• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PEREMPUAN ETNIS JAWA TENTANG TATA KRAMA DI DESA PERLABIAN KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PEREMPUAN ETNIS JAWA TENTANG TATA KRAMA DI DESA PERLABIAN KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEREMPUAN ETNIS JAWA TENTANG TATA

KRAMA DI DESA PERLABIAN KECAMATAN KAMPUNG

RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

IKA MARIA LOKHSA HASIBUAN NIM. 309122026

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ika Maria Lokhsa Hasibuan

Nim : 309122026

Jurusan : Pendidikan Antropologi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar

merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi,

maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.

Medan, September 2013

Saya yang membuat pernyataan,

(5)

i ABSTRAK

Ika Maria Lokhsa Hasibuan, 309122026, Persepsi Perempuan Etnis Jawa Tentang Tata Krama di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata krama ideal perempuan etnis Jawa, tata krama yang berlaku pada perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian, persepsi perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian terhadap tata krama perempuan Jawa tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yakni memaparkan data hasil penelitian berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan (field

research).

Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa tata krama ideal perempuan etnis Jawa itu adalah lembut, sopan, hormat, sungkan, dan nrima. Perempuan etnis Jawa yang berada di Desa Perlabian adalah penduduk migran. Tata krama ideal perempuan etnis Jawa tidak lagi menjadi aturan tingkah laku atau pedoman bagi perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian.

Tata krama perempuan etnis Jawa yang ideal dianggap njelimt (rumit), tidak penting bagi perempuan etnis Jawa yang telah lama berada di Desa Perlabian. Pada perempuan etnis Jawa di desa ini lebih mempercayai pantangan-pantangan dalam kehidupan sehari-hari. Pantangan-pantang yang awalnya ada sebagai cara halus perempuan etnis Jawa untuk menasehati anak-anak mereka untuk bersikap sebagaimana perempuan etnis Jawa idealnya. Kemudian pantangan-pantangan inilah lama-kelamaan menjadi aturan hidup pada perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian. Tata krama duduk misalnya, bagi perempuan yang benar-benar berasal dari Jawa adalah duduk yang sopan, lain halnya persepsi perempuan etnis Jawa yang ada di Desa Perlabian, mereka menganggap bahwa dilarang duduk di depan pintu karena apabila datang seorang laki-laki ingin melamar, si laki-laki akan kembali pulang, tidak lagi melamar.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa tata krama yang berlaku di Desa Perlabian tidak lagi sama dengan tata krama ideal perempuan etnis Jawa. Tata krama yang berlaku dipengaruh migrasi, adaptasi, letak geografis, ekonomi, dan faktor pendidikan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak keberkatan, nikmat kesehatan, dan petunjuk yang tidak

terhingga. Shalawat berangkaikan salam juga tidak pernah lupa penulis hadiahkan

kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabat, semoga kelak mendapatkan safaat beliau. Amiin.

Atas izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Persepsi Perempuan Etnis Jawa Tentang Tata Krama di Desa Perlabian

Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Tulisan ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas

perhatian dan peran serta kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan segenap

fungsionaris Fakultas Ilmu Sosial- Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi yang memberikan semangat kepada mahasiswa/I dalam

menyusun skripsi.

4. Ibu Sulian Ekomila, S. Sos, M.SP selaku dosen pembimbing skripsi telah

(7)

iii meluangkan waktu kapan saja untuk penulis meminta bimbingan dan

arahan, juga telah bersedia membantu, memberi semangat, baik suka

maupun duka.

5. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen pembimbing akademik dan

penguji I yang senantiasa memberi nasehat, pengetahuan, dan dukungan

yang luar biasa kepada penulis.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku penguji II yang telah

memberikan arahan kepada penulis tentang sikap keprofesionalan.

7. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si selaku penguji III yang senantiasa

memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk bersemangat

menyelesaikan tulisan ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang berada di Prodi Pendidikan

Antropologi FIS Unimed, atas didikan dan pengajaran yang semakin

berkembang.

9. Bapak Kepala Desa Perlabian beserta staff dan Bapak Kepling Dusun

Perlabian Luar yang telah memberikan izin penelitian dan data yang

dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi.

10.Ayahku H.S Hasibuan, S.Pd dan Bundaku Supriani , terima kasih yang tak

terhingga atas ridho ayah dan bunda kepada penulis sehingga penulis dapat

mencapai gelar sarjana. Tanpa ridho, doa, dan motivasi dari orang tuaku

penulis tidak mungkin sampai mencapai titik ini. Semoga doa ayah dan

(8)

iv dapat memberi kebahagiaan dalam keluarga kita. Semoga Allah senantiasa

menjaga dan melindungi orangtuaku tercinta. Amiin.

11.Nenekku Masinah, tanteku Size,S.Pd dan Abangku Oqi Cherfyan Polanda

Hasibuan, S.H yang selalu memberi semangat dan membantu penulis

menyelesaikan tulisan ini, abangku yang sangat luar biasa. Semoga

kesuksesan selalu bersama kita. Amiin.

12.Teman-teman satu Pembimbing Skripsi Malthus Rodinasa dan Erna Puput

Rezkia Ginting, Ayu Lestari dan semua angkatan 2009 khususnya Ayu

Febriani yang selalu sabar menghadapi penulis.

13.Sahabat-sahabat penulis Siska Mayantika, Astrid Pasadena Harahap,

Widya Lestari, Vina Febrina Lubis, Fifi Dwi Asrini, Desy Apriani Siregar

yang selalu menemani penulis saat mengerjakan skripsi.

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat

berguna bagi kita semua.

Medan, 5 September 2013 Penulis

Ika Maria Lokhsa Hasibuan NIM. 309 122 026

(9)

v

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Pembatasan Masalah 5

1.4.Perumusan Masalah 5

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 7 2.1. Kajan Pustaka dan Kerangka Teori 7

2.1.1. Kebudayaan 8

3.4. Teknik Pengumpulan Data 28

3.5. Teknik Analisa Data 31

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 33

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33

(10)

vi 4.1.2. Keadaan Alam 35

4.1.3. Keadaan Penduduk 36

4.1.4. Unsur-Unsur Kebudayaan 39

4.2. Tata Krama Perempuan Etnis Jawa

Yang Berlaku di Desa Perlabian 45

4.3. Persepsi Perempuan Etnis Jawa di DesaPerlabian Terhadap

Tata Krama Perempuan Tradisional Jawa 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59

5.1. Kesimpulan 62

5.2. Saran 63

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Penggunaan Tanah Desa Perlabian ... 30

Tabel 2.Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Jenisn Kelamin ... 31

Tabel 3.Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Etnis ... 31

Tabel 4.Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 32

Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Perlabian Berdasarkan Mata

Pencaharian ... 33

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wawancara dengan Ibu Nyatun ... 40

Gambar 2. Wawancara dengan Ibu Masinah ... 40

Gambar 3. Jenis Mata Pencaharian ... 41

Gambar 4. Jenis Alat dan Teknologi ... 43

Gambar 5. Tata Krama Berpakaian di Desa Perlabian ... 48

Gambar 6. Tata Krama Makan dan Minum di Desa Perlabian ... 47

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang

plural dan multikultural. Keragaman tersebut tidak terlepas dari gelombang

migrasi masyarakat manusia dari zaman ke zaman yang turut mempengaruhi

sejarah multikultural bangsa Indonesia.

Kebudayaan di Indonesia telah ada sejak manusia mengenal peradaban.

Peradaban budaya mengandung unsur nilai budaya yang terdiri dari

pengetahuan dan teknologi, sistem mata pencaharian dan peralatan hidup.

Kebudayaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam terwujud dengan

bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, dan

sebagainya. Keanekaragaman budaya ini menyebabkan masyarakat di

Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan masyarakat lainnya di dunia

karena memiliki ciri-ciri tersendiri satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan

adanya fenomena budaya masyarakat dengan berbagai macam tata krama.

Keragaman tata krama tak jarang menimbulkan nilai-nilai yang beragam

bahkan saling kontradiktif sehingga satu norma ataupun nilai bagi satu

masyarakat dianggap tabu namun bagi masyarakat lain justru tidak

(14)

Budaya Jawa adalah salah satu budaya tradisonal di Indonesia yang

dianut secara turun temurun oleh penduduk di sepanjang wilayah Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Salah satu unsur sistem budaya yang tetap

dipertahankan dan diajarkan dari generasi ke generasi berikutnya oleh

masyarakat Jawa adalah prinsip hidup, hidup yang rukun dan hormat. Setiap

situasi manusia hendaknya bersikap sedemikian rupa hingga tidak sampai

menimbulkan konflik. Setiap manusia saat berbicara dan membawa diri selalu

menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan

kedudukannya.

Masyarakat Jawa, anak-anak Jawa diajarkan tentang sikap hormat

yang dinyatakan dengan tiga patah perkataan Jawa : wedi (takut), isin (malu)

dan sungkan (hormat), yang menunjukkan kepada tiga suasana perasaan yang

dianggap selaras dengan situasi sebagaimana diminta oleh tindak-tanduk

penghormatan dengan tata krama (Geertz 1985:116). Selain itu bagi

masyarakat Jawa, perempuan sejati adalah perempuan yang tetap tampak

lembut dan berperan dengan baik di rumah sebagai ibu maupun istri, di dapur

maupun di tempat tidur. Perempuan Jawa yang senantiasa memiliki sikap

penting ialah nrima dan ikhlas. Nrima berarti menerima segala apa yang

selalu datang tanpa protes dan penolakan. Nrima termasuk sikap Jawa yang

paling sering di kritik karena disalah-pahami sebagai kesediaan untuk

menelan segala-galanya secara apatis. Nrima adalah sikap yang positif.

Nrima berarti bahwa dalam keadaan kecewa dan dalam kesulitan pun tidak

(15)

yang tidak dapat diletakkan tanpa membiarkan dihancurkan. Sikap nrima

memberi daya tahan untuk juga menanggung nasib yang buruk. Iklas berarti

“bersedia”. Sikap itu memuat kesediaan untuk melepaskan individualitas

sendiri dan mencocokkan diri ke dalam keselarasan agung alam semesta

sebagaimana sudah ditentukan. Arah yang sama ditunjukan oleh sikap rila,

yaitu kesanggupan untuk melepaskan, sebagai kesediaan untuk melepaskan

hak milik, kemampuan-kemampuan dan hasil-hasil pekerjaan sendiri apabila

itulah yang menjadi tuntutan tanggung jawab atau nasib. Iklas dan rila harus

dipahami sebagai keutamaan positif, bukan sebagai menyerah dalam arti

jelek, melainkan sebagai kemampuan untuk melepaskan penuh pengertian

daripada membiarkan saja disebut pasif. Masyarakat Jawa berharap

perempuannya bersikap dan berperilaku halus, rela menderita, dan setia. Ia

diharapkan dapat menerima segala sesuatu bahkan yang terpahit sekalipun.

Tata krama, etika, atau sopan santun yang merupakan salah satu unsur

budaya yang dimiliki oleh suku bangsa Jawa juga tidak terlepas dari sifat-sifat

halus dan kasar. Sudah menjadi sifat umum bahwa segala prilaku, tingkah

laku manusia jawa selalu didasarkan kepada estetika halus dan kasar. Nrima,

Iklas, rila, pasrah, hormat, dan rukun, merupakan ciri khas yang ideal

mengenai perempuan Jawa. Sifat-sifat seperti ini memang sering tercermin

dalam perempuan Jawa pada umumnya. Ini terbentuk karena lingkungan dan

keadaan, seperti halnya tata krama yang mencerminkan perempuan ideal

(16)

perkebunan desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat yang merupakan

lahan perkebunan kelapa sawit.

Keberadaan perempuan dilingkungan perkebunan perlabian yakni PT.

Tolan Tiga Selatan yang merekrut pekerja-pekerja baik laki-laki maupun

perempuan mengubah tata krama yang telah melekat pada perempuan Jawa

tradisional yang telah dipaparkan diatas bahwa perempuan ideal Jawa adalah

lembut dan halus. Kenyataan perempuan dan laki-laki di PT. Tolan Tiga

Selatan di tuntut untuk cepat dan kuat dalam menjalankan pekerjaan.

Semboyan orang Jawa alon-alon waton klaton (perlahan-lahan asal

terlaksana) dinilai sebagai kelambatan orang Jawa ini tidak terlihat lagi pada

diri masyarakat Jawa di desa Perlabian. Sedangkan menurut Karkono ( 2007:

76) bahwa orang Jawa yang tinggal di luar pulau Jawa dapat juga dianggap

sebagai sub-variasi dari kebudayaan Jawa yang berbeda, akan tetapi perlu

diperhatikan bahwa orang Jawa yang dipindahkan ke Sumatera Selatan atau

yang bermigrasi ke perkebunan-perkebunan di Sumatera Utara, misalnya,

tetap mempertahankan kebudayaan asli mereka dan tetap memperlihatkan

sifat-sifat dari logat dan adat-istiadat daerah asal. Hal ini semakin menarik

untuk diteliti oleh peneliti.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik mengetahui tentang

Persepsi Perempuan Etnis Jawa Tentang Tata Krama di Desa

(17)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mendeskripsikan

beberapa data awal yang merupakan identifikasi masalah yaitu:

1. Tata Krama ideal perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian

2. Tata Krama Yang Berlaku Pada Perempuan Etnis Jawa di Desa Perlabian

3. Persepsi perempuan etnis Jawa terhadap tata krama perempuan

tradisional Jawa.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, perlu dibatasi masalah dalam

penelitian ini adalah Tata Krama Perempuan Etnis Jawa Yang Telah

Berkeluarga di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten

Labuhanbatu Selatan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Tata Krama ideal perempuan etnis Jawa?

2. Bagaimana Tata Krama Perempuan Etnis Jawa yang ada di Desa

Perlabian?

3. Bagaimana persepsi perempuan Jawa di desa Perlabian terhadap tata

(18)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Tata Krama Ideal Perempuan Etnis Jawa

2. Untuk mengetahui Tata Krama yang berlaku pada perempuan etnis Jawa

di Desa Perlabian

3. Untuk mendeskripsikan persepsi perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian

terhadap tata Krama perempuan Jawa tradisional

1.6. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan terhadap peniliti tentang tata krama ideal

perempuan etnis Jawa

2. Memberi pengetahuan kepada masyarakat khususnya desa perlabian

tentang pergeseran tata krama yang ada

3. Agar masyarakat memahami bagaimana pergeseran tata krama masyarakat

Jawa terlihat jelas.

4. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dimanfaatkan untuk refrensi bahan

perbandingan terhadap bahan penelitian yang telah ada maupun yang

(19)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan

menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan didukung oleh

observasi dan hasil wawancara dengan subjek penelitian yang memiliki

pengetahuan tentang tata krama perempuan etnis Jawa :

1. Perempuan Jawa yang ada di Desa Perlabian adalah perempuan migran

yang berasal dari Jawa, Kediri.

2. Perempuan etnis Jawa yang ada di desa perlabian tidak lagi mengetahui

tentang tata krama, tetapi mereka mengetahui tentang

pantangan-pantangan yang masih berlaku dalam kehidupan mereka.

Pantangan-pantang ini menjadi pedoman bagi mereka.

3. Secara umum padangan perempuan etnis Jawa di Desa Perlabian adalah

sangat penting, sedangkan pandangan dari beberapa perempuan yang

sudah berdomisili lebih dari 10 tahun berasumsi bahwa tata krama tersebut

diianggap tidak penting, hanya saja setiap bertingkah-laku cukup dengan

(20)

2

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan ialah:

1. Tata krama dalam kehidupan manusia itu wajib diterapkan untuk

meningkatkan rasa kesusilaan manusia yang kedepannya dapat

bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

2. Sebagai generasi penerus untuk melanjutkan tata krama yang telah

diwariskan nenek moyang etnis Jawa, kaum muda-mudi harus

mengetahui dan mempelajari tata krama yang kita pakai saat ini,

agar pelaksanaannya tetap sama dan tidak terkikis oleh

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmad a.k. muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. : Reality Publisher

Ariani, Christritanti, dkk., (2002), Tata Krama Suku Bangsa Jawa di Kabupaten

Sleman Propinsi Daerah Istimewa Jogyakarta, Badan

Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata: Yogyakarta

Daulay, Zainul. 2011. Pengetahuan Tradisional: Konsep, Dasar Hukum, dan

Praktiknya. Jakarta : Rajawali Pers.

Departemen Pendidikan Nasional Dan Balai Pustaka. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi III. Jakarta : Balai Pustaka

Endaswara, Suwardi. 2010. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta : Cakrawala..

Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa.

Jakarta : Pustaka Jaya.

Geerz H. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta : Grafiti.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Moleong, Lexy J.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Maylita, Ely, 2008, Pengaruh Budaya Melayu Dalam Kehidupan Etnis Jawa di

Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

(22)

Mulder, Niels. 1984. Kebatinan Dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa:

Kelangsungan dan Perubahan Kulturil. Jakarta : PT.

Gramedia.

Narbuko, Cholid, dan H. Abu Ahmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta :

Bumi AKsara

Spradley, James. P. 2007. Metode Etnografi. Pengantar DR. Amri Marzali, M.A.

Yogyakarta : Tiara Wacana.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung : CV. ALFABETA..

Soekanto, Sarjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Grafindo

Suseno, Franz Magnis. 1984 Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafah tentang

Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta : PT. Gramedia

Sukri, Sri Suhandjati, 2001. Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa.

Gama Media

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Cetakan

Gambar

Tabel 1.Penggunaan Tanah Desa Perlabian ....................................................
Gambar 1. Wawancara dengan Ibu Nyatun  ...................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui persepsi masyarakat terhadap kuota 30 persen keterwakilan perempuan di Legislatif, (2) mengetahui faktor karakteristik personal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung pada makanan indahan tungkus pasae robu yang diberikan pada saat acara pernikahan pada etnis Angkola di desa

Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk mengetahui dan memahami Persepsi Masyarakat Tentang Warisan Untuk Anak Perempuan Menurut Adat Pakpak Di Desa Namuseng

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi atau pandangan masyarakat Desa Jiwan terhadap adanya Primbon dan Kalender Jawa dalam membangun rumah. Dalam penelitian ini

PENGARUH PERSEPSI TENTANG TATA RUANG TERHADAP PARTISIPASI PEREMPUAN DI MASJID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. PENGARUH PERSEPSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis perbedaan angka keberuntungan masyarakat Jawa dan Cina dan pengaruh nama merek dengan kombinasi angka terhadap

skripsi yang berjudul “SUWUK” (Etnografi tentang Pengobatan Tradisional Etnis Jawa di Desa Aek Loba Pekan Kec.. Aek

Adapun yang menjadi unit analisa dan informan dalam penelitian ini adalah warga yang beretnis Batak toba, Mandailing, Jawa dan sunda, tokoh adat dan tokoh agama yang