• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1107182 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1107182 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

54

Desti Y Buraen, 2015

Penerapan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari semua siklus yaitu siklus I dan siklus II dan

pembahasan mengenai penerapan model kooperatif tipe make a match untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SD diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas

melalui penerapan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran

IPS dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ini sudah cukup

baik karena dilihat dari setiap indikator pencapaian yang dibuat telah tercapai

oleh siswa, selain itu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sudah

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model kooperatif tipe

make a match. Berikut langkah-langkah pembelajaran tipe make a match :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi reviw, satu bagian kartu soal dan satu bagian

lainnya kartu jawaban.

b. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam pembagian

kelompok ini ada siswa yang tidak menerima kelompok yang telah

dibentuk sehingga dalam pembentukan kelompok memakan waktu

pembelajaran.

c. Bagikan kartu pertanyaan dan jawaban tersebut kepada siswa yang dalam

bentuk kelompok tersebut.

d. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang

e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Jika

siswa sudah dapat menemukan pasangan, mintalah siswa untuk

melaporkan diri kepada guru.

f. Siswa yang sudah menemukan pasangan dapat mempresentasikan.

(2)

55

Desti Y Buraen, 2015

Penerapan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperhatikan dan memberikan tanggapan. Dalam langkah ini pada

siklus I siswa kurang menerima teman atau pasangan tersebut karena

masih terlihat malu-malu jika mendapatkan pasangan dengan lawan jenis,

tetapi pada siklus II siswa kelihatan tidak malu-malu lagi karena sudah

terbiasa.

g. Kemudian guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kebenaran

dari pasangan kartu tersebut.

h. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan

melakukan presentasi.

i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran. Tipe make a match ini membutuhkan waktu yang lama untuk

permainan mencocokkan kartu dan membahasnya satu persatu dan

menarik kesimpulan. Persiapan yang perlu dilaksanakan untuk

pembelajaran make a match harus cukup karna harus membuat soal dan

jawaban yang berbeda sebanyak jumlah siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas

melalui penerapan model kooperati tipe make a match untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS sudah terlihat baik, ini terlihat dari

semua aspek dalam pembelajaran yaitu penyampaian materi, menyampaikan

langkah-langkah pembelajaran kooperati tipe make a match, memotovasi

siswa dan melakukan evaluasi dapat dilaksanakan dengan baik sehingga hasil

belajar siswa dapa meningkat. Penerpan model kooperatif tipe make a match

merupakan hal yang sangat baru bagi siswa, karena sebelumnya seluruh siswa

belum pernah belajar dengan menggunakan metode, media maupun model

seperti ini. Sehingga dalam pembelajaran seluruh siswa terlihat sangat aktif

dalam bekerjasama, berinteraksi dengan teman menjadi lebih erat dan sangat

bersemangat pada saat pembelajaran.

3. Hasil penerapan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPS

untuk meningkatkan hasil belajar siswa sudah meningkat hal ini terlihat dari

hasil belajar siswa pada tahap siklus I dan II , yang mana pada siklus I

mencapai ketuntasan sebesar 51,6% dan pada siklus II mencapai ketuntasan

(3)

56

Desti Y Buraen, 2015

Penerapan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa

rekomendasi yang perlu disampaikan yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan agar menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan

pembelajaran dikelas untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena

model pembelajaran ini memiliki kelebihan yaitu ada unsur permainan

sehingga dapat melatih keberanian siswa dikelas dan dapat melatih siswa agar

bagaimana dapat bekerjasama dengan baik dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan agar memperbanyak buku sebagai sumber belajar sehingga tidak

terpaku pada satu buku saja, karena akan memperluas pengetahuan siswa

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar dalam menggunakan model kooperatif tipe make a match ini

yang perlu dipersiapkan dengan matang yaitu membutuhkan banyak waktu

dan membutuhkan kesabaran dalam pengkondisian siswa yang sangat ramai.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang

dimiliki peneliti untuk itu diharapkan agar dapat dimaklumi dan akan menjadi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi misi Gubernur berdasarkan Undang-Undang Nomor

Pemerintah Indonesia juga telah menyatakan komitmennya untuk memerangi segala bentuk kejahatan terorisme yang dituangkan ke dalam Peraturan Pemerintah Pengganti

Telah banyak perturan undang- undang yang dapat mencegah terjadinya kegiatan tersebut dari mulai UUD 1945, KUHP dan undang-undang lain akan tetapi masyarakat

Dan tujuan penelitian pengembangan ini adalah: (1) Mengembangkan materi dalam platform Course Networking sebagai media pembelajaran secara blended learning dalam

[r]

bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kepada konsumen dan mendorong subsidi listrik yang lebih tepat sasaran, perlu melakukan penundaan penyesuaian tarif tenaga

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32

ICT yang bersifat sejagat ini walaupun teknologi asasnya adalah sama bagi sesebuah masyarakat dan Negara namun oleh kerana terdapat perbezaan latar belakang budaya