal IV, pasar obligasi Indonesia
mencatatkan pertumbuhan tercepat kedua di kawasan ini setelah Vietnam.
Berdasarkan fenomena ini, obligasi sesungguhnya marak diperdagangkan di pasar
modal.
Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang jangka
panjang kepada investor dengan nilai nominal (par value) dan dalam jangka
waktu tertentu. Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan swasta, BUMN
atau pemerintah yakni pemerintah pusat maupun daerah. Menurut Bursa Efek
Indonesia, obligasi merupakan surat hutang jangka menengah-panjang yang dapat
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang yang
telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Pihak yang membeli
obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan
menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan
atau 6 bulan sekali. Saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi
akan menerima kupon dan pokok obligasi (Samsul, 2006:45).
Penerbitan obligasi merupakan salah satu keputusan penting yang diambil
oleh pengelola perusahaan dalam rangka mendapatkan modal untuk kebutuhan
usahanya. Pengelola perusahaan akan membandingkan berbagai alternatif yang
ada untuk memperoleh dana yang dibutuhkan perusahaan. Ketika suku bunga (BI
rate) turun, maka mereka akan cenderung memilih untuk menerbitkan obligasi
karena biaya modalnya relatif lebih kecil dibandingkan menjual sahamnya yang
memiliki potensi menyebabkan penurunan kepemilikannya karena dijual ke
publik. Pertimbangan utama yang mendasari pemilihan perusahaan swasta untuk
menerbitkan obligasi sebagai alternatif pendanaan jangka panjang karena tingkat
bunga obligasinya lebih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman
bank (Nurfauziah dan Setyarini, 2004).
Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan penerbit obligasi, perusahaan
akan dimudahkan dalam hal pembayaran karena pada surat hutang tersebut sudah
dicantumkan pembayaran rutin yang harus dilakukan oleh perusahaan sesuai
dengan kesepakatan hingga jatuh tempo. Obligasi merupakan surat hutang jangka
panjang yang tidak memiliki hak atas kepemilikan suatu perusahaan, hal ini
menginvestasikan dananya dalam bentuk saham akan mendapatkan hak dalam
kepemilikan suatu perusahaan.
Keuntungan yang diperoleh investor sebagai pihak yang memiliki dana yang
menganggur, obligasi dapat menjadi alternatif guna memperoleh tambahan
penghasilan berupa kupon bunga (coupon) untuk investasi di pasar obligasi. Jika
pada saham, investor memiliki bukti kepemilikian atas saham yang dibelinya pada
perusahaan, namun pada obligasi hanya memiliki surat hutang atas obligasi yang
dibelinya tersebut, sehingga pada obligasi investor tidak memiliki hak
kepemilikan perusahaan (Hartono, 2014: 149). Sebelum seorang investor
memutuskan untuk membeli atau menjual suatu obligasi, maka hal utama yang
harus diperhatikan terlebih dahulu adalah harga obligasi tersebut.
Harga obligasi merupakan harga yang telah ditetapkan oleh pihak yang
ingin memperjualbelikan obligasi di pasar modal baik melalui transaksi pada
bursa maupun OTC (Over The Counter). Harga obligasi sangat penting untuk
diketahui oleh investor agar investor mengetahui kapan seharusnya mereka
membeli atau menjual obligasi sehingga dapat memperoleh keuntungan (Ekak dan
Abundanti, 2013). Keuntungan yang diperoleh investor dalam berinvestasi tidak
hanya pendapatan tetap dari kupon bunga dan pokok tetapi juga diperoleh dari
keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain) yang dapat dilihat dari
perubahan harga obligasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga obligasi menurut
Tandelilin (2010) adalah tingkat suku bunga pasar, likuiditas obligasi, callability,
sedangkan menurut Fabozzi (2000:569) perubahan harga obligasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain: likuiditas obligasi, waktu jatuh tempo, dan kupon
obligasi yang akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini. Faktor-faktor yang
digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas obligasi, waktu jatuh tempo, dan
kupon obligasi. hal ini dikarenakan untuk faktor waktu jatuh tempo dan kupon
obligasi merupakan karakteristik utama dari obligasi, faktor likuiditas obligasi
merupakan faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi perubahan harga
obligasi.
Likuiditas obligasi merupakan suatu ukuran seberapa sering suatu obligasi
diperdagangkan. Hartono (2014:160) menyatakan bahwa likuiditas dari suatu
obligasi menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual obligasi tanpa harus
mengorbankan harga obligasinya. Pengaruh likuiditas obligasi terhadap perubahan
harga obligasi yaitu positif, hal ini disebabkan karena ketika likuiditas dari suatu
obligasi mengalami kenaikan (penurunan) maka akan menyebabkan kenaikan
(penururnan) pada perubahan harga obligasi.
Menurut Yuan (2001) menyatakan likuiditas obligasi yang tinggi akan
menyebabkan obligasi lebih menarik karena tingginya minat investor untuk
membeli obligasi tersebut sehingga pihak yang memiliki obligasi dengan mudah
dapat menjual obligasinya. Longstaff (2001) juga menyatakan bahwa semakin
tinggi likuiditas obligasi maka akan semakin tinggi perubahan harga obligasi
tersebut. Hasil penelitian Damena et al.(2014), Favero et al.(2008), serta Chen et
al. (2007) menunjukkan bahwa likuiditas obligasi berpengaruh positif terhadap
bahwa tidak terdapat pengaruh antara likuiditas obligasi terhadap perubahan harga
obligasi. Amihud dan Mendelson (1991) yang melakukan penelitian secara khusus
mengkaji likuiditas obligasi pemerintah di Pasar Obligasi Amerika Serikat dan
hasil penelitiannya yaitu likuiditas obligasi malah akan menurunkan return
obligasi. Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Kempf dan Homburg (2000)
yang melakukan penelitian obligasi di Jerman pada tahun 1992-1994
menyimpulkan bahwa likuiditas obligasi berpengaruh negatif terhadap perubahan
harga obligasi.
Faktor berikutnya yang mempengaruhi perubahan harga obligasi korporasi
adalah waktu jatuh tempo. Setiap obligasi pasti mempunyai masa jatuh tempo
dimana tanggal nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi atau dibayarkan oleh
penerbit obligasi. Menurut Tandelilin (2010:279) waktu jatuh tempo memiliki
pengaruh negatif (terbalik) terhadap perubahan harga obligasi, hal ini disebabkan
karena semakin pendek (panjang) waktu jatuh tempo suatu obligasi akan
menyebabkan kenaikan (penurunan) pada perubahan harga obligasi.
Menurut Chopin (1998) menyatakan bahwa obligasi yang memiliki jangka
waktu lebih pendek memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dibandingkan
obligasi yang mempunyai jangka waktu lebih panjang dan memiliki biaya bunga
yang lebih rendah. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa waktu jatuh tempo
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Penelitian
yang dilakukan Krisnilasari (2007), Barker et al. (2002), serta Ekak dan
Abundanti (2013) yaitu semakin lama jangka waktu jatuh tempo suatu obligasi
dapat terjadi karena jangka waktu jatuh tempo obligasi yang lama akan
menyebabkan risiko obligasi akan semakin meningkat.
Hasil penelitian Elton dan Green (1998) menemukan adanya hubungan yang
lemah antara jangka waktu jatuh tempo dengan harga obligasi. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Damena et al.(2014) menyatakan bahwa waktu jatuh tempo
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Penelitian
Subagia dan Sedana (2015) menyatakan bahwa waktu jatuh tempo berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi korporasi. Hal ini
disebabkan investor mengabaikan waktu jatuh tempo yang lebih panjang karena
telah memiliki kepercayaan kepada emiten sehingga berapapun lama waktu jatuh
tempo suatu obligasi korporasi tidak menjadi masalah bagi investor.
Faktor terakhir yang mempengaruhi perubahan harga obligasi adalah kupon
obligasi. Kupon adalah tingkat bunga yang dibayarkan oleh perusahaan penerbit
obligasi setiap periode hingga waktu jatuh tempo obligasi kepada investor.
Menurut Tandelilin (2010:279) kupon memiliki pengaruh positif terhadap
perubahan harga obligasi, hal ini disebabkan karena semakin tinggi (rendah) nilai
kupon suatu obligasi akan semakin tinggi (rendah) tingkat perubahan harga
obligasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Krisnilasari (2007), Eom et al. (1998)
menyatakan bahwa kupon memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
perubahan harga obligasi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Ekak
dan Abundanti (2013) yang menyatakan bahwa kupon memiliki pengaruh positif
kupon tidak berpengaruh terhadap perubahan harga obligasi berperingkat rendah.
