• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JPG 0907314 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JPG 0907314 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

102

Ria Sukmatriyani, 2015

Analisis Penggunaan Kata Ganti Orang Kedua Omae Sebagai Danseigo Dalam Film Animasi Kimi To Boku

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan pedoman UPI (2014, hlm. 38) bab ini berisi simpulan dan

rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil

analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat

dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisa film animasi Kimi to Boku, dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Perbandingan penggunaan omae dengan kata ganti orang kedua lainnya

adalah 7:1, yaitu penggunaan kata omae 79 kali dan penggunaan kata ganti

orang lainnya tidak lebih dari 12 kali. Rincian frekuensi tersebut adalah

sebagai berikut.

1) Penggunaan omae sebanyak 79 kali. Satu episodenya, maksimal 20 kali

dan minimal 5 kali.

2) Penggunaan kimi sebanyak 12 kali, dengan satu episodenya maksimal 7

kali. Penggunaan temae sebanyak 8 kali, dengan satu episodenya

maksimal 4 kali. Penggunaan anta sebanyak 12 kali dengan satu

episodenya maksimal 8 kali. Penggunaan anata sebanyak 4 kali dengan

satu episodenya maksimal 3 kali.

3) Dari total penggunaan omae sebanyak 79 kali, pemeran pria yang

menggunakan kata tersebut maksimal sebanyak 5 orang dan minimal

sebanyak 2 orang. Sedangkan pemeran pria yang menggunaan kata ganti

orang kedua selain omae, maksimal sebanyak 3 orang pada kata kimi.

Jadi, banyaknya frekuensi kemunculan omae dalam suatu film bukan

berarti orang yang menggunakannya ada banyak.

2. Penggunaan kata ganti orang kedua omae dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

a. Penggunaan berdasarkan posisi dan kedudukan antara pembicara dan

(2)

103

Ria Sukmatriyani, 2015

Analisis Penggunaan Kata Ganti Orang Kedua Omae Sebagai Danseigo Dalam Film Animasi Kimi To Boku

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan kata ganti orang kedua omae berdasarkan posisi dan

kedudukan ini dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu: (1) kedudukan lawan

bicara sederajat dengan pembicara, (2) kedudukan lawan bicara lebih rendah

dari pembicara, dan (3) kedudukan lawan bicara lebih tinggi dari pembicara.

Jadi, dalam film animasi Kimi to Boku ini diketahui bahwa penggunaan kata

ganti orang omae bukan hanya digunakan terhadap lawan bicara yang

kedudukannya sederajat dan dibawahnya saja, tetapi juga digunakan terhadap

lawan bicara yang kedudukannya lebih tinggi.

Pembicara yang menggunakan kata ganti orang ini berjenis kelamin

pria. Usia pengguna kata ganti orang omae adalah seluruh umur, mulai dari

usia TK sekitar 5 tahun hingga orang dewasa sekitar 40 tahunan. Adapun

jenis pekerjaannya ada dua macam, yaitu pertama adalah orang-orang yang

sedang dalam proses menjalani pendidikan, seperti usia TK, SMP dan SMA,

baik anak berandalan maupun anak berprestasi, sedangkan yang kedua adalah

tokoh yang sudah berpendidikan seperti seorang guru baik guru yang masih

muda maupun yang suda tua. Penggunaan omae tidak selalu identik dengan

kekasaran karena omae digunakan juga oleh pembicara yang lemah lembut

dan tidak selalu dalam kondisi marah.

b. Penggunaan berdasarkan tujuan pembicaraan.

Penggunaan berdasarkan tujuan pembicaraan yang terdapat pada film

animasi yang diteliti ini terdapat delapan macam tujuan, yaitu sebagai berikut.

1) Penggunaan pada saat mengkritik

2) Penggunaan pada saat menolak

3) Penggunaan pada saat menyindir lawan bicara

4) Penggunaan pada saat mengajukan pertanyaan

5) Penggunaan pada saat memberi perintah

6) Penggunaan pada saat memberi informasi

7) Penggunaan pada saat memberi saran

(3)

104

Ria Sukmatriyani, 2015

Analisis Penggunaan Kata Ganti Orang Kedua Omae Sebagai Danseigo Dalam Film Animasi Kimi To Boku

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Aspek-aspek yang mempengaruhi pembicara dalam menggunakan kata ganti

orang omae ditentukan oleh kedudukan dan status lawan bicaranya dan juga

oleh suasana hati pembicara, dengan rincian sebagai berikut.

a. Faktor posisi dan kedudukan antara pembicara dan lawan bicara.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kategori ini dipengaruhi oleh

usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status hubungan, dan kesan yang didapat

dari lawan bicaranya. Omae yang digunakan terhadap pria tidak memandang

kedekatan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, bahkan ada juga

penggunaan terhadap anak kecil dan orang yang baru ditemui. Hal yang perlu

diperhatikan adalah penggunaan terhadap lawan bicara yang lebih tinggi

kedudukannya, karena dapat terkesan merendahkan lawan bicara. Untuk

penggunaan terhadap lawan bicara wanita, digunakan terhadap teman yang

sudah kenal dan dekat, tidak digunakan kepada yang baru ditemui.

b. Faktor suasana hati pembicara.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kategori ini dipengaruhi oleh

tujuan pembicaraan, topik pembicaraan dan suasana pembicaraan. Suasana

hati pembicara yang menggunakan omae ternyata bukan hanya disebabkan

perasaan negatif saja seperti marah, khawatir, heran, panik atau perasaan

ingin merendahkan lawan bicara, namun juga digunakan pada saat kondisi

pembicara sedang santai atau sedang ingin bercanda.

5.2 Rekomendasi

Banyak masalah yang tidak sempat terpecahkan dalam penelitian ini karena

terbatasnya waktu dan kemampuan peneliti. Masalah tersebut dapat dijadikan

rekomendasi untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti yang tertarik untuk

membahas penggunaan kata ganti orang kedua secara keseluruhan maupun

peneliti yang tertarik untuk membahas omae secara khusus. Topik penelitian yang

dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Perbandingan penggunaan kata ganti orang kedua dengan kata panggilan

lainnya. Kata panggilan yang digunakan dalam bahasa Jepang bukan hanya

kata ganti orang kedua saja, melainkan banyak sekali cara yang didapat,

(4)

105

Ria Sukmatriyani, 2015

Analisis Penggunaan Kata Ganti Orang Kedua Omae Sebagai Danseigo Dalam Film Animasi Kimi To Boku

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang dapat menjelaskan kapan kata ganti orang kedua digunakan

dan kapan kata panggilan lainnya digunakan.

2. Penggunaan kata ganti orang kedua oleh wanita. Dalam penelitian ini,

dibahas mengenai kata ganti orang kedua yang dikhususkan pada omae

sebagai danseigo (bahasa pria). Namun, penelitian mengenai joseigo (bahasa

wanita) hingga saat ini masih kurang, khususnya bagi peneliti di lingkungan

UPI. Penelelitian ini dianjurkan juga agar pembelajar bahasa Jepang yang

berjenis kelamin wanita dapat mempelajari bagaimana penggunaan kata ganti

orang kedua yang dipakai secara umum. Selain itu, dapat juga diteliti

mengenai penyimpangan bahasa yang digunakan oleh wanita seperti

penggunaan kata ganti orang kedua omae dan kimi.

3. Alasan pembicara lebih memilih kata ganti orang kedua selain omae, yaitu

kimi, temae, anta, dan anata. Karena tidak semua pemeran pria dalam film

animasi Kimi to Boku yang menggunakan kata panggilan omae, ada yang

lebih memilih kata kimi, ada juga yang lebih memilih menggunakan kata

ganti orang kedua yang netral, yaitu anta dan anata. Oleh karena itu,

diperlukan penelitian yang dapat menjelaskan latar belakang atau

faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kata ganti orang kedua tersebut.

4. Pada saat yang bagaimana omae tidak digunakan. Pembicara yang

menggunakan omae tidak setiap saat memakai panggilan omae, terkadang

mereka juga menggunakan kata ganti orang kedua lainnya atau kata

panggilan yang lainnya. Misalnya dalam penelitian ini, Kaname walaupun dia

paling sering menggunakan omae, kadang-kadang dia juga memanggil

temannya dengan sebutan nama atau kata ganti orang kedua temae.

5. Perbandingan penggunaan kata ganti orang kedua omae antara film yang

bertemakan action dengan film slice of life (kehidupan sehari-hari) atau film

fantasi dengan film yang mendekati kisah nyata. Terdapat perbedaan

mencolok mengenai penggunaan kata ganti orang kedua omae yang terdapat

pada film yang bertemakan aksi dengan film yang bertemakan kehidupan

sehari-hari. Dalam film aksi, seperti Naruto, hampir setiap saat kata omae

terdengar, bahkan dalam film animasi seperti ini ada pula wanita yang

Referensi

Dokumen terkait

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa tingginya kejadian perdarahan intraserebral karena faktor risiko dan etiologi tertinggi hipertensi yang dapat meningkatkan

Tahapan-tahapan 1.Pengusulan PokJa 2.Rekrutmen Relawan 3.Penyusunan Kepanitiaan 4.Sosialisasi Program 5.Penjadwalan 6.Dokumentasi...

[r]

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui perhitungan dengan mengunakan 4 kasir dengan menggunakan metode Singlechanel-singlephase pada Hari Tidak Libur menghasilkan waktu sibuk

Pertemuan ke 1 Sabtu, 5 Agustus 2017 Konsep High Order Thinking Skils 4 JP Guru Pemandu Pertemuan ke 2 Sabtu, 12 Agustus 2017 Pemetaan soal USBN dengan konsep HOTS dan LOTS 4 JP

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk