• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Internet merupakan sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Internet merupakan sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Internet merupakan sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat modern di Indonesia. Bagi kaum terpelajar seperti kalangan mahasiswa misalnya, keberadaan internet yang merupakan sebuah teknologi baru, secara tidak langsung menuntut mereka agar ikut serta dalam mengenal dan terjun langsung untuk dapat menggunakannya. Tak dapat dipungkiri, bahwa teknologi internet membawa kemudahan bagi perkembangan hidup manusia terutama dalam media komunikasi. Hal ini dikarenakan internet yang memiliki jaringan yang sangat luas, bahkan sampai kepenjuru dunia.

Animo masyarakat terhadap perkembangan teknologi yang dihasilkan oleh internet ini telah meluas hingga ke berbagai kalangan. Adanya keingintahuan atas informasi dan untuk dapat berkomunikasi, internet tentu menjadi satu-satunya teknologi yang tepat dan mudah, karena dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Adanya jaringan internet yang meluas ini, dapat dimanfaatkan oleh umat manusia sebagai sumber informasi dan media komunikasi, secara cepat tanpa harus memikirkan jarak, ruang dan waktu.

Tentu masyarakat masih mengingat bahwa sebelumnya teknologi internet hanya digunakan untuk berkirim pesan elektronik melalui email

(2)

commit to user

dan chatting, untuk mencari informasi melalui browsing, dan googling. Namun saat ini, seiring dengan perkembangannya, internet mampu melahirkan suatu jaringan baru yang biasa dikenal dengan sebutan media sosial. Sebagaimana yang diketahui, media sosial merupakan salah satu media online dimana para penggunanya dapat ikut serta dalam mencari informasi, berkomunikasi, dan menjaring pertemanan, dengan segala fasilitas dan aplikasi yang dimilikinya seperti Blog, Facebook, dan Twitter. Kehadiran media sosial telah membawa pengaruh tersendiri terhadap kegiatan yang dilakukan oleh manusia saat ini.

Situs jejaring sosial mampu memberikan hak yang sama bagi tiap orang untuk berkontribusi dalam mengemukakan dan membangun ide karena keterbukaan jalur komunikasi sehingga diskusi mampu dilakukan dengan keterlibatan semua anggota. Media ini menjadi komunitas virtual yang tidak terbatasi oleh apapun. Meskipun seseorang memiliki perbedaan ideologi, status sosial ekonomi, pendidikan, tempat dan waktu tetap bisa diikat dalam sebuah komunitas virtual ketika mereka memiliki kesamaan sikap dan posisi atas sebuah isu. Hadirnya media sosial yang dijembatani internet (cyberspace) telah membentuk perilaku tersendiri dalam masyarakat. Facebook, Blackberry Messanger, Google, Blog dan Twitter, dalam waktu relatif singkat menjadi ruang raksasa yang menampung segala macam informasi, protes dan kritik hingga tuntutan revolusi dari masyarakat. Internet bukan lagi sekedar dunia maya, tetapi mentransformasi berbagai protes, kritik dan kekecewaan tersebut ke dalam

(3)

commit to user

dunia nyata. Bisa dalam bentuk apatisme terhadap politik, gerakan sosial, hingga tuntutan revolusi (s2ppuns12, 2012).

Menurut C. Widyo Hermawan (2009: 1-2), adanya penggunaan internet melalui media sosial telah menghadirkan sebuah web forum yang dapat membentuk suatu komunitas online. Layaknya forum diskusi, sebuah web forum dapat juga menampung ide, pendapat, dan segala informasi dari para anggotanya sehingga dapat saling berkomunikasi atau bertukar pikiran antara satu sama lainnya. Sebuah forum online biasanya hanya memiliki suatu pokok bahasan tertentu, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat meluas hingga ke berbagai bidang. Pada dasarnya, forum online merupakan sebuah papan pengumuman yang tersedia dalam bentuk online. Namun seiring berjalannya waktu sebuah forum online mengalami perluasan fungsi, yaitu tidak hanya sekedar berbagi informasi melainkan sebagai sarana akomodasi antar sesama pengguna dan pihak yang memiliki forum tersebut.

Sama halnya dengan Akademi Berbagi Surakarta. Akademi Berbagi merupakan suatu gerakan sosial nirlaba dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara gratis yang bisa diaplikasikan langsung sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Bentuknya adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Kelasnya pun berpindah-pindah sesuai dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan.

