• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA Pengaruh Massage Dan Contrasbath Terhadap Pemulihan Kelelahan Pada Anak Setelah Olahraga."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA

NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian

Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Disusun oleh : NURUL JANAH

J 110 090 002

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NURUL JANAH / J110090002

“PENGARUH MASSAGE DAN CONTRASBATH TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PADA ANAK SETELAH OLAHRAGA“

(Dibimbing oleh Totok Budi Santoso, SST.FT, MPH dan Umi Budi Rahayu, S.Pd, SSF.FT, M.Kes)

Latar Belakang: kelelahan (fatigue) adalah suatu proses terjadinya penurunan toleransi terhadap kerja fisik. Penyebab kelelahan antara lain aktivitas berlebihan, kurang istirahat, kondisi fisik lemah, olahraga dan tekanan sehari-hari. Olahraga dengan intensitas tinggi dan waktu singkat pemenuhan kebutuhan energi meningkat bergantung pada fosfagen dan glikolisis anerobik. Glikolisis anaerobik ini menghasilkan asam laktat yang dapat menimbulkan kelelahan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk pemulihan kelelahan salah satunya massage dan

contrasbath.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui adanya pemulihan kelelahan

melalui metode massage dan contrasbath. Metode Penelitian: dengan pendekatan quasi eksperimen dan desain penelitian pre and post test two group

design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Laban 01. Total

sampel 21 responden yang memenuhi kriteria inklusi 18 responden, droup out 3 responden dengan rincian pada kelompok massage 9 responden dan kelompok

contrasbath 9 responden. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan

Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test.Hasil penelitian: uji Wilcoxon Test

menunjukkan hasil pada kelommpok massage p = 0,011 < 0.05 dan pada kelompok contrasbath p = 0,016 < 0,05 yang berarti ada pengaruh massage dan

contrasbath terhadap pemulihan kelelahan pada anak setelah olahraga. Hasil uji

Mann-Whitney Test menunjukkan hasil p = 0,666 > 0,05 yang berarti tidak ada

perbedaan pengaruh anatar massage dan contrasbath terhadap pemulihan kelelahan pada anak setelah olahraga.Kesimpulan: massage dan contrasbath

dapat berpengaruh terhadap pemulihan kelelahan pada anak setelah olahraga.

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelelahan (fatigue) adalah suatu fenomena fisiologis, suatu proses

terjadinya keadaan penurunan toleransi terhadap kerja fisik. Penyebabnya

sangat spesifik bergantung pada karakteristik kerja tersebut (Septiani, 2010).

Aktivitas berlebihan, kurang istirahat, kondisi fisik lemah, olahraga dan

tekanan sehari-hari dapat menyebabkan kelelahan (Akoso, 2009). Kelelahan

dibagi dalam dua tipe, yaitu kelelahan mental dan kelelahan fisik. Kelelahan

mental adalah kelelahan yang merupakan akibat dari kerja mental seperti

kejemuan sebab kurangnya minat. Sedangkan kelelahan fisik disebabkan

karena kerja fisik atau kerja otot (Giriwijoyo, 2012).

Pada olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi singkat, pemenuhan

kebutuhan energi meningkat hampir seratus kali lipat. Tubuh tidak mampu

menghasilkan energi yang besar dalam waktu singkat, sehingga pemenuhan

kebutuhan energi pada olahraga ini bergantung pada sistem fosfagen dan

glikolisis anaerob. Sistem fosfagen hanya dapat menyediakan energi untuk

aktivitas dengan rentan waktu dibawah sepuluh detik, sehingga glikolisis

anaerobik merupakan jalur metabolisme utama pada olahraga dengan

intensitas tinggi. Namun jalur metabolisme glikolisis anaerobik ini

menghasilkan produk samping yaitu asam laktat. Penimbunan asam laktat

dapat menyebabkan terjadinya kelelahan (Septiani, 2010). Asam laktat dalam

(5)

dalam otot. Keadaan ini akan menghambat kontraksi otot sehingga menjadi

lemah dan akhirnya otot menjadi kelelahan (Widiyanto, 2012).

Banyak cara yang bisa di lakukan untuk mempercepat pemulihan setelah

mengalami kelelahan salah satunya yaitu dengan metode massage dan

contrasbath (Giriwijoyo, 2010). Massage (pijatan) adalah suatu pijatan yang

di lakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan dengan

menggunakan sentuhan tangan dan tanpa memasukkan obat kedalam tubuh

yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada

beberapa macam penyakit yang merupakan indikasi untuk di pijat. Tujuan dari

teknik manipulasi tangan (massage) antara lain adalah rileksasi otot, perbaikan

fleksibilitas, pengurangan nyeri, dan perbaikan sirkulasi darah (Wiyoto, 2011).

Menurut Mulyono (2011) cara lain untuk mempercepat pemulihan dari

hasil penelitian yaitu menggunakan contrasbath. Dimana di peroleh nilai

prosentasi kelompok yang di berikan contrasbath sebesar 96,72%, kelompok

tanpa perlakuan (istirahat pasif) memberikan prosentasi sebesar 92,82%

sehingga dapat di simpulkan bahwa metode contrasbath lebih baik di banding

isntirahat pasif. Cochrane (2004) menjelaskan bahwa contrasbath digunakan

atlet dalam pemulihan setelah latihan. Teknik contrasbath sangat cepat dalam

pemulihan dengan meningkatkan sirkulasi darah sehingg membantu

(6)

TUJUAN PENELITIAN

adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya pemulihan kelelahan setelah olahraga melalui metode

massage.

2. Mengetahui adanya pemulihan kelelahan setelah olahraga melalui metode

contrasbath.

3. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua metode

pemulihan kelelahan setelah olahraga

TINJAUAN PUSTAKA Kelelahan

Kelelahan merupakan pengalaman umum dari setiap individu.

kelelahan dapat didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk

menghasilkan kekuatan maksimal selama otot berkontraksi(Davis, 2010).

Mulyana (2011) kelelahan merupakan faktor penyebab dalam

penurunan perfoma seseorang setelah olahraga. Seorang atlet tidak akan

menampilkan kemampuannya yang maksimal saat bertanding jika

mengalami kelelahan. Kelelahan merupakan suatu proses alami yang

terjadi pada seseorang ketika melakukan olahraga.

Olahraga adalah hasil dari anaerobik yang meninggi yang segera di

ikuti meningginya aerobik. Meningginya anaerobik di perlukan untuk

menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan olahraga itu, tetapi

(7)

asam laktat yang melebihi konsumsi di ambang anaerobik akan

terakumulasi menjadi kelelahan. Aktivitas di ambang anaerobik biasanya

dicapai individu pada 60% dari maksimal oksigen yang di konsumsi

(Davis, 2010).

Aktivitas fisik yang harus di pertahankan pada intensitas yang

relatif tinggi selama dua sampai tiga menit seperti olahraga, sumber daya

yang digunakan untuk kontraksi otot adalah anaerobik yang akan

menghasilkan zat sampah yaitu asam laktat (Giriwijoyo, 2012). Asam

laktat yang tertimbun di otot dan darah pada kontraksi otot yang intens

atau berkepanjangan akan menimbulkan kelelahan. Asam laktat

menimbulkan nyeri otot yang terasa satu atau dua hari setelah olahraga

intens (Subekti, 2007). Kelelahan yang dialami seorang atlet akan

menurunkan perfomanya maka dari itu pemulihan merupakan hal penting

pada saat latihan serta dalam kompetisi antara pertandingan dan selama

turnamen dilakukan (Alpert, 2010).

Pemulihan

Latihan saja tidak cukup untuk atlet menghasilkan perfoma

terbaiknya, atlet juga perlu waktu untuk pemulihan. Pemulihan bertujuan

untuk mengurangi kelelahan dan memperbaiki kinerja lebih baik (Calder,

2005).

Sebagian atlet berusaha untuk meningkatkan kinerja dan potensi

yang di miliki mereka untuk lebih baik. Tubuh mereka dipaksa untuk

(8)

memadai tidak dapat dihindari atlet akan mengalami kelelahan.

Pemulihan memungkinkan tubuh untuk mengisi kembali energi,

penurunan asam laktat, dan menurunkan kelelahan sistem saraf pusat

(Hing, 2008).

Diperkirakan sebanyak 20% dari semua atlet cabang oalahraga

mengalami overtraining syndrom. Overtraining syndrom dapat di

definisikan sebagai titik akhir dimana atlet mengalami kelelahan kronis

dan pemulihan yang tidak memadai (Alpert, 2010).

Banyak strategi yang digunakan oleh atlet untuk meningkatkan

proses pemulihan. Menurut Mc Ardlen 1991 yang di kutip oleh Ningrum

(2012) bahwa proses cepat dalam pemulihan dari latihan dapat di

kategorikan sebagai pemulihan aktif dan pasif. Dalam pemulhan aktif

lebih dikenal dengan olahraga berintensitas rendah untuk mencegah kram

otot, kekakuan dan menfasilitasi pemulihan. Sebaliknya dalam pemulihan

pasif modifikasi yang digunakan diantaranya massage, contrasbath, posisi

tubuh tertentu dan minum cairan dingin.

Massage (pijatan)

a. Pengertian massage

Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan

lunak, biasanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran

atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan

relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Best, 2008). Tujuan teknik

(9)

sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi, dan

pemberian nutrisi ke dalam jaringan (Pradipta, 2012). Timbunan asam

laktat yang menyebabkan kelelahan ketika otot-otot kita menerima

massage, asam laktat yang menempel pada otot-otot tersebut akan dipecah

dan dilarutkan ke dalam pembuluh darah (Arif, 2012).

b. Teknik massage meliputi effleurage (menggosok) dan petrisage

(pijatan)

1. Effleurage (menggosok)

Gerakan di bagian tubuh dengan menggunakan seluruh permukaan

telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok. Tangan

menggosok secara supel atau gentel menuju arah jantung dengan

dorongan dan tekanan (Wiyoto, 2011).

2. Petrisage atau pijatan

Gerakan pijatan dengan mempergunakan empat jari merapat

berhadapan dengan ibu jari yang selalu lurus dan supel. Bagian tubuh

yang di pijat terletak di dalam cengungan telapak tangan antara jari-jari

dan ibu jari. Gerakan memijat dengan meremas otot yang sedikit di tarik

ke atas seolah-olah akan memisahkan otot dari tulang atau otot yang lain

(Wiyoto, 2011).

Contrasbath

a. Pengertian contrasbath

Perendaman periodik menggunakan air panas dengan suhu 38°C selama

(10)

air hangat selama empat menit (Michlovitz, 1990). Teknik bolak-balik

panas dingin di maksudkan untuk memompa pembuluh darah melalui

vasodilatasi dan vasokontriksi akibat dari perubahan suhu tersebut

(Cochrane, 2004).

b. Prinsip kerja contrasbath

Perendaman secara periodik dalam kurun waktu tertentu. Manfaat dari

perendaman secara periodik ini adalah pada saat perendaman akan terjadi

peningkatan aliran darah dan getah bening ke arah jantung, dan pada

pengangkatan tubuh dari air, darah dan getah bening yang tadi sudah

terperas ke arah jantung, tidak akan kembali ke bagian bawah lagi karena

adanya sistem katup pada pembuluh darah vena dan getah bening.

Keadaan inilah yang akan meningkatkan aliran (sirkulasi) pada pembuluh

darah dan getah bening (Giriwijoyo, 2012). Meningkatnya sirkulasi akan

berpengaruh terhadap kelancaran suplai oksigen yang akan membantu

pendaurulangan asam laktat menjadi sumber energi. Dengan tersedianya

energi kembali yang berasal dari asam laktat akan memulihkan kelelahan

yang berdampak pada mengembalian perfoma seperti semula (Mulyana,

2011).

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukanadalah Quasi Eksperiment. Rancangan

penelitian yang digunakan adalah pre and post test two group design, karena

memandingkan dua jenis perlakuan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

(11)

yang muncul sesudah diberikan perlakuan,kemudian hasil dari perlakuan

dibandingkan.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji statistik pada kelompok massage didapatkan bahwa

nilai p adalah 0,011 ini berarti nilai p < 0,05 Ho ditolak, ada pengaruh massage

terhadap pemulihan setelah olahraga. Pada kelompok contrasbath juga didapatkan

pengaruh dimana nilai p = 0,016. Namun setelah diuji beda ternyata tidak terdapat

perbedaan pengaruh diantara keduanya dengan nilai p = 0,666.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisa hasil statistik, dapat diambil kesimpulan bahwa

massage dan contrasbath memiliki pengaruh terhadap pemulihan kelelahan.

B. Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan peralatan

untuk mempertahankan suhu air. Selain itu diharapkan penelitian

selanjutnya dilakukan dengan teknik yang lebih baik dan alat yang modren

sehingga dapat diketahui keefektifitasan massage dan contrasbath yang

telah dilakukan.

2. Kepada responden serta atlit lainnya diharapkan untuk lebih

memperhatikan dosis, asupan makanan, serta teknik massage dan

contrasbath yang baik dalam menentukan keberhasilan pemulihan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Azis. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Alpert M, Jessica, George C.B, Miguel C. 2010. Recovery in Tennis. USO: USTA Player Development

Arif, R. 2012. Sport Massage Untuk Menghilangkan Kelelahan Akibat Olahraga. Diakses 12-04-2013.

http://basket.sportku.com/berita/info/tips- trick/13764-sports-massage-untuk-menghilangkan-kelelahan-akibat-berolahraga

Arif Hafidz. 2011. Kekuatan otot. Diakses 23-07-2013. http://ariephafidznik14.wordpress.com/2011/03/29/kekuatan-otot/

Akoso, B.T dan Akoso, G.H.E. 2009. Bebas Kelelahan. Yogyakarta: Kanisius

Best T.M, Robin H, Aaron W, Furqan H. 2010. Effectiveness of Sport Massage for Recovery of Skelete Muscle From Strenuous Exercise. Clin J Sport Med. Volume 18.5: September 2008: 44-460

Calder M. 2005. Recovery Training. Australia: Australia Institute of Sport

Cochrane, D.J, 2004. Alterrating hot and cold water immersion for athlete recovery: a review. Physical Therapy in Sport. Volum 5. 32. 2004. 26-27

Davis M.P, Declan W. 2010. Mechanisms of Fatigue. The Journal of Supportive

Oncology. Volume 8.4: July/August 2010: 164-174

Ferdian. 2011. Pengaruh Umur Terhadap Kelelahan. Diakses 23-07-2013. http://publichealth08.blogspot.com/2013/06/pengaruh-umur-terhadap-kelelahan-umur.html

Freidman J.H, Guidu A, Peter H, Johan M. 2010. Fatigue Rating Scalea Critigue and Recommendations by The Movement Disorders Society Task Force

on Rating Scales for Parkinson’s Disease. Movement Disorder Socicty. Volume 25.7: 13 April 2010: 805-822

Giriwijoyo Santoso. 2006. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia pada

Olahraga). Bandung: Remaja Rosdakarya

Giriwijoyo Santoso. 2010. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia Pada

Olahraga Untuk Kesehatan dan untuk Prestasi). Bandung: Remaja

Rosdakarya

(13)

Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).

Bandung: Remaja Rosdakarya

Hing W.H, White S.G, Bouaaphone A, Lee P. 2008. Contrasbath Therapy- A Systematic Review. Physical Therapy in Sport. Volum 9. 148-161. 23 mei 2008. 148

Kaltimpost. 2013. Perempuan Lebih Cepat Lelah. Diakses 23-07-2013.

http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/17793/perempuan-lebih-cepat-lelah.html

Michlovitz, S.L. 1990. Thermal Agents in Rehabilitation Second Edition. Philadelphia: F.A Davis Company

Mulyana B, Giriwijoyo S, Sagitarius, Tafaqur M. 2011. Dampak Hydromassage Pencelupan Air Panas dan Air Dingin Terhadap Pemulihan dari

Kelelahan Olahraga Aerobik. Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia

Ningrum, D.A. 2012. Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic

Lactacid. UPI. Repositori. UPI. Edu

Pradipta, D. 2012. Pengaruh Massage. Diakses 12-04-2013. http://dedypradipta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-massage.html

Septiana F.F, Ilya E.I, Sadikin M. 2010. Peran H+ dalam Menimbulkan Kelelahan: Otot Pengaruh pada Sistem Otot Rangka Rana Sp. Maj

Kedokteran. Volum 60. 4. 4 april 2010. 179

Subekti, N.B. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Widiyanto. 2012. Latihan Fisik dan Laktat. Yogyakarta: Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

Wiegand dan Douglas M. 2009. Commericial Motor Vehicle Health and Fatigue

Study. Blacksburg: Virginia technology Traspotation Institute

(14)

Alimul Azis. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Alpert M, Jessica, George C.B, Miguel C. 2010. Recovery in Tennis. USO: USTA Player Development

Arif, R. 2012. Sport Massage Untuk Menghilangkan Kelelahan Akibat Olahraga. Diakses 12-04-2013.

http://basket.sportku.com/berita/info/tips- trick/13764-sports-massage-untuk-menghilangkan-kelelahan-akibat-berolahraga

Arif Hafidz. 2011. Kekuatan otot. Diakses 23-07-2013. http://ariephafidznik14.wordpress.com/2011/03/29/kekuatan-otot/

Akoso, B.T dan Akoso, G.H.E. 2009. Bebas Kelelahan. Yogyakarta: Kanisius

Best T.M, Robin H, Aaron W, Furqan H. 2010. Effectiveness of Sport Massage for Recovery of Skelete Muscle From Strenuous Exercise. Clin J Sport Med. Volume 18.5: September 2008: 44-460

Calder M. 2005. Recovery Training. Australia: Australia Institute of Sport

Cochrane, D.J, 2004. Alterrating hot and cold water immersion for athlete recovery: a review. Physical Therapy in Sport. Volum 5. 32. 2004. 26-27

Davis M.P, Declan W. 2010. Mechanisms of Fatigue. The Journal of Supportive

Oncology. Volume 8.4: July/August 2010: 164-174

Ferdian. 2011. Pengaruh Umur Terhadap Kelelahan. Diakses 23-07-2013. http://publichealth08.blogspot.com/2013/06/pengaruh-umur-terhadap-kelelahan-umur.html

Freidman J.H, Guidu A, Peter H, Johan M. 2010. Fatigue Rating Scalea Critigue and Recommendations by The Movement Disorders Society Task Force

on Rating Scales for Parkinson’s Disease. Movement Disorder Socicty. Volume 25.7: 13 April 2010: 805-822

Giriwijoyo Santoso. 2006. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia pada

Olahraga). Bandung: Remaja Rosdakarya

Giriwijoyo Santoso. 2010. Ilmu Faal Olahraga (Fungsi Tubuh Manusia Pada

Olahraga Untuk Kesehatan dan untuk Prestasi). Bandung: Remaja

(15)

Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya

Giriwijoyo, S dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).

Bandung: Remaja Rosdakarya

Hing W.H, White S.G, Bouaaphone A, Lee P. 2008. Contrasbath Therapy- A Systematic Review. Physical Therapy in Sport. Volum 9. 148-161. 23 mei 2008. 148

Kaltimpost. 2013. Perempuan Lebih Cepat Lelah. Diakses 23-07-2013.

http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/17793/perempuan-lebih-cepat-lelah.html

Michlovitz, S.L. 1990. Thermal Agents in Rehabilitation Second Edition. Philadelphia: F.A Davis Company

Mulyana B, Giriwijoyo S, Sagitarius, Tafaqur M. 2011. Dampak Hydromassage Pencelupan Air Panas dan Air Dingin Terhadap Pemulihan dari

Kelelahan Olahraga Aerobik. Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia

Ningrum, D.A. 2012. Perbandingan Metode Hydrotherapy Massage dan Massage Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Pasca Olahraga Anaerobic

Lactacid. UPI. Repositori. UPI. Edu

Pradipta, D. 2012. Pengaruh Massage. Diakses 12-04-2013. http://dedypradipta.blogspot.com/2012/02/pengaruh-massage.html

Septiana F.F, Ilya E.I, Sadikin M. 2010. Peran H+ dalam Menimbulkan Kelelahan: Otot Pengaruh pada Sistem Otot Rangka Rana Sp. Maj

Kedokteran. Volum 60. 4. 4 april 2010. 179

Subekti, N.B. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Widiyanto. 2012. Latihan Fisik dan Laktat. Yogyakarta: Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

Wiegand dan Douglas M. 2009. Commericial Motor Vehicle Health and Fatigue

Study. Blacksburg: Virginia technology Traspotation Institute

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup seperti aktivitas fisik, konsumsi fast food, konsumsi kopi murni, teh, perilaku merokok serta

Pada makalah ini akan dibahas variasi rapat arus terhadap ketebalan dan struktur kristal lapisan nikel yang terbentuk di atas

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta nikmat yang tiada terkira kepada hamba- Nya, sehingga penulis dapat

Kebijakan pengendalian penggunaan jenis BBM tertentu itu tercantum dalam Permen ESDM RI Nomor 01 tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan BBM yang merupakan

ABSTRAK PENGARUH KOMPONEN DAYA TARIK WISATA TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI MALUKU TENGGARA Studi pada Pantai Ngurbloat dan Goa Hawang di Kepulauan Kei, Kabupaten

Maka dengan demikian pembelajaran senam irama (Jumsihat 2) menggunakan media audio visual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil gerak dan tingkat

Dengan adanya laporan laba rugi tiap segmen maka PT.Priscolin dapat mengetahui dampak dari kenaikan atau penurunan volume penjualan terhadap besarnya kontribusi laba yang

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil uji statistika multikolinieritas antar variabel tidak terdapat variabel yang multikolinier, sehingga ketiga variabel