Penelitian Subagia dan Sedana (2015) yang melakukan penelitian di Bursa Efek
Indonesia periode kuartal 1 tahun 2013 hingga kuartal 2 tahun 2014 menyatakan
bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan antara kupon terhadap
perubahan harga obligasi korporasi. Hasil yang sama diteliti oleh Achmad dan
Setiawan (2007) yang menyatakan kupon obligasi tidak memiliki hubungan yang
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kupon obligasi belum cukup berperan
dalam penentuan harga obligasi.
Menurut Tandelilin (2010:251) menyatakan bahwa tingkat peringkat
obligasi bervariasi dari satu lembaga pemeringkat ke lembaga pemeringkat
lainnya. Di Indonesia terdapat 2 (dua) lembaga pemeringkat sekuritas hutang
yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating
Indonesia. Penelitian ini mengacu pada hasil rating yang dilakukan oleh PT.
PEFINDO. Agen pemeringkat ini menilai dan mengevaluasi sekuritas hutang
perusahaan yang diperdagangkan secara umum, baik dalam bentuk peringkat
maupun perubahan peringkat obligasi dan selanjutnya diumumkan ke pasar
modal. Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO berentang dari
AAA (sangat istimewa atau superior) sampai dengan D (gagal bayar). Lembaga
pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan informasi antara perusahaan
penerbit (emiten) dengan investor melalui penyedia informasi. Menurut
Purnamawati (2013) untuk menghindari risiko tersebut, investor harus
memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah peringkat obligasi perusahaan
obligasi yang diterbitkan serta memberikan pernyataan yang informatif dan
memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan.
Fenomena obligasi yang menarik bagi investor dapat dilihat pada peringkat
obligasi yang memiliki hubungan terhadap likuiditas obligasi. Semakin tinggi
peringkat obligasi maka akan semakin likuid suatu obligasi. Berikut tabel yang
[image:23.612.127.522.265.441.2]disajikan antara peringkat obligasi dengan likuiditas obligasi suatu obligasi.
Tabel 1.1 Fenomena Peringkat Obligasi Periode 2012-2014
No. Kode Peringkat Frekuensi Perdagangan Obligasi (Kali)
Obligasi Obligasi 2012 2013 2014
1 ADMF01CCN1 idAAA 305 93 99
2 BNGA01B idAAA 289 83 76
3 BNII01BCN1 idAAA 293 66 55
4 BTPN03B idAA+ 100 52 60
5 PPGD12A idAA+ 24 67 77
6 PPGD12A idAA+ 24 67 77
7 JMPD14JM10 idAA 87 47 22
8 PNBN05 idAA 49 20 62
9 BDKI06B idAA- 25 15 33
10 BSSB01B idA 2 58 12
Sumber: ICAMEL (Indonesia Capital Market Library)
Berdasarkan Tabel 1.1, peringkat obligasi yang tinggi akan lebih diminati
oleh investor dibandingkan obligasi yang memiliki peringkat rendah. Frekuensi
perdagangan obligasi di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 mengalami
perubahan yang fluktuasi, dimana frekuensi perdagangan obligasi tertinggi yaitu
305 kali berada di tahun 2012, memiliki peringkat idAAA pada obligasi
ADMF01CCN1 dan frekuensi perdagangan obligasi terendah yaitu 2 kali di tahun
Berdasarkan research gap yang terjadi antara hasil penelitian terdahulu
dengan teori, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
likuiditas obligasi, waktu jatuh tempo, dan kupon obligasi terhadap perubahan
harga obligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan pada
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas obligasi berpengaruh signifikan terhadap perubahan
harga obligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah waktu jatuh tempo berpengaruh signifikan terhadap perubahan
harga obligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah kupon obligasi berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga
obligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh likuiditas obligasi terhadap perubahan harga
obligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh waktu jatuh tempo terhadap perubahan harga
obligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh kupon obligasi terhadap perubahan harga obligasi
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi, diharapkan memberikan
masukan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
harga obligasi.
2. Bagi investor yang tertarik dengan keuntungan dari selisih harga (capital
gain) akan menambah refrensi mengenai faktor utama yang
mempengaruhi perubahan harga obligasi.
3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian pada bidang yang sama dan
diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdapat 5 (lima) bab yang disusun secara
terperinci dan sistematis sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai
hubungan yang erat.
BAB I : Pendahuluan
Diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Disajikan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang ada
sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pembahasan selanjutnya
BAB III : Metode Penelitian
Diuraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, obyek
penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis,
dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V : Simpulan dan Saran
Dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi
Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik
bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan. Adanya pengetatan prosedur
pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang sedang
membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis atau melakukan pelunasan hutangnya
mulai melirik instrumen obligasi sebagai salah satu alternatif penggalangan dana.
