• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Dan Serbuk Gergaji Sengon Pada Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Dan Serbuk Gergaji Sengon Pada Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus )."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

INTAN NURUL HARJANTI A.420 090 135

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. YaniTromol Pos I, Pabelan, KartasuraTelp. (0271) 717417, 719483 Fax. 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan ini pembimbing / skripsi / tugas akhir : Nama : Dra. Titik Suryani, M. Sc

NIDN : 0511046402

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi / tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Intan Nurul Harjanti

NIM : A 420 090 135

Program Studi : Pendidikan Biologi

JudulSkripsi : ” PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADA MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleorotus ostreatus )”

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semogadapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Oktober 2013 Pembimbing

Dra.Titik Suryani, M. Sc

(3)

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus)

Intan Nurul Harjanti

Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMS

Abstrak: Jamur tiram (Pleorotus ostreatus ) adalah salah satu dari jamur kayu yang dapat dikonsumsi dan mempunyai kandungan karbohidrat, kalsium, protein, zat besi, lemak, vitamin B dan vitamin C. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang ayam pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor yaitu perlakuan penambahan pupuk kandang ayam 20 gram, 50gram, 60 gram dan tanpa pupuk kandang ayam. Analisis data pengujian menggunakan One Way Anova.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang ayam 60 gram mempercepat masa pertumbuhan miselium (27 hari), sedangkan tanpa pupuk kandang ayam memperlambat masa pertumbuhan miselium (31 hari). Penambahan pupuk kandang ayam 60 gram menghasilkan jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus ) tertinggi (29 helai) dan (236 gram) pada panen 1 dan 2. Tanpa penambahan pupuk kandang ayam

menghasilkanjumlah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih ((Pleorotus ostreatus ) rendah (13 helai) dan (155 gram). Kesimpulan

menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang ayam 60 gram berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus )

Kata kunci : Pleoratus ostreatus , Pupuk kandang ayam

A. PENDAHULUAN

(4)

dan berkhasiat sebagai obat yang dapat mencegah anemia, memperbaiki gangguan pencernaan dan membantu mengatasi kekurangan gizi

Menurut Hardi Soenanto (2000), pemintaan jamur tiram setiap tahun mencapai sekitar 7.000.000 kg dengan tujuan ke Taiwan, Jepang dan Hongkong. Jumlah produksi masih terbatas disebabkan para pengusaha dan petani jamur belum mengetahui secara mendalam mengenai teknik budidaya jamur tiram (Soenantodalam Sutarja, 2010).Untuk meningkatkan produksi, salah satu hal yang sangat mempengaruhinya adalah ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan jamur, terutama unsur nitrogen.

Bahan media tanam jamur tiram yaitu serbuk gergaji kayu sengon bekatul beberapa nutrisi, kapur sebagai pengatur pH media tanam dan sebagai sumber kalsium yang dibutuhkan jamur dan penambahan pupuk kandang ayam sebagai perlakuan penelitian.

Pupuk kandang ayam kandungan protein yang tinggi dan memiliki tekstur yang kasar untuk mengikat air. Kondisi yang sesuai, baik temperatur (suhu), kelembapan, keasaman, cahaya, nutrisi, serta kadar air. Semakin mendekati kondisi lingkungan yang alami, pertumbuhan jamur semakin baik.

Pupuk kandang ayam merupakan kotoran padat dan cair dari hewan

ternak yang tercampur dengan sisa makanan.Pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang cepat terdekomposisi sehingga biasanya direkomendasikan untuk tanaman yang berumur pendek dan sangat berperan baik dalam media tanam dikarenakan untuk pertumbuhan tanaman dapat memenuhi unsur hara pada tanaman. Menurut Widowati (2011) pupuk kandang ayam berkualitas tinggi dan lebih cepat tersedia dibandingkan dengan pupuk kandang yang lain, karena mengandung bahan organik, nitrogen, fospor, kalium.

(5)

melaporkan bahwa rata- rata produksi buangan segar ternak ayam petelur adalah 0,06 kg/hari/ekor. Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna, mengandung protein, karbohidrat, lemak serta senyawa organik seperti karbon, nitrogen,sulfur akan menunjang nutrisi bagi mikroba untuk tumbuh pada kotoran ayam.

Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk media tanam yaitu serbuk kayu sengon, bekatul, kapur, molase dan pupuk kandang ayam. Prosedur penelitian Hermanto (2000) media tanam jamur tiram putih dibuat dalam bentuk log, yang masing-masing log memiliki berat 1000 gram.Pertumbuhan jamur tiram memerlukan kondisi yang sterildengansuhu 25˚C - 30˚C.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh pupuk kandang ayam pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

B. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada Agustus sampai Oktober 2013, didesa Sugihan Rt 21/ Rw 05, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Metode

Penelitian dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor yaitu pupuk kandang ayam 20 gram, 50gram, 60 gram dan tanpa pupuk kandang ayam. Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah pemenuhan miselium (hari), jumlah tubuh buah (helai) dan berat segar tubuh buah jamur (gram).

Teknik pengumpulan data dengan percobaan langsung.Data diuji menggunakanuji statistik One-Way ANOVA = 0,05). Analisis data dengan

menggunakan program computer SPSS (Statistic Product and Service Solution ) 17.0 for Windows

C.HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

1. Laju Pertumb

nuhan miselium diamati sejak munculnya m memenuhi baglog. Salah satu indikator keberh culnya miselium. Disajikan dalam tabel 4.1 beri – rata laju pertumbuhan miselium jamur tiram

Rata-rata Pemenuhan

abel 1. menunjukkan bahwa laju pertumbuhan m

urotus ostreatus ) yang rata-rata paling cepa ,5 hari pada perlakuan MA3(Dengan pena

yam 60 gram) Sedangkan laju pertumbuhan h (Pleurotus ostreatus ) yang paling lama hari yang terdapat pada perlakuan MA0 (Tan

ndang ayam). Perbedaan laju pertumbuhan a histogram berikut ini:

ar 4.1 Rerata laju pertumbuhan misellium berbagai

(7)

Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa perlakuan (tanpapupuk kandang ayam) rata-rata laju pertumbuhan miselium paling lama/lambat penuh 31,6 hari pada perlakuan MA0. Sedangkan pertumbuhan miselium

paling cepat penuh pada perlakuan MA3 (penambahan pupuk kandang

ayam 60 gram) dengan rata-rata 27,5 hari.

2. Jumlah Tubuh Buah dan Berat Segar Tubuh Buah

Tabel 2 Rata-rata jumlah dan Berat segar tubuh buah

Perlakuan

Jumlah Tubuh Buah (helai)

Berat Segar Tubuh Buah (gram)

Panen 1 Panen 2 Panen 1 Panen 2

MA0 6,3* 7 77,5* 78,3

MA1 11,3 8,5 90 83,5

MA2 12,5 11,3 101,6 90

MA3 17** 12,8 118,3** 110

*Jumlah tubuh buah dan berat basah tubuh buah paling sedikit ** Jumlah tubuh buah dan berat basah tubuh buah paling lama

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah tubuh buah buah jamur tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media tanam MA3 (pupuk kandang ayam 60 gram) dengan jumlah rata-rata tubuh

buah 17 helai (panen 1) dan 12,8 helai (panen 2). Sedangkan jumlah tubuh buah saat panen yang paling rendah adalah pada perlakuan media tanam MA0 (tanpa pupuk kandang ayam) dengan jumlah rata-rata tudung buah 6,3

helai (panen 1) dan7 helai (panen 2).

(8)

Gamba

bar 4.2 Rerata jumlah tubuh buah panen 1 dan pan

bar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pada perlak n pupuk kandang ayam) jumlah tubuh buah yan rata 7 helai (panen 1) dan 6,3 helai (panen

pupuk kandang ayam 60 gram) dengan jumlah gram (panen 1) dan 110 gram(panen2). Sedang saat panen yang paling rendah adalah pada p

(tanpa penambahan pupuk kandang ayam) deng uah 77,5 helai (panen 1) dan 78,3 gram (panen

(9)

Perbed

edaan berat basah tubuh buah pada setiap perla ihat pada gambar berikut ini.

ta berat tubuh buah segar panen 1 dan panen 2

mbar 3.di atas menunjukkan bahwa pada perlak

n pupuk kandang ayam) berat segar tubuh bu ringan rata-rata 77,5 gram (panen 1) dan 78 an MA3 (penambahan pupuk kandang

kan hasil berat segar tubuh buah yang paling t gram (panen 1) dan 110 gram (panen 2).

SAN

han Miselium

enuhan miselium diamati sejak munculnya m emenuhi baglog.Salah satu indikator keberha lnya miselium.Apabila baglog tidak ditumbuhi inokulasi dinyatakan gagal. Pada has miselium perlakuan yang memberikan pengar angsang pertumbuhan miselium adalah MA ang ayam 60 gram) rata-rata 27,8 hari setelah in puk kandang ayam memiliki kandungan karbo jamur tiram. Benang-benang hifa (miselium

(10)

enzim yang memecahkan unsur-unsur karbohidrat menjadi senyawa sederhana (glukosa) yang dapat digunakan sebagai energi untuk metabolisme (Rahayu dalam Susiana, 2010) sehingga miselium dapat cepat tumbuh / muncul.

Lama penyebaran miselium dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tempat inkubasi dan kualitas bibit jamur yang digunakan. Guna menunjang pertumbuhan miselium pada jamur tiram, idealnya ruang inkubasi memiliki suhu 24-290C dan kelembababn 90-100% (Ipuk dan Saparinto dalam Steviani (2011).Selain itu tingkat kepadatan baglog juga mempengaruhi pada penyebaran miselium. Apabila baglog terlalu padat maka miselium juga akan sulit untuk menyebar ke seluruh permukaan baglog. Oleh karena itu dalam pengisian baglog diusahakan untuk tidak terlalu padat atau terlalu renggang.

Serbuk gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu sengon (Paraserianthes falcataria). Sedangkan bahan lainnya adalah dedak, gips, air dan pupuk kandang ayam. Keberhasilan budidaya jamur tiram putih ditentukan oleh kualitas media tanam, proses budidaya, faktor lingkungan dan kualitas bibit yang digunakan. Selain beberapa faktor

tersebut, keberhasilan budidaya jamur tiram tidak terlepas dari persiapan bahan baku media termasuk kualitas serbuk kayu yang digunakan, pencampuran bahan-bahan tambahan, pemasukan dalam kantong plastik, teknik penanaman, pemeliharaan hingga penanganan pada saat masa panen dan pascapanen.

(11)

2. Jumlah tubuh buah jamur

Jumlah tubuh buah juga menjadi parameter pengamatan untuk menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiram putih. Jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan MA3 (pupuk kandang

60 gram) dengan rata-rata 17 helai (panen 1) .Sesuai dengan pernyataan Soenanto dalam Steviani (2011), bahwa nitrogen berfungsi untuk pembentukan protein, dan membangun enzim-enzim yang disimpan dalam tubuhnya untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tubuh buah jamur.Pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur nitrogen kisaran 2-6%.Jumlah tubuh buah jamur tiram paling rendah pada perlakuan MA0 (tanpa penambahan pupuk kandang ayam) dengan

rata-rata 6,3 helai (panen 1), hal ini dikarenakan adanya kekurangan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan tubuh buah jamur tiram putih.

. Jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan MA3 (pupuk kandang 60 gram) dengan rata-rata 12,8 helai (panen 2) dan

perlakuan MA0 memberikan pengaruh sedikit dengan rata-rata 7 helai

(panen 2). Hal ini dikarenakan jamur tiram putih pada media tumbuh kurang mendapatkan nutrisi (karbohidrat, protein, nitrogen, phospor,

kalium)

Perbandingan jumlah total tubuh jamur pada panen I dan panen II diketahui perlakuan MA3memberikan pengaruh paling baik terhadap

jumlah tubuh buah jamur denganrata-rata 17 helai (panen 1). Hal ini dikarenakan pemberian pupuk kandang pada media tanam memiliki kadungankarbohidrat, kalium,protein, fosfat dan bahan organik yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga menghasilkan jumlah tubuh buah paling banyak.Pertumbuhan jamur tiram putih dapat berlangsung dengan optimal jika media tanam banyak mengandung unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh jamur (Dewi dalam Steviani 2011). Perlakuan yang memberikan pengaruh sedikit adalah MA0 dengan rata-rata 6,3 helai (panen 1). Hal ini karena tidak

(12)

putih kekurangan nutrisi pada pertumbuhan tubuh buah jamur. Zat-zat yang berguna seperti kalium, phospor dan nitrogen yang diserap oleh jamur sehingga membantu dalam pertumbuhan jamur tersebut (Steviani,2011).

Sesuai penrnyataan Ipuk dan Saparinto dalam Steviani (2011), bahwa untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tubuh buah diperlukan nitrogen dan molase yang mengandung gula, karbohidrat, asam organik, senyawa nitrogen sebagai protein dan unsur abu mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamurtiram putih.

3. Berat segar buah jamur

Pada pengamatan berat segar buah jamur diperoleh hasil bahwa perlakuan MA3 berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah

jamur,rata-rata 118,3 gram (panen 1), hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pupuk kandang ayam dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih. Perlakuan MA0 tidak berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah

jamur, rata-rata 77,5 gram (panen 1), hal ini dikarenakan jamur tiram putih pada media kekurangan nutrisi sehingga memberi pengaruh

pertumbuhan kurang baik.

Panen II diketahui perlakuan MA3 yang memberikan pengaruh

paling baik terhadap berat buah jamur dengan berat rata-rata 110 gram.Hal ini karena tubuh buah jamur tiram putih dapat berkembang pada bahan yang mengandung lignoselulosa, contohnya kayu gergajian, ampas tebu, tongkol dan batang jagung (Sumarsih, 2010). Perlakuan MA0 tidak

berpengaruh terhadap berat buah jamur rata-rata 78,3 gram.

Pada berat segar total tubuh buah jamur tiram putih diketahui perlakuan MA3 berpengaruh terhadap berat buah jamur rata-rata

(13)

adanya zat-zat makanan seperti karbohidrat dan protein. Sebagian besar kandungan dari pupuk kandang ayam adalah protein.Perlakuan MA0 tidak

berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur, rata-rata 77,5 gram.Hal ini dikarenakan jamur tiram putih merupakan organisme yang tidak mengandung klorofil dan heterotrof, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Oleh karena itu jamur memerlukan zat-zat makanan dari organisme lain khususnya dari pupuk kandang ayam, sehingga pada perlakuan tanpa pupuk kandang ayam menghasilkan berat segar tubuh buah jamur yang kurang baik, karena kurangnya nutrisi dari pertumbuhan jamur tiram putih tersebut.

Berat tubuh buah jamur sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu kumbung jamur (Djarijah dan Djarijah, 2001). Bila kumbung jamur terlalu kering (suhu kumbung terlalu rendah) maka tubuh buah jamur akan mengalami penguapan lebih dan menjadikan permukaan tubuh buah jamur mengerut dan kering. Sesuai pernytaan Nurman dan Kahar dalam Steviani (2011), bahwa berat segar tubuh buah jamur yang dihasilkan ditentukan oleh kesuburan media dan adanya zat-zat makanan lain seperti nitrogen, karbohidrat dan protein.

(14)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penambahan pupuk kandang ayam 60 gram berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium (27,8 hari) dan hasil jumlah dan berat segar tubuh buah jamurtiram putih (Pleorotus ostreatus) (17 helai dan 118,3 gram).

DAFTAR PUSTAKA

Darlina, Elly dan Ina Darliana. 2008. “Pengaruh dosis Dedak Dalam media tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae)”. Forum Penelitian, jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNBAR

Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Hortikultura Direktorat Budidaya Dan Paskapanen Sayuran Dan Tanaman Obat. 2013. “Penanganan Pascapanen Jamur Tiram” ISBN: 978-602-8591-16-4.

Laude, Syamsuddin. 2010. “Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam”. Forum Penelitian, 17(2):144-148.

Rahmawati, Engga. 2011. “Evaluasi Kualitas Udara Mikrobiologis Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Pekerja Dan Masyarakat Sekitar Peternakan Ayam”. Skripsi.Depok: Fakultas Teknik. Universitas Indonesia.

Steviani, Susi. 2011. “Pengaruh Penambahan Molase Dalam Berbagai Media Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Sutarja. 2010. “Produksi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Pada Media Campuran Serbuk Gergaji Dengan Berbagai Komposisi Tepung Jagung Dan Bekatul”. Tesis.Surakarta: Program Pasca Sarjana. Universitas Sebelas Maret.

Gambar

Tabel 2 Rata-rata jumlah dan Berat segar tubuh buah

Referensi

Dokumen terkait

Setelah peneliti melakukan pembelajaran dengan materi ejaan (penulisan huruf kapital, huruf miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, gabungan kata, kata depan,

Elaedobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) yang Efektif dalam Menyerbuk Tandan Kelapa Sawit” merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program

[r]

penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

[r]

Apabila memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, maka Allah menyebutkan dua pandangan yaitu: al-kitab (al- Qur’an) dan al -Hikmah. Imam Syafi’i telah mendengar pendapat

Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kebijakan alokasi aset memiliki pengaruh

Hipotesis yang menyatakan bahwa karakteristik internal mahasiswa dan faktor eksternal berhubungan dengan tingkat pengetahuan mahasiswa UPBJJ-UT Banda Aceh tentang