iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis doakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi yang diselesaikan ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan, tepatnya jurusan
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yakni Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami berbagai
kesulitan dan kesulitan tersebut dapat terlewati karena adanya bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, ucapan termakasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yaitu kepada:
1. Bapak Prof.Dr,Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS, sebagai Dekan FIP UNIMED, Bapak Prof.
Dr. Yusnadi, M.S, selaku PD I FIP UNIMED, Bapak Drs. Aman Simaremare,
M.S, selaku PD II FIP UNIMED dan juga dosen penguji, Bapak Drs.Edidon
Hutasuhut M.Pd sebagai PD III FIP UNIMED
3. Dra. Hj. Nasriah,M.Pd, selaku Ketua Program Pendidikan PG dan juga
sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan
kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
iv
4. Kepada Ibu Dr. Anita Yus selaku dosen Pembimbing Akademik, dan juga
dosen penguji, dan kepada Ibu Drs, Dorlince Simatupang sebagai dosen
penguji skripsi ini.
5. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan Perlengkapan di
Lingkungan FIP UNIMED.
6. Kepala Sekolah beserta guru-guru di TK Cahaya Bangsa Medan, yang begitu
banyak membantu penulis dalam penelitian ini.
7. Ibunda dan Tulang Monang, serta keluarga yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, yang telah banyak memberikan dukungan baik moril, doa dan juga
materi kepada penulis, sehingga pembuatan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
8. Semua rekan-rekan tercinta, mahasiswi PAUD REGULAR 2009 dan juga
rekan sepermainan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang begitu banyak
memberikan dukungan dan doa, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.
Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan yang terdapat dalam
penulisan skripsi ini. Dengan demikian penulis mohon krirtik dan saran untuk
perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua,
khsusnya para pembaca terutama yang bekerja di bidang pendidikan, khususnya
pendidikan anak usia dini. Dan akhir kata penulis ucapkan terimakasih. Sekian.
Medan, Juli 2013
Penulis
Olivia C Simanullang
i
ABSTRAK
Olivia C Simanullang. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial
Melalui Kegiatan Menggambar Pada Anak
Kelompok B Di TK Cahaya Bangsa Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan kegiatan
menggambar dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial pada anak kelompok
B di TK Cahaya Bangsa Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
menggunakan 2 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan. Subjek penelitian
adalah seluruh anak Kelompok B Ebenheazer TK.Cahaya Bangsa Medan.Teknik
yang berjumlah 20 orang anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan teknik lembar tes unjuk kerja. Teknik analisis data yang dilakukan
adalah dengan analisis persentase dan deskriptif.
Hasil penelitian pada siklus I ditemukan bahwa pada terdapat 2 orang anak
berkriteria sangat baik, 3 orang berkriteria baik, 7 orang berkriteria cukup, dan 8
orang berkriteria kurang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belum mencapai
maksimal, sehingga perlu dilakukan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus
II. Dari hasil siklus I dilakukan perbaikan tindakan dengan tetap menggunakan
kegiatan menggambar akan tetapi pembelajaran dibentuk menjadi kelompok,
anak diberi kebebasan untuk menggambar beberapa objek yang disukai dari
media yang ditampilkan. Sehingga pada Siklus II, mengalami peningkatan
dengan 5 orang anak berkriteria sangat baik, 9 orang baik, 4 orang cukup dan 2
orang anak yang kurang.
Dengan demikian maka kegiatan menggambar dapat meningkatkan
kecerdasan visual spasial anak pada kelompok B di TK Cahaya Bangsa Medan
v
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...7
C. Batasan Masalah ...8
D. Rumusan Masalah ...8
E. Tujuan Penelitian ...8
F. Manfaat penelitian ...9
BAB II KAJIAN TEORITIS ...10
2.1. Kerangka Teoritis ...10
2.1.1. Kecerdasan Visual Spasial ...10
A. Pengertian Kecerdasan ...10
B. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan ...14
C. Pengertian Kecerdasan Visual Spasial ...16
D. Ciri-ciri Cerdas Visual Spasial...19
E. Perkembangan Kecerdasan Visual Spasial AUD...20
F. Tips Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial Anak ...21
G. Pentingnya Kecerdasan Visual Spasial ...24
2.1.2. Kegiatan Menggambar ...26
A. Kegiatan Menggambar terhadap Kecerdasan Anak ...28
B. Pengertian Menggambar ...29
C. Periode dan Tahap Perkembangan Menggambar Anak ...30
D. Manfaat Gambar dan Menggambar bagi AUD ...35
E. Kesan Ruang Gambar Anak ...41
F. Bahan dan Peralatan Menggambar...42
G. Teknik Menggambar bagi AUD ...43
vi
I. Menggambar Pilihan dan Aplikasi bagi Anak ...45
J. Pelaksanaan Kegiatan Menggambar ...45
2.2. Kerangka Konseptual ...47
2.3. Hipotesis ...48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...49
3.1. Jenis Penelitian ...49
3.2 Subjek dan Objek Penelitian...49
3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ...49
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...50
3.5 Desain Penelitian ...51
3.6 Prosedur Penelitian ...51
3.7 Teknik Analisis Data ...55
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ...57
3.9 Jadwal Kegiatan ...58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...59
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...59
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...62
4.2.1 Deskripsi Siklus I ...62
4.2.2 Deskripsi Siklus II ...69
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...81
A. Kesimpulan ...81
B. Saran ...82
DAFTAR PUSTAKA...83
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkembangan Kecerdasan Visual Spasial AUD ... 20
Tabel 2.2 Kegiatan Guru dan Anak Pada Tahap Pelaksanaan Menggambar ... 46
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kecerdasan Visual Spasial Anak ... 50
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Tingkat Kecerdasan Anak ... 57
Tabel 3.3. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 58
Tabel 4.1 Hasil Pelaksanaan Tes Kecerdasan Visual Spasial ... 65
Tabel 4.2 Kecerdasan Visual Spasial Anak Selama Siklus I ... 66
Tabel 4.3 Hasil Tes Unjuk Performance Kecerdasan Visual Spasial Anak Selama Siklus II ... 72
Tabel 4.4 Kecerdasan Visual Spasial Anak Selama Siklus II ... 73
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggrat ... 51
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian ... 59
Gambar 4.2 Suasana Kelompok B Ebenheazer ... 60
Gambar 4.3 Lapangan Bermain outdoor, indoor, dan panggung ... 61
Gambar 4.4 Grafik Kecerdasan Visual Spasial Anak Pada Siklus I ... 67
Gambar 4.5 Grafik Kecerdasan Visual Spasial Anak Pada Siklus II ... 74
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I (Pertemuan I) ... 84
Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian Siklus I (Pertemuan II) ... 86
Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian Siklus II (Pertemuan I) ... 88
Lampiran 4 Rencana Kegiatan Harian Siklus II (Pertemuan II) ... 90
Lampiran 6 Lembar Tes Tingkat Kecerdasan Visual Spasial Anak (Siklus I) ... 92
Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru (Siklus I) ... 94
Lampiran 8 Lembar Tes Tingkat Kecerdasan Visual Spasial Anak (Siklus II) ... 95
Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru (Siklus II) ... 97
Lampiran 10 Tabulasi Lembar Tes Kecerdasan Visual Spasial Anak Pada Siklus I Pertemuan I ... 98
Lampiran 11 Tabulasi Lembar Tes Kecerdasan Visual Spasial Anak Pada Siklus I Pertemuan II ... 99
Lampiran 12 Tabulasi Lembar Tes Kecerdasan Visual Spasial Anak Pada Siklus II Pertemuan I ... 100
Lampiran 13 Tabulasi Lembar Observasi Tes Kecerdasan Visual Spasial Anak Pada Siklus II Pertemuan II ... 101
Lampiran 14 Daftar Nama Anak ... 102
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor
kesuksesan yang sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu bangsa. Oleh
karena itu, berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah
melewati sedemikian proses yang berkesinambungan yang dimulai dari
pendidikan sejak usia dini. Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 yang berbunyi bahwa Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sejalan dengan isi pasal di atas, pendidikan usia dini sangatlah penting
diperhatikan oleh orangtua kepada anak demi proses tumbuh-kembang dan
kematangan mereka. Sehingga, selain untuk mencapai tujuan pendidikan maka
akan terbentuk juga SDM yang baik dan berkualitas.
Menurut Sujiono (2005:2) anak usia dini, yaitu anak yang berada pada
rentang usia lahir sampai dengan enam tahun merupakan rentang usia kritis dan
sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses
serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Itu artinya bahwa periode ini
2
kemampuan kognitif, bahasa, social emosional beserta kecerdasan- kecerdasan
yang dimiliki anak. Untuk itu, perlu diberikan rangsangan (stimulus) dan juga
pembinaan bertahap yang secara perlahan akan mendukung kemampuan dan
kecerdasan tersebut agar memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi pribadi
dan lingkungan sekitar anak.
Setiap anak lahir dengan memiliki kecerdasannya masing- masing
dimana, kecerdasan ini merupakan sebuah kemampuan sederhana untuk
mengatasi suatu masalah. Melalui sebuah lembaga kependidikan anak usia dini,
kecerdasan ini dapat dirangsang dan dilatih melalui kegiatan yang diberikan di
sekolah. Contoh kecil kecerdasan yang dimiliki seorang anak sejak pertama dia
lahir adalah menangis disaat haus, lapar, buang air atau ngompol. Menangis
merupakan contoh sebuah kemampuan yang mereka miliki untuk mengatasi
keresahan dan juga masalah mereka saat mereka lapar, haus, ngompol dan lain
sebagainya.
Menurut Howard Gardner dalam Musfiroh (2005:53), ada sembilan jenis
kecerdasan jamak atau Multiple Intelligences, yaitu:
1) kecerdasan verbal linguistik (cerdas kata- kata), 2) logika- matematika (cerdas angka), 3) visual- spasial (cerdas gambar), 4) gerak- kinestetik (cerdas tubuh), 5) musical (cerdas- music), 6) intrapersonal (cerdas diri), 7) interpersonal (antar- orang), 8) naturalis (cerdas alam), dan 9) cerdas eksistensialis (cerdas hakikat).
Setiap anak memiliki salah satu dari Sembilan kecerdasan diatas, atau
memiliki dua kecerdasan secara bersamaan namun dengan ukuran yang berbeda.
Salah satu kecerdasan yang akan dibahas peneliti dalam penelitian ini adalah
3
spasial, menurut Amanyaulady (2011), bahwa orang dewasa dan anak- anak yang
cerdas visual spasial memiliki kemampuan peka dalam mengobservasi,
mengamati, dan memikirkan serta memiliki kemampuan untuk berpikir dalam
gambar juga ruang, sehingga kemampuan ini memungkinkan untuk bisa
membayangkan bentuk- bentuk geometri, benda, peristiwa, dan lingkungan sekitar
dengan mudah. Dengan kata lain, kecerdasan ini menyangkut kemampuan untuk
memvisualkan imajinasi dalam kenyataan yang dituangkan dalam bentuk gambar,
peta, sketsa, lukisan, diagram dan sebagainya. Mengingat anak usia dini
merupakan anak yang penuh imajinasi, hal tersebut mendukung bahwa kecerdasan
visual spasial perlu dikembangkan sejak usia dini agar kedepannya menjadi
sebuah keahlian.
