HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA PRAKTEK DAN PERSEPSI TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM PRAKTEK TEKNOLOGI PEMESINAN I PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
EDY ROMULUS SITANGGANG NIM. 509321014
FAKULTAS TEKNIK
v
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori ... 11
1. Hakekat Hasil Belajar Teknologi Pemesinan ... 11
a. Pengertian Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I ... 11
2. Hakekat Motivasi Kerja Praktek ... 21
a. Pengertian Motivasi Kerja Praktek ... 21
3. Hakekat Persepsi Tentang Kesehatan Keselamatan Kerja ... 26
a. Pengertian Persepsi Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja ... 26
B. Kerangka Berpikir ... 29
1. Hubungan Antara Motivasi Kerja Praktek Dengan Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I ... 29
vi
3. Hubungan Antara Motivasi Kerja Praktek Dan Persepsi
Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Hasil
Belajar Teknologi Pemesinan I ... 32
C. Pengajuan Hipotesis ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian ... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
D. Variabel Penelitian ... 36
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Instrumen Penelitian ... 37
H. Uji Coba Instrumen Terpakai ... 41
I. Teknik Analisis Data ... 42
1. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 43
2. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 43
3. Uji Persyaratan Analisis ... 44
4. Pengujian Hipotesis ... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 48
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 52
C. Uji Persyaratan Analisis ... 55
1. Uji Normalitas ... 55
2. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 56
D. Pengujian Hipotesis ... 59
E. Pembahasan Penelitian ... 62
F. Keterbatasan Penelitian ... 65
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
vii
C. Saran ... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1. Paradigma Penelitian. ... 34 Gambar 2. Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja Praktek (X1). ... 49
Gambar 3. Histogram Skor Variabel Persepsi Tentang Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (X2). ... 50
Gambar 4. Histogram Skor Variabel Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I
(Y) ... 52 Gambar 5. Gambaran Umum Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Kompetensi Keahlian Mesin Bubut ………...…... 15
Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin …... 36
Tabel 3. Penskoran Butir Angket Motivasi Kerja Praktek ... 38
Tabel 4. Kisi - kisi Angket Motivasi Kerja Praktek ... 38
Tabel 5. Penskoran Butir Angket Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 39
Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 40
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja Praktek (X1) ... 48
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (X2) ... 50
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I (Y) ... 51
Tabel 10. Tingkat Kecendrungan Motivasi Kerja Praktek (X1) ... 52
Tabel 11. Tingkat Kecendrungan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Y) ... 53
Tabel 12. Tingkat Kecendrungan Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I (X1) ... 54
Tabel 13. Ringkasan Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian... 55
Tabel 14. Ringkasan ANAVA untuk persamaan regresi (Y) dengan (X1) ... 56
Tabel 15. Ringkasan ANAVA untuk persamaan regresi (Y) dengan (X2) ... 57
Tabel 16. Ringkasan ANAVA Regresi Ganda ... 58
Tabel 17. Ringkasan Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja Praktek (X1) .. 84
Tabel 18. Ringkasan Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja Praktek (X1) ... 87
Tabel 19. Ringkasan Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2) ... 88
Tabel 20. Ringkasan Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2) ... 87
Tabel 21. Tabel Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat Y atas X1 ... 105
x
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Angket Motivasi Kerja Praktek ... 73
Lampiran 2. Angket Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ... 77
Lampiran 3. Data Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja Praktek ... 81
Lampiran 4. Data Uji Coba Instumen Persepsi Tentang Kesehatan Keselamatan Kerja ... 82
Lampiran 5. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja Praktek ... 83
Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja Praktek... 86
Lampiran 7. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Kesehatan Keselamatan Kerja ... 88
Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ... 90
Lampiran 9. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Median, Modus, SD ... 92
Lampiran 10. Identifikasi Tingkat Kecenderungan ... 97
Lampiran 11. Uji Normalitas Sebaran Data ... 100
Lampiran 12. Perhitungan Pers Regresi, Uji Kelinineran Y VS X1.. ... 103
Lampiran 13. Perhitungan Pers Regresi, Uji Kelinineran Y VS X2 ... 109
Lampiran 14. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian .... 115
Lampiran 15 Perhitungan Regresi Ganda, Uji Kelinieran, dan keberartian ... 117
Lampiran 16. Perhitungan Korelasi ganda dan Uji Keberartian ... 120
iii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji syukur atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih, Penulisng serta
rahmatNya berupa kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Adapun Judul Skripsi Ini Adalah : “Hubungan Antara Motivasi Kerja
Praktek Dan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Praktek Teknologi Pemesinan I Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan”.
Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak menemukan
kendala karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh Penulis, namun
berkat bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa pentunjuk, bimbingan,
saran-saran dari berbagai pihak, semua dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu,
pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Bonaraja Purba, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
mana telah banyak memberi masukan dan motivasi kepada penulis untuk
iv
4. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan dan Dosen
Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Selamar Riadi, MT selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik
Mesin dan Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan
bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak/Ibu Dosen jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan Penulis
Ilmu pengetahuan sehingga Penulis mampu menyelesaikan studi Penulis.
8. Teman - teman Ekstensi ‘09 yang telah memberikan dukungan dan
semangat kepada Penulis.
Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberkati dan membalas kebaikan yang telah diberikan.
Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini,
namun, Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi,
maupun tata bahasa. Untuk itu Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya.
Medan, April 2014 Penulis,
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam meningkatkan
kemajuan bangsa. Suatu bangsa hanya dapat dimungkinkan maju apabila sumber
daya manusia yang terkandung didalamnya secara kontinyu meningkat sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat di
masyarakat. Hal ini memberikan indikator perlunya untuk menyeimbangkan
sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.
Pendidikan merupakan integral dari kehidupan masyarakat, oleh karena itu
pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dalam kaitan yang harmonis dan
selaras dengan kebutuhan yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Buchori dalam Kadir (2001) menjelaskan bahwa
pendidikan dipandang sebagai faktor pembangunan manusia. Dengan upaya
memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah berupaya meingkatkan suber daya
manusia melalui peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan
mulai dari pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan perguruan tinggi.
Mutu pendidikan dari suatu lembaga pendidikan tercermin pada sejauh
mana para lulusan mencapai tujuan lembaga pendidikan tersebut, seperti yang
dikemukakan oleh Suryadi (2001). “Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses
pendidikan benar – benar menjadikan peserta didik mampu belajar dan benar –
2
lembaga tersebut kelak memenuhi tuntunan masyarakat atau lembaga pendidikan
yang lebih tinggi, seperti lazimnya tercantum dalam tujuan pendidikan nasional”.
Selanjutnya Armadi (2000) mengatakan beberapa faktor utama kurangnya
mutu pendidikan antara lain: 1. Faktor dana pendidikan yang relative masih kecil,
2. Faktor sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai, 3. Faktor
kesemrautan sistem adminsitrasi dan manajemen pendidikan kita, dan faktor
rendahnya mutu itu sendiri. Lebih lanjut Slameto (2003) mengatakan bahwa
ketidakmampuan para lulusan lembaga pendidikan di lapangan pekerjaan,
rendahnya mutu pendidikan ditanah air ini menyebabkan lulusan lembaga
pendidikan tidak mampu mandiri, kurang rasa tanggung jawab dan kurang
kedewasaan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya
manusia adalah melalui pengelolaan lembaga – lembaga pendidikan. Hal ini
sesuai denga tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Misi pendidikan kejuruan telah digariskan dalam Undang – Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Misi Pendidikan Nasional yang
berbunyi:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
3
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI
Dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 11 ayat 3, yakni “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat siap bekerja dalam bidang tertentu”.
Secara konstitusi, menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan kejuruan
mempunyai peranan yang cukup penting dalam menentukan keberhasilan
pembangunan nasional. Hal ini, sejalan dengan kebutuhan sumber daya manusia
yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang sedang
berkembang di masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi alasan serta ketegasan
pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan.
Titik berat pendidikan kejuruan adalah memberikan bekal pengetahuan
dan keterampilan guna mempersiapkan lulusannya memasuki lapangan pekerjaan.
Berbagai upaya secara khusus telah dilaksanakan seperti perbaikan kurikulum
yang terus menerus berkembang, penerapan Pada hakekatnya pendidikan kejuruan
berorientasi pada dunia kerja, meliputi kemampuan pengetahuan akan teori dan
keterampilan praktek serta pemahaman tentang bagaimana tindakan kesehatan dan
keselamatan kerja itu sendiri, maka kualitas lulusannya adalah tolak ukur untuk
memenuhi tuntutan lapangan pekerjaan. Penyediaan balai latihan juga merupakan
tindakan nyata untuk meningkatkan kemampuan dengan memberi upaya untuk
4
Banyak para lulusan pendidikan kejuruan yang kurang siap mengisi
lowongan pekerjaan yang disebabkan oleh rendahnya hasil belajar peserta didik.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta
didik dalam pembelajaran, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh
Slameto (2003:54) antara lain: 1. Faktor ekstern (faktor yang ada diluar peserta
didik), antara lain: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 2.
