• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V MI WALI SONGO AMBOKEMBANG 01 KEC. KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V MI WALI SONGO AMBOKEMBANG 01 KEC. KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

39 A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya

Pada permulaan munculnya ide (sebagai perumus) tentang berdirinya Madrasah Ibtidaiyah ini datang dari Bapak Ky. Isma’il, beliau seorang tokoh masyarakat yang sangat disegani, kemudian ide tersebut disampaikan oleh sebagian tokoh masyarakat Ambokembang lainnya, diantaranya oleh Bapak H. Dalari, makaMadrasah Ibtida’iyah didirikan tepatnya pada tanggal 1 april 1972 dengan nama Madrasah Ibtida’iyah Walisongo Ambokembang.

Adapun yang melatarbelakangi berdirinya madrasah ini antara lain: a. Dalam rangka ikut sert mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Sebagian penduduk di desa Ambokembang masih minim dalam hal pendidikan Islam.

c. Untuk menolong anak-anak dari golongan ekonomi lemah, sehingga dengan adanya madrasah ini dapat mengurangi beban pembiayaan khususnya transportasi.

Pada mulanya sebelum mendirikan gedung, proses belajar mengajar dilaksanakan dirumah kosong milik Ibu Hj. Jaemah, tepatnya di sebelah barat masjid Jami’ Ambokembang, dan pelaksanaannya pada siang hari.

(2)

Kemudian pada tahun 1976 sudah dapat menempati gedung milik sendiri yang dibangun dengan dana masyarakat dan menempati tanah wakaf, membangun beberapa lokal yaitu 3 lokal untuk ruang belajar, 1 lokal untuk kantor.

Karena belum semua murid dapat menempati gedung tersebut, maka sebagai konsekwensinya masih ada beberapa kelas yang menempati di gedung kosong milik warga, namun seluruh kegiatan belajar mengajarnya sudah dapat dilaksanakan pada pagi hari. Sejak berdirinya sampai sekarang Madrasah Ibtida’iyah ini banyak mengalami kemajuan, seperti penambahan lokal terus dilaksanakan sehingga seluruh kegiatan belajar dan mengajarnya sudah dapat menempati gedung milik sendiri.

Pada tanggal 1 Februari 1978 Departemen Agama RI memberikan piagam terdaftar dengan No. LK/3C/2556/Pgm.MI/1978, kemudian tahun demi tahun status Madrasah Ibtida’iyah ini sudah dapat diakui dengan No. MK.14/5.b/Pgm/MI/52/1993; dan pada tahun 1998 disamakan dengan No. A/MK.14/MI/052/1998.

Sedangkan kepala Madrasah Ibtidaiyah ini sejak berdirinya sampai sekarang adalah:

a. Ibu Sholekha, dari tahun 1972-1979 b. Bpk. Abdul Latif, dari tahun 1980-1979 c. Bpk. A. Barori, A. Ma, dari tahun 1988-1999 d. Bpk. Jundi, A. Ma, dari tahun 2000-2002 e. Bpk. Shobirin, A. M.a, dari tahun 2003-2005

(3)

f. Bpk. Khuzaini, S.Pd.I, dari tahun 2006 sampai sekarang.1

Perlu diketahui bahwa di desa Ambokembang terdapat beberapa lembaga pendidikan baik yang formal maupun non formal diantaranya:

a. 3 Taman Kanak-kanak (RAM, BA dan TK Pertiwi) b. 2 Madrasah Ibtidaiyah

c. 2 SD Muhammadiyah d. 1 SD Negeri

e. 1 Madrasah Tsanawiyah dan Pondok pesantren Miftahul Ulum 2. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Madrasah Ibtidaiyah walisongo Ambokembang 01 tersebut terletak di desa Ambokembang Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.

Dilihat dari letak desanya, desa Ambokembang mudah dijangkau oleh sarana transportasi, karena disamping jalannya sudah cukup baik juga dilalui jalur ankgkutan kota jurusan Kedungwuni Pekalongan.

Sedangkan letak Madrasah Ibtidaiyah berada ditengah perkotaan dan dekat dengan perumahan penduduk, juga berdekatan dengan lembaga pendidikan yang lain. Karena lokasinya di jalan raya terlalu dekat dengan keramaian, maka Madrasah Ibtidaiyah tersebut terletak pada posisi yang kurang baik dan suasananya kurang baik pula untuk berlangsungnya

1 H. Yahya, Pengurus Yayasan MI Walisongo Ambokembang 01, Wawancara Pribadi, 23 Maret 2014.

(4)

proses belajar mengajar karena terlalu dekat dengan kebisingan dan keramaian sehingga menunjukkan suasana yang kurang tenang. Dan walaupun letaknya berdekatan denga lembaga pendidikan yang lain, namun suasananya lembaga pendidikan yang satu dengan yang lain tidak saling terganggu.