Obligasi korporasi merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang menjanjikan pembayaran sejumlah uang tetap pada waktu jatuh
tempo dimasa mendatang ditambah dengan pemberian kupon secara periodik
kepada pemiliknya (Tandelilin, 2010:245). Sekuritas yang dimaksudkan
merupakan sertifikat yang berisi kontrak antara investor dengan perusahaan
penerbit obligasi (emiten), yang menyatakan bahwa investor tersebut telah
meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan (Hermuningsih, 2012:82).
Melakukan investasi obligasi selain menghasilkan kupon juga memberikan
tingkat potensi risiko investasi. Risiko yang dimaksudkan adalah
ketidakmampuan membayar bunga sesuai ketepatan dalam kontrak (Fabozzi,
2000:506). Selain itu risiko yang paling ditakuti, yakni apabila pihak penerbit
mampu membayar kewajiban pokok hutangnya. Investor obligasi jangka pendek
bisa juga mengalami kerugian akibat nilai pasar dari obligasi tersebut turun atau
lebih rendah daripada harga beli obligasi tersebut. Instrumen obligasi pada
dasarnya merupakan alternatif produk investasi yang sangat fleksibel serta sangat
prospektif perkembangannya di masa mendatang, sedangkan untuk investor
institusional yang menginginkan investasi dengan struktur pendapatan yang begitu
variatif maka kehadiran berbagai instrumen obligasi akan sangat diminati.
2.1.2 Jenis-Jenis Obligasi Perusahaan
Menurut Tandelilin (2010:247) ada beberapa jenis obligasi perusahaan
dengan masing-masing karakteristiknya yang berbeda, yaitu:
1) Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real,
sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya maka pemegang
obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.
2) Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu.
3) Obligasi konversi, merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah
saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang
obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Disisi lain,
konversi memberikan tingkat kupon yang relatif lebih rendah dibanding
obligasi biasa.
4) Obligasi yang disertai dengan warrant. Pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan.
Pemegang obligasi dengan waran akan mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan capital gainjika harga saham mengalami kenaikan.
5) Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa bunga umumnya ditawarkan
pada harga dibawah nilai parnya, sehingga investor akan memperoleh
keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par obligasi pada saat
obligasi tersebut dibeli.
6) Obligasi dengan tingkat suku bunga mengambang (floating rate bond) adalah obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan
dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku.
7) Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum
waktu jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi
terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat bunga mengalami
kenaikan dan harga obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang
obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan.
8) Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon)
9) Sovereign bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam
mata uangnya sendiri, tetapi dijual dinegara lain dalam mata uang negara
tersebut.
2.1.3 Harga Obligasi dan YieldObligasi
Harga obligasi adalah harga yang ditawarkan oleh perusahaan emiten
kepada investor pada saat penjualan obligasi di pasar modal, sedangkan yield
obligasi adalah ukuran pendapatan obligasi yang diterima investor dan bersifat
tidak tetap. Yield obligasi bersifat tidak tetap, karena pendapatan tersebut
didasarkan pada nilai pasar yang dapat berubah-ubah (Tandelilin, 2010:257).
Harga dan yield obligasi memiliki keterkaitan yang sangat penting dalam
perdagangan obligasi bagi investor.
Hubungan yang dimiliki antara harga dan yield obligasi yaitu hubungan
yang negatif (terbalik). Hubungan negatif yang dimaksudkan adalah ketika yield
obligasi meningkat maka harga obligasi cenderung akan menurun. Menurut
Fabozzi (2000:543) hal tersebut disebabkan karena harga obligasi merupakan nilai
sekarang arus kas, seiring dengan adanya peningkatan atas hasil yang diinginkan
maka nilai sekarang dari arus kas akan menurun sehingga menyebabkan
penurunan pada harga. Hubungan antara harga dengan yield obligasi ini sangat
penting untuk diperhitungkan bagi investor agar para investor dapat mengetahui
kapan waktu yang tepat untuk membeli maupun menjual obligasi sehingga
Berdasarkan teori, dalam menentukan harga obligasi diperlukan estimasi
nilai dari arus kas selama periode dan estimasi dari yield yang diharapkan. Arus
kas dari obligasi bagi investor yaitu kupon ditambah dengan nilai pada saat jatuh
tempo. Secara umum periode pembayaran kupon yang digunakan di Indonesia
adalah periode triwulan atau semester.