Kecerdasan visual spasial dapat distimulus dan dikembangkan melalui
pendidikan anak usia dini melalui guru sebagai fasilitator. Melalui proses
pendidikan ini diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial yang
ditujukan untuk mengembangkan imajinasi gambar dan ruang, ekspresi,
kebebasan, serta pengalaman anak. Seiring dengan prosesnya, jika kecerdasan ini
dioptimalkan melalui pemberian stimulus, maka akan menjadi sebuah
keberhasilan bagi anak. Bagi anak yang kurang distimulus kecerdasannya dan
kurang optimal maka anak akan kurang mampu untuk mengamati, mengobservasi,
mengingat bentuk- bentuk geometri, lingkungan, arah, peristiwa dan juga
merancang tindakan anak. Menurut Yaumi (2012) bahwa kecerdasan visual
spasial ini dapat dikembangkan melalui kegiatan seperti menggambar, mewarnai,
melukis, mengamati gambar dan ruang, foto, menggunting, melipat, merancang
4
yang dapat ditekuni oleh yang memliki kecerdasan visual spasial adalah: arsitek,
pilot, fotografer, seniman, pematung, desainer dan bagian arkeolog.
Berkaitan dengan kecerdasan visual spasial anak kelompok B yang
umumnya berusia 5-6 tahun, Ike (Ibu dan Balita, 2010) selaku psikolog anak
menyatakan bahwa kecerdasan ini tidak sama takarannya pada setiap anak. Dalam
hal ini komunikasi antara orangtua dan pendidik sangat berperan penting untuk
mengusahakan segala stimulus, jika tidak berkembang, mungkin karena faktor
ketiadaan kesempatan, anak selalu dibantu untuk melakukan sesuatu atau
memberikan beragam kegiatan yang selalu itu- itu saja, pada akhirnya anak tidak
diberi kesempatan untuk bekerja sendiri dan memberikan ide, serta minimnya
arahan.
Sejalan dengan uraian tersebut, peneliti menemukan di TK.Cahaya Bangsa
bahwa kecerdasan visual spasial anak masih kurang diperhatikan secara berlanjut
dan maksimal, seperti: 1) ingatan anak terhadap letak toilet masih kurang optimal
dikarenakan pada saat anak permisi ke toilet, guru menghantarkan anak tersebut,
dapat diartikan salah satu hambatan bagi anak untuk mengimajinasikan letak toilet
dalam pikiran sendiri, 2) beberapa anak tidak mampu menyelesaikan kegiatan
belajar seperti menulis, menyusun puzzle, menggambar, dan lain-lain. Guru tidak
memberikan arahan atau langkah- langkah untuk menyelesaikan kegiatan, 3)
kurangnya aktivitas anak untuk mengenal bentuk, benda, lingkungan sekitar
termasuk arah, kegiatan belajar lebih sering menekankan kegiatan baca, tulis, dan
hitung, 4) kurangnya pujian guru terhadap hasil pekerjaan anak, 5) pada saat
kegiatan belajar selesai dan anak disuruh untuk merapikan alat tulis masing-
5
menyimpan alat tulis tersebut ke dalam laci yang salah atau laci yang tidak
miliknya, 6) anak masih kurang mengenal bentuk geometri, gambar, benda, dan
peristiwa keseharian anak, 7) anak masih kurang mampu mengamati dan
mengingat lingkungan sekitar guru kurang memahami tentang kecerdasan visual
spasial anak sehingga pemberitahuan kepada orangtua untuk memberikan
stimulus dirumah masih kurang.
Berdasarkan pendapat Ike (Ibu dan Balita, 2010) sebelumnya guru
seharusnya memberikan stimulus melalui beragam aktivitas bagi anak untuk
mengenal bentuk, benda, lingkungan sekitar termasuk peristiwa yang dialami
anak. Dalam melakukan kegiatan belajar seharusnya guru memberikan
kesempatan bagi anak untuk mencoba melalui arahan yang diberikan sehingga
anak memiliki kesempatan untuk dipuji. Menurut Ike R Sugianto (2010), ada
beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan visual spasial anak, yakni
kenalkan arah, bermain puzzle, belajar bentuk, membuat peta, bermain tangram,
menggambar, kegiatan kerajinan tangan, mengunjungi tempat dan museum,
mengatur dan merancang baik benda maupun ruangan. Didukung oleh pernyataan
tersebut, kecerdasan visual spasial dapat dikembangkan melalui kegiatan
menggambar.
Menurut Kusmayadi (2011: 34) orang yang cerdas visual spasial memiliki
kemampuan besar dalam menggambar, biasa disebut dengan picture smart.
Biasanya orang- orang yang memiliki picture smart adalah para seniman seperti
pelukis, arsitek, dan juga desainer. Olivia dan Raziaty (2011) menyatakan bahwa,
lewat menggambar anak bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada dikepala
6
menunjukkan tingkat kecerdasan dan kreativitas masing- masing anak. Seturut
dengan pendapat tersebut bahwa kegiatan menggambar anak merupakan
penuangan imajinasi bebas yang penuh ekspresi beserta ide masing- masing anak.
Dalam meningkatkan kecerdasan visual spasial anak, ada beberapa cara
melalui kegiatan belajar yang dapat diupayakan oleh guru seperti kenalkan arah,
bermain puzzle, belajar bentuk, membuat peta, bermain tangram, menggambar,
kegiatan kerajinan tangan, mengunjungi tempat dan museum, mengatur dan
merancang baik benda maupun ruangan. Namun dalam penelitian ini, menurut
peneliti salah satu kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan
visual spasial adalah melalui kegiatan menggambar. Didukung oleh pendapat
Musfiroh (2005), kecerdasan visual spsial anak usia 5-6 tahun dapat dilihat pada
kesenangan dan kemampuan mereka menggunakan pensil warna untuk
menggambar atau mewarnai sebaik mereka menggunakan krayon. Mereka juga
dapat bereksplorasi cat, termasuk cat air. Melalui menggambar anak mampu
menuangkan imajinasi mereka secara bebas, mendapat arahan tentang darimana
titik memulai untuk menggambar sebuah objek termasuk garis, memaknai gambar
mereka sendiri, belajar melatih menuangkan isi pikiran dan imajinasi masing-
masing anak terhadap gambar, belajar untuk merencanakan dan melaksanakan
sendiri, melalui arahan belajar untuk membaca gambar, peta dan lain- lain.
Diharapkan juga melalui menggambar anak mengenal bentuk, benda, lingkungan
sekitar, arah dan juga peristiwa yang dialaminya. Sehingga untuk kedepannya,
anak mampu mengembangkannya menjadi sebuah karir yang mereka senangi
7
Kegiatan menggambar diharapkan akan dapat membantu untuk
mengembangkan kecerdasan visual spasial anak. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka penelitian ini sangat penting untuk dilakukan untuk memberikan
pemahaman serta demi mengatasi masalah kecerdasan visual spasial anak
kelompok B di TK.Cahaya Bangsa Medan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
melakukan penelitian berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual
Spasial Melalui Kegiatan Menggambar Pada Anak Kelompok B di TK.
Cahaya Bangsa Medan T.A. 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini, antara lain:
1. Kurangnya variasi strategi dari guru untuk melatih kecerdasan anak karena
pada saat kegiatan belajar guru lebih menekankan kegiatan baca, tulis, dan
hitung, sehingga imajinasi anak kurang berkembang.
2. Kurangnya ragam aktivitas anak yang berkaitan untuk mengenal bentuk,
benda sekitar, mengamati, mengobservasi, dan juga untuk mengingat
peristiwa anak, baik tentang pengalaman belajar dan lingkungan anak.
8
4. Anak dibantu untuk menyelesaikan kegiatan belajar, sehingga anak kurang
diberi kesempatan untuk menyelesaikan kegiatan dengan cara atau
ekspresi sendiri.
5. Guru kurang memahami tentang kecerdasan visual spasial anak sehingga
untuk pemberitahuan kepada orangtua dalam memberikan stimulus di
rumah masih kurang.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan maka peneliti
membatasi permasalahan yang akan dikaji pada “Peningkatan kecerdasan visual
spasial anak melalui kegiatan menggambar pada Kelompok B di TK. Cahaya
Bangsa T.A.2012/2013”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apakah melalui kegiatan menggambar dapat meningkatkan Kecerdasan
Visual Spasial anak Kelompok B di TK. Cahaya Bangsa T.A. 2012/2013?”
E. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk:
1. Mendeskripsikan peningkatan kecerdasan visual spasial anak Kelompok B
yang diupayakan melalui kegiatan menggambar di TK. Cahaya Bangsa
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara praktis yaitu:
a) Bagi anak adalah untuk memberi kesempatan dan juga kebebasan
kepada mereka untuk mengembangkan kecerdasan visual spasial
dalam kegiatan menggambar.
b) Bagi guru adalah untuk mengetahui bahwa kegiatan belajar
menggambar mampu untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial
anak.
c) Bagi peneliti untuk memecahkan masalah yang dikaji oleh peneliti.
2. Secara teoritis yaitu:
a) Sebagai bahan masukan bagi peneliti atau calon peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama
atau berhubungan dengan kecerdasan- kecerdasan yang dimiliki
anak.
b) Secara akademis, penelitian ini diharapkan akan memperkaya
khasanah pendidikan khusunya Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini di lembaga pendidikan pada lingkungan Fakultas Ilmu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti selama dua siklus, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Kegiatan menggambar dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak di kelompok B di TK, Cahay Bangsa Medan.
2. Hasil tes dan refleksi pada siklus I setelah kegiatan menggambar terdapat sebanyak 2 orang anak (10%) tergolong sangat baik kecerdasan visual spasialnya, 3 orang anak (15%) tergolong baik, 7 orang anak (35%) tergolong cukup dan 8 orang anak (40%) tergolong kurang kecerdasan visual spasialnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menggambar yang dilakukan pada siklus I dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak sehingga jumlah anak yang kurang cerdas dapat diminimalisir pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.
3. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap tindakan kegiatan menggambar, tetapi guru hanya mencontohkan gambar langsung di papantulis kepada anak- anak. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II melalui tes unjuk performance terdapat 5 orang anak (25%) tergolong sangat baik kecerdasan visual spasialnya, 9 orang anak (45%) tergolong baik, 4 orang anak (20%) tergolong cukup, dan 2 orang anak (10%) yang tergolong kurang kecerdasan visual spasialnya.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menguraikan beberapa saran yaitu:
1. Bagi anak diharapkan agar lebih sering lagi melakukan kegiatan menggambar objek- objek yang ada dalam pikiran mereka sehingga mengembangkan kecerdasan visual spasial mereka.
2. Bagi guru diharapkan untuk dapat menerapkan dan melakukan langkah-langkah kegiatan menggambar yang baik, sesuai dengan urutannya sehingga anak dapat membuat karya gambar yang baik. Guru menguasai teknik- teknik menggambar dan membuat perpaduan warna- warna yang menarik.
3. Bagi sekolah terutama kepada kepala sekolah diharapkan untuk dapat menyediakan dan melengkapi bahan serta peralatan kegiatan menggambar seperti: pensil, crayon, oil pastel, pensil warna, penghapus, spidol, rautan. Kemudian menghimbau guru- guru untuk lebih mengembangkan keterampilam mengajar dan memberi kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan- pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama, Widya. Ayuningsih, Diah. 2012. Psikologi Pendidikan Anak. Yogyakarta: Pustaka Larasati.
Badudu, dkk. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Cahyo, Agus. 2011. Game Khusus Penyeimbang Otak Kanan dan Kiri. Yogyakarta:
FlashBooks.
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia TK. Jakarta: Grasindo. Kusmayadi, Ismail. 2011. Membongkar Kecerdasan Anak. Jakarta: Gudang Ilmu.
Lilo, Just. 2012. Kecerdasan Visual Spasial, (online), dalam
(http://tentangpaud.blogspot.com/2012/06/tentang-paud.html, diakses pada tanggal 21 Januari 2013).
Lwin, May dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta:
Penerbit Indeks.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas.