(4)

commit to user

Berawal dari media-social twitter dengan kelas perdana di bulan Juli tahun 2010 di Jakarta, mencoba mengkolaborasikan kegiatan online dengan offline, saat ini kelas-kelas Akademi Berbagi telah tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Disebarkan melalui cerita dari mulut ke mulut juga melalui jaringan pertemanan antar komunitas, Akademi Berbagi berusaha menjaga konsistensi kegiatan dengan terus berkomunikasi melalui jaringan berbasis internet. Sebut saja kota: Medan, Palembang, Jambi, Bandung, Solo, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Balikpapan, Makassar, Ambon, Ende, Madura dan masih banyak lagi kota-kota lain yang siap menyelenggarakan kelas #akber.

Berbagai macam topik telah diberikan di dalam kelas-kelas Akademi Berbagi, diantaranya: Social Media, Advertising, Jurnalistik, Public Speaking, Public Relation, Financial, Entrepreneurship, Kreatif, Musik, Fotografi dan masih banyak lagi. Semua kelas Akademi Berbagi untuk umum dan gratis! Akademi Berbagi adalah dari - untuk - oleh kita. Semua unsur pembentuknya yaitu Guru, Murid dan Pengelola adalah relawan yang peduli dengan pendidikan di Indonesia. Dengan motto "Berbagi bikin Happy!", Akademi Berbagi mencoba memberikan alternatif belajar baru pada masyarakat.

Dalam kegiatannya, Komunitas Akademi Berbagi Surakarta tentu tidak terlepas oleh adanya penggunaan media sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi para anggotanya dan siapapun yang ingin terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, penulis memilih Komunitas Akademi Berbagi

(5)

commit to user

Surakarta untuk dijadikan sebagai objek penelitian, yang nantinya akan dikaitkan dengan penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi bagi komunitas tersebut.

B. PERUMUSAN MASALAH

Apa saja kegunaan media sosial twitter, facebook, dan blog sebagai sarana komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi Surakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apa saja kegunaan media sosial twitter, facebook, dan blog sebagai sarana komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa saja kegunaan media sosial twitter, facebook, dan blog sebagai sarana komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi Surakarta.

E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Komunikasi Massa

Menurut Devito, seorang ahli Science of Communication, yang dikutip oleh Onong U.E bahwa komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan

(6)

commit to user

dan menerima gagasan atau pesan yang mendapat distorsi dari gangguan dalam suatu konteks yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik (Effendy, 2006: 6).

Untuk memahami pengertian komunikasi terdapat paradigma dalam ilmu komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya “The Structure And Fungtion Of Communications In Society.” Yang dikutip oleh Onong U.E (2006: 10), dikatakan dalam peradigma ini bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa?). Paradigma tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan yakni :

a. Komunikator (Communicator, Source, sender), komunikator yang menyampaikkan informasi pada sejumlah orang atau hanya pada seseorang.

b. Pesan (Message), pesan atau informasi yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

c. Media (Channel), saluran komunikasi tempat berlalunya informasi dari komunikator kepada komunikan.

d. Komunikasi (Communicant, Communicate, Receiver, Recipient), komunikan yang menerima informasi dari komunikator.

(7)

commit to user

e. Efek (Effet, Impact, Influence), tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa informasi atau pesan.

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Namun, dari sekian banyak definisi bisa dikatakan media massa bentuknya antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, dan film (Nurudin, 2007: 3-4).

Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern saat ini, muncul satu perkembangan tentang media massa yakni ditemukannya internet. Belum ada, untuk tidak mengatakan tidak ada, bentuk media dari definisi komunikasi massa yang memasukkan internet dalam media massa. Padahal jika ditinjau dari ciri, fungsi, dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa. Dengan demikian, bentuk komunikasi massa bisa ditambah dengan internet (Nurudin, 2007: 5).

Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which

(8)

commit to user

channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa (Mulyana, 2005: 137).

Mursito menyampaikan beberapa karakteriktik dari komunikasi massa, yaitu penyampaian pesan (melalui media massa) yang ditujukan ke khalayak luas, heterogen, anonim, tersebar serta tidak mengenal batas geografis-kultural. Khalayak luas dan heterogen artinya “semua orang” yang terterpa oleh media (media eksplosure), dengan tidak membedakan usia, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, pendidikan, perbedaan kultur, dan sebagainya. Anonim artinya media tidak mengenal siapa saja yang diterpa oleh pesannya. Sedang tidak mengenal batas geografis berhubungan dengan kemampuan teknologi media, teknologi komunikasi, yang secara teoritis memang dapat mencapai wilayah yang tak terbatas (Mursito, 2006: 13).

2. Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin, yaitu communitas yang berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Community atau masyarakat, merupakan sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang lama, sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan yang saling berhubungan

(9)

commit to user

satu sama lain. Kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, dan penilaian yang mewujudkan sistem komunikasi. Adanya sistem ini akan memunculkan suatu budaya yang mengikat antara satu dengan yang lainnya (Bungin, 2006: 29).

Menurut Wenger (2002: 4), pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang saling berbagi lingkungan, perhatian, masalah, serta memiliki ketertarikan atau kegemaran yang sama terhadap suatu topik, dan dapat memperdalam pengetahuan serta keahliannya dengan saling berinteraksi secara terus menerus. Dalam komunitas tersebut, anggota yang ada didalamnya memiliki maksud, kepercayaan, sumberdaya, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi yang sama pula.

Menurut Etienne Wenger (2002: 24), komunitas mempunyai berbagai macam bentuk dan karakteristik, diantaranya :

a. Besar atau Kecil

Biasanya suatu komunitas kecil terdiri dari beberapa orang anggota, sedangkan komunitas yang besar jumlah anggota lebih banyak bahkan dapat mencapai 1000 anggota. Besar atau kecil jumlah anggota dalam suatu komunitas tidak menjadi masalah, tetapi biasanya komunitas yang memiliki banyak anggota dibagi menjadi beberapa sub divisi atau sub topik berdasarkan wilayah tertentu.

(10)

commit to user b. Berumur Panjang atau Berumur Pendek

Sebuah komunitas dalam perkembangannya memerlukan waktu yang cukup lama, dan jangka waktu sebuah komunitas dalam mempertahankan eksistensinya sangat beragam. Ada beberapa komunitas yang dapat bertahan puluhan tahun, namun tidak jarang komunitas yang memiliki umur yang pendek.

c. Terpusat atau Tersebar

Kebanyakan dari sebuah komunitas itu terdiri dari sekelompok orang yang tinggal atau bekerja diwilayah yang sama dan berinteraksi secara tetap. Tetapi tidak jarang dalam suatu komunitas yang anggotanya tersebar dibeberapa wilayah.

d. Homogen atau Heterogen

Suatu komunitas yang memiliki anggota dengan latar belakang yang sama, akan lebih mudah dalam menjalin komunikasi. Apabila suatu komunitas yang memiliki anggota dengan latar belakang yang beraneka ragam, maka dalam menjalin komunikasi diperlukan rasa saling menghargai satu sama lain. e. Internal atau Eksternal

Suatu komunitas dapat tetap berinteraksi dan menjalin komunikasi dengan sesama komunitas atau anggota dalam komunitas. Tetapi ada beberapa komunitas yang berinteraksi dengan menjalin kerjasama dengan divisi atau organisasi yang berbeda diluar dari komunitas tersebut.

(11)

commit to user f. Spontan atau Disengaja

Ada beberapa komunitas yang terbentuk tanpa adanya campur tangan dari usaha pengembangan suatu organisasi. Anggota dapat bergabung secara spontan karena adanya kebutuhan dalam berbagi informasi dan membutuhkan teman yang memiliki kebutuhan yang sama pula. Selain itu, ada juga komunitas yang dibentuk secara sengaja untuk dapat mengaspirasi kebutuhan dari para anggotanya. Komunitas yang terbentuk secara spontan atau didirikan secara sengaja tidak menentukan formal atau tidaknya suatu komunitas itu.

g. Tidak Dikenal atau Dibawah Institusi

Suatu komunitas memiliki hubungan yang bermacam-macam dengan sebuah organisasi, baik itu komunitas yang tidak dikenal, maupun komunitas yang berdiri dibawah suatu institusi.

Unsur-unsur yang terdapat dalam komunitas, antara lain (Soekanto, 2010: 134) :

a. Seperasaan, timbul akibat usaha seseorang untuk dapat mengidentifikasi dirinya dengan orang-orang dalam kelompok tersebut sehingga semua anggota kelompok dapat menyebutkan dirinya sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami”, dan lain sebagainya.

b. Sepenanggungan, dalam setiap individu sadar akan peranannya dalam suatu kelompok dan keadaan di masyarakat sendiri yang

(12)

commit to user

memungkinkan peranannya dalam kelompok, sehingga individu dapat memiliki kedudukan yang pasti dalam kelompok tersebut. c. Saling memerlukan, setiap individu yang tergabung dalam

masyarakat setempat dapat merasakan bahwa dirinya telah bergantung pada komunitas-nya yang meliputi kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikologis.

3. Komunikasi Bermedia Internet

Sebagaimana yang dikatakan oleh Tubbs dan Moss (2005: 225), perkembangan teknologi komunikasi akan terus meningkatkan kecepatan komunikasi dan besaran volume pesan yang dikirimkan, disimpan, dan yang mungkin akan diambil kembali. Teknologi baru dapat dianggap sebagai “perluasan media” yaitu bahwa media sementara berfungsi “sebagai perluasan indera-indera dasar” dan cara-cara kita berkomunikasi. Media baru merupakan perluasan dari sistem yang sudah ada. Dengan kata lain, media baru internet ini dapat juga dikatakan sebagai perluasan sistem telekomunikasi dan komputer yang menjadi satu sistem yang tunggal.

Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme Kontemporer, Internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Selanjutnya, bahwa persepektif ini didukung oleh tujuan bahwa esensi dari proses komunikasi tetap tidak berubah. Apa

(13)

commit to user

yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihak-pihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas tempat mengakses informasi, densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan arus-arus informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium (Kurnia, 2005: 135-136).

Komunikasi dengan menggunakan media internet secara teknis dan fisik merupakan fenomena baru dalam proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan. Secara akademis, komunikasi bermedia internet merupakan konsep dan area studi yang relatif masih baru dan belum banyak tersentuh. Beberapa eksplorasi tentang media internet memberikan kontribusi pada terminologi komunikasi bermedia internet atau computer mediated communication. Pixy Ferris secara general medefinisikan komunikasi bermedia internet sebagai “interaksi secara interpersonal yang dihubungkan oleh komputer, yang meliputi komunikasi asynchronousdan synchronous melalui fasilitas dalam internet”. John December mendefinisikan sebagai “telekomunikasi dengan menggunakan komputer dalam bentuk massa”. Sementara itu,

(14)

commit to user

terminologis aplikatifnya, komunikasi bermedia internet adalah “penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa ataupun pribadi” (Effendi, 2010: 130-142).

4. Media Sosial

Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video YouTube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis (Zarella, 2010: 2-3).

Media sosial mempunyai banyak bentuk, diantaranya yang paling populer yaitu jejaring sosial microblogging (Twitter), facebook, dan blog. Berikut penjelasannya (Zarella, 2010: 3) :

a. Jejaring Sosial

Menurut Dan Zarella dalam bukunya yang berjudul The Social Media Marketing Book, jejaring sosial adalah suatu situs yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk berkomunikasi bagi sesorang, antara satu dengan yang lainnya, baik yang dikenal di dunia nyata maupun di dunia maya. Situs-situs yang ada di jejaring sosial sangat bermanfaat bagi perkembangan komunikasi, karena

(15)

commit to user

menyediakan sejumlah layanan yang beragam dan mempermudah seseorang untuk dapat berinteraksi (Zarella, 2010: 51).

Macam-macam jejaring sosial antara lain : 1) Twitter

Twitter adalah suatu situs web yang merupakan layanan dari microblog, yaitu suatu bentuk blog yang membatasi ukuran setiap post-nya, yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk dapat menuliskan pesan dalam twitter update hanya berisi 140 karakter. Twitter merupakan salah satu jejaring sosial yang paling mudah digunakan, karena hanya memerlukan waktu yang singkat tetapi informasi yang disampaikan dapat langsung menyebar secara luas (Zarella, 2010: 31).

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari sebuah microblogging atau twitter, diantaranya (Madcoms, 2010: 144-159) :

a) Berbeda dengan faceboook, update status melalui twitter yang biasa disebut dengan tweet ini hanya berjumlah 140 karakter. Lebih singkat dari media lainnya, sehingga biasanya twitter lebih sering digunakan untuk dapat mengabarkan kondisi yang sedang terjadi kapanpun dan dimanapun secara terus menerus.

(16)

commit to user

b) Untuk dapat mengomentari tweet yang dibuat oleh following maka dengan menggunakan reply. Secara otomatis akan muncul username dari orang yang ingin dikomentari statusnya, selanjutnya dapat ditulis dengan menggunakan fungsi RT@username kemudian tuliskan komentar yang ingin dituliskan.

c) Berbeda dengan facebook yang menyediakan album foto dan video, namun twitter memiliki cara sendiri untuk berbagi foto dan video yang biasa disebut dengan tweetpic. d) Selain berbagi foto dan video, twitter dapat juga berbagi

lagu dengan melakukan upload sendiri lagu yang akan di share.

2) Facebook

Facebook adalah suatu situs jejaring sosial yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk menjalin hubungan pertemanan dengan seluruh orang yang ada di belahan dunia untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Facebook merupakan situs pertemanan yang dapat digunakan oleh manusia untuk bertukar informasi, berbagi foto, video, dan lainnya (Madcoms, 2010: 1).

Berikut ini adalah ciri-ciri dari sebuah akun facebook, diantaranya (Madcoms, 2010: 20-60) :

(17)

commit to user

a) Memiliki pages dan groups untuk bergabung pada komunitas dan dapat berinteraksi satu sama lain. Pages adalah halaman dari komunitas yang dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan penggemar dalam jumlah yang banyak atau mengenalkan produk maupun jasa, sehingga pages lebih mewakili perusahaan atau public figure. Groups adalah layanan komunitas facebook yang dibuat untuk mengumpulkan para pengguna facebook yang memiliki ide atau tujuan yang sama, dengan jumlah anggota yang tidak lebih dari 5000 orang.

b) Dapat melakukan update status lebih dari 140 karakter sesuai dengan kebutuhan.

c) Dapat langsung memberi komentar atau memberikan apresiasi dari update status orang-orang yang sudah menjadi teman di facebook, yang akan muncul pada halaman home feed.

d) Memiliki fasilitas chatting yang memungkinkan pemilik facebook untuk dapat melakukan chat secara langsung dengan orang-orang yang sudah berteman di facebook. e) Dapat berbagi foto dengan cara tagging, merupakan cara

yang lebih cepat dalam membagikan foto yang terdapat lebih dari satu orang, dibanding harus mengirimkan foto tersebut satu per satu melalui masing-masing profil.

(18)

commit to user

f) Dapat membuat album foto yang berisikan nama album, lokasi tempat pengambilan foto, dan jika diperlukan dapat berisikan penjelasan singkat mengenai foto tersebut.

g) Dapat membuat album video yang berdurasi maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB.

b. Blog

Blog merupakan singkatan dari web + log, yaitu sejenis website pribadi yang dapat digunakan untuk menuliskan suatu pesan atau informasi secara terus menerus dan mempublikasikannya. Blog dapat berupa berita atau artikel yang nantinya akan terus diperbaharui. Dalam satu blog dapat berisi bermacam-macam artikel yang dikelompokkan dalam suatu kategori atau hanya terdiri atas satu jenis kategori saja (Heni, 2008: 3).

Pada umumnya, sebuah blog memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Heni, 2008: 4) :

1) Konten utama berisi artikel (post) yang dipublikasikan secara kronologis, dan artikel yang terbaru biasanya ada di urutan paling atas. Artikel tersebut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kategori berdasarkan subjeknya.

2) Para pengunjung blog dapat secara langsung mengomentari artikel yang ditulis oleh pemilik blog.

(19)

commit to user

3) Arsip dari artikel-artikel lama bisa per hari, per minggu, maupun per tahun.

4) Daftar link terhadap web yang terkait biasa disebut blogroll. 5) Memiliki fasilitas feed yang memungkinkan isi dari suatu blog

dapat dilihat tanpa harus membuka halaman web.

Dilihat dari ketiga media sosial yang ada diatas, penulis menyimpulkan jika pada dasarnya media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pesan atau informasi melalui media sosial berlangsung dua arah dan bersifat menyeluruh atau kebanyak orang.

b. Pesan atau informasi melalui media sosial dapat menyebar secara cepat dan meluas.

c. Waktu dalam penggunaan media sosial ditentukan oleh pengguna dari media sosial.

d. Pesan atau informasi melalui media sosial bersifat bebas atau dengan kata lain tidak menggunakan gatekeeper dalam penyebarannya.

5. Hubungan Komunitas dengan Media Sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara manusia, lahirlah kelompok-kelompok sosial (sosial group) yang dilandasi oleh kesamaan kepentingan bersama.

(20)

commit to user

Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam kelompok sosial yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya (s2ppuns12, 2012).

Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah adanya internet yang memberi kemudahan bagi orang untuk berhubungan dalam jangka waktu yang cepat, mudah dan massif. Internet juga memungkinkan kita berbagi ide dan mendiskusikan tentang segala hal dari yang bersifat keseharian hingga hal-hal yang lebih serius semisal kritik kebijakan pemerintah, tanpa dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Kecanggihan teknologi internet ini mampu memberikan alternatif saluran (salah satunya melalui situs jejaring sosial) bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan tanggapannya atas berbagai isu yang ada (s2ppuns12, 2012).

Hadirnya media sosial yang dijembatani internet (cyberspace) telah membentuk perilaku tersendiri dalam masyarakat. Facebook, Blackberry Messanger, Google, Blog dan Twitter, dalam waktu relatif singkat menjadi ruang raksasa yang menampung segala macam informasi, protes dan kritik hingga tuntutan revolusi dari masyarakat. Internet bukan lagi sekedar dunia maya, tetapi mentransformasi

(21)

commit to user

berbagai protes, kritik dan kekecewaan tersebut ke dalam dunia nyata. Bisa dalam bentuk apatisme terhadap politik, gerakan sosial, hingga tuntutan revolusi (s2ppuns12, 2012).

Menurut Antony Mayfield, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, Plurk, dan Twitter. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia (Ramadhansyah, 2012).

(22)

commit to user 6. Penelitian yang Relevan

Perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, melalui jaringan internet telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Dengan banyaknya berbagai fasilitas yang dimiliki internet, maka internet saat ini dapat dikategorikan sebagai salah satu media komunikasi. Kehadiran internet memberikan dampak kepada masyarakat, baik positif, maupun negatif, dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan berbagai bidang lain (Effendi, 2010: 130-142).

Berdasarkan dari hasil laporan penelitian yang telah dilakukan oleh Yanuar nugroho (2010: 3), mengenai “Kolaborasi, demokrasi partisipatoris dan kebebasan informasi. Memetakan aktivisme sipil kontemporer dan penggunaan media sosial di Indonesia”, penelitian ini menemukan bahwa lansekap media sosial di Indonesia sangatlah dinamis. Baik sebagai jagat online maupun sebagai pasar, lansekap ini sangat aktif dan terus berkembang. Media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter menjadi sangat populer karena: (i) harga ponsel yang semakin terjangkau, (ii) kuatnya kecenderungan berkomunitas dalam budaya Indonesia, dan (iii) kecenderungan penggunaannya yang menyebar dengan cepat. Berbagai karakteristik dari media sosial baru membuat masyarakat sipil semakin terbantu dalam mencapai tujuan.

Menurut Yanuar Nugroho (2010: 3), pengamatan yang dilakukan telah memperkuat pendapat bahwa penggunaan strategis dari

(23)

commit to user

Internet dan media sosial oleh masyarakat sipil harus melampaui dimensi teknologi, dan lebih kepada bagaimana kedua sarana tersebut digunakan untuk memperluas interaksi antara kelompok dan komunitas masyarakat sipil dengan pihak yang menjadi sasaran atau mitra kerja mereka. Hanya ketika masyarakat sipil dapat menjaga interaksi dinamis dengan publik melalui penggunaan media sosial baru popular yang strategis, dampak dari aktivisme sipil dapat diharapkan meningkat secara signifikan.

Melanjutkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yanuar Nugroho (2008: 77-105), mengenai “Adopting Technology, Transforming Society: The Internet and the Reshaping of Civil Society Activism in Indonesia”, penulis ingin menawarkan wawasan dan pelajaran tentang penggunaan internet khususnya media sosial sebagai sarana komunikasi bagi gerakan sosial, dalam hal ini Komunitas Akademi Berbagi di Surakarta. Penggunaan internet khususnya media sosial sebagai sarana komunikasi oleh Komunitas Akademi Berbagi dinilai sangat penting. Aspek yang paling penting dari penggunaan internet adalah bahwa hal itu memberi kita informasi yang luas dan kemampuan untuk memperluas jaringan. Ini mempengaruhi pilihan organisasi atau komunitas untuk membuka peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam membawa perubahan. Itulah yang benar-benar telah mempengaruhi suatu gerakan sosial. Dalam konteks Indonesia, di mana masyarakat sipil dan gerakan sosial tidak dapat

(24)

commit to user

dilihat sebagai satu kesatuan, terdapat suatu tantangan yang besar bagi organisasi masyarakat sipil (OMS) untuk menggunakan Internet secara strategis, khususnya untuk memperkuat gerakan sosial.

Yanuar Nugroho (2008: 77-105), juga menyampaikan bahwa internet telah menjadi alat yang efisien bagi banyak OMS. Ini membantu mereka untuk mengatur gerakan mereka, untuk memobilisasi tindakan mereka, dan untuk memperluas jaringan mereka. Internet juga membantu OMS dalam partisipasi melebar dengan membuka peluang bagi masyarakat untuk terlibat dalam aktivisme sosial-politik dan dinamika. Namun, sementara ada manfaat yang jelas disebabkan dari penggunaan internet sebagai tindakan yang dimaksudkan, OMS mungkin tidak menyadari bahwa penggunaan tersebut juga memiliki dampak dan implikasi yang mempengaruhi organisasi, baik di tingkat intra- dan antar-organisasi.

F. KERANGKA BERFIKIR Komunitas

Akademi Berbagi Surakarta

(25)

commit to user

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Dalam gambar diatas dijelaskan bahwa penulis menggunakan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Sebagaimana dikemukakan oleh David K. Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan atau disebut dengan komunikator. Dalam hal ini sumber pesan yang dimaksud adalah Komunitas Akademi Berbagi Surakarta, tetapi tidak menutup kemungkinan khalayak luas menjadi sumber pesan; pesan adalah terjemahan gagasan kedalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Dalam hal ini pesan yang dimaksud adalah bentuk komunikasi seperti informasi, saran atau pendapat; saluran adalah medium yang membawa pesan. Dalam hal ini saluran yang dimaksud berupa media sosial online seperti facebook, twitter, blog, email dan lainnya; dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi atau biasa disebut dengan komunikan, dalam hal ini adalah khalayak luas atau sebaliknya Komunitas Akademi Berbagi dapat menjadi si penerima pesan (Mulyana, 2005: 150).

Khalayak Luas

Media Sosial Online Berkomunikasi

(26)

commit to user G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Herdiansyah, 2010: 9).

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian ialah Komunitas Akademi Berbagi Surakarta. Komunitas Akademi Berbagi Surakarta merupakan suatu gerakan sosial, dimana dalam kegiatannya yaitu memberikan ilmu pendidikan secara gratis melalui kelas-kelas pendek dalam bidang informal, ditujukan bagi masyarakat yang membutuhkan, dan aktif menggunakan media sosial sebagai sarana untuk komunikasi bagi para anggota dan siapapun yang ingin terlibat di dalam komunitas tersebut.

3. Lokasi Penelitian

(27)

commit to user 4. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Menurut Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 103), populasi merupakan suatu kelompok individu yang memiliki karakteristik yang sama. Populasi dalam suatu penelitian berarti suatu kelompok yang terdiri dari kesatuan sampel yang akan diteliti. Terdapat dua jenis populasi, yaitu populasi infinite dan populasi finite. Populasi infinite merupakan populasi yang tidak dapat terhitung jumlahnya atau sulit ditentukan karena tidak terbatas dan selalu berubah jumlahnya. Sedangkan populasi finite merupakan populasi yang jumlahnya dapat dihitung dan diidentifikasi secara pasti jumlanya. Meskipun mengalami perubahan, perubahan yang terjadi dapat diketahui dan diidentifikasi jumlahnya secara pasti. Dalam beberapa kasus, populasi infinite dapat berubah menjadi populasi finite jika diberikan batasan tertentu terhadap populasi infinite.

Dalam penelitian ini, populasi yang akan dijadikan sampel adalah seluruh anggota yang ada di Komunitas Akademi Berbagi Surakarta terdiri dari 5 (lima) orang pendiri, 20 (dua puluh) orang volunteer, dan peserta Akademi Berbagi Surakarta yang tidak terbatas.

(28)

commit to user

Menurut Neuman (dalam Herdiansyah, 2010: 104), sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan memiliki ciri-ciri yang representatif atau mewakili dari populasi tersebut. Dalam menentukan sampel yang akan diteliti, maka dibutuhkan teknik sampling. Terdapat dua jenis teknik sampling, yaitu random sampling dan non-random sampling. Random sampling merupakan teknik pemilihan sampel secara acak yang setiap sampel dalam suatu populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih. Sedangkan non-random sampling merupakan teknik pemilihan sampel secara tidak acak yang setiap individu dalam suatu populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling stratified random sampling. Stratified random sampling yaitu teknik pemilihan sampel yang dalam suatu populasi terdiri dari tingkatan-tingkatan. Dalam setiap tingkatan akan dipilih sampel secara random. Tingkatan-tingkatan dalam teknik sampling penelitian ini terdiri dari 2 (dua) orang pendiri Akademi Berbagi; 3 (tiga) orang volunteer Akademi Berbagi Surakarta yang mewakili admin dari twitter, facebook, dan blog; dan 2(dua) orang peserta Akademi Berbagi Surakarta.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

(29)

commit to user

Wawancara dapat berarti banyak hal dengan banyak setting, sehingga wawancara memiliki banyak definisi tergantung konteksnya. Menurut Moleong (dalam Herdiansyah, 2010: 118), wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tesebut.

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk bisa menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu yang dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang (Sutopo, 2006: 68).

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara percakapan informal. Wawancara percakapan informal (the informal conversational interview) menunjuk pada kecenderungan sifat sangat terbuka dan sangat longgar (tidak terstruktur) sehingga wawancara memang benar-benar mirip dengan percakapan. Pertanyaan yang dikemukakan oleh peneliti berbeda-beda antara subjek yang satu dan subjek lain; subjek yang sama kadangkala harus didatangi kembali oleh peneliti untuk

(30)

commit to user

pertanyaan yang berbeda atau mirip sehingga jawaban terdahulu mungkin dapat ditambahkan atau direvisi oleh subjek (Pawito, 2007: 132-133).

Dalam penelitian ini, sumber yang akan diwawancarai yaitu pendiri Komunitas Akademi Berbagi; admin dari masing-masing media sosial yang akan diteliti yaitu twitter, facebook, dan blog; dan peserta Akademi Berbagi Surakarta.

b. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2010: 143).

Dalam penelitian ini, penulis akan membuat dokumentasi berupa capture dari bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Akademi Berbagi Surakarta melalui media sosial twitter, facebook, dan blog.

(31)

commit to user

Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data. Penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat kualitatif, meliputi catatan wawancara, catatan observasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, data resmi yang berupa dokumen atau arsip, memorandum dalam proses pengumpulan data dan juga semua pandangan yang diperoleh dari manapun serta dicatat.

Menurut H.B. Sutopo (2006: 105), karakteristik metodologi penelitian kualitatif disebutkan bahwa analisisnya bersifat induktif. Dalam hal ini, analisis tidak dimaksudkan untuk membuktikan suatu prediksi atau hipotesis penelitian, tetapi semua simpulan yang dibuat sampai dengan teori yang mungkin dikembangkan, dibentuk dari semua data yang telah berhasil ditemukan dan dikumpulkan di lapangan. Sifat analisis induktif sangat menekankan pentingnya apa yang sebenarnya terjadi dan ditemukan di lapangan yang pada dasarnya bersifat khusus berdasarkan karakteristik konteksnya dalam kondisi alamiahnya.

7. Reliabilitas dan Validitas Data

Neuman (dalam Herdiansyah, 2010: 184-185), mendefinisikan reliabilitas adalah kekonsistenan, keajegan, atau ketetapan. Artinya, jika kita mengukur sesuatu (dimensi dari suatu variabel) secara

(32)

commit to user

berulang-ulang dengan kondisi yang sama atau relatif sama, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama atau relatif sama pula antara pengukuran pertama dengan pengukuran berikutnya.

Dalam konteks penelitian ilmiah, validitas sama berharganya dengan reliabilitas. Bagaikan dua sisi mata uang yang saling berdampingan, validitas dan reliabilitas mutlak diperlukan. Keduanya harus berada pada skor atau standar tersendiri yang menentukan apakah sebuah alat ukur mampu mengukur objek ukur dengan baik dan benar. Neuman mendefinisikan validitas sebagai kesesuaian antara alat ukur dengan sesuatu yang hendak diukur, sehingga hasil ukur yang didapat akan mewakili dimensi ukuran yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan (Herdiansyah, 2010: 189-190).

Menurut Lincoln & Guba (dalam Herdiansyah, 2010: 194-195), tujuan utama dari validitas dan reabilitas adalah untuk mengoptimalkan atau meningkatkan rigor penelitian. Rigor adalah tingkat atau derajat di mana hasil temuan dalam penelitian kualitatif bersifat autentik dan memiliki interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam meningkatkan rigor agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dapat dilakukan melalui beberapa cara salah satunya dengan triangulasi. Konsep dari triangulasi adalah apabila seorang peneliti membutuhkan lebih dari satu sumber

(33)

commit to user

untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dalam menjelaskan suatu fenomena yang akan diteliti (Herdiansyah, 2010: 201).

Dalam penelitian mengenai Penggunaan Media Sosial Twitter, Facebook, dan Blog sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi Surakarta, peneliti menggunakan triangulasi tipe triangulasi data. Triangulasi data yaitu penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data dalam satu kasus. Karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis, maka hampir tidak dianjurkan dalam suatu penelitian jika hanya mengandalkan satu metode dalam pengumpulan data (Herdiansyah, 2010: 202).

Dalam penelitian ini, menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu melalui wawancara dan dokumentasi. Reliablitas dan validitas data dapat dipertanggungjawabkan keasliannya melalui triangulasi data. Triangulasi data yang diperoleh dari Komunitas Akademi Berbagi Surakarta didapat melalui hasil wawancara dan dokumentasi berupa bukti capture dari percakapan yang dilakukan oleh Akademi Berbagi Surakarta melalui media sosial twitter, facebook, dan blog.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakmukinkan ini ada kalanya dalam arti yang sesungguhnya seperti tidak ada padanannya di pasar meski- pun ditemukan di rumah-rumah orang, ada kalanya hanya dalam

Penelitian Aznan Adviis Ardiyansyah dan Uly Gusniarti (2009) dengan judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi bullying pada remaja” hasil analisis data dapat disimpulkan

Dengan demikian, jika instrumen baku telah tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian maka kita dapat langsung telah tersedia untuk mengumpulkan data variabel

Program Dana Bergulir Syariah adalah program jenis layanan pemberian pembiayaan yang digulirkan kepada KUMKM baik langsung atau melalui lembaga perantara untuk

Pendekatan Grass roots merupakan kebalikan dari pendekatan top down yaitu inisiatif pengembagan yang dimulai dari lapangan atau dimulai dari guru-guru sebagai implementator,

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persentase larutan kapur sirih terbaik untuk bahan perendaman pada pembuatan keripik talas ketan adalah 20% dan lama

Salah satu bentuk media dakwah yang dapat digunakan adalah seni kaligrafi Islam, dimana media ini merupakan suatu metode dakwah yang berupa dakwah bil qolam

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam