• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PERTIWI KARANGLO KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PERTIWI KARANGLO KLATEN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

USIA PRA SEKOLAH DI TK PERTIWI

KARANGLO KLATEN

Jurnal

Disusun Oleh:

AGISTA PUTRI WULANSARI K.011.015.001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) DUTA GAMA KLATEN

2019

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

USIA PRA SEKOLAH DI TK PERTIWI

KARANGLO KLATEN

Yang Disusun Oleh:

AGISTA PUTRI WULANSARI K.011.015.001

Telah disetujui untuk diperiksa Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Sarjana Keperawatan Telah disetujui pada tanggal……...

Pembimbing I Pembimbing II

Yuniar Ika Fajarini, S.Kep.,MPH. NIPY. 02.002.060

Feri Catur Yuliani, S.Kep.,Ns.,M.Kep. NIPY. 02.002.037

Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Witriyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,CWCS.

(3)

iii

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI TK PERTIWI KARANGLO KLATEN

INTISARI

Agista Putri Wulansari 1, Yuniar Ika Fajarini 2, Feri Catur Yuliani3

Latar Belakang: Tumbuh kembang anak penting untuk diperhatikan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah motorik kasar, perkembangan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan salah satunya melalui permainan lompat tali. Tujuan: Mengetahui pengaruh permainan lompat tali terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 anak. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah DDST II dan SOP permainan lompat tali.

Hasil: Sebelum diberikan permainan lompat tali perkembangan motorik kasar anak tergolong dalam kategori delayed sebanyak 10 anak (50,0%) kemudian setelah diberikan permainan lompat tali perkembangan motorik kasar anak meningkat dan tergolong dalam kategori normal sebanyak 10 anak (50,0%). Hasil uji normalitas didapatkan data tidak normal dan dilakukan uji homogenitas didapatkan data homogen, dilanjutkan dengan uji

wilcoxon mendapatkan hasil bahwa signifikasi 0,001 yang artinya p < (0,05).

Kesimpulan: Ada pengaruh permainan lompat tali terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten, sehingga diharapkan di TK Pertiwi Karanglo Klaten menjadikan permainan lompat tali sebagai kegiatan rutin yang dilakukan pada anak saat di sekolah.

Kata kunci: Permainan lompat tali, perkembangan motorik kasar, anak usia prasekolah.

1

Mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKES Duta Gama Klaten

2

Pembimbing I

3

Pembimbing II

(4)

iv

THE INFLUENCE OF JUMP ROPE GAME TOWARD THE GROSS MOTOR DEVELOPMENT IN PRESCHOOL CHILDREN OF PERTIWI

KINDERGARTEN IN KARANGLO KLATEN

ABSTRACT

Agista Putri Wulansari 1, Yuniar Ika Fajarini 2, Feri Catur Yuliani3

Background: The Children development is important to be noted. One of the important aspects in children development is gross motor development. Gross motor development in children aged 4-5 years can be improved through jump rope games.

Objective: To determine the effect of jump rope games toward the development of gross motor skills in preschoolers of Pertiwi Kindergarten in Karanglo Klaten

Research Method: This research is a quasi-experimental research with one group pretest – posttest research design. The sample in this study was 20 children. The sample was taken by purposive sampling. The instruments used were DDST II and Standart Operational Procedur of jump rope games.

Results: There were 10 students (50,0%) belong to the delayed category before the treatment given. After the treatment conducted through jump rope game, the children’s gross motor development increases 10 students (50,0%) and is classified in the normal category. The normality test results obtained abnormal data and homogeneity tests obtained homogeneous data, followed by Wilcoxon test to get results that significance 0.001, which means p <(0.05).

Conclusion: There is an influence of jump rope games toward the gross motor skills development of preschool children in Pertiwi kindergarten Karanglo Klaten., so that it is expected that Pertiwi kindergarten will makes jump rope games as routine activity for the children during the school time

.

Keywords: jump rope game, gross motor development, preschool children. 1 Nursing Undergraduate Student STIKES of Duta Gama Klaten

2 1st Advisors 3 2nd Advisors

(5)

1

PENDAHULUAN

Perkembangan emas seorang anak adalah pada masa 5 tahun pertama dimana berbagai aspek fisik dan juga kemampuan anak tersebut akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat (Sujiono dan Bambang, 2012). Termasuk aspek kognitif, fisik, motorik dan psikososial akan berkembang dengan optimal pada masa keemasan atau yang disebut sebagai golden age (Diana, 2015).

Menurut Kementerian

Kesehatan RI (2016) yang dimaksud dengan perkembangan adalah dimana seorang anak akan mulai mandiri dan bisa bersosialisasi dengan orang lain, dan juga meningkatnya struktur dan juga fungsi tubuh termasuk kemampuan bergerak secara kasar, bergerak secara halus, kemampuan berbicara dan pemerolehan bahasa yang lebih baik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkes RI (2014) ada sekitar 19,3 anak usia 1-4 tahun yang ada di Indonesia. Oleh karena itu tumbuh kembang anak-anak tersebut sangatlah penting untuk diperhatikan karena anak adalah generasi penerus bangsa. Berbagai stimulasi dan juga intervensi dapat diberikan agar perkembangan anak tersebut bisa terpantau dan bisa diambil tindakan jika perlu (Efendi, 2016).

Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah perkembangan motorik kasar.

Menurut Hidayanti (2013)

perkembangan motorik menunjukkan besarnya kemampuan anak terkait dengan kebisaannya melakukan berbagai aktifitas. Namun harus diingat bahwa kemampuan yang mendasari perkembangnnya adalah

(6)

2 diperoleh juga dari praktek sejak ia bayi.

Menurut Mulyani (2016) salah satu hal yang bisa membantu anak untuk berinteraksi dengan orang lain adalah dengan bermain. Pada saat bermain anak bisa meningkatkan kemampuannya dalam berbicara, bergerak, meningkatkan kemampuan motorik kasar dan juga motorik halus, serta yang tidak kalah pentingnya adalah berkembangnya imajinasi si anak. Melalui media bermain anak juga akan belajar menyelesaikan masalah dan melatih kreatifitasnya. Dalam kegiatan bermain anak akan belajar banyak hal dan bukan hanya sebagai hal

yang menghambur-hamburkan

waktu. Berbagai jenis permainan anak berusia dini mempunyai nilai positif terhadap perkembangan

kepribadiannya. Misal permainan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar: lompat tali, benteng, egrang, engklek, gasing, sepak bola, melempar bola dan bakiak.

Berdasarkan hasil penelitian Sari (2015) dengan melakukan kegiatan lompat tali maka kemampuan motorik kasar anak bisa memperoleh peningkatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Febriani (2015) menyatakan bahwa dengan bermain lompat tali maka bisa dilihat

ada peningkatan kemampuan

motorik kasar pada anak yaitu dari kegiatan melompat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kemampuan motorik kasar anak akan mengalami perkembangan melalui permainan lompat tali. Penelitian lain oleh Puspitowati (2012) juga mengatakan bahwa kemampuan motorik kasar

(7)

3 anak akan mengalami perkembangan melalui kegiatan bermain lompat tali.

Menurut hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti di TK Pertiwi Karanglo Klaten bahwa hasil pengamatan kegiatan di kelas hanya sebatas menggambar, bermain balok warna, mengenal warna sedangkan untuk kegiatan permainan motorik kasar meliputi prosotan, melempar bola ke keranjang. Ketika dilakukan wawancara kepada guru TK Pertiwi Karanglo Klaten beliau mengatakan belum pernah dilakukan permainan lompat tali karena di TK tersebut kegiatan yang sering dilakukan adalah motorik halus.

Sesungguhnya banyak sekali permainan tradisonal yang dapat dilakukan dalam meningkatkan perkembangan anak salah satunya dengan bermain lompat tali sangat

mudah dilakukan dan alat yang digunakan juga mudah diperoleh. Walaupun permainannya sangat sederhana, namun permainan ini dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak.

Dengan latar belakang tersebut maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut peranan bermain lompat tali terhadap perkembangan anak dengan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Permainan Lompat tali terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Pra sekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten”.

TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui pengaruh permainan lompat tali terhadap perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten.

(8)

4

MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi IPTEK

Hasil yang diperoleh bisa memberikan pemahaman lebih banyak dan ilmu pengetahuan tentang permainan lompat tali yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan motorik kasar anak.

2. Bagi STIKES Duta Gama Klaten Hasil dari penelitian menjadi bahan informasi dan acuan bagi

mahasiswa keperawatan

khususnya terkait dengan penggunaan permainan lompat tali atas kemampuan dan tumbuh kembang motorik kasar anak usia prasekolah.

3. Bagi TK Pertiwi Karanglo Klaten

Penelitian ini dapat menjadikan permainan lompat tali sebagai

kegiatan rutin yang dilakukan pada anak saat di sekolah.

4. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu acuan untuk melakukan asuhan keperawatan anak khususnya perkembangan motorik kasar.

5. Bagi Responden

Responden dapat menerapkan lompat tali di sekolah maupun di rumah untuk meningkatkan

perkembangan motorik

kasarnya. 6. Bagi Peneliti

Hasil penelitian bisa

memberikan lebih banyak wawasan dan juga pengetahuan terkait dengan pertumbuhan anak dan kemampuan motorik kasarnya melalui permainan lompat tali pada masa prasekolah.

(9)

5

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan bulan April-Mei 2019 di TK Pertiwi Karanglo Klaten. Jenis Penelitian ini quasy eksperiment, sampel dalam penelitian ini 20 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah DDST II dan SOP Permainan lompat tali, analisa data menggunakan uji normalitas didapatkan data tidak normal dan uji homogenitas didapatkan data homogen dilanjutkan dengan uji wilcoxon.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden dalam penelitian ini hanya menilai umur dan jenis kelamin. Berdasarkan karakteristik responden yang

mempengaruhi perkembangan

motorik kasar pada anak di TK Pertiwi Karanglo Klaten dijelaskan pada tabel berikut:

1. Umur

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur di TK Pertiwi Karanglo Klaten

No. Umur f %

1. 4 tahun 12 60,0 2. 5 tahun 8 40,0 Jumlah 20 100,0 Sumber: Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mayoritas responden berumur 4 tahun sebanyak 12 anak (60,0%). 2. Jenis kelamin

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di TK Pertiwi Karanglo Klaten No. Jenis kelamin f %

1. Laki-laki 10 50,0 50,0 2. Perempuan 10

Jumlah 20 100,0 Sumber: Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah antara laki-laki dan perempuan sama yaitu sebanyak 10 anak (50,0%). 3. Perkembangan motorik kasar

sebelum permainan lompat tali Perkembangan motorik kasar anak sebelum permainan lompat tali dijelaskan pada tabel berikut:

(10)

6 Tabel 1.3 Distribusi frekuensi

perkembangan motorik kasar sebelum pemberian permainan lompat tali di TK Pertiwi Karanglo Klaten

No. Perkembangan motorik kasar sebelum f % Mean SD P 1. Advanced 0 0,0 2. Normal 4 20,0 3. Caution 6 30,0 4. Delayed 10 50,0 5. No opportunity 0 0,0 Jumlah 20 100,0 3,30 ,801 0,000

Sumber: Data Primer Tahun 2019 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi permainan lompat tali

mayoritas perkembangan

motorik kasar anak adalah delayed sebanyak 10 responden (50,0%) sedangkan anak dengan perkembangan motorik kasar normal hanya 4 responden (20,0%) didapatkan nilai rata-rata sebelum permainan lompat tali 3,30 dan nilai signifikasinya 0,000.

4. Perkembangan motorik kasar setelah permainan lompat tali

Perkembangan motorik kasar anak setelah permainan

lompat tali dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1.4 Distribusi frekuensi perkembangan motorik kasar setelah permainan lompat tali di TK Pertiwi Karanglo Klaten No. Perkembangan motorik kasar setelah f % Mean SD P 1. Advanced 0 0,0 2. Normal 10 50,0 3. Caution 5 25,0 4. Delayed 5 25,0 5. No opportunity 0 0,0 Jumlah 20 100,0 2,75 ,851 0,000

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setalah permainan lompat tali, perkembangan motorik kasar anak meningkat yaitu sebagian besar perkembangan motorik kasar anak adalah normal sebanyak 10 responden (50,0%)

sedangkan anak dengan

perkembangan motorik kasar delayed hanya 5 responden (25,0%).

Didapatkan nilai rata-rata setelah permainan lompat tali

(11)

7 2,75 dan nilai signifikasinya 0,000.

5. Pengaruh permainan lompat tali terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 1.5 Pengaruh permainan lompat

tali terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten

Perkembangan Motorik Kasar

Z hitung

p

value Advanced Normal Caution Delayed Opportunity No

f % f % f % f % f %

Pretest 0 0 4 20 6 30 10 50 0 0 3,317 0,001

Posttest 0 0 10 50 5 25 5 25 0 0

Sumber: Data Primer Tahun 2019 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum permainan lompat tali sebagian besar responden perkembangan motorik kasarnya tergolong delayed sebanyak 10 responden (50,0%) dan setelah diberi permainan lompat tali terjadi peningkatan perkembangan motorik kasar pada responden yaitu sebagian besar tergolong

normal sebanyak 10 responden (50,0%).

Hasil uji analisis Wilcoxon diperoleh nilai z hitung sebesar 3,317 sedangkan nilai p yang diperoleh adalah 0,001 berarti p < 0,05 sehingga menunjukan adanya pengaruh permainan lompat tali terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten. Hasil ini berarti pemberian permainan lompat tali dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak.

PEMBAHASAN

1. Umur

Berdasarkan tabel 1.1 didapatkan data bahwa hasil umur responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini

(12)

8 mayoritas adalah umur 4 tahun sebanyak 12 responden (60,0%). Pada tahap prasekolah menurut Rahyubi (2012), menyebutkan faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak adalah umur. Anak umur 5 tahun lebih matang motoriknya dibandingkan anak umur 4 tahun.

Hal ini sesuai dengan Sujiono dan Bambang (2012), bahwa pada masa 5 tahun pertama dimana berbagai aspek fisik dan juga kemampuan anak tersebut akan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan menurut Diana (2015), tahap umur prasekolah adalah periode atau masa keemasan (golden age) termasuk aspek kognitif, fisik, motorik

dan psikososial anak

berkembang dengan optimal. Sejalan dengan Kemenkes (2016) stimulasi kemampuan gerak kasar untuk anak 4-5 tahun adalah permainan lompat tali.

2. Jenis kelamin

Berdasarkan tabel 1.2 didapatkan bahwa jenis kelamin responden dalam penelitian ini sama besar yaitu sebanyak 10 responden (50,0%) berjenis kelamin laki-laki dan 10 responden (50,0%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini karena pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan berbeda pada fungsi geraknya sehingga

akan mempengaruhi

perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak.

Hal ini sejalan dengan Wiyani (2014), menyebutkan

(13)

9

bahwa jenis kelamin

berhubungan dengan

perkembangan motorik kasar anak, jenis kelamin laki-laki lebih banyak yang memiliki

perkembangan normal

dibandingkan perempuan, karena jika diperhatikan anak

perempuan lebih suka

melakukan aktivitas yang melibatkan ketrampilan motorik halusnya sedangkan anak laki-laki cenderung suka melakukan aktivitas yang melibatkan ketrampilan motorik kasarnya dan tentu saja hal ini dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak.

Menurut Gunarsa (2006), mengatakan bahwa adapun perbedaan lain yang akan terlihat pada aspek fisik antara laki-laki dan perempuan adalah bentuk

otot yang dimiliki. Anak laki-laki lebih berotot dibandingkan dengan anak perempuan yang memiliki otot lentur sehingga anak laki-laki kekuataan ototnya lebih kuat dari pada anak perempuan.

3. Perkembangan motorik kasar sebelum permainan lompat tali

Berdasarkan tabel 1.3 didapatkan hasil penelitian perkembangan motorik kasar responden sebelum diberi permainan lompat tali sebagian besar adalah delayed yaitu 10 responden (50,0%). Delayed artinya anak mengalami keterlambatan motorik kasar dan dalam DDST II dikatakan delayed bila anak gagal/menolak pada item yang berada di sebelah kiri garis umur.

(14)

10

Sesuai dengan

pernyataan Rahyubi (2012) bahwa perkembangan motorik kasar sebelum permainan lompat tali termasuk delayed dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi. Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dari luar seperti menyemangati anak pada saat melakukan permainan lompat tali bahwa anak mampu melakukannya.

Kemenkes (2016)

menyatakan bahwa stimulasi perkembangan motorik kasar pada anak umur 4-5 tahun dapat dilakukan permainan lomba karung, main engklek, dan melompat tali. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden

perkembangan motorik kasar termasuk kategori delayed karena di TK Pertiwi Karanglo Klaten belum pernah dilakukan

permainan yang dapat

meningkatkan perkembangan motorik kasar salah satunya permainan lompat tali.

Menurut Wiyani (2014) mengatakan bahwa dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak. Kurangnya kesadaran orang dewasa termasuk guru-guru akan hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya

keuntungan yang dapat

diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang

(15)

11 menghambat tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

4. Perkembangan motorik kasar setelah permainan lompat tali

Berdasarkan tabel 1.4 didapatkan hasil perkembangan motorik kasar responden setelah diberi permainan lompat tali

mengalami peningkatan

perkembangan motorik kasar

yaitu sebagian besar

perkembangan motorik kasar responden termasuk dalam kategori normal sebanyak 10

responden (50,0%) dan

responden yang masuk dalam kategori delayed menjadi berkurang jumlahnya yaitu 5 responden (25,0%).

Hal ini sejalan dengan Wiyani (2014) pemberian stimulasi dengan mengajak anak untuk melakukan kegiatan

bermain yang melibatkan gerak fisik anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan motorik

kasar. Permainan yang

mengasah perkembangan

motorik kasar meliputi benteng, egrang, gasing, engklek,

sepakbola dan bakiak.

Permainan lompat tali sangat mudah dilakukan dengan alat yang mudah diperoleh dan jumlah pemain pun tidak ditentukan secara baku.

Permainan lompat tali bisa dimainkan secara sendiri maupun berkelompok secara bergantian untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak. Pemberian permainan lompat tali pada responden

mengalami peningkatan

perkembangan motorik kasar karena permainan lompat tali

(16)

12 suatu bentuk latihan yang dilakukan secara rutin untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak.

5. Pengaruh permainan lompat tali terhadap perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah

Berdasarkan tabel 1.5 didapatkan bahwa hasil analisis bivariat dengan uji Wilcoxon diperoleh p value = 0,001 berarti p < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh permainan

lompat tali terhadap

perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa permainan lompat tali terbukti

berpengaruh dalam

meningkatkan perkembangan motorik kasar responden.

Hubungan antara variabel ditunjukkan oleh adanya peningkatan dari perkembangan motorik kasar pada anak yaitu anak yang delayed semula berjumlah 10 responden (50,0%) menjadi 5 responden (25,0%), anak yang caution semula berjumlah 6 responden (30,0%) menjadi 5 respoden (25,0%) sedangkan anak yang normal

meningkat menjadi 10

responden (50,0%) dari semula hanya 4 responden (20,0%).

Hasil yang didapat

menunjukkan bahwa

peningkatan perkembangan motorik kasar dapat terjadi setelah pemberian permainan lompat tali. Anak yang awalnya perkembangan motorik kasar tergolong delayed meningkat menjadi caution bisa disebabkan

(17)

13 kurangnya motivasi dari dalam diri anak. Hal ini didukung dengan motivasi yang datang dari luar seperti motivasi menyemangati anak bahwa anak mampu melakukan permainan lompat tali. Anak yang termasuk caution meningkat menjadi normal dan anak yang normal

akan lebih baik

perkembangannya. Anak yang perkembangan motorik kasarnya tergolong normal menjadi lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan sebelum permainan lompat tali.

Hal ini yang

membuktikan jika pemberian permainan lompat tali pada anak terbukti efektif dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar anak. Hasil penelitian menunjukan bahwa

permainan lompat tali efektif

untuk meningkatkan

perkembangan motorik kasar anak. Hal ini sesuai dengan salah satu manfaat permainan lompat tali menurut Achroni (2012), yaitu untuk melatih kemampuan motorik kasar anak. Stimulasi yang sangat bermanfaat untuk membentuk otot yang padat, fisik yang kuat dan sehat.

KESIMPULAN

1. Karakteristik responden penelitian ini adalah sebagian besar berusia 4 tahun (60,0%) sedangkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sama banyak (50,0%).

2. Mayoritas perkembangan motorik kasar pada anak usia pra sekolah di TK Pertiwi Karanglo

(18)

14 permainan lompat tali adalah delayed (50,0%).

3. Mayoritas perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten setelah diberi permainan lompat tali adalah normal (50,0%).

4. Terdapat pengaruh permainan

lompat tali terhadap

perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Karanglo Klaten ditunjukkan dengan p Value sebesar 0,001 (p < 0,05).

SARAN

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang ada dapat disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan pada saat pengambilan data melibatkan orang tua untuk meningkatkan mood anak saat

pengukuran DDST II dan hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan keaslian penelitian selanjutnya

(19)

15

DAFTAR PUSTAKA

Achroni. 2012. Mengoptimalkan

Tumbuh Kembang Anak

Melalui Permainan

Tradisional. Jakarta: Javalitera Diana. 2015. Pengaruh Permainan

Origami terhadap

Perkembangan Motorik Halus pada Anak PAUD Umur 3-4 Tahun di TK Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno kab. Jombang. Skripsi. Prodi

Kebidanan. Poltekkes

majapahit Mojokerto.

Efendi. 2016. Perbedaan

Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti PAUD Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta. Febriani. 2015. Upaya Meningkatkan

Pengembangan Motorik Kasar (Melompat) Anak Melalui Permainan Lompat Tali pada Kelompok B TK Al-Hidayah

Palaosan. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Gunarsa. 2006. Psikologi

Perkembangan Anak dan

Dewasa. Jakarta: Gunung Mulia.

Hidayanti. 2013. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Bakiak Pendidikan Anak Usia Dini. Vol 1, Edisi 1.

Kemenkes RI. 2014. Pertumbuhan perkembangan dan gangguan tumbuh kembang anak. Jakarta Selatan : Pusat Data dan Informasi (Diakses tgl 29 januari 2019)

Kemenkes RI. 2016. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang Anak

Ditingkat Pelayanan

Kesehatan Dasar

Mulyani. 2016. Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Diva Press.

Puspitowati. 2012. Upaya

Meningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali pada Kelompok B di Tk Pratiwi Sribit Delanggu. Klaten: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Referens Sari. 2015. Upaya Meningkatkan

Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di Tk Aba Ngabean 1 Tempel. Sleman: Universitas Negeri Yogyakarta Sujiono & Bambang. 2012. Bermain

Kreatif Berbasis Kecerdasaan Jamak. Jakarta: Indeks.

Wiyani, 2014. Psikologi

Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media

Gambar

Tabel 1.1  Distribusi  frekuensi  karakteristik  responden  berdasarkan  umur  di  TK  Pertiwi Karanglo Klaten
Tabel 1.3  Distribusi  frekuensi  perkembangan motorik kasar  sebelum  pemberian  permainan lompat tali di TK  Pertiwi Karanglo Klaten   No
Tabel 1.5  Pengaruh  permainan  lompat  tali  terhadap  perkembangan  motorik kasar pada anak usia  prasekolah  di  TK  Pertiwi  Karanglo Klaten

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DENGAN METODE PERMAINAN LOMPAT KOLAM IKAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI PENGALUSAN KECAMATAN MREBET KABUPATEN

Manfaat yang didapat oleh pengguna adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan permainan tradisional lompat karet (yeye) di TK Baitul Makmur

Penelitian tentang pengaruh permainan lompat pintar terhadap kemampuan motorik kasar anak kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Geneng Brondong Lamongan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar setelah diterapkan metode bermain melalui kegiatan lompat tali pada anak kelompok A di TK

Berdasarkan grafik 1 diatas dapat dilihat hasil dari kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional lompat tali modifikatif pada siklus I dengan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun melalui lompat tali di TK Kanisius Gendongan Salatiga.. Jenis penelitian ini

Dengan melakukan permainan lompat tali sebagai metode pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak di TPA Tuanku Tambusai menunjukkan

Berdasarkan adanya hubungan dengan tingkat pengaruh yang sedang antara permainan lompat tali terhadap peningkatan fisik motorik kasar anak, maka dapat dikatakan