Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Dimana lebih dari 30.000 dari 250.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Keanekaragaman hayati ini memiliki banyak manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia, salah salah satunya adalah sebagai sumber bahan kimia yang terdiri dari metabolit primer dan sekunder, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional (Ersam, 2001).
Salah satu spesies yang terdapat di Indonesia adalah tanaman dari genus Artocarpus. Artocarpus merupakan salah satu genus dalam famili Moraceae.
Genus ini terdiri dari 50 spesies dan diperkirakan berasal dari wilayah Asia tenggara dan Pasifik. Selama 200 tahun, genus ini telah menyebar ke seluruh wilayah tropis di seluruh dunia (Zerega, 2005). Salah satu spesies dari spesies dari genus ini adalah Artocarpus communis (sukun), adapun spesies ini dimanfaatkan masyarakat Indonesia antara lain, buahnya sebagai bahan pangan, batangnya sebagai bahan bangunan dan kerajinan kayu, dan hampir sebagai bahan obat tradisional. (Ragone, 2006).
2
diisolasi dari jenis dihidrocalkon, flavon, flavanon, dan turunan 3-prenilflavon. Senyawa jenis dihidrocalkon dan flavanon pada umumnya ditemukan dalam bentuk tergeranilasi, sedangkan dari jenis flavon umumnya terprenilasi, dan beberapa senyawa flavon terprenilasi mengalami siklisasi sekunder (Syah, 2005).
Beberapa senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan ini juga diketahui memiliki aktivitas biologis yang menarik antara lain sebagai antifungi, antiinflamasi, antikanker, antiplatelet, inhibitor enzim 5α-reduktase dan inhibitor sel leukimia (Jones, 2011). Selain itu, tumbuhan Artocarpus communis telah digunakan masyarakat sebagai obat penurun demam sebagaimana telah dilaporkan oleh Ragone (1997) dan Bipat et.al, (2008). Adanya informasi bahawa tumbuhan ini dapat digunakan sebagai pereda demam, maka Artocarpus communis dapat dikembangkan untuk mengobati penyakit-penyakit yang memiliki indikasi demam, salah satunya adalah penyakit malaria.
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum melalui nyamuk Anopheles sp. Penyakit ini terdistribusi secara merata
3
Beberapa laporan menyebutkan bahwa salah satu jenis senyawa yang potensial untuk dijadikan sebagai antimalaria adalah flavonoid. Kelompok Senyawa ini khususnya golongan flavon terprenilasi dan kalkon telah dilaporkan oleh Widyawaruyanti et.al, (2007; 2012 dan 2014) memiliki aktivitas antimalaria yang tinggi.
Studi ilmiah menyatakan bahwa tumbuhan sukun merupakan sumber senyawa flavonoid, sehingga memiliki potensial sebagai antimalaria. Selama ini belum ada kajian ilmiah mengenai potensi antimalaria dari daun sukun sehingga mendorong penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan potensi antimalaria dan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak etil asetat daun A. communis perlu untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah aktivitas antimalaria dari fraksi etil asetat daun Artocarpus communis yang berasal dari Jawa Barat ?
b. Metabolit sekunder apa yang terkandung dalam daun Artocarpus communis yang berasal dari Jawa Barat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui aktivitas ekstrak etil asetat daun Artocarpus communis asal
4
b. Mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat di dalam ekstrak etil asetat daun Artocarpus communis asal Jawa Barat.
1.4 Manfaat Penelitian