• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 Hubungan Kebutuhan Spiritual dengan Kualitas Hidup Pada Lansia di Panti Wredha Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 6 Hubungan Kebutuhan Spiritual dengan Kualitas Hidup Pada Lansia di Panti Wredha Kota Semarang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Mayoritas responden tidak terpenuhi kebutuhan spiritualnya (54,3%)

pada aspek menyediakan waktu untuk introspeksi diri (82,14%),

melaksanakan tujuan hidup (95%), berdoa bersama teman dan atau

keluarga (74,29%), bertukar pengalaman hidup dengan teman dan atau

keluarga (83,57%), membantu orang lain bila mengalami musibah

(57,14%), menikmati keindahan alam di sekitar panti (64,29%),

menyayangi hewan (72,14%), merawat tanaman (90,71%), rekreasi di

sekitar panti (92,14%), dan juga membaca buku keagamaan (87,86%)

2. Mayoritas responden memiliki kualitas hidup yang kurang baik (50,7%)

pada aspek ketersediaan informasi sehari-hari (81,4%), kesempatan

bersenang-senang (82,2%), kehidupan seksual (87,1%), serta perasaan

negatif (57,1%)

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebutuhan spiritual dengan

kualitas hidup pada lansia di panti wredha Kota Semarang dengan

menggunakan analisa chi square, menunjukkan nilai p value 0,001

(p<0,05)

(2)

76

B. Saran

1. Bagi Lansia

Lansia diharapkan mau berperan aktif dalam meningkatkan kebutuhan

spiritual yang belum terpenuhi, mengikuti kegiatan rutin yang

dijadwalkan oleh panti dan tidak segan meminta bantuan kepada orang

lain (teman maupun petugas kesehatan) apabila mengalami kesulitan

dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya secara mandiri agar dapat

tercapai kualitas hidup yang optimal.

2. Bagi profesi keperawatan

Perawat diharapkan dapat bersikap profesional dalam meningkatkan

asuhan keperawatan pada lansia di komunitas, khususnya di panti wredha

dengan cara membuat inovasi baru dalam kegiatan terapi kelompok pada

pemenuhan kebutuhan spiritual tanpa mengesampingkan lansia yang

mengalami keterbatasan fisik. Perawat juga diharapkan dapat memantau

perkembangan pemenuhan kebutuhan spiritual lansia dengan melakukan

evaluasi secara rutin selama minimal tiga bulan sekali guna mengetahui

aspek-aspek kebutuhan spiritual mana saja yang belum dapat terpenuhi

pada lansia, sehingga lansia akan memiliki kehidupan yang bahagia dan

kualitas hidup yang semakin baik.

3. Bagi instansi terkait (panti wredha)

Instansi terkait khususnya panti wredha disarankan untuk mengadakan

kegiatan spiritual bersama secara rutin seperti shalat berjamaah bagi yang

(3)

77

meningkatkan pemenuhan kebutuhan spiritual lansia baik untuk lansia

yang sehat maupun mengalami keterbatas fisik. Pihak panti diharapkan

membuat kegiatan rutin untuk mengenalkan lansia dengan keindahan

alam di sekitar panti dengan cara jalan sehat bersama. Pihak panti

diharapkan juga dapat melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana yang

khususnya menunjang pemenuhan kebutuhan spiritual lansia agar dapat

menikmati keindahan alam, maupun melakukan hal yang menyenangkan

bagi lansia meskipun berada di tempat tidur.

4. Bagi pemerintah

Pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan kehidupan lansia

yang ada di panti wredha dengan cara menganggarkan dana untuk

panti-panti milik pemerintah maupun swasta guna melengkapi keterbatasan

yang dimiliki oleh setiap panti agar mendukung aktivitas sehari-hari

lansia dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya. Pemerintah diharapkan

dapat memperbaiki standar sistem pelayanan yang diberikan kepada

lansia di setiap panti seperti tenaga kesehatan yang profesional dan

memadai, kondisi panti yang nyaman, serta fasilitas yang lengkap agar

pemenuhan kebutuhan lansia dapat optimal, sehingga kesejahteraan

lansia dan kualitas hidupnya dapat semakin baik.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5/PUU-IX/2011, bertanggal 20 Juni 2011 mengenai pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Dengan mempelajari aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan sebelumnya, maka penulis bermaksud untuk membangun suatu sistem informasi lalu lintas berbasis web dan diharapkan

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pohon tanjung (Mimusops elengi) Pohon kerai payung (Filicium decipiens).. Kemudian dimasukkan ke rumus

Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan pula variasi pengaruh tekanan condenser sehingga dapat diketahui tekanan condenser kritis dan tekanan condenser optimum

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Selain itu/ Indo Barometer yang beberapa waktu lalu memaparkan hasil surveinya/ menyebutkan bahwa 21,5% respondennya menyatakan kasus Bank Century menjadi alasan pemakzulan SBY/

Software ini sangat mudah digunakan, karena tidak menggunakan bahasa pemrograman, hanya dengan mendrag and drop icon-icon yang tersedia pada pustaka icon program ke dalam lembaran