Secara sistematis, harga obligasi dapat dirumuskan sebagai berikut (Hartono,
2014:219):
NO = ? ?
(? ? ?)?
?
?? ?
+ ? ?? ?
(? ? ?)? ... (1)
Keterangan:
NO = Nilai intrinsik obligasi K = Nilai kupon obligasi
NJTn = nilai obligasi pada saat jatuh tempo
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan t = periode obligasi (1,2,3,..., n)
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Obligasi Korporasi
2.1.4.1 Likuiditas Obligasi
Menurut Hartono (2014:220) likuiditas obligasi dari suatu obligasi
menunjukkan seberapa cepat investor menjual obligasinya tanpa harus
mengorbankan harga obligasinya. Frekuensi transaksi perdagangan obligasi
ini mencerminkan bahwa obligasi sering dan mudah diperjualbelikan.
Semakin mudah suatu obligasi diperjualbelikan maka semakin menarik minat
Likuiditas obligasi adalah tingginya volume dari frekuensi transaksi
perdagangan obligasi di pasar obligasi. Apabila obligasi yang dibeli
mempunyai likuiditas obligasi cukup tinggi maka harga obligasi tersebut
cenderung stabil dan meningkat, begitu pula sebaliknya apabila likuiditas
obligasi tersebut rendah, maka harga obligasi cenderung melemah. Saat
membeli obligasi hendaknya memilih obligasi yang likuid yaitu yang selalu
diperdagangkan di pasar obligasi serta diminati oleh investor.
Likuiditas obligasi merupakan risiko bagi investor ketika membeli
suatu obligasi. Risiko ini timbul dari kemungkinan tidak likuidnya suatu
obligasi. Suatu obligasi menjadi likuid di pasar obligasi jika permintaan akan
obligasi tersebut cukup banyak dan likuiditas obligasi yang tinggi akan
memudahkan investor untuk menjual kembali dengan harga premium
sebelum waktu jatuh tempo obligasi tersebut.
2.1.4.2 Waktu Jatuh Tempo
Waktu jatuh tempo merupakan tanggal ketika pemegang obligasi akan
menerima uang pokok pinjaman yang jumlahnya sebesar nilai nominalnya
(Tandelilin, 2010:42). Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau
dikenal dengan istilah maturity date yaitu tanggal di mana nilai pokok
obligasi tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi. Emiten obligasi
mempunyai kewajiban mutlak untuk membayar nilai nominal obligasi kepada
pemegang obligasi pada saat jatuh tempo (biasanya tercantum pada
bervariasi dari 1 tahun sampai lebih dari 10 tahun.
Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama maka akan
semakin tinggi tingkat risikonya sehingga yieldyang didapatkan juga berbeda
dengan obligasi yang umur jatuh temponya cukup pendek. Perubahan harga
obligasi biasanya disebabkan juga oleh periode jatuh tempo obligasi tersebut.
Apabila tingkat suku bunga berubah, harga obligasi yang mempunyai masa
jatuh tempo lebih lama akan lebih banyak berubahnya dibanding obligasi
yang mempunyai masa jatuh tempo pendek (Tandelilin, 2010:277).
2.1.4.3 Kupon Obligasi
Kupon merupakan bunga yang dibayarkan oleh emiten untuk setiap
periode tertentu, umumnya setiap 6 bulan (Hartono, 2014:191). Kupon
obligasi ditetapkan dalam persentase tahunan dari nilai nominal dan
dibayarkan pada interval waktu tertentu.
Tingkat bunga dari obligasi menentukan bunga yang harus dibayarkan
dimana pembayaran tahunan merupakan tingkat imbal hasil kupon dikalikan
dengan nilai nominal obligasi (Bodie et al., 2009:4). Obligasi yang
mempunyai kupon tinggi di atas rata–rata suku bunga deposito dan rata–rata
kupon obligasi lainnya sangat diminati oleh banyak investor. Bila kupon
obligasi tersebut tinggi maka harga obligasi cenderung meningkat karena
obligasi yang memiliki kupon yang tinggi lebih menarik bagi investor karena
pembayaran kupon atas obligasi yang dibeli memiliki nilai yang tinggi.
kecil, harga obligasi tersebut cenderung turun karena daya tarik untuk
investor atau bagi calon pembeli obligasi tersebut sangat sedikit.
2.1.5 Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen
pemeringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi (Hartono, 2014:230).