Faktor intern (faktor yang di dalam peserta didik), antara lain: faktor jasmaniah
dan faktor psikologis, yaitu motivasi kerja praktek, persepsi tentang keselamatan
kesehatan kerja, dan kelelahan berpikir. Rendahnya pemahaman tentang
keselamatan kesehatan kerja tersebut dipertegas oleh data hasil penelitian Kadir
(2006) mengenai penelitian pengetahuan keselamatan kesehatan kerja bahwa
banyak peserta didik pendidikan kejuruan di 6 Propinsi secara umum masih
kurang, yaitu sebanyak 46,10% (2219 peserta didik) dan jumlah responden
sebanyak 4815 peserta didik.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa lulusan masih memiliki
keterampilan kerja yang rendah dan mereka belum memiliki kemampuan
beradaptasi dengan sarana dan fasilitas dunia kerja hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan akan teori, rendahnya pemahaman tentang keselamatan
kesehatan kerja dan rendahnya prestasi praktek.
Mengantisipasi hal ini, pendidikan kejuruan terus berbenah diri dalam
peningkatan pemahaman teori pemesinan sehingga akan lebih mudah dalam
melakukan praktek pemesinan sehingga dapat menghasilkan prestasi praktek yang
baik. Salah satu upaya pemenuhan hal tersebut adalah dengan adanya Mata Kuliah
5
Teknologi Pemesinan merupakan proses pemesinan dengan menggunakan
prinsip pemotongan logam, yaitu: proses pemotongan konvensional dengan mesin
perkakas, dan proses pemotongan non konvensional. Proses pemotongan
konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais
(milling), dan sekrap (shaping). Proses pemotongan non konvensional contohnya
dengan mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan wire cutting. Proses
pemotongan logam ini biasanya disebut proses Pemesinan, yang dilakukan dengan
cara membuang bagian benda kerja yang tidak digunakan menjadi beram,
sehingga terbentuk benda kerja.
Adapun tujuan dari Mata Kuliah Teknologi Pemesinan adalah agar peserta
didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengoperasian,
penggunaan alat – alat pemesinan dan perawatan mesin – mesin sebagai dasar
untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan. Bagi peserta didik, pelaksanaan
Mata Kuliah ini disamping mensyaratkan memiliki pengetahuan teori dan praktek,
juga mensyaratkan memiliki pemahaman tentang keselamatan kesehatan kerja.
Seperti diketahui bahwa kecelakaan kerja dapat merugikan banyak pihak,
disamping yang bersangkutan, orang tua, perusahaan dan juga pihak sekolah atau
lembaga pendidikan. Persepsi tentang keselamatan kesehatan kerja adalah salah
satu pendekatan atau cara yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan peserta
didik supaya lebih mengutamakan pentingnya keselamatan kesehatan kerja.
Hasil observasi penulis dengan metode wawancara yang dilakukan dengan
Mahasiswa yang telah selesai mengambil Mata Kuliah Teknologi Pemesinan I
(wawancara dilakukan kepada Mahasiswa stambuk 2009 jalur ekstensi pada
6
mengalami kesulitan dalam menggunakan peralatan kerja sehingga waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan satu benda kerja (Job Sheet) terasa kurang dari
waktu yang direncanakan dan sering kali mengabaikan unsur – unsur keselamatan
dan kesehatan kerja. Sedangkan 32% atau sebanyak 5 dari 16 Mahasiswa tidak
mengalami kesulitan dalam menggunakan peralatan kerja sehingga tidak
diperlukan waktu yang relatif lama untuk mengerjakan satu benda kerja (Job
Sheet.
Lebih lanjut dari hasil wawancara di dapat termuan bahwa Mahasiswa
yang mengalami kesulitan dikarenakan berasal dari SMA/MA sederajat, sehingga
Mahasiswa merasa salah dalam menentukan Jurusan di Universitas dan
mengakibatkan motivasi yang rendah dalam pelaksanaan praktek. Sedangkan bagi
Mahasiswa yang merasa tidak ada kesulitan dalam praktek Teknologi Pemesinan,
mengatakan lulusan dari SMA/MA sederajat tidak menjadi alasan untuk mendapat
hasil belajar Teknologi Pemesinan yang baik asal didukung dengan motivasi yang
tinggi. Lima dari seluruh Mahasiswa yang mendapat nilai baik tersebut
merupakan lulusan dari SMA/MA sederajat.
Berdasarkan data hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kesulitan–
kesulitan yang didapat Mahasiswa tersebut akhirnya berdampak kepada hasil
belajar praktek/tugas Job Sheet yang tidak terselesaikan semuanya. Relatif
rendahnya hasil praktek yang dimiliki diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti kurangnya motivasi kerja praktek dan persepsi/tanggapan akan hal–hal
keselamatan dan kesehatan kerja
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa adanya kesenjangan antara
7
terlepas dari tingkat motivasi praktek yang masih rendah maupun pemahaman
tentang keselamatan kesehatan kerja, secara khusus pada Mata Kuliah Teknologi
Pemesinan I. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “ Hubungan Motivasi Kerja Praktek Dan Persepsi Mahasiswa Tentang
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Praktek Teknologi Pemesinan I Pada Program Studi Pendidkan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah – masalah antara lain: Mengapa Motivasi Kerja praktek
cenderung rendah? Seberapa besar kecenderungan Motivasi Kerja praktek
terhadap hasil belajar Teknologi Pemesinan I? Mengapa Persepsi Mahasiswa
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja cenderung rendah? Seberapa besar
kecenderungan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja terhadap
hasil belajar Teknologi Pemesinan I? Apakah hasil belajar praktek Teknologi
Pemesinan I yang baik dimungkinkan tercapai tanpa Motivasi Kerja Praktek?
Apakah hasil belajar praktek Teknologi Pemesinan I yang baik dimungkinkan
tercapai tanpa Persepsi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja? Apakah
Motivasi Kerja Praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
dapat mempengaruhi Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I?
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada sehingga terlalu luas untuk
dibahas, maka dibutuhkan waktu yang cukup lama dan operasional yang cukup
8
dengan efektif dan efisien. Masalah yang dibatasi penulis yaitu hubungan antara
Motivasi Kerja Praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Mahasiswa dalam Praktek Teknologi Pemesinan I pada Program Studi Pendidikan
Teknik Mesin Unimed T.A. 2013/2014 stambuk 2012.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang telah dikemukakan di
atas, terdapat banyak faktor yang memiliki hubungan dengan hasil belajar
Teknologi Pemesinan I. Hal ini diduga diperngaruhi oleh banyak faktor, apakah
masalah alat/mesin pendukung yang tersedia atau disebabkan ketidakmampuan
mempergunakan alat dan juga pengetahuan tentang Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja, maupun faktor – faktor lain. Untuk memperjelas fokus masalah yang
diteliti dan karena luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan
masalah dengan pertimbangan yaitu:
1. Hal yang berhubungan dengan Hasil Belajar Praktek Teknologi
Pemesinan. Dibatasi pada Mata Kuliah Praktek Teknologi Pemesinan I.
2. Hal yang berkaitan dengan Motivasi Kerja Praktek. Dibatasi pada faktor
internal dan eksternal Mahasiswa dalam mengikuti Praktek Teknologi
Pemesinan I.
3. Hal yang berkaitan dengan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja pada Teknologi Pemesinan I.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka peneliti mengajukan rumusan masalah penelitian ini
9
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja
praktek dengan hasil belajar mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan
I?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi tentang
tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan hasil belajar mahasiswa
dalam praktek Teknologi Pemesinan I?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja
praktek dan persepsi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan hasil
belajar mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja praktek dengan hasil
belajar mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I
2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dengan hasil belajar mahasiswa dalam praktek Teknologi
Pemesinan I
3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja praktek dan persepsi
tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan hasil belajar mahasiswa
dalam praktek Teknologi Pemesinan I
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang akan dilakukan nantinya, diharapkan dapat
10
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mengembangkan konsep - konsep dalam pendidikan dan memberikan
pengetahuan, yang dalam hal ini adalah hubungan antara motivasi kerja
praktek dan persepsi Mahasiswa tentang keselamatan dan kesehatan kerja
dengan hasil belajar mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I
b. Sebagai bahan masukan kepada setiap calon guru maupun guru agar selalu
dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar praktek
Teknologi Pemesinan I
c. Sebagai bahan penelitian yang relevan untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan hasil belajar praktek Teknologi Pemesinan I
d. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan dalam usaha meningkatkan
hasil belajar praktek Teknologi Pemesinan I
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi tentang hubungan antara motivasi kerja praktek
dengan hasil belajar praktek Teknologi Pemesinan I
b. Memberikan informasi tentang hubungan antara persepsi Mahasiswa tentang
keselamatan dan kesehatan kerja dengan hasil belajar praktek Teknologi
Pemesinan I
c. Memberikan informasi tentang hubungan antara motivasi kerja praktek dan
persepsi Mahasiswa tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan hasil
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA PRAKTEK
DAN PERSEPSI TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
DALAM PRAKTEK TEKNOLOGI PEMESINAN I PADA PROGRAM STUDI PENDIDKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oleh:
Edy Romulus Sitanggang 509321014
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja praktek dan persepsi tentang kesehatan dan keselamatan kerja dengan hasil belajar Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Unimed. Metode penelitian ini adalah metode desktiptif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I TA. 2013/2014 yang berjumlah 68 Mahasiswa. Instrumen pengumpulan data untuk motivasi kerja praktek dan persepsi tentang kesehatan keselamatan kerja adalah angket, sedangkan untuk hasil belajar Teknologi Pemesinan I diukur dengan dokumentasi nilai Dosen. Temuan penelitian ini adalah: (1) Motivasi kerja praktek dengan hasil belajar Teknologi Pemesinan I (Ha diterima) dengan ry,1 = 0.711 > rtabel = 0.233 dan besar thitung = 4.772 > ttabel = 1.996; (2) Persepsi tentang
kesehatan keselamatan kerja dengan hasil belajar Teknologi Pemesinan I (Ha diterima) dengan ry,2 = 0.667 > rtabel = 0.233 dan besar thitung = 3.164 > ttabel = 1.996; (3) Motivasi kerja praktek
dan persepsi tentang kesehatan dan keselamatan kerja dengan hasil belajar Teknologi Pemesinan I (Ha diterima) dengan R = 0.998 > rtabel = 0.233 dan besar Fhitung = 7.492 > Ftabel =
3.14.
Kata Kunci: Motivasi Kerja Praktek, Persepsi tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja(K3), Hasil belajar praktek Teknologi Pemesinan I.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Suatu bangsa hanya dapat dimungkinkan maju apabila sumber daya manusia yang terkandung didalamnya secara kontinyu meningkat sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat di masyarakat. Hal ini memberikan indikator perlunya untuk menyeimbangkan sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.
Mutu pendidikan dari suatu lembaga pendidikan tercermin pada sejauh mana para lulusan mencapai tujuan lembaga pendidikan tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Suryadi (2001). “Mutu
pendidikan dapat terwujud jika proses pendidikan benar – benar menjadikan peserta didik mampu belajar dan benar – benar belajar sebanyak mungkin dengan demikian diharapkan para lulusan di lembaga tersebut kelak memenuhi tuntunan masyarakat atau lembaga pendidikan yang lebih tinggi, seperti lazimnya tercantum dalam tujuan pendidikan nasional”.
disebabkan oleh rendahnya hasil belajar peserta didik. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto (2003:54) antara lain: 1. Faktor ekstern (faktor yang ada diluar peserta didik), antara lain: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 2. Faktor intern (faktor yang di dalam peserta didik), antara lain: faktor jasmaniah dan faktor psikologis, yaitu motivasi kerja praktek, persepsi tentang keselamatan kesehatan kerja, dan kelelahan berpikir.
Mengantisipasi hal ini, pendidikan kejuruan terus berbenah diri dalam peningkatan pemahaman teori pemesinan sehingga akan lebih mudah dalam melakukan praktek pemesinan sehingga dapat menghasilkan prestasi praktek yang baik. Salah satu upaya pemenuhan hal tersebut adalah dengan adanya Mata Kuliah Teknologi Pemesinan I. Adapun tujuan dari Mata Kuliah Teknologi Pemesinan adalah agar peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengoperasian, penggunaan alat – alat pemesinan dan perawatan mesin – mesin sebagai dasar untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan. Bagi peserta didik, pelaksanaan Mata Kuliah ini disamping mensyaratkan memiliki pengetahuan teori dan praktek, juga mensyaratkan memiliki pemahaman tentang keselamatan kesehatan kerja.
Hasil observasi penulis dengan metode wawancara yang dilakukan dengan Mahasiswa yang telah selesai mengambil Mata Kuliah Teknologi Pemesinan I (wawancara dilakukan kepada Mahasiswa stambuk 2009 jalur ekstensi pada tanggal 29 Oktober 2013), sekitar 68% atau sebanyak 11 dari 16 Mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan peralatan kerja sehingga waktu yang diperlukan untuk mengerjakan satu benda kerja (Job Sheet) terasa kurang dari waktu yang direncanakan dan sering kali mengabaikan unsur – unsur keselamatan
dan kesehatan kerja. Sedangkan 32% atau sebanyak 5 dari 16 Mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan peralatan kerja sehingga tidak diperlukan waktu yang relatif lama untuk mengerjakan satu benda kerja (Job Sheet). Maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Motivasi Kerja Praktek Dan Persepsi Mahasiswa Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Praktek Teknologi Pemesinan I Pada Program Studi Pendidkan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan”.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Hasil Belajar Praktek Teknologi Pemesinan
Hasibuan (2007) mengemukakan bahwa hasil belajar praktek yang baik adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Pengertian Motivasi Kerja Praktek Rivai (2004) mengemukakan bahwa praktek merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Motivasi merupakan usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yangg dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja praktek adalah sesuatu yang mendorong seseorang (mahasiswa) untuk bekerja keras dan percaya diri dalam berkompetisi melakukan latihan – latihan dengan harapan untuk sukses dalam menguasai berbagai teori yang telah dipelajari dan waktu pelaksanaanya bersamaan di tempat praktek tersebut dengan harapan mencapai hasil belajar terbaik.
Pengertian Persepsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sutaat (2005), mengatakan persepsi diartikan sebagai salah satu perangkat psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja (Bennet,N.B, Rumondang, B.Silalahi, 1995). Kesehatan dalam ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit dan penerapannya yang bertujuan untuk mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja
(Suma’mur,1991:23). Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah hal yang meliputi cara pandang, menelaah, merumuskan, menafsirkan dan memahami dengan perantaraan panca indera yang nantinya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan – tujuan tertentu, dan akan memberikan motivasi tersendiri kepada Mahasiswa dalam praktek sehingga ia mampu mengendalikan diri dalam bekerja untuk mengikuti aspek – aspek yang penting dalam kesehatan dan keselamatan kerja sehingga hasil belajar dicapai dengan baik.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Pendidikan Teknik Mesin yang berlokasi di Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan, Kabupaten Deli Serdang.
Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa pada Mata Kuliah Teknologi Pemesinan I Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Kelas Reguler Dan Ekstensi yang berjumlah 68 mahasiswa atau sebanyak 2 (dua) kelas, yaitu kelas Reguler sebanyak 36 Orang dan kelas Ekstensi sebanyak 32 Orang.
Variabel Penelitian
Variabel bebas adalah : Motivasi Kerja Praktek (X1) dan Persepsi Tentang
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (X2),
sedangkan Variabel terikatnya yaitu Hasil Belajar Praktek Teknologi Pemesinan I (Y).
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
dalam menguasai berbagai teori yang telah dipelajari dan waktu pelaksanaanya bersamaan di tempat praktek tersebut dengan harapan mencapai hasil belajar terbaik.
Persepsi tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) adalah hal yang meliputi cara pandang, menelaah dan memahami K3 dengan perantaraan panca indra, yang nantinya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan – tujuan tertentu
Hasil belajar praktek Teknologi Pemesinan I adalah tingkat pencapaian belajar peserta didik dalam bentuk kemampuan dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran praktek Teknologi Pemesinan
Instrumen Penelitian
Data hasil belajar, di dapat dari hasil belajar Teknologi Pemesinan I (Y) digunakan metode dokumentasi pada daftar penilaian praktek mata kuliah Teknologi Pemesinan I. Motivasi Kerja Praktek dan Persepsi tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dijaring menggunakan Angket.
Uji Coba Instrumen Terpakai
Dalam penelitian ini, hasil uji validitas dan realibilitas dapat digunakan langsung untuk analisis data.
Uji Validitas
Menurut Arikunto (2005:168) validitas angket adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi X terhadap Y N = jumlah responden
dikonsultasikan dengan korelasi sebagai berikut:
0,800 sampai dengan 1,00 tergolong sangat tinggi
0,600 sampai dengan 0,799 tergolong tinggi
0,400 sampai dengan 0,599 tergolong cukup
0,200 sampai dengan 0,399 tergolong rendah
0,000 sampai dengan 0,199 tergolong sangat rendah (tidak ada korelasi)
Deskripsi Data Variabel Penelitian Rata-rata
∑X = Jumlah skor total distribusi X ∑X2
= Jumlah Kwadrat skor total distribusi X
Tingkat kecenderungan variabel penelitian
Standart Deviasi (SDi) dengan cara sebagai berikut:
Mi = SDi = Dimana :
Mi = Rata-rata ideal
SDi = Simpangan baku ideal Nr = Nilai terendah ideal Nt = nilai tertinggi ideal
Berdasarkan Mi dan SDi maka skor setiap variabel peneltian dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori seperti yang diuraikan Arikunto (1992), sebagai berikut:
Uji normalitas dimaksud untuk memeriksa apakah data-data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk mengetahui apakah teknik analisis regresi cocok digunakan untuk menganalisis data penelitian.
Harga Chi Kuadrat yang digunakan dalam taraf signifikasi yang dipergunakan 5% dan derajat kebebasan sebesar jumlah kelas frekuensi dikurang tiga (dk = k-1). Apabila X2hitung ≤ X2tabel, maka distribusi
data adalah normal. (Arikunto 2006:318).
Uji Linearitas Dan Keberartian Persamaan Regresi
Untuk mengetahui hubungan fungsional antara ubahan X dan ubahan Y, dilakukan dengan pengujian dengan rumus regresi linear (sudjana 2005:315), yaitu: Y = a + bX1
a = Bilangan konstan
b = Bilangan regresi X dan Y X = variabael bebas
Y = Variabel terikat
untuk mengetahui kelinieran persamaan regresi tersebut yaitu:
F0 =
Dalam pengujian keberartian regresi dari hubungan variabel digunakan teknik varians dengan taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (k-2) dan (N-k). Untuk menguji keberartian regresi, digunakan rumus sebagai berikut:
F0 =
Hasil dari Fo dikonsultasikan dengan Ftabel. Jika Fo < FTabel pada taraf
signifikasi 5%, maka garis regresi adalah linier. Dengan demikian model linearitas diterima.
Pengujian Hipotesis
Analisis Koefisien Korelasi Jenjang Nihil Variabel Penelitian
Analisis korelasi jenjang nihil dipergunakan untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat.
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikatdigunakan rumus product moment seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:225) sebagai berikut:
Dengan kriteria pengujian diterima apabila rxy > rt pada taraf signifikan 5 %.
Korelasi Parsial
Dimana X2 sebagai variabel control.
Rumus II
Dimana X1 sebagai variabel kontrol.
Untuk menguji keberartian korelasi parsial digunakan uji-t yang dikemukakan oleh sudjana (1992:380) :
t =
uji signifikansi dari korelasi ini diterima bila t hitung > t tabel yaitu pada taraf signifikan 5 %
Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan dengan koefisien korelasi ganda. Sebelum perhitungan terlebih dahulu dicari dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1992 :329) sebagai berikut:
Fh =
Selanjutnya untuk menghitung koefisien korelasi ganda dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1986 : 368) sebagai berikut:
R2=
Dari rumus diperoleh harga R, yaitu:
R =
Dimana:
R2 = koefisien determinasi R = koefisien korelasi ganda
Untuk mengambil kesimpulan terhadap harga koefisien korelasi ganda, terlebih dahulu diadakan uji keberartian regresi ganda, sesuai dengan rumus yang dikemukakan Sudjana (1986 : 370), yaitu:
R =
Koefisien korelasi dianggap berarti apabila Rh > Rt pada taraf signifikan 5 %
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah sampel 68 orang, terdapat skor tertinggi 98 dan skor terendah 48. Rata-rata skor (mean) 76,147 dan simpangan baku 5,191
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja Praktek (X1)
Kelas Interval
Distribusi frekuensi variabel Motivasi Kerja Praktek dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi absolute, seperti pada gambar sebagai berikut :
Persepsi Tentang Kesehatan Keselamatan Kerja (X2)
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Kesehatan
Keselamatan Kerja (X2)
Kelas Interval
Distribusi frekuensi variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Kesehatan Keselamatan Kerja dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi absolute, seperti pada gambar sebagai berikut:
Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I (Y) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 67 orang, terdapat skor tertinggi 97 dan skor terendah 70. Rata-rata skor (mean) 82,201 dan simpangan baku 6,519 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7).
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I (Y)
Distribusi frekuensi Hasil Belajar Teknologi Pemesinan I dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi absolute, seperti pada gambar sebagai berikut :
Temuan pertama yakni Motivasi Kerja Praktek menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Praktek Teknologi Pemesinan I dengan besar koefisien korelasi 0,711. Temuan ini sejalan dengan temuan Yusnidah (2007) dan Hasan (2012) yang menyatakan peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah
Temuan kedua yakni Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Praktek Teknologi Pemesinan I dengan besar koefisien korelasi 0,667. Temuan ini sejalan dengan temuan Harahap, J (2012) yang menyatakan peserta didik yang
mempunyai Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja tinggi memberikan hasil belajar praktek yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja rendah.
Temuan ketiga yakni Motivasi Kerja Praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Praktek Teknologi Pemesinan I dengan besar koefisien korelasi 0,998.
Dari uraian di atas, maka begitu pentingnya motivasi kerja praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jika motivasi kerja praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan itu tinggi, maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik dan sebaliknya jika rendah maka Mahasiswa akan mendapatkan hasil belajar yang rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara Motivasi Kerja Praktek dengan Hasil Belajar Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan Tahun Akademik 2013/2014
2. Terdapat hubungan antara Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan Hasil Belajar Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan Tahun Akademik 2013/2014
3. Terdapat hubungan antara Motivasi Kerja Praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan Hasil Belajar Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I pada
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan Tahun Akademik 2013/2014
Saran
Berdasarkan uraian yang tertuang dalam kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, dapat diajukan beberapa saran antara lain :
1. Dengan ditemukannya Motivasi Kerja Praktek dalam kategori Tinggi, perlu dipertahankan dan dilakukan peningkatan teori - teori tentang Motivasi
2. Mengingat besarnya hubungan antara Motivasi Kerja Praktek dan Persepsi Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan Hasil Belajar Mahasiswa dalam praktek Teknologi Pemesinan I hendaknya dosen dan mahasiswa dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi kondisi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom, B.S. (ed).1979. Instructional Design Principles and Aplication. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Harahap, J. 2012. Hubungan Penguasaan Teori Pemesinan dan Persepsi Peserta Didik Tentang Keselamatan Kerja dengan Prestasi Praktek Pemesinan Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 PadangSidimpuan T.A 2011/2012. Skripsi. Medan : FT UNIMED.
Hasibuan M SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi aksara. Rivai, Velthzal 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silalahi, Bennett N.B., Silalahi, Rumondang. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pustaka Binaman Presindo.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1992. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suma’mur. 1991. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Haji Mas Agung.
Suryadi, Ace. 2001. Menyoal Mutu Pendidikan. Diakses 31 Oktober 2013, dari www.kompas.com.
Undang – Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses 3 Desember 2013, dari www.google.com/hukum.unsrat.ac.id /uu/uu_2_89.html.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi A. 2008. Psikologi Sosial. Jakarta. Rineka Cipta.
Arep, Ishak &Tanjung, Hendri. 2004. Manajemen Motivasi. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom, B.S. (ed).1979. Instructional Design Principles and Aplication. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Daryanto. 2003. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.
Djuwairiyah, Siti. 2007. Penerapan Metode Belajar Aktif Sebagai Upaya Untuk Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar. Probolinggo: Dinas Pendidikan Kota Probolinggo.
Echols, Jhon dan Shandy, Hasan. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Harahap, J. 2012. Hubungan Penguasaan Teori Pemesinan dan Persepsi Peserta Didik Tentang Keselamatan Kerja dengan Prestasi Praktek Pemesinan Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 PadangSidimpuan T.A 2011/2012. Skripsi. Medan : FT UNIMED.
Hasan, A. 2012. Hubungan Motivasi Praktek dan Pemahaman Penerapan Prosedur Kerj aDengan Hasil Belajar Praktek Pemesinan Pada Siswa Kelas X di SMKN 2 Padang Sidimpuan T.A 2011/2012. Skripsi. Medan. FT UNIMED.
Hasibuan M SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi aksara.
Hasibuan Malayu, SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Cetakan ke-2, Jakarta: Bumi Aksara.
Kadir, Abdul. 2001. Mencari Pijakan Awal Sistem Pendidikan Mengawali Otonomi Daerah. Diakses 28 November 2013, dari www.google.com/http://www.bagais.go.id/jurnaldikti/dokpdf.
Kadir, Abdul. 2006. Penelitian Pengetahuan Keselamatan Kerja. Diakses 27 November 2013, dari www.google.com/http://jurnal-ilmupendidikan-vol5no2.
Kotler, Philip. 2001. Definisi Persepsi. Diakses 28 November 2013, dari www.google.com/http://digilib.petra.ac.id/adscgi/viewer.pl/jiunkpe/s1/eman
71
Mangkunegara, PA. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1995. Didaktif Azas – Azas Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Negoro, Adi. 2008. Pengertian Prestasi. Diakses Desember 2013 dari www.google.com/http://sobatbaru.blogspot.com/pengertian prestasi belajar.html.
Purwanto, N. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Ridley, Jhon. 2006. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga.
Rivai, Velthzal 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.
Sasanti. 2003. Pengertian Persepsi. Diakses 28 November 2013, dari www.google.com/http://teori-psikologi.blogspot.com/2008/05/pengertian-persepsi.html.
Silalahi, Bennett N.B., Silalahi, Rumondang. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pustaka Binaman Presindo.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1992. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suma’mur. 1991. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Haji Mas Agung.
Suryadi, Ace. 2001. Menyoal Mutu Pendidikan. Diakses 31 Oktober 2013, dari www.kompas.com.
72
Undang – Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Diakses 3 Desember 2013, dari
www.google.com/hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_2_89.html.
Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses 3 Desember 2013, dari www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.
Uno, H. 2006. Teori motivasi dan Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta.