Salam Jumpa ~
Bertemu lagi di Tabloid e-Biz edisi September - Oktober 2013, yang tetap mengupas tuntas dunia bisnis. Di edisi yang sangat special ini hehehe, Tabloid e-Biz mempunyai tema yang juga special, yaitu ‘Local Company - dari Jogja untuk Indonesia’. Nah, di edisi kali ini tim redaksi berkesempatan untuk interview dengan beberapa tokoh yang cukup famous di Yogyakarta dan mempunyai bisnis yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Beliau adalah Bapak Herry Zudianto, mantan walikota Yogyakarta 2 periode yang juga merupakan pengusaha batik Margaria Grup. Dan juga Bapak Gideon Hartono selaku direktur utama PT K-24 Indonesia. Tentunya bakal banyak ilmu serta tips dari beliau buat kita-kita pembaca e-Biz :D
Buat kalian yang suka tentang hal-hal berbau Pasar Modal, ada juga beberapa tips and trick dari Bapak Nico Omer Jonckheere selaku Vice President Research & Analysis dari PT Valbury Asia Futures tentang berinvestasi. Simak yuk, siapa tau bisa berguna nantinya buat temen-temen yang tertarik untuk nyemplung di dunia trading
Ga cuma itu aja, banyak liputan kegiatan event-event yang diadakan Fakultas Bisnis untuk menyambut keluarga baru, yaitu temen-temen angkatan 2013. Ada Sarasehan, Business Camp, Accounting Days, dan Pelatihan Manajemen. Yang pastinya acaranya keren buangeeetttt, jadi jangan sampai kelewatan liputan dan foto-foto eksklusifnya ya, yang cuma ada di Tabloid e-Biz edisi ini pastinya :D
Last but not least, semoga Tabloid e-Biz edisi ini dapat memberikan banyak manfaat dan pengetahuan buat setiap pembaca. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan Tabloid e-Biz serta Fakultas Bisnis UKDW. Sampai jumpa di e-Biz edisi berikutnya, Tuhan
SUSUNAN REDAKSI
Pelindung
Dekan Fakultas Bisnis UKDW Dr. Singgih Santoso, MM
Penanggung Jawab dan Pembimbing Wakil Dekan III Fakultas Bisnis UKDW
Dra. Agustini Dyah Respati, MBA
Pemimpin Redaksi Roy Alvian Mulyo Santosa
Sekretaris Redaksi Emy Rosiana Swandewi Chandra
Redaktur Pelaksana Elika Tanzil
Jimmy
Artistik dan Foto Dwi Christiadi
Alamat Redaksi Fakultas Bisnis UKDW Jl Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25
Yogyakarta 55224
Redaksi menerima karya berupa naskah, gambar (kartun, sketsa) maupun foto dari
keluarga besar Fakultas Bisnis UKDW. Langsung saja dikirim ke:
tabloidebiz@gmail.com
Hikmat dan Keberhasilan
Oleh: Dr. Singgih Santoso, MM.
alam ribuan tahun sejarah bangsa Yahudi, ada masa keemasan dan juga masa kepahitan. Diawali perjalanan panjang Abraham dari tanah Ur-Kasdim ke tanah Kanaan, yang ratusan tahun kemudian disusul dengan kesuksesan Yusuf di tanah Mesir dan kemudian ratusan tahun kekelaman perbudakan yang menyakitkan oleh orang Mesir di bawah pimpinan Firaun,
akhirnya orang Israel mendapatkan
kebebasannya lewat pelarian yang dramatis di bawah pimpinan tokoh karismatis Musa. Namun turunnya hukum Taurat tidak
serta merta membuat orang Israel berpaling kepada Yahweh; justru sejarah mencatat betapa mereka terbukti sebagai bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk!
Setelah periode yang panjang dari Yosua dan para hakim yang silih berganti memimpin Israel, akhirnya mereka mempunyai rajanya sendiri; Saul adalah raja pertama mereka, yang kemudian
digantikan oleh Daud. Sebagai raja yang dianggap terbesar dalam sejarah panjang Israel, Daud berhasil menaikkan martabat bangsa Yahudi tersebut, dengan
mengalahkan sejumlah besar bangsa di sekelilingnya. Kemudian anaknya Salomo menggantikannya, dan di era Salomo
inilah Israel mengalami masa kejayaannya; bangsa yang
dulunya mantan budak sekarang menjadi
ditakuti dan disegani; dari sekedar
penguasa lokal mereka kini menjadi kekuatan global! Kunjungan ratu Syeba, pernikahan Salomo dengan anak Firaun, serta banyaknya orang dari seluruh penjuru dunia datang untuk menyaksikan hikmat Salomo dan kekayaan kerajaannya menunjukkan pengaruh Salomo yang meng’global’.
Yang menarik adalah apa yang
dilakukan Salomo saat mewarisi Israel dari tangan ayahnya Daud. Apakah Salomo mencoba menggalang persekutuan dengan bangsa lain? Apakah ia meminta nasehat teman-temannya? Apakah ia bertemu
D
dengan penasehat keuangannya dan mulai menghitung aset yang sudah dimiliki? Secara singkat, apakah ia mengedepankan akal dan kekuatan dunia?
Ternyata Salomo justru meminta hikmat Tuhan! Sang Penguasa Alam dan Allah Daud ayahnya itu justru menjadi sandaran utama Salomo. Ia mempersembahkan ribuan hewan dan berdoa meminta penyertaan Yahwe, Allah Israel. Dia justru mengabaikan hal-hal yang lain, dan itulah yang membuat Salomo ‘naik kelas’, dari pemain lokal menjadi kekuatan global yang sangat disegani. Salomo meminta hikmat dari Tuhan untuk kehidupan di masa mendatang, dan Allah memberinya tidak hanya hikmat, bahkan bonusnya sekalian ditambahkan, yakni kekayaan dan kekuasaan yang berlimpah!