3. Fasilitas Sekolah

Dalam rangka melaksanakan suatu proses pendidikan dan pengajaran faktor sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelancaran aktivitas program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni pada saat penelitian berlangsung telah memiliki beberapa fasilitas yang cukup memadai, baik ruangan perkantoran, ruang belajar dan fasilitas yang lain.

Untuk melengkapi keterangan diatas, berikut ini akan penulis laporkan hasil pengumpulan data tentang keadaan fasilitas yang ada, antara lain sebagai berikut:

a. Madrasah 1) Nama madrasah 2) Alamat : Madrasah Ibtida’iyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni

: Jl. Raya Ambokembang No. 57 Kedungwuni Pekalongan

(5)

3) Nama yayasan/induk organisasi

4) Tahun pendirian

5) Tanggal dan nomor piagam

6) Nomor statistik madrasah 7) Status tanah

8) Luas tanah 9) Status gedung 10) Sifat gedung 11) Luas Bangunan

: Lembaga Pendidikan Ma’arif NU : 1 April 1972 : 1 April 1978 No. LK//3C/2556/Pgm.MI/1978 : 1520032613041 : Wakaf : 390 m2 : Milik Sendiri : Permanen : 256 m2 b. Keadaan Gedung

1) Ruang Kepala Sekolah 2) Ruang kantor guru 3) Ruang kelas

4) Ruang perpustakaan 5) Ruang UKS

6) Ruang koperasi sekolah 7) Kamar kecil/WC

: 1 Ruang : 1 ruang : 7 ruang : 1 ruang

: Bergabung dengan perpustakaan : Bergabung dengan perpustakaan : 5 Ruang2

2 Dokumen Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Tahun 2013-2014.

(6)

4. Struktur Organisasi

Struktur organissi yang digunakan di Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni adalah sebagai berikut:

Tabel 1

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDIYAH WALISONGO

AMBOKEMBANG 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN3

3 Dokumen Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Tahun 2013-2014.

Kepala Madrasah Moh. Khuzaini, S.Pd.I

Komite Madrasah Fauzi

Kepala Perpustakaan Moh. Khoiruddin

Kepala Tata Usaha M. Erik Rizal

Kepala Madrasah Moh. Khuzaini, S.Pd.I

Wali Kelas I Wali Kelas II Wali Kelas III Wali Kelas IV Wali Kelas VI Wali Kelas V Masyarakat Siswa

(7)

SUSUNAN PENGURUS MADRASAH IBTIDAIYAH WALISONGO AMBOKEMBANG 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN

Pelindung : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Penasehat : 1. Kyai Khudhori

2. Kyai Busro Ketua I : Khamim Ketua II : Samsudin Sekretaris I : M. Mahrus Sekretaris II : Shodiqin Bendahara I : Aminudin Bendahara II : A. Khuzaini 5. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan guru dan karyawan

Madrasah ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni ini memiliki sejumlah guru yang cukup, meskipun sebenarnya kurang. Di samping itu juga telah terbagi dalam memangku jabatan masing-masing, baaik sebagai kepala madrasah, wakil kepala sekolah maupun guru biasa baik tetap maupun tidak tetap.

Jumlah guru dan karyawan MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni sebanyak 12 orang, pendidikan terakhir tenaga pengajarnya beragam, mulai dari pendidikan guru (PG), diploma dan

(8)

sarjana. Sedangkan mengenai status guru diklasifikasikan menjadi dua yakni:

1. Guru tetap atau guru yang telah diangkat menjadi pegawai negeri berjumlah lima orang.

2. Guru dan karyawan tidak tetap berjumlah tujuh orang.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan ada tabel berikut dari data guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni.

b. Keadaan siswa

Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni Pekalongan Tahun Pelajaran 2013/2014 tercatat sejumlah 211 siswa, dengan perincian untuk kelas 1 terdiri 2 ruang, kelas A sebanyak 25 siswa dan kelas B sebanyak 25 siswa, Kelas II sebanyak 30 siswa, kelas III sebanyak 39 siswa, kelas IV sebanyak 37 siswa, kelas V sebanyak 26 siswa dan kelas VI sebanyak 36 siswa.

B. Kecerdasan Emosional

Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional anak kelas V MI Walisongo Ambokembang 01, ditempuh dengan menggunakan angket. Angket yang diberikan pada anak merupakan angket yang berbentuk skor dengan penilaian angket sebagai berikut:

Bila jawaban A, yaitu selalu, maka mendapatkan skor 4 Bila jawaban B, yaitu sering, maka mendapatkan skor 3

(9)

Bila jawaban C, yaitu kadang-kadang, maka mendapatkan skor 2 Bila jawaban D, yaitu tidak pernah, maka mendapatkan skor 1

Setelah memberikan skor pada setiap pertanyaan, maka hasil angket dari setiap anak dapat dihitung dengan cara prosedur di atas. Dan hasil dari penjumlahan setiap pertanyaan dari angket tersebut merupakan skor akhir atau nilai yang kemudian penulis ambil untuk menganalisis.