Nadia. 2010, (online), dalam (http://edukasi,kompas.com/read/2010/04/08/
2030186/Membimbing.Anak.Menggambar.Ada.Tekniknya.Lho, diakses pada tanggal 22 Januari 2013).
Olivia, Femi & Raziarty Harni. 2011. Mengoptimalkan Otak Kanan Anak dengan Creative Drawing. Jakarta: Grameedia Pustaka Utama.
Pamadhi, Hajar & Sukardi, S Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Penerbit U.T. Saleh, Samsubar. 2004. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Sudjana, 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suharsimi, Arikunto dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Penerbit Indeks Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
Yaumi, Mohammad. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
Lampiran
Lembar Tes Kegiatan Anak Selama KBM
Nama :
Hari/ Tanggal :
No Indikator Pernyataan Skala Kete-
4 3 2 1 rangan
1. Menggambar hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
Menggambar objek yang ada di rumah, sekolah, media belajar:
Menggambarkan objek yang berbeda:
a. Membuat gambar handphone yang memiliki assesoris b. Membuat warna gambar lebih
dari dua warna ada sayap, b. Menggunakan oil pastel/
crayon,
c. Menggunakan pensil d. Menggunakan penghapus
4. Mudah membaca
gambar
a. Menyebutkan nama objek yang digambar
b. Menceritakan gambar dibuat sendiri
c. Menceritakan pengalaman anak tentang objek yang digambar
d. Mau memajang hasil karya
Jumlah Tingkat Kecerdasan
Keterangan:
Lampiran
Lembar Observasi Aktivitas Peneliti Selama KBM
Nama :
1. Menyediakan bahan dan peralatan menggambar
2. Mengumpulkan anak secara klasikal atau kelompok
3. Menunjukkan dan menceritakan objek yang akan digambar
4. Membimbing dan mengarahkan beberapa instruksi dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan anak
5. Mengarahkan cara menggambar objek untuk tebal,tipis, dan lain- lain
6. Menempel hasil karya anak atau
menunjukkan beberapa hasil karya anak 7. Memberikan respon berupa pujian terhadap
gambar anak.
Guru Kelas/ Pengamat Peneliti
( ) (Olivia C Simanullang)
Lampiran
Lembar Tes Kegiatan Anak Selama KBM
Nama :
Hari/ Tanggal :
No Indikator Pernyataan Skala Kete-
4 3 2 1 rangan
1. Menggambar hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
Menggambar yang ada di rumah, sekolah, media belajar:
Menggambarkan objek yang berbeda:
e. Membuat gambar bulan yang memiliki mata, dan mulut
f. Membuat gambar bulan
memiliki sayap
g. Menggambar matahari yang memiliki mata dan mulut
h. Menggambar bulan dan
matahari yang memiliki mata dan mulut f. Menggunakan oil pastel/
crayon,
g. Menggunakan pensil h. Menggunakan penghapus
4. Mudah membaca
gambar
e. Menyebutkan nama objek yang digambar
f. Menceritakan gambar dibuat sendiri
g. Menceritakan pengalaman anak tentang objek yang digambar
h. Mau memajang hasil karya
Jumlah Tingkat Kecerdasan
Keterangan:
ii
RIWAYAT HIDUP
1.Latar Belakang Keluarga :
a. Nama : Olivia C Simanullang
b. Tempat/ Tanggal Lahir : Balige, 18 Agustus 1991
c. Nama Ayah : -
d. Nama Ibu : Mintauli Simangunsong
e. Pekerjaan Orang Tua : Guru
f. Alamat Orang Tua : Balige
2. Riwayat Pendidikan :
No Riwayat Pendidikan Nama Sekolah Tahun
1. Taman Kanak- kanak (TK)
TK. Katolik St. Theresia Balige
1996- 1997
2 Sekolah Dasar (SD) SD. Sw. Katolik
Sanfrancesco Balige
1997- 2003
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP)
SMP. Negeri 4 Balige 2003-2006
4 Sekolah Menengah Atas (SMA)