• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (studi kasus pada tenaga kependidikan tetap Universitas Sanata Dharma)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (studi kasus pada tenaga kependidikan tetap Universitas Sanata Dharma)"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Tenaga Kependidikan Tetap Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Dwi Setya Wati

NIM: 132214057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Tenaga Kependidikan Tetap Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Dwi Setya Wati

NIM: 132214057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Motto dan Persembahan

Ia membuat segala sesuatu indah pada

waktuNya, bahkan Ia memberikan

kekekalan dalam hati mereka. Tetapi

manusia tidak dapat menyelami pekerjaan

yang dilakukan Allah dari awal sampai

akhir.

Pkh 3:11

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang

mau menunggu, namun hanya didapatkan

oleh mereka yang bersemangat

mengejarnya.

Abraham Lincoln

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Bapak Ibuku tercinta atas segala cinta, doa serta dukungannya

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh

Kompensasi, Motivasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Studi

Kasus pada Tenaga Kependidikan Tetap Universitas Sanata Dharma”. Skripsi ini

ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai setiap langkah kehidupan

penulis.

2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.ED., Ph.D. selaku Wakil Rektor 1 yang

telah memberikan izin penelitian di Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, dan selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran, semangat serta

kesungguhan hati dalam membantu menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak Drs. Theodorus Sutadi. M.B.A., selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan semangat serta meluangkan waktu untuk membimbing

penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan sumbangan pemikiran

kepada penulis dalam penulisan skripsi.

6. Seluruh dosen dan staff Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Responden (tenaga kependidikan tetap Universitas Sanata Dharma) yang

(9)
(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

HALAMAN ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A.Landasan Teori... 6

1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 6

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 6

b. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia... 7

2. Kinerja ... 7

a. Pengertian Kinerja ... 7

b. Faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 8

c. Tujuan Menilai Kinerja... 9

(11)

x

a. Pengertian Persepsi ... 10

4. Kompensasi... 11

a. Pengertian Kompensasi ... 11

b. Tujuan pemberian kompensasi ... 12

c. Bentuk kompensasi ... 13

d. Faktor yang mempengaruhi kompensasi ... 15

e. Asas kompensasi ... 17

5. Motivasi ... 18

a. Pengertian motivasi ... 18

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ... 20

c. Teori motivasi menurut Maslow ... 22

6. Lingkungan kerja ... 24

a. Pengertian lingkungan kerja ... 24

b. Bentuk lingkungan kerja ... 24

c. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan kerja psikis ... 26

B.Penelitian-penelitian Sebelumnya ... 26

C.Kerangka Komseptual Penelitian ... 29

D.Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A.Jenis Penelitian... 32

B.Subyek dan Obyek Penelitian ... 32

1. Subjek penelitian ... 32

2. Objek penelitian ... 32

C.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 32

1. Waktu penelitian ... 32

2. Lokasi penelitian ... 32

D.Variabel Penelitian ... 32

1. Identifikasi variabel ... 32

2. Definisi variabel ... 33

E. Pengukuran Variabel ... 34

(12)

xi

G.Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel... 37

H.Teknik Pengambilan Sampel ... 38

I. Sumber Data... 38

J. Teknik Pengumpulan Data ... 39

K.Teknik Pengujian Instrumen ... 39

1. Uji validitas ... 39

2. Uji reliabilitas... 40

L. Teknik Analisis Data... 41

1. Analisis Deskriptif ... 41

2. Uji Asumsi Klasik ... 42

3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 43

4 Uji F ... 44

5 Uji t ... 45

6 Koefisien Determinasi ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48

A.Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 48

B.Visi, Misi, dan Motto ... 51

C.Tujuan Pendidikan ... 52

D.Logo ... 52

E. Struktur Yayasan dan Universitas ... 53

F. Bagan Struktur Organisasi ... 54

G.Lokasi Kampus ... 55

H.Tenaga Kependidikan ... 55

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57

A.Karakteristik Responden ... 57

B.Analisis Deskriptif ... 59

C.Analisis Uji Validitas dan Reeliabilitas ... 65

1. Uji validitas ... 65

(13)

xii

D.Analisis Linier Berganda ... 66

E. Uji Asumsi Klasik ... 67

1. Uji normalitas... 67

2. Uji multikolinieritas ... 69

3. Uji heteroskedastisitas ... 70

F. Uji F ... 71

G.Uji t ... 72

H.Koefisien Determinasi ... 73

I. Pembahasan... 74

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 77

A.Kesimpulan ... 77

B.Saran ... 78

C.Keterbatasan ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel ... 35

IIII.2 Skala Data ... 42

V.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

V.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia ... 58

V.3 Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 58

V.4 Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 59

V.5 Skala Data Kompensasi ... 60

V.6 Deskripsi Kategori Skor Variabel Kompensasi ... 60

V.7 Skala Data Motivasi ... 61

V.8 Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi ... 61

V.9 Skala Data Lingkungan Kerja ... 62

V.10 Deskripsi Kategori Skor Variabel Lingkungan Kerja ... 63

V.11 Skala Data Kinerja ... 64

V.12 Deskripsi Kategori Skor Variabel Kinerja ... 64

V.13 Hasil Uji Validitas ... 65

V.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 66

V.15 Hasil Analisis Linier Berganda ... 67

V.16 Hasil Pengukuran Uji Normalitas ... 67

V.17 Hasil Pengukuran Uji Multikolinieritas ... 70

V.18 Hasil Uji F ... 71

V.19 Hasil Uji t ... 72

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 29

IV.1 Logo Universitas Sanata Dharma ... 52

V.1 Histogram Uji Normalitas ... 68

V.2 Normal P-P Plot ... 69

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 82

Lampiran 2 Lembar Kuesioner ... 84

Lampiran 3 Tabel Identitas Responden... 88

Lampiran 4 Tabel Skor Jawaban Kompensasi ... 92

Lampiran 5 Tabel Skor Jawaban Motivasi... 96

Lampiran 6 Tabel Skor Jawaban Lingkungan Kerja... 100

Lampiran 7 Tabel Skor Jawaban Kinerja ... 104

Lampiran 8 Analisis Presentase ... 108

Lampiran 9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 110

Lampiran 10 Uji Asumsi Klasik ... 113

Lampiran 11 Analisis Linier Berganda ... 116

Lampiran 12 Tabel r ... 118

Lampiran 13 Tabel t ... 121

(17)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Tenaga Kependidikan Tetap Universitas Sanata Dharma

Dwi Setya Wati

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial dan bersama-sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kependidikan tetap kampus 1 dan 2 Universitas Sanata Dharma. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Secara parsial motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan sedangkan kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(18)

xvii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE COMPENSATION, MOTIVATION, AND WORK ENVIRONMENT ON THE EMPLOYEES PERFORMANCE

A case study on the educational staff of Sanata Dharma University

Dwi Setya Wati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aims to find the simultaneous and partial influence of compensation, motivation, and work environment on employees performance. The population of this research is all of regular educational personnel of campus 1 and 2 Sanata Dharma University. There are 100 respondents in this study. The sampling technique used is purposive sampling. The data of this reseach was analyzed by using descriptive analysis and multiple linear regression. The results of the research indicated that compensation, motivation, and work environment simultaneously influence employees performance. Partially, motivation and work environment influence the employee performance, while compensation does not influence the employees performance.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan globalisasi, sering ditemukan beberapa

permasalahan yang menyebabkan suatu organisasi mengalami kegagalan, baik

yang disebabkan oleh ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan

teknologi maupun dikarenakan kurang baiknya kinerja sumber daya manusia

dalam organisasi tersebut.

Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan

dengan elemen lain seperti modal dan teknologi, sebab manusia itu sendiri

yang mengendalikan yang lain. Manusia yang memilih, menggunakan dan

memelihara teknologi, manusia yang mencari modal. Oleh karena itu,

pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang

penting. Organisasi akan semakin maju jika karyawannya mempunyai kinerja

yang baik. Menurut Mangkunegara (2005:9) kinerja karyawan adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sumber daya manusia

adalah kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja.

Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima

oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam

(20)

tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang

makan dan lain-lain. Pemberian kompensasi ada yang dikaitkan langsung

dengan kinerja seperti upah atau gaji, bonus dan komisi sehingga sering disebut

dengan kompensasi langsung, dan ada yang tidak dikaitkan langsung dengan

kinerja sebagai upaya meningkatkan ketenangan dan kepuasan kerja pegawai

seperti tunjangan-tunjangan (Hariandja, 2002:244). Pemberian kompensasi

bagi karyawan harus dilakukan sebaik mungkin, karena pemberian kompensasi

yang adil kepada karyawan akan menimbulkan kinerja yang semakin baik

kepada organisasi dan sebaliknya apabila karyawan yang memiliki prestasi

kerja baik namun tidak mendapatkan kompensasi yang layak maka karyawan

tersebut akan meninggalkan organisasi tersebut.

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi

perusahaan (Mangkunegara, 2005:61). Pemberian motivasi kepada karyawan

merupakan hal yang penting dilakukan agar karyawan dalam bekerja dapat

memberikan yang terbaik bagi perusahaan secara langsung dan dapat

berdampak bagi kinerja karyawan tersebut. Apabila motivasi karyawan tinggi

maka kinerja karyawan terhadap perusahaan pun akan baik bahkan meningkat.

Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan

dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan suatu

kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat

mempengaruhi pekerja, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis.

(21)

kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.

Secara garis besar lingkungan kerja adalah tempat dimana para pegawai bisa

merasa nyaman untuk bekerja, memotivasi diri mereka untuk dapat menjaga

kualitas kerja dan tetap bisa merasakan kenyamanan selama bekerja.

Lingkungan kerja bisa berupa kondisi fisik kantor yang meliputi

penerangan/cahaya, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan,

getaran mekanis, tata warna, dekorasi, musik, dan keamanan di tempat kerja

yang mampu meningkatkan suasana kondusif dan semangat kerja serta

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Lingkungan kerja juga meliputi pola

komunikasi, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang dinamis, dan

fasilitas kerja yang memadai. Baik hubungan antara karyawan dengan atasan,

karyawan dengan karyawan, dan karyawan dengan bawahan. Lingkungan kerja

yang tidak memuaskan dapat menurunkan semangat kerja dan akhirnya

menurunkan kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan penelitian dengan

judul “ Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja Karyawan” .

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja secara parsial

(22)

2. Apakah kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

C.Pembatasan Masalah

Penulis membatasi hal-hal yang akan diteliti agar penelitian lebih terarah.

Adapun pembatasan permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Responden meliputi tenaga kependidikan tetap Kampus 1 dan 2

Universitas Sanata Dharma.

2. Kompensasi yang akan diteliti berdasarkan asas kompensasi yaitu

a. Asas keadilan yang meliputi external consistency dan internal consistency

b. Asas kelayakan (berdasarkan pemenuhan kebutuhan dan berdasarkan

kesesuaian dengan UMP)

3. Motivasi yang akan diteliti adalah dorongan dan keinginan dalam diri

untuk mengarahkan tugas dalam lingkup pekerjaan.

