• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PAREPARE 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PAREPARE 2013"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

No. Publikasi : 7372.5.1001

Katalog BPS : 9302001.7372

Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm

Jumlah Halaman : 70 Halaman

Naskah : Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Penyunting : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Dicetak Oleh :

Catatan:

(4)

PENGANTAR KEPALA BPS KOTA PAREPARE

Buku publikasi “PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PAREPARE 2013” berhasil dihitung dan diterbitkan kembali berkat kerja sama yang baik antara BPS Kota Parepare dengan Pemerintah Daerah Kota Parepare, serta bimbingan dari BPS Provinsi Sulawesi Selatan dan juga dukungan dari berbagai pihak.

Angka yang tersaji dalam publikasi ini telah melalui proses rekonsiliasi di tingkat provinsi beserta semua kab/kota lainnya dalam lingkup Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan demikian, keseimbangan serta kelayakan data baik antara daerah dengan data di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan maupun antar daerah itu sendiri semakin konsisten.

Informasi yang dirilis dalam publikasi ini antara lain meliputi Tinjauan PDRB, Perkembangan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, Struktur Ekonomi, dan PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare selama tahun 2008 – 2012.

Kepada semua pihak yang membantu hingga publikasi ini diterbitkan, kami ucapkan banyak terima kasih, dan untuk kesempurnaan pada masa datang diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pengguna. Semoga publikasi ini membawa manfaat bagi kita semua.

Parepare, Agustus 2013

KEPALA BPS KOTA PAREPARE,

Ir. ARI PRIHANDINI, M.Si.

(5)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN KATALOG PUBLIKASI ...ii

PENGANTAR KEPALA BPS KOTA PAREPARE ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ...viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Fungsi dan Kegunaan ...4

BAB II METODOLOGI ...5

2.1 Konsep dan Defenisi ...5

2.2 Metode Penghitungan ...10

BAB III TINJAUAN UMUM ...21

3.1 Sekilas tentang PDRB Kota Parepare ...21

3.2 Perbandingan PDRB Kota Parepare, Ajatappareng, dan Provinsi Sulwesi Selatan ...23

BAB IV PERTUMBUHAN EKONOMI ...25

4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare ...25

4.2 Pertumbuhan Rill Sektoral ...27

BAB V STRUKTUR EKONOMI ...39

(6)

6.1 PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare ...45 6.2 Perbandingan PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare,

Parepare Raya, dan Provinsi Sulawesi Selatan ...46 LAMPIRAN ...51

(7)

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare,

Tahun 2007 – 2012 ... 21 Tabel 2. PDRB ADH Berlaku Prov. Sulawesi Selatan dan Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 ... 23 Tabel 3. Pertumbuhan PDRB Kota Parepare ADH Berlaku dan ADH

Konstan 2000, Tahun 2008 – 2012 ... 26 Tabel 4. Pertumbuhan Riil Setiap Sektor Ekonomi di Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 ... 28 Tabel 5. Pertumbuhan Ekonomi Sektor 8 (Keuangan, Persewaan,

dan Jasa Perusahaan) Berdasarkan Sub-Sektornya di

Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012 ... 30 Tabel 6. Pertumbuhan Sektor 6 (Perdagangan, Hotel, dan Restoran)

Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 ... 31 Tabel 7. Pertumbuhan Sektor 4 (Listrik, Gas, dan Air Bersih)

Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 ... 32 Tabel 8. Pertumbuhan Sektor 7 (Pengangkutan dan Komunikasi)

Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 ... 34 Tabel 9. Pertumbuhan Sektor 9 (Jasa-Jasa) Berdasarkan

Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012 ... 36 Tabel 10. Pertumbuhan Sektor 1 (Pertanian) Berdasarkan

Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012 ... 37 Tabel 11. Struktur Ekonomi (Persentase Kontribusi PDRB ADH Berlaku

per Sektor Ekonomi) Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 (Persen) ... 40 Tabel 12. Distribusi Persentase Sektor 9 (Jasa-Jasa) Berdasarkan

Sub-Sektornya di Kota Parepare,

(8)

Tabel 14. PDRB Perkapita Penduduk Kab/Kota se-Ajatappareng,

(9)

Gambar 1. Grafik PDRB Kota Parepare ADH Berlaku dan ADH Konstan

2000, Tahun 2008 – 2012 (Juta Rupiah) ... 22 Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 ... 25 Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare dan Provinsi

Sulawesi Selatan, Tahun 2008 – 2012 ... 27 Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Sektoral Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 (Persen) ... 29 Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Sektor 5 (Bangunan) di Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 (Persen) ... 31 Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Sektor 2 (Pertambangan dan

Penggalian) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare,

Tahun 2008 – 2012 (Persen) ... 35 Gambar 7. Grafik Struktur Ekonomi Kota Parepare Berdasarkan

Lapangan Usaha, Tahun 2012 (Persen) ... 40 Gambar 8. Grafik Struktur Ekonomi Kota Parepare Berdasarkan Tiga

Sktor Utama, Tahun 2012 (Persen) ... 41 Gambar 9. Grafik Perbandingan PDRB Perkapita Penduduk Kota

Parepare dan Provinsi Sulawesi Selatan,

(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda antara orang satu dengan orang yang lain, antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dan antara negara yang satu dengan negara yang lain. Secara tradisional, pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross

Domestic Products atau Produk Domestik Bruto suatu negara dan difokuskan

pada peningkatan Gross Domestic Regional Products atau Produk Domestik Regional Bruto pada suatu provinsi, kota, atau kota.

Kemudian seiring berkembangnya waktu, muncul alternatif definisi pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan income perkapita (pendapatan perkapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara atau daerah untuk meningkatkan output yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

(Blekely, 1989).

Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan

(12)

ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Begitu pentingnya pembangunan ekonomi ini, maka perencanaan pembangunan ekonomi yang matang dan tepat menjadi suatu hal mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah kota/kota, telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan, menentukan strategi dan membuat kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing-masing.

Di dalam perencanaan ekonomi suatu daerah pada dasarnya ada 2 (dua) permasalahan pokok yaitu: (i) bagaimana mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara mantap, (ii) bagaimana agar pendapatan yang timbul tersebut dapat dibagi atau diterima masyarakat secara merata.

Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan pembangunan ekonomi tersebut, dibutuhkan berbagai macam data statistik yang lengkap

(complete), tepat (accurate), mutakhir (up to date), dan terpercaya (reliable),

sebagai bahan analisa dalam menentukan dan mengarahkan sasaran pembangunan serta sebagai bahan/dasar dalam menentukan strategi dan kebijaksanaan yang akan diambil.

Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran keadaan masa lalu, masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Dari data

(13)

statistik ini pula, daerah bisa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap strategi atau kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang diambil pada masa-masa lalu dan hasil yang telah dicapai sebagai akibat pelaksanaan strategi dan kebijaksanaan tersebut oleh berbagai pihak baik pemerintah daerah sendiri maupun pihak swasta.

Salah satu data statistik yang sangat dibutuhkan tersebut adalah data yang dapat menginformasikan mengenai gambaran perkembangan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah guna mengetahui pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai serta potensi-potensi komoditi ekonomi yang potensial dan perlu dikembangkan. Data tersebut adalah Produk Domestik Regional Bruto atau biasa disebut Pendapatan

Regional. Dari data ini pula dapat diketahui nilai-nilai barang dan jasa-jasa

yang diproduksi dalam suatu wilayah/daerah dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Untuk memenuhi maksud tersebut, telah dihitung dan disusun statistik PDRB Kota Parepare untuk data tahun 2011 dengan tahun dasar 2000. Berbeda dengan enam tahun sebelumnya yang menggunakan tahun dasar 1993.

Perubahan ini dilakukan dengan alasan bahwa pada tahun 2000 telah terjadi dinamika perekonomian masyarakat yang naik turun dengan perbedaan yang sangat signifikan dengan tahun 1993, dimana di dalamnya telah terjadi banyak perubahan struktur barang (bukan kuantum) yaitu dari tidak ada menjadi ada.

(14)

1.2 FUNGSI DAN KEGUNAAN

Adapun kegunaan dari informasi data PDRB antara lain sebagai berikut:

a. PDRB atas dasar harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.

b. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau pertumbuhan setiap sektor dari tahun ke tahun daerah ini.

c. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah.

d. Sebagai salah satu indikator mengenai tingkat kemakmuran suatu daerah.

e. Untuk mengetahui tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi).

f. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

g. PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata (riil) ekonomi perkapita penduduk suatu daerah. h. Sebagai salah satu indikator komponen penyusunan Dana Alokasi Umum

(15)
(16)

BAB II

METODOLOGI

2.1 KONSEP DAN DEFINISI

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan alat yang dapat digunakan untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah. Dengan melakukan perbandingan PDRB antar tahun, dapat dilihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat adanya aktifitas perekonomian selama kurun waktu satu tahun berjalan dalam wilayah tersebut. Dari data PDRB juga dapat dilihat struktur perekonomian serta tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi). PDRB juga menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemakmuran suatu wilayah.

Melihat begitu banyak hal yang bisa diperoleh dari pemanfaatan data PDRB tersebut, maka data PDRB selalu digunakan oleh pemerintah sebagai salah satu variabel yang dipertimbangkan untuk menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan yang akan dilakukan terutama pembangunan yang menyangkut masalah pembangunan ekonomi. Dengan memanfaatkan data PDRB pula pemerintah dapat melakukan evaluasi akan kinerja atas program-program kebijakan dan strategi pembangunan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu satu tahun berjalan.

Oleh karena itu, penyajian data PDRB yang mutakhir (up to date) dan terpercaya (realible) harus selalu dilakukan sehingga setiap strategi dan kebijakan yang diambil akan tepat sasaran dan terkontrol. Perkembangan dan perubahan struktur ekonomi suatu wilayah berpengaruh besar terhadap PDRB

(17)

yang terbentuk dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, tahun dasar yang digunakan sebagai tahun rujukan penilaian (reference year) menjadi sesuatu yang mutlak harus selalu up to date dan disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang terjadi, sehingga hasil estimasi PDB/PDRB yang dilakukan akan menjadi realistik, dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor.

Secara teknis, pengertian Produk Domestik Regional Bruto sendiri dapat dikatakan sebagai penjumlahan dari nilai tambah bruto, yaitu tambahan nilai yang ditimbulkan oleh aktifitas berbagai faktor produksi dalam memproses bahan baku dan penolong sehingga lebih dekat kepada pengguna atau nilai barang dan jasa yang ditimbulkan oleh faktor produksi. Apabila seluruh nilai tambah bruto atau nilai barang dan jasa yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi dalam wilayah tertentu dan dalam jangka tertentu dijumlahkan maka diperoleh PDRB.

PDRB dapat disajikan dari beberapa segi, antara lain segi produksi, pendapatan, dan pegeluaran. Penjelasannya masing-masing seperti yang dijabarkan di bawah ini.

a. Segi Produksi

PDRB adalah jumlah nilai netto produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai unit produksi pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu:

(18)

1. Pertanian,

2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan,

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih, 5. Bangunan,

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi,

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan 9. Jasa-Jasa.

Dari setiap sektor tersebut akan dirinci lagi menjadi beberapa sub- sektor, dari beberapa sub-sektor tersebut akan dirinci lagi berdasarkan kegiatan dan masing-masing komoditasnya.

b. Segi Pendapatan

PDRB adalah jumlah balas jasa (pendapatan) yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi diwilayah tertentu pada jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji (balas jasa tenaga kerja), sewa tanah (balas jasa tanah), bunga modal (balas jasa modal) dan keuntungan (balas jasa kewirausahawan/enterpreneurship); semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

(19)

c. Segi Pengeluaran

PDRB adalah jumlah pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap perubahan stok, dan ekspor netto disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Secara konsep, tiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDRB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung netto.

Dalam aplikasinya, pengertian PDRB ini meluas dan menurunkan beberapa konsep yang akan digunakan dalam penghitungannya. Berikut ini dijelaskan beberapa konsep dan definisi dasar yang dipakai dalam penghitungan PDRB Kota Parepare.

a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai produksi, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Untuk selanjutnya, “PDRB Atas Dasar Harga Berlaku” akan disingkat penulisannya menjadi “PDRB ADH Berlaku”.

(20)

b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan

PDRB atas dasar harga konstan adalah jumlah nilai produksi, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga pasar yang “tetap” pada tahun dasar. Dalam publikasi ini harga pasar yang tetap itu adalah harga-harga pada keadaan tahun 2000. Biasanya disebut PDRB harga konstan dengan tahun dasar 2000. Untuk selanjutnya, “PDRB Atas Dasar Harga Konstan” akan disingkat penulisannya menjadi “PDRB ADH Konstan”.

c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar

PDRN atas dasar harga pasar adalah PDRB dikurangi dengan nilai penyusutan barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun.

d. PDRN Atas Biaya Faktor Produksi

PDRN atas dasar biaya faktor produksi adalah nilai PDRN atas dasar harga pasar dikurangi dengan nilai pajak tidak langsung netto pada tahun yang bersangkutan.

e. Pendapatan Regional (Regional Income)

Pendapatan regional adalah nilai PDRN atas dasar biaya faktor ditambah dengan pendapatan netto (pendapatan yang masuk dikurangi dengan pendapatan yang keluar). Karena arus pendapatan diatas sulit dihitung, maka pendapatan regional dianggap sama PDRN atas biaya faktor.

(21)

f. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah PDRN atas dasar biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun untuk tahun yang sama.

g. Penyusutan Barang Modal Tetap

Penyusutan barang modal tetap adalah susutnya nilai suatu barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.

h. Pajak Tidak Langsung Netto

Pajak tidak langsung netto adalah pajak tak langsung dikurangi subsidi yang diberikan kepada produsen pada tahun yang sama.

2.2 METODE PENGHITUNGAN

Terdapat dua metode yang digunakan dalam menghitung PDRB Kota Parepare, yaitu metode langsung dan metode tak langsung. Berikut dijelaskan masing-masing metode tersebut.

a. Metode Langsung

Yang dimaksud dengan metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah. Metode langsung akan dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi setiap

(22)

daerah. Di samping itu, manfaat pemakaian data daerah dapat digunakan untuk menyempurnakan data statistik daerah yang lemah. Hasil penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah ini. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran.

1. Pendekatan Produksi

Dilakukan dengan menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau sub sektor. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi. Formulanya adalah sebagai berikut:

Dimana,

NTB = Nilai Tambah Bruto

NPhp = Nilai Produksi pada Harga Produsen

BA = Biaya Antara

Apabila NPhp sulit diketahui karena sulit memperoleh data harga

produsen, maka NPhp dihitung sebagai berikut:

(23)

Dimana,

NPhp = Nilai Produksi pada Harga Produsen

NPhk = Nilai Produksi pada Harga Pembeli/Konsumen

TTM = Margin Perdagangan dan Angkutan

(Trade and Transport Margin)

2. Pendekatan Pendapatan

Dilakukan dengan cara menghitung nilai tambah bruto dengan menjumlahkan seluruh unsur-unsur balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung netto. Yang termasuk dalam surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Formula penghitungannya adalah sebagai berikut:

Dimana,

NTB = Nilai Tambah Bruto

NTN = Nilai Tambah Netto

D = Penyusutan (Depresiasi Barang Modal Tetap)

NP

hp

= NP

hk

- TTM

(24)

Sedangkan nilai tambah netto dihitung dengan formula berikut ini:

Dimana,

NTN = Nilai Tambah Netto

UpG = Upah dan Gaji (Biaya Tenaga Kerja)

SU = Surplus Usaha, yang terdiri atas Sewa Tanah,

Bunga Netto, dan Profit

PTL = Pajak Tak Langsung Netto (Setelah Subsidi Pemerintah

Dikeluarkan)

3. Pendekatan Pengeluaran

Dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengeluaran konsumsi akhir atas barang dan jasa yang diproduksi maupun diimpor dari luar wilayah (Kota Parepare), dan perubahan stok. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

- Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran. - Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan

survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga metode data anggaran belanja, metode balance sheet dan metode staitistik perdagangan luar negeri.

(25)

b. Metode Tak Langsung

Dalam metode ini, penghitungan PDRB untuk sektor tertentu dilakukan dengan mengalokasikan PDB atau nilai tambah dari setiap sektor/sub-sektor komoditas/kegiatan usaha dari lingkup nasional/multi regional dengan menggunakan indikator yang relevan.

2.3 PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai penghitungan PDRB ADH Konstan. Sebagai upaya untuk menyajikan data PDRB yang up to date sehingga sesuai dengan kondisi perekonomian terkini maka perlu dilakukan pergeseran tahun dasar (rebasing). Jika pada publikasi-publikasi lima tahun sebelumnya PDRB atas dasar harga konstan disajikan dengan menggunakan tahun dasar 1993, maka pada publikasi tahun ini PDRB atas dasar harga konstan disajikan atas dasar harga konstan tahun 2000. Ada beberapa alasan yang mendorong Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan pergeseran tahun dasar penghitungan PDB/PDRB, antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realistis, karena perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahun 1993 menjadi kerendahan.

2. Karena cakupan terus disempurnakan, selama jangka waktu tujuh tahun juga telah terjadi perubahan struktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang sangat signifikan.

3. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh dampak deregulasi dan debirokratisasi.

(26)

4. Hadirnya krisis ekonomi dipertengahan tahun 1997 berdampak pada perubahan struktur perekonomian Indonesia, sehingga struktur perekonomian tahun 2000 telah berbeda dengan tahun 1993.

5. Menurut rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru “Sistem Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Dan hal ini juga sudah didukung oleh komitmen pimpinan BPS negara ASEAN tahun 2000.

6. Pada tahun 2000, BPS telah menyelesaikan penyusunan Tabel Input Output Indonesia 2000 yang dapat dijadikan sebagai kerangka dasar (bench marking) bagi penyempurnaan penghitungan estimasi PDB/PDRB. 7. Peyusunan series Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks Harga Konsumen (IHK) akan menggunakan tahun dasar baru, yaitu tahun 2000 sehingga diharapkan kedua jenis indeks harga tersebut dapat mendukung langkah penyempurnaan penghitungan estimasi PDB/PDRB ke depannya.

Maka dari itu, hingga saat ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000. Untuk menghitung PDRB ADH Konstan 2000 digunakan beberapa cara, yaitu:

a. Cara Revaluasi

Dilakukan dengan menilai kembali PDRB sesuai harga pada tahun dasar (dalam hal ini tahun 2000). Baik produksi, biaya antara, penyusutan maupun pajak tidak langsung dinilai dengan harga pada tahun dasar tersebut.

(27)

b. Cara Ekstrapolasi

Dilakukan dengan menghitung nilai tambah masing-masing tahun dengan cara mengalikan nilai pada tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing kegiatan/ komoditas yang relevan.

c. Cara Deflasi

Dilakukan dengan menghitung nilai tambah masing-masing tahun dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku dengan indeks harga untuk masing-masing kegiatan yang relevan.

d. Cara Deflasi Berganda

Dalam hal ini yang dideflasikan adalah nilai produksi (output) dan biaya antaranya. Kemudian nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung dengan cara mengurangi nilai produksi dengan biaya antara.

2.4 PENYAJIAN DATA

1. Klasifikasi Sektor atau Lapangan Usaha

Penyajian angka PDRB diklasifikasikan ke dalam 9 sektor mengacu pada Sistem National Accounts 1993 (SNA93). Kesembilan sektor tersebut adalah:

1. Sektor pertanian

(28)

3. Sektor industri pengolahan 4. Sektor listrik, gas, dan air

5. Sektor bangunan/konstruksi

6. Sektor perdagangan, restoran dan hotel

7. Sektor angkutan dan komunikasi

8. Sektor bank dan lembaga keuangan

9. Sektor jasa-jasa

Sembilan sektor ekonomi yang ada dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor ekonomi utama yaitu:

1. Sektor primer; terdiri dari sektor pertanian dan sektor

pertambangan dan penggalian.

2. Sektor sekunder; terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor

listrik, gas, dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; dan sektor angkutan dan komunikasi.

3. Sektor tersier; terdiri dari sektor bank dan lembaga keuangan dan

sektor jasa-jasa.

2. Indeks PDRB

Penyajian PDRB menurut sektor dalam bentuk indeks dimaksudkan agar perkembangan nilai PDRB masing-masing sektor dapat diketahui. Adapun indeks yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Indeks Berantai; yaitu angka indeks PDRB dengan menggunakan angka tahun dasar periode sebelumnya. Dengan indeks ini dapat dilihat perkembangan PDRB setiap tahunnya (dibanding tahun sebelumnya).

(29)

Perkembangan ekonomi dihitung berdasarkan indeks berantai dari PDRB atas dasar harga berlaku. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan indeks berantai dari PDRB atas dasar harga konstan.

Perkembangan ekonomi tahun t =

Indeks berantai PDRB adh berlaku tahun t - 100

Pertumbuhan

ekonomi tahun t =

Indeks berantai PDRB adh konstan tahun t - 100

2. Indeks Implisit; yaitu angka indeks PDRB yang dapat

memberikan gambaran harga (inflasi/deflasi) menurut masing-masing sektor.

(30)

Pertumbuhan ekonomi

Kuadran IV

Pendapatan Perkapita Sulsel Pertumbuhan ekonomi Sulsel

Kuadran I

Kuadran II

Kuadran III

3. Analisis Kuadran

Disebut demikian karena objek penelitian dibagi ke dalam empat kuadran berdasarkan kriteria besarnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masing-masing daerah. Yang termasuk dalam kuadran I yaitu kabupaten/kota yang mempunyai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita di atas rata-rata provinsi. Kabupaten/kota yang mempunyai pertumbuhan ekonomi rendah dan pendapatan perkapita di atas rata-rata provinsi, masuk dalam kuadran II. Kuadran III diisi oleh kabupaten/kota yang mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata provinsi dan pendapatan perkapita di bawah rata-rata provinsi. Sedangkan yang termasuk dalam kuadran IV ialah kabupaten/kota yang mempunyai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita keduanaya di bawah rata-rata provinsi.

Gambar 1. Diagram Analisis Kuadran

Pendapatan

Perkapita

(Rp)

(31)
(32)

BAB III

TINJAUAN UMUM

3.1 SEKILAS TENTANG PDRB KOTA PAREPARE

Pemerintah Kota Parepare dengan visinya “ Parepare sebagai Bandar Madani dengan Masyarakat yang Mandiri, Religius serta Berkomitmen Lingkungan “ telah mencanangkan pembangunan daerah sejalan dengan pembangunan Nasional periode 2009-2014. Pembangunan yang selama ini dilakukan Pemerintah Kota Parepare telah menunjukan hasil yang cukup menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare, Tahun 2007 – 2012

Tahun PDRB ADH Berlaku (Juta Rupiah) Perkembangan Ekonomi (Persen) PDRB ADH Konstan 2000 (Juta Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) 2007 1.063.435,37 19,29 609.224,94 6,98 2008 1.298.778,61 22,13 655.255,15 7,56 2009 1.519.156,10 16,97 707.234,86 7,93 2010 1.795.963,76 18,22 766.745,34 8,41 2011* 2.073.555,94 15,46 826.486,23 7,79 2012** 2.376.521,26 14,61 891.923,09 7,92 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

(33)

Pada tabel di atas dapat dilihat angka PDRB, Perkembangan Ekonomi, dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare selama tahun 2007 – 2012. Perkembangan Ekonomi menjelaskan tentang perkembangan perekonomian suatu daerah yang terlihat melalui besaran PDRB ADH Berlaku pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Sedangkan Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB ADH Konstan 2000 pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, di mana penggunaan nilai harga atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan riil ekonomi.

Gambar 1. Grafik PDRB Kota Parepare ADH Berlaku dan ADH Konstan 2000, Tahun 2008 – 2012 (Juta Rupiah)

1.298.778,61 1.518.156,10 1.795.963,76 2.073.555,94 2.376.521,26 655.255,15 707.234,85 766.745,34 826.486,23 891.923,09 0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2.000.000 2.200.000 2.400.000 2008 2009 2010 2011 2012 Berlaku Konstan

(34)

Pada tahun 2012, PDRB ADH Berlaku Kota Parepare mencapai nilai 2.376.521,26 juta rupiah. Dibandingkan dengan tahun 2011, angka PDRB ini meningkat cukup signifikan yaitu sekitar 302.965,32 juta rupiah atau naik sekitar 14,61 persen. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2010,2009, 2008 dan 2007. Selama kurun waktu tersebut, PDRB ADH Berlaku Kota Parepare secara terus-menerus mengalami peningkatan. Sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000, PDRB Kota Parepare setiap tahunnya juga mengalami peningkatan secara terus menerus. Pada tahun 2012, PDRB ADH Konstan 2000 Kota Parepare mencapai 891.923,09 juta rupiah atau naik sekitar 65.436,85 juta rupiah, tumbuh sekitar 7,92 persen dari tahun sebelumnya.

3.2 PERBANDINGAN PDRB KOTA PAREPARE DAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Berikut akan ditampilkan kontribusi PDRB ADH Berlaku Kota Parepare terhadap PDRB ADH Berlaku Provinsi Sulawesi Selatan selama tahun 2007 – 2011.

Tabel 2. PDRB ADH Berlaku Prov. Sulawesi Selatan dan Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Tahun PDRB Prov. Sul-Sel (Juta Rupiah) PDRB Kota Parepare (Juta Rupiah) Kontribusi Kota Parepare terhadap Prov. Sul-Sel (Persen)

(1) (2) (3) (4) 2008 85.143.191,27 1.298.778,61 1,53 2009 99.954.589,75 1.519.156,10 1,52 2010 117.862.210,18 1.795.963,76 1,52 2011* 137.389.879,40 2.073.555,94 1,51 2012** 159.427.096,97 2.376.521,26 1,49 Rata-Rata 1,51

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : ** Angka Sangat Sementara

(35)

PDRB ADH Berlaku Kota Parepare tahun 2012 mencapai nilai sebesar 2.376.521,26 juta rupiah, dan dari tahun 2008 s/d 2012 terus mengalami peningkatan. Namun, jika melihat kontribusi PDRB ADH Berlaku Kota Parepare terhadap PDRB ADH Berlaku Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2008 s/d 2012 dapat dikatakan terus mengalami penurunan, jika dirata–ratakan diperoleh angka sekitar 1,51 persen per tahun. Pada tahun 2012, kontribusinya terhadap PDRB ADH Berlaku Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 1,49 persen mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2011. Sedangkan tahun 2011, kontribusinya terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 1,51 persen.

(36)

P e r t u m b u h a n

e k o n o m i

(37)

BAB IV

PERTUMBUHAN EKONOMI

4.1 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PAREPARE

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB pada tahun sebelumnya. Dimana nilai PDRB yang digunakan itu adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan. Penggunaan nilai atas dasar harga konstan ini karena telah dikeluarkannya pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1994 hingga tahun 2003, pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional dihitung dengan menggunakan harga konstan 1993 sebagai tahun dasar. Namun sejak tahun 2004 pertumbuhannya telah dihitung berdasarkan tahun dasar 2000.

Pertumbuhan ekonomi Kota Parepare tahun 2012 sebesar 7,92 persen. Angka tersebut sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,79 persen. Hingga tahun 2012, ekonomi Kota Parepare terus bertumbuh. Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Ekonomi

Kota Parepare, Tahun 2008– 2012

7,92 7,79 8,41 7,93 7,56 6 7 8 9 2008 2009 2010 2011 2012

(38)

Pada tabel di bawah disajikan pertumbuhan PDRB Kota Parepare tahun 2008 – 2012 berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan dapat dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi secara riil karena tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi pada harga.

Tabel 3. Pertumbuhan PDRB Kota Parepare ADH Berlaku dan ADH Konstan 2000, Tahun 2008 – 2012 Tahun PDRB ADH Berlaku (Juta Rupiah) Perkembangan Ekonomi (Persen) PDRB ADH Konstan 2000 (Juta Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) 2008 1.298.778,61 22,13 655.255,15 7,56 2009 1.519.156,10 16,97 707.234,86 7,93 2010 1.795.963,76 18,22 766.745,34 8,41 2011* 2.073.555,94 15,46 826.486,23 7,79 2012** 2.376.521,26 14,61 891.923,09 7,92 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

Pertumbuhan ekonomi Kota Parepare dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukan trend yang sedikit berfluktuasi , yaitu berada pada kisaran 7 sampai 8 persen. Pertumbuhan tertinggi yang dicapai yaitu sebesar 8,41 persen pada tahun 2010. Rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu tersebut adalah 7,92 persen. Pertumbuhan 7,92 persen pada tahun 2012 dapat dikatakan sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 7,79 persen.

(39)

Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Kota Parepare lebih rendah 0,46 persen dari p ada Provinsi Sulawesi Selatan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi

Selatan maupun Kota Parepare pada tahun

2011 mengalami

peningkatan bila

dibandingkan tahun 2011. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, Kota Parepare selalu tumbuh di atas rata-rata kab/kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan kecuali pada tahun 2008 dan 2012 sedikit lebih rendah dibandingkan Provinsi Sulawesi Selatan.

4.2 PERTUMBUHAN RIIL SEKTORAL

Pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi dapat dilihat pada seberapa besar kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai kontribusi tahun sebelumnya.

Pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi dapat dilihat pada tabel di bawah. Pertumbuhan sektoral mengalami pertumbuhan yang sangat beragam. Sektor 8 (keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan) mengalami

Gambar 3.Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Parepare dan Propinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2008 - 2012 8,41 7,78 8,36 7,92 7,93 7,56 7,79 7,65 6,2 8,18 6 6,2 6,4 6,6 6,8 7 7,2 7,4 7,6 7,8 8 8,2 8,4 8,6 2008 2009 2010 2011 2012

(40)

kenaikan pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan sektor lain. Sementara itu yang terendah ada di sektor 1 (pertanian).

Tabel 4. Pertumbuhan Riil Setiap Sektor Ekonomi di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Sektor Ekonomi Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian 6,20 7,60 -1,32 3,24 2,49 2. Pertambangan & Penggal. 9,86 4,41 5,62 7,72 4,30 3. Industri Pengolahan 4,76 4,50 2,64 5,53 5,67 4. Listrik, Gas, & Air Bersih 13,98 6,76 9,23 5,92 6,70 5. Bangunan 6,53 6,16 9,58 9,80 7,80 6. Perdag., Hotel, & Resto. 8,68 5,84 6,45 8,55 8,85 7. Angkutan & Komunikasi 6,74 6,13 6,41 6,45 5,35 8. Keuangan, Persewaan, &

Jasa Perusahaan 8,38 18,05 24,85 12,52 15,25 9. Jasa-Jasa 7,12 8,24 4,82 4,32 4,08

PDRB ADH Konstan 7,56 7,93 8,41 7,79 7,92

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Pertumbuhan riil masing-masing sektor pada tahun 2012 dari yang tertinggi hingga terendah di Kota Parepare dapat disajikan sebagai berikut :

(41)

Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Sektoral Kota Parepare, Tahun 2012 (Persen)

4.3 PERTUMBUHAN RIIL SEKTORAL BERDASARKAN SUB-SEKTOR

Sesuai judulnya, sub-bab ini akan membahas pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi berdasarkan sub-sektornya masing-masing. Penjelasan akan diurutkan sesuai urutan peringkat pertumbuhan riil sektoral dari yang paling besar hingga paling kecil.

1. Sektor 8 (Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan )

Peringkat pertama ada di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 15,25 persen. Pertumbuhan sektor meningkat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Tercacat pada tahun 2011 pertumbuhan sektor ini mencapai 12,52 ditandai dngan meningkatnya sektor perbankan sampai 16,55 persen.

(42)

Tabel 5. Pertumbuhan Ekonomi Sektor 8 (Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Sub-Sektor Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Bank 13,14 33,25 44,54 10,88 16,55 b. Lemb. Keu. Non-Bank 7,98 3,50 1,35 15,53 13,17 c. Jasa Penunj. Keuangan - - - - - d. Sewa Bangunan 4,65 6,72 6,58 14,89 13,84 e. Jasa Perusahaan 5,63 7,11 4,36 7,29 8,58

Sektor 8 8,38 18,05 24,85 12,52 15,25

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

2. Sektor 6 ( Perdagangan, Hotel dan Restoran )

Peringkat kedua diduduki Sektor 6 (Perdagangan, Hotel, dan Restoran) dengan angka pertumbuhan riil mencapai 8,85 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang tumbuh sebesar 8,55 persen. Subsektor hotel tumbuh paling cepat dibandingkan subsektor perdagangan besar & eceran dan restoran yaitu sebesar 15,69 persen. Hal tersebut bisa dilihat dengan bermunculannya hotel baru di Kota Parepare. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran didukung juga oleh pertumbuhan subsektor perdagangan besar & eceran sebesar 7,68 persen dan subsektor restoran sebesar 12,80 persen. Letak Kota Parepare yang strategis didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, seperti terus bertambahnya jumlah hotel dan tempat-tempat penyedia makanan sangat mendorong majunya sektor ini.

(43)

Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2007– 2011

Sub-Sektor Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Perdag. Besar & Eceran 9,26 5,66 5,38 8,69 7,68 b. Hotel 6,59 7,96 9,52 7,08 15,69 c. Restoran 6,60 6,45 10,40 8,10 12,80

Sektor 6 8,68 5,84 6,45 8,55 8,85

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

3. Sektor 5 ( Bangunan )

Peringkat ketiga ada di sektor 5 (bangunan), dengan laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 7,80 persen, sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 yang sebesar 9,80 persen.

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Sektor 5 (Bangunan) di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012 (Persen)

(44)

4. Sektor 4 ( Listrik, Gas dan Air Bersih )

Sektor yang berada pada urutan keempat adalah Sektor 4 (Listrik, Gas, dan Air Bersih) dengan laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,70 persen. PDRB sektor listrik, gas dan air bersih Kota Parepare dibentuk oleh subsektor listrik dan subsektor air bersih. Pertumbuhan sektor ini sedikit meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,92 persen. Pada tahun 2012 sektor ini bisa tumbuh sebesar 6,70 persen. Meskipun kebutuhan masyarakat baik rumah tangga, pemerintah maupun swasta akan pasokan listrik dan air semakin meningkat tetapi tidak seimbang dengan pasokan listrik yang semakin menurun sehingga perlu digalakkan progam hemat listrik. Jika pada tahun 2011 jumlah listrik yang diproduksi oleh PLN sebesar 69.979.356 kwh, pada tahun 2012 meningkat menjadi 74.708.544 kwh. Demikian juga dengan air bersih yang mampu disalurkan oleh PDAM juga mengalami peningkatan dari 3.763.950 m3 menjadi 4.072.537 m3 atau naik sekitar

8,20 persen.

Tabel 7. Pertumbuhan Sektor 4 (Listrik, Gas, dan Air Bersih) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Sub-Sektor Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010* 2011* 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Listrik 16,76 7,10 9,84 5,69 6,65 b. Gas - - - - - c. Air Bersih 4,77 5,50 6,95 6,81 6,86 Sektor 4 13,98 6,76 9,23 5,92 6,70

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

(45)

5. Sektor 3 ( Industri Pengolahan )

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,67 persen di tahun 2012; lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya (2,53 persen). Pembentuk PDRB Kota Parepare untuk sektor industri pengolahan hanya dari subsektor industri non-migas.

6. Sektor 7 ( Angkutan dan Komunikasi )

Sektor angkutan dan komunikasi sedikit melambat pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,35 persen. Lunaknya syarat kepemilikan kendaraan bermotor dan berbagai kemudahan untuk memiliki kendaraan bermotor menjadikan makin meningkatnya permintaan konsumen terhadap sarana kendaraan bermotor sehingga jumlah kendaraan bermotor semakin bertambah. Sedangkan untuk komunikasi pada tahun 2012 tumbuh hingga 9,81 persen. Hal tersebut dibarengi dengan meningkatnya penggunaan komunikasi seluler serta menjamurnya usaha warnet dan layanan hotspot di setiap sudut Kota Parepare. Berbagai promo yang ditawarkan oleh operator seluler dan semakin mudahnya memperoleh alat komunikasi juga ikut andil dalam sektor ini. Kedua hal tersebut merupakan indikator tumbuhnya sektor angkutan dan komunikasi. Subsektor komunikasi selama lima tahun terakhir selalu di kisaran 10 persen.

(46)

Tabel 8. Pertumbuhan Sektor 7 (Pengangkutan dan Komunikasi) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Sub-Sektor Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Pengangkutan: 5,56 4,61 5,00 4,86 4,27 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 7,10 5,00 6,45 7,56 6,87 3. Angkutan Laut 4,77 4,40 4,23 3,45 2,91 4. Angkutan Sungai, Danau,

dan Penyebrangan - - - - - 5. Angkutan Udara - - - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 8,56 5,60 7,80 8,70 6,70 b. Komunikasi: 13,39 14,08 13,20 13,56 9,81 1. Pos dan Telekomunikasi 20,24 18,71 16,41 16,97 11,48 2. Jasa Penunjang Komunikasi 1,57 - 8,23 07,89 6,79

Sektor 7 6,74 6,13 6,41 6,45 5,35

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

7. Sektor 2 ( Pertambangan dan Penggalian )

Sektor pertambangan dan penggalian menduduki peringkat ke tujuh mengalami peningkatan sebesar 4,30 persen. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi barang galian tipe C sebagai efek dari perbaikan tatanan penggalian berupa penertiban lokasi penggalian dan prosedur penggalian yang ramah lingkungan. Pertumbuhan sektor ini mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir, hal tersebut bisa dimaklumi karena sektor ini sangat terpengaruh oleh factor alam seperti musim dll. Peningkatan komoditi penggalian di Kota Parepare pada tahun 2012 masih belum cukup memenuhi kebutuhan sektor bangunan yang sedang tumbuh hingga 7,80

(47)

persen sehingga untuk kebutuhan sektor bangunan masih mendatangkan material dari Kabupaten Pinrang dan Sidrap.

Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Sektor 2 ( Penggalian ) di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012(Persen)

8. Sektor 9 ( Jasa – jasa )

Sektor yang berada di peringkat kedelapan adalah Sektor 9 (Jasa-Jasa), dengan laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 4,08 persen. Untuk sektor jasa-jasa, sub sektor pemerintahan umum masih sangat mendominasi. Artinya meningkatnya sektor jasa-jasa ini lebih disebabkan oleh peran pemerintah bukan peran masyarakat secara umum. Oleh karena itu, sub sektor swasta baik sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi dan perorangan dan rumah tangga yang sebenarnya cukup potensial perlu semakin digenjot sehingga kontribusinya yang masih 1,80 persen bagi perekonomian Kota Parepare bisa semakin ditingkatkan. Bisa dikatakan peranan subsektor jasa swasta (yang terdiri dari jasa sosial kemasyarakatan,

(48)

jasa hiburan dan rekreasi, dan jasa perorangan dan rumah tangga) masih sangat kecil. Penyebabnya karena masih minimnya skil/keahlian penyedia jasa dalam menaklukkan pasar, seperti masih kurangnya promosi dan juga strategi bersaing. Padahal Kota Parepare berpotensi untuk meningkatkan pendapatannya di subsektor ini. Hanya saja diperlukan pengelolaan yang baik sehingga dapat memberikan impact yang maksimal.

Tabel 9. Pertumbuhan Sektor 9 (Jasa-Jasa) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008– 2012

Sub-Sektor Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010* 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Pemerintahan Umum: 7,55 8,64 4,77 3,07 2,97 1. Adm. Pemer. & Pertahanan 15,05 8,64 5,01 4,68 2,97 2. Jasa Pemerintah Lainnya 96,44 8,64 4,33 0,21 2,97 b. Swasta: 5,01 6,20 5,08 10,79 9,44 1. Sosial Kemasyarakatan 5,65 7,00 5,00 10,75 9,37 2. Hiburan & Rekreasi 5,12 7,22 4,45 14,64 11,73 3. Perorangan & Rumah Tangga 4,34 5,07 5,36 9,60 8,75

Sektor 9 7,12 8,24 4,82 4,32 4,08

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

(49)

9. Sektor 1 ( Pertanian )

Sektor yang peringkat terakhir adalah Sektor 1 (Pertanian), dengan laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 2,49 persen. Peningkatan sektor pertanian sebesar 2,49 persen terutama disebabkan oleh naiknya sub sektor perkebunan hingga 5,42 persen, sedangkan sub sektor perikanan yang mempunyai kontribusi sebesar 4,70 persen terhadap PDRB Kota Parepare hanya tumbuh 2,32 persen dan sub sektor tanaman bahan makanan mampu tumbuh 2,91 persen begitu juga sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 2,60 persen.

Sub sektor peternakan bisa tumbuh sampai 13,04 persen pada tahun 2011 dikarenakan meningkatnya populasi ayam ras maupun ayam kampung ditambah lagi dengan pemasukan ayam ras sekitar seribu ekor sehingga stok ayam ras di Kota Parepare naik sekitar 30 persen.

Tabel 10. Pertumbuhan Sektor 1 (Pertanian) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Sub-Sektor Pertumbuhan (Persen)

2008 2009 2010* 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Tanaman Bahan Makanan 7,59 7,34 0,30 1,45 2,91 b. Tanaman Perkebunan 3,64 3,10 3,45 4,70 5,42 c. Peternakan & Hasil2nya 5,90 6,60 6,54 13,04 2,60

d. Kehutanan - - - - - e. Perikanan 6,00 7,90 -3,09 1,78 2,32

Sektor 1 6,20 7,60 -1,32 3,24 2,49

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

(50)

s t r u k t u r

e k o n o m i

(51)

BAB V

STRUKTUR EKONOMI

5.1 STRUKTUR EKONOMI KOTA PAREPARE

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB Kota Parepare tahun 2012, diperoleh hasil angka distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor yang menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Semakin besar persentase pembentukan PDRB suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian dan akan menunjukkan basis perekonomian suatu daerah.

Gambar 7. Grafik Struktur Ekonomi Kota Parepare Berdasarkan Lapangan Usaha, Tahun 2012 (Persen)

(52)

Tabel 11. Struktur Ekonomi (Persentase Kontribusi PDRB ADH Berlaku per Sektor Ekonomi) Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012 (Persen)

Sub-Sektor Struktur Ekonomi (Persen)

2008 2009 2010 2011* 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 7,18 7,06 6,65 6,66 6,38 2. Pertambangan & Penggal. 0,34 0,31 0,29 0,30 0,31 3. Industri Pengolahan 2,63 2,45 2,27 2,21 2,12 4. Listrik, Gas, & Air

Bersih 1,40 1,36 1,34 1,31 1,30 5. Bangunan 8,78 8,45 8,18 8,42 8,58 6. Perdag., Hotel, &

Restoran 27,86 26,73 25,08 25,39 25,20 7. Pengangkutan &

Komuni. 22,51 21,23 20,37 19,78 18,90 8. Keu., Pers., & Jasa

Perus. 12,34 13,23 14,85 14,94 15,75 9. Jasa-Jasa 16,95 19,17 20,98 20,99 21,45

PDRB ADH Berlaku 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Struktur Ekonomi Kota Parepare selama lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran. Pada tahun 2012, kontribusi sektor sekunder dan tersier

(53)

masih mendominasi dalam pembentukan angka PDRB Kota Parepare. Sektor sekunder sebesar 52,68 persen pada tahun 2012 mengalami pergeseran ke sektor tersier dibandingkan tahun 2011 yang kontribusinya mencapai 54,90 persen. Sedangkan sektor tersier meningkat dari 35,93 persen pada tahun 2011 menjadi 37,20 persen tahun 2012. Kota Parepare semakin mengukuhkan julukannya sebagai “Kota Niaga”, hal ini dibuktikan dengan tiga nilai share tertinggi PDRB pada sektor perdagangan, hotel dan restoran ; sektor jasa-jasa dan sektor angkutan dan komunikasi, dimana ketiga sektor tersebut berkaitan erat dalam memperlancar kegiatan ekonomi.

Peranan masing-masing sektor terhadap total PDRB tahun 2012 dari

share terbesar hingga terkecil terhadap PDRB tahun 2012 dapat disajikan

sebagai berikut: pertama--sektor perdagangan, hotel, dan restoran; kedua--sektor jasa-jasa; ketiga-kedua--sektor pengangkutan dan komunikasi; keempat--sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; kelima--keempat--sektor bangunan; keenam--sektor pertanian; ketujuh--sektor industri pengolahan;

kedelapan--sektor listrik, gas dan air bersih; dan terakhir--sektor

pertambangan. Share masing-masing sektor tersebut pada tahun 2012 relatif sama dengan tahun sebelumnya.

Gambar 8. Grafik Struktur Ekonomi Kota Parepare Berdasarkan Tiga Sektor Utama, Tahun 2012 (Persen)

Jika dilihat dari tiga sektor utama, jelas terlihat bahwa sektor sekunder

mendominasi perekonomian Kota

Parepare, disusul kemudian oleh sektor tersier, dan yang paling kecil peranannya adalah sektor primer.

sektor tersier; 37,2 sektor primer; 10,11 sektor sekund er; 52,68

(54)

5.2 DISTRIBUSI PERSENTASE SEKTOR UNGGULAN TERHADAP STRUKTUR EKONOMI

Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada 3 sektor utama yang berpengaruh besar terhadap struktur ekonomi Kota Parepare, yaitu Sektor Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ; Sektor Jasa-Jasa, dan Sektor Angkutan dan Komunikasi . Berikut akan dijelaskan secara singkat kontribusi ketiga sektor tersebut dalam pembentukan total PDRB ADH Berlaku Kota Parepare pada tahun 2012.

1. Sektor 6 (Perdagangan, Hotel, dan Restoran)

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mempunyai andil yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB ADH Berlaku Kota Parepare tahun 2012 yaitu sebesar 25,20 persen. Dalam kurun 2 tahun terakhir kontribusi sektor ini masih stabil. Jika pada tahun 2011 share sektor ini 25,39 persen, pada tahun 2012 kontribusi mencapai 25,20 persen Dalam sektor ini, subsektor perdagangan memiliki andil paling besar yaitu sebesar 18,41 persen dan subsektor restoran sebesar 6,52 persen. Sedangkan subsektor hotel hanya mempunyai kontribusi sebesar 0,28 persen.

2. Sektor 9 (Jasa-Jasa)

Kontribusi Sektor Jasa-Jasa di Kota Parepare pada tahun 2011 terhadap pembentukan PDRB ADH Berlaku mencapai 20,99 persen, kemudian meningkat menjadi 21,45 persen pada tahun 2012. Untuk sektor jasa-jasa, sub sektor pemerintahan umum masih sangat mendominasi, dimana kontribusinya sebesar 19,65 persen. Artinya meningkatnya sektor jasa-jasa ini lebih disebabkan oleh peran pemerintah bukan peran masyarakat

(55)

secara umum. Oleh karena itu, sub sektor swasta baik sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi dan perorangan dan rumah tangga yang sebenarnya cukup potensial perlu semakin digenjot sehingga kontribusinya yang masih 1,80 persen bagi perekonomian Kota Parepare bisa semakin ditingkatkan.

Tabel 12. Distribusi Persentase Sektor 9 (Jasa-Jasa) Berdasarkan Sub-Sektornya di Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012 (Persen) Sub-Sektor Kontribusi (Persen) 2008 2009 2010 2011* 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) a. Pemerintahan Umum: 14,91 17,23 19,22 19,21 19,65 1. Adm. Pemer. & Pertahanan 9,28 11,48 12,11 12,49 12,77 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 5,63 5,75 7,11 6,72 6,88 b. Swasta: 2,04 1,94 1,76 1,78 1,80 1. Sosial Kemasyarakatan 1,00 0,94 0,84 0,85 0,84 2. Hiburan & Rekreasi 0,26 0,25 0,23 0,24 0,25 3. Perorangan & Rum. Tangga 0,78 0,74 0,69 0,68 0,71

Sektor 9 16,95 19,17 20,98 20,99 21,45

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

3. Sektor 7 ( Angkutan dan Komunikasi )

Kontribusi sektor Angkutan dan Komunikasi pada tahun 2012 mencapai 18,90 persen. Sektor ini sebagian besar didukung oleh subsektor angkutan terutama angkutan laut yang mempunyai kontribusi sebesar 9,77 persen dan angkutan jalan raya sebesar 5,30 persen. Posisi Kota Parepare yang terletak

(56)

tepat di pesisir Selat Makassar yang memisahkan Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan membuat angkutan laut menjadi salah satu layanan sarana transportasi unggulan Kota Parepare.

Subsektor komunikasi pada tahun 2012 hanya mempunyai kontribusi sebesar 3,43 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Parepare. Penggunaan komunikasi seluler semakin meningkat serta menjamurnya usaha warnet dan layanan hotspot di setiap sudut Kota Parepare diharapkan bisa meningkatkan share komunikasi terhadap pembentukan PDRB Kota Parepare.

(57)

P d r b

(58)

BAB VI

PDRB PERKAPITA

6.1 PDRB PERKAPITA PENDUDUK KOTA PAREPARE

Meningkatnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu sasaran pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, baik yang bersifat mendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat dalam hal peningkatan kesejahteraan. Dari beberapa indikator yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah, salah satu diantaranya adalah PDRB Perkapita, meskipun angka ini belum bisa menggambarkan penerimaan penduduk secara nyata dan merata, karena angka itu hanya merupakan angka rata-rata dari semua penduduk. Dengan kata lain, selain indikator ini juga harus dilihat bagaimana distribusi pendapatan di daerah tersebut. Namun buku ini hanya menyajikan analisis PDRB perkapita.

Tabel 13. PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare, Tahun 2008 – 2012

Tahun PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare (Rupiah) PDRB Perkapita Penduduk Provinsi Sul-Sel (Rupiah) Peringkat se-Provinsi Sulawesi Selatan (1) (2) (3) (4) 2008 11.094.697,81 10.825.425,05 6 2009 12.782.990,02 12.567.363,67 6 2010 13.893.980,91 14.669.010,09 6 2011* 15.881.650,54 16.929.030,03 6 2012** 17.997.404,43 19.465.540,37 6 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

(59)

Untuk melihat kemampuan masyarakat dalam menciptakan pendapatan lebih tepat jika menggunakan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku. Hal ini dikarenakan oleh angka PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mempertimbangkan faktor perubahan harga pada tahun yang bersangkutan.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2008 – 2012 PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare terus mengalami peningkatan dan berada dibawah PDRB Perkapita Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun sejak tahun 2010. Pada tahun 2008, PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare sebesar Rp. 11.094.697,81 meningkat di tahun 2009 dengan nilai Rp. 12.782.990,02. Di tahun 2010 terus mengalami peningkatan menjadi Rp. 13.893.980,91 hingga tahun 2012 menembus angka di atas 15 juta sebesar Rp. 17.997.404,43.

6.2 PERBANDINGAN PDRB PERKAPITA PENDUDUK KOTA PAREPARE, AJATAPPARENG, DAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Gambar 9. Grafik Perbandingan PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare Dan Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2008 – 2012 (Rupiah)

(60)

Jika dibandingkan dengan PDRB Perkapita Penduduk Sulawesi Selatan, PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare selalu lebih tinggi selama kurun waktu 2008 – 2012 kecuali tahun 2010 dan 2013. PDRB Perkapita Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan secara keseluruhan tercatat sekitar Rp. 16.929.030,03 pada tahun 2013, sedangkan PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare sebesar Rp. 15.881.650,54 . PDRB Perkapita Kota Parepare mengalami kenaikan rata-rata per tahun selama tahun 2007 – 2013 sebesar 14,89 persen. Kenaikan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan kenaikan rata-rata per tahun Propinsi Sulawesi Selatan yang mencapai sebesar 16,69 persen. Hal tersebut berarti bahwa kenaikan rata-rata pertahun PDRB Perkapita Kota Parepare selama tahun 2008 – 2012 masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata kota/kota Lain di Provinsi Sulawesi Selatan. PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare pada tahun 2012 masih di peringkat 11 se-Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 14. PDRB Perkapita Penduduk Kab/Kota se-Ajatappareng, Tahun 2012

Kab/ Kota PDRB Perkapita Penduduk* (Rupiah) Peringkat se-Ajatappareng Peringkat se-Provinsi Sulawesi Selatan (1) (2) (3) (4) Pinrang 20.267.796 1 4 Parepare 17.997.404 2 6 Sidrap 17.777.948 3 7 Enrekang 13.841.219 4 15 Barru 13.032.437 5 17

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare pada tahun 2012 menduduki peringkat ke-2 bila dibandingkan dengan kab/kota lain se-Ajatappareng

(61)

(Parepare, Barru, Pinrang, Enrekang dan Sidrap ). Sedangkan jika dibandingkan dengan kota/kota lain se-Provinsi Sulawesi Selatan maka PDRB Perkapita Penduduk Kota Parepare menduduki peringkat ke-6.

Dalam urutan besarnya angka PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku Tahun 2012, Kota Parepare menduduki peringkat keenam setelah Kabupaten Luwu Timur, Kota Makassar, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Pinrang, dan Kabupaten Wajo. Kabupaten Luwu Timur mempunyai PDRB Perkapita tinggi karena didukung oleh pendapatan yang besar dari pertambangan nikel yang dikelola oleh PT. Inco. Kota Makassar tidak diragukan lagi sebagai sentra kegiatan ekonomi di Sulawesi Selatan sangat berpengaruh terhadap besarnya PDRB perkapitanya. Selanjutnya, PDRB perkapita Kabupaten Pangkep tinggi dipengaruhi oleh keberadaan pabrik semen Tonasa di daerah tersebut yang mempunyai andil cukup besar dalam pembentukan angka PDRB di sektor industri pengolahan. Sedangkan besarnya angka PDRB Kabupaten Pinrang dan Wajo lebih dipengaruhi oleh sektor pertaniannya. Angka PDRB Perkapita masing-masing kabupaten selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran.

6.3 PERBANDINGAN DENGAN DAERAH LAIN

PDRB merupakan keseluruhan nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Oleh karena itu, besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja perekonomian, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Adanya perbedaan dalam potensi sumber daya alam, sarana dan prasarana, modal yang tersedia, dan kemampuan sumber daya manusia, menyebabkan besaran PDRB bervariasi antardaerah. Tingginya nilai PDRB suatu daerah belum tentu mencerminkan

(62)

tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut, karena ada pengaruh faktor lain seperti jumlah penduduk atau pengangguran. Bisa saja angka pendapatannya tinggi karena jumlah penduduknya yang tinggi. Dengan demikian diperlukan suatu alat analisis yang dapat memberikan informasi akurat mengenai kondisi suatu daerah untuk dapat dibandingkan dengan daerah lainnya. Tujuannya untuk mengevaluasi kegiatan perekonomian daerah, sejauh mana targetnya dapat dicapai. Kemudian diharapkan hasil analisis dapat menstimulus daerah-daerah yang berada di bawah rata-rata untuk lebih meningkatkan usahanya demi pencapaian kemajuan selanjutnya, dan bagi daerah-daerah yang kondisi sudah berada di atas rata-rata untuk tetap mempertahankan hasil yang telah dicapai dengan lebih mengedepankan pemerataan disertai dengan inovasi dan kreasi. Buku ini menyajikan penjelasan menggunakan analisis kuadran. Pengertian analisis kuadran telah disajikan pada bab 1.6 tentang penyajian data.

Luwu Timur Makassar

Pinrang Pangkep

Wajo

PDRB Rp. 19.465.540,37

ADHB

Prov. Sulsel Sidrap Parepare ; Barru

Palopo Soppeng ; Maros

Bantaeng Sinjai ; Gowa

Selayar Luwu ; Takalar

Bulukumba Luwu Utara; Bone

Toraja Utar Enrekang

Jeneponto Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Sulsel 8%

(63)
(64)

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Parepare Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2008 – 2012 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha PDRB ADH Berlaku (Juta Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian 93.229,80 107.242,19 119.453,81 138.016,91 151.591,43 a. Tanaman Bahan Makanan 14.015,09 15.495,45 16.615,77 19.355,08 21.255,77 b. Tanaman Perkebunan 1.206,90 1.301,55 1.401,19 1.548,41 1.854,57 c. Peternakan & Hasil2nya 12.953,40 14.788,70 16.431,89 19.574,93 21.314,16

d. Kehutanan - - - - -e. Perikanan 65.054,41 75.656,49 85.004,96 97.538,49 107.166,92

2. Pertambangan & Penggal. 4.368,65 4.722,87 5.157,44 6.261,53 7.375,45 a. Minyak & Gas Bumi - - - - -b. Pertambangan Non-Migas - - - -c. Penggalian 4.368,65 4.722,87 5.157,44 6.261,53 7.375,45

3. Industri Pengolahan 34.175,33 37.241,68 40.814,95 45.922,23 50.448,48 a. Industri Migas - - - - -1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - -b. Industri Tanpa Migas 34.175,33 37.241,68 40.814,95 45.922,23 50.448,48 1. Makanan, Minum., & Temb. 12.924,08 14.142,88 15.699,20 17.756,50 19.214,84 2. Tekstil, Brg. Kulit, & A. Kaki 3.712,30 3.927,23 4.298,25 4.912,45 5.359,49 3. Brg. Kayu & Has. Hut. Lain 3.566,76 3.849,12 4.356,00 5.389,40 5.837,91 4. Kertas & Barang Cetakan 1.204,01 1.277,34 1.353,00 1.496,56 1.707,87 5. Pup., Kim., & Brg. Karet 4.651,99 5.025,26 5.183,75 5.505,32 5.981,53 6. Sem. & Brg. Gal. Non-Logam - - - - -7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - -8. A. Angk., Mesin, & Peralat. - - - - -9. Barang Lainnya 8.116,19 9.019,86 9.924,75 10.862,00 12.346,84

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 18.221,91 20.715,07 24.084,06 27.256,41 30.898,31 a. Listrik 14.362,64 16.418,15 19.257,12 21.783,52 24.403,93

b. Gas - - - -

-c. Air Bersih 3.859,27 4.296,92 4.826,94 5.472,89 6.494,38

Gambar

Gambar 1. Diagram Analisis Kuadran Pendapatan
Tabel 1.  Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare, Tahun 2007 – 2012
Gambar 1.  Grafik PDRB Kota Parepare ADH Berlaku dan ADH Konstan 2000,  Tahun 2008 – 2012 (Juta Rupiah)
Tabel 2.  PDRB ADH Berlaku Prov. Sulawesi Selatan dan Kota Parepare,                     Tahun 2008 – 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian terdahulu yang menemukan bahwa terdapat beberapa variabel – variabel yang mampu mempengaruhi terhadap purchase intention, seperti pada penelitian

bahwa berdasarkan rapat Pimpinan Universitas Andalas mengenai Penetapan Hasil Seleksi Mandiri yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2020, telah dihasilkan peserta

Pengendalian Internal terhadap Aset Tetap pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Utara saat ini sudah cukup baik, namun akan berjalan dengan efektif dan

Berdasarkan hasil Gambar 4.6 diketahui bahwa pada grafik secara visual terdapat 5 eigen value atau 5 faktor yang terbentuk dari variabel nilai rapor mata

Sehubungan dengan telah selesainya masa evaluasi penawaran administrasi, teknis dan harga untuk pemilihan langsung Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Sekretariat

Dardjowidjojo (1986) menelaah II Benang Pengikat Wacana ll. Dia menca- tat beberapa benang pengikat yang dapat memadukan informasi antarka- limat dalam wacana. Dalam tulisannya,

pembelajaran berbasis prezi dilakukan oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, guru mata pelajaran geografi serta siswa SMA Negeri 1 Kubung kelas X IPS

a. Nominal yang disetorkan oleh nasabah calon jamaah haji masih kurang atau belum mencapai saldo minimum dan kalah besar nominalnya dengan nasabah yang memiliki nilai nominalnya