• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1000592 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1000592 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Gina Giftia Fadilah Nursani, 2015

KONSEP CAU DALAM MASYARAKAT SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Leksikon tentang cau ditemukan sebanyak 100 leksikon dan

diklasifikasikan secara formal berdasarkan satuan lingual yang terdiri atas 37

leksikon berupa kata dan 63 leksikon berupa frasa. Leksikon yang berupa frasa

lebih dominan karena mencapai 63%, sedangkan leksikon yang berupa kata hanya

mencapai 37%. Hal tersebut timbul karena masyarakat Sunda dalam menyebut

leksikon tentang cau khususnya leksikon varian cau selalu menyertakan kata cau

di depan leksikon varian cau-nya. Misalnya, orang Sunda dalam menyebut

leksikon varian cau, tidak menggunakan leksikon muli, ampyang, emas, dll.,

melainkan menggunakan leksikon cau muli, cau ampyang, cau emas, dll.,

sehingga leksikon yang berbentuk frasa lebih dominan.

Leksikon tentang cau yang berupa kata berjumlah 37 leksikon: 12 leksikon

monomorfemis dan 25 leksikon polimorfemis. Leksikon yang berbentuk

polimorfemis terbagi menjadi dua kategori, yaitu prefiks dengan jumlah 18

leksikon dan ambifiks dengan jumlah 7 leksikon. Adapun leksikon yang

berbentuk frasa berjumlah 63 leksikon yang seluruhnya termasuk ke dalam

kategori frasa nominal karena terbentuk dari unsur inti yang berupa kata atau frasa

nominal dan terbagi atas 52 leksikon frasa yang terbentuk dari unsur kata + kata,

serta 11 leksikon frasa yang terbentuk dari unsur kata + frasa atau frasa + kata.

Seluruh leksikon tentang cau yang berbentuk frasa tersebut termasuk frasa

endosentrik karena terdapat unsur inti yang mewakili frasa tersebut.

Selain itu, 100 leksikon tentang cau diklasifikasikan secara fungsional ke

dalam 4 kategori: (1) leksikon bagian-bagian cau berjumlah 20 leksikon; (2)

leksikon varian cau berjumlah 35 leksikon; (3) leksikon hasil olahan cau

berjumlah 20 leksikon; (4) leksikon cara pengolahan cau berjumlah 25 leksikon.

Seluruh leksikon tentang cau diklasifikasikan ke dalam 5 kategori fungsi yang

meliputi (1) fungsi pertanian dan lingkungan hidup, (2) fungsi ekonomi, (3) fungsi

(2)

143

Gina Giftia Fadilah Nursani, 2015

KONSEP CAU DALAM MASYARAKAT SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun konsep kearifan budaya lokal yang terkandung dalam leksikon

tentang cau meliputi cerminan budaya masyarakat Sunda berdimensi vertikal dan

horizontal. Cerminan budaya masyarakat Sunda yang berdimensi vertikal

menjelaskan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan cerminan

budaya Sunda berdimensi horizontal menjelaskan hubungan manusia dengan alam

dan manusia dengan sesama manusia lainnya. Dalam cerminan budaya Sunda

yang berdimensi horizontal dapat dilihat bahwa orang Sunda di Desa Gunung

Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat dapat menjaga hubungan

baik dengan alam karena masih mempertahankan leksikon-leksikon tentang cau

sebagai upaya konservasi keanekaragaman leksikon cau di alam. Konsep budaya

Sunda yang tercermin dalam leksikon tentang cau menjelaskan bahwa (1) orang

Sunda bijak memanfaatkan alam, (2) orang Sunda mementingkan kesehatan dan

pengobatan alami, dan (3) orang Sunda menganggap penting makanan dalam

setiap acara.

Orang Sunda banyak mengenal leksikon tentang cau khususnya leksikon

varian cau. Leksikon varian cau dalam bahasa Sunda bisa dicari padanan katanya

dalam bahasa Indonesia melalui proses leksikalisasi. Lesikon varian cau dalam

bahasa Sunda berjumlah 35 leksikon dan terbagi atas (1) 23 leksikon yang

sepadan dan (2) 12 leksikon yang tidak sepadan dalam leksikon pisang dalam

bahasa Indonesia. Leksikon yang sepadan lebih banyak karena mencapai 66%,

sedangkan leksikon yang tidak sepadan hanya mencapai 34%. Hal tersebut terjadi

karena bahasa Sunda merupakan bagian dari bahasa daerah di Indonesia sehingga

dalam setiap leksikon cau dalam bahasa Sunda memiliki padanan kata pada

bahasa Indonesia walaupun terdapat beberapa yang termasuk tidak sepadan.

Leksikon tentang cau dalam bahasa Sunda yang tidak sepadan dengan leksikon

pisang dalam bahasa Indonesia dapat menjadi tambahan bagi kekayaan

perkamusan bahasa Indonesia sehingga leksikon pisang dalam bahasa Indonesia

(3)

144

Gina Giftia Fadilah Nursani, 2015

KONSEP CAU DALAM MASYARAKAT SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan.

Atas dasar itulah peneliti menyarankan beberapa hal untuk perbaikan

penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis. Berikut pemaparannya.

1. Penelitian tentang leksikon-leksikon yang ada pada bahasa daerah atau pun

bahasa lain di luar bahasa Indonesia hendaknya diperdalam dari segi

leksikalisasi, gramatikalisasi, dan verbalisasi bahasa, sehingga lebih

memunculkan peluang bagi penyerapan leksikon ke dalam bahasa Indonesia,

sehingga pembendaharaan kata dalam bahasa Indonesia akan semakin kaya.

2. Penelitian tentang leksikon-leksikon yang ada di Kabupaten Bandung Barat

tidak terbatas pada leksikon tentang cau. Masih banyak leksikon-leksikon

yang merupakaan ciri kebudayaan masyarakat di Kabupaten tersebut yang

tercermin dari leksikon-leksikon yang digunakan masyarakatnya. Oleh karena

itu, penelitian yang sejenis diharapkan dilakukan kembali tetapi dalam objek

kajian yang berbeda, sehingga penggalian bahasa-bahasa daerah di Indonesia,

khususnya di Kabupaten Bandung Barat, akan semakin memperkaya

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengidentifikasi motivasi petani padiyang berusahatani terhadap kearifan lokal ataupun dari luar perlu dilakukan karena belum ada kajian tentang hal ini

Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berintegrasi dan berkolaborasi untuk membantu manajemen dalam menyelesaikan masalah dan memberikan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pepaya tidak berpengaruh terhadap penurunan tekanan diastolik penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Secara  umum  gangguan  pada  pada  saluran  napas  dapat  berupa  sumbatan  pada  jalan  napas  (obstruksi)  atau  gangguan  yang  menyebabkan  paru  tidak 

Dan salah satu upaya untuk bisa mengetahui sebab adanya perbedaan dalam bidang fiqih yang kemudian diharapkan bisa menimbulkan sikap yang arif dalam menghadapi perbedaan

Wilayah Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu wilayah terparah dihantam oleh tsunami pada akhir tahun 2004. Tsunami merupakan dampak dari

Begitu pula ketika proposisi nilai ini dikontekstualisasikan pada realitas sosial penerima bantuan Program Jalin Matra BRTSM di Desa Dadapkuning Kecamatan

Therefore, we will discuss it through the theory of economic behavior because it may be that the time value of money differs from the Islamic perspective not solely on the fi eld