PERSEPSI PEREMPUAN ETNIS JAWA TENTANG TATA
KRAMA DI DESA PERLABIAN KECAMATAN KAMPUNG
RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
IKA MARIA LOKHSA HASIBUAN NIM. 309122026
PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ika Maria Lokhsa Hasibuan
Nim : 309122026
Jurusan : Pendidikan Antropologi
Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi,
maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.
Medan, September 2013
Saya yang membuat pernyataan,
i ABSTRAK
Ika Maria Lokhsa Hasibuan, 309122026, Persepsi Perempuan Etnis Jawa Tentang Tata Krama di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata krama ideal perempuan etnis Jawa, tata krama yang berlaku pada perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian, persepsi perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian terhadap tata krama perempuan Jawa tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yakni memaparkan data hasil penelitian berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field
research).
Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa tata krama ideal perempuan etnis Jawa itu adalah lembut, sopan, hormat, sungkan, dan nrima. Perempuan etnis Jawa yang berada di Desa Perlabian adalah penduduk migran. Tata krama ideal perempuan etnis Jawa tidak lagi menjadi aturan tingkah laku atau pedoman bagi perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian.
Tata krama perempuan etnis Jawa yang ideal dianggap njelimt (rumit), tidak penting bagi perempuan etnis Jawa yang telah lama berada di Desa Perlabian. Pada perempuan etnis Jawa di desa ini lebih mempercayai pantangan-pantangan dalam kehidupan sehari-hari. Pantangan-pantang yang awalnya ada sebagai cara halus perempuan etnis Jawa untuk menasehati anak-anak mereka untuk bersikap sebagaimana perempuan etnis Jawa idealnya. Kemudian pantangan-pantangan inilah lama-kelamaan menjadi aturan hidup pada perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian. Tata krama duduk misalnya, bagi perempuan yang benar-benar berasal dari Jawa adalah duduk yang sopan, lain halnya persepsi perempuan etnis Jawa yang ada di Desa Perlabian, mereka menganggap bahwa dilarang duduk di depan pintu karena apabila datang seorang laki-laki ingin melamar, si laki-laki akan kembali pulang, tidak lagi melamar.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa tata krama yang berlaku di Desa Perlabian tidak lagi sama dengan tata krama ideal perempuan etnis Jawa. Tata krama yang berlaku dipengaruh migrasi, adaptasi, letak geografis, ekonomi, dan faktor pendidikan.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak keberkatan, nikmat kesehatan, dan petunjuk yang tidak
terhingga. Shalawat berangkaikan salam juga tidak pernah lupa penulis hadiahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat, semoga kelak mendapatkan safaat beliau. Amiin.
Atas izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Persepsi Perempuan Etnis Jawa Tentang Tata Krama di Desa Perlabian
Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Tulisan ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas
perhatian dan peran serta kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan segenap
fungsionaris Fakultas Ilmu Sosial- Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi yang memberikan semangat kepada mahasiswa/I dalam
menyusun skripsi.
4. Ibu Sulian Ekomila, S. Sos, M.SP selaku dosen pembimbing skripsi telah
iii meluangkan waktu kapan saja untuk penulis meminta bimbingan dan
arahan, juga telah bersedia membantu, memberi semangat, baik suka
maupun duka.
5. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen pembimbing akademik dan
penguji I yang senantiasa memberi nasehat, pengetahuan, dan dukungan
yang luar biasa kepada penulis.
6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku penguji II yang telah
memberikan arahan kepada penulis tentang sikap keprofesionalan.
7. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si selaku penguji III yang senantiasa
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk bersemangat
menyelesaikan tulisan ini.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang berada di Prodi Pendidikan
Antropologi FIS Unimed, atas didikan dan pengajaran yang semakin
berkembang.
9. Bapak Kepala Desa Perlabian beserta staff dan Bapak Kepling Dusun
Perlabian Luar yang telah memberikan izin penelitian dan data yang
dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi.
10.Ayahku H.S Hasibuan, S.Pd dan Bundaku Supriani , terima kasih yang tak
terhingga atas ridho ayah dan bunda kepada penulis sehingga penulis dapat
mencapai gelar sarjana. Tanpa ridho, doa, dan motivasi dari orang tuaku
penulis tidak mungkin sampai mencapai titik ini. Semoga doa ayah dan
iv dapat memberi kebahagiaan dalam keluarga kita. Semoga Allah senantiasa
menjaga dan melindungi orangtuaku tercinta. Amiin.
11.Nenekku Masinah, tanteku Size,S.Pd dan Abangku Oqi Cherfyan Polanda
Hasibuan, S.H yang selalu memberi semangat dan membantu penulis
menyelesaikan tulisan ini, abangku yang sangat luar biasa. Semoga
kesuksesan selalu bersama kita. Amiin.
12.Teman-teman satu Pembimbing Skripsi Malthus Rodinasa dan Erna Puput
Rezkia Ginting, Ayu Lestari dan semua angkatan 2009 khususnya Ayu
Febriani yang selalu sabar menghadapi penulis.
13.Sahabat-sahabat penulis Siska Mayantika, Astrid Pasadena Harahap,
Widya Lestari, Vina Febrina Lubis, Fifi Dwi Asrini, Desy Apriani Siregar
yang selalu menemani penulis saat mengerjakan skripsi.
Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat
berguna bagi kita semua.
Medan, 5 September 2013 Penulis
Ika Maria Lokhsa Hasibuan NIM. 309 122 026
v
1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Pembatasan Masalah 5
1.4.Perumusan Masalah 5
1.5.Tujuan Penelitian 6
1.6.Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 7 2.1. Kajan Pustaka dan Kerangka Teori 7
2.1.1. Kebudayaan 8
3.4. Teknik Pengumpulan Data 28
3.5. Teknik Analisa Data 31
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 33
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33
vi 4.1.2. Keadaan Alam 35
4.1.3. Keadaan Penduduk 36
4.1.4. Unsur-Unsur Kebudayaan 39
4.2. Tata Krama Perempuan Etnis Jawa
Yang Berlaku di Desa Perlabian 45
4.3. Persepsi Perempuan Etnis Jawa di DesaPerlabian Terhadap
Tata Krama Perempuan Tradisional Jawa 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59
5.1. Kesimpulan 62
5.2. Saran 63
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Penggunaan Tanah Desa Perlabian ... 30
Tabel 2.Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Jenisn Kelamin ... 31
Tabel 3.Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Etnis ... 31
Tabel 4.Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ... 32
Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Mata
Pencaharian ... 33
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Wawancara dengan Ibu Nyatun ... 40
Gambar 2. Wawancara dengan Ibu Masinah ... 40
Gambar 3. Jenis Mata Pencaharian ... 41
Gambar 4. Jenis Alat dan Teknologi ... 43
Gambar 5. Tata Krama Berpakaian di Desa Perlabian ... 48
Gambar 6. Tata Krama Makan dan Minum di Desa Perlabian ... 47
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang
tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang
plural dan multikultural. Keragaman tersebut tidak terlepas dari gelombang
migrasi masyarakat manusia dari zaman ke zaman yang turut mempengaruhi
sejarah multikultural bangsa Indonesia.
Kebudayaan di Indonesia telah ada sejak manusia mengenal peradaban.
Peradaban budaya mengandung unsur nilai budaya yang terdiri dari
pengetahuan dan teknologi, sistem mata pencaharian dan peralatan hidup.
Kebudayaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam terwujud dengan
bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, dan
sebagainya. Keanekaragaman budaya ini menyebabkan masyarakat di
Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan masyarakat lainnya di dunia
karena memiliki ciri-ciri tersendiri satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan
adanya fenomena budaya masyarakat dengan berbagai macam tata krama.
Keragaman tata krama tak jarang menimbulkan nilai-nilai yang beragam
bahkan saling kontradiktif sehingga satu norma ataupun nilai bagi satu
masyarakat dianggap tabu namun bagi masyarakat lain justru tidak
Budaya Jawa adalah salah satu budaya tradisonal di Indonesia yang
dianut secara turun temurun oleh penduduk di sepanjang wilayah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Salah satu unsur sistem budaya yang tetap
dipertahankan dan diajarkan dari generasi ke generasi berikutnya oleh
masyarakat Jawa adalah prinsip hidup, hidup yang rukun dan hormat. Setiap
situasi manusia hendaknya bersikap sedemikian rupa hingga tidak sampai
menimbulkan konflik. Setiap manusia saat berbicara dan membawa diri selalu
menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan
kedudukannya.
Masyarakat Jawa, anak-anak Jawa diajarkan tentang sikap hormat
yang dinyatakan dengan tiga patah perkataan Jawa : wedi (takut), isin (malu)
dan sungkan (hormat), yang menunjukkan kepada tiga suasana perasaan yang
dianggap selaras dengan situasi sebagaimana diminta oleh tindak-tanduk
penghormatan dengan tata krama (Geertz 1985:116). Selain itu bagi
masyarakat Jawa, perempuan sejati adalah perempuan yang tetap tampak
lembut dan berperan dengan baik di rumah sebagai ibu maupun istri, di dapur
maupun di tempat tidur. Perempuan Jawa yang senantiasa memiliki sikap
penting ialah nrima dan ikhlas. Nrima berarti menerima segala apa yang
selalu datang tanpa protes dan penolakan. Nrima termasuk sikap Jawa yang
paling sering di kritik karena disalah-pahami sebagai kesediaan untuk
menelan segala-galanya secara apatis. Nrima adalah sikap yang positif.
Nrima berarti bahwa dalam keadaan kecewa dan dalam kesulitan pun tidak
yang tidak dapat diletakkan tanpa membiarkan dihancurkan. Sikap nrima
memberi daya tahan untuk juga menanggung nasib yang buruk. Iklas berarti
“bersedia”. Sikap itu memuat kesediaan untuk melepaskan individualitas
sendiri dan mencocokkan diri ke dalam keselarasan agung alam semesta
sebagaimana sudah ditentukan. Arah yang sama ditunjukan oleh sikap rila,
yaitu kesanggupan untuk melepaskan, sebagai kesediaan untuk melepaskan
hak milik, kemampuan-kemampuan dan hasil-hasil pekerjaan sendiri apabila
itulah yang menjadi tuntutan tanggung jawab atau nasib. Iklas dan rila harus
dipahami sebagai keutamaan positif, bukan sebagai menyerah dalam arti
jelek, melainkan sebagai kemampuan untuk melepaskan penuh pengertian
daripada membiarkan saja disebut pasif. Masyarakat Jawa berharap
perempuannya bersikap dan berperilaku halus, rela menderita, dan setia. Ia
diharapkan dapat menerima segala sesuatu bahkan yang terpahit sekalipun.
Tata krama, etika, atau sopan santun yang merupakan salah satu unsur
budaya yang dimiliki oleh suku bangsa Jawa juga tidak terlepas dari sifat-sifat
halus dan kasar. Sudah menjadi sifat umum bahwa segala prilaku, tingkah
laku manusia jawa selalu didasarkan kepada estetika halus dan kasar. Nrima,
Iklas, rila, pasrah, hormat, dan rukun, merupakan ciri khas yang ideal
mengenai perempuan Jawa. Sifat-sifat seperti ini memang sering tercermin
dalam perempuan Jawa pada umumnya. Ini terbentuk karena lingkungan dan
keadaan, seperti halnya tata krama yang mencerminkan perempuan ideal
perkebunan desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat yang merupakan
lahan perkebunan kelapa sawit.
Keberadaan perempuan dilingkungan perkebunan perlabian yakni PT.
Tolan Tiga Selatan yang merekrut pekerja-pekerja baik laki-laki maupun
perempuan mengubah tata krama yang telah melekat pada perempuan Jawa
tradisional yang telah dipaparkan diatas bahwa perempuan ideal Jawa adalah
lembut dan halus. Kenyataan perempuan dan laki-laki di PT. Tolan Tiga
Selatan di tuntut untuk cepat dan kuat dalam menjalankan pekerjaan.
Semboyan orang Jawa alon-alon waton klaton (perlahan-lahan asal
terlaksana) dinilai sebagai kelambatan orang Jawa ini tidak terlihat lagi pada
diri masyarakat Jawa di desa Perlabian. Sedangkan menurut Karkono ( 2007:
76) bahwa orang Jawa yang tinggal di luar pulau Jawa dapat juga dianggap
sebagai sub-variasi dari kebudayaan Jawa yang berbeda, akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa orang Jawa yang dipindahkan ke Sumatera Selatan atau
yang bermigrasi ke perkebunan-perkebunan di Sumatera Utara, misalnya,
tetap mempertahankan kebudayaan asli mereka dan tetap memperlihatkan
sifat-sifat dari logat dan adat-istiadat daerah asal. Hal ini semakin menarik
untuk diteliti oleh peneliti.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik mengetahui tentang
“Persepsi Perempuan Etnis Jawa Tentang Tata Krama di Desa
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mendeskripsikan
beberapa data awal yang merupakan identifikasi masalah yaitu:
1. Tata Krama ideal perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian
2. Tata Krama Yang Berlaku Pada Perempuan Etnis Jawa di Desa Perlabian
3. Persepsi perempuan etnis Jawa terhadap tata krama perempuan
tradisional Jawa.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perlu dibatasi masalah dalam
penelitian ini adalah Tata Krama Perempuan Etnis Jawa Yang Telah
Berkeluarga di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Tata Krama ideal perempuan etnis Jawa?
2. Bagaimana Tata Krama Perempuan Etnis Jawa yang ada di Desa
Perlabian?
3. Bagaimana persepsi perempuan Jawa di desa Perlabian terhadap tata
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Tata Krama Ideal Perempuan Etnis Jawa
2. Untuk mengetahui Tata Krama yang berlaku pada perempuan etnis Jawa
di Desa Perlabian
3. Untuk mendeskripsikan persepsi perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian
terhadap tata Krama perempuan Jawa tradisional
1.6. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan terhadap peniliti tentang tata krama ideal
perempuan etnis Jawa
2. Memberi pengetahuan kepada masyarakat khususnya desa perlabian
tentang pergeseran tata krama yang ada
3. Agar masyarakat memahami bagaimana pergeseran tata krama masyarakat
Jawa terlihat jelas.
4. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dimanfaatkan untuk refrensi bahan
perbandingan terhadap bahan penelitian yang telah ada maupun yang
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan didukung oleh
observasi dan hasil wawancara dengan subjek penelitian yang memiliki
pengetahuan tentang tata krama perempuan etnis Jawa :
1. Perempuan Jawa yang ada di Desa Perlabian adalah perempuan migran
yang berasal dari Jawa, Kediri.
2. Perempuan etnis Jawa yang ada di desa perlabian tidak lagi mengetahui
tentang tata krama, tetapi mereka mengetahui tentang
pantangan-pantangan yang masih berlaku dalam kehidupan mereka.
Pantangan-pantang ini menjadi pedoman bagi mereka.
3. Secara umum padangan perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian adalah
sangat penting, sedangkan pandangan dari beberapa perempuan yang
sudah berdomisili lebih dari 10 tahun berasumsi bahwa tata krama tersebut
diianggap tidak penting, hanya saja setiap bertingkah-laku cukup dengan
2
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan ialah:
1. Tata krama dalam kehidupan manusia itu wajib diterapkan untuk
meningkatkan rasa kesusilaan manusia yang kedepannya dapat
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai generasi penerus untuk melanjutkan tata krama yang telah
diwariskan nenek moyang etnis Jawa, kaum muda-mudi harus
mengetahui dan mempelajari tata krama yang kita pakai saat ini,
agar pelaksanaannya tetap sama dan tidak terkikis oleh
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Ahmad a.k. muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. : Reality Publisher
Ariani, Christritanti, dkk., (2002), Tata Krama Suku Bangsa Jawa di Kabupaten
Sleman Propinsi Daerah Istimewa Jogyakarta, Badan
Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata: Yogyakarta
Daulay, Zainul. 2011. Pengetahuan Tradisional: Konsep, Dasar Hukum, dan
Praktiknya. Jakarta : Rajawali Pers.
Departemen Pendidikan Nasional Dan Balai Pustaka. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi III. Jakarta : Balai Pustaka
Endaswara, Suwardi. 2010. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta : Cakrawala..
Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa.
Jakarta : Pustaka Jaya.
Geerz H. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta : Grafiti.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Moleong, Lexy J.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Maylita, Ely, 2008, Pengaruh Budaya Melayu Dalam Kehidupan Etnis Jawa di
Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Mulder, Niels. 1984. Kebatinan Dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa:
Kelangsungan dan Perubahan Kulturil. Jakarta : PT.
Gramedia.
Narbuko, Cholid, dan H. Abu Ahmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta :
Bumi AKsara
Spradley, James. P. 2007. Metode Etnografi. Pengantar DR. Amri Marzali, M.A.
Yogyakarta : Tiara Wacana.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung : CV. ALFABETA..
Soekanto, Sarjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Grafindo
Suseno, Franz Magnis. 1984 Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafah tentang
Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta : PT. Gramedia
Sukri, Sri Suhandjati, 2001. Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa.
Gama Media
Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Cetakan