• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BUDAYA KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SD DI KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN BUDAYA KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SD DI KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SD DI KECAMATAN

LIMA PULUH KABUPATEN BATU BARA

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

BARUDDIN GAJAH NIM. 8106132026

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

ABSTRACT

BARUDDIN GAJAH. NIM. 8106132026. The Relationship of Work Culture, Work Commitment Job Satisfaction with Primary School Teachers in District Lima Puluh, Batu Bara. Thesis. Graduate Program, State University of Medan. June 2013.

(4)

ABSTRAK

BARUDDIN GAJAH. NIM. 8106132026. Hubungan Budaya Kerja, Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja Guru SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Juni 2013.

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini di

buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan

pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat

bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril maupun

materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan akan dibalas

Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda.

Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada Prof. Dr. Ibnu Hajar

Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri medan sekaligus pembimbing I,

Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai pembimbing II, yang telah begitu banyak

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih

penulis sampaikan pada Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., Dr. Saut Purba, M.Pd., dan

Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, sebagai narasumber sekaligus validator angket yang

begitu banyak memberikan arahan dan masukan dalam rangka menyelesaikan tesis

ini dengan sebaik-baiknya.

Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam

(6)

2. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak

memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,

3. Seluruh teman angkatan XIX/B Prodi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan: Asrul, Ardansyah, Zulkifli, Tio Manna,

Zelfriyan, Mael, Indra, Bakhtiar, Siti Mariana, Yetti, Ratna, Mariatik, Antalilis,

Edison, Artaida, Posma S. Muara Barus, Samsuddin, Hendrianto, Kumala Dewi,

Mhd. Juhum, Jumakir, yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama

dengan penulis dalam menyelesaikan studi,

4. Drs. Azwar beserta staf Kantor Unit Pelaksana Tugas Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara, atas bantuan dan kerjasamanya dalam penelitian tesis ini,

5. Ayahanda Alm. Bistok Gajah, Ibunda Nitip Baho, Mertuaku Alm. Mansyur

Siregar dan Bidasari Lubis, istri tercinta Masbulan Siregar, serta anak-anakku

Azhari Baharsyah Gajah, Ira Rahmayani Gajah, Mhd. Fadlan Gajah, Rizky

Ramadhan Gajah, dan Rahman Alfarizi Gajah, yang senantiasa memberikan

motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.

Akhirnya penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat kepada para

pembacanya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah

dan akan kita kerjakan. Amin.

Medan, Juni 2013

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9

A. Kerangka Teoritis... 9

1. Komitmen Kerja... 9

2. Budaya Kerja... 15

3. Kepuasan Kerja ... 21

4. Penelitian yang Relevan ... 27

B. Kerangka Konseptual ... 28

1. Hubungan Budaya Kerja dengan Komitmen Kerja ... 28

2. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja ... 29

3. Hubungan Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja... 30

C. Pengajuan Hipotesis ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian... 33

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisa Data Penelitian... 37

(8)

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 53

A. Deskripsi Data Penelitian... 53

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 56

C. Uji Persyaratan Analisis... 58

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 65

E. Temuan Penelitian ... 68

F. Pembahasan Penelitian ... 70

G. Keterbatasan Penelitian... 74

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 77

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian... 35

3.2 Penentuan Sampel Penelitian... 37

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Komitmen Kerja... 39

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Kerja ... 40

3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 41

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Kerja ... 53

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja ... 54

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 55

4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja ... 56

4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Kerja ... 57

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja ... 58

4.7 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 59

4.8 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 60

4.9 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 62

4.10 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian... 63

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... 32

3.1 Penentuan Jumlah Sampel dengan Nomogram Harry King ... 36

4.1 Histogram Skor Komitmen Kerja ... 54

4.2 Histogram Skor Budaya Kerja... 55

4.3 Histogram Skor Kepuasan Kerja ... 56

4.4 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y ... 60

4.5 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y ... 61

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket... 83

2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Komitmen Kerja... 91

3. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Komitmen Kerja ... 92

4. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Komitmen Kerja ... 94

5. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Budaya Kerja... 96

6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Budaya Kerja ... 97

7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Budaya Kerja ... 99

8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 101

9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 102

10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kepuasan Kerja... 104

11. Sebaran Data Penelitian ... 106

12. Data Pokok Penelitian ... 118

13. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 122

14. Identifikasi Tingkat Kecenderungan ... 129

15. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 131

16. Uji Normalitas ... 143

17. Uji Homogenitas ... 150

18. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 161

19. Uji Independen... ... 163

20. Perhitungan Korelasi Sederana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat. 164 21. Perhitungan Korelasi Parsial ... 166

22. Perhitungan Korelasi Ganda ... 168

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen paling

menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus

mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur yang satu ini akan

senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan

karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem

pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan

khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, dan pendidikan

yang berkualitas harus didukung oleh guru yang profesional. Oleh karena itu,

upaya perbaikan apapun yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap

terciptanya proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan peserta didik,

dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Keberhasilan tujuan pendidikan nasional harus memperhatikan

komponen pendidikan khususnya sumber daya manusia (SDM) yang

mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan sekolah

untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena guru merupakan ujung

tombak yang melakukan proses pembelajaran di sekolah, maka mutu dan

jumlah guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

(13)

2

Berbicara tentang kebutuhan akan guru berkualitas, sekolah harus

melakukan berbagai upaya dalam menciptakan dan mempertahankan

guru-guru berkompeten dan berkualitas dalam organisasinya. Hal ini dikarenakan

guru berkompeten dan berkualitas akan memberikan hasil kerja yang lebih

maksimal sesuai kemampuan yang mereka miliki. Pencapaian kerja guru ke

arah yang terbaik dapat dilakukan dengan meningkatkan komitmen guru

dalam bekerja secara baik di sekolah.

Komitmen kerja dipandang sebagai suatu keadaan yang mana seorang

guru bertindak sesuai dengan tujuan organisasi, serta berniat memelihara

keanggotaan dalam organisasi tersebut. Komitmen kerja yang tinggi

menunjukkan tingkat keberpihakan seorang karyawan terhadap organisasi

yang mempekerjakannya (Prapti dkk, 2004). Streers dan Porter (1983)

mengemukakan komitmen kerja dicirikan oleh tiga faktor: (1) keinginan yang

kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu; (2) keinginan untuk

berusaha sekuat tenaga demi organisasi; dan (3) kepercayaan yang pasti dan

penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Dari uraian ini dan

dibandingkan dengan kenyataan di lapangan, maka dapat dikatakan bahwa

guru SD Negeri di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara kurang

dalam berkomitmen kerja sesuai aturan yang diberlakukan pemerintah.

Observasi awal yang peneliti lakukan pada bulan Desember 2012

memberikan data bahwa hampir 48% guru sering mangkir dari tugas

mengajar dengan beragam alasan, rendahnya semangat mengajar, lebih dari

(14)

3

suka menghabiskan waktu bercerita di ruang guru, langsung pulang setelah

pembelajaran di kelas selesai, dan sebagainya. Informasi yang diberikan

Pengawas SD Kecamatan Lima Puluh mengungkapkan sebanyak 52% guru

tidak dapat membuat perangkat belajar (RPP) dengan baik, lebih dari 45%

guru memberikan materi pelajaran sekedarnya saja. Hal ini menunjukkan

bahwa guru tidak siap dengan tugasnya sebagai guru. Padahal dalam bekerja,

faktor komitmen memegang peranan yang sangat penting. Hasil wawancara

dengan kepala sekolah dan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru

SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara belum menunjukkan

komitmen guru yang belum baik dalam mengajar, khususnya di dalam kelas.

Sering kali dijumpai guru yang hanya meninggalkan bahan dan menyuruh

siswa mencatatkan, guru tidak memeriksa tugas-tugas rumah siswa, sering

marah-marah di kelas, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa guru

tidak komitmen dengan tugas mengajarnya.

Streers dan Porter (1983) mengemukakan bahwa komitmen kerja

merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat terikat

oleh tindakannya. Melalui tindakan ini akan menimbulkan keyakinan yang

menunjang aktivitas dan dan keterlibatannya. Menurut Morrow dalam Chang

(1999), komitmen kerja merupakan sikap seseorang terhadap karirnya. Guru

dengan komitmen kerja yang tinggi diindikasikan memiliki kebutuhan dan

harapan yang tinggi terhadap organisasi/ sekolah tempatnya bekerja, serta

(15)

4

komitmen seseorang di antaranya: karakteristik pekerjaan, kesempatan akan

adanya pekerjaan lain, karakteristik individu serta perlakuan organisasi

terhadapnya. Sedangkan hasil penelitian Meyer, Allen & Smith (1993)

menyatakan komitmen kerja dapat dipengaruhi keinginan untuk berhenti

bekerja dan respon terhadap ketidakpuasan terhadap organisasi. Dari uraian

ini, dapat diketahui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi komitmen

kerja guru, dua faktor di antaranya: budaya kerja di sekolah, dan kepuasan

kerja seorang guru.

Triguno (2004) menyatakan budaya kerja adalah nilai-nilai yang

menjadi kebiasaan dan bermula dari adat-istiadat, agama, norma dan kaidah

yang menjadi keyakinan pada diri pelaku kerja atau organisasi. Menurut

Nawawi (2003) budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan

berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran dalam sangsi ini

memang tidak ada yang tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral

telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang

haraus ditaati dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

Dengan budaya kerja yang baik, sekolah akan dapat menentukan dan

mencapai tujuannya dengan tepat waktu. Budaya kerja juga dapat

memberikan rasa nyaman dan kondusif bagi guru dalam menjalankan

aktivitasnya.

Selain faktor budaya kerja, faktor lainnya yang mempengaruhi

komitmen kerja adalah kepuasan kerja. Gibson, dkk (1991:150) menyatakan

(16)

5

individu terhadap berbagai segi pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan

teman sekerja. Hal ini dihasilkan dari intrinsik dan ekstrinsik dan persepsi

mereka terhadap pekerjaannya. Sementara itu istilah kepuasan kerja merujuk

pada sikap umum seorang individu yang menilai perbedaan antara jumlah

imbalan yang diterima dengan yang diyakininya seharusnya diterima.

Individu yang mempunyai kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap yang

positif terhadap kerja itu, individu yang tidak berpuas hati dengan kerja

mempunyai sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu (Robbins, 1989:139).

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas peneliti melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan antara budaya kerja dan kepuasan kerja

dengan komitmen kerja guru SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu

Bara”.

B. Identifkasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan komitmen

kerja antara lain: karakteristik dari pekerjaan, kemampuan mengajar, budaya

kerja, motivasi, dan kepuasan kerja. Karakteristik pekerjaan menyangkut

tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai guru di sekolah,

seperti: bentuk pekerjaan, uraian tugas. Kemampuan mengajar menyangkut

pada kemampuan guru mengajar di kelas, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, sampai dengan evaluasi hasil belajar. Budaya kerja menyangkut

(17)

6

menyangkut tentang keinginan guru untuk sukses dalam pekerjaan dan

memberikan yang terbaik terhadap sekolahnya. Kepuasan kerja menyangkut

tentang apa yang dirasakan guru di sekolah sehubungan dengan hal-hal yang

diterima guru, seperti: gaji, promosi jabatan, dan sebagainya.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan komitmen kerja sangat luas, namun dalam penelitian

ini, dibatasi pada faktor budaya kerja dan kepuasan kerja. Sedangkan subjek

penelitian dibatasi hanya pada guru SD Negeri di Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat antara hubungan antara budaya kerja dengan komitmen

kerja guru SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara?

2. Apakah terdapat antara hubungan antara kepuasan kerja dengan

komitmen kerja guru SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu

Bara?

3. Apakah terdapat antara hubungan antara budaya kerja dan kepuasan kerja

secara bersama-sama dengan komitmen kerja guru SD di Kecamatan

(18)

7

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan antara budaya kerja dengan komitmen kerja guru SD di

Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

2. Hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen kerja guru SD di

Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

3. Hubungan antara budaya kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama

dengan komitmen kerja guru SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Batu Bara.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

peningkatan komitmen kerja guru dan sebagai masukan atau informasi

bagi instansi dalam peningkatan komitmen kerja guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Sebagai masukan dalam menumbuhkan komitmen kerja di sekolah.

2) Sebagai masukan dalam membangun budaya kerja yang baik di

sekolah.

3) Sebagai masukan dalam meningkatkan kepuasannya dalam bekerja

(19)

8

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai masukan dalam menumbuhkan komitmen kerja guru-guru

di sekolah.

2) Sebagai masukan dalam menciptakan budaya kerja yang kondusif

di sekolah.

3) Sebagai masukan dalam meningkatkan kepuasan kerja guru di

sekolah.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan komitmen kerja, budaya

(20)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya kerja

dengan komitmen kerja pada guru SD di Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara, artinya semakin baik budaya kerja maka semakin

baik juga komitmen kerja pada guru SD di Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja

dengan komitmen kerja pada guru SD di Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara, artinya semakin baik kepuasan kerja maka

semakin baik juga komitmen kerja pada guru SD di Kecamatan Lima

Puluh Kabupaten Batu Bara.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya kerja dan

kepuasan kerja secara bersama-sama dengan komitmen kerja pada guru

SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara, artinya semakin

baik budaya kerja dan kepuasan kerja, maka semakin baik juga komitmen

kerja pada guru SD di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

(21)

77

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan budaya kerja.

Budaya kerja merupakan perilaku dan keyakinan guru tentang makna dari

pekerjaannya di sekolah dan refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan

sekolah. Dalam hal ini peningkatan budaya kerja dapat dilakukan dengan

memperbaiki perilaku guru selama melaksanakan tugasnya di sekolah.

Perilaku guru yang baik membawa kepada kondisi yang mendukung di

sekolah, sedangkan perilaku yang kurang baik tidak akan mendukung guru

di sekolah. Untuk itu pihak sekolah harus membuat peraturan yang

mengharuskan guru untuk berperilaku sopan dan menghormati setiap rekan

guru di sekolah. Selain itu perlu tindakan tegas dari kepala sekolah terhadap

para guru yang menunjukkan perilaku kurang baik di sekolah, baik ketika

mengajar di kelas maupun di luar kelas. Dengan adanya perbaikan dalam

perilaku guru, budaya kerja di sekolah dapat dioptimalkan.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan kepuasan

kerja. Kepuasan kerja merupakan penyataan guru tentang segala hal

berkaitan dengan pekerjaannya yang terjadi di sekolah. Dalam hal ini guru

harus menghargai setiap bentuk penghargaan yang diberikan sekolah

terhadapnya. Selain itu kepuasan kerja guru dapat ditingkatkan dengan

mempersiapkan kondisi kerja yang mendukung pelaksanaan tugasnya di

sekolah. Dengan adanya penghargaan yang baik dan kondisi kerja di

sekolah yang mendukung akan dapat meningkatkan kepuasan guru dalam

bekerja. Untuk itu pihak sekolah harus membuat aturan yang jelas baik

(22)

78

prestasi guru harus diberikan penghargaan oleh sekolah, dan setiap

kesalahan harus diberikan sanksi. Hal ini akan dapat meningkatkan

kepuasan guru dalam bekerja. Selain itu perlu ditingkatkan kondisi sekolah

yang mendukung setiap pelaksanaan tugas guru. Dalam hal ini kepala

sekolah harus dapat mengkondisikan sekolah sebagai tempat yang nyaman

untuk bekerja, dengan menyediakan semua fasilitas bekerja yang

dibutuhkan setiap guru sebaik mungkin. Dengan adanya perbaikan dalam

pemberian penghargaan dan dukungan kondisi di sekolah, kepuasan kerja

guru di sekolah dapat dioptimalkan.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya

meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan budaya kerja

dan kepuasan kerja. Komitmen kerja merupakan keterlibatan guru dalam

melaksanakan pekerjaannya sekolah dan ketidaksediaannya untuk tidak

meninggalkan pekerjaannya di sekolah. Bentuk komitmen kerja guru di

sekolah dapat ditunjukkan dengan adanya keinginan kuat untuk tetap

menjadi anggota sekolah, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi

kepentingan sekolah, dan kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap

nilai-nilai dan tujuan sekolah. Pihak sekolah dalam hal ini harus dapat

mengoptimalkan budaya kerja yang ada di sekolah untuk mendukung

pekerjaan guru. Selain itu pihak sekolah harus dapat meningkatkan

kepuasan guru dalam melakukan pekerjaannya di sekolah. hal-hal yang

dapat diperbaiki sekolah adalah dengan membuat aturan yang jelas terhadap

cara guru berperilaku di sekolah dan memberikan penghargaan bagi

(23)

79

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan komitmen kerja, disarankan pihak sekolah

berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal budaya kerja dan

kepuasan kerja. Dengan peningkatan budaya kerja dan kepuasan kerja pada

guru diharapkan komitmen kerja guru di sekolah dapat dioptimalkan.

2. Untuk meningkatkan budaya kerja, diharapkan pihak sekolah dapat

membuat peraturan yang mengharuskan setiap guru berperilaku dengan baik

di sekolah. Dengan adanya aturan ini, budaya kerja di sekolah dapat

dioptimalkan guna mendukung komitmen guru untuk terus bekerja di

sekolah.

3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, diharapkan pihak sekolah dapat

memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi. Dengan pemberian

prestasi, guru akan terus termotivasi untuk bekerja dengan baik di sekolah.

Selain itu perlu disediakan fasilitas pendukung guru untuk terus bekerja di

sekolah. Dengan adanya hal ini diharapkan setiap guru berkeinginan untuk

terus bekerja di sekolah dengan baik.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya

kerja dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja guna memperluas hasil

Gambar

GambarHalaman

Referensi

Dokumen terkait

Prevalensi infestasi tungau terhadap cicak C. mutilata pada enam lokasi penangkapan di Kabupaten Cianjur disajikan pada Tabel 2. Berdasar jumlah total masing-masing

(2) Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial pada struktur organisasi desentralisasi dan sebaliknya akan menurunkan kinerja

Dari hasil pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa: permainan tradisional dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN Cisitu

Dalam kegiatan usahatani kacang panjang biaya yang dikeluarkan meliputi penggunaan biaya penyusutan alat, biaya tenaga kerja luar keluarga, pajak lahan,

Secara tidak langsung ternyata senyawa volatil yang dihasilkan dari minyak seraiwangi dan fraksi sitronellal juga mampu menghambat pertumbuh- an jamur patogen, dimana

Perubahan yang terjadi pada ruang terbuka publik di Kampung Gandekan dan Kulitan dalam kurun waktu 17 tahun tidak hanya berupa perubahan guna lahan dan luasan

Analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment didapatkan hasil bahwa sub variabel sosiodemografi: jenis kelamin memiliki hubungan negatif yang sangat

Untuk mendapatkan data sebanyak mungkin, penulis juga mengadakan wawancara langsung dengan pemain Grup Musik Nunut serta masyarakat desa Lobu Singkam yang mengetahui tentang