Menurut Fahmi (2012:146) peringkat obligasi menggambarkan kredibilitas dan
prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu aset
lancar perusahaan. Berikut penjelasan dari tiap peringkat obligasi menurut
[image:34.612.145.525.313.690.2]Hartono (2014:230):
Tabel 2.1 Peringkat obligasi
Peringkat Keterangan AAA AA A BBB BB, B CCC, CC, C
Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi.
Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi.
Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi tetapi lebih rentan terhadap kondisi yang berubah terbalik dibandingkan dengan kasus dari AA.
Mempunyai kemampuan cukup untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi. Bahkan lebih rentan terhadap kondisi yang berubah terbalik dibandingkan dengan obligasi peringkat A.
D
+ atau
-Gagal (default).
Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relatif di dalam suatu kategori.
2.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012:93).
2.2.1 Pengaruh likuiditas obligasi terhadap perubahan harga obligasi korporasi
Yuan (2001) menyatakan bahwa likuiditas obligasi berpengaruh positif
terhadap perubahan harga obligasi karena likuiditas obligasi yang tinggi akan
menyebabkan obligasi lebih menarik karena tingginya minat investor untuk
membeli obligasi tersebut sehingga menyebabkan perubahan harga obligasi
semakin meningkat.
Penelitian yang dilakukan Damena et al. (2014) di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012 dengan jumlah sampel 65 obligasi dimana hasil penelitiannya
memperoleh likuiditas obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan harga obligasi.
Penelitian Subagia dan Sedana (2015) yang menggunakan sampel 54
terhadap perubahan harga obligasi korporasi. Penelitian Bao et al. (2009)
menemukan adanya hubungan positif signifikan antara likuiditas obligasi terhadap
perubahan harga obligasi.
Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Krisnilasari
(2007) menyebutkan bahwa likuiditas obligasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perubahan harga obligasi. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
H1 : Likuiditas obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi korporasi
2.2.2 Pengaruh waktu jatuh tempo terhadap perubahan harga obligasi korporasi
Rubayah et al. (2002) mengungkapkan pada hasil penelitiannya bahwa
variabel waktu jatuh tempo berpengaruh negatif terhadap harga obligasi. Hal ini
disebabkan karena dalam kurun waktu yang begitu lama, risiko ketidakpastian
terhadap suatu musibah yang menyebabkan kinerja perusahaan turun secara
drastis.
Penelitian Krisnilasari (2007) juga mengungkapkan hasil penelitian bahwa
variabel jangka waktu jatuh tempo berpengaruh negatif terhadap perubahan harga
obligasi. Penelitian Ericsson dan Reneby (2001) melakukan kajian mengenai
perkiraan harga obligasi di pasar obligasi di Amerika Serikat dan hasilnya
menunjukkan bahwa jangka waktu obligasi mempengaruhi perubahan harga
obligasi maka akan menurunkan perubahan harga obligasi.
Penelitian Wijaya et al. (2014) menyatakan hal waktu jatuh tempo secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap perubahan harga obligasi karena jika
risiko obligasi perusahaan meningkat, permintaan obligasi perusahaan menurun
sehingga harga obligasi perusahaan menurun, berlaku juga untuk hubungan
sebaliknya. Temuan penelitian Amihud dan Mendelson (1991) menyebutkan
return obligasi akan menurun dengan meningkatnya jangka waktu jatuh tempo.
Semakin pendek jangka waktu obligasi maka diperkirakan mengurangi perubahan
harga obligasi. Investor akan memilih waktu jatuh tempo yang lebih singkat untuk
meminimalisir terjadinya risiko gagal bayar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Waktu jatuh tempo berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi korporasi
2.2.3 Pengaruh kupon obligasi terhadap perubahan harga obligasi korporasi Wijaya et al.(2014) melakukan penelitian pada Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2009 sampai tahun 2011 dengan jumlah sampel 115 obligasi dan
berdasarkan hasil pengujian ditemukan tingkat bunga kupon secara signifikan
berpengaruh positif terhadap perubahan harga obligasi. Jika ekspektasi
keuntungan obligasi perusahaan meningkat, permintaan pada obligasi perusahaan
tersebut meningkat sehingga harga obligasi perusahaan meningkat, berlaku pula
sebaliknya.
likuiditas obligasi, kupon, dan jangka waktu jatuh tempo obligasi terhadap
perubahan harga obligasi di Bursa Efek Surabaya. Hasil penelitiannya, variabel
kupon obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga
obligasi pada tingkat signifikansi 5%.
Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Siahaan (2007)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga obligasi khusus
pada obligasi di sektor industri dari tahun 2004-2006. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kupon obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan harga obligasi. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :