• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Infusa Daun Kupu-Kupu (Bauhinia Variegata) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Infusa Daun Kupu-Kupu (Bauhinia Variegata) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi merupakan keadaan masuknya mikroorganisme kedalam jaringan tubuh, berkembang biak dan menimbulkan penyakit (Hartati, 2012). Mikroorganisme penyebab infeksi yaitu jamur, bakteri, dan ganggang yang masuk ke dalam saluran pernafasan, membran mukosa, dan saluran pencernaan (Pratiwi, 2008). Salah satu contoh bakteri penyebab infeksi adalah Streptococcus pyogenes (Jawetz et al., 1991).

Streptococcus pyogenes merupakan kelompok besar bakteri yang dapat menyebabkan infeksi lokal dan sistemik (Mardiastuti et al., 2007). Infeksi lokal yang sering terjadi adalah faringitis. Pada anak-anak faringitis dapat meluas ke bagian telinga tengah, mastoid, dan selaput otak. Apabila terjadi peradangan yang paling hebat, jaringan dapat rusak dan membentuk abses. Abses merupakan kumpulan nanah yang terlokalisir akibat dari organisme patogenik (Marison, 2004). Streptococcus pyogenes dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh seperti faring dan kulit. Infeksi pada faring dapat menyebabkan terjadinya abses, sedangkan infeksi pada kulit dapat menyebabkan terjadinya impetigo (Jawetz et al., 1991). Obat lini pertama pengobatan infeksi Streptococcus pyogenes yaitu penisilin. Namun saat ini Streptococcus pyogenes telah mengalami resistensi terhadap penisilin. Tahun 2001 di negara Taiwan ditemukan kasus resistensi bakteri Streptococcus pyogenes terhadap penisilin cukup tinggi sebesar 78%. Banyaknya angka resistensi terhadap obat antibakteri sintetik menjadikan pemanfaatan tanaman sebagai agen antibiotik baru perlu dilakukan. Kelebihan pemanfaatan tanaman sebagai obat yaitu memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat sintetik (Joshi dan Edington, 1990 dalam Joshi et al., 2009).

(2)

memanfaatkan sebagai obat. Sejak lama Negara India telah menggunakan tanaman kupu-kupu sebagai obat (Dhale, 2011). Sehingga penelitian perlu dilakukan untuk memastikan khasiat tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhale (2011), pelarut etanol merupakan pelarut yang dapat menarik lebih banyak senyawa metabolit sekunder daun maupun kulit batang tanaman kupu-kupu. Penggunaan pelarut air ditujukan sebagai pembuktian penggunaan di masyarakat. Aktivitas antibakteri ditunjukkan oleh penelitian Mali et al., (2008), bahwa batang tumbuhan kupu-kupu mampu membunuh Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Aspergillus niger, dan Candida albicans, dengan zona hambat yang dihasilkan terhadap bakteri Staphylococcus aureus yaitu 20,4 mm pada konsentrasi 20 mg/mL. Dhale (2011) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kupu-kupu pada bakteri Staphylococcus aureus juga menunjukkan aktivitas antibakteri dengan zona hambat yang dihasilkan 15 mm pada konsentrasi 20 mg/mL.

Berdasarkan uraian tersebut, penellitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan infusa daun kupu-kupu terhadap bakteri Streptococcus pyogenes.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak etanol dan infusa daun kupu-kupu memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus pyogenes?

(3)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan infusa daun kupu-kupu terhadap bakteri Streptococcus pyogenes.

2. Mengidentifikasi golongan senyawa kimia dalam ekstrak etanol dan infusa daun kupu-kupu.

D. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman kupu-kupu (Bauhinia variegata)

Bauhinia variegata (Gambar 1) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis maupun daerah yang beriklim hangat. Bauhinia variegata merupakan pohon yang berukuran sedang denga ukuran daun 10-15 cm. Kulit batang terluar berwarna cokelat keabu-abuan bertekstur kasar dan terdapat retakan-retakan. Bagian dalam kulit batang berwarna merah muda pucat. Bunga Bauhinia variegata berukuran besar, berwarna merah muda serta berbau harum (Dhale, 2011).

a b c

Gambar 1. Bagian tanaman kupu-kupu (Bauhinia variegata) Bunga (a), biji (b), dan daun (c)

a. Khasiat

(4)

pada penyakit diare, disentri, cacingan, wasir dan tumor. Infusa daun kupu-kupu dapat digunakan sebagai pencahar dan wasir (Al-Sanafi, 2013).

b. Kandungan kimia

Menurut Dhale (2011) kandungan senyawa yang ada dalam kulit kayu yaitu alkaloid, minyak dan lemak, glikosida, karbohidrat, fenolik, tanin, lignin, saponin, flavonoid dan terpenoid, sedangkan daun kupu-kupu terdapat alkaloid, minyak dan lemak, glikosida, karbohidrat, fenolik, tanin, lignin, dan saponin. Daun kupu-kupu terdapat senyawa katekol, tannin, asam ellagat, dan sterol. Selain itu daun kupu-kupu juga kaya akan vitamin C dan gula (Sahu dan Gupta, 2012). Berikut gambar sruktur kimia yang ada dalam tanaman kupu-kupu:

Katekol Vitamin C Sterol Asam ellagat

Gambar 2. Struktur kimia kandungan daun kupu-kupu

Senyawa yang dicurigai mempunyai aktivitas antibakteri yaitu tanin. Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, antidiare, antibakteri, dan antioksidan (Desmiaty et al., 2008).

2. Streptococcus pyogenes

a. Klasifikasi

Sistem klasifikasi Streptococcus pyogenes menurut Bergey (1994) sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria Fillum : Firmicutes Kelas : Bacili

Ordo : Lactobacilales Familia : Streptococcaceae Genus : Streptococcus

(5)

b. Morfologi dan identifikasi

Streptococcus pyogenes adalah bakteri golongan A yang merupakan streptokokus beta-hemolitik (Jawetz et al., 1991). Bakteri ini berbentuk kokus dengan rantai yang khas. Kokus yang terbentuk agak memanjang pada arah sumbu rantainya. Diameter kokus berkisar antara 0,5–1 µm, tidak membentuk spora, dan memiliki gerak negatif. Streptococcus pyogenes mudah tumbuh pada pH 7,4-7,6 dengan media yang ditambahkan darah atau serum. Suhu optimum pertumbuhannya adalah 37ºC. Dalam lempeng darah yang telah diinkubasi selama 18-24 jam akan terbentuk koloni kecil keabu-abuan, berbentuk bulat dengan bagian pingir rata dan pada permukaan media koloni nampak sebagai setitik cairan (Syahrurachman et al., 1994).

c. Penyakit yang ditimbulkan

Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri golongan beta hemolisis grup A dapat berupa invasi oleh bakteri, infeksi lokal, endokarditis bakterialis,dan infeksi lainnya. Hasil invasi Streptococcus pyogenes menghasilkan erisipelas dan sepsis. Erisipelas menyebabkan infeksi metastasis, sedangkan sepsis dapat menyerang pada luka bekas operasi. Bakteri Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan infeksi yang terjadi secara lokal pada kulit. Salah satu contoh hasil infeksi pada kulit yaitu impetigo (Syahrurachman et al., 1994). Selain itu bakteri Streptococcus pyogenes dapat pula menyebabkan timbunan nanah yang disebut sebagai abses yang dapat timbul diseluruh bagian yang terkena infeksi. Kasus yang pernah terjadi yaitu timbulnya abses pada renal, otak, dan sebagainya (Dehority et al., 2006).

3. Antibakteri

(6)

a. Antibakteri penghambat sintesis protein

Bekerja dengan mengikat ribosom 30s, 50s atau keduanya. Hambatan sintesis protein dapat menyebabkan terganggunya transkripsi mRNA ke dalam protein (Priyanto, 2008).

b. Antibakteri penghambat sintesis dinding sel

Dinding sel bakteri berfungsi sebagai pelindung membran sitoplasma, memelihara bentuk sel, dan mencegah lisisnya suatu sel. Jika dindinng sel rusak, sel akan lisis dan tidak dapat membelah (Priyanto, 2008).

c. Antibakteri penghambat sintesis asam nukleat

Mekanisme kerja antibakteri penghambat sintesis asam nukleat adalah dengan menghambat enzim yang sangat penting untuk terjadinya replikasi DNA bakteri yaitu enzim girase (Priyanto, 2008).

d. Antibakteri penghambat sintesis asam folat

antibakteri yang menghambat sintesis asam folat mempunyai struktur kimia mirip dengan PABA, sehingga dapat menempati tempat bergabungnya PABA dengan asam dihidropterod dalam mensintesis tetrahidrofolat yang kemudian akan disintesis menjadi asam folat. Asam folat yang terbentuk akan digunakan untuk mensintesis DNA dan RNA (Priyanto, 2008).

4. BIOAUTOGRAFI

(7)

mikroorganisme di atas permukaan plat KLT dan dibiarkan mengeras serta diinkubasi. Area jernih menandakan adanya senyawa aktif antimikroba (Pratiwi, 2008).

E. Landasan Teori

Masyarakat Sumba Barat Nusa Tenggara Timur, telah menggunakan tanaman kupu-kupu sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan yaitu daun sebagai obat bisul yang digunakan dengan menumbuk halus daun dan dioleskan pada bagian yang sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Dhale (2011) ekstrak daun kupu-kupu dengan pelarut proteleum eter, kloroform, dan alkohol pada konsentrasi 20 mg/mL memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Hasil ektraksi daun kupu-kupu menggunakan pelarut proteleum eter yang diujikan pada bakteri Escherichia coli dan dan Bacillus subtilis menghasilkan diameter zona hambat sebesar 5 mm, pada bakteri Pseudomonas aeruginosa sebesar 6 mm, dan Staphylococcus aureus sebesar 8 mm. Ekstrak kloroform daun kupu-kupu diujikan pada bakteri yang sama menghasilkan diameter zona hambat sebesar 7 mm, 7 mm, 10 mm, dan 8 mm. Ekstrak etanol daun kupu-kupu memiliki zona hambat sebesar 10 mm, 14 mm, 15 mm, dan 9 mm. Daun kupu-kupu mengandung katekol, tanin, asam ellagat, dan sterol. Selain itu daun kupu-kupu juga kaya akan vitamin C dan gula (Sahu dan Gupta, 2012). Menurut Dhale (2011) ekstrak etanol daun kupu-kupu memiliki kandungan senyawa alkaloid, glikosida, fenolik sederhana, tanin, lignin dan saponin. Ekstrak etanol daun kupu-kupu juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Proteus mirabilis pada konsentrasi 200 mg/mL membentuk diameter zona hambat sebesar 29 mm.

(8)

F. Hipotesis

1. Ekstrak etanol dan infusa daun kupu-kupu memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus pyogenes.

Gambar

Gambar 1. Bagian tanaman kupu-kupu  (Bauhinia variegata) Bunga (a), biji (b), dan daun (c)
Gambar 2. Struktur kimia kandungan daun kupu-kupu

Referensi

Dokumen terkait

it the heading Works Cited. Centre the heading. than the first line, one-half inch from the left margin. riate; for example, for journal articles or works from an int, Web, DVD,

Dengan ini menyatakan bahwa proses pelelangan umum dengan pasca kualifikasi untuk pekerjaan tersebut diatas GAGAL, karena jumlah peserta yang memasukkan dokumen penawaran kurang

[r]

PUSAT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KELOMPOK KERJA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

Bentuk-bentuk ekspresi deiksis sosial yang digunakan berupa bentuk pronomina persona ( personal pronouns ), bentuk sapaan ( forms of address ), bentuk terikat ( bound forms ),

Ditemukan risiko hipertensi pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah sebesar 1,43 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.. Risiko

Memahami dasar-dasar antropologi Memahami materi, struktur, dan konsep pola pikir menjelaskan wujud kebudayaan berdasarkan teori keilmuan yang mendukung mata pelajaran

[r]