• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSIA DAN HEWAN. Penulisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUSIA DAN HEWAN. Penulisan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul

“SISTEM KOORDINASI PADA

MANUSIA DAN HEWAN”.

Penulisan

makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas

yang diberikan oleh dosen pengajar kami dalam mata

kuliah “BIOLOGI UMUM” dan juga sekaligus untuk

menambah pengetahuan kami mengenai SISTEM

KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN.

Terima kasih pula kami sampaikan kepada dosen

pengajar kami dalam mata kuliah ini dan juga rekan-rekan

mahasisawa-mahasiswi yang dalam hal ini telah

membimbing kami untuk menyusun dan menyelesaikan

makalah ini.

Semoga makalah dapat memberi manfaat bagi kita

semua. Memang makalah ini jauh dari kata sempurna,

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi

perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Tondano, 14 November 2013

(2)

Daftar Isi

Kata

Pengantar...

...1

Daftar

Isi...

...2

Pendahuluan...

...3

a. Latar

Belakang...

...3

b. Tujuan...

...3

c. Rumusan

Masalah...

...3

Pembahasan...

...4

a. Sistem koordinasi pada

Manusia...4

b. Sistem Koordinasi pada

(3)

Kesimpulan dan

Saran...2

7

Daftar

Pustaka...

...28

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri dari saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan oleh benang – benang saraf. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor rangsang dari luar.

(4)

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem

organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.

2. Tujuan

a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum

b. Untuk menambah pengetahuan tentang Sistem Koordinasi pada Manusia dan Hewan

3. Rumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut,agar dalam penulisan ini dapat sesuai dengan apa yang diinginkan, maka kali mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah Pembahasan dari Apa yang Ada dalam Sistem Koordinasi Manusia dan Hewan

PEMBAHASAN

Pembahasan 1 : Sistem Koordinasi pada Manusia

Klasifikasi Dalam Sistem Koordinasi Manusia

Klasifikasi dalam sistem koordinasi manusia yaitu: · Sistem Saraf

(5)

A. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel – sel saraf yang memiliki bentuk bervariasi.Sel saraf ini disebut neuron. Sistem ini melakukan kontrol terhadap kegiatan yang dilakukan di seluruh tubuh agar mencapai kondisi Homeostatis ( seimbang- balancing).

Fungsi sistem saraf

· Memelihara fungsi tubuh.

· Mengatur kegiatan di dalam tubuh.

· Menerima rangsangan eksternal dan internal. · Mengolah rangsangan yang diterima.

· Merespon rangsangan yang diterima.

Dalam menerima, mengolah, dan merespon rangsangan diperlukan 3 komponen :

· Reseptor · Sistem Saraf · Efektor

Berdasarkan fungsinya, sistem saraf dibagi menjadi 2 :

1. Somatik : berperan untuk mengatur koordinasi struktur otot, tulang dan kulit

2. Otonom : berperan untuk mengatur koorinasi otot polos, jantung dan kelenjar tubuh.

Sel saraf terdiri atas 3 macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda :

1. Neuron 2. Neuroglia 3. Akson Struktur Neuron : 1. Badan Sel : 2. Dendrit 3. Akson 4. Sinapsis :

Berdasarkan fungsinya neuron dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : 1. Neuron sensorik

2. Neuron motorik 3. Neuron konektor

1. Neuron Sensorik :

 Badan sel bergerombol membentuk ganglia

 Akson pendek

 Dendrit panjang

Berhubungan dengan alat indera, sehingga disebut neuron indera (reseptor).

 Berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju otak atau sumsum tulang belakang

(6)

 Dendrit pendek

 Akson panjang

 Dendrit berhubungan dengan neuron lain, akson berhubungan dengan efektor.

 Berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke efektor.

Disebut sebagai neuron penggerak. 3. Neuron Konektor (interneuron) :

 Merupakan neuron multipolar.

 Dendrit banyak dan pendek.

 Akson dapat berbentuk panjang atau pendek.

 Ujung dendrit dan akson yang berhubungan membentuk sinapsis.

 Banyak ditemui di sumsum tulang belakang dan otak .

 Berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.

 Konektor di tubuh terdapat di sumsum tulang belakang dan otak

Impuls Saraf

 Permukaan luar neuron bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif.

 Hal ini menimbulkan terjadinya perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam neuron yang disebut polarisasi.

 Bila neuron mengalami rangsangan,akan terjadi penurunan beda potensial atau perubahan muatan, di mana bagian luar akan bermuatan negatif,

 Sedangkan bagian dalamnya akan bermuatan positif.

Hal ini disebut dengan depolarisasi.

 Peristiwa perubahan dari keadaan polarisasi ke keadaan depolarisasi disebut dengan potensialaksisaraf atau impulssaraf.

 Semua impuls saraf bentuknya sama.

 Yang membuat respon terhadap impuls berbeda adalah reseptor dan efektor yang menerima dan menanggapi respon.

Sistem Gerak

Gerakan pada tubuh dapat dibedakan menjadi 2 bentuk gerakan, yaitu : a. Gerak Sadar

b. Gerak Refleks a. Gerak Sadar.

· Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan dengan sadar.

· Gerakan ini dapat terjadi melalui serangkaian impuls panjang dan diolah oleh pusat saraf.

· Contoh gerak sadar adalah berlari dan makan.

· Konsep gerak impuls panjang adalah sebagai berikut :

(7)

· Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan secara tidak sadar dan kecepatannya lebih cepat dari gerak sadar.

· Gerakan ini terjadi melalui rangkaian impuls pendek tanpa diolah ke pusat saraf. · Contoh gerak refleks misalkan saat terkejut dan saat menyentuh benda yang terlalu

panas.

· Konsep gerak impuls pendek adalah sebagai berikut : Reseptor

neuron sesensorik sumsum tulang belakang neuron motor

efektor

Sistem Saraf Manusia

Sistem saraf manusia terdiri atas sistem saraf pusat ( sentral ) dan sistem saraf tepi ( periferi ).

a. Sistem Saraf Pusat b. Sistem Saraf Tepi

a. Sistem Saraf Pusat

Saraf pusat merupakan pengendali seluruh kegiatan tubuh. Saraf pusat terdiri atas : 1. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh.

2. Sumsum tulang belakang berfungsi menghubungkan impuls dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks.

Otak dibagi menjadi 5 bagian besar :

· Otak besar (cerebrum) berfungsi sebagai pusat saraf utama, karena mengatur sebagian besar kegiatan tubuh.

· Otak tengah (mesenchepalon) berfungsi penghubung antara serebrum dan medula oblongata.

· Otak kecil (cerebellum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan tubuh, serta menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh

· Sumsum lanjutan (Medula oblongata) berfungsi menghantar impuls dari medula spinalis menuju ke otak, mengontrol kerja jantung, mengatur gerak refleks, dan memengaruhi reflek fisiologi (detak jantung, kecepatan bernafas ( Vasokonstriksi Pusat pernafasan , Mengontrol kegiatan refleks)

· Jembatan Varol berfungsi menghubungkan antara sisi kanan dan sisi kiri otak kecil.

Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)

· Merupakan lanjutan dari medula oblongata sampai dengan ruas kedua tulang pinggang. · Terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal.

· Bagian luarnya tersusun dari bahan putih yang disebut substansi alba, sedangkan bagian dalam tersusun dari bahan abu-abu disebut substansi grissea.

b. Sistem Saraf Tepi

Merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls dari dan menuju ke sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi atau saraf perifer mempunyai 2 subdivisi

(8)

fungsional utama yaitu sistem somatik dan otonom. Eferen somatik dipengaruhi oleh kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi otot untuk memindahkan suatu benda,sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi oleh kesadaran dalam mengatur kebutuhan tubuh sehari-hari. Sistem saraf otonom terutama terdiri atas saraf motorik visera (eferen) yang menginversi otot polos organ visera,otot jantung,pembuluh darah dan kelenjar eksokrin . Sistem saraf tepi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Sistem saraf aferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat.

2. Sistem saraf eferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat menuju ke efektor.

Sistem saraf tepi pada manusia terdiri atas

· 12 pasang saraf serabut otak ( saraf kranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.

· 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor.

Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi 2 : 1. Saraf somatik. Saraf ini mengatur gerakan yang disadari.

2. Saraf autonom. Saraf ini mengatur gerakan yang tidak disadari. Berdasarkan fungsinya, saraf autonom ini dibagi menjadi 2 :

Saraf Simpatik

· Ganglion terletak di sepanjang tulang punggung, menempel pada sumsum tulang belakang.

· Serabut praganglion pendek · Serabut pascaganglion panjang

· Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis,memiliki neurotransmiter norefinefrin atau Adrenalin shg disebut juga saraf adrenergik,fungsinya mempertahankan derajat keaktifan(menjaga tonus vaskuler),memberi respon pada situasi stres seperti. trauma, ketakutan, hipoglikemi, kediginanan, latihan.

Fungsi sistem saraf simpatik 1. mempercepat denyut jantung 2. memperlebar pupil

3. memperlambar proses pencernaan 4. memperkecil bronkus

5. memperkecil diameter pembuluh 6. mengembangkan kantung kemih.

Saraf Parasimpatik

· Susunan sistem saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.

(9)

· Serabut pascaganglion pendek

· Memiliki fungsi yang berkebalikan dengan saraf simpatik.

· Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula spinalis,neurotransmiternya yaitu asetilkolin shg disebut jg saraf kolinergik,fungsinya menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat sisa.

B. Sistem Indera

Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan-rangsangan dari luar atau disebut juga eksteroseptor. Eksteroseptor sering disebut sebagai alat indera. Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia, yaitu indera penglihat, indera pendengar, indera peraba dan perasa, indera pencium, dan indera pengecap.

a. Indera Penglihat ( Mata )

· Mata merupakan indera penglihatan yang mendeteksi cahaya.

· Hal paling sederhana yang dilakukan mata adalah mendeteksi terang dan gelap. · Kegiatan mata yang kompleks adalah memberikan pengertian secara visual.

Mata tersusun atas :

Alat tambahan mata, terdiri atas :

· Alis mata, berfungsi untuk melindungi mata dari keringat dan debu.

· Kelopak mata, berfungsi sebagai alat pelindung dan penutup bola mata sehingga aman dari kotoran.

· Bulu mata, berfungsi untuk melindungi mata dari debu dan kotoran. · Aparatus lakrimalis, berfungsi untuk mengeluarkan air mata. · Otot bola mata, berfungsi untuk menggerakkan bola mata.

· Bola mata, merupakan bola berukuran 2.5 cm yang terdiri atas 3 lapisan Lapisan bola mata tersusun 3 lapisan yaitu:

1. Tunika fibrosa 2. Tunika vaskulosa 3. Tunika nervosa (retina),

Tunika fibrosa tersusun atas

· Sklera, berwarna putih, tidak tembus cahaya.

· Kornea, lapisan tembus cahaya yang tidak mengandung pembuluh darah, mengandung banyak saraf. Berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.

Tunika vaskulosa tersusun atas

· Koroid, merupakan lapisan jaringan tipis dan mengandung banyak pembuluh darah. Warnanya cokelat karena mengandung pigmen. Berfungsi untuk memberi makan pada retina.

· Iris, merupakan selaput yang terletak menggantung di antara lensa dan kornea. Mengandung banyak pembuluh darah dan pigmen.

· Pupil, merupakan lubang di tengah iris yang berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina.

(10)

Tunika nervosa (retina), merupakan bagian mata yang paling peka terhadap cahaya,tersusun atas dua jenis yaitu

1. Sel kerucut 2. Sel batang

· Dari retina, cahaya akan diteruskan ke saraf optik. Sistem kerja mata :

· Mata menangkap cahaya.

· Cahaya difokuskan menuju retina oleh kornea, dan diatur jumlahnya oleh pupil.

· Cahaya ditangkap oleh sel batang (untuk bayangan) dan sel kerucut (untuk warna) yang terletak di retina.

· Impuls dari sel dijalarkan ke neuron bipolar, lalu ke neuron ganglion. Akson neuron ganglion akan membentuk saraf otak II, lalu impuls disampaikan ke pusat saraf.

b. Indera Pendengar ( Telinga )

Telinga merupakan indera manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa bunyi. Selain itu, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan manusia.

Struktur telinga : 1. Telinga luar 2. Telinga tengah 3. Telinga dalam

Telinga luar

1. Daun telinga, berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga

2. Saluran telinga luar, berfungsi sebagai saluran yang menyampaikan suara dari luar menuju ke gendang telinga.

3. Membran timpani (gendang telinga), berfungsi untuk meneruskan suara ke telinga tengah.

Telinga tengah

1. Tulang martil, berfungsi untuk meneruskan getaran suara. 2. Tulang landasan, berfungsi untuk meneruskan getaran suara. 3. Tulang sanggurdi, berfungsi untuk meneruskan getaran ke koklea.

4. Saluran eustachius, berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan telinga luar dengan telinga dalam.

Telinga dalam

· Labirin osea, merupakan rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi cairan perilimfe.

· Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), mengandung reseptor keseimbangan tubuh.

· Vestibula, mengandung reseptor keseimbangan tubuh.

· Koklea (rumah siput), mengandung reseptor pendengaran yang berfungsi untuk meneruskan rangsang bunyi ke pusat saraf.

(11)

· Labirin membranasea, bentuknya menyerupai labirin osea, namun letaknya lebih ke dalam dan dilapisi sel epitel serta berisi cairan endolimfe.

c. Indera Peraba dan Perasa ( Kulit ) · Kulit merupakan indera peraba manusia. · Kulit terdiri atas epidermis dan dermis.

· Selain sebagai indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagi organ – organ manusia dan alat ekskresi karena memiliki kelenjar keringat.

· Epidermis merupakan bagian kulit yang tersusun atas sel – sel rapat.

· Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Sel – selnya tersusun tidak terlalu rapat.

Fungsi kulit :

· Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat. · Sebagai alat peraba.

· Sebagai pelindung organ dibawahnya.

· Tempat dibuatnya Vitamin D dengan bantuan sinar matahari. · Pengatur suhu tubuh.

· Tempat menimbun lemak d. Indera Pembau ( Hidung )

· Hidung merupakan indera manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa bau.

· Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal · Berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara

· Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung

Rongga hidung terdiri atas :

· Rongga atas yang diisi oleh cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori.

· Saraf ini menembus tulang tapis, masuk ke otak dan bersinaps dengan neuron traktus olfaktrius pada bulbus olfaktrius.

· Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.

· Bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau.

· Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.

· Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior kebagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring.

Fungsi hidung :

1. Merupakan jalur masuk keluar udara dari dan menuju ke paru – paru. 2. Tempat menyaring udara yang dihisap.

3. Media untuk menerima rangsang bau.

4. Berhubungan dengan pembentukkan suara suara phonetik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.

(12)

Cara kerja hidung dalam membau :

· Bau diterima saat proses inspirasi.

· Zat bau larut dalam lendir pada selaput lendir hidung.

· Terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. · Timbul impuls untuk diproses oleh otak.

e. Indera Pengecap ( Lidah )

· Lidah merupakan kumpulan otot yang digunakan untuk membantu dalam pencernaan makanan, yaitu proses pelumatan/mengunyah, alat bantu dalam berbicara, dan sebagai indera perasa.

· Lidah terdiri atas kuncup – kuncup perasa yang masing – masingnya hanya mampu menganalisa satu rasa secara maksimal.

Struktur lidah :

· Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.

· Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

· Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.

Terdapat tiga jenis papila yaitu:

· Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus

· Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah

· Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

· Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.

· Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap.

· Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.

Letak tunas pengecap berbagai macam rasa di lidah : 1. Rasa pahit terletak di dekat pangkal lidah.

2. Rasa asin terletak di samping tengah lidah. 3. Rasa asam terletak di samping depan lidah.

4. Rasa manis terletak di bagian lidah yang paling depan.

· Selain di lidah, beberapa tunas pengecap juga terletak pada langit – langit rongga mulut dan tenggorokan.

(13)

C. Sistem Hormon

· Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh senyawa organik.

· Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti homeostasis (pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan), metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.

· Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu, karena hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung masuk ke pembuluh darah.

Ciri – ciri hormon adalah sebagai berikut :

· Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sedikit.

· Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.

· Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target. · Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.

· Dapat memengaruhi beberapa sel target yang berlainan. · Hormon bekerja atas perintah dari saraf.

· Sistem yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di daerah hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.

· Karena hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan yang timbul akan mudah ditelusuri.

· Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf. Ada 7 kelenjar endokrin yang dimiliki manusia : 1. Kelenjar hipofisis

2. Kelenjar Tiroid 3. Kelenjar Paratiroid

4. Kelenjar adrenal (anak ginjal) 5. Kelenjar kelamin

6. Kelenjar pankreas 7. Plasenta

a. Kelenjar hipofisis · Terletak pada dasar otak besar.

· Berukuran kecil dan bulat dengan diameter 1,3 cm.

· Mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur bermacam – macam kegiatan yang berlangsung dalam tubuh.

· Disebut kelenjar pengendali atau mastergland.

· Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu hipofisis lobus anterior dan hipofisis lobus posterior, dan dihubungkan dengan hipotalamus.

(14)

· Di antara kedua lobus terdapat daerah yang tidak ada pembuluh darahnya, disebut Hipofisis pars intermedia.

HIPOFISIS DIBAGI MENJADI 3 LOBUS 1. Hipofisis Lobus anterior

2. Hipofisis Lobus posterior 3. Hipofisis Pars Intermedia

Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon :

1. Somatotropin (STH) : merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, merangsang pertumbuhan tulang dan otot.

2. Tirotropin (TSH) : mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok, merangsang sekresi tiroksin.

3. Prolaktin (PRL) : memelihara korpus luteum untuk memproduksi prgesteron dan ASI. 4. Adrenocorticotrpic Hormone (ACTH) : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal

pada bagian korteks.

5. Hormon gonadotropin Hormon gonadotropin pada wanita : LH : memengaruhi pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon progesteron. FSH : merangsang pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon estrogen Hormon gonadotropin pada pria FSH : merangsang terjadinya spermatogenesis. ICSH : merangsang sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen.

Hipofisis lobus posterior menghasilkan hormon :

1. Oksitosin : merangsang otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat pada kelenjar susu.

2. Vasopresin : memengaruhi proses rearbsorpsi urin dan urea, meningkatkan tekanan darah.

Hipofisis Pars Intermedia :

1. Menghasilkan MSH untuk meningkatkan pigmentasi kulit. b. Kelenjar Tiroid

· Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.

· Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin.

· Hormon tiroksin dan triyodotironin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.

c. Kelenjar Paratiroid

· Terletak di belakang kelenjar tiroid.

· Menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion Ca dan P dalam cairan ekstraseluler.

d. Kelenjar adrenal (anak ginjal) · Terletak di atas ginjal.

(15)

· Bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokrtikoid (membantu metabolisme garam Na dan K) dan glukokortikoid (membantu metabolisme karbohidrat).

· Bagian medula menghasilkan hormon adrenalin, yang berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung, kecepatan pernafasan dan tekanan darah, dan noradrenalin, yang fungsinya terbalik dengan adrenalin.

e. Kelenjar kelamin Ø Ovarium

· Menghasilkan ovum

· Menghasilkan hormon estrogen · Menghasilkan hormon progesteron.

o Hormon Estrogen : berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.

o Hormon. Progesteron: berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.

Ø Testis

· Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron.

· Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

f. Kelenjar pankreas

· Menghasilkan hormon insulin dan glukagon.

· Insulin berfungsi untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen saat kadar glukosa dalam darah tinggi.

· Glukagon berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa saat kadar glukosa dalam darah rendah.

g. Plasenta

Merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan bayi di dalam rahim. Menghasilkan Hormon :

Gonadotropin korion meningkatkan pertumbuhan korpus luteum serta sekresi estrogen dan progesteron.

Estrogen : meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin. Progesteron:meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin.

Somatotropin: meningkatkan pertumbuhan jaringan janin, membantu perkembangan payudara ibu.

Pembahasan 2 : Sistem Koordinasi pada Hewan

Hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan

(16)

yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai

bagian satu sel maupun seluruh sel.

Suatu organisme hidup baik yang uniseluler maupun yang multiseluler, dapat berada sebagai individu terpisah maupun sebagai suatu agregat/kumpulan yang bebas satu sama lain(koloni). Sebuah koloni hewan mungkin terdiri dari hewan uniseluler atau hewan multiseluler, namun hewan multiseluler bukan sebuah koloni hewan uniseluler. Walaupun demikian, ada juga sebuah koloni hewan multiseluler yang karena aktivitas hidupnya bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni itu dianggap sebagai suatu organisme. Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh. Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.

SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN

Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan

pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.

1. Otak (ensefalon)

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor

dan sensorik.

b. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

(17)

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

c. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

d. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

e. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum

tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensorik

2. Lima pasang saraf motorik

3. Empat pasang saraf gabungan sensorik dan motorik Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf

(18)

ekor.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan

beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

• mengecilkan pupil

• menstimulasi aliran ludah

• memperlambat denyut jantung

• membesarkan bronkus

• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan

• mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil

• menghambat aliran ludah

• mempercepat denyut jantung

• mengecilkan bronkus

• menghambat sekresi kelenjar pencernaan

• menghambat kontraksi kandung kemih

Struktur Sel Saraf

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls

MACAM-MACAM RESEPTOR

Eksteroseptor

Eksteroseptor memberi informasi kejadian-kejadian pada permukaan tubuh hewan. Eksteroseptor adalah suatu alat penerima rangsang dari luar, misalnya bila kita digigit nyamuk atau dihinggapi serangga. Kita dapat mengetahui langsung tempat nyamuk itu

(19)

menggigit dan serangga hinggap. Dengan secara refleks kita akan melakukan respon terhadap bekas gigitan tadi misalnya menggaruk bekasnya. Indra peraba dan tekanan diketahui sebagai indera dirasakan oleh ujung-ujung saraf pada folikel-folikel rambut yaitu ujung-ujung saraf Merkel’s dan Paccini. Ujung saraf Paccini

yang berbentuk ovale adalah reseptor tekanan.

Ujung saraf Merkel, Paccini dan Meisner disebut juga mekanoreseptor karena bisa menyampaikan rangsang yang disebabkan oleh rangsangan mekanis. Ujung-ujung saraf Ruffini berguna sebagai reseptor panas. Dengan ujung saraf ini kita bisa mengetahui perubahan temperatur pada permukaan kulit terutama panas. Reseptor yang demikian disebut juga termoseptor. Reseptor untuk merasakan sakit ini merupakan ujung-ujung

saraf yang tersebar di seluruh tubuh.

1) Pit organ

Indera perasa panas pada beberapa hewan digunakan sebagai alat untuk menangkap mangsanya. Alat untuk penerima panas tersebut dinamakan pit organ. Pit organ ini dipunyai terutama oleh ular. Pit organ letaknya diantara mata dengan lubang hidung dan pada bagian muka pada hewan lainnya. Bentuknya berupa saluran yang berisi darah dan ujung-ujung saraf yang amat peka terhadap panas. Pit organ ini tidak bisa digolongkan ke dalam eksteroseptor karena sumber rangsang tidak berasal dari permukaan tubuh tetapi

dari jarak tertentu.

2) Gurat sisi

Sistem saraf yang ditemukan pada golongan hewan Vertebrata rendah seperti pada ikan dan amfibi. Gurat sisi ini pada ikan dan amfibi tertentu merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada saluran gurat sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur disebut neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan arus air. Selain itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang memangsanya.

3) Rheotaksis

Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk hidup untuk menerima rangsangan mekanis dari arus air karena gerakan. Misalnya pada planaria, cacing ini akan mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang ada pada seluruh permukaan tubuhnya.

4) Anemotaksis

Anemotaksis adalah suatu kemampuan hewan untuk mengetahui aliran udara disekitarnya. Anemotaksis ini terdapat pada hewan terbang seperti lalat. Mereka berorientasi di udara dengan menggunakan reseptor untuk mengetahui tekanan udara, arus udara. Reseptor terdapat pada bagian dasar sayap dan pada bagian kepala.

5)Indera pengecap

Pengecap dirasakan oleh adanya reseptor pengecap yang disebut sel-sel pengecap. Reseptor ini secara konstan memberi informasi mengenai sifat-sifat zat yang masuk melalui mulut pada waktu makan, selain itu terdapat papilla pada lidah. Ada empat macam rasa kecap utama yaitu: pahit, manis, asam dan asin. Indera pengecap sangat penting untuk kelangsungan hidup hewan. Hewan yang mempunyai alat penciuman kurang tajam, maka kurang berkembang pula alat pengecapnya. Reseptor pengecap adalah suatu kemoreseptor karena dapat dirangsang oleh berbagai zat kimia.

6) Kemoreseptor

Indera penciuman dan pengecap termasuk suatu kemoreseptor, sebab indera pengecap merupakan alat yang bisa merasakan zat-zat kimia dan indera penciuman bisa mencium berbagai sifat zat kimia terutama baunya. Hewan-hewan rendah juga memiliki beberapa kemoreseptor yang berkembang baik dan berperanan penting pada kelangsungan hidupnya. Contohnya bila asam lemah diteteskan pada tubuhnya maka protozoa (Amoeba,sp) akan menggerakkan pseudopodianya, Hydra dapat membedakan makanan

(20)

yang hidup dan yang mati. Kemoreseptor berfungsu juga sebagai alat simbiosis

komensalisme dan parasitisme.

Proprioseptor

Informasi mengenai kedudukan tubuh dan lender dirasakan oleh propriseptor. Proprioseptor terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada selaput pembungkus otot berupa ujung saraf Paccini dan pada sendi. Proprioseptor merupakan suatu mekanoseptor. Proprioseptor penting untuk mengatur koordinasi aktifitas otot. Interoseptor

Interoseptor menyampaikan informasi mengenai kejadian-kejadian di dalam tubuh. Di dalam tubuh hewan banyak reseptor yang secara konstan menyampaikan informasi tentang keadaan alat-alat dalam seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah dan informasi tentang lingkungan dalam seperti kadar glukosa darah, konsentrasi ion, dan PH kepada saraf pusat. Semua reseptor diatas termasuk kedalam interoreseptor. Selain interoseptor juga terdapat interoseptor khusus yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Letaknya pada telinga dalam yang disebut Labirin. Labirin terdiri atas alat keseimbangan untuk merasakan gerakan kepala yaitu saluran-saluran semisirkuler dan alat untuk mengetahui kedudukan kepala yaitu utrikulus dan sakulus. Fotoreseptor

Hampir semua hewan mempunyai kapasitas untuk merespon terhadap cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dan organ visual dari hewan memperlihatkan perbedaan sensitifitas terhadap gelombang cahaya yang berbeda. Disamping memperlihatkan sensitifitas teerhadap cahaya, kebanyakan hewan telah mempunyai organ penglihatan yang baik yaitu mata. Mata atau titik mata ditemukan pada Platyhelminthes, Nematelminthes, Annelida, Molluska, Arthropoda dan semua Vertebrata. Mata dibangun oleh sel-sel fotoreseptor yang menerima kualitas cahaya tertentu seperti intensitas dan warna.

Struktur mata Vertebrata

Mata mammalia merupakan organ khusus yang bentuknya hamper bundar. Gerakan bola mata dikendalikan oleh enam otot intrinsik yang diberi nama sesuai dengan temapt melekatnya. Bola mata mempunyai tiga lapisan dinding. Paling luar disebut lapisan sclera yang dibangun oleh jaringan fibrosa. Mempunyai fungsi sebagai pelindung. Sclera sebalah muka berubah menjadi transparan seperti gelas yang disebut kornea. Di permukaan luar kornea dilapisi oleh lapisan tipis transparan dan banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini disebut konjungtiva. Lapisan tengah disebut lapisan koroid. Koroid dibangun oleh jaringan ikat yang mempunyai banyak pembuluh darah dengan sejumlah se-sel pigmen. Pada beberapa binatang malam pada koroid terdapat lapisan pemantul yang disebut tapetum dan pada malam hari kelihatan memantulkan cahaya. Di bagian muka mata koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris. Pada mamalia iris mempunyai pigmen. Lapisan yang terdalam disebut retina, merupakan lapisan saraf yang tipis, sensitif terhadap cahaya dan berisi epitel sensorik. Bayangan dari suatu benda yang kita lihat akan terbentuk pada retina.

Di belakang iris terdapat sebuah lensa cembung yang diikat oleh otot lensa. Lensa membagi mata menjadi dua buah rongga yaitu ruangan antara kornea dengan lensa (rongga muka) dan ruangan di belakang lensa (rongga belakang). Kedua rongga itu diisi cairan kental. Rongga belakang berisi vitreous humour yang transparan dan seperti jeli sedangkan rongga muka berisi aqueous humour.

Struktur retina

Retina merupakan lapisan yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Retina menangkap bayangan dari obyek dari luar dan meneruskan kesan tersebut ke pusat penglihatan pada korteks serebral. Sebelum cahaya sampai pada lapisan

(21)

kornea, aqueous humour, lensa , vitreous humour dan lapisan retina. Lapisan reseptor mempunyai suatu daerah yang disebut fovea yang hanya berisi sel-sel kerucut.

Penyebaran sel-sel kerucut dan sel batang pada retina mata tidak merata. Pada manusia mulai dari fovea ke bagian tepi dari retina jumlah sel kerucut makin berkurang sedang sel batang makin bertambah. Pada hewan malam retina terutama berisi sel-sel batang. Sebaliknya hewan yang aktif pada siang hari retinanya berisi sel kerucut. Sel-sel batang sangat penting untuk penglihatan pada waktu cahaya berkurang tapi tidak dapat melihat warna. Pigmen yang sensitif terhadap cahaya yang terdapat pada sel batang akan terurai oleh cahaya yang terdapat pada sel batang akan terurai oleh cahaya dan dibentuk kembali waktu gelap. Karena regerasinya lambat maka fotosintesis sel batang secara berangsur bertambah di tempat yang gelap. Sel kerucut sangat penting untuk penglihatan di waktu terang dan dengan adanya sel-sel kerucut kita dapat melihat zat warna. Sel-sel kerucut memerlukan cahaya terang agar dapat berfungsi. Pada fovea atau bintik kuning hanya terdapat sel-sel kerucut dan tiap sel dihubungkan dengan satu serabut saraf. Sel kerucut juga mempunyai pigmen yang sensitive pada cahaya. Terdapat tiga macam pigmen, salah satu yang telah dapat diketahui adalah iodopsin. Terdapat tiga type sel kerucut yang peka terhadap sinar merah, hijau dan biru. Warna pada penglihatan Warna pada penglihatan Vertebrata disebabkan adanya tiga macam pigmen, msing-masing pigmen cocok dengan panjang gelombang cahaya tertentu yang sesuai dengan warna biru, hijau dan merah. Menurut teori trichromatik ketiga pigmen tersebut terdapat terpisah pada sel-sel kerucut. Pigmen-pigmen tersebut terdapat secara bersama-sama atau secara kolektif bertanggung jawab atas kesempurnaan melihat warna. Akomodasi

Akomodasi berarti memfokuskan atau memusatkan bayangan. Pada hewan-hewan tertentu masalah akomodasi dipecahkan dengan jalan menambah dan mengurangi panjang bola mata. Akomodasi denganmengubah jarak lensa sebagai berikut: 1. Pada Cyclostomata dan Teleostei (ikan bertulang) untuk obyek yang dekat lensa tidak diubah, tapi untuk yang jauh lensa mata digerakkan ke belakang (diameter bola mata diperkecil) 2. Ikan tulang rawan, Amfibi dan bangsa ular lensa tidak diubah untuk obyek yang jauh dan digerakkan ke muka untuk obyek yang dekat (diameter bola mata bertambah).

Pada mamalia burung dan reptil (selain dari ular) lensa tidak dapat diubah jaraknya tapi dapat diubah kecembungannya. Pengaturan kecembungan lensa diatur oleh otot-otot lensa.

INDERA

PENDENGARAN

Suara merupakan energi yang berupa getaran udara, air atau benda padat. Manusia dapat mendengar suara pada frekuensi antara 20-20.000 Hz. Anjing dapat mendengar suara sampai 30.000 Hz, sedangkan kelelawar mampu umtuk mendengar suara dengan frekuensi 100.000 Hz dan menggunakannya untuk orientasi waktu terbang. Tidak hanya Vertebrata saja yang dapat mendengar, tetapi hewan Avertebrata ada juga yang memiliki alat pendengar. Alat pendengar pada Insect Reseptor pendengaran pada serangga terdapat pada rambut-rambut sensoris, banyak diantaranya yang mempunyai sel-sel sensori yang dapat mendeteksi suara.

(22)

Hampir semua serangga mempunyai reseptor yang dapat merespon getaran udara dengan frekuensi lebih dari 10 KHz.

Alat pendengaran Pisces

Selain memilki gurat sisi, ikan juga memiliki telinga dalam yang berisi reseptor untuk keseimbangan (labirin) dan reseptor pendengar. Sel-sel rambut pada gurat sisi ikan peka terhadap getaran dengan frekuensi lebih dari 200 Hz.

MEKANISME PENGHANTAR IMPULS

Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter

akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria

dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada

impuls yang lemah.

Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang

dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-pra-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

SISTEM SARAF PADA AVERTEBRATA

(23)

Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri

terhadap linngkungannya.

Sistem saraf pada Coelenterata

Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai

cirri-ciri sinaps.

Sistem saraf pada Echinodermata

Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.

Gbr. Echinodermata dan bagian-bagiannya

Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik,

sel saraf sensorik dan telah ada refleks.

Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.

Sistem saraf pada Platyhelminthes

Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

Sistem saraf pada Arthropoda

Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan

(24)

Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah

mata sederhana.

Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.

Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-antenul.

Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.

Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki belalang sering terdapat alat-alat untuk membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 buah mata sederhana

Sistem saraf Annelida

Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral. Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.

Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping iti ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan cahaya.

Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang

(25)

menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.

Sistem saraf Mollusca

Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus, sepasang dalam kaki, dan sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan satu dengan yang lain dengan serabut-serabut longitudinal dan yang anterior juga oleh

serabut-serabut transversal.

Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya, terdapat di sepanjang batas mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan terdapat pada tiram. Organ perasa kurang berkembang dibandingkan anggota molluska lainnya.

Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut

keseluruh sistem organ.

Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea, lensa dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat sepasang statokis, yaitu organ keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda berkapur, silia dan sel-sel peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula

struktur peraba.

Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA

Sistem saraf Pisces

Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan

saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh.

Terdapat pada ikan bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh saraf kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral.

Sistem saraf Amphibi

Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9

membentuk pleksus iskiadikus.

Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot

(26)

superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior. Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus melalui stapes ke koklea). Sistem saraf Reptil

Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh. Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam.

Sistem saraf Aves

Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.

Sistem saraf Mammalia

Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva.

SISTEM ENDOKRIN (HORMON)

Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel.

Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah

sangat kecil

2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapoat di sel target

3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus

4.Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target,tetapi dapat juga mempengaruhi

Gambar

Tabel  Fungsi  Saraf  Otonom

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengetahui status fisik dari kekuatan otot, kelenturan otot, komposisi lemak tubuh, dan indeks massa

Gambar 4. menjelaskan saat user umum mengunjungi website, sistem akan menampilkan halaman website. Saat user umum memilih materi akan ditampilkan halaman yang berisikan

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) “Charis Utama” Jatirogo Tuban adalah salah satu bank yang memiliki usaha dalam penyediaan kredit mikr, salah satunya adalah kredit mikro,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis substrat padang lamun yang memiliki karakteristik berbeda dengan meiofauna interstisial yang hidup di padang

Metode Regresi Linear digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan peramalan atau prediksi terhadap jumlah serangan syn flooding attack selanjutnya, dengan

Fisik Infeksi herpes simplex keratitis dibedakan berdasar lokasi anatomis dan patofisiologi -Keratitis epitel infeksius : vesikel pada kornea, ulkus dendritik (lesi yang paling

Hal yang membedakan syarat pencalonan gubernur dan wakil gubernut di Provinsi Papua dan Papua Barat dengan daerah lain di indonesia adalah adanya syarat harus orang asli