• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI

KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI Oleh :

SULAIMAN RASYID NIM : K 4606055

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

i

STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI

KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

SULAIMAN RASYID NIM : K 4606055

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

iv ABSTRAK

Sulaiman Rasyid. STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1). Status gizi pada siswa

kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011.

(2). Rata-rata nilai prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD

Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Di mana

penelitian ini mendeskripsikan status gizi dan prestasi belajar pendidikan jasmani.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : (1). Status gizi siswa

kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut : (a).Berkategori gemuk sebanyak 89 siswa

atau 18,94 %. (b). Berkategori normal sebanyak 333 siswa atau 70,85 %. (c). Siswa

berkategori kurang gizi I sebanyak 46 siswa atau 9,79 %. (d). Siswa berkategori kurang

gizi II sebanyak 2 siswa atau 0,42 %. Mayoritas status gizi siswa kelas IV dan V SD

Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 adalah

berkategori normal, sehingga status gizinya adalah baik. (2). Rata-rata nilai pendidikan

jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta

pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 adalah 72,44 dengan nilai Kriteria

(6)

commit to user

v ABSTRACT

Sulaiman Rasyid. STUDY ON NUTRITIONAL STATUS AND LEARNING

ACHIEVEMENT IN PHYSICAL EDUCATION CLASS IV AND V VI SD NEGERI

SE FORCE SUB Jebres SURAKARTA CITY OF LESSONS 2010/2011. Thesis.

Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta

University, February. 2011.

The purpose of this study is to determine: (1). Nutritional status of students in

grade IV and V SD Negeri se Jebres Sub-Cluster VI Surakarta academic year

2010/2011. (2). The average value of learning achievement of students of physical

education in grade IV and V primary school of a Sub-Cluster VI Jebres Surakarta

academic year 2010/2011.

The method used in this research is descriptive. Where this study describes the

nutritional status and physical education learning achievement.

Based on the results of data analysis can be concluded that: (1). Nutritional status of

students in grade IV and V SD Negeri se Jebres Sub-Cluster VI Surakarta academic

year 2010/2011 are as follows: (a). Uncategorized fat as many as 89 students or 18.94%.

(B). Uncategorized normal as much as 333 students or 70.85%. (C). Students

categorized malnutrition I by 46 students or 9.79%. (D). Students categorized

malnutrition II as much as 2 students or 0.42%. The majority of the nutritional status of

students in grade IV and V primary school of a group VI District Jebres Surakarta was

categorized 2010/2011 school year is normal, so that nutritional status is good. (2). The

average value of physical education students in grade IV and V primary school of a

group VI District Jebres Surakarta in odd semester of the school year 2010/2011 is

(7)

commit to user

vi MOTTO

Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling berguna bagi orang lain.(H.R. Al Qodla’iy)

Tingkat pendidikan bukanlah kesuksesan dalam belajar tetapi kedewasaan berfikir

adalah tanda kesuksesan dalam belajar. (Penulis)

Orang sukses bukanlah orang yang cerdas, melainkan orang yang bisa memenfaatkan

peluang yang ada. (Penulis)

Jangan pernah mengeluh, syukuri apa yang ada. Putus asa berarti mati, berfikir, berbuat

yang terbaik.(Penulis)

Jadikan pengetahuan sebagai modal, ilmu sebagai senjata, sabar sebagai pakaian, zuhud

sebagai kekuatan dan lemah lembut sebagai kebanggaan.

(8)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi do’a

Bapak Sya’roni, S.Pd yang selalu mendukungku

Mbak Diah yang selalu membantuku

R.P.A. yang setia memotivasiku

Keluarga besar Menwa Sat 905 Jagal Abilawa UNS

Rekan-rekan angkatan 06 JPOK UNS

(9)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat

bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi untuk itu atas

segala bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

menyusun penulisan skripsi ini;

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Drs. H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi dan sebagai Pembimbing I yang telah memberikan ijin penulisan skripsi;

4. Drs. Waluyo, M.Or. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan dorongan dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

selesaikan dengan lancar;

5. Singgih Hendarto, S.Pd, M.Pd., Pembimbing Akademik yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNS;

6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang

secara tulus memberikan ilmu dan masukan–masukan kepada penulis;

7. Para karyawan administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini;

8. Rekan JPOK‘06 Penjaskesrek yang telah membantu pelaksanaan penelitian;

9. Kepala Sekolah SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Surakarta sebagai

tempat penelitian saya, terimakasih yang sebesar – besarnya karena membantu

memperlancar penulis dalam memperoleh data penelitian;

10. Siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Surakarta sebagai

sampel penelitian.

(10)

commit to user

ix

Semoga amal kebaikan tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan isi dalam skripsi

ini. Harapan penulis, semoga skripsi bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan di

Sekolah Dasar khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Surakarta, Februari 2011

(11)

commit to user

x DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ………...

PENGAJUAN………...

PERSETUJUAN ………...

PENGESAHAN………...

ABSTRAK………..…………...

MOTTO ………..………..……...

PERSEMBAHAN ………..………...

KATA PENGANTAR………..………...

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL………...

DAFTAR LAMPIRAN ………...

DAFTAR GAMBAR ...

BAB I. PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Identifikasi Masalah ...

C. Pembatasan Masalah...

D. Perumusan Masalah...

E. Tujuan Penelitian...

F. Manfaat Penelitian...

BAB II. LANDASAN TEORI ...

A. Tinjauan Pustaka ...

1. Status Gizi ...

2. Prestasi Belajar ...

B. Pendidikan Jasmani ...

1. Pendidikan Jasmani ...

2. Kebugaran Jasmani ...

3. Kurikulum Pendidikan Jasmani di SD...

(12)

commit to user

xi

BAB III. METODE PENELITIAN ...

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...

B. Metode Penelitian...

C. Subyek Penelitian………...

D. Teknik Pengumpulan Data………...

E. Devinisi Operasional Variabel………...

BAB IV. HASIL PENELITIAN ……...………...

A. Deskripsi Data ………....………...

B. Hasil penelitian ...………....………...

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI,SARAN ………..………...

A. Simpulan ………...………...

B. Implikasi ………...………...

C. Saran ………...……….. ...

DAFTAR PUSTAKA………...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 27

27

27

27

28

28

30

30

31

56

56

56

57

58

(13)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Deskripsi data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus

VI kecamatan Jebres kota Surakarta...

Tabel 2.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Mipitan...

Tabel 3.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Mipitan...

Tabel 4.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Mipitan...

Tabel 5.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Sabrang

Lor...

Tabel 6.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Sabrang

Lor...

Tabel 7.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

SabrangLor...

Tabel 8.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Debegan………...

Tabel 9.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Debegan………...

Tabel 10.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Debegan………...

Tabel 11.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Krajan………..

Tabel 12.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Krajan………..

Tabel 13.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Krajan………..

Tabel 14.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

(14)

commit to user

xiii

Tabel 15.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Ngemplak……...

Tabel 16.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Ngemplak……….………

Tabel 17.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo

1……….

Tabel 18. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo

I………....

Tabel 19. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Mojosongo I……….

Tabel 20. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo

II………..

Tabel 21. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo

II………..

Tabel 22. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Mojosongo II………

Tabel 23.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Wonowoso………...

Tabel 24.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Wonowoso………....

Tabel 25.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Wonowoso………

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

(15)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 petunjuk pelaksanaan tes pengukuran status gizi ...

Lampiran 2 data siswa kelas IV SDN Mipitan ...

Lampiran 3 data siswa kelas V SDN Mipitan ...

Lampiran 4 data siswa kelas IV SDN Sabrang Lor ...

Lampiran 5 data siswa kelas V SDN Sabrang Lor ...

Lampiran 6 data siswa kelas IV SDN Mojosongo 2...

Lampiran 7 data siswa kelas V SDN Mojosongo 2 ...

Lampiran 8 data siswa kelas IV SDN Mojosongo 1 ...

Lampiran 9 data siswa kelas V SDN Mojosongo 1 ...

Lampiran 10 data siswa kelas IV SDN Krajan ...

Lampiran 11 data siswa kelas V SDN Krajan ...

Lampiran 12 data siswa kelas IV SDN Ngemplak ...

Lampiran 13 data siswa kelas V SDN Ngemplak ...

Lampiran 14 data siswa kelas IV SDN Debegan ...

Lampiran 15 data siswa kelas V SDN Debegan ...

Lampiran 16 data siswa kelas IV SDN Wonowoso ...

Lampiran 17 data siswa kelas V SDN Wonowoso ...

Lampiran 18 data kategori gemuk dan nilai penjas ...

Lampiran 19 data kategori normal dan nilai penjas...

Lampiran 20 data kategori kurang gizi 1 dan nilai penjas...

Lampiran 21 data kategori kurang gizi 2 dan nilai penjas...

Lampiran 22 dokumentasi foto………

(16)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Deskripsi data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta...

Gambar 2.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Mipitan...

Gambar 3.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Mipitan...

Gambar 4.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Mipitan...

Gambar 5.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Sabrang

Lor...

Gambar 6.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Sabrang

Lor...

Gambar 7.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

SabrangLor...

Gambar 8.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Debegan………...

Gambar 9.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Debegan………...

Gambar 10.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Debegan………...

Gambar 11.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Krajan………..

Gambar 12.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Krajan………..

Gambar 13.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Krajan………..

Gambar 14.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

(17)

commit to user

xvi

Gambar 15.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Ngemplak……...

Gambar 16.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Ngemplak……….………

Gambar 17.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo

1……….

Gambar 18. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo

I………....

Gambar 19. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Mojosongo I……….

Gambar 20. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo

II………..

Gambar 21. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo

II………..

Gambar 22. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Mojosongo II………

Gambar 23.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri

Wonowoso………...

Gambar 24.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri

Wonowoso………....

Gambar 25.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri

Wonowoso………

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

(18)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan dan

kesehatan manusia. Keadaan gizi yang baik di butuhkan untuk fisik maupun

mental. Zat–zat gizi yang diperlukan dalam fungsi normal tubuh, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, reproduksi untuk kerja atau aktivitas dan

pemeliharaan tubuh. Terutama bagi anak-anak makanan yang mengandung nilai

gizi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otak. Kekurangan

zat gizi dalam makanan anak akan berpengaruh sangat fatal yaitu kecerdasan otak

akan berkurang ( lemah ), tidak kreatif, pasif dan tidak berinisiatif seperti

pendapat dari Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro ( 1984 : 51 ) bahwa:

“Pengaruh kekurangan gizi pada perkembangan mental akan menurunkan kemampuan belajar, perkembangan refleks neuromotor dan neurointegratif. Faktor ini mungkin sekali akan memberikan limitasi bagi seseorang untuk memperkembangkan sistem neuromuskularnya secara sempurna untuk mendapatkan ketrampilan optimal yang di butuhkan agar prestasi tertentu dapat dicapai”.

Untuk mencegah dampak buruk dari pengaruh kekurangan gizi tersebut

menurut D. Tandyo ( 1989 : 158 ) bahwa ada unsur– unsur yang mempengaruhi

terjadinya gangguan gizi seseorang adalah : “Pendapatan keluarga yang rendah, Mahalnya harga makanan, Tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi rendah,

kebiasaan serta kepercayaan terhadap makanan salah, jumlah anggota keluarga

yang besar, insidens infeksi yang tinggi, baik bakteriil, infeksi cacing maupun

virus”.

Pendidikan Jasmani (Penjas) menjadi salah satu kurikulum di Sekolah

Dasar (SD), didalam pembelajaran pendidikan jasmani tujuan utama dari seorang

guru adalah agar siswanya dapat memperoleh prestasi yang baik. Prestasi yang

baik dapat terwujud dan dipengaruhi oleh beberapa hal; antara lain keaktifan

(19)

commit to user

yang diberikan, lingkungan pembelajaran. Disamping hal itu juga dipengaruhi

kondisi intern siswa yaitu status gizi. Penyajian ilmu tentang gizi di Sekolah

Dasar (SD) disesuaikan dengan tujuan pendidikan serta terus mengingat

perkembangan anak sesuai peningkatan usianya.

Kota Surakarta terdiri dari 5 Kecamatan yakni; Kecamatan Jebres,

Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Lawean, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan

Serengan. Kecamatan Jebres merupakan wilayah pinggiran di kota Surakarta,

Kecamatan Jebres memiliki luas wilayah 12,58 km2 dengan jumlah penduduk

138.624 jiwa (2010) sedangkan tingkat kepadatannya adalah 11,019 per km2yang

terdiri dari 11 desa/kelurahan (id.wikipedia.org/wiki/daftar_kecamatandan dan

kelurahan di Surakarta). Secara geografis wilayah kecamatam ini

berbukit-bukit/naik turun khususnya dikelurahan Mojosongo. Kecamatan Jebres adalah

tempat berlokasinya Stasiun Solo Jebres, kampus Universitas Sebelas Maret,

rumah sakit jiwa, Stasiun TATV, Perumnas Mojosongo, Taman wisata Jurug,

makam pahlawan Kusuma Bhakti, serta di Jebres juga berlokasi berbagai kegiatan

industri.

Sekolah Dasar (SD) Negeri dikecamatan Jebres terdiri dari 7 gugus yang

masing-masing gugus terdiri dari 5 sampai 9 sekolah tergantung lokasi. Dalam

penelitian ini peneliti mengambil satu gugus di Kecamatan Jebres yaitu gugus VI.

Berdasarkan kenyataan, kondisi siswa digugus VI mayoritas orang tua

pekerjaanya adalah sebagai buruh dengan penghasilannya pas-pasan serta tingkat

pendidikannya rendah. Hal tersebut memungkinkan orang tua kurang

memperhatikan status gizi dari anak-anaknya. Dalam hal ini sebagai orang coba

dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI

Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Keadaan di atas perlu mendapatkan perhatian dari pihak sekolah maupun

orang tua murid, jika hal itu tidak segera di atasi akan mempengaruhi pencapaian

tujuan belajar mengajar secara menyeluruh khusunya prestasi belajarnya.

Permasalahan tersebut melatar belakangi judul, “ Studi status gizi dan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI

(20)

commit to user

3

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Belum diketahuinya status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI

Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Belum diketahuinya prestasi belajar pendidikan jasmani dari masing-masing

sekolah di SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011.

3. Keadaan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disekolah.

4. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri se-Gugus VI

Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pengembangan pembahasan dalam penelitian ini,

maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Status Gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres

kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Prestasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri

se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari pembatasan masalah diatas, maka penelitian ini

mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana status gizi pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI

Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

2. Bagimana rata-rata nilai prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas

IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun

(21)

commit to user

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Status gizi pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan

Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Rata-rata nilai prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V

SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran

2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1. Menambah pengetahuan pentingnya gizi terhadap daya tahan fisik dan prestasi

belajar.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai status gizi.

3. Sebagai Masukan dan saran pada instansi kesehatan sehingga dapat dijadikan

masukan dan pertimbangan dalam memberikan penyuluhan tentang

pentingnya gizi pada siswa.

(22)

commit to user

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi

a. Pengertian Status Gizi

Perkataan gizi berasal dari bahasa arab, gizi yang berarti makanan.

Makanan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang

setiap harinya. Makan yang ideal setiap harinya minimal adalah tiga kali sehari.

Dalam mengkonsumsi makanan harus terpenuhi kualitas maupun kuantitasnya,

hal ini mengandung maksud bahwa makanan yang dimakan harus sesuia dengan

kebutuhan tubuh kita. Kunkun K. Wiramiharja dalam seri seri bahan kuliah

olahraga ITB (1992: 197) menyatakan “Prinsip pemberian makanan adalah memberi masukan zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Yang dimaksud sesuai

dengan kebutuhan tubuh adalah dapat mengganti dan menyediakan zat gizi yang

telah dan akan digunakan untuk menjalankan proses metabolism yang

memberikan kebugaran jasmani”.

Manusia membutuhkan gizi untuk melakukan kegiatan yang

dilakukan sehari-hari, bila suatu hari kekurangan makanan tubuh akan menjadi

lemas, tak bertenaga, malas, kurang bersemangat, perut menjadi sakit dan

sebagainya. Pada saat tertentu seseorang merasa lapar dan dahaga, itu merupakan

tanda pertama gizi yang diperlukan tak lagi mencukupi kebutuhan tubuh.

Makanan selain untuk pelepas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi untuk

pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental, kegiatan kerja, menjaga kondisi

tubuh, menimbulkan rasa aman serta bahagia.

Mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh akan

membantu proses metabolisme didalam tubuh berjalan dengan baik, sehingga

tubuh akan menjadi sehat dan bugar. Pentingnya peranan makanan, maka sejak

dini anak – anak harus diberi makan makanan yang bergizi. Makanan bergizi

(23)

commit to user

kecerdasan otak maupun produktifitas kerja. Hal ini dikarenakan, makanan bergizi

berfungsi sebagai sumber energi, membantu pertumbuhan, mengganti sel-sel yang

rusak, mengatur metabolisme tubuh serta mencegah dan meningkatkan daya tahan

tubuh terhadap serangan penyakit. Seperti dikemukakan oleh Lisdiana (1997 : 1)

bahwa, secara umum makanan ditinjau dari ilmu kesehatan berfungsi, “untuk memperoleh energi yang berguna bagi pertumbuhan, mengganti sel-sel yang

rusak, mengatur metabolisme tubuh serta mencegah dan meningkatkan daya tahan

tubuhterhadap serangan penyakit”.

Pentingnya peranan gizi terhadap tubuh, maka makanan yang

dibutuhkan sehari – hari akan berdampak pada keadaan gizi seseorang. Keadaan

gizi akan menentukan kondisi seseorang yaitu dalam keadaan gizi yang baik atau

buruk. Keadaan gizi menurut Bambang Soetedjo (1993:1) “Suatu keadaan jasmani

dan rohani yang dihasilkan oleh makanan yang dimakan dan proses

penggunaannya oleh tubuh. Kiranya perlu dikembangkan suatu kebiasaan makan

yang sehat sejak usia muda, sehingga dapat tercipta kebiasaan makan yang baik”.

Menurut Suhardjo (1985: 15) status gizi adalah “keadaaan tubuh yang

diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Susunan

makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh dapat menciptakan status gizi yang

memuaskan”. Sedangkan menurut Depkiknas (2000 :141) bahwa, “stastus gizi

adalah suatu keadaan atau status yang menyatakan tingkat kecukupan gizi

seseorang”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, status

gizi adalah keadaan tubuh atau jasmani dan rokhani yang dihasilkan oleh

keseimbangan antara konsumsi, penggunaan, dan absorbsi makanan. Status gizi

merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh keseimbangan dinamik antara

pemasukan dan pengeluaran zat gizi.

Makanan yang dikonsumsi sehari – hari akan berpengaruh terhadap

status gizi seseorang, apakah dalam status gizi baik, kurang, buruk atau bahkan

kelebihan gizi. Untuk memperoleh status gizi yang baik maka makanan yang

dikonsumsi sehari– hari harus terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya. Jika

(24)

commit to user

7

akan berdampak pada status gizi yang buruk. Status gizi yang buruk akan

berdampak pada kesehatan menurun, produktifitas kurang, pada anak akan

berakibat menurunnya prestasi bahkan berakibat sakit. Seperti yang dikemukakan

oleh Hurlock (1978: 126) dalam penelitian Sukintaka (1989: 5) bahwa, “Anak yang keadaan gizinya jelek (malnutrion) akan mudah terpengaruh oleh penyakit

atau dengan kata lain mudah sakit”. Pentingnya peranan gizi terhadap kesehatan,

maka makanan yang dikonsumsi sehari – hari harus terpenuhi baik kualitas

maupun kuantitasnya.

b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Gizi sangat erat hubungannya dengan kesehatan seseorang. Agar fungsi

tersebut dapat bekerja dengan baik, jumlah zat gizi yang dikonsumsi seseorang

harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Keaadaan gizi seseorang banyak faktor

yang mempengaruhi karena kebutuhan gizi tiap–tiap individu berbeda-beda

tergantung dari kapasitas kerja yang dilakukan. Bambang Soetedjo (1993: 45)

mengemukakan pendapat bahwa :

Unsur-unsur yang mempengaruhi keadaan gizi seseorang adalah sebagai berikut :

1. Intake makanan atau jumlah makanan

Yaitu jumlah makanan yang diserap kedalam tubuh tergantung dari banyak sedikitnya makanan yang dimakan

2. Tingkat sosial ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh pada penyediaan bahan makan yang cukup akan nilai gizi. Keadaan ekonomi keluarga yang tinggi akan terasa lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan ekonomi yang rendah.

3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pada keadaan gizinya. Pengetahuan akan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting, sehingga memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi perlu diterapkan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

4. Hygiene dan sanitasi lingkungan.

(25)

commit to user

Menurut Agus Krisno (2001: 10) faktor –faktor yang mempengaruhi

status gizi seseorang adalah:

1) Produk pangan 2) Pembagian makanan

3) Cara memilih dan menyajikan makanan 4) Prasangka buruk pada bahan makanan tertentu 5) Pantangan pada makanan tertentu

6) Kesukaan pada makanan tertentu 7) Keterbatasan ekonomi

8) Kebiasaan makanan

9) Penyimpanan bahan makanan 10) Pengawetan makanan

11) Pengolahan makanan

Dalam kenyataanya didalam masyarakat masih banyak terjadi gangguan

gizi yang disebabkan oleh beberapa hal, lebih lanjut Bambang Soetedjo (1993:50)

mengemukakan pendapat bahwa :

1. Ketidaktahuan antara makanan dan kesehatan banyak terjadi pada keluarga yang tidak memperhatikan makanan yang dimakan.

2. kebiasaan atau pantangan terhadap makanan tertentu.

3. Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi tinggi.

4. kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan. 5. Penghasilan keluarga yang rendah.

6. Jarak kelahiran yang terlalu dekat.

Keadaan gizi yang baik sangat dibutuhkan dalam melakukan aktivitas

selalu berhubungan dengan kesehatan tubuh dan banyak penyakit yang di

timbulkan karena kurang gizi. Gizi juga selalu berhubungan dengan pertumbuhan

jasmani, kecerdasan otak, daya tahan tubuh, produktivitas kerja.

(26)

commit to user

9

c. Pentingnya Gizi Seimbang

Makanan merupakan kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup

manusia dan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Makanan yang

dikonsumsi sehari-hari harus mengandung gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan tubuh. Makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan aktifitas

fisik sehari-hari. Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984: 51)

menyatakan bahwa “Kecukupan gizi pada remaja terutama diperlukan untuk aktifitas luar, disamping untuk pertumbuhan dan perkembangan. Perhitungan

kecukupan ini dilakukan secara individual dan bervariasi sesuai dengan berat

rintangan aktifitas luar tersebut”. Menurut Sarwoto dan Bambang Soetedjo

(1993:231) bahwa “Kualitas makanan yang kita makan dengan didukung oleh

kegiatan fisik yang teratur akan memberikan jaminan terhadap tingkat kesehatan

seseorang. Namun sebaliknya makanan yang baik tanpa didukung oleh kegiatan

fisik dalam arti antara kerja dan istirahat yang tidak seimbang, akan

menimbulkan beban bagi tubuh kita”.

Makanan yang dikonsumsi harus mengandung gizi yang seimbang

sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan gizi untuk setiap orang tergantung pada

aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Seseorang yang melakukan aktifitas fisik

yang berat memerlukan konsumsi makanan, terutama makanan yang mengandung

zat energi yang lebih besar dari pada yang beraktifitas ringan.

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus seimbang tidak boleh

berlebihan atau sedikit. Makanan yang seimbang baik kualitas maupun

kuantitasnya akan dapat dicapai status gizi yang baik. Jika makanan yang

dikonsumsi terlalu berlebihan maka akan menjadi penumpukan lemak dalam

tubuh. Jika hal ini dibiarkan berkelanjutan dalam waktu yang relativ lama akan

menimbulkan kegemukan atau obesitas. Sedangkan makanan yang dikonsumsi

kurang mengandung gizi akan menimbulkan kekurangan gizi sehingga tubuh akan

menjadi kurus dan lemah. Seperti dikemukakan Lisdiana (1997:11) bahwa “Gizi

kurang dan gizi lebih sering disebut pula gis salah yang dapat menimbulkan

(27)

commit to user

c. Penggolongan Zat Gizi

Agar hidup sehat, manusia memerlukan gizi yang harus tersedia dalam

makanan sehari-hari. Makanan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang

dikenal dengan istilah zat gizi.Menurut Depdiknas (2000: 128) bahwa “ada enam golongan zat gizi atau zat makanan yang perlu bagi tubuh yaitu : (1) karbohidrat,

(2) lemak, (3) protein, (4) vitamin, (5) mineral dan (6) air”.

Keenam zat gizi atau makanan tersebut sangat diperlukan oleh tubuh.

Takaran dan jumlah zat makanan yang dikonsumsi harus memenuhi kebutuhan

yang diperlukan tubuh. Berdasarkan perannya, zat-zat gizi yang diperlukan tubuh

dikelompokkan menjadi tiga. Menurut Muchsin Doewes, Soedarwo dan Slamet

Suherman (1996: 26) menyatakan “dalam garis besar kelima zat gizi diatas dapat

dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Zat gizi sumber energi (hidrat

arang/karbohidrat dan lemak), 2. Zat gizi pembangun (protein), 3. zat gizi

pengatur (mineral, air vitamin).

Untuk lebih jelasnya zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh dapat

diuraikan secara singkat sebagai berikut :

(1). Zat Gizi Sumber Tenaga

Karbohidrat dan lemak merupakan zat gizi sumber tenaga. Setiap 1 gram

karbohidrat mampu menghasilkan empat kalori dan setiap 1 gram lemak

menghasilkan sembilan kalori. Zat hidrat arang terdiri dari monosakarida

(glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa) dan

pelisakarida (zat pati, glikogen, dan selulosa). Sedangkan zat lemak berasal dari

tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kacang, santan) zat lemak berasal dari hewan

(lemak, daging, minyak ikan). Berdasarkan sumbernya lemak dibagi menjadi

visible fat (mentega, minyak kelapa, dan jagung) dan invisible fat(susu, kuning

telur, kacang tanah, kemiri, dan alpokat).

(2). Zat Gizi Pembangun

Protein merupakan zat gizi pembangun tubuh. Bagi anak-anak zat gizi

pembangun sangat dibutuhkan untuk menunjang proses pertumbuhan tubuh.

(28)

commit to user

11

pertumbuhan sel/jaringan, pengganti jaringan yang rusak, pembentuk enzim dan

hormon yang berperan dalam proses pencernaan dan metabolisme serta

pembentukan hemoglobin dan anti bodi”. Disamping itu juga, protein dapat berfungsi sebagai sumber energi selama olahraga pada saat cadangan karbohidrat

berkurang seperti dijelaskan Depdiknas (2000: 130) bahwa, “fungsi protein selain

untuk proses tumbuh kembang, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, untuk

perkembangan otot selama periode pembinaan dan latihan serta sebagai sumber

energiselama olahraga pada saat cadangan karbohidrat berkurang”.

Bagian yang paling sederhana dari protein disebut asam amino. Ada

asam amino esensial yang mutlak diperlukan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat

membuat sendiri harus didapat dari bahan makanan, dan ada asam amino non

esensial yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Menurut bambang Soetedjo (1987:

2) berdasarkan kriteria nilai atau mutunya protein dibagi menjadi tiga golongan

yaitu : “(1) complete protein (susu, daging, ikan telur), (2) partially incomplete

protein(jenis kacang-kacangan) (3)incomplete protein(jenis ubi-ubian)”.

(3). Zat Gizi Pengatur

Setiap saat alat-alat tubuh selalu bekerja tanpa berhenti. Kerja faal tubuh

memerlukan zat makanan yang mengandung zat pengatur, agar kerja faal tubuh

dapat berlangsung dengan lancar. Menurut Bambang Soetedjo (1987: 2) bahwa

“vitamin merupakan zat organik yang mutlak diperlukan oleh tubuh, meskipun

dalam jumlah yang sangat sedikit. Kebutuhan yang bersifat mutlak tersebut

karena vitamin berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan ketahanan dan

mengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh”.

Kerja faal tubuh dapat berjalan dengan lancar, sehingga makanan yang

dikonsumsi sehari-hari harus cukup mengandung vitamin, mineral dan air.

Sumber bahan makanan yang banyak mengandung zat pengatur terutama adalah

sayur-sayuran dan buah–buahan segar.

Air merupakan bagian dari tubuh kita. Seseorang tidak dapat bertahan

hidup lama jika kekurangan air, terlebih lagi bagi olahragawan akan lebih banyak

(29)

commit to user

anorganik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Fungsi mineral adalah

pembentukan jaringan tubuh dan pengendali proses-proses fisiologis”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa air merupakan zat yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu pembentukan jaringan dan pengendali

fisiologik. Jika tubuh kita kekurangan air maka sel-sel tubuh kita akan menderita

kekurangan cairan. Menurut Bambang Soetedjo (1987: 20) akibat yang

ditimbulkan kekurangan cairan yaitu :

1). Reaksi kimia dalam tubuh terganggu.

2) Sel-sel tubuh tidak dapat membuat jaringan dan tidak dapat memanfaatkan energy secara efisien.

3). Timbul penimbunan produk-produk racun dalam aliran darah.

4). Volume darah berkurang sehingga pengangkutan oksigen dan bahan gizi keseluruh tubuh berkurang.

5). Suhu badan naik.

6). Otot-otot lemah dan timbul kelelahan.

Pentingnya peranan air untuk tubuh ini, maka hendaknya perlu

diperhatikan secara serius. Dengan terpenuhinya air terhadap tubuh kita maka

proses kimia dalam tubuh akan dapat berjalan dengan baik.

d. Pengaruh Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Dampak dari kekurangan gizi akan berakibat pada perkembangan dan

petumbuhan anak menjadi tidak normal baik fisik, mental dan intelektualnya.

Seperti yang dikemukakan oleh Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro

(1984: 51) “pengaruh kekurangan gizi pada perkembangan mental akan

menurukan kemampuan belajar, perkembangan reflek neuromotor dan

neurointegratif’”. Menurut Hurlock dalam penelitian Sukintaka (1989: 5) bahwa,

“kemampuan belajar anak akan terhambat pada waktu yang akan datang bila pada

waktu kecilnya mengalami keadaan gizi yang jelek, sebab keadaa gizi yang jelek

akan mengakibatkan perkembangan sel otak kurang baik, dan dampak dari ini

kapasitas intelektual anak menjadi rendah”.

Dampak dari kekurangan gizi sangat mempengaruhi secara simultan

pada diri seseorang. Akibat kekurangan gizi perkembangan dan pertumbuhan baik

(30)

commit to user

13

penyakit seperti penyakit KKP (Kurang Kalori dan Protein), KVA (Kekurangan

Vitamin A), GAKI (Ganguan Akibat Kekurangan Jodium) dan masih banyak

penyakit lain yang ditimbulkan akibat kekurangan gizi. Untuk memperoleh status

gizi yang baik maka pola makan harus diatur baik kuantitas maupun kualitasnya.

e. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu

diantaranya dengan metode antropometri.Menurut Soekirman (2000 :66) “ukuran antropometri yang biasa digunakan antara lain berat badan (BB), tinggi badan

(TB), lingkar kepala (LK), lingkar lengan atas (LLA), dan lingkar dada (LD),

tebal lemak dan sebagainya.”Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan,

artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti

pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu.

Pendapat lain mengemukakan penilaian keadan gizi dengan indeks berat

badan terhadap tinggi badan adalah menurut Mulyo Hadi Sudjito dan Imam

Syafi’I (1981:15) bahwa : “Membandingkan antara tinggi badan dan berat badan

sebagai H/W akan lebih bermakna dari pada dinilai sendiri-sendiri”.

Dengan demikian jelas bahwa pengukuran antroprometrik melalui

pengukuran berat badan dan tinggi badan adalah tepat untuk mengetahui keadaan

gizi seseorang.

Didalam penelitian ini akan digunakan untuk mengetahui keadaan gizi

siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011, ditentukan dengan rumus indeks berat badan terhadap

tinggi badan menurut Hussaini dalam penelitian Sarwono dkk. (2000:20) sebagai

berikut :

) (

) (

m Badan Tinggi

kg Badan Berat INDEKS

Keterangan :

INDEKS : Indek Massa Tubuh

BB (Kg) : Berat Badan dalam satuan Kg

(31)

commit to user

Kriteria :

Indeks Masa Tubuh Kategori

> 25.0 18.5–25.0 17.0–18.4 16.0–16.9

< 16.0

Gemuk Normal Kurang Gizi I Kurang Gizi II Kurang Gizi III

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Menurut Zainal Arifin (1994: 2) bahwa kata “prestasi berasal dari bahasa

Belanda yaitu kata prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesiamenjadi prestasi

yang berarti “hasil usaha”. Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan

dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”. Prestasi tidaka akan

diperoleh selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Kareana

dalam kenyataanya untuk mendapatkan suatu prestasi tidak semudah yang

dibayangkan, tetapi diperlukan pengorbanan dan perjuangan dengan berbagai

tantangan yang harus dihadapi. Sedangkan Nanang Fatah (1997: 20)

mengemukakan prestasi merupakan “tingkah laku yang diarahkan kepada

tercapainya standard of excellent, yaitu seseorang yang mempunyai need dan

achievement tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu ketika merencanakan untuk melakukan sesuatu”. Muchtar Buchori (1985: 94) menyebutkan prestasi

sebagai “hasil-hasil yang tercapai dan atau hasil-hasil yang benar-benar tercapai”. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

merupakan hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan suatu hal yang mana hasil ini dapat berupa tingkah laku yang

diarahkan padastandard of excellent.

b. Pengertian Belajar

Banyak sekali kita jumpai mengenai pengertian tentang belajar

diantaranya Menurut W.S. Wingkel (1996 : 53) Belajar adalah “suatu aktivitas

(32)

commit to user

15

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan nilai

sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”. Sedangkan menurut Sardiman AM, (2001:52), belajar diartikan sebagai “upaya perubahan

tingkah laku dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju perkembangan

pribadi yang seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa serta ranah

afektif, kognitif,dan psikomotorik.”

Ada beberapa definisi tentang belajar yang juga diuraikan oleh

beberapa ahli. Dalam bukunya, Sardiman A.M. (2001:20) mengatakan bahwa:

a. Cronbrach memberi definisi : “Learning is shown by a change in

behaviour as a result or experience”.Cronbrach berpendapat bahwa hasil

dari belajar yang baik harus melalui pengalaman. Belajar harus mengalami

dengan menggunakan panca indranya..

b. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to

imitate, to try somethings themselves, to listen, to follow direction”.

c. Geoch, mengatakan : “Learning is a change on performance ads result of

practice”.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik jika subyek belajar itu

mengalami atau melakukannya, sehingga tidak bersifat verbalistik.

Menurut SardimanA. M. (2001: 21) “belajar adalah berubah”. Dalam hal

ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha untuk merubah tingkah laku. Jadi

belajar akan membawa perubahan pada individu-individu yang mengalami proses

belajar. Sehingga secara umum dikatakan sebagai sebuah proses interaksi antara

diri manusia(id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud

pribadi, fakta konsep, ataupun teori. Hal di atas dimaksudkan, belajar merupakan

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu-individu dengan lingkungannya. Jadi belajar dapat diartikan sebagai perubahan

(33)

commit to user

yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan percakapan,

keterampilan, sikap pengertian, minat motivasi, watak dan penyesuaian diri.

Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organisme untuk

mengubah tingkah laku dengan cepat dan bersifat permanen sehingga perubahan

yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi baru.

Burhan Nurgiyantoro (2000: 58) berpendapat bahwa belajar, ”suatu proses

perubahan disposisi dan kapabilitas” ada pendapat pula bahwa ”belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”.

Menurut Tabrani Rusyan (1989: 78) ”belajar adalah perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk penguasaan dan penilaian terhadap sesuatu atau

mengenal sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat

dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan”.

Menurut Sumanto Y, (1992: 116) menyatakan :

Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi terhadap suatu keadaan, perubahan, yang mana tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan atau kematangan atau keadaan organisme yang sementara. Atau belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian. Dalam proses pendidikan terdapat dua konsep tang tidak dapat dipisahkan yaitu belajar dan mengajar. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai pihak yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar dapat berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal.

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah

lakunya berkembang. Apabila seseorang belajar maka akan menghasilkan sesuatu

yang telah dipejari yang disebut dengan prestasi.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan

tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman tertentu. Perubahan ini berbentuk

(34)

commit to user

17

(konstan). Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang

dilakukan oleh individu yang sedang belajar.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu berusaha untuk mencapai

suatu keberhasilan. Begitu pula dalam kegiatan belajar disekolah, seorang siswa

yang belajar pasti menginginkan keberhasilan dalam belajarnya. Dalam dunia

pendidikan keberhasilan ini disebut dengan prestasi belajar. Menurut syaiful Bahri

Djamarah (1994: 24) mempunyai pendapat bahwa ”Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari

disekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang

dinyatakan sesudah hasil penilaian”. Menurut Sutratinah (2001: 43) bahwa

”prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan

menurut Saifudin Anwar (2002: 13) prestasi belajar sebagai ”prestasi atau hasil

yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”.

Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar diatas dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang atau siswa

setelah melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf maupun kalimat.

Prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga aspek, menurut Bloom

dalam bukunya Suharsimi Arikunto (2002 : 32) ”prestasi belajar dibedakan

menjadi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Aspek konitif

adalah berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari lima aspek

yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian organisasi dan internalisasi.

Sedangkan aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

(35)

commit to user

keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,

gerak keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

d. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

prestasi belajar yang dicapai siswa disekolah merupakan salah satu

ukuran terhadap penguasaan materi yang diberikan guru di sekolah. Prestasi

belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik faktor dari dalam

(intern) dan faktor faktor dari luar (ekstern). Faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar menurut Slameto (1995 : 54) antara lain :

1) Faktor intern

a) Faktor Jasmaniah b) Faktor psikologis

Ada beberapa faktor yang tergolong dalam faktor psikologis di antaranya :

(1) Intelegensi (2) Minat (3) Bakat

(4) Kemandiriian (5) Kesiapan c) Faktor Kelelahan 2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu : a) Faktor Keluarga

b) Faktor Sekolah (1) Metode mengajar (2) Sarana dan prasarana (3) Metode belajar c) Faktor Masyarakat

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1997: 102) faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Faktor dari dalam ini antara lain : perhatian, kesehatan, intelegensi, minat, motivasi, aktifitas belajar dan cara belajar.

2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar individu.

(36)

commit to user

19

Prestasi belajar memiliki beberapa fungsi. Fungsi prestasi belajar yang

dikemukakan oleh Zainal Arifin (1990) antara lain :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (curiosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan para peserta didik dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. Asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

6) Prestasi belajar dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan, seleksi atau penempatan anak didik.

e. Cara Mengukur Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diketahui setelah siswa mengalami proses belajar

mengajar kemudian menjalani tes yang diberikan oleh pengajar. Tes yang

dipergunakan untuk mengukur prestasi adalah tes prestasi belajar. Menurut

Mudjijo (1995 : 29)Tes prestasi belajar merupakan “salah satu jenis tes kekuatan yang bermaksud mengukur kemampuan siswa yang dites dalam menjawab

pertanyaan atau persoalan sehubungan dengan hal-hal atau materi pelajaran yang

telah dipelajarinya”. Kemudian menurut Saifuddin Azwar (2002: 10) tes prestasi

belajar “berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi

maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah

(37)

commit to user

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa tes prestasi belajar

adalah tes yang disusun secara terencana untuk mengukur kemampuan siswa

dalam menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan. Selain berfungsi untuk

mengukur prestasi belajar, tes prestasi juga memiliki fungsi :

1) Fungsi penempatan

Yaitu penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu ke dalam

bidang atau jurusan yang sesuai dengan kemampuannya.

2) Fungsi formatif

Yaitu penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh mana kemajuan

belajar telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran.

3) Fungsi diagnostik

Digunakan untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar,

mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera

4) Fungsi sumatif

Penggunaan hasil tes prestasi belajar adalah untuk memperoleh informasi

mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam

suatu program pelajaran.

Setelah diadakan tes, untuk mengetahui hasil dari tes tersebut maka

dilakukan pengukuran untuk mendapatkan skor dan nilai siswa. Menurut

Suharsimi Arikunto (1999 : 235) Skor adalah “hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab

betul oleh siswa” dan nilai adalah “angka ubahandari skor dengan menggunakan

acuan tertentu yakni acuan normal atau acuan standar”.

B. Pendidikan Jasmani

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

yang terdapat dalam program pendidikan umum. Menurut Ateng (1989: 104)

”Pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

(38)

commit to user

21

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh

peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan

pembentukan watak”. Dengan demikian dapat dikatakan disini bahwa pendidikan

jasmani sekolah, bukan semata-mata ditekankan pada pencapaian kesegaran fisik,

pengembangan keterampilan, kemampuan motorik saja, namun juga menanamkan

gemar hidup sehat sejak anak–anak. Seseorang yang memiliki pemahaman sejak

usia dini tentang perencanaan program kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada

gilirannya akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktivitas, termasuk

pemahaman akan gizi.

Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari Physical education yang

digunakan di Amerika. Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan

mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan

sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk

mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian

pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan

disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,

meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan

pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut (Syarifuddin & Muhadi,

1992: 04). Bahwa :

“Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan. Pendidikan jasmani dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan keterampilan, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani, menanamkan kegemaran untuk melakukanaktivitas jasmani”.

Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1984: 18). mengemukakan :

(39)

commit to user

- Untuk memelihara dan menjaga kesehatan badan seperti alat-alat pemafasan, peredaran darah, pencemaan makanan, melatih otot-otot dan urat syaraf, melatih kecekatan, melatih ketangkasan, dan lain-lain. - Membentuk budi pekerti anak, seperti melatih kesabaran, keberanian,

kejujuran, sportivitas, taat pada peraturan-peraturan, kesukaan, dan kerajinan bekerja, dan lain-lain.

- Memupuk perasaan sosial, seperti: tolong-menolong, bekerja sama. setia kawan, dan lain-lain.

Memupuk perkembangan fungi jiwa, seperti : kecerdasan ingatan dan lain- lain”.

2. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani penting bagi setiap manusia untuk menjalankan

aktifitasnya dan juga bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan

anak agar dapat tumbuh secara normal. Menurut M. Sajoto (1988: 43) bahwa

”kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas

sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang

cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang

serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan”. Sedangkan

menurut Sudarno S.P. (1992 :9) bahwa, ”kebugaran jasmani adalah kapasitas

fungsional total sesorang untuk melakukan kerja tertentu dengan hasil baik atau

memuaskan tanpa kelelahan berarti”.

Dari pengertian kebugaran jasmani diatas dapat disimpulkan bahwa,

kebugaran jasmani diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan tugas

sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dalam arti

masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup. Tingkat kebugaran jasmani

seseorang dapat dilihat dari kemampuan dan kesanggupan melakukan aktifitas

fisik tanpa mengalami kelelahan berarti.

Kebugaran jasmani adalah suatu kesatuan utuh dari

komponen-komponen yang ada. Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh fungsi

kerja dari komponen-komponen yang ada dengan baik. Dengan demikian

komponen kebugaran jasmani dapat dilihat dari dua aspek yaitu; dari aspek

kesehatan fisik(health related fitness)serta aspek keterampilan fisik(skill related

(40)

commit to user

23

Secara lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam kebugaran

jasmani, menurut Baum Gartner. T.A.et al. (2003 :143) adalah sebagai berikut :

Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya tahan jantung paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibitas, dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang behubungan dengan keteranpilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d) kelincahan, (e) koordinasi, (f) kecepetan reaksi.

a) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik meliputi :

1). Daya tahan jantung paru

Daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung paru-paru

dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktifitas

sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang

berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang kerja otot

yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif.

2). Kekuatan otot

Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk melakukan sekali kontraksi secara maksimal melawan

tahanan atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya

(force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu

kontraksi maksimal.

3). Daya tahan otot

Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi

secara terus menerus pada tingkat sub maksimal.

4). Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam

ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukkan besarnya

pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan(range

of mevement).

5). Komposisi tubuh

Komposisi tubuh adalah jumlah relatif lemak tubuh dan jaringan

tubuh atau massa lemak bebas. Berat badan dapat dibagi menjadi dua

(41)

commit to user

b) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan Keterampilan meliputi :

1). Kecepatan

Kecepatan adalah kemepuan untuk melaksanakan gerakan yang sama

atau tidak sama dalam waktu sesingkat mungkin.

2). Power

Power adalah kemampuan untuk memungkinkan otot atau sekelompok

otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif.

3). Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi

tubuh secara tepat pada saat berdiri(static balance) atau pada saat melakukan

gerakan(dynamik balance).

4). Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan merubah arah tubuh atau bagian tubuh

secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan.

5). Koordinasi

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau

kerja dengan sangat tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan

harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.

6). Kecepatan reaksi

Kecepatan reaksi adalah waktu yang digunakan antara munculnya

suatu stimulus atau rangsangan dengan mulainya suatu reaksi. Stimulus untuk

kecepatan reaksi berupa ; penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan

sentuhan. Kecepatan reaksi yang berkurang pada seseorang disebabkan oleh

lambatnya pemprosesan informasi.

Kebugaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki oleh

siswa dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Siswa yang memilki kebugaran

jasmani yang baik, dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik. Sebaliknya

siswa yang memiliki kebugaran jasmani kurang baik, maka ia tidak dapat

melakukan tugas sehari-hari dengan baik pula. Menurut Mulyono B. (1997 :64)

(42)

commit to user

25

bagi pelajar, yang berarti menjadi masalah sekolah dan para pendidiknya

khususnya guru olahraga”. Sehingga bagi siswa fugsi kebugaran jasmani sangat erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar dalam proses belajar

mengajar, terutama dalam upaya mempertinggi kemampuan dan kemauan siswa

untuk semangat dalam memperoleh prestasi belajar.

3. Kurikulum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Curir artinya

pelari. Kata Curee artinya tempat berpacu. Kurikulum diartikan sebagai jarak

yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah

mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa atau murid untuk mencapai ijazah.

Rumusan kurikulum tersebut mengandung makna bahwa kurikulum tidak lain

adalah sejumlah mata pelajaran (subyek materi) yang harus dikuasai oleh siswa,

agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering dipandang

sebagai rencana pelajaran untuk siswa. Kurikulum yang semula dipandang

sebagai sejumlah mata pelajaran, kemudian beralih makana menjadi semua

kegiatan dan semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah

tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan

Kurikulum pendidikan jasmani adalah pedoman bagi seorang guru

bidang studi pendidikan jasmani untuk mencapai tujuannya. Winarno Surachmad

dalam bukunya Burhan Nurgiyantoro (1988: 6) mendefinisikan “Kurikulum

adalah suatu program pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan

tertentu”.

Pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan kebugaran dan

keterampilan dalam bidang olahraga, mengembangkan kebiasaan hidup sehat,

menanamkan rasa disiplin, sportifitas, dan percaya diri serta tanggung jawab

kepada para peserta didik. Disamping tujuan utama ada juga tujuan yang lain

dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diberikan di

sekolah-sekolah, antara lain untuk ; membentuk rasa percata diri, mengembangkan rasa

(43)

commit to user

kawan/orang lain, memberikan keterampilan dasar gerak tertentu, dan

memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan budaya hidup kepada siswa.

Adapun program dan perencanaan pendidikan jasmani terdapat dalam

Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bidang studi Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan (Pendidikan Jasmani). Di dalam GBPP bidang studi Pendidikan

Jasmani memuat tentang materi pelajaran pendidikan jasmani yang menyangkut

beberapa cabang olahraga. Dalam mengajarkan beberapa cabang olahraga tersebut

memerlukan prasarana dan sarana yang memadahi, apabila prasarana dan sarana

yang tersedia tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kurikulum

pendidikan jasmani, maka harus dapat diusahakan pemecahannya demi

tercapainya tujuan pendidikan jasmani.

C. Kerangka Pemikiran

Keadaan gizi yang baik sangat dibutuhkan dan penting bagi siswa,

karena dengan adanya gizi yang baik dapat membantu pertumbuhan jasmani,

kecerdaan otak, daya tahan tubuh dan produktifitas kerja yang dilakukan serta

untuk kegiatan fisik dan mental. Dengan demikian siswa akan mudah menerima

pelajaran tanpa ada kesulitan yang disebabkan karena gangguan gizi , sehingga

siswa dapat belajar dengan lancar dan dapat mencapai prestasi belajar dengan

baik.

Gizi selalu berhubungan dengan kesehatan tubuh, sehingga dengan

kesehatan yang baik siswa dapat mengikuti pelajaran dengan lancar serta dapat

mencapai prestasi yang optimal. Apabila kesehatan baik, untuk melakukan

aktifitas fisik akan terasa mudah begitu juga sebaliknya. Untuk menghindari hal

semacam itu maka harus banyak melakukan aktifitas jasmani dan olahraga secara

teratur sesuai dengan ukurannya. Oleh karena itu pendidikan jasmani dan

kesehatan perlu diberikan disekolah guna membantu siswa dalam upaya

(44)

commit to user

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di seluruh SD Negeri se-Gugus VI

Kecamatan Jebres kota Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10, 11,12 Agustus, dan 15

Desember 2010.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kuantitatif. Di mana

penelitian ini mendeskripsikan status gizi dan prestasi belajar pendidikan jasmani

pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI kecamatan Jebres kota

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

C. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD

Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta sebanyak 470 anak.

Dengan perincian sebagai berikut :

No. Nama SD Jumlah siswa

1. 2. 3. 4 5 6 7 8 SDN Mipitan SDN Sabrang Lor SDN Mojosongo 1 SDN Mojosongo 2

SDN Krajan SDN Debegan SDN Wonowoso SD

Gambar

Tabel 1.Deskripsi data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-
Gambar 1. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus
Tabel   3. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri  Mipitan
Gambar 3 . Grafik persentase status gizi siswa kelas V SD Negeri Mipitan  tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Some tips for mathematics teachers for teaching and learning mathematics activities based on Gardner's multiple intelligences are: (1) each student has

Hadirnya buku ini diharapkan juga bisa m engispirasi gene- rasi m uda (khususn ya di lin gkun gan Muham m adiyah) un tuk dapat kem bali kepada n ilai-n ilai Al-Qur’an , berfikir un

[r]

Juni 2012 perihal Penawaran Pekerjaan Penyediaan Makanan dan Minuman Peserta dan Panitia Diklat Kepemimpinan Tingkat IV sebanyak 2 (dua) Angkatan Kabupaten Hulu

Jika t erdapat bukt i penurunan nilai, kerugian kumulat if - yang diukur sebagai selisih ant ara biaya perolehan dengan nilai waj ar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai

Oleh karena itu skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk menciptakan aplikasi remote mikrotik yang dilengkapi dengan kemampuan setting hotspot otomatis dan menyediakan menu