• Tidak ada hasil yang ditemukan

Christianto Pertanggungjawaban Abstrak 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Christianto Pertanggungjawaban Abstrak 2013"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi atas Informasi Produk yang Tidak Jelas: Studi Kasus Konsumen Korban Penipuan Call Center ATM Palsu

Hwian Christianto

Dosen Fakultas Hukum Universitas Surabaya

Abstrak

Putusan Kasasi Mahkamah Agung atas perkara penipuan konsumen call center ATM Palsu memunculkan sebuah masalah menyangkut batasan terhadap informasi yang jelas dan tanggung jawab korporasi atas kerugian yang dialami konsumen. Produk layanan jasa call center ATM sebenarnya merupakan bagian dari penawaran pelaku usaha demi mendapatkan keuntungan ekonomis dengan mempermudah konsumen melakukan transaksi online. Apa yang ditawarkan pelaku usaha menjadi tanggung jawab pelaku usaha baik keunggulan maupun resiko yang bisa terjadi akibat penggunaan produk tersebut. Pemahaman parameter informasi yang jelas sangat penting untuk mengukur batasan tanggung jawab korporasi sekaligus pemenuhan hak atas informasi yang dimiliki konsumen. Undang-Udang Nomor 8 Tahun 1999 telah memberikan batasan tersebut selama pelaku usaha memenuhi standar yang ditentukan Pemerintah dan memberikan informasi sesuai dengan kondisi barang dan/atau jasa.

Keywords: hak atas informasi, perlindungan konsumen, tanggung jawab korporasi

Abstract

(2)

Keywords: the right for information, consumer protections, corporate responsibility

Pendahuluan

Perlindungan konsumen di Indonesia seakan memasuki babak yang

sangat membingungkan pasca dikeluarkannya Putusan Kasasi Mahkamah

Agung atas perkara call center ATM palsu. Bank sebagai korporasi yang

bergerak di bidang keuangan mendapatkan sebuah excuse atas kerugian yang

diderita konsumen terkait penggunaan call center palsu. Putusan kasasi yang

dikeluarkan Mahkamah Agung pada tanggal 27 Februari 2012 justru menilai

korporasi tidak bersalah atas timbulnya kerugian yang dialami nasabah akibat

call center palsu. Beban ganti rugi justru diletakkan pada nasabah secara

mandiri atas kerugian yang dialaminya karena mengikuti kemauan pelaku

kejahatan tanpa berhati-hati. Majelis Hakim pun dengan suara bulat

menganggap hal tersebut sebagai resiko negatif yang harus ditanggung

nasabah sedangkan korporasi sama sekali tidak bersalah karena dianggap

telah melakukan sistem pengamanan yang baik.

Kasus Muhajidin v. Bank Mandiri bermula saat Istri Muhajidin mengalami

masalah dalam mengoperasikan mesin Automatic Teller Machine (ATM), yaitu

kartu ATM nasabah tertelan dalam mesin dan tidak dapat dioperasikan. Begitu

mengetahui hal ini pelaku kejahatan segera menjalankan rencananya dengan

menyarankan nasabah untuk menghubungi nomor call center ATM Bank palsu

yang sudah disiapkan sebelumnya dan meminta nomor PIN kartu ATM yang

dimiliki. Setelah mendapatkan informasi tersebut, pelaku menguras semua

uang yang dimiliki nasabah.

Pertimbangan putusan Mahkamah Agung atas perkara ini sangat

bertolak belakang dengan putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

(BPSK) tertanggal 26 April 2011 menghukum korporasi untuk mengganti

seluruh uang yang diambil call center palsu tersebut. Begitu pula dengan

Referensi

Dokumen terkait

Akibat Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 2569 K/PDT/2008 Tentang Ujian Nasional Tidak Dilaksanakan Oleh Pihak Pemohon Kasasi (Pemerintah).. Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung

Putusan Hakim Mahkamah Agung pada tingkat Peninjauan kembali membatalkan putusan mahkamah Agung pada tingkat Kasasi No perkara 750/PK/Pdt/2010 dan mengadili serta

Dari uraian pembahasan di atas Mahkamah Agung memeriksa materi perkara permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum dalam putusan Nomor 455K/Pid/2010 yang mengadili

Terhadap putusan perlawanan dapat diajukan upaya hukum banding dan kasasi, sehingga terjadi penumpukan perkara di Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI). 01 Tahun 2008

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 834 K/Pdt. Menurut pemohon kasasi Judex factie salah menerapkan hukum pembuktian, sebab Judex Factie menerapkan

Berdasarkan Pasal 244 KUHAP, maka terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung terhadap putusan perkara pidana

Pertimbangan hakim menerima alasan kasasi yang diajukan oleh terdakwa dalam perkara tindak pidana narkotika yang diputus oleh Mahkamah Agung dengan Nomor Putusan

kasasi Terdakwa terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Semarang dalam Perkara Narkotika telah sesuai ketentuan Pasal 256 jo Pasal 193 ayat (1) KUHAP, Mahkamah Agung