Di tengah persaingan ketat dewasa ini, banyak perusahaan yang beranggapan menjadi pemain lokal yang dapat bertahan saja sudah patut disyukuri; mereka tidak pernah berpikir menjadi pemain global, seperti Samsung dan LG (Korea), Sony dan Toshiba (Jepang), dan perusahaan lainnya yang pada awalnya dibangun dengan modal seadanya. Namun sebenarnya tidak sedikit perusahaan lokal Indonesia yang berpotensi menjadi pemain global; sebut saja Pertamina, BCA, BNI, Telkom, sampai
dengan sejumlah perusahaan industri menengah seperti Sosro atau ABC. Namun di tengah era posmo saat ini, yang
menganggap tidak ada kebenaran mutlak, dan semua kebenaran adalah relatif, sesungguhnya hanya ada satu cara untuk meraih sukses dan menggapai visi menjadi pemain global yang disegani.
Mengutamakan Allah, mencari
KerajaanNya, serta memohon hikmatNya adalah satu-satunya cara untuk
menggapai sukses. Salomo sudah membuktikannya, kita pun dapat mengulanginya.
Memang tidak mudah tetap mengedepankan iman dan pencarian hikmat berdasar Firman Tuhan di tengah kepungan gadget dan kemajuan teknologi yang memanjakan kehidupan dan
mengalihkan iman kepada Kristus menjadi kepada para berhala modern . Namun semua itu tetap tidak dapat mengubah syarat yang ada: jika ingin menjadi yang terdepan, jika ingin maju dan berkembang, dari pemain lokal ke tingkat global,
meminta dan memperoleh hikmat adalah jalan satu-satunya; bukan besanya modal,
besarnya kapasitas produksi, sehatnya kondisi keuangan perusahaan, atau penguasaan pasar yang dominan. Dan sumber hikmat sejati hanyalah satu, yakni Kristus. Mintalah hikmat dan pengertian kepadaNya, seperti Salomo meminta yang terbaik, sebelum yang lainnya akan ditambahkan.
Dr. Gideon Hartono
Percikan Apinya Membakar Indonesia
Beberapa dari teman-teman pembaca e-Biz tentunya sudah familiar mendengar kata ‘K-24’. Yups, K-24 adalah Apotek yang berasal dari Yogyakarta, yang saat ini mempunyai sekitar 321 gerai di seluruh Indonesia. Pada suatu kesempatan, Tim Redaksi e-Biz berhasil mewawancarai dr. Gideon Hartono, selaku direktur utama dari PT K-24 Indonesia. Yuk, kita simak hasil wawancara dengan Bapak Gideon seputar K-24, jugatips dan saran dari beliau.
Bagaimana awal cerita Bapak dalam merintis PT K-24 Indonesia?
Saya sebenarnya adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran UGM, bukan seorang pengusaha. Awal saya terjun di bisnis farmasi ini karena saya gagal menjadi seorang dokter spesialis mata. Jujur pada waktu itu saya sangat kecewa, tetapi saya tetap yakin bahwa hidup saya ada di dalam rencana Tuhan. Sebagai ilustrasi, ada sebuah gambar mozaik yang besar, nah Gideon
adalah bagian kecil dari mozaik tadi. Jadi kalau ditanya, mau didalam atau diluar gambar? Saya memilih ada didalam gambar, yaitu ada didalam rencana Tuhan.
Disaat perenungan saya inilah, saya
mendapat satu inspirasi yaitu peristiwa sulit mendapatkan obat di malam hari ataupun di hari libur. Kalaupun dapat pasti harga diatas normal. Peristiwa itu selalu mengiyang-iyang, menunggu untuk dijawab. Kenapa saya tidak usaha di bidang apotek?
Gambar: www.apotek-k24.com
Menyediakan obat bagi mereka yang berada dalam keadaan sulit? Sebenarnya peristiwa kesulitan mendapatkan obat sangat
sederhana, tetapi itu kebutuhan nyata masyakarat, sehingga saya mencoba untuk merumuskan sebuah konsep dari peristiwa tadi. Dan akhirnya didapatlah konsep buka 24 jam termasuk hari libur. Karena
merupakan tempat rujukan, maka obat-obatan yang dijual harus komplit. Lalu harga tidak boleh dimainkan, jadi mau pagi siang malam ataupun hari libur harga tetap sama.
Nazar saya saat itu, saya boleh gagal jadi dokter spesialis mata, tetapi saya akan fight
untuk Indonesia. Untuk mewujudkan nazar itu, saya tidak bisa hanya buka satu apotek, tetapi harus ada diseluruh Indonesia. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Beruntung pada saat itu saya bertemu dengan konsultan franchise Indonesia
bernama Utomo Njoto. Beliaulah yang membimbing K-24 bisa di wiralabakan seperti sekarang. Singkat cerita untuk mempersiapkan itu semua, di tahun 2004 saya mendirikan PT K-24 Indonesia sebagai payung untuk usaha
franchise saya. Ditahun 2005,
tepatnya tanggal 24 Oktober 2005 kita sudah resmi mulai franchise. Saat itu kita buka 7 gerai dalam waktu yang bersamaan. Kita juga mendapatkan beberapa rekor MURI waktu itu. Yang pertama adalah apotek jaringan pertama di Indonesia yang buka 24 jam non stop setiap hari. Lalu yang kedua adalah apotek asli Indonesia yang pertama kali diwaralabakan. Jadi kalau bicara waralaba, K-24 adalah
pioneer diIndonesia. Menurut saya pribadi, rekor ini sangat prestisius. Karena kalau berbicara rekor MURI, ada 4 kriteria untuk bisa mendapatkannya, yaitu: Pertama, Paling, Unik dan Langka. Yang pertama itu tidak pernah bisa ditumbangkan, berbeda dengan 3 kriteria yang lain.
Apa saja kendala dalam menjalankan bisnis K-24, terutama setelah gerai-gerai apotek K-24 mulai dibuka diluar Yogyakarta?
Yang menjadi kendala utama adalah susahnya mencari SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal di setiap kota. Karena banyak dari putra Bangsa yang berprestasi
setelah menimba ilmu dan lulus tidak kembali ke daerah asal masing-masing untuk membangun daerahnya. Mereka malah pindah ke Jakarta. Hal inilah yang menyebabkan di daerah kekurangan SDM. Padahal bisnis obat itu,
very regulated. Ada peraturan resminya, sebagai contoh harus ada apoteker, ada asisten apoteker, itu kan profesi sehingga tidak bisa asal-asalan mengambil sembarangan orang yang belum
bersertifikat. Oleh karena itulah pada akhirnya saya mendirikan sekolah farmasi SMK Pelita Bangsa. Untuk men-supply kebutuhan SDM K-24 kelak. Sehingga harapan saya, kita tidak hanya menggantungkan diri dengan SMK-SMK yang lain, akan tetapi tidak ada salahnya diri sendiri juga ikut berusaha menciptakan SDM yang berkualitas.
Bagaimana cara mempertahankan eksistensi K-24 ditengah persaingan bisnis saat ini?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, jujur saya sangat senang dan menyambut baik.
Dalam arti api yang saya percikkan tadi sukses membakar Indonesia. Karena pada akhirnya apa yang menjadi keprihatinan saya ternyata disambut dan dijawab. Tetapi sebagai pioneer kita tidak bisa tinggal diam.
Kami akan terus
berupaya memberikan layanan yang semakin baik kepada
masyarakat dengan tetap tampil different. Sehingga strategi kami adalah akan terus
membangun kami jaga. Yang kedua, kami akan berusaha menghadirkan obat-obatan yang berkualitas dengan harga terjangkau. Sehingga rencana kedepan, kami juga ingin mulai memproduksi obat-obatan yang kami rasa bisa kami produksi sendiri. Ini rencana untuk 2-3 tahun kedepan. Sehingga
kesimpulannya, persaingan bisnis akan membuat hidup lebih hidup, akan memaksa kita untuk berpikir lebih kreatif, sehingga saya selalu memandang persaingan bisnis menjadi suatu hal yang positif.
Gambar: www.apotek-k24.com
Apa harapan Bapak terhadap K-24 di masa depan?
Sesuai dengan visi K-24, kami akan mengembangkan gerai sampai ke pelosok Indonesia. Saat ini kami sudah ada di daerah-daerah yang dirasa cukup terpencil seperti di Merauke, Rote, Ende, Maumere bahkan ada di Tanjung Tabalong
Kalimantan Selatan. Tahun ini kami akan me-launchsecond brand agar bisa masuk ke kota dan kecamatan. Tentu dengan biaya investasi yang jauh lebih murah. Supaya lebih banyak orang bisa ikut berperan serta dalam bisnis apotek ini. Selain itu, saya juga berharap agar dapat semakin berperan dalam menurunkan harga obat di Indonesia dan menjadikan K-24 sebagai pabrik obat yang bersinergi untuk masyarakat dengan konsep menyediakan obat yang berkualitas tetapi harga terjangkau.
Apa pandangan Bapak terhadap peluang perusahaan lokal di Yogyakarta untuk menguasai pasar nasional?
Kalau bicara peluang perusahaan lokal menjadi nasional, dalam arti belum menguasai pasar nasional sebenarnya mempunyai peluang yang sangat besar. Sebenarnya, saat ini banyak pengusaha nasional yang dahulunya juga merintis dari lokal. Tapi memang sebagian dari mereka kemudian hijrah setelah sukses. Saya ingin mencoba menginspirasi para pengusaha lokal untuk mulai berusaha dari daerah, jangan langsung berpusat di Jakarta.
Contohlah K-24 yang hingga saat ini kantor pusatnya tetap berada di Yogyakarta.
Tetapi jika kita berbicara peluang
perusahaan lokal yang sudah nasional untuk menguasai pasara nasional mungkin sulit. Tapi intinya yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana membangun semangat dari lokal menjadi nasional, dengan tetap menempatkan kantor pusatnya di daerah asal. Sehingga kita bisa memberdayakan orang-orang lokal, menjadikan kualitas mereka setara dengan orang-orang yang ada di Jakarta.
Apa saran Bapak terhadap anak muda yang baru memulai membangun usaha?
Yang pertama adalah menetapkan visi untuk ke depan. Menetapkan visi tidak harus sama persis dengan bidang studi yang diambil sekarang ini, misalkan Akuntansi, setting
otak kita pasti melihat peluang hanya bidang Akuntansi. Dan yang kedua adalah berani
untuk merealisasikan visi tersebut.
Karena jika orang hanya berani bermimpi saja kapan akan terealisasi? Berani itu siap menanggung segala resiko seperti rugi, di
olok-olok, dimarahi oleh orang tua dan sebagainya. Yang ketiga adalah punya hati, jangan berpikiran menjadi kaya saja akan tetapi berpikir juga bagaimana kita bisa menolong sesama dengan berkarya dan bermanfaat bagi banyak orang.
Tidak tertarik untuk kembali terjun di dunia politik ?
Hahahaha, enggak, sudah cukup. Kemarin ceritanya itu sebenarnya ada kelompok
masyarakat datang kerumah, ingin mengajukan saya sebagai Wakil Walikota Yogyakarta. Waktu itu saya jawab tidak, saya tidak punya mimpi kesitu. Tetapi
mereka bilang coba dipikirkan dan didoakan lagi Pak.
Akhirnya, saat itu saya me- dengan serius. Dalam arti saya berusaha memperkenalkan diri kepada masyarakat, dari yang tidak dikenal sampai dikenal publik. Apalagi tionghoa saat itu masih sangat sulit menjadi pejabat publik. Saya juga sudah ikut konvensi sampai disatu titik karena saya melamar bersanding dengan incumbent, Bapak Herry Zudianto, tinggal dipiih saja siapa yang berhak mendampingi beliau, apakah saya Gideon atau calon yang lain yaitu Bapak Haryadi Suyuti. Dan akhirnya ketika yang dipilih adalah Bapak Haryadi, saya tahu dan sadar bahwa saya bukan untuk urusan politik. Saya akan lebih leluasa berkarya kalau tidak memakai bendera partai politik.
Sampai saat ini saya masih dekat dengan Bapak Herry, kebetulan saya adalah bendahara beliau di PMI (Palang Merah Indonesia). Jujur jika bebicara peluang, kans saya sangat besar untuk pemilu yang akan datang. Tetapi saya sudah tidak mengarah kesana lagi. Saya sangat bersahabat baik dengan Bapak Haryadi dan Bapak Imam. Paling tidak saya tetap bisa menyuarakan aspirasi politik saya langsung kepada orang nomor satu dan nomor dua di Kota
Yogyakarta. Kadang Pak Imam telp saya, sengaja mampir kerumah saya secara khusus, karena beliau sudah menganggap saya sebagai salah satu tokoh masyarakat Jogja. Beliau datang untuk meminta komentar dan masukannya dari saya. Ya ikut urun rembug lah, tetapi tidak dalam
tataran pengambil keputusan. Yang
begituan aja deh saya. Hahahaha
Herry Zudianto, SE., Akt., MM
Bangun Yogyakarta dan Bisnisnya Dengan
Semangat Pelayanan Menolong Sesama
Hay guys, tim redaksi e-Biz menyiapkan sesuatu yang spesial untuk edisi kali ini. Secara khusus kami mendapat kesempatan untuk mewawancarai seorang tokoh nasional, yang namanya santer diberitakan oleh beberapa lembaga survey layak menjadi calon presiden alternatif tahun 2014. Hayo, siapakah gerangan ? Beliau adalah Kang Herry Zudianto mantan Walikota Yogyakarta dua periode (2001–2006 dan 2006-2012), yang saat ini aktif menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia DIY. Yuk kita simak hasil wawancaranya
ika kita berbicara perkembangan Kota Yogyakarta saat ini, tidak berlebihan rasanya jika menyebut Bapak Herry Zudianto is the brain behind the success story. Di masa kepemimpinannya, pria yang selalu mendeklarasikan dirinya sebagai
Kepala Pelayan Masyarakat Kota Yogyakarta ini berhasil “menyulap” Kota Yogyakarta menjadi lebih berwarna. Banyak terobosan dan kebijakan yang dihasilkannya terbukti ampuh dapat memajukan Kota Yogyakarta. Segudang prestasi dan penghargaan
J
diperolehnya, menambah harum nama Kota Yogyakarta. Tak heran apabila masyarakat tetap mencintai dan menghormatinya meskipun beliau tidak lagi menjabat sebagai Walikota.
Sehubungan dengan tema utama tabloid e-Biz kali ini adalah local company. Tidak lengkap rasanya jika tim redaksi tidak bertanya pendapat Kang
Herry bagaimana menggerakkan ekonomi perusahaan lokal di Yogyakarta. Menurut beliau, “Yang seharusnya dilakukan
pengusaha lokal adalah mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki Yogyakarta untuk diangkat sebagai peluang bisnis”. Lebih lanjut, beliau
menjelaskan “Sebenarnya lokomotif ekonomi Yogyakarta saat ini justru ada di pariwisata disamping pendidikan, tetapi permasalahnya pariwisata belum digarap
dengan maksimal oleh pemerintah”.
Fenomena yang terjadi dua tiga tahun ini adalah booming pembangunan hotel di Yogyakarta, tetapi sebenarnya yang menjadi titik krusial untuk dikerjakan oleh
pemerintah selanjutnya adalah bagaimana menggali potensi daya tarik wisata masing-masing kabupaten untuk mengimbangi berapa banyak wisatawan yang datang untuk menginap di hotel yang dibangun itu. “Harapan saya kabupaten yang memiliki
potensi wisata luar biasa seperti Gunung Kidul dapat digarap dengan maksimal oleh pemerintah, jangan hanya menjadi tanda kutip perawan tua seperti sekarang” ujar peraih penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award 2010 ini. Lebih lanjut, ayah dari Alfita Ratna Hapsari, Arief Nur Wibawanto dan Annisa Rahma Herdyana ini menegaskan perlu adanya kesadaran
masyarakat bahwa sebetulnya Yogyakarta memiliki potensi wisata yang luar biasa. “Masyarakat Yogyakarta masih terbelenggu menjadi masyarakat petani, belum berubah orientasi menjadi masyarakat penjual jasa wisata. Oleh karenanya, perlu percepatan transisi agar tidak ketinggalan dengan daerah lain” ujar Bapak Herry.
Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah? Menurut Kang Herry sudah saatnya pemerintah menetapkan visi dan misi jangka panjang, mau dibawa kemana ekonomi Yogyakarta. Dalam arti harus ada sisi yang jelas dari pemerintah dalam hal
perencanaan strategis dan implementasinya. Sebagai contoh, saat ini di Gunung Kidul sedang ramai-ramainya investasi tanah. Tetapi permasalahannya, mereka masih saling mengunggu siapa yang memulai membangun terlebih dahulu. Menurut beliau “Inilah wakunya pemerintah untuk turun tangan, pemerintah seharusnya segera menentukan zona-zona mana yang mau dikembangkan di Gunung Kidul dengan cara mendorong para pengusaha lokal untuk memulai membangun terlebih dahulu dengan memberinya insentif”. Sehingga “Tidak hanya transaksi tanah yang terjadi di Gunung Kidul, tetapi transaksi ekonomi riil yang mampu meningkatkan produktifas
masyarakat disana” demikian penegasan beliau.
Lebih spesifik, tim redaksi e-Biz juga bertanya pendapat Bapak Herry sebagai seorang pengusaha batik Margaria Grup mengenai potensi keunikan budaya batik Yogyakarta untuk diangkat menjadi peluang bisnis. Sebenarnya batik ada diseluruh Indonesia. Tetapi ketika kita berbicara batik Yogyakarta akan menjadi sesuatu yang khas dan akan tetap menjadi keunggulan
tersendri dibandingkan batik-batik yang lain karena ditopang oleh budaya Jawa yang masih cukup kental. “Yogyakarta itu the real of Java, dalam arti Kraton Yogyakarta masih tetap eksis hingga saat ini. Hal ini sangat penting karena batik pada hakekatnya tidak bisa lepas dari kebudayaan kerajaan” ujar beliau.
Tidak lupa kami juga bertanya
bagaimana awal cerita Bapak Herry merintis usaha Margaria Grup. Semua merangkak dari bawah, menjadi seorang pegawai pembukuan Batik Danar Hadi di Solo tahun 1982, beliau menyambi menjualkan batik Danar Hadi saat pulang ke Yogya. “Karena saya memiliki passion untuk menjadi wirausaha, saya akhirnya memberanikan diri merintis bisnis batik saya sendiri, bermodalkan relasi dan kepercayaan” ujar suami dari Ibu Hj. Dyah Suminar.
Dalam membangun seluruh bisnisnya, beliau sharing kepada tim redaksi akan pentingnya semangat pelayanan yang bertujuan untuk menolong orang lain memenuhi kebutuhannya, bukan hanya menjual barang semata. Karena kedua sikap ini akan memunculkan hasil akhir yang berbeda. Pelayanan yang bertujuan untuk menjual semata akan membuat kita kecewa bilamana barang yang kita tawarkan tidak jadi dibeli. Prasangka burukpun sering juga mewarnai kekecewaan itu. Misalnya: orang itu niat membeli tidak sih? Punya uang gak? dan lain-lain. Lebih parah lagi, terjadi perubahan sikap yang pada awalnya manis menjadi kekesalan dan kemarahan.
Berbeda dengan pelayanan yang bersifat menolong, pasti akan memunculkan rasa kurang pada diri sendiri. Misalnya: apakah barang yang dijual kurang lengkap? Belum memenuhi selera? dan sebagainya.
Permintaan maaf pasti terlontar kepada pembeli karena kita terpukul tidak mampu memenuhi kebutuhannya. “Kalau hasratnya ingin menolong, percayalah akan
memunculkan inner beuty pada dirimu” ujar Kang Herry. “Pembeli saat itu mungkin tidak membeli, akan tetapi percayalah pembeli tersebut akan kembali lagi dan
sometimes pasti membeli” penegasan dari beliau.
Menutup wawancara dengan tim redaksi, Kang Herry menegaskan bahwa Yogyakarta dan Indonesia saat ini sangat membutuhkan wirausaha muda, karena sumber daya yang dimiliki Indonesia justru lebih banyak dieksplorasi oleh pengusaha-pengusaha asing. “Karena kita masih sangat miskin dalam hal entrepreneurship,
sehingga kadang-kadang peluang yang ada justru dibaca orang asing” ujar beliau.
Harapan Bapak Herry untuk anak muda Indonesia, menjadi wirausaha adalah pilihan pertama. “Menjadi PNS itu pilihan yang paling belakang, itu pilihan ke-100 lah, tetapi lebih belakang lagi pilihan menjadi seorang politisi, itu pilihan ke-1000” ujar beliau sambil tertawa. Tak lupa
beliau juga berpesan kepada seluruh kaum muda yang sudah mulai terjun ke dunia wirausaha akan pentingnya membangun bisnis yang berawal dari hasrat ingin
menolong orang lain seperti yang sudah dilakukannya ketika memimpin Kota
Yogyakarta maupun mengelola bisnisnya. (*)
Keep Calm and Start Investing
erkaitan dengan Grand Opening Investment Gallery Universitas Kristen Duta Wacana, tim redaksi e-Biz mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Bapak Nico Omer Jonckheere, selaku Vice President Research & Analysis PT ValburyAsia Futures, Guest speaker on Metro TV, TVOne & MNC Business.
Beliau menjelaskan tentang luasnya bidang pasar modal dan banyaknya peluang untuk anak-anak muda yang tertarik untuk terjun ke dalam market tersebut, baik itu
sebagai broker, trader, ataupun lainnya. Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Bapak Nico untuk anak-anak muda yang tertarik berinvestasi di dunia pasar modal, antara lain:
- Banyak membaca buku
Banyak orang tidak tahu bahwa sebenarnya seorang Nico Omer yang telah sukses dalam bidang pasar modal ternyata belajar secara otodidak. Beliau mengatakan bahwa sampai saat ini selalu membaca banyak buku tentang pasar modal. Menurut beliau, manusia
B
tidak akan pernah pintar kalau tidak mau belajar. Apalagi kalau merasa dirinya sudah pintar, maka akan mudah terjatuh. Dengan belajar dan membaca buku, setiap hari kita akan mendapatkan selalu yang baru. Begitu juga dengan keadaan market yang selalu dinamis. Hal itu akan bisa kita ketahui jika kita banyak membaca. Sehingga kita akan lebih siap dalam menghadapi apa yang terjadi di market. Seharusnya budaya gemar membaca makin diterapkan oleh orang Indonesia, yang kebanyakan lebih suka menonton televisi. Karena dari membaca kita akan mendapatkan lebih banyak ilmu serta pengetahuan yang akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
- Learning by Doing
Setelah membaca buku, kita harus menerapkan apa yang telah kita baca. Bapak Nico mengilustrasikan, jika orang ingin belajar berenang, boleh saja dia membaca buku tentang bagaimana cara berenang. Tetapi tanpa
mempraktekkannya, dia tidak akan pernah bisa berenang. Sama halnya dengan berinvestasi, kita tidak cukup hanya membaca teori-teori tentang investasi di pasar modal, tetapi kita juga perlu belajar mempraktekkan apa yang telah kita baca tersebut. Salah satu
caranya adalah kita harus memulai membuka account.. Tidak perlu dengan nominal yang besar, untuk pelajar atau mahasiswapun kita bisa memilih
investasi yang paling rendah senilai satu juta. Dengan account yang telah kita buat tersebut, kita bisa belajar dan merasakan bagaimana rasanya ketika bertransaksi di Pasar Modal.
- Membuat kelompok investasi
Dengan kelompok investasi yang terdiri dari 5-10 orang, kita bisa belajar banyak hal tentang berinvestasi di pasar modal. Dalam pertemuan kelompok investasi, masing-masing anggota wajib mempresentasikan saham yang
disukainya. Kemudian berdiskusi untuk
memutuskan mana yang terbaik, berdasarkan analisa fundamental serta teknikal sebelum membeli saham tersebut.
Selain itu, bisa juga dilakukan online trading competition. Kompetisi tersebut
bisa dilakukan selama satu tahun atau beberapa bulan. Masing-masing peserta mempunyai saldo awal yang sama, dan pada akhir kompetisi akan dinilai mana yang mempunyai profit paling tinggi yang menjadi pemenangnya. (*)
Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Melalui Pemilihan Bentuk Usaha
ntuk mulai menjalankan sebuah kegiatan bisnis tentunya banyak hal yang perlu dipertimbangkan secara matang. Pemilihan bentuk usaha merupakan suatu hal yang penting karena bukan saja menyangkut aspek perijinan namun juga menyangkut kewajiban perpajakan.
Secara umum, wajib pajak di Indonesia dapat dibedakan menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dan Wajib Pajak Badan. Usaha perseorangan, misalnya toko dan industri kecil termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi. Firma, CV, dan Perseroan Terbatas digolongkan sebagai Wajib Pajak Badan. Ketentuan perpajakan di Indonesia memberikan perlakuan yang berbeda atas masing-masing bentuk usaha. Untuk itu, pengusaha pemula perlu mengetahui karakteristik masing-masing bentuk usaha termasuk konsekuensi perpajakannya.
Usaha Perseorangan
Usaha perseorangan dimiliki oleh satu orang, antara lain berbentuk UD (Usaha Dagang) dan toko. Dalam usaha perseorangan ini tidak dikenal adanya pemisahan antara harta usaha dengan harga pribadi. Oleh karena itu, terkait dengan kewajiban mendaftar NPWP dan kewajiban pelaporan perpajakan melekat pada diri pemilik usaha dan bukan pada usahanya. Untuk perhitungan pajaknya, laba usaha yang diperoleh dari sebuah usaha perseorangan setelah dikurangi dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) akan dikenai tarif berjenjang sebagai berikut:
U
Lapisan PKP (Penghasilan Kena Pajak) Tarif
Sampai dengan Rp 50 juta 5%
Di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta 15% Di atas Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta 25%
Di atas Rp 500 juta 30%
Usaha Persekutuan
Usaha persekutuan antara lain, berbentuk firma dan CV. Firma dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan nama bersama menjalankan usaha. Di antara anggota firma terdapat pemisahan antara harta usaha dan harta pribadi, namun anggota firma harus untuk melunasi kewajiban usaha sampai dengan harta pribadi. Sebagai sebuah badan usaha, Firma dan CV berkewajiban untuk mendaftarkan NPWP dan melakukan kewajiban pajak yang terpisah dengan kewajiban pemiliknya. Hal yang cukup penting diperhatikan bahwa ketentuan perpajakan memperlakukan pemilik firma atau CV merupakan satu kesatuan dengan CV atau firmanya sehingga dalam perhitungan PPh atas laba usaha perhitungan pajak hanya dikenakan satu kali. Pembagian laba yang diterima oleh pemilik firma atau CV bukan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak. Firma dan CV dikenakan tarif pajak tunggal sebesar 25% dari laba usaha
Usaha Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas merupakan badan hukum sehingga tanggung jawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik PT. Ketentuan perpajakan memperlakukan pemegang saham dan PT sebagai dua Wajib Pajak yang berbeda dan terpisah sehingga perhitungan pajak dikenakan dua kali. Tarif pajak yang dikenakan terhadap PT adalah tarif pajak tunggal sebesar 25% dari laba usaha. Gaji yang diterima oleh pemegang saham yang merangkap sebagai direktur atau komisaris akan dikenakan PPh dengan tarif berjenjang mulai 5% sampai dengan 30% dengan lapisan PKP seperti usaha perseorangan.
Nah, setelah mengetahui karakteristik masing-masing bentuk usaha dan sudah saatnya menerapkan prinsip-prinsip perpajakan ini dalam kegiatan bisnis sesungguhnya. Kegiatan untuk memilih bentuk usaha ini dapat digolongkan sebagai sebuah aktivitas perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak bukan semata-mata ditujukan untuk mengurangi beban pajak namun diharapkan dapat mengambil keputusan bisnis secara lebih baik. (*)
Sarasehan 2013
First Meet To Be Successful
arasehan adalah salah satu acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bisnis. Dalam acara tersebut, panitia memilih tema “First Meet to be Successful” karena panitia berharap dengan diadakannya acara Sarasehan 2013 ini, semua mahasiswa Fakultas Bisnis UKDW tanpa terkecuali, dapat bergandengan tangan satu dengan yang lain untuk menuju kesuksesan. Dan Puji Tuhan, acara yang diadakan pada tanggal 7 September 2013 di Atrium Agape UKDW ini berjalan dengan lancar, sebagaimana harapan panitia. Panitia juga bersyukur karena peserta yang datang, baik mahasiswa angkatan baru maupun angkatan lama dapat melebihi target yang telah ditentukan oleh panitia sendiri. Dimana acara tersebut
Acara dimulai pukul 17.00 WIB dengan sambutan-sambutan, kemudian dilanjutkan dengan kupas tuntas tentang Fakultas Bisnis yang disampaikan oleh Kaprodi Akuntansi dan Manajemen, serta sesi alumni yang
menyampaikan tentang peran penting dan manfaaat berorganisasi. Tidak hanya itu, di sela-sela acara panitia juga menyelenggarakan ice breaking/games bagi peserta, yang bertujuan untuk mengakrabkan mahasiswa satu dengan yang lainnya, khususnya antara mahasiswa angkatan baru dengan kakak tingkatnya.
Di akhir acara panitia juga menyediakan makan malam bersama dengan konsep
“Angkringan”. Panitia memilih konsep ini, karena selain mengakrabkan satu sama lain, panitia juga berharap setiap mahasiswa (khususnya
S
mahasiswa baru) yang baru mengenal Yogyakarta dapat mengetahui khas makanan dari Yogyakarta.
Setelah makan malam bersama, berakhir jugalah acara Sarasehan 2013, semoga dengan diadakannya Sarasehan 2013 ini, semua mahasiswa FB-UKDW dapat bergandengan
tangan bersama menuju kesuksesan,
sebagaimana tema Sarasehan 2013, “First Meet To Be Successful”. Dan sukses untuk acara Sarasehan di tahun-tahun yang akan datang. Tuhan Memberkati (*)
Anastasya Vickranata Ranteola (Ketua Panitia Sarasehan 2013)
B’Camp 2013
Be Creative, Attractive and Innovative
ebagai salah satu cara mengakrabkan para mahasiswa baru dengan kakak tingkatnya dan para dosen, maka Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis (BEM-FB) mengadakan suatu kegiatan yang disebut Business Camping (B’Camp). Nah, B’Camp ini telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan kegiatan ini menjadi agenda tahunan dari BEM Fakultas Bisnis. B’Camp 2013 dilaksanakan pada tanggal 13-15 September 2013 di Sumber Boyong Kaliurang. Tema B’Camp tahun ini adalah “Be Creative, Attractive and Innovative”. Dengan tema tersebut diharapkan peserta mau berpikir kreatif, bertindak atraktif, dan menjadi pribadi yang inovatif.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah para mahasiswa baru maupun beberapa
mahasiswa di angkatan berbeda yang pada tahun sebelumnya belum pernah mengikuti
B’Camp. Apa saja sih yang didapatkan ketika
mengikuti B’Camp? Tentu akan banyak hal-hal baru yang ditemui ketika mengikuti kegiatan ini, seperti: mahasiswa baru menjadi lebih mengenal Fakultas Bisnis, mendapatkan banyak teman, mengenal beberapa dosen, serta mendapatkan banyak pengalaman baru.
Dalam acara B’Camp ini, ada banyak kegiatan seru dan menarik yang dilakukan oleh para peserta. Talkshow dengan para dosen, talkshow dengan alumni, pengenalan Organisasi Mahasiswa, lomba memasak, melakukan outbond, menikmati malam inagurasi, dan lain sebagainya. Walaupun peserta harus tidur di tenda dan memasak sendiri untuk makan, tetapi
S
mereka sangat menikmati acara ini karena dari hal-hal kecil yang dilakukan itu akan
menumbuhkan rasa kebersamaan yang kuat di antara para peserta.
B’Camp 2013 berjalan dengan baik dan tujuannya bisa tercapai, salah satunya yaitu saling mengakrabkan tiap individu dengan individu lainnya. Kegiatan ini sangat
menyenangkan dan membangkitkan semangat
bagi mahasiswa Fakultas Bisnis. Dan diharapkan semua yang terlibat didalamnya akan menjadi orang-orang hebat dan luar biasa yang Creative, Attractive, dan Innovative. (*)
Theresia Erliana (Steering CommitteeB-Camp 2013)
Pelatihan Manajemen 2013
Management is My Passion
egiatan Pelatihan Manajemen (PM) merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan untuk memperkenalkan lebih lanjut mengenai aspek-aspek dan konsentrasi yang ada di prodi Manajemen. Kegiatan ini merupakan program kerja dari Himpunan Mahasiswa Program Studi
Manajemen (HMPSM) UKDW. Kali ini kegiatan Pelatihan Manajemen 2013 membawakan tema “Management is My Passion” yang memiliki makna bahwa dalam kuliah Manajemen harus memiliki keinginan yang kuat, tentunya keinginan untuk menjadi seorang manajer yang memiliki karakter yang baik. Melalui PM ini para peserta mahasiswa angkatan 2013 akan diberikan pendalaman dan gambaran yang lebih fokus untuk memiliki keinginan yang kuat menjadi manajer yang sukses.
Acara Pelatihan Manajemen periode kali ini dilaksanakan pada tanggal 27-29 September 2013 di Wisma Duta Wacana, Kaliurang. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini tercatat sebanyak 76 mahasiswa. Ada yang unik dari kegiatan Pelatihan Manajemen 2013 ini dibanding tahun sebelumnya, dimana kali ini setiap kelompok ditantang harus membawa telur mentah yang disimbolkan sebagai nyawa. Setiap anggota kelompok harus menjaga dan disiplin mengawasi telur tersebut supaya tidak pecah ataupun diambil oleh kelompok lain. Acara yang berlangsung selama tiga hari dua malam ini berjalan lancar dan mendapat antusias dari para peserta. Meskipun sempat mengalami beberapa hambatan tetapi seluruh rangkaian acara PM tetap berjalan dengan baik.
K
Selama mengikuti kegiatan PM semua peserta dan panitia sangat antusias dan bersemangat, banyak pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan ini. Mulai dari hari pertama sesi materi pendalaman konsentrasi kuliah, pemecahan studi kasus, serta sharing kelompok studi. Kemudian pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan sesi materi mengenai organisasi, entrepreneurship, cita-citaku, serta malam inagurasi yang berisi penampilan dari para peserta dan presentasi kelompok tentang entrepreneurship project masing- masing.
Dan pada hari terakhir kegiatan yang dilakukan adalah outbond yang dilanjutkan dengan pemberian reward untuk para peserta. Setelah pemberian reward selesai, berakhirlah juga rangkaian acara PM 2013, peserta dan panitia kemudian berfoto bersama dan pulang menuju kampus UKDW dengan penuh sukacita.
Vivi Alvionita Adiwijaya (Koordinator Acara Pelatihan Manajemen 2013)
Accounting Days 2013
One Love One Heart
ccounting Days adalah salah satu program kerja dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi (HMPSA) UKDW yang rutin dilaksanakan setiap tahun untuk menyambut mahasiswa baru Akuntansi. Proker ini bertujuan untuk mengenalkan lebih dalam tentang Prodi Akuntansi dan lebih mengakrabkan para
mahasiswa baru dengan kakak-kakak tingkatnya.
Tahun ini, panitia Accounting Days 2013 memilih sebuah tema yaitu “One Love One Heart”. One Love One Heart memiliki filosofi yang berarti kesatuan hati. Kesatuan hati yang akan memberikan rasa peduli dan simpati yang tinggi kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan tema tersebut diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa/i tidak hanya mendapat
pengetahuan lebih tentang program studi Akuntansi UKDW. Namun, dapat mengakrabkan peserta dan panitia sehingga akan terjalin suatu ikatan persaudaraan yang erat dan
menumbuhkan rasa kesatuan hati selama masa pembelajaran di kampus maupun setelah memasuki dunia kerja.
Persiapan acara ini berlangsung sekitar kurang lebih delapan bulan. Seluruh panitia yang berjumlah 34 orang dan ditambah Steering Comitee empat orang, saling bekerja sama dalam mencari ide serta dana yang dibutuhkan demi mensukseskan acara ini. Banyak usaha dana yang telah dilakukan demi terlaksananya acara ini. Misalnya, dengan membuka stand jualan di Supernova UKDW, berjualan makanan dengan sistem pre-order, menjual sticker, dan lain-lain.
A
Tidak hanya itu, setiap hari sebelum hari-H panitia juga membuka stand pendaftaran di Atrium Didaktos UKDW. Puji Tuhan, jumlah peserta yang terdaftar mengikuti Accounting Days 2013 sebanyak 52 orang.
Accounting Days 2013 ini berlangsung di Wisma Omah Jawi Kaliurang tiga hari dua malam yaitu dari tanggal 27 September - 29 September 2013. Acara tersebut berlangsung dengan baik sampai dengan selesai, meskipun terdapat banyak kendala, seperti adanya beberapa
panitia dan peserta yang mengalami sakit selama acara.
Harapan panitia, keakraban yang telah terjalin tidak berhenti sampai acara ini selesai saja. Tetapi setelah lepas dari acara ini, mahasiswa baru dan kakak-kakak tingkatnya di prodi Akuntansi bisa tetap satu hati satu cinta. Ya, tetap One Love One Heart. (*)
Jordan Efrata
(Ketua Panitia Accounting Days 2013)