TABEL I

Data Hasil Angket Tingkat Kecerdasan Emosional Anak MI Walisongo Ambokembang 01 N0 Nama Jawaban Nilai Jml A B C D 4 3 2 1 1. Dian Rusfiyana 13 5 6 1 52 15 12 1 80 2. Elisa Sutantin 5 10 10 - 20 30 20 - 70 3. Erna Novita 12 6 7 - 48 18 14 - 80 4. Farah hasnah 19 3 1 2 76 9 2 2 89 5. Frisca Anisa 18 3 3 1 12 9 6 1 88 6. Indah Setiowati 12 9 4 - 48 27 8 - 83

7. Intan Vina Yuliana 11 8 5 1 44 24 10 1 79

8. Kharismatul Ulfa 11 9 5 - 44 27 10 - 81

9. Lailatul risqillah 15 6 3 1 60 18 6 1 85

10. M. Andre 9 8 4 4 36 24 8 4 72

11. M. Ardan Syahda 14 7 2 2 56 21 4 2 83

(10)

13. M. Faqih 9 8 8 - 36 24 16 - 76 14. M. Hasbunallah 2 17 6 - 8 51 12 - 71 15. M. Khafidzi 8 10 6 - 32 30 12 - 74 16. M. Khoirul Ibad 10 13 2 - 40 39 4 - 83 17. M. Naili sa’dain 12 9 4 - 48 27 8 - 83 18. M. Riza Ballafi 18 6 - 1 72 18 - 1 91 19. M. Sofian A. 12 8 5 - 48 24 10 - 75 20. M. Sahreza’ah zami 20 1 - 4 80 3 - 4 87 21. Mustaqim 18 4 2 1 72 12 4 1 89 22. Mita Firmayanti 9 10 6 - 36 30 12 - 78 23. Naili Sa’idah 11 10 4 - 44 30 8 - 82 24. Oktaviariani 14 9 - 2 56 27 - 2 85

25. Siti Nur Janah 13 8 3 1 52 24 6 1 83

26. Suhardi Prasejati 40 36 6 - 40 36 6 - 82

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai 90 – 91 berjumlah 1 anak dengan kategori sangat tinggi, siswa yang mendapatkan nilai antara 86 - 89 berjumlah 4 anak dengan kategori tinggi, siswa yang mendapatkan nilai antara 82 – 85 berjumlah 10 anak dengan kategori cukup tinggi, siswa yang mendapatkan nilai antara 78 – 81 berjumlah 5 anak dengan kategori rendah, siswa yang mendapatkan nilai antara 74 – 77 berjumlah 3 anak dengan kategori sangat rendah, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai antara 70 – 73 berjumlah 3 orang dengan kategori rendah sekali. Jadi, jumlah interval nilai yang paling banyak berdasarkan data tersebut adalah siswa yang

(11)

mendapatkan nilai antara 82 – 85 dengan kategori cukup tinggi. Dari keterangan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel dibawah ini.

Interval Nilai Jumlah Keterangan

90-91 1 Sangat Tinggi 86-89 4 Tinggi 82-85 10 Cukup 78-81 5 Rendah 74-77 3 Sangat Rendah 70-73 3 Rendah sekali Jumlah N=26

Referensi

Dokumen terkait

Gula yang disisihkan dikenal sebagai the levy quota yang dialokasikan ke pemerintah negara bagian untuk Public Distribution System (PDS) dengan harga di bawah harga pasar.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya rahmat dan karunia-Nya sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai

8.1 Mana-mana orang yang tertakluk kepada Polisi ini yang mengetahui tentang sebarang cubaan, mengesyaki atau aktiviti rasuah atau korupsi yang sebenar dan / atau

Pengetahuan yang kurang pada ibu-ibu primipara tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.Dalam penelitian ini yang

3. Pengembangan industri hulu dan hilir serta peningkatan nilai tambah kelapa sawit. Dengan strategi ini diharapkan ekspor negara Indonesia tidak hanya didominasi oleh CPO akan

Perasaan negatif dapat muncul saat para pengurus pondok pesantren merasa gagal untuk mengendalikan atau mengarahkan santri-santri lain agar tidak melanggar

Pengukuran temperatur dimulai dengan menghubungkan kabel- kabel termo kopel yang terhubung ke agilent dan ditempelkan ke permukaan kayu, ruang kolektor, permukaan kaca,