BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung. Pemilihan lokasi
penelitian didasari oleh hasil dari studi pendahuluan yang menunjukkan
bahwa sepatu Converse menjadi produk yang sangat populer dan diminati oleh kalangan mahasiswa di Kota Bandung. Selain itu hasil observasi peneliti
menunjukkan bahwa sepatu Converse banyak digunakan oleh mahasiswa di Kota Bandung.
2. Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran motivasi dan perilaku
mahasiswa saat membeli atau menggunakan suatu produk, khususnya produk
Converse. Untuk selanjutnya akan dilihat apakah terdapat keinginan dan usaha yang akan dilakukan oleh mahasiswa untuk membeli Converse counterfeit. Oleh karena itu yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa yang pernah membeli dan menggunakan sepatu Converse. Mahasiswa yang pernah membeli dan menggunakan Converse memiliki pengalaman melakukan keterlibatan terhadap sepatu Converse. Pengalaman ini membuat motivasi, alasan dan persepsi mahasiswa terhadap sepatu Converse menjadi lebih mendalam dibandingkan mahasiswa yang tidak pernah memiliki produk
3. Populasi dan sampel penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Kota
Bandung yang menggunakan sepatu Converse yang jumlahnya tidak dapat dihitung secara pasti.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel yang digunakan harus betul-betul representatif agar
dapat menggambarkan keseluruhan populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa di Kota Bandung yang menggunakan sepatu
Converse baik produk asli maupun produk counterfeit.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan menggunakan persyaratan tertentu agar dapat menjaring sampel yang representatif pada populasi yang tidak
diketahui. (Neuman, 2007). Syarat sampel pada penelitian ini adalah
mahasiswa di Kota Bandung yang pernah membeli dan menggunakan sepatu
Converse.
Populasi pengguna sepatu Converse di Kota Bandung tidak diketahui jumlahnya, oleh karena itu peneliti menggunakan rumus Lemeshow untuk
mengetahui jumlah sampel (dalam Riduwan&Akdon, 2010), yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96
P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50% n=Zα2 x P x Q
L = Tingkat ketelitian 10%
Berdasarkan rumus, maka n = (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 96,04
(0,1)2
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah 96 responden.
B. Desain dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Neuman
(2007), penelitian kuantitatif merupakan metode deduktif yang diawali
peneliti dengan memikirkan dan merefleksikan konsep variabel yang diikuti
dengan pembuatan prosedur pengukuran. Prosedur pengukuran merupakan
penghubung antara variabel dan data dimana konsep variabel diubah menjadi
operasional dan diakhiri dengan data empiris. Penelitian kuantitatif
menghasilkan informasi berupa angka yang mewakili konsep penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional, bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang berbeda
agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini
(Arikunto, 2010).
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel 1 (independen) : Tipe Keterlibatan Konsumen
Variabel 2 (dependen) : Intensi Membeli
2. Definisi operasional
a. Tipe Keterlibatan Konsumen
Keterlibatan Konsumen adalah kondisi motivasi yang mengarahkan perilaku mahasiswa untuk mendekatkan dirinya dengan produk tertentu,
terutama produk Converse dalam suatu bentuk hubungan tertentu. Keterlibatan konsumen dikelompokkan ke dalam beberapa tipe karena
persepsi tingkat kepentingan, tingkat kenyamanan, tingkat resiko, dan nilai
berbeda-beda (Laurent & Kapferer, 1986). Tipe keterlibatan konsumen pada penelitian
ini mengacu kepada konsep multi-dimensional aspek keterlibatan yang
disarankan oleh beberapa peneliti (Sutisna, Peter dan Olson) yaitu :
keterlibatan normative, keterlibatan resiko subjektif, keterlibatan jangka panjang, dan keterlibatan situational (dalam Ferrinadewi, 2005).
1. Keterlibatan Normative, tipe ini terjadi ketika konsumen cenderung mengkaitkan nilai-nilai pribadinya, emosi dan egonya dengan kinerja
atau daya tarik suatu produk.
2. Keterlibatan Situasional, tipe ini terjadi ketika kepentingan dan komitmen konsumen terhadap suatu produk bersifat sementara atau
hanya terjadi pada saat tertentu saja. Dimana hal ini ditentukan oleh
lingkungan fisik dan sosial yang membuat produk tersebut terlihat
penting.
3. Keterlibatan Jangka Panjang, tipe ini terjadi ketika konsumen memiliki minat, kecocokan, kepentingan dan rasa familiaritas terhadap suatu
produk dalam jangka waktu yang lama.
4. Keterlibatan Resiko Subjektif, tipe ini berkaitan dengan toleransi konsumen pada dirinya sendiri untuk menanggung resiko akibat dari
kemungkinan kesalahan yang dilakukan saat membeli suatu produk.
b. Intensi Membeli
Intensi membeli dalam penelitian ini adalah tingkat keinginan
seseorang untuk mencoba menunjukkan perilaku membeli dan seberapa kuat
usaha seseorang dalam melakukan pembelian sepatu Converse counterfeit. Berdasarkan definisi tersebut, dimensi variabel ini terdiri dari:
1. Sejauhmana keinginan konsumen untuk mewujudkan/tidak
mewujudkan perilaku membeli Converse counterfeit.
2. Sejauhmana atau seberapa besar usaha konsumen untuk membeli
D. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan
dikembangkan sendiri oleh peneliti. Berikut penjelasan mengenai instrumen
penelitian dari masing-masing variabel:
1. Tipe Keterlibatan Konsumen
Instrumen penelitian untuk mengukur variabel tipe keterlibatan konsumen merupakan pengembangan dari konsep multi-dimensional aspek keterlibatan yang disarankan oleh beberapa peneliti yaitu Sutisna, Peter dan
Olson (dalam Ferrinadewi, 2005). Instrumen ini merupakan hasil adaptasi dan
modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mike Wijayanti (2008) dengan judul penelitian “Pengaruh Tipe Keterlibatan Konsumen Terhadap Kepercayaan Merek dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kosmetik”.
Tabel 3.1 Instrumen Tipe Keterlibatan Konsumen
Aspek Dimensi Nomor Item Jumlah
Item
Keterlibatan
Konsumen
Keterlibatan normative 1, 5, 9, 13 4
Keterlibatan Situasional 2, 6, 10, 14 4
Keterlibatan Jangka Panjang 3, 7, 11, 15 4
Keterlibatan Resiko
Subjektif
4, 8, 12, 16 4
Jumlah 16
Adapun skala yang digunakan dalam instrumen ini adalah skala Likert
dengan empat (4) alternatif jawaban yang terdiri dari SS (Sangat Sesuai), S
(Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Dari setiap
yang paling sesuai dengan keadaan responden. Nilai untuk setiap alternatif
jawaban dari alat ukur tipe keterlibatan konsumen tersebut adalah:
Tabel 3.2 Nilai Pilihan Jawaban Tipe Keterlibatan Konsumen
Pilihan Jawaban
Nilai Pernyataan
Favorable
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
Pada instrumen tipe keterlibatan konsumen, kategori skala yang
digunakan berfungsi untuk mengetahui tipe keterlibatan konsumen yang
dimiliki oleh setiap subjek. Tipe keterlibatan konsumen pada subjek dapat
diketahui berdasarkan perbandingan skor setiap tipe keterlibatan subjek
dengan skor maksimal pada dimensi tipe keterlibatan konsumen tersebut.
Setelah diketahui proporsi nilai pada setiap tipe, selanjutnya akan dilakukan
perbandingan antar semua tipe. Nilai tertinggi yang dimiliki oleh subjek
diantara empat tipe menunjukkan bahwa subjek termasuk ke dalam tipe
tersebut. Rumus mengenai perhitungan kategorisasi skala tipe keterlibatan
Tabel 3.3 Proporsi Skala Tipe Keterlibatan Konsumen
Proporsi skor keterlibatan normative = Skor keterlibatan normative yang diperoleh responden
Skor maksimal keterlibatan normative
Proporsi skor keterlibatan situasional = Skor keterlibatan situasional yang diperoleh responden
Skor maksimal keterlibatan situasional
Proporsi skor keterlibatan jangka panjang = Skor k. jangka panjang yang diperoleh responden
Skor maksimal keterlibatan jangka panjang
Proporsi skor keterlibatan resiko subjektif = Skor k. resiko subjektif yang diperoleh responden
Skor maksimal keterlibatan resiko subjektif
2. Intensi Membeli
Instrumen untuk mengukur intensi membeli dikembangkan peneliti
berdasarkan teori intensi dikemukakan oleh Ajzen tahun 2005. Instrumen
intensi membeli ini terdiri dari 14 item. Berikut adalah penjelasan mengenai
dimensi intensi membeli yang dikembangkan dari definisi intensi menurut
Ajzen (2005):
Tabel 3.4 Instrumen Intensi Membeli
Aspek Dimensi
perilaku membeli Converse counterfeit.
1, 2,
6, 8
4, 7,10 7
Sejauhmana atau seberapa besar
usaha konsumen untuk membeli
Skala yang digunakan dalam instrumen intensi membeli adalah skala
Likert dengan empat (4) alternatif jawaban yang terdiri dari SS (Sangat
Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai).
Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan responden. Nilai untuk setiap alternatif jawaban dari
alat ukur intensi membeli tersebut adalah:
Tabel 3.5 Pilihan Jawaban Intensi Membeli
Pilihan Jawaban
Nilai Pernyataan
Favorable Nonfavorable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Skor total diperoleh dari hasil penjumlahan semua jawaban responden.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi intensi
membeli yang dimiliki responden. Dalam penelitian ini, peneliti
mengelompokkan responden ke dalam empat kategori. Azwar (2010)
menjelaskan bahwa kategorisasi skala berfungsi sebagai suatu cara untuk
menempatkan subjek pada kelompol-kelmpok tertentu sesuai dengan atribut
penelitian. Pengkategorisasian tersebut dilakukan berdasarkan skor yang
diperoleh subjek pada instrumen penelitian. Pada penelitian ini, kategoriasi
skala yang digunakan didasarkan pada persentil. Persentil yang akan
digunakan adalah persenti 25 (P25), persentil 50 (P50) dan persentil 75 (P75)
sehingga akan menghasilkan empat kategorisasi kelompok.
Untuk subjek yang memiliki skor dibawah P25 maka termasuk kedalam
kategori sangat rendah, sementara subjek yang memiliki skor antara P25 dan
dan P75 masuk kedalam kategori tinggi, dan subjek dengan skor diatas P75
masuk kedalam kategori sangat tinggi.
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan uji coba alat ukur tipe keterlibatan konsumen dan
intensi membeli terhadap 213 responden mahasiswa yang berada di Kota
Bandung, peneliti melakukan uji validitas terlebih dahulu. Setelah melakukan
uji validitas, kemudian dilakukan uji coba dan dilakukan uji reliabilitas.
Adapun uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
suatu instrumen dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini,
uji validitas instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi.
Validitas isi adalah pengujian validitas terhadap isi instrumen yang dilakukan
dengan meminta penilaian dari orang yang dianggap kompeten atau expert judgement. Para pakar tersebut melakukan penilaian terhadap format tampilan dari akat ukur dan sejauh mana isi alat ukur telah merepresentasikan ciri-ciri
atribut yang hendak diukur (Nisfiannoor, 2009).
Validitas isi instrumen tipe keterlibatan konsumen dan intensi membeli
dilakukan oleh dosen profesional dari kalangan psikologi Universitas
Pendidikan Indonesia. Berdasarkan expert judgement tersebut terdapat beberapa item yang mengalami perbaikan.
b. Uji Reliabilitas
Sebelum melakukan uji reliabilitas dilakukan perhitungan korelasi total
item terlebih dahulu untuk mengetahui item mana saja yang dapat digunakan
untuk mengukur suatu variabel. Apabila suatu item memiliki koefisien
korelasi lebih besar dari 0,3 maka item tersebut merupakan item yang lolos
dan dapat digunakan. Namun apabila item yang lolos sangat sedikit dan tidak
memenuhi jumlah yang diinginkan, maka batas kriteria dapat diturunkan dari
Lalu dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat diandalkan. Hasil koefisien reliabilitas tersebut
digolongkan ke dalam beberapa kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach menurut Guildford, diantaranya:
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Guildford
Kriteria Koefisien Reliabilitas α
Sangat reliabel >0,900
Reliabel 0,700-0,900
Cukup reliabel 0,400-0,700
Kurang reliabel 0,200-0,400
Tidak reliabel <0,200
Berikut merupakan koefisien reliabilitas dengan bantuan software SPSS versi 18.0 for windows.
1. Instrumen Tipe Keterlibatan Konsumen
Setelah dilakukan uji coba instrumen terhadap 213 mahasiswa yang
berada di Kota Bandung maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach, maka diperoleh koefisien reliabilitas dari 16 item instrumen tipe keterlibatan konsumen sebagai berikut:
Tabel 3.7 Reliabilitas Skala Tipe Keterlibatan Konsumen Uji Coba
onbach's Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,671 ,696 16
item saja, yaitu item 4, 9, 10, dan 14 yang kemudian item tersebut dibuang
atau tidak digunakan.
Kemudian dilakukan uji reliabilitas kembali terhadap 12 item yang
lolos, sehingga diperoleh koefisien reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.8 Reliabilitas Skala Tipe Keterlibatan Konsumen Item Lolos
Cronbach's
Alpha N of Items
,733 12
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa instrumen tipe keterlibatan
konsumen dengan 12 item memiliki koefisien reliabilitas 0,733, hal ini
menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel berdasarkan koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach menurut kriteria Guildford. 2. Instrumen Intensi Membeli
Berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui nilai koefisien
reliabilitas dari 14 item intensi membeli setelah dilakukan uji coba terhadap
213 responden mahasiswa yang berada di Kota Bandung adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.9 Reliabilitas Skala Intensi Membeli Uji Coba
Cronbach's
Alpha N of Items
,904 14
Dari tabel di atas diketahui bahwa alat ukur intensi membeli
memperoleh koefisien reliabilitas yang tergolong sangat reliabel yaitu 0,904.
Setelah dilakukan perhitungan korelasi item total maka diketahui bahwa seluruh item intensi membeli memiliki koefisien korelasi total ≥ 0,3. Oleh karena itu, seluruh item intensi membeli dapat digunakan atau tidak ada yang
dibuang.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik non-parametrik,
karena data penelitian berupa data ordinal dan teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yang termasuk ke dalam non probability sampling, sehingga teknik analisa yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel menggunakan Spearrman dengan bantuan SPSS versi 20.0.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terbagi menjadi 4 tahap, di antaranya adalah tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya meliputi:
a. Memilih topik permasalahan
b. Melakukan studi kepustakaan
c. Penyusunan proposal penelitian
d. Mengajukan proposal kepada Dewan Skripsi
e. Perizininan penelitian
f. Menyusun instrumen penelitian
g. Uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti datang ke lokasi pengambilan data. Selanjutnya,
peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud penelitian dan cara pengisian
kuesioner, setelah itu meminta kepada responden mengisi kuesioner.
3. Tahap Pengolahan Data
Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu:
a. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan jumlah
kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian kuesioner yang
telah diisi oleh responden.
b. Tabulasi Data
c. Pengolahan Data secara Statistik
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan
software SPSS versi 20.0 for Windows dengan melakukan pengujian yaitu uji coba instrumen dan uji korelasi.
4. Tahap Penyelesaian
Tahap Penyelesaian terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
a. Menampilkan hasil dan analisis penelitian.
b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang
digunakan.
c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan hasil penelitian