• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Dan Strategi Pengembangan Wisata Minat Khusus Telaga Wahyu Di Kabupaten Magetan bab 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Dan Strategi Pengembangan Wisata Minat Khusus Telaga Wahyu Di Kabupaten Magetan bab 1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas, baik itu

berupa lautan maupun danau yang merupakan salah satu keanekaragaman

hayati, yaitu sumber daya air. Sumber daya air merupakan kebutuhan

dasar manusia. Sumber daya air tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat

sekitar. Pengelolaan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumber

daya air misalnya menjadikan sebagai sumber air minum, irigasi lahan

pertanian, untuk kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan mandi dan

mencuci, serta untuk kebutuhan industri. Pada dasarnya, penggelolaan

sumber daya air adalah aplikasi dari cara struktural dan non struktural

untuk mengendalikan sistem sumber daya air alam dan buatan manusia

untuk kepentingan manusia dan tujuan lingkungan (Robert dan Roestam,

2005:19). Selain itu, air juga dapat dikembangkan untuk kegiatan

pariwisata.

Obyek wisata air selalu mengalami perkembangan yang cukup

pesat dan kini telah menjadi sektor unggulan setiap daerah. Pemerintah

berupaya keras untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan dengan

peningkatan sarana prasarana pendukung, atraksi, maupun akomodasi.

Tetapi, pada kenyataannya pengembangan yang dilakukan sifatnya belum

(2)

commit to user

komperehesif, hanya mementingkan besarnya keuntungan yang diperoleh

tanpa melihat aspek ekologis dan berkelanjutan dari obyek wisata.

Akibatnya terjadi pencemaran lingkungan alam dan lingkungan hidup, dan

berdampak pada perubahan sikap sosial masyarakat sekitar. Padahal

apabila obyek wisata dapat dikelola dengan baik, maka akan mampu

menarik wisatawan untuk berkunjung dan pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan daerah, memperluas lapangan pekerjaan,

mendorong terpeliharanya lingkungan hidup dan pada akhirnya mampu

mendorong pembangunan daerah pada sektor yang lain

Selain pemanfaatan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan

manusia dan pariwisata, keberadaan dari sumber daya air haruslah dijaga

kelestariannya. Hal ini perlu dilakukan mengingat sifat dari sumber daya

air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga

setiap pemanfaatan sumber daya air harus memperhatikan aspek

keberlanjutan.

Kabupaten Magetan terletak di lereng Gunung Lawu sebelah timur

dan berada di ujung Barat Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan

Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Sebagai daerah perbukitan dengan

panorama alam yang indah, hutan yang alami, banyak sumber air yang

mengalir membuat Magetan subur, asri dan sejuk. Magetan yang

mayoritas penduduknya sebagai petani yang penuh dengan kesederhanaan,

keramah-tamahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong. Hal ini

tercermin dari semboyan Magetan Kumandhang Yen Kabeh Tumandang

(3)

commit to user

saling bahu membahu. Etos kerja yang tinggi juga tercermin dari filsafah

Wani Hamungkasi Karya, Memayu Hambayuning Bawana yang bermakna

berani menyelesaikan masalah sampai tuntas guna menciptakan

kesejahteraan yang berorientasi pada keseimbangan dan kelestarian alam.

Semboyan dan falsafah ini menunjukkan begitu kuat tekat masyarakat

Magetan untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Magetan yang maju,

mandiri, aman, adil dan sejahtera.

Kabupaten Magetan memiliki berbagai jenis potensi wisata yang

masih memerlukan upaya pengembangan untuk mendukung sektor

pariwisata yang merupakan salah satu andalan pembangunandi Indonesia.

Berbagai aset wisata yang saat ini ada masih memerlukan peningkatan

baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat untuk berwisata serta menjadikan pariwisata

sebagai salah satu sektor ekonomi alternatif penting di masa depan.

Kawasan Wisata Telaga Wahyu dimaksudkan untuk memberikan

pilihan lain selain kawasan Wisata Sarangan. Kebetulan letaknya tidak

terlalu jauh dari Telaga Sarangan, terletak di kaki Gunung Lawu. Telaga

Wahyu merupakanobyek wisata pendukung Telaga Sarangan,

bersama-sama dengan Air Terjun Pundak Kiwo, Air Terjun Tirtosari, Air Terjun

Jarakan, Air Terjun Watu Ondo, Prasasti Watu Ongko, Puncak Lawu serta

Bumi Perkemahan Mojosemi dan Taman Bunga Sarangsari.Berdasarkan

beberapa uraian di atas, sangat menarik untuk meneliti lebih lanjut tentang

pengembangan obyek wisata Telaga Wahyu dan mengambil judul

(4)

commit to user

KHUSUS TELAGA WAHYU DI KABUPATEN MAGETAN” dengan

fokus pada upaya pemanfaatan lahan dan perbaikan fasilitas penunjang

obyek. Hal itu bisa dilakukan mengingat Telaga Wahyu masih memiliki

potensi yang cukup besar untuk menjadi sebuah obyek wisata minat

khusus yang layak untuk dikunjungi dengan ketersediaan akses dan

fasilitas yang baik.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas,dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi pariwisata di Telaga Wahyu Kabupaten

Magetan?

2. Bagaimanastrategi pengembangan wisata minat khusus di Telaga

Wahyu Kabupaten Magetan?

3. Kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan wisata minat

khusus di Telaga Wahyu dan solusi apa saja yang dilakukan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui potensi pariwisata di Telaga Wahyu Kabupaten

(5)

commit to user

2. Mengetahui strategi pengembangan wisata minat khusus di Telaga

Wahyu Kabupaten Magetan

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan

wisata minat khusus di Telaga Wahyu dan solusi yang dilakukan

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penulisan laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi

penambah sumber pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya, serta memberikan informasi keilmuan dalam

bidang usaha perjalanan wisata khususnya dalam pengembangan obyek

wisata.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasidan atraksi wisata berupa daya tarik

wisatawan sebagai sarana refresing bagi wisatawan untuk memberikan

motivasi meningkatkan tingkat kunjungan ke Telaga Wahyu Kabupaten

(6)

commit to user

E. Kajian Pustaka

1. Definisi Pariwisata

Pariwisata berasal dari dua kata yakni “pari” dan “wisata”. Pari dapat

diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar atau lengkap. Sedangkan

wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal

ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa inggris. Atas dasar itu

maka pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan

berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke tempat yang lain, yang

dalam bahasa inggris disebut dengan “Tour” (Oka A. Yoeti, 1996:112).

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan,

“pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

terkait di bidang ini”.

Sedangkan pengertian pariwisata menurut Undang-Undang No. 10

Tahun 2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (Bab 1, Pasal 1, Ayat 3).

Dilain sisi WTO mendefinisikan pariwisata sebagai “the activities of

persons travelling to and staying in places outside their usual environment

for not more than one concecutive year for leisure, business and other

purposes” atau berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang yang

(7)

commit to user

dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis, dan

keperluan lain (Muljadi A. J, 2009:9).

Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 7 Tahun 2013 tentang

kepariwisataan pasal 7 menjelaskan Daya tarik wisata meliputi daya tarik

wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata buatan.

Pembangunan terhadap daya tarik wisata dilaksanakan berdasarkan prinsip

menjunjung tinggi nilai agama dan budaya, serta keseimbangan antara

upaya pengembangan manajemen atraksi untuk menciptakan daya tarik

wisata yang berkualitas, berdaya saing, serta mengembangkan upaya

konservasi untuk menjaga kelestarian dan berkelanjutan sumber dayanya.

2. Pengembangan Obyek Wisata

Pengembangan obyek wisata dapat diartikan usaha atau cara untuk

membuat jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan

dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan

senang dengan demikian akan menarikwisatawan untuk berkunjung.

Gamal Suwantoro (1997:57) menulis mengenai pola kebijakan

pengembangan obyek wisata yang meliputi:

a. Prioritas pengembangan obyek

b. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan

c. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek

(8)

commit to user

Dalam pengembangan obyek wisata ini, perlu diperhatikan tentang

prasarana pariwisata, sarana wisata, infrastruktur pariwisata dan

masyarakat sekitar obyek wisata tersebut.

3. Pengembangan Wisata Tirta

Rencana pengembangan kawasan wisata tirta harus dikaitkan

dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan

masyarakat setempat. Masyarakat lokal adalah masyarakat yang

memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi obyektif wilayahnya,

oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata tirta, senantiasa

hendaknya dimulai pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai

suatu model pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan

masyarakat lokal memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan

menganalisa pengetahuan mereka tentang wisata tirta, membuat

rencana dan bertindak.

Pengembangan kawasan wisata tirta adalah satu bentuk

pengelolaan kawasan wisata yang berupaya untuk memberikan

manfaat terutama bagi upaya perlindungan dan pelestarian

sertapemanfaatan potensi dan jasa lingkungkan sumber daya perairan.

Di lain pihak masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung

pada usaha pariwisata melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha

yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan

masyarakat dan pemerintah. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan

Nomor 7 Tahun 2013 tentang kepariwisataan pasal 31 menjelaskan

(9)

commit to user

dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa

lainnya yang dikelola secara komersial. Bidang usaha wisata tirta di

Daerah meliputi jenis usaha wisata sungai, danau, dan waduk.

4. Wisata Alam

Menurut Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, Taman Wisata Alam

adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk

pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan kawasan konservasi sendiri

adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di

perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara

lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Pasal 31 dari Undang-Undang No.5 Tahun1990 menyebutkan

bahwa dalam taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk

kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

budidaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan pula bahwa

penggelolaan taman wisata dilaksanakan oleh pemerintah.

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang

memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami

maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan

wisatawan memperoleh kesegaran jasmanniah dan rohaniah,

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan

inspirasi dan dan cinta terhadap alam (Anonymous, 1982 dalam

(10)

commit to user

5. Wisata Minat Khusus

Kegiatan wisata berkembang seiring dengan perkembangan

kebutuhan manusia. Pada masyarakat perkotaan dimana ritme

kehidupan berjalan cepat disertai tekanan hidup yang makin

meningkat menimbulkan permasalahan tersendiri. Perkembangan

lingkungan kota yang keras membuat masyarakatnya cenderung

mudah mengalami stres. Kebutuhan untuk mencari pelepasan stres

menimbulkan perkembangan positif salah satu gejala yang

berkembang dari kebutuhan masyarakat kota adalah kebutuhan untuk

berwisata.

Kegiatan pariwisata pada umumnya dilakukan di luar wilayah

tempat tinggal wisatawan. Kegiatan wisata banyak dilakukan di

tempat-tempat yang memiliki iklim sejuk, pemandangan menarik dan

memiliki atraksi wisata. Namun untuk memperoleh tempat wisata

semacam itu dibutuhkan dukungan dana sejumlah tertentu sesuai

dengan jarak, atraksi dan pelayanan wisata yang diinginkan.

Perkembangan industri pariwisata yang linier dengan

perkembangan kebutuhan manusia menciptakan berbagai jenis

wisata. Mulai wisata massal seperti piknik/tamasya dengan fokus

hanya bersenang-senang (hedonisme), sampai bentuk wisata minat

khusus yang memiliki fokus kegiatan yang lebih spesifik.

Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan

bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok atau

(11)

commit to user

mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang dikunjungi

(Fandeli, 2002:107).

Salah satu bentuk wisata baru tersebut adalah wisata minat

khusus yang digambarkan Wall and Weiler (1992:4, Smith: 1992)

sebagai :

The special interest traveller wants to experience something new,

whether it is history, food, sport, customs or the outdoors. Many wish

to appreciate the new sights, sound, smell, tastes and to undertsand the

place and it’s people

Wisata minat khusus kerap disebut juga sebagai perjalanan aktif

dan memberikan pengalaman baru, wisata sosial, wisata pendidikan,

dan sebagainya.

Pariwisata minat khusus menurut Fandeli (1992:107) dapat terfokus

pada :

1) Aspek budaya, misalnya tarian/musik/seni tradisional, kerajinan,

arsitektur, pola tradisi masyarkat, aktivitas ekonomi yang spesifik,

arkeologi dan sejarah.

2) Aspek alam, berupa kekayaan flora fauna, gejala geologi,

keeksotikan taman nasional, hutan, suangai, air terjun, pantai, laut

dan perilaku ekosistem tertentu.

Ada beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagai pedoman

dalam menetapkan suatu bentuk wisata minat khusus, yaitu adanya

(12)

commit to user

1).Learning yaitu kegiatan wisata yang mengarah pada unsur

pembelajaran

2).Rewarding, yaitu kegiatan wisata yang memasukkan unsur

pemberian penghargaan atau mengagumi keindahan/keunikan

kekayaan dari suatu atraksi yang kemudian menimbulkan penghargaan

3). Enriching, yaitu pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya

pengkayaan pengetahuan masyarakat

4). Adventuring, yaitu pariwisata yang dirancang sebagai wisata

petualangan (Fandeli, 1992:110)

Pada umumnya wisatawan minat khusus memiliki motivasi

keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Wisata ini

menghasilkan dorongan bagi wisatawan untuk mempelajari sesuatu

(learning). Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan wisata

minat khusus adalah adanya unsur rewarding yang tinggi terhadap

obyek yang dikunjungi. Wisata minat khusus juga mengandung

pengkayaan pengalaman bagi wisatawan karena kegiatan ini akan

menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan.

Melihat karakteristik wisata minat khusus yang sangat fleksible

sangat mungkin semua wilayah termasuk perkotaan dapat

mengembangkan diri sebagai daerah destinasi wisata minat khusus.

Potensi obyek wisata minat khusus dapat ditumbuhkan dan dikelola

sedemikian rupa sehingga mampu berkembang sebagai tempat yang

memiliki keunikan dan menarik minat wisatawan untuk mempelajari

(13)

commit to user

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif yang mana

didalam penelitian ini mengumpulkan data yang diperoleh melalui obervasi

dalam praktek kerja dilapangan.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan obyek Wisata Telaga Wahyu yang

beralamat di Jalan raya Plaosan-Sarangan, Magetan. Penelitian ini

dilakukan secara berkala pada bulan Januari-Maret 2014 dan dilakukan

pada hari dimana obyek dipadati oleh pengunjung guna mendapat hasil

yang akurat dan merata.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menunjang tercapainya tujuan penelitian ini, maka metode

yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati,

meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara

ini data yang diperoleh adalah factual dan actual, dalam artian data yang

dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung ( Endar Sugiarto

dan Kusmayadi, 2000:84).

Observasi dilakukan pada saat kegiatan On The Job Training bulan

Januari-Maretdi Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Pemuda Olahragadan

Obyek wisata Telaga Wahyu. Observasi dilakukan secara langsung dengan

mengamati tentang kondisi obyek wisata Telaga Wahyu meliputi fasilitas

(14)

commit to user

tersebut sehingga memperoleh data yang akurat dan terfokus. Dalam

observasi dilakukan juga dengan pemotretan setiap detail yang ada di

obyek Telaga Wahyu. Setelah seluruh data didapat kemudian diolah dan

dianalisa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti pengamatan dalam

kantor Kepala Bidang, Kepala Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata serta

penjualan tiket masuk Telaga Wahyu, pembukuan, dan pengembangan

obyek dan tarik wisata.

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara

pengumpul redaksi data dengan koresponden. Sehingga wawancara dapat

diartikansebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung

kepada responden dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam(Endar

sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 83).

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan tanya jawab

dengan Bapak Kuswinardi selaku Kepala Kawasan Wisata Sarangan,

Bapak Rusni selaku Penggelola Telaga Wahyu, wisatawan, maupun warga

sekitar yang akhirnya dapat memperoleh data-data yang jelas, terperinci

yang berkaitan dengan sejarah maupun hal-hal lainnya yang menyangkut

obyek penelitian tersebut. Wawancara dilakukan bersamaan dengan

observasi ke obyek wisata Telaga Wahyu.

c. Studi Arsip atau Dokumen

Studi arsip merupakan metode yang digunakan untuk

(15)

commit to user

diperlukan. Berdasarkan uraian di atas dokumen itu misalya data

kunjungan, rencana pengembangan jangka menengah (RPJM), dan

Peraturan Daerah Kabupaten Magetan.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan segala usaha yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dengan masalah yang akan atau

sedang diteliti seperti mancari dari situs internet atau buku-buku

diperpustakaan dan lab tour D3 Usaha Perjalanan Wisata, brosur, media

cetak, situs internet, dll.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengorganisasian data dan

mengurutkan ke dalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.

Teknik analisis yang digunakan dengan diskriptif kualitatif dimana

menjabarkan keterangan-keterangan maupun data yang didapatkan

kemudian di analisis dari data-data yang didapatkan.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dipelajari dan memutuskan apa yang

(16)

commit to user

G. Sistematika Penulisan

Hasil Penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis

kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang Latar Belakang Permasalahan,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,Manfaat Penelitian, Kajian

Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Kondisi Pariwisata Kabupaten Magetan, berisi tentang gambaran

umum Kabupaten Magetan, kondisi sosial dan budaya Masyarakat

Magetan, Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Magetan,Profil

Pariwisata Kabupaten Magetan, Struktur Organisasi dan Tugas Dinas

Pariwisata, kebudayaan dan Pemuda Olahraga (DINAS PARBUDPORA)

Kabupaten Magetan.

Bab III Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Telaga Wahyu, Berisi

tentang potensi pengembangan wisataTelaga Wahyu, strategi

pengembangan wisata minat khusus Telaga Wahyu, faktor pendukung

dan penghambat dalam konsep wisata minat khusus telaga wahyu,

analisis SWOT dan 4A.

Referensi

Dokumen terkait

c. Dalam hal Perusahaan Efek yang telah memiliki izin usaha Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek dan bermaksud mengajukan permohonan

Pengaruh yang positif bagi Pekon Kuala Stabas ini diantaranya sejak adanya destinasi wisata di Pekon ini membuat nama Kampung yang berada di Tengah- tengah

Babi hutan yang disalaki oleh anjing Dandan kahaian itu, memang bukan babi biasa. Babi itu adalah raja segala babi dan tinggal di negeri Katungau. Negeri Katungau terletak

“ Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention (Studi Kasus pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang)

KEEMPAT Dengan berlakunya Keputusan Bupati ini maka Keputusan Bupati Bantul Nomor 11 F Tahun 2008 tentang Pembentukan Tim Penerbitan Tabloid/Majalah Sejada

Pokok pikiran dari pendekatan open ended adalah pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara siswa dan matematika, sehingga mereka mampu menjawab permasalahan

besar, tetapi harus menjadi pemimpin yang mampu mengelola usaha tersebut.. dengan mengetahui segala pengtahuan akan bisnisnya, dengan

Kajian teori yang terdapat dalam penelitian ini akan digunakan penulis dalam mengembangkan keterampilan membaca pemahaman teks cerita rakyat berupa modul digital.. Berikut