4. Lingkungan kerja yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah lingkungan

kerja psikis yaitu hubungan kerja dengan atasan dan sesama karyawan

5. Kinerja yang akan diteliti adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas.

D. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja

(23)

2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja

secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

E.Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan dasar

pertimbangan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang dimiliki sehingga

dapat memenuhi tujuan perusahaan yang berhubungan dengan kompensasi,

motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan menambah

kepustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat lebih memahami

dan menerapkan ilmu dan teori yang didapat selama perkuliahan dan dapat

(24)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Definisi manajemen sumber daya manusia menurut Mangkunegara

(2013:4) adalah suatu perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan,

pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,

dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mathis & Jackson dan Hasibuan (dalam Widodo, 2015:3),

manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu dan seni

yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai

tujuan di setiap perusahaan. Manajemen sumber daya manusia wajib

diterapkan di perusahaan besar maupun kecil untuk membuat

perusahaan tersebut dapat terus berkembang, karena keberhasilan

organisasi bergantung pada karyawan di dalam organisasi tersebut.

Menurut Gerry Dessler (dalam Widodo, 2015:2) manajemen

sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan

memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan

(25)

b. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia (Swasto,

2011:6)

1) Pengadaan, yang meliputi analisis dan desain pekerjaan, deskripsi

pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, standar kerja, perencanaan sumber

daya manusia, rekruitmen, seleksi, dan penempatan.

2) Pengembangan

Meliputi penilaian prestasi kerja, perencanaan dan pengembangan

karier, pelatihan, dan pengembangan.

3) Kompensasi

Meliputi evaluasi pekerjaan, proses kompensasi, kompensasi

finansial dan kompensasi non finansial.

4) Pengintegrasian

Meliputi kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.

5) Pemeliharaan

Meliputi keselamatan dan kesehatan kerja serta hubungan

perindustrian.

6) Pemisahan

Meliputi pemutusan hubungan kerja.

2. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja

(26)

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2013:67). Menurut Simanjuntak (dalam Widodo,

2015:131) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil dan pelaksanaan tugas

tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kierja individu sebagai tingkat

pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai

atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja

karyawan dapat didefinisikan sebagai perilaku atau kegiatan yang

ditampilkan oleh seseorang dalam kaitannya dengan tugas kerja di

organisasi, departemen, atau organisasi, dilaksanakan sesuai dengan

potensi yang dimilikinya, dalam rangka menghasilkan sesuatu yang

bermakna bagi organisasi, masyarakat luas, atau bagi dirinya sendiri.

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja

atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai

Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b. Faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Simanjuntak (dalam Widodo, 2015:133) kinerja dipengaruhi

oleh:

1) Kualitas dan kemampuan pegawai, yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental,

dan kondisi fisik pegawai.

2) Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan

(27)

dan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai

(upah/gaji, jaminan sosial, keamanan kerja).

3) Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan

pemerintah dan hubungan industrial manajemen.

c. Tujuan dalam menilai kinerja

Menurut Sedarmayanti (dalam Widodo , 2015:138), tujuan dari penilaian

kinerja adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui keterampilan dan kemampuan pegawai.

2) Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya

penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.

3) Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan pegawai seoptimal

mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/rencana kariernya,

kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan.

4) Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara

atasan dan bawahan.

5) Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang

kepegawaian khususnya kinerja pegawai dalam bekerja.

6) Secara pribadi, pegawai mengetahui kekuatan dan kelemahannya

sehingga dapat memacu perkembangannya. Bagi atasan yang menilai

akan lebih memperhatikan dan mengenal bawahan dan pegawainya,

sehingga dapat lebih memotivasi pegawai.

7) Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi

(28)

3. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Istilah persepsi sering disebut juga dengan pandangan, gambaran

atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang

mengenai suatu hal atau obyek. Menurut Robbins (dalam Ramadhan,

2009:7) persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui panca

indera kemudian dianalisa (diorganisir), diinterprestasi dan kemudian

dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Persepsi

adalah kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan,

kemampuan tersebut antara lain: kemampuan untuk membedakan,

kemampuan untuk mengelompokkan, dan kemampuan untuk

memfokuskan. Oleh karena itu seseorang bisa saja memiliki persepsi

yang berbeda, walaupun obyeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan

karena adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian

individu yang bersangkutan (Sarwono dalam Ramadhan, 2009:6).

Persepsi mempunyai sifat subyektif, karena bergantung pada

kemampuan dan keadaaan dari masing-masing individu, sehingga akan

ditafsirkan berbeda oleh individu satu dengan yang lain. Dengan

demikian persepsi merupkan proses perlakuan individu yaitu pemberian

tanggapan, arti, gambaran, atau penginterprestasian terhadap apa yang

dilihat, didengar, atau dirasakan oleh inderanya dalam bentuk sikap,

(29)

4. Kompensasi

a. Pengertian Kompensasi

Menurut Panggabean (dalam Widodo, 2015:154) kompensasi

disebut juga dengan penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap

bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa

atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.

Swasto (2011:79) menyebutkan bahwa kompensasi adalah adalah

segala sesusatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas

kontribusi tenaga dan pikiran yang telah disumbangkan pada organisasi.

Definisi kompensasi menurut William B. Werther dan Keith Davis

dalam Sofyandi (2008:160) didefinisikan sebagai berikut:

compensation is what employee receive in exchange of their work. Whetther hourly wages or periodic salaries, the personnel departement usually designs and administers employe compensation artinya adalah bahwa kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan

yang telah dilakukannya, baik dalam bentuk upah per jam ataupun

gaji secara periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian

personalia.

Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan

sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan (Mondy, 2008:4).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

(30)

karyawan yang diberikan oleh perusahaaan berdasarkan kontribusi

maupun kinerja pada suatu organisasi.

b. Tujuan pemberian kompensasi

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (dalam Widodo, 2015:156) tujuan

pemberian kompensasi antara lain adalah:

1) Ikatan kerja sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal

antara majikan dengan karyawannya. Karyawan harus mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha wajib

memberikan kompensasi.

2) Kepuasan kerja

Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan

pemberian kompensasi.

3) Pengadaan efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan

karyawan yang qualified untuk perusahaan lebih mudah. 4) Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih

mudah memotivasi bawahannya.

5) Stabilitas karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta

eksternal konsistensinya yang kompetitif maka stabilitas karyawan

(31)

6) Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

karyawan semakin baik.

7) Pengaruh serikat buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh

dapat dihindarkan dan karyawan akan konsentrasi pada

pekerjaannya.

8) Pengaruh pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan Undang-Undang

perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka

intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

c. Bentuk Kompensasai

Menurut Mondy (2008:4-5), ada dua jenis kompensasi yaitu

1) Kompensasi Finansial, terdiri atas dua macam yaitu

a) Kompensasi finansial langsung terdiri dari bayaran yang

diterima oleh seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan

bonus.

b) Kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan), meliputi

seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam

kompensasi finansial langsung. Kompensasi jenis ini meliputi

beragam imbalan yang biasanya diterima secara tidak langsung

(32)

(1) Tunjangan wajib (jamian sosial, tunjangan pengangguran,

ganti rugi karyawan, cuti keluarga dan pengobatan).

(2) Tunjangan tidak wajib (bayaran untuk waktu tidak bekerja,

perawatan kesehatan, asuransi jiwa, rancangan pensiun,

rancangan opsi saham karyawan, tunjangan penganggguran

tambahan, layanan karyawan, bayaran premium).

2) Kompensasi Nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima

seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis

dan/atau fisik tempat orang tersebut bekerja. Aspek kompensasi

nonfinansial tersebut mencakup faktor-faktor psikologis dan fisik

dalam lingkungan kerja perusahaan.

Kompensasi nonfinansial terdiri dari:

a) Pekerjaan meliputi variasi keterampilan, identitas tugas,

signifikansi tugas, otonomi, umpan balik.

b) Lingkungan kerja meliputi kebijakan yang baik, manajer yang

berkemampuan, karyawan yang berkompeten, rekan kerja yang

menyenangkan, simbol status yang pantas, kondisi kerja.

Lingkungan kerja dalam kompensasi nonfinansial juga meliputi

fleksibilitas kerja yang terdiri waktu yang fleksibel, minggu

kerja yang dipadatkan, pembagian jabatan, kerja paruh-waktu,

lebih banyak kerja lebih sedikit jam.

Menurut Widodo (2015:158) Kompensasi dapat berbentuk finansial

(33)

langsung seperti upah, gaji, komisi, dan bonus. Yang bersifat tidak

langsung misalnya asuransi kesehatan hidup, kecelakaan; tunjangan

sosial seperti dana pensiun, tunjangan keselamatam sosial,

kompensasi karyawan berupa beasiswa, pelayanan pekerja,

tunjangan pembayaran waktu tidak hadir seperti cuti, liburan, dan

sakit dan sebagainya.

Kompensasi yang berbentuk bukan finansial, dalam bentuk

pekerjaan misalnya pemberian tugas-tugas yang menarik,

menantang, penuh tanggung jawab, peluang untuk dikenal dan

peluang untuk berkembang.

Kompensasi yang berbentuk bukan finansial, dalam

lingkungan kerja misalnya, kebijakan perusahaan yang jelas dan

adil, atasan yang kompeten, teman kerja yang bersahabat, simbol

stastus yang layak, kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan,

pengaturan kerja yang luwes, pembgian kerja yang baik, dan

lain-lain.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi

Menurut Sofiyandi (2008:163) faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya kompensasi, antara lain:

1) Adanya permintaan dan penawaran tenaga kerja

Permintaan tenaga kerja: artinya pihak perusahaan sangat

membutuhkan tenaga kerja, maka secara otomatis kompensasi

(34)

membutuhkan pekerjaan, maka tingkat kompensasi relatif lebih

rendah.

2) Kemampuan dan kesediaan perusahaan membayar

Ukuran besar kecilnya kompensasi yang akan diberikan kepada

karyawan akan sangat tergantung kepada kemampuan finansial

yang dimiliki perusahaan, dan juga seberapa besar kesediaan dan

kesanggupan perusahaan menentukan besarnya kompensasi untuk

karyawan.

3) Serikat buruh atau organisasi karyawan

Pentingnya eksistensi karyawan dalam perusahaan, maka karyawan

akan membentuk suatu ikatan dalam rangka proteksi atas

kesemena-menaan pimpinan dalam memberdayakan karyawan. Dalam hal ini

muncul rasa yang menyatakan bahwa perusahaan tidak akan bisa

mencapai tujuannya tanpa ada karyawan. Dengan demikian, maka

akan mempengaruhi besarnya kompensasi.

4) Produktivitas kerja/ prestasi kerja karyawan

Kemampuan karyawan dalam menghasilkan prestasi kerja akan

sangat mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan diterima

karyawan.

5) Biaya hidup/ cost of living

Tingkat biaya hidup di suatu daerah akan menentukan besarnya

(35)

6) Posisi atau jabatan karyawan

Tingkat jabatan yang dipegang karyawan akan menentukan besar

kecilnnya kompensasi yang akan diterimanya, juga berat ringannya

beban dan tanggung jawab suatu pekerjaan.

7) Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja

Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya

kompensasi bagi karyawan. Semakin tinggi pendidikan dan semakin

banyak pengalaman kerja, maka semakin tinggi pula

kompensasinya.

8) Sektor pemerintah

Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk

menertibkan sistem kompensasi yang ditetapkan

perusahaan/organisasi, serta instansi-instansi lainnya, agar

karyawan mendapatkan kompensasi yang adil dan layak, seperti

dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam hal pemberian

upah minimum bagi para karyawan.

e. Asas kompensasi

Menurut Hasibuan (dalam Widodo, 2015:157-158) asas kompensasi

harus berdasarkan asas adil dan asas layak dan wajar serta

memperhatikan Undang-Undang Perburuhan yang berlaku.

1) Asas Adil

Besarnya kompensasi harus sesuai dengan prestasi kerja, jenis

(36)

Kompensasi tanpa menyesuaikan aspek-aspek diatas akan

menggagalkan maksud dari kompensasi itu sendiri.

2) Asas layak dan wajar

Suatu kompensasi harus disesuaikan dengan kelayakannya.

Meskipun tolak ukur layak sangat relatif, perusahaan dapat

mengacu pada batas kewajaran yang sesuai dengan ketentuan yang

diterapkan oleh pemerintah dan aturan lain secara konsisten.

Sirait (dalam Monika, 2016:21) mengemukakan pendapat bahwa

ada dua jenis keadilan yaitu:

a) External consistency

Pengupahan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Di dalam

menentukan upah dan gaji, perusahaan perlu memperhatikan

perbandingan upah yang diberikan oleh perusahaan lain untuk

suatu jabatan yang sama. Dasar hukum perusahaan

membandingkan dengan perusahaan lain adalah guna

menciptakan kelayakan dalam menciptakan struktur upah yang

adil.

b) Internal consistency

Semakin tinggi jabatan yang dipegang dalam perusahaan,

semakin tinggi pula upah yang diterima dan sebaliknya. Untuk

jabatan yang sama, pegawai yang satu harus mendapatkan upah

(37)

5. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitite) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau

tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Menurut Widodo

(2015:100) motivasi adalah suatu keadaaan psikologis tertentu dalam

diri seseorang yang muncul oleh karena adanya dorongan untuk

memenuhi kebutuhan. Motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental

yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian

kebutuhan, memberikan kepuasan ataupun mengurangi

ketidakseimbangan (Martoyo, 2000:165).

Motivasi kerja adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di

dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta

mengarahkan perilaku untuk mengarahkan tugas dalam lingkup

pekerjaannya. Motivasi ini mendasari/melatarbelakangi perilaku

seseorang. Motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan, keinginan, dan

dorongan untuk bertindak demi tercapainya kebutuhan atau tujuan

(Juliningrum dan Sudiro, 2011:669). Sebagai individu, seorang

karyawan akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya salah satunya

dengan bekerja. Di dalam bekerja secara sadar ia akan menetapkan

(38)

gilirannya berupaya untuk menjadikan dirinya bermanfaat bagi

organisasi dengan menghasilkan kinerja yang tinggi.

b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Swasto (2011:102) beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi adalah:

1) Teknis organisasi

Bentuk susunan organisasi dimana para karyawan bekerja, memberi

pengaruh yang sangat besar kepada semangat dan kepuasan kerja

karyawan. Makin teratur susunan dan pembagian tugas dalam suatu

organisasi mengakibatkan tidak ada kesimpang siuran pembagian

tugas pada masing-masing karyawan. Tetapi apabila keadaan

sebaliknya, dimana para karyawan tidak mengetahui tugas dan

tanggung jawab mereka, hal ini akan mengakibatkan mereka bekerja

secara acak-acakan dan timbul keengganan untuk bekerja lebih

bersemangat.

2) Struktur sosial

Struktur sosial suatu kelompok membawa pengaruh yang tidak kecil

artinya bagi diri pribadi para anggota. Mereka lebih senang bekerja

dalam suatu kelompok dimana terdapat pergaulan yang fleksibel.

3) Kemauan untuk menyelesaikan tugas

Produktivitas masing-masing karyawan sangat tergantung kepada

kemauan mereka untuk bekerja keras. Hal ini erat sekali hubungannya

(39)

a) Bagaimana kelompok karyawan sukses dalam mencapai tujuan.

b) Tingkat perbandingan, darimana suatu kelompok memenuhi

kebutuhan-kebutuhan para anggotanya sehingga mengakibatkan

para karyawan mau bekerja.

4) Imbalan yang diterima dari bekerja

Imbalan yang diterima para karyawan baik imbalan instrinsik maupun

imbalan ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap semangat kerja

mereka. Sistem pemberian imbalan ekstrinsik misalnya upah yang

wajar dan adil akan mengakibatkan karyawan dapat bekerja dengan

tenang dan semangat kerja bisa meningkat, tetapi sebaliknya kalau

sistem pemberian upah dianggap kurang wajar dan kurang adil antara

masing-masing karyawan maka hal ini akan menimbulkan suasana

kerja tidak tenang dan semangat kerja menurun.

5) Dapat diterimanya karyawan sebagai anggota kelompok

Dapat diterimanya karyawan sebagai anggota kelompok, akan

membawa pengaruh terhadap ketenangan kerja suatu kelompok atau

karyawan itu sendiri. Dengan demikian para karyawan dalam suatu

kelompok dapat bekerja dengan cermat dan merasa ikut memiliki

terhadap apa yang mereka hasilkan. Mereka dapat bekerja dengan

gembira, dan sukses kelompok juga sukses mereka. Namun sebaliknya

apabila ada karyawan yang kurang dapat diterima oleh suatu

(40)

kelompok maupun karyawan itu sendiri kurang terjamin, sehingga

prestasi kerja menurun.

c. Teori motivasi menurut Maslow

Teori motivasi menurut Maslow (dalam Sutrisno, 2010:122-124).

Dalam teori mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dapat

diklalsifikasikan ke dalam lima hierarkhi kebutuhan yaitu:

1) Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut juga

dengan kebutuhan psikologis (physiological needs), yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan

ini merupakan tingkat paling dasar yang diperkenalkan oleh

Maslow. Kebutuhan paling dasar ini berupa kebutuhan akan

makan, minum, perumahan, pakaian, yang harus dipenuhi oleh

seseorang dalam upayanya untuk mempertahankan diri dari

kelaparan, kehausan, kedinginan, kepuasan, dan sebagainya.

2) Kebutuhan rasa aman

Menurut Maslow, setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi,

maka seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya yang lebih

tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan.

Kebutuhan ini akan dirasakan mendesak setelah kebutuhan

(41)

3) Kebutuhan hubungan sosial

Kebutuhan sosial sering pula disebut dengan sosial needs

atau affulication needs, merupakan kebutuhan tingkat ketiga Maslow. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup

bersama orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama

masyarakat, karena memang orang lain yang dapat memenuhinya,

bukan diri sendiri.

4) Kebutuhan pengakuan

Setiap orang yang normal membutuhkan adanya

penghargaan diri dan penghargaan prestise diri dari lingkungannya.

Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang dalam perusahaan,

maka semakin tinggi pula kebutuhan akan prestise diri yang

bersangkutan. Penerapan pengakuan atau penghargaan diri ini

biasanya terlihat dari kebiasaan orang untuk menciptakan

simbol-simbol, dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih berharga.

5) Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri ini merupakan tingkat kebutuhan

yang paling tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini

biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain,

tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi

ini seseorang ingin memperlihatkan kemampuan dirinya secara

(42)

6. Lingkungan kerja

a. Pengertian lingkungan kerja

Menurut Alex S Nitisemito (dalam Mandey dan Lengkong,

2015:1385) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar

para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. Sedangkan menurut Sedarmayanti (dalam

Mandey dan Lengkong, 2015:1385) lingkungan kerja adalah keseluruhan

alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana

seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja

adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja,

baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, langsung atau tidak

langsung yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat

bekerja.

b. Bentuk Lingkungan kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:21) lingkungan kerja dibagi menjadi

dua yaitu

1) Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

(43)

a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti:

kursi, meja dan sebagainya)

b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanis, bau tidak sedap, dan lain-lain

2) Lingkungan kerja psikis adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan

maupun rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.

(a) Hubungan kerja dengan atasan

Maksudnya adalah hubungan kerja yang bersifat hirarki antara

bawahan dan atasan yang didasarkan dari adanya komunikasi yang

baik, sehingga segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar.

(b) Hubungan kerja antar pegawai

Untuk menciptakan suatu tujuan yang diinginkan oleh organisasi

atau instansi pemerintah, maka harus terdapat adanya kerjasama

yang baik antar sesama pegawai. sebab, dengan demikian akan

menambah suasana yang harmonis dalam kegiatan organisasi

sehingga pekerjaan yang diberikan oleh atasan tidak menjadi

(44)

c. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan kerja psikis

Faktor yang termasuk lingkungan kerja psikis antara lain:

1) Hubungan dengan atasan

Dalam mewujudkan tercapainya tujuan organisasi diperlukan

adanya kerjasama yang baik antara karyawan dengan atasan, dengan

demikian berarti sebuah organisasi atau perusahaan harus

menciptakan suasana yang sinkron dan kondusif, dimana pimpinan

organisasi bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan

organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa

tujuan tersebut adalah tujuan mereka atau tujuan bersama serta

memiliki semangat yang tinggi.

2) Hubungan dengan rekan kerja

Kerjasama dengan rekan kerja merupakan interaksi antara

seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja atau dalam organisasi.

Kerjasama dalam organisasi terbina dengan baik membantu

kelancaran dalam melaksanakan tugas dan menghasilkan pekerjaan

yang memuaskan.

B.Penelitian-Penelitian Sebelumnya

1. Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani tahun 2015 “Pengaruh Motivasi dan

Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sinar Jaya Abadi

Bersama”, jurnal Manajemen Universitas Kristen Petra, Vol. 3 No.2.

Tujuan dalam penelitian ini adalah a) untuk mengetahui apakah motivasi

(45)

karyawan, b) untuk mengetahui dari antara motivasi dan kompensasi

manakah yang memiliki pengaruh lebih dominan terhadap kinerja

karyawan.

Penelitian ini dilakukan pada PT Sinar Jaya Abadi Bersama, dengan

sampel sebanyak 39 karyawan. Teknik pengolahan data yang digunakan

dalam penelitian adalah uji validitas, uji realibilitas, uji asumsi klasik (uji

normalitas, uij multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) motivasi dan kompensasi

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

PT Sinar Jaya Abadi Bersama. b) Motivasi memiliki pengaruh positif dan

signifikan yang lebih dominan dibandingkan dengan kompensasi terhadap

kinerja karyawan PT Sinar Jaya Abadi Bersama

2. Maya Agustin Mandey dan Victor P.K Lengkong tahun 2015, ”Pengaruh

Kompensasi, Gaya Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai” Studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat, Jurnal

Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Vol.3 September, 1383-1394.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui a) pengaruh kompensasi,

gaya kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat. b) pengaruh kompensasi terhadap

kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat. c) pengaruh gaya

kepimpinan terhadap kinerja pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Unsrat. d) pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Fakultas

(46)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas,

uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) Kompensasi, Gaya

Kepemimpinan dan Lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai. b) Kompensasi memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja pegawai. c) Gaya kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. d) Lingkungan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Tri Budi Setyani ”Analisis Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Lingkungan

Kerja, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan”, Studi kasus

di lingkungan pegawai kantor PDAM Boyolali tahun 2014. Tujuan dari

penelitian ini adalah a) untuk menguji adanya pengaruh kompensasi

terhadap kinerja karyawan, b) untuk menguji adanya pengaruh motivasi

terhadap kinerja karyawan, c) untuk menguji adanya pengaruh lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan, d) untuk menguji adanya pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan PDAM Boyolali yang berjumlah 96 karyawan.

Skala pengukuran menggunakan skala likert. Uji Validitas menggunakan

korelasi Product Moment, sedangkan uji Reliabilitas dengan Cronbach Alfa. Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas dan

uji heteroskedastisitas, analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji

(47)

dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan a) terdapat pengaruh antara

kompensasi terhadap kinerja karyawan, b) terdapat pengaruh antara

motivasi terhadap kinerja karyawan, c) tidak terdapat pengaruh antara

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, d) terdapat pengaruh antara

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

C.Kerangka Konseptual Penelitian

Berikut ini merupakan kerangka penelitian yang menjadi dasar pemikiran

penelitian:

Gamabar II.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan:

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara bersama-sama Kompensasi (x1)

Motivasi (x2)

Lingkungan kerja (x3)

(48)

D.HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2009:64). Keterkaitan antara kompensasi,

motivasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan akan mempengaruhi

tercapainya tujuan suatu organisasi. Kompensasi adalah adalah segala sesusatu

yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi tenaga dan pikiran

yang telah disumbangkan pada organisasi (Swasto, 2011:79). Pemberian

kompensasi sangat penting bagi karyawan karena besar kecilnya kompensasi

merupakan ukuran terhadap kinerja karyawan. Sehingga, apabila kompensasi

yang perusahaan berikan cukup adil bagi karyawan, hal tersebut dapat

mendorong karyawan untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan

lebih bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan.

Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri

manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku untuk

mengarahkan tugas dalam lingkup pekerjaannya. Motivasi ini

mendasari/melatarbelakangi perilaku seseorang. Motivasi terbentuk karena

adanya kebutuhan, keinginan, dan dorongan untuk bertindak demi tercapainya

kebutuhan atau tujuan (Juliningrum dan Sudiro, 2011:669).

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan

pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, langsung atau

(49)

Berdasarkan uraian di atas, kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja

diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Maka dalam penelitian

ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1: Kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

2: Kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama

(50)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Jenis penelitian ini

merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun

waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan

dan kondisi masa lalunya (Sunyoto, 2013:31).

B.Subjek dan Objek Penelitinan

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah tenaga kependidikan tetap Kampus 1 dan

2 Universitas Sanata Dharma.

2. Objek penelitian

Objek penelitian yang diteliti penulis adalah kompensasi, motivasi,

lingkugan kerja dan kinerja karyawan.

C.Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017.

2. Lokasi penelitian dilakukan di Kampus 1 dan 2 Universitas Sanata Dharma.

D.Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

(51)

variabel dependen (Sugiyono 2009:39). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah kompensasi, motivasi dan lingkungan kerja.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2009:39). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja

karyawan.

2. Definisi variabel

Definisi variabel dalam penelitian ini adalah

a. Kompensasi

Kompensasi adalah adalah segala sesusatu yang diterima karyawan

sebagai balas jasa atas kontribusi tenaga dan pikiran yang telah

disumbangkan pada organisasi (Swasto, 2011:79).

b. Motivasi

Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri

manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku

untuk mengarahkan tugas dalam lingkup pekerjaannya (Juliningrum,

2013:669).

c. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja

yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

(52)

d. Kinerja

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2013:67).

E.Pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2009:93). Skala pengukuran untuk variabel kompensasi, motivasi, dan

lingkungan kerja yaitu:

Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

Setuju (S) diberi skor 4

Netral (N) diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1

Untuk mendapatkan skor dari setiap jawaban responden, setiap pernyataan

memunyai lima alternatif jawaban berurutan dari kategori sangat setuju hingga

(53)

F. Definisi operasional

Berikut ini adalah tabel definisi operasional dan indikator variabel

Tabel III.1

Definisi operasional dan indikator variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Pengukuran

Persepsi

Asas adil Saya merasa

(54)

pemerintah

(55)

seseorang

1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga kependidikan tetap

kampus 1 dan 2 Universitas Sanata Dharma.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009:81). Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian tenaga kependidikan tetap Kampus 1 dan 2 Universitas Sanata

Dharma. Berdasarkan rumus Slovin jumlah sampel yang ditentukan dalam

penelitian adalah:

Keterangan :

(56)

N = jumlah populasi

e = estimasi tingkat kesalahan (5%) maka perhitungannya:

=98,68 = 100

Maka, sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 98,68 dibulatkan

menjadi 100 tenaga kependidikan tetap Universitas Sanata Dharma.

H.Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis memilih teknik pengambilan sampel

menggunakan metode nonprobability sampling. Non probability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2009:84). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan dalam menentukan

sampel yaitu karyawan tetap minimal telah bekerja selama satu tahun sebagai

tenaga kependidikan tetap di Universitas Sanata Dharma.

I. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah sumber data

primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

(57)

Selain itu, sumber data juga didapat melalui sumber data sekunder dari

dokumen profil perusahaan/organisasi.

J. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:142).

K.Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2009:121).

Rumus yang akan digunakan peneliti untuk mencari nilai korelasi adalah

korelasi Pearson Product Moment yaitu:

dimana:

rxy = koefisien korelasi productc moment

xy = jumlah skor perkalian variabel x dan y

x = jumlah nilai variabel x

y = jumlah nilai variabel y

(58)

= jumlah pangkat dua nilai variabel y

n = jumlah sampel (responden)

Besarnya r hitung dengan menggunakan taraf signifikasi (α) sebesar 5%.

Jika hasil pengukuran menunjukkan r hitung > r tabel dan r hitung = r

tabel, maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika r hitung< r tabel

maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan

secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi

butir-butir yang ada. Satu lagi secara eksternal, yaitu dengan melakukan test-ratest (Umar, 2007:57). Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan, penulis mengemukakan koefisien

Croncbach’s Alpha dengan menggunakan SPSS .

[ ] [ ]

Dimana rumus

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah pertanyaan

(59)

a. Jika uji reliabilitas ≥ 0,6 maka hasil uji reliabilitas memiliki reliabilitas

baik

b. Jika uji reliabilitas < 0,6 maka hasil uji reliabilitas memiliki reliabilitas

kurang baik.

L.Teknik analisis data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif variabel

penelitian.

a. Deskripsi responden

Deskripsi responden berisi tentang perhitungan yang menjadi klasifikasi

secara umum seperti jenis kelamin, usia, masa kerja, dan pendidikan

terakhir.

b. Deskripsi variabel

Deskripsi variabel digunakan untuk mengetahui apakah persepsi

karyawan sangat baik atau sangat buruk terhadap kompensai, motivasi,

dan lingkungan kerja, maka penulis menggunakan rentang skala pada

variabel kompensasi, motivasi, lingkungan kerja, dan kinerja. Bobot

tertinggi adalah 5 dan bobot terendah adalah 1, jumlah kelas 5 sehingga

interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval=

Interval= =0,8

Dengan rentang skala 0,8 maka skor pada persepsi kompensasi, motivasi,

(60)

Tabel III..2 Tabel Skala Data

Skala Data Kelas Kategori

1 1,00 – 1,79 Sangat Rendah

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan

berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal (Basuki dan

Prawoto,2016:57). Metode yang digunakan mengetahui normalitas

adalah One Sample Kolmogorof-Smirnov. Suatu data berdistribusi normal jika signifikansi (Sig) alpha = 0,05 maka data berdistribusi normal jka

signifikansi (Sig) alpha = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Salah satu cara melihat normalitas secara visual yaitu melalui Normal

P-P P-Plot, ketentuannya adalah jika titik-tititk masih berada di sekitar garis

diagonal maka dapat dikatakan bahwa residual menyebar normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Variabel yang

menyebabkan multikolinerartitas dapat dilihat dari nilai tolerance

maupun VIF (Variance Inflation Factor). Nilai tolerance adalah besarnya

tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α). Nilai VIF

(61)

kuadrat. Jika nilai toleransi ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10 maka tidak terjadi

gangguan multikolinearitas, tetapi apabila nilai toleransi ≤ 0,1 dan VIF ≥

10 maka terjadi gangguan multikolinearitas.

c. Uji heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual

untuk semua pengamatan pada model regresi (Basuki dan Prawoto,

2016:63). Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi

homoskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji yang sering digunakan dalam heteroskedatisitas

ini adalah uji scatterplot, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk menguji hetero atau tidaknya data yang diperoleh. Data pengambilan keputusan:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu

menyempit), berarti telah terjadi heteroskedastisitas

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menaksir bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel

dependen sebagai faktor predictor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya

(Sugiyono, 2012:277). Dalam penelitian ini, teknik analisis linier berganda

(62)

kerja terhadap kinerja karyawan. Bila dijabarkan secara matematis bentuk

persamaan dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y=

Keterangan:

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

A = Konstanta, yaitu besarnya nilai Y keika nilai = 0

= Koefisien regresi kompensasi

= Koefisien regresi mootivasi

= Koefisien regresi lingkungan kerja

= Kompensasi

= Motivasi

= Lingkungan kerja

4. Uji F

Uji F dalam analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independent secara simultan, yang ditunjukkan dalam tabel Anova

(Basuki dan Prawoto, 2016:51).

Rumusan hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Ha : Kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Hipotesis kemudian diuji untuk mengetahui diterima atau ditolak

(63)

Varian disebut Anova). Uji F atau Anova dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung

dengan F tabel. Pengujian dengan tingkat signnifikasi pada tabel Anova <

= 0,05 maka H0 ditolak (berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat

signifikasi pada tabel Anova > = 0,05, maka H0 diterima (tidak

berpengaruh).

Rumus signifikasi korelasi (Sugiyono, 2009: 266) adalah:

Keterangan :

= Koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

dk = (n-k-1) derajat kebebasan

Bila F hitung< F tabel pada =5% maka H0 diterima dan Ha ditolak,

berarti tidak terdapat pengaruh secara stimulan. Bila F hitung ≥ F tabel pada

=5% maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti terdapat pengaruh secara stimulan.

5. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independent secara parsial (Basuki dan Prawoto, 2016:52). Langkah

(64)

a. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% merupakan

ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

b. Menentukan rumus

√ √

Keterangan :

r = koefisien korelasi parsial

k = jumlah variabel independen

n = jumlah data

c. Menentukan t tabel

Tabel ditribusi t dicari pada α =5% (uji dua sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen

d. Kriteria pengujian

H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung ≥ t tabel

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel

e. Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa

kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja secara parsial tidak

(65)

Jika H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa

kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

6. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel

terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat

menjelaskan variabel terikat (Suharjo,2008:79). Koefisien determinasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

(kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja) terhadap variabel dependen

(kinerja karyawan). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien determinasi

X = variabel independen

b = koefisien regresi

Gambar

Tabel III.1
Tabel III..2      Tabel Skala Data
Tabel ditribusi t dicari pada α =5% (uji dua sisi) dengan derajat
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum menghitung curah hujan wilayah dengan distribusi yang ada dilakukan terlebih dahulu pengukuran dispersi untuk mendapatkan parameter-parameter yang digunakan dalam

Hal itu sejalan dengan pendapat beberapa hasil penelitian diantaranya: Mason (2008) yang menyatakan bahwa tidak sedikit guru yang hanya menyajikan materi dan memberikan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui manakah rata- rata hasil belajar matematika siswa secara signifikan yang lebih baik antara yang diajar

Dari perhitungan analisa saringan diperoleh tipe gradasi agregat untuk pengujian keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles adalah gradasi B. Dari hasil pemeriksaan

tik anak dan keluarga balita stunted dan normal, pola asuh makan dan frekuensi konsumsi pangan pada anak balita stunted dan normal, perbedaan perkembangan

Prioritas pembangunan Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun 2015 merupakan tindak lanjut tahun sebelumnya serta dalam rangka mendukung program pembangunan yang

Siapapun yang mengembangkan, model ELR dapat membantu manajer tidak hanya untuk mengukur tingkat kesiapan lembaga untuk mengimplemantasikan e-learning, tetapi

Informasi adalah hasil pengolahan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem menjadi bentuk yang mudah dipahami oleh penerimanya dan informasi ini menggambarkan