• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESELAMATAN KRJA H2S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESELAMATAN KRJA H2S"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

01.

01. Isolasi Isolasi Energi Energi BerbahayaBerbahaya

02

02. . Memasuki Memasuki Ruang Ruang TTertutupertutup

03.

03. Klasifkasi Area BerbahKlasifkasi Area Berbahayaaya

04.

04. PPenanganan enanganan Bahan Bahan BerbahayaBerbahaya

05.

05. Identifkasi BahayaIdentifkasi Bahaya

06.

06. KKeselaeselamatamatan n KerKerja ja RadiasiRadiasi

07

07. . KeselKeselamaamatan tan Kerja Kerja HH22SS

08.

08. PPengujian engujian & & Deteksi Deteksi GasGas

09

09. . PPengenengendaliadalian n PPekerjaan ekerjaan BerbaBerbahayahaya

Dengan Dokumentasi

Dengan Dokumentasi

010.

010. TTabung abung Gas Gas BertekananBertekanan

011.

011.  Aspek K Aspek Kebakaebakaranran

012. Scaffolding

012. Scaffolding

013.

013.  Alat P Alat Pelindung Direlindung Dirii

014.

014. Surat Surat Ijin Ijin KKerjaerja

015.

015. KKeselamatan eselamatan PPenggalianenggalian

016.

016. Operasi Operasi PPengangkatanengangkatan

017.

017.  Acc Accident Incident Incident Inident Invesvestigatiotigationn

018

018. . Bahaya Bahaya TTerhaderhadap ap Kesehatan Kesehatan KerjaKerja

019

019. . TTangganggap ap DaruratDarurat

020.

020. KKeselamatan Opereselamatan Operasi asi Gas Gas PurPurgingging

021.

021. PPengaengamatamatan n KeselamatKeselamatan an KerKerjaja

02

0222. . Bekerja Bekerja di di KetinggiaKetinggiann

023.

023. Lingkungan Kerja AmanLingkungan Kerja Aman

Modul Sertifikasi SI, GSI

Modul Sertifikasi SI, GSI & A & ATT

PT. PERT

PT. PERT AMINA AMINA PERSEROPERSERO

HSE Corporate

(4)

T

Tujuan Mujuan Modulodul 22

1.

1. PPendahuluaendahuluan n 33

2. Sifat dan Bahaya Gas H

2. Sifat dan Bahaya Gas H22S S 1717

3.

3. Program KProgram Keselamatan Kerja H2S di Industrieselamatan Kerja H2S di Industri

Minyak

Minyak dan dan Gas Gas Bumi Bumi 2929

4. Sistem

4. Sistem MonitoringMonitoring Gas H Gas H22S S dan dan Alarm Alarm 3535

5.

5. Alat Alat PPelielindunndung g PPernapernapasan asan 4477

6.

6. Rencana Rencana TTanggap anggap Darurat Darurat 6655

7

7. . StStududi i KasuKasus s 7799

Daft

Daftar ar PustakPustaka a 8822

Lampir

Lampiran 1 an 1 : : Material Material Safety Data Safety Data Sheet –Sheet –

H2S 83

H2S 83

Lampiran

(5)

Tujuan Modul

• Memberikan Pemahaman Ciri-Ciri dan Bahaya

H2S dan.

• Memberikan Pengetahuan Bekerja Aman Dengan

Potensi Bahaya H2S di Lingkungan Kerja.

Melalui modul ini diharapkan para pekerja dapat memahami bahaya H2S, sifat, dan dimana biasanya ditemukan atau terdapat bahaya H2S di lingkungan kerja. Dari pengetahuan akan bahaya H2S, pekerja diharapkan mampu memahami efek dari gas H2S dan memahami pentingnya bekerja dengan aman walaupun terdapat bahaya di sekitar tempat kerja. Selain itu, pekerja diharapkan mengetahui batas-batas aman H2S dan pengukurannya, dapat melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan sumber H2S di area kerja, penggunaan alat pelindung diri, dan rencana tanggap daruratnya.

(6)
(7)

1.1. Sumber H

2

S

Hidrogen Sulda (H2S) dihasilkan di alam yang disebabkan oleh dekomposisi bahan-bahan organik (binatang atau tumbuh-tumbuhan) oleh bakteri. H2S juga dihasilkan di dataran rendah atau daerah yang memiliki kadar Oksigen cukup rendah seperti daerah rawa-rawa, dan juga bisa ditemukan pada gas vulkanik.

Gambar 1.1 Sumber H S di Alam

Hidrogen Sulda ditemukan di dalam pori-pori atau celah-celah bebatuan pada lapisan bawah / dasar bumi. Biasanya tercampur dengan air garam, gas alam dan minyak bumi. H2S bukan hanya ditemukan pada lokasi tertentu saja, tapi lebih terutama ditemukan di dalam pembentukan soda batu gamping / batu kapur dimana konsentrasi besinya tampak rendah

(8)

dan mencegah pembentukan Besi Sulda (pyrite ) yang stabil.

Di dalam eksplorasi minyak dan gas, daerah H2S terbentuk selama terjadinya pembusukan dari binatang organik dan / tumbuhan oleh aktitas bakteri. Bakteri berkembang di bawah endapan kedap / rapat dimana kondisinya sangat anaerobik dan mengurangi kehadiran Sulfat untuk membentuk H2S. Pada dasarnya anaerobik adalah berarti bakteri yang dapat hidup di area yang kurang Oksigen dan menghasilkan senyawa pembusukan dibanding dengan bakteri lain yang hidup dalam air atau udara bebas.

Dalam pekerjaan pengeboran, H2S dapat terbentuk dengan penurunan panas (diatas suhu 375oF) dari semacam belerang yang mengandung cairan tambahan pengeboran (lignosulfates) juga bakteri pembusukan dari Sulfat di dalam lumpur pengeboran (lumpur buatan / gyp mud , kontaminasi Anhydride, dsb).

Dalam pengeboran panas bumi, H2S dihasilkan bersama- sama dengan CO2, NH3, HCI, HF & SO2 dalam uap primer yang dilepaskan dari aktitas

(9)

magma. Dalam struktur dari sistem gas - gas magma

magma. Dalam struktur dari sistem gas - gas magma

berpindah tempat. H

berpindah tempat. H22S dapat dibentuk oleh reaksiS dapat dibentuk oleh reaksi

kimia

kimia antara antara Sulfur Dioksida Sulfur Dioksida dan dan molekul Hymolekul Hydrogen drogen ::

SO

SO22 + + HH22 = = HH22S S + + HH22OO

H

H22S Juga dapat dibentuk saat cairan panas bumiS Juga dapat dibentuk saat cairan panas bumi

bertemu dengan lapisan yang mengandung Sulfur

bertemu dengan lapisan yang mengandung Sulfur

(belerang), m

(belerang), mengikuti engikuti reaksi reaksi di badi bawah wah ini ini ::

4S + 4H

4S + 4H22O = 3HO = 3H22O O + + HH22SOSO44 + + 3H3H22SS

Kehadiran permukaan yang mengandung Asam

Kehadiran permukaan yang mengandung Asam

Sulfat dapat menunjukkan adanya gas H

Sulfat dapat menunjukkan adanya gas H22S yangS yang

berpindah ke permukaan dan beroksidasi. Seringkali

berpindah ke permukaan dan beroksidasi. Seringkali

proses oksidasi tidak sempurna dan membebaskan

proses oksidasi tidak sempurna dan membebaskan

H

H22S yang akan dilepaskan ke permukaan udara. DariS yang akan dilepaskan ke permukaan udara. Dari

sini bau telur busuk seringkali ditemukan disekitar

sini bau telur busuk seringkali ditemukan disekitar

sumber air panas dan fumarol.

sumber air panas dan fumarol.

Pada panas bumi (

Pada panas bumi (geothermal geothermal ), pengeboran minyak), pengeboran minyak

dan gas, pr

dan gas, produksi dan industri pengilanganoduksi dan industri pengilangan, , HH22S dapatS dapat

menjadi

menjadi masalah ymasalah yang ang serius serius dan dan membahayakan.membahayakan.

 Aktitas pengeboran dan

 Aktitas pengeboran dan produksi minyproduksi minyak, gas ak, gas atauatau

panas bumi sangat berpotensi terjadinya paparan

panas bumi sangat berpotensi terjadinya paparan

gas H

gas H22S ke udara yang sangat berbahaya terhadapS ke udara yang sangat berbahaya terhadap

tubuh manusia.

(10)

Pekerja yang bekerja di lokasi pengeboran minyak

Pekerja yang bekerja di lokasi pengeboran minyak

dan gas bumi di daerah yang diketahui mengandung

dan gas bumi di daerah yang diketahui mengandung

gas H

gas H22S S dihadapkan dihadapkan pada pada resiko resiko terpaparnya terpaparnya gasgas

H

H22S yang dipacu oleh udara panas sekitar.S yang dipacu oleh udara panas sekitar.

H

H22S adalah materi yang sangat beracun, tidakS adalah materi yang sangat beracun, tidak

berwarna, dalam konsentrasi yang rendah berbau

berwarna, dalam konsentrasi yang rendah berbau

seperti telur busuk dan juga lebih berat daripada

seperti telur busuk dan juga lebih berat daripada

udara. Oleh karenanya, H

udara. Oleh karenanya, H22S sering disebut juga gasS sering disebut juga gas

telur busuk, gas asam, asam belerang ataupun uap

telur busuk, gas asam, asam belerang ataupun uap

bau.

bau.

Keberadaannya yang mudah diketahui dapat

Keberadaannya yang mudah diketahui dapat

digunakan sebagai peringatan dini bagi pekerja di

digunakan sebagai peringatan dini bagi pekerja di

sekitarnya

sekitarnya. Namun, jika terlalu lama menghi. Namun, jika terlalu lama menghirup udararup udara

yang telah tercemar oleh gas H

yang telah tercemar oleh gas H22S, maka akan terjadiS, maka akan terjadi

kelelahan penciuman yang dapat mengakibatkan

kelelahan penciuman yang dapat mengakibatkan

hilangnya kemampuan penciuman untuk memberi

hilangnya kemampuan penciuman untuk memberi

peringatan dini jika konsentrasi gas H

peringatan dini jika konsentrasi gas H22S di udaraS di udara

meningkat menuju ke tingkatan yang dapat

meningkat menuju ke tingkatan yang dapat

mengakibatkan hilangnya kesadaran seseorang.

(11)

Gambar 1.2

Gambar 1.2 Keberadaan H  Keberadaan H S di dalam eksplorasi dan pengolahan gasS di dalam eksplorasi dan pengolahan gas

dan minyak bumi 

dan minyak bumi 

Untuk alasan tersebut, pengetahuan untuk melindungi

Untuk alasan tersebut, pengetahuan untuk melindungi

diri sendiri dan pekerja lain adalah sangat penting

diri sendiri dan pekerja lain adalah sangat penting

khususnya untuk setiap pekerja yang bekerja di

khususnya untuk setiap pekerja yang bekerja di

industri minyak dan gas bumi yang menangani

industri minyak dan gas bumi yang menangani

material berbahaya ini.

material berbahaya ini.

Beberapa contoh kecelakaan yang diakibatkan

Beberapa contoh kecelakaan yang diakibatkan

oleh terlepasnya gas H

oleh terlepasnya gas H22S ke udara sekitar, banyakS ke udara sekitar, banyak

disebabkan ketika pekerja membuka saluran yang

disebabkan ketika pekerja membuka saluran yang

seharusnya bek

seharusnya bekerja dengan sistem teerja dengan sistem tertutrtutup. Beberapaup. Beberapa

kecelakan tersebut antara lain :

kecelakan tersebut antara lain :

a.

a. PPada ada tahun tahun 1981988, 8, seorang seorang karyawan karyawan kilangkilang

terpapar oleh gas H

terpapar oleh gas H22S dengan konsentrasi yangS dengan konsentrasi yang

cukup tinggi. Hal ini terjadi ketika pekerja tersebut

cukup tinggi. Hal ini terjadi ketika pekerja tersebut

sedang mengosongkan isi dari

sedang mengosongkan isi dari KO DrumKO Drum keke

dalam saluran pembuangan secara manual dan

(12)

bukannya mengaktifkan pompa untuk membuang isi dari KO drum  tersebut. Pekerja tersebut tidak melaksanakan prosedur yang sesuai dan membuka katup pembuangan tersebut yang mengakibatkan ikut terbawanya gas H2S dan terlepas ke udara. b. Pada tahun 1993, 2 karyawan yang bekerja di

Vacuum Unit terkena ledakan yang disebabkan oleh gas H2S yang bocor.

c. Pada tahun 1994, sebuah kematian tragis yang disebabkan oleh paparan Hidrogen Sulda. Kecelakaan itu terjadi ketika salah seorang pekerja membuka katup pembuangan pada KO Drum di unit Hydrocracker . Berdasarkan prosedur operasi, pekerja terebut seharusnya mengalirkan campuran air-gas tersebut menuju ke separator untuk memisahkan uap yang dikandungnya.

 Ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai sifat-sifat H2S ini yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari, yaitu :

1. H2S akan mudah teruapkan jika cairan yang mengandung H2S tersebut teraduk atau dengan kata lain terganggu kestabilannya. Hal ini dapat

(13)

terjadi dalam beberapa cara. Memompa cairan dari tangki penampungan ke dalam truk tangki akan menyebabkan H2S dalam cairan menjadi teruapkan. Setiap pekerja harus berhati-hati ketika memindahkan atau bekerja di sekitar cairan yang mungkin mengandung H2S terlarutkan.

2. Berhati-hatilah ketika melakukan pengurangan tekanan pada suatu peralatan, kolom, tangki, dll. yang mungkin mengandung cairan dengan kandungan H2S di dalamnya. Proses pengurangan tekanan juga membuat H2S terlepas ke udara dan bisa menyebabkan bahaya.

3. Meningkatnya temperatur cairan yang mengandung H2S juga dapat mengakibatkan terlepasnya H2S tersebut ke udara. Setiap pekerja perlu berhati-hati ketika berada di sekitar kolom atau tanki khususnya pada siang hari.

Oleh karena itu, setiap tempat kerja yang menangani bahan-bahan berbahaya seperti gas H2S atau cairan yang memiliki kandungan H2S di dalamnya wajib menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk memastikan pekerja mengetahui bahaya dan penanganan dari bahan kima tersebut.

(14)

1.2. Lokasi Paparan H

2

S

Sebagian besar H2S didapat sebagai produk sampingan dari kegiatan lainnya. Gas H2S banyak ditemukan pada proses eksplorasi dan pengolahan gas alam serta pengilangan minyak bumi. Pada proses pengilangan minyak bumi, gas H2S ini dapat diubah kembali menjadi asam belerang atau belerang mutu tinggi, atau dimusnahkan dengan jalan membakarnya melalui saluran pembakaran.

Berikut ini adalah jenis-jenis industri yang memiliki potensi ditemukannya gas H2S tersebut, yaitu :

 Proses pengeboran minyak dan gas bumi.

 Proses pengolahan minyak dan gas bumi.

 Proses transportasi bahan kima yang mengandung

H2S.

Pada proses industri gas dan minyak bumi, H2S bisa ditemukan di beberapa lokasi yaitu :

 sumur minyak.

 stasiun pengumpul minyak.

 area pengeboran, termasuk lantai rig, fasilitas

(15)

 kompresor gas.

 ruang tertutup seperti bejana proses dan tangki

minyak mentah.

 pompa dan perpipaan.

 proses pengolahan air seperti : skimmer , MFU, pit ,

dan separator API.

 saluran pembuangan, fasilitas pengolahan limbah.

 tangki penampungan  (kargo), galangan kapal,

tanki bahan bakar.

 laboratorium kimia.

 Gudang bahan kimia (Chemical Storage ) yang

menyimpan Sulfat, Tiosulfat, Sult, Sulda, Belerang, dan S-organik.

Sedangkan lokasi-lokasi yang memungkinkan terjadinya kebocoran H2S adalah :

 sambungan antar peralatan termasuk karet seal 

atau gasket .

 sambungan perpipaan (ttings,anges)  saluran pembuangan cairan (drains)

(16)

 katup atau kerangan pengendali aliran sampel

(sample valves)

 katup atau kerangan pelepasan tekanan gas (relief

valve )

 saluran pembuangan gas (vent line)

Penyebab terjadinya pelepasan H2S ke lingkungan kerja, dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

• Korosi, H

2S menyerang logam Fe dalam atmosfer :

H2S + Fe + ½ O2 à FeS + H2O

Catatan: FeS(FeroSulda) pada keadaan kering jika kontak dengan udara kering akan terbakar. Ini yang disebut Materi Phyrophoric . Oleh sebab itu jika diperkirakan ada H2S, pertama kali saat separator atau bejana diisi udara (walaupun telah di”purging” dengan gas inert sebelumnya) harus dipastikan kondisi separator atau bejana selalu dalam keadaan basah.

• H

2S menyerang Oksida-Besi (sebagai hasil korosi

dengan udara atau zat kimia lain) : H2S + FeO à FeS + H2O

(17)

• Kegiatan operasional : tekanan berlebihan (over

pressure ), panas berlebihan pada satu lokasi (over heathing / hot spot ), reaksi berantai (chain reaction), dll.

• Kegagalan mekanik (mechanical failure) : fatique ,

aus, fragmentasi, fungsi kerangan (valve ), dll.

• Sebab-sebab lain : erosi, kurang pemeliharaan

yang baik, dll.

Yang perlu diperhatikan ketika ditemukan kebocoran H2S adalah :

1. Jika gas H2S bercampur dengan gas lain dan memiliki massa jenis yang lebih ringan dari udara (< 1.0), maka gas H2S tersebut akan naik.

2. Ketika sedang memasuki area tertutup di lokasi yang diketahui keberadaan gas H2S, maka ruangan tertutup tersebut memilki potensi kandungan gas H2S di dalamnya. Yang perlu diperhatikan adalah keberadaan dari kerak dan cairan di dalamnya : Cairan tersebut memungkinkan mengeluarkan gas H2S yang dikandungnya jika cairan tersebut diganggu kestabilannya.

(18)

3. Proses penghilangan kerak dengan cara di-steam, bahan kima atau di gerinda dapat mengeluarkan gas H2S yang terkandung di dalamnya.

4. Ketika berada di fasilitas eksplorasi maupun produksi dari gas dan minyak bumi, maka perlu diperhatikan adalah arah angin yang terjadi, bisa dengan memperhatikan alat penunjuk arah angin atau memperhatikan gerak pepohonan sekitar.  Jika terjadi kebocoran gas, maka gas H2S tersebut

dapat dengan mudah terbawa angin.

5. Dikarenakan sifat H2S yang lebih berat daripada udara, maka gas H2S dapat berkumpul di area dataran rendah atau terhalang oleh bangunan sekitarnya.

1.3. Satuan Pengukuran Gas H

2

S

Sesuai dengan daftar di atas, banyak tabel-tabel yang tercetak yang menggambarkan akibat dari H2S. Kebanyakan mengunakan ukuran umum bagian perjuta (ppm). Dalam membacanya, informasi di bawah ini perlu untuk diketahui :

(19)

1. Part Per Million (PPM) / bagian per juta (BPJ) -Betapa kecil jumlahnya, yang dapat lebih mudah dimengerti dengan contoh berikut :

a)  Jika 1 inchi (2,54cm) mewakili 1 ppm gas, adalah seperti membandingkan 1 inchi tersebut dalam 15,5 mil (25 km).

b) Jika 1 detik mewakili 1 ppm gas, adalah seperti membandingkan 1 detik tersebut dalam 11,5 hari.

c) Jika 1 pound   (0,5 kg) mewakili 1 ppm gas, adalah seperti membandingkan 1 pound  tersebut dalam 500 ton.

2. Untuk merubah ppm dalam persentasi, pindahkan poin desimal empat kali ke kiri.

Tabel 1.1 Perbandingan PPM dengan persentasi 

1 ppm = 0.0001 % dimana 1/10,000 dari 1 % 10 ppm = 0.001 % dimana 1/1000 dari 1 % 100 ppm = 0.01 % dimana 1/100 dari 1 % 200 ppm = 0.02 % dimana 1/200 dari 1 % 500 ppm = 0.05 % dimana 1/500 dari 1 % 1000 ppm = 0.1 % dimana 1/10 dari 1 % 10,000 Ppm = 1.0 % dimana 1 % dari 1 % 100,000 ppm = 10 % dimana 10 % dari 1 % 1,000,000 ppm = 100 % dimana 100 % dari 1 %

(20)

2

Sifat dan

Bahaya Gas

H2S

(21)

G

as H2S merupakan gas yang sangat beracun dan lebih mematikan dibandingkan dengan Karbon Monoksida (CO), dan hampir sama beracunnya dengan Hidro Sianida (HCN), sejenis gas yang digunakan untuk menghukum mati para narapidana di beberapa negara bagian Amerika Serikat.

Pada umumnya, proses masuknya gas H2S kedalam tubuh manusia melalui sistem saluran pernapasan, sedangkan paparan gas H2S yang terserap melalui kulit sangat kecil.

Masuknya gas H2S melalui saluran pernapasan diakibatkan ukuran partikel dari gas H2S yang kecil sehingga dapat dengan mudah masuk kedalam saluran pernapasan dimana gas H2S dapat diserap kedalam darah.

Ketika seseorang bernapas, udara yang dihirup masuk ke dalam paru-paru melalui mulut dan / hidung. Jika udara yang dihirup ini mengandung H2S pada konsentrasi kurang dari 100 ppm, bau telur busuk sudah dapat dideteksi, sedangkan konsentrasi di atas 100 ppm dapat melemahkan saraf penciuman kita, lalu kita akan kehilangan daya penciuman. Berarti juga kita tidak dapat mengetahui tanda

(22)

bahaya adanya gas ini lewat bau. Tidak terciumnya bau untuk memperingati kita akan adanya gas ini, tanpa disadari H2S telah terhirup ke dalam paru-paru dan secara cepat mengalir ke dalam aliran darah. Untuk melindungi dirinya sendiri, badan kita secepat mungkin akan beroksidasi atau memecah-belahkan H2S menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Tetapi jika seseorang menghirup H2S terlampau banyak hingga tubuhnya tidak dapat meng-oksidasi seluruh gas ini, H2S akan merambat dan berkembang di dalam aliran darahnya dan pekerja tersebut akan keracunan. Keracunan ini dapat melumpuhkan saraf pusat di dalam otak yang mengontrol otot paru-paru sehingga mengakibatkan paru-paru kita berhenti bekerja. Tidak bekerjanya paru-paru seketika menyebabkan seseorang menjadi sesak napas.

Selain itu, gas H2S dapat bercampur dengan air

di paru-paru dan dapat membentuk “weak acid”  /

zat asam lemah. Keberadaan zat asam lemah di dalam paru-paru dapat menyerang pembuluh darah, sehingga cairan dari pembuluh darah akan keluar dari pembuluh darah menuju ke dalam jaringan-jaringan sekelilingnya dan dapat menyebabkan

(23)

terjadinya pembengkakan pada paru-paru. Sehingga dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Sedangkan, efek sik gas H2S pada tingkat rendah dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala sebagai berikut :

 Mata seperti terbakar.

 Sakit kepala atau pusing.  Badan terasa lesu.

 Hilangnya kemampuan indera penciuman.

 Rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada.  Batuk-batuk.

 Kulit terasa perih.

Dampak paparan gas H2S terhadap manusia tergantung dari beberapa faktor, antara lain adalah :

 Lamanya seseorang berada di lingkungan /

paparan gas H2S pada konsentrasi tertentu (dalam hitungan jam atau menit).

 Frekuensi / tingkat keseringan seseorang terpapar.  Besarnya konsentrasi H2S yang terpapar pada

(24)

 Daya tahan seseorang terhadap paparan H2S.

Di bawah ini adalah tabel mengenai dampak paparan gas H2S berdasarkan tingkat konsentrasinya terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Tabel 2.1 Tingkat konsentrasi H S dan efek sik gas H S Konsentrasi

H2S (ppm) Efek pada Manusia 0.13 Bau minimal masih terasa

4.6 Baunya mudah dikenali dalam kadar sedang 10 Permulaan iritasi mata dan mulai berair

27 Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi 100 Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman

sudah tidak berfungsi setelah 2 - 5 menit

200 - 300 Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan

500 - 700 Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu 0.5 - 1 jam

800 Kehilangan kesadaran dengan cepat, berhenti atau tersendatnya pernapasan dan berlanjut kematian

1000 - 2000

Segera pingsan, dengan awal perhentian pernapasan dan kematian dalam beberapa menit. Kematian dapat terjadi bahkan setelah korban dengan cepat diungsikan ke tempat yang berudara segar

(25)

ppm = bagian gas per satu juta;

bagian udara dalam isi (by volume) - 1% = 10.000 ppm.

Berdasarkan ACGIH ( American Conference of Governmental Industrial hygienist ) pada tahun 2010, menurunkan batas paparan gas H2S dari batas paparan yang dikeluarkan sebelumnya sebagai berikut :

• Nilai ambang batas (TLV-TWA / Threshold Limit

Value-Time Weighted Average ) H2S untuk selama 8 jam dari 10 ppm diturunkan menjadi 5 ppm. TWA didefnisikan sebagai konsentrasi rata-rata yang diperkenankan untuk pemaparan selama waktu tersebut yakni 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam-seminggu. Pekerja dapat terpapar secara berulang tanpa menimbulkan gangguan kesehatan pada batas tersebut (Occupational Exposure Limit for Chemical Substances). Pada tahun 2010, ACGIH juga mengeluarkan TWA baru untuk 12 jam yakni 2,5 ppm. ACGIH menurunkan batas ini berdasarkan pengaruh kesehatan yang terjadi di tempat umum (bukan tempat kerja).

(26)

direkomendasikan ACGIH 2010 untuk waktu maksimal 15 menit adalah 15 ppm atau yang disebut dengan TLV – STEL (Treshold Limit Value – Short Term Exposure Limit ).

Dengan demikian, pada area yang memiliki konsentrasi lebih dari 5 ppm, maka setiap pekerja yang akan berada di daerah tersebut lebih dari 8 jam diharuskan menggunakan alat bantuan pernapasan yang mengandung udara bersih atau Oksigen murni (SCBA).

Rangkuman sifat-sifat H2S dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini.

(27)

Tabel 2.2 Sifat-sifat H S

SIFAT- SIFAT DESKRIPSI

Fisik Umumnya berupa Gas

Bahaya

Racun

Tingkat Bahaya Kesehatan - biru (Health Hazard ).

Menurut NFPA: 3 (sangat berbahaya)

Sangat beracun, batas aman untuk 12 jam adalah 2.5 ppm atau batas aman untuk 8 jam adalah 5 ppm (ACGIH 2010).

Tingkat racun ini setara dengan NH3, CO, HCN, dan CH3SH, tetapi masih di bawah PH3 dan Fosgen.

Korosif terhadap Fe, Cu, dan Beton. Dapat terbakar

Tingkat Bahaya Terbakar – merah (Flamability ) menurut NFPA 4. (bisa meledak).

Rentang batas dapat terbakar (Flammability Limit ) %vol di udara adalah antara 4.5% hingga 45%.

Karena lebih berat dari udara, gas H2S dapat menjalar hingga jarak yang cukup jauh sehingga dapat berkontak dengan sumber api dan dapat menyebabkan “ash back ” (api menjalar balik ke sumber gas H2S)

Konsentrasi Oksigen minimum yang dibutuhkan untuk pembakaran dengan gas H2S (disebut Minimum Oxygen Content for Combustion  – MoCC) adalah 7.5%.

(28)

SIFAT- SIFAT DESKRIPSI

 Warna

Tidak berwarna

 Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan H2S di area sekitar.

Bau

Berbau seperti telur busuk

 Dalam konsentrasi rendah, baunya mudah dikenali.

 Membuat perut terasa mual, pusing,

gangguan penglihatan serta diikuti dengan perasaan menjijikan.

 Tetapi, jangan mengandalkan indera

penciuman untuk mengetahui tingkat konsentrasi H2S karena H2S dapat merusak sistem syaraf indera penciuman (Olfactory )

Massa Jenis

Memiliki massa jenis uap yang lebih berat daripada udara

(H2S = 1.189 ; Udara = 1.0)

 Dalam campuran gas, mungkin lebih berat atau lebih ringan daripada udara, tergantung pada kepadatan uap dan suhu dibandingkan dengan atmosfer lingkungan.

 Dalam keadaan murni atau konsentrasi

tinggi, H2S begerak menuju ke dataran yang lebih rendah seperti lubang, parit atau daerah bertekanan rendah.

Kelarutan

Dapat larut dalam cairan seperti minyak bumi, air atau larutan emulsi

 Segera menguap apabila cairan tersebut dipanaskan atau teragitasi.

(29)

2.1. Mekanisme Proses Keracunan

H

2

S dalam tubuh

• H

2S bereaksi dengan berbagai macam enzim

di dalam tubuh, terutama yang mengandung ion logam, dan reaksi-reaksi tersebut menghasilkan inhibitor enzim (penghalang reaksi enzimatik).

•  Jika interaksi enzim-enzim proses pernafasan

tersebut terhalangi, maka akan terjadi kelangkaan Oksigen sebagai akseptor elektron, sehingga transpor elektron juga akan terhenti.

• Hal ini berarti bahwa metabolisme oksidatif,

sebagai sumber energi utama tubuh, juga akan terhenti.

•  Jaringan-jaringan tubuh yang paling rentan

terhadap keracunan H2S adalah membran-membran mucous dan jaringan-jaringan syaraf serta jantung, karena jaringan-jaringan ini sangat memerlukan keberadaan Oksigen.

(30)

2.2. Metode Pemantauan Biologis

Karena Paparan H

2

S

 Ada 3 metode pemantauan biologis karena paparan H2S :

1. Analisis Keberadaan H2S di dalam tubuh :

•  Analisa sulfda dalam darah merupakan suatu

cara untuk memeriksa dampak keracunan H2S

• Untuk mendapatkan hasil analisis darah yang

tepat dan akurat, maka sampel darah harus diambil dalam waktu kurang dari 2 jam setelah terjadi paparan gas atau kecelakaan H2S dan harus langsung dianalisa.

2. Cara Praktis untuk pemantauan H2S :

• Mengukur kandungan senyawa Urinary

Thiosulphate .

• Senyawa kompleks Bromobimane  dari Urinary

Thiosulphate  dapat dianalisa dengan analisa kromatograf cairan (liquid chromatography ). Metode ini dapat menunjukkan adanya tingkat keracunan H2S, dan hasil terbaik dapat diukur 15 jam setelah terkena paparan.

(31)
(32)

3

Program Keselamatan

Kerja H2S di Industri

Minyak dan Gas

(33)

3.1. Identifkasi Tempat-Tempat

Berpotensi H

2

S

Pada setiap lokasi yang diperkirakan mengandung H2S sehubungan dengan telah dijelaskan pada bab 1. Semua sumber yang memungkinkan dapat timbulnya H2S harus diidentikasi. Semua area dimana konsentrasi melebihi 5 ppm harus diberi tanda pada jalan masuk dengan simbol gas beracun. Tanda juga meliputi lokasi, nama dan nomor telpon untuk keadaan darurat. Setiap unit proses dan produksi yang terdapat kandungan H2S di atas 100 ppm harus terdapat indikator arah angin (wind sock ). Pengukuran dan pengujian H2S harus dilakukan secara berkala pada aliran gas atau fasa gas pada fasilitas produksi minyak. Program pelatihan H2S juga harus diberikan pada para pekerja.

(34)

3.2. Fasilitas Produksi,

Well Service

 ,

dan Pengeboran

Fasilitas produksi, Well Service , dan Pengeboran (drilling) harus mengikuti program-program sebagai berikut:

• Penentuan radius eksposure (Radius of Exposure  –

ROE)

100 ppm radius of exposure (feet) = [(1,589) (H2S conc.)(Q)](0.625)

500 ppm radius of exposure (feet) = [(0,4546) (H2S conc.)(Q)](0.625)

• Fasilitas produksi yang mengandung H

2S di atas

100 ppm pada aliran gas harus:

 Memasang tanda bahaya pada jarak 50 kaki dari peralatan.

 Untuk jalur perpipaan yang ditanam (di dalam

tanah), tanda bahaya harus dipasang di pinggir jalan umum dan sepanjang daerah-daerah umum (berpenduduk) pada jarak sedemikian sehingga tanda yang terdekat terlihat. Tanda bahaya termasuk nomor telpon darurat.

(35)

 Fasilitas yang tidak berpenghuni harus

diamankan dari kemungkinan masuknya masyarakat ketika berada di sekitar 400 m dari area publik. Proteksi termasuk pemagaran, penguncian, atau menghilangkan pegangan katup.

•  Apabila uap terakumulasi dalam tangki

penyimpanan di atas 500 pm H2S, persyaratan ini harus dijalankan:

 Rantai atau pintu di pasang pada tangga ke

atas tangki apabila tangki berada 400 m dari tempat umum.

 Tanda bahaya sekitar 50 kaki dari tangki.

• Fasilitas produksi dengan sumur yang dapat

membentuk konsentrasi H2S di udara di atas 20 ppm harus:

 Tanda bahaya dipasang secara permanent

pada area masuk, heliport  dan tempat berlabuh kapal laut (boat landing).

 Indikator arah angin (windsock )

 Tersedia Pressure-demand Type Supplied Air

(36)

dicapai dan diketahui pekerja di tempat tersebut.

 Sistem detektor dengan alarm  dan visual 

(strobe light ).

• Daerah Pengeboran dan Well Service

 Pengarahan pada pekerja. Untuk onshore ,

tempat brieng harus berjarak 150 ft dari area wellbore . Untuk offshore   di area yang dinilai aman untuk melakukan pengarahan.

 Peralatan keselamatan yang harus tersedia:

 Perangkat P3K (First aid kit );

 Alat Pemadam Api Ringan (APAR);

 Tali pertolongan dengan safety harness;  Flare gun (atau peralatan lainnya untuk

penerangan sumur).

 Detektor gas (portable detector ) dengan

alarm;

 Sistem Detektor gas (Fixed Detector )

dengan alarm dan cahaya (strobe light ).

 Tandu pertolongan.

 Sekurangnya terdapat 2 SCBA’s; dan  Salinan (copy ) dari Rencana Tanggap

(37)
(38)

4

Sistem

Monitoring Gas

H2S dan Alarm

(39)

4.1. Maksud Dan Tujuan Sistem

 Monitoring

 H

2

S

Sistem pendeteksian gas H2S adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan pemantauan kadar konsentrasi gas H2S yang terdapat di udara sekitar dengan memanfaatkan peralatan-peralatan pendeteksi keberadaan gas.

Sistem pendeteksian gas H2S ini dilakukan untuk mengetahui adanya paparan gas tersebut pada suatu area tertentu sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan bahaya gas H2S tersebut.

Setiap pekerja dapat diperingatkan tentang adanya gas H2S di area tempat kerja dengan berbagai cara. Pertama-tama, indera penciuman yang akan mengenalinya, tetapi ini juga bisa sebagai pengenalan terakhir. Anda dapat menghirup bagian kecil gas H2S dalam sejuta bagian udara, bila konsentrasi gas ini berada pada kisaran 100 – 150 ppm, indera penciuman segera hilang sehingga memberikan rasa aman yang mengecohkan.

(40)

Dalam sistem monitoring  gas H2S, ada beberapa prinsip gas deteksi dan prosedur analisis yang tersedia untuk memonitor konsentrasi H2S dalam udara ambien yang dapat membahayakan keselamatan / kesehatan seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

4.2. Alat Detektor Gas H

2

S

Sistem pendeteksian gas H2S adalah suatu alat yang mampu mendeteksi adanya gas H2S di lingkungan kerja. Jenis-jenis peralatan deteksi gas H2S di antaranya adalah :

4.2.1. Detektor Elektronik

 Alat detektor yang bekerja secara elektronik ini menggunakan monitor elektronik yang canggih untuk mengukur konsentrasi H2S dan memberikan pembacaan yang cukup akurat, jika berfungsi dengan baik.

 Alat ini dirancang untuk memonitor tingkat gas H2S secara terus-menerus di suatu area. Tujuan dari perangkat ini adalah untuk melindungi keselamatan dengan memperingatkan kehadiran H2S di tempat kerja.

(41)

Cara Kerja

 Alat detektor ini bekerja secara terus-menerus dengan menggunakan listrik untuk menyalakan sebuah sensor yang dapat mendeteksi keberadaan gas H2S di udara.  Jika kepala sensor mendeteksi adanya gas H2S, melalui reaksi kimia yang akan berakibat berubahnya nilai resistan, perubahan tersebut akan dikondisikan menjadi besaran arus atau tegangan pada transmiter untuk kemudian dapat diketahui nilai konsentrasi gas H2S tersebut. Ketika sensor mendeteksi kehadiran H2S pada tingkatan yang sudah diatur, maka itu akan mengaktifkan alarm. Sensor ini dapat diaktifkan oleh baterai atau listrik AC.

Komponen

Pada prakteknya peralatan ini dapat ditemui dalam bentuk sensor tetap (Fixed Sensor)  ataupun Personal Detector . Baik kedua jenis detektor tersebut, memiliki komponen dasar dari masing-masing unit tersebut, yaitu :

 Sumber tenaga (baterai / arus listrik AC)  Sensor

 Monitor   Alarm

(42)

Personal

Personal dan dan Portable Monitor Portable Monitor 

Unit

Unit personal personal   detektor ini merupakan peralatan  detektor ini merupakan peralatan

detektor jenis pribadi yang praktis yang bisa

detektor jenis pribadi yang praktis yang bisa

ditempatkan pada ikat pinggang ataupun diletakkan

ditempatkan pada ikat pinggang ataupun diletakkan

pada bagian tubuh lainnya dan akan memberikan

pada bagian tubuh lainnya dan akan memberikan

sinyal berupa buny

sinyal berupa bunyi peringatai peringatan saat sensor menangn saat sensor menangkapkap

adanya k

adanya keberadaan geberadaan gas Has H22S pada tingkatan tertentu.S pada tingkatan tertentu.

Gambar 4.1

Gambar 4.1 Portable Gas Detector  Portable Gas Detector 

Sedangkan untuk unit

Sedangkan untuk unit portable portable , dirancang untuk, dirancang untuk

diletakkan di antara pekerja dengan sumber lokasi

diletakkan di antara pekerja dengan sumber lokasi

dari gas H

dari gas H22S.S.

Fixed Detector 

Fixed Detector 

Unit detektor tipe permanen ini, biasanya memiliki

Unit detektor tipe permanen ini, biasanya memiliki

komponen sebagai berikut :

(43)

1. Sensor H

1. Sensor H22SS

Sensor H

Sensor H22S adalah suatu S adalah suatu perangkperangkat yang berfungsiat yang berfungsi

untuk mendeteksi adanya gas H

untuk mendeteksi adanya gas H22S. Sensor HS. Sensor H22SS

ini memiliki kemampuan mendeteksi tingkat

ini memiliki kemampuan mendeteksi tingkat

konsentrasi gas H

konsentrasi gas H22S yang berbeda-beda setiapS yang berbeda-beda setiap

jenisnya.

jenisnya.

Untuk menjamin keakuratan Sensor H

Untuk menjamin keakuratan Sensor H22S sebagaiS sebagai

peralatan yang berhubungan dengan keselamatan

peralatan yang berhubungan dengan keselamatan

dan kesehatan kerja, sensor H

dan kesehatan kerja, sensor H22S yang terpasangS yang terpasang

memiliki sertikat resmi dari produsen dan sudah

memiliki sertikat resmi dari produsen dan sudah

melalui pengujian berkala (kalibrasi). Prosedur

melalui pengujian berkala (kalibrasi). Prosedur

kalibrasi dilakukan secara rutin minimal setiap

kalibrasi dilakukan secara rutin minimal setiap

setahun sekali, sedangkan pengujian fungsi

setahun sekali, sedangkan pengujian fungsi

(

(function test function test ) dilakukan setiap bulan dengan) dilakukan setiap bulan dengan

mengalirkan sampel gas H

mengalirkan sampel gas H22S ke sensor tersebut.S ke sensor tersebut.

2

2. . Data AkData Akuisisuisisi i Unit dan Unit dan KKomputeromputer

Data akuisisi unit ini adalah perangkat elektronik

Data akuisisi unit ini adalah perangkat elektronik

yang berfungsi menghubungkan sensor H

yang berfungsi menghubungkan sensor H22SS

dengan komputer, sedangkan komputer yang

dengan komputer, sedangkan komputer yang

terdiri dari CPU sebagai pusat kontrol sistem

terdiri dari CPU sebagai pusat kontrol sistem

monitoring

monitoring, layar monitor sebagai , layar monitor sebagai media tampilanmedia tampilan

hasil

(44)

monitoring.

monitoring. Sistem berbasis kompSistem berbasis komputer ini uter ini bertujuanbertujuan

agar proses

agar proses monitoringmonitoring  dapat termonitor akurat  dapat termonitor akurat

dan terkendali secara komputerisasi.

dan terkendali secara komputerisasi.

Gambar 4.2

Gambar 4.2 Fixed Gas Detector Fixed Gas Detector

4.2.2. Tabung Detektor

4.2.2. Tabung Detektor

Detektor gas H

Detektor gas H22S tipe tabung ini merupakan peralatanS tipe tabung ini merupakan peralatan

portable 

portable   yang berfungsi untuk mendeteksi gas H  yang berfungsi untuk mendeteksi gas H22SS

dalam satu

dalam satu waktu tertentuwaktu tertentu. D. Detektor ini bekerja denganetektor ini bekerja dengan

bantuan zat kimia yang akan bereaksi dengan gas

bantuan zat kimia yang akan bereaksi dengan gas

H

H22S. PS. Peralatan ini teralatan ini terdiri dari pompa isap daerdiri dari pompa isap dan batangn batang

kaca berskala.

kaca berskala.

Detektor bekerja dengan memasukkan sampel

Detektor bekerja dengan memasukkan sampel

udara yang akan diuji ke dalam tabung reaksi yang

udara yang akan diuji ke dalam tabung reaksi yang

sebelumnya telah diisi oleh bahan kimia yang dapat

sebelumnya telah diisi oleh bahan kimia yang dapat

bereaksi jika terdapat kehadiran gas H

(45)

sampel tersebut. Bahan kimia tersebut akan berubah warna jika bereaksi dengan gas H2S tersebut. Panjang perubahan warna yang terjadi, memberikan gambaran konsentrasi gas H2S yang berada di udara tersebut.

 Jenis-jenis detektor tipe tabung ini ada beberapa tipe, antara lain :

 Tipe Piston

Tabung detektor tipe piston menggunakan gerakan piston untuk menghisap udara masuk kedalam tabung reaksi.

 Tipe Pegas

Tabung detektor tipe pegas menggunakan bantalan yang berisi pegas yang digunakan untuk menghisap sampel udara.

Gambar 4.3 (a) Tabung Detektor tipe Piston

Gambar 4.3 (b) Tabung Detektor tipe Bantal (Bellow)

(46)

Gas detektor tipe tabung ini dapat terdiri dari berbagai macam ukuran / skala, sehingga dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi gas H2S sampai pada tingkat tinggi. Selain itu, alat ini hanya dapat digunakan untuk sekali pakai.

Langkah-langkah penggunaan detektor tipe tabung adalah sebagai berikut :

1. Pastikan bahwa tabung reaksi yang digunakan sesuai dengan unit yang akan digunakan.

2. Pastikan tabung yang digunakan memiliki skala yang diinginkan.

3. Periksa tanggal kadaluarsa dari tabung tersebut.

4. Pecahkan kedua ujung tabung tersebut dengan menggunakan pemecah tabung yang terdapat pada unit tersebut

5. Masukkan tabung ke dalam inlet   pompa dengan panah yang menunjuk ke arah inlet . 6. Gunakan alat bantu pernapasan sebelum

menggunakan detektor di ruangan yang akan dites.

(47)

7. Lakukan pemompaan pada alat detektor tersebut dengan menempatkan ujung tabung pada area yang akan dites.

8. Lakukan pembacaan konsentrasi H2S yang tertera di tabung tersebut.

Yang perlu diperhatikan adalah untuk pembacaan deteksi gas H2S pada tabung yang baik adalah dalam bentuk ppm atau persentase. Tingkat akurasi dari detektor tipe tabung ini dapat mencapai ± 25%. Tingkat keakuratan dari pemakaian alat tersebut dipengaruhi oleh :

 Kondisi unit

 Usia tabung

 Suhu kondisi operasi  Kondisi penyimpanan

4.3. Sistem Alarm

Sistem alarm merupakan perangkat yang berfungsi sebagai tanda peringatan awal jika terjadi paparan gas H2S. Perangkat ini terdiri dari : lampu kilat (Strobo Light ) yang bisa berupa memancarkan warna biru atau

(48)

merah dan dual tone-sirene  yang terhubung dengan sistem monitoring. Aktifasi perangkat alarm tersebut terkendali secara otomatis melalui perangkat komputer yang didasarkan pada hasil monitoring sensor H2S.

Sistem alarm sebagai peringatan awal terhadap paparan gas H2S di set pada konsentrasi sebagai berikut :

 5 ppm (Low Alarm)

 Jika konsentrasi H2S di udara sama dengan atau lebih dari 5 ppm, lampu tanda peringatan (Strobe Light ) akan menyala secara otomatis.

 15 ppm (High Alarm)

 Jika konsentrasi H2S di udara lebih dari 15 ppm, lampu tanda peringatan dan sirene  akan menyala secara otomatis.

Sistem alarm ini harus diletakkan di tempat yang mudah terlihat ataupun terdengar.

(49)
(50)

5

 Alat Pelindung

Pernapasan

(51)

K

eberadaan gas H2S dapat hadir di berbagai macam lokasi area kerja, khususnya di industri hulu gas dan minyak bumi. Jika melihat kembali potensi keberadaan gas H2S di kegiatan pengeboran maupun pengolahan gas dan minyak bumi, serta proses transportasinya pada bab sebelumnya, maka kemungkinan besar pekerja secara tidak sengaja dapat bekerja di daerah dimana gas H2S dapat hadir. Oleh karena itu, untuk dapat bekerja dengan aman di lingkungan tersebut, maka di tempat kerja tersebut harus disediakan peralatan untuk membantu pernapasan bagi para pekerja, khususnya ketika terjadi kecelakan kebocoran gas. Selain itu, para pekerja juga diharapkan bisa memahami / mengerti kegunaan peralatan tersebut. Sehingga jika terjadi kebocoran gas H2S yang tidak diinginkan pada tempat kerja anda, anda bisa segera menyelamatkan diri anda sendiri dan terlebih jika dapat membantu pekerja lain.

Peralatan bantu pernapasan adalah peralatan yang sangat penting jika terjadi paparan gas H2S di lingkungan kerja, karena peralatan tersebut akan membantu pekerja untuk bernafas dengan udara yang tidak terpapar H2S.

(52)

 Alat bantu pernapasan / respirator harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh OSHA Respiratory Protection Standard . Alat respirator ini harus digunakan ketika dimana lingkungan kerja memiliki konsentrasi H2S di atmosfer yang melebihi 5 ppm. Jenis-jenis alat respirator yang digunakan bisa berupa :

a. Self Contained Breathing Apparatus ( SCBA). b. Supplied Air Breathing Apparatus (SABA).

Perbedaan yang cukup mendasar adalah untuk alat pernapasan SCBA memiliki tabung udara sendiri yang langsung disambungkan ke si pemakai. Sedangkan, alat bantu pernapasan bertipe SABA dihubungkan ke suplai udara dari jarak jauh dengan selang udara yang dapat diperpanjang.

Kedua jenis respirator ini harus dapat bekerja mengalirkan udara bersih secara terus-menerus ke dalam sistem alat bantu pernapasan. Cara kerja alat bantu pernapasan seperti ini, dimaksudkan agar alat ini bekerja dengan tekanan positif. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan masuknya gas H2S ke dalam sistem alat bantu tersebut.

(53)

Berikut adalah perbandingan penggunaan alat respirator tipe SCBA dan SABA :

Tabel 5.1 Perbandingan Alat Bantu Pernapasan antara SCBA & SABA Tipe Keuntungan Kerugian

SCBA

 Mudah bergerak

 Mudah dibawa

 Sesuai untuk prosedur penyelamatan

 Suplai udara terbatas

 Besar dan berat SABA

 Suplai udara terus-menerus

 Ringan dan lebih kecil

 Sesuai untuk penggunaan yang lebih lama

(continous working)

 Keterbatasan gerak, dibatasi panjang selang

 Selang udara bisa kusut

 Harus keluar sesuai temapt masuk untuk

menghindari selang kusut

5.1.

 Self Contained Breathing  Apparatus

Self Contained Breathing Apparatus ( SCBA) atau sering juga disebut sebagai Compressed Air Breathing Apparatus (CABA), air pack  atau Breathing  Apparatus  (BA) merupakan alat bantu pernapasan portable  yang menyediakan udara dari silinder yang dipakai di belakang / punggung dari si pemakai ketika dalam kondisi darurat.

(54)

Komponen dari SCBA ini adalah terdiri dari :

 tabung silinder bertekanan,  katup silinder,

 pengukur tekanan udara tabung silinder (pressure gauge),

 pengatur tekanan keluar, dan  masker.

Gambar 5.1 Komponen alat bantu pernapasan SCBA

Pada umumnya, kapasitas isi silinder yang digunakan untuk dapat mensuplai udara / Oksigen adalah kurang lebih selama 30 menit dalam kondisi pemakaian normal. Adapun jenis silinder lainnya, tersedia untuk penggunaan yang lebih lama atau lebih singkat. Sesuai fungsinya, SCBA terdiri dari 3 jenis, yaitu :

(55)

 SCBA Rescue Unit 

SCBA ini dapat digunakan sebagai alat bantu pernapasan pada waktu melakukan proses pertolongan / penyelamatan atau digunakan pada waktu melakukan pekerjaan di lingkungan yang terpapar gas berbahaya. SCBA ini dapat digunakan secara optimal minimum sekitar 30 menit.

Gambar 5.2 SCBA tipe Rescue Unit 

Tabung gas pada sistem ini diisi dengan udara bersih yang dimampatkan atau Oksigen yang dimampatkan. Sistem ini dilengkapi oleh dua sirkuit regulator ; tahap pertama untuk mengurangi tekanan udara untuk dialirkan ke masker, dan regulator  tahap kedua untuk mengurangi bahkan

(56)

lebih jauh lagi ke tingkat yang tepat di atas tekanan atmosfer standar.

Tabung silinder udara biasanya memiliki tiga ukuran standar: 4 liter, 6 liter, atau 6,8 liter.

Durasi penggunaan tabung silinder dapat dihitung dengan mengkalkulasikan ukuran tabung silinder x tekanan tabung silinder / 40, dan sebagai margin keselamatan, hasil tersebut dikurangi 10 menit.

Sehingga untuk silinder ukuran 6 liter yang memiliki tekanan 300 bar, adalah (6 X 300 / 40) - 10 = 35 menit waktu bekerja.

Kondisi personnel   maupun lingkungan dapat mempengaruhi pemakaian tabung udara tersebut, seringkali dapat mengurangi waktu kerja sebesar 25% sampai 50%.

Suara alarm akan berbunyi untuk memperingatkan ketika pasokan udara rendah dan memiliki sisa waktu 5 -7 menit.

(57)

Tabel 5.2 Kebutuhan udara berdasarkan aktitasnya

No.  Aktitas Dibutuhkan (Ltr / Menit) Jumlah Udara Yang

1. Tidur 6

2. Istirahat 9.3 3. Bekerja Ringan 19.7 4. Bekerja Sedang 29.2 5. Bekerja Berat 40 6. Bekerja Sangat Berat 59.5 7. Bekerja Maksimum 132

 SCBA Work Unit 

SCBA ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk jangka waktu yang cukup lama, seperti dalam penyelamatan di dalam tambang atau di dalam terowongan yang panjang, dan akan melalui jalur yang terlalu sempit jika harus menggunakan tabung silinder.

(58)

 SCBA Emergency 

Sesuai dengan jenisnya, maka SCBA ini berfungsi untuk membantu pernapasan pada waktu meninggalkan lokasi paparan menuju tempat aman dengan waktu penggunaan sekitar 5-10 menit.

SCBA ini dapat digunakan secara cepat, karena model maskernya mudah untuk digunakan. Pada prakteknya, SCBA jenis ini juga digunakan untuk membantu pernapasan pada korban paparan gas pada saat evakuasi dan sebelum mendapat pertolongan medis, sehingga SCBA ini juga disebut dengan ELSA (Emergency Life Support Apparatus).

(59)

SCBA Unit Escape   ini biasanya terletak di dekat tempat kerja. Unit ini memiliki ukuran yang cukup kecil dan dirancang untuk memberikan cukup waktu untuk mencapai daerah aman dalam keadaan darurat.

Pengisian tabung SCBA dilakukan dengan menggunakan Air Breathing Compressor  bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan lter   khusus untuk menyaring udara dan mengurangi kadar air. Udara yang dihasilkan compressor   ini secara berkala dilakukan uji kandungan, yang bertujuan untuk memastikan kondisi dan komposisi udara yang dihasilkan. Selain itu, tabung SCBA juga secara berkala dilakukan hydrotest untuk memastikan kondisi dan kekuatan tabung terhadap tekanan.

Hal-hal penting yang berhubungan dengan SCBA di antaranya adalah :

• Pastikan SCBA selalu dalam kondisi siap

digunakan.

• Pastikan tekanan udara dalam kondisi penuh

atau sesuai dengan kapasitasnya.

• Hanya gunakan SCBA bertipe positive pressure 

untuk pemakaian di area yang terpapar gas H2S.

(60)

• Pakailah SCBA dengan benar dan cepat,

mengingat fungsi SCBA sebagai peralatan bantu pernapasan pada kondisi darurat karena paparan gas berbahaya.

• Tempatkan SCBA dalam posisi :

- Mudah dijangkau.

- Terhindar dari suhu udara yang panas, karena akan suhu udara yang panas akan mengakibatkan pemuaian pada tabung sehingga tekanan udara akan naik.

- Terhindar dari kotoran.

• Lakukan perawatan rutin, jika terdapat

kebocoran atau kerusakan segera laporkan untuk diperbaiki dan dilakukan pengisian ulang.

• Proses pengisian ulang tabung SCBA akan

mengakibatkan tabung menjadi panas, karena perubahan tekanan pada ruang tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan suhu, sehingga lakukan peredaman panas dengan merendam tabung selama proses pengisian, tujuannya adalah untuk keselamatan kerja dan

(61)

mempertahankan kondisi tabung tetap dalam suhu stabil, sehingga ketika pengisian selesai dan tabung menjadi dingin, tekanan udara tetap.

5.2.

 Supplied Air Breathing Apparatus

Supplied Air Breathing Apparatus  (SABA) sistem adalah alat bantu pernapasan yang memiliki sumber udara bersih terpisah dari si pemakainya. Pemakaian alat bantu seperti ini, bisa digunakan oleh beberapa pekerja sekaligus tergantung dari kemampuan suplai udara dan sambungan selang yang tersedia.

Secara umum, SABA dan SCBA pada dasarnya sama, komponen dari alat pernapasan ini terdiri dari :

 sistem suplai udara.

 sambungan selang udara.  selang udara.

 masker.

 pengatur tekanan.

(62)

Gambar 5.5 Alat bantu pernapasan SABA

Suplai udara dapat diberikan melalui beberapa cara, antara lain melalui compressor  yang dilengkapi alat penyaring udara ataupun serangkaian tabung silinder yang digabung menjadi satu rangkaian. Sebelumnya, udara bersih dialirkan melalui regulator  untuk diatur tekanannya lalu dialirkan ke manifold   yang dapat mengalirkan udara ke beberapa pemakai.

Bila Anda memasuki lingkungan kerja yang memiliki kriteria Berbahaya untuk Kehidupan dan Kesehatan atau ”Immediately Dangerous to Life and Health” (IDLH), maka Anda harus melengkapi alat respirator dengan tabung silinder emergency . Tabung tersebut akan menyediakan waktu tambahan untuk Anda kurang lebih sekitar 5 menit untuk menuju ke tempat

(63)

aman. Anda harus memastikan hal ini agar cukup waktu untuk meninggalkan daerah berbahaya jika suplai udara Anda terganggu.

5.3. Pemeriksaan Respirator

Untuk dapat mengoperasikan alat respirator ini dengan benar, maka Anda harus bisa memastikan bahwa alat bantu pernapasan yang akan digunakan dapat bekerja dengan baik dan terawat. Oleh karena itu, Anda harus bisa melakukan pemeriksaan dengan benar sebelum menggunakanannya. Selain itu, sebaiknya alat ini dilakukan pemeriksaan secara berkala.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan alat bantu pernapasan tersebut :

a. Apakah semua komponen respirator sudah lengkap ? termasuk :

- suplai udara

- pengatur tekanan - masker

(64)

b. Apakah kapasitas silinder tabung udara berada dalam kapasitas penuh?

c.  Apakah selang udara terpasang dengan benar? d. Apakah indikator tekanan bekerja dengan benar? e.  Apakah semua pengait lengkap?

f.  Apakah masker dalam kondisi bersih dan bebas debu?

g. Apakah saluran hidung terpasang dengan benar? h.  Apakah saluran pembuangan bekerja dengan

benar?

i.  Apakah alarm indikator bekerja dengan benar? j.  Apakah saluran bypass bekerja dengan baik?  Jika semua jawaban dari pertanyan tersebut adalah

”Ya”, maka alat respirator tersebut dapat disimpan kembali dan siap digunakan untuk dalam keadaan darurat.

 Jika ditemukan kerusakan pada alat bantu tersebut, maka harus segera dilaporkan kepada atasan. Hanya teknisi yang terlatih yang diperbolehkan memperbaiki alat bantu pernafasan tersebut.

(65)

5.4. Pemasangan Alat Bantu

Pernapasan

Langkah-langkah dalam pemakaian dan pengoperasian alat bantu pernapasan akan dijelaskan pada tabel selanjutnya :

Tabel 5.3 Langkah-langkah penggunaan alat bantu pernapasan

Tahapan Deskripsi

1. Persiapan

 Periksa kelengkapan

 Periksa indicator tekanan pada tabung

 Periksa peralatan yang rusak 1.Pemasangan tabung

silinder

 Memasang sabuk pengait

 Kencangkan pengaitnya

3. Pemasangan masker  Kencangkan sabuk pengait pada kepala untuk mendapatkan kerapatan yang baik

4. Uji kebocoran

 Tutup semua katup,

 Coba bernafas untuk memastikan tingkat kerapatan

 Periksa katup pembuangan nafas 5. Pemasangan suplai

udara

 Menyambungkan selang udara

 Buka katup secara penuh

(66)

Dalam pemasangan alat bantu pernapasan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar alat ini bisa dipasang dengan benar dan bisa mencegah masuknya udara luar ke dalam sistem respirator. Hal-hal yang di bawah ini bisa menyebabkan kegagalan sistem respirator ini :

a. Gangguan bentuk wajah.

b. Pemakaian Kacamata di dalam masker. c. Ukuran masker yang tidak sesuai.

d. Pemakaian perhiasan.

(67)
(68)

6

Rencana

Tanggap

Darurat

(69)

S

emua pekerjaan yang berkaitan dengan bahaya H2S harus mempersiapkan prosedur rencana tanggap darurat sebagai bagian dari rencana atau prosedur kerja keseluruhan dari pekerjaan tersebut. Tindakan dan langkah penyelamatan darurat yang terkoordinasi diperlukan untuk dapat meminimalisir timbulnya korban jiwa bagi pekerja dan masyarakat sekitar yang mungkin terkena dampak paparan gas H2S tersebut.

Rencana tanggap darurat yang dibahas pada bagian ini hanya membahas pada rencana tanggap darurat yang harus disiapkan untuk setiap aktitas atau pekerjaan yang berkaitan dengan bahaya H2S atau rencana tanggap darurat taktis mengenai penanggulangan darurat kecelakaan karena kebocoran gas H2S (lihat modul Rencana Tanggap Darurat). Rencana tanggap darurat ini bukan rencana tanggap darurat di tingkat strategis perusahaan. Namun pembahasan rencana tanggap darurat pada bab ini bersifat umum. Rencana Tanggap Darurat harus dibuat khusus untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan bahaya H2S dan disesuaikan dengan situasi atau lingkungan yang ada berdasarkan hasil Risk  Assessment  (Identikasi Bahaya, Job Safety Analysis,

(70)

atau teknik risk assessment   lainnya – lihat Modul Identikasi Bahaya).

Rencana tanggap darurat secara umum harus terdiri dari 3 unsur (lihat modul Tanggap Darurat):

1. Prosedur tanggap darurat

2. Fasilitas / peralatan tanggap darurat. 3. Tim tanggap darurat yang terlatih.

6.1. Prosedur Tanggap Darurat

Prosedur tanggap darurat H2S harus merupakan bagian dari prosedur setiap aktitas atau pekerjaan yang berkaitan dengan bahaya H2S.

Prosedur Tanggap Darurat ini harus disosialisasikan, disimulasikan dan dilatihkan secara regular kepada semua pihak yang terlibat, termasuk kepada masyarakat yang berada di sekitar sumur atau fasilitas minyak dan gas bumi (jika diperkirakan kebocoran gas akan berdampak hingga area publik). Sehingga kalau terjadi kebocoran gas H2S, masyarakat akan tahu apa yang harus diperbuat dan apa yang tidak boleh diperbuat dan tidak terjadi kepanikan yang luar biasa.

(71)

6.1.1. Langkah Penyelamatan

Memberikan pertolongan kepada korban yang terkena paparan gas H2S dengan tujuan menyelamatkan jiwa korban seringkali menjadi gagal, bahkan jiwa pemberi pertolongan dapat menjadi korban. Hal ini disebabkan karena di samping prinsip-prinsip dasar diabaikan, dan juga petugas penolong kurang terlatih dan kurang terampil.

Pedoman tindakan dalam menghadapi korban yang terpapar gas H2S dalam berbagai situasi lingkungan dan kondisi korban adalah sebagai berikut:

 Penolong harus memahami dan terampil

mengamankan dirinya sendiri sebelum bertindak menolong korban, termasuk mengutamakan menggunakan alat bantu pernapasan bagi dirinya sendiri sebelum menolong pekerja lain.

  Amankan korban dengan segera dari lokasi

paparan gas H2S ke tempat yang lebih aman. Korban harus segera dipindahkan ke lokasi yang tidak tersapu oleh arah angin dari lokasi kebocoran agar mendapatkan udara segar/bersih. Untuk tehnik-teknik pemindahan korban dari lokasi kejadian akan dibahas pada bagian selanjutnya.

(72)

 Tindakan pertolongan yang akan diberikan harus

dengan urutan yang paling tepat. Penolong harus mampu menilai dan membaca situasi sebelum memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan.  Jika korban tidak bernapas, maka segera lakukan bantuan pernapasan buatan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan pernapasan buatan:

- Posisikan korban pada posisi tidur terlentang.

Gambar 6.1 Posisi tidur telentang bagi korban

- Lakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut, dengan menutup hidung korban.

(73)

- Ambil nafas dalam-dalam, dan berikan 4 kali hembusan napas dengan cepat sehingga dada korban mengembang.

- Lanjutkan pertolongan napas sebanyak 12-15 kali per menit.

- Sesudah satu menit, periksa kembali dan lakukan setiap beberapa menit.

- Jika korban sudah mulai bernapas, segera posisikan pada posisi pemulihan.

Gambar 6.3 Posisi pemulihan pasca bantuan pernapasan 

- Jika sudah pulih, jangan tinggalkan korban sendirian, pastikan korban dievaluasi oleh tim dokter.

Prosedur ini adalah hanya sebagai gambaran. Sangat dianjurkan bahwa, penolong telah mengikuti pelatihan untuk memberikan bantuan pernapasan.

(74)

 Usahakan secepat mungkin menghubungkan

dokter, ambulan atau rumah sakit atau yang berwajib sambil pertolongan pertama diberikan.

 Tempat dimana kecelakaan terjadi harus segera diberi tanda agar pekerja lain tahu tempat itu ada kejadian kecelakaan, dan pekerja lain yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan memasuki tempat kecelakaan karena dapat menganggu upaya pertolongan dan apa-apa yang dilakukannya dapat berbahaya bagi pekerja tersebut.

 Jika menemukan pekerja yang kehilangan kesadaran di lokasi kebocoran gas H2S maka bisa dilakukan langkah penyelamatan untuk memindahkan korban ke lokasi yang lebih aman. Teknik-teknik tersebut termasuk:

 Menarik kerah baju korban  Mengangkat korban

 Mengangkat korban dengan bantuan pekerja

(75)

6.1.2. Teknik Colar Drag

Teknik menarik kerah baju korban atau biasa disebut dengan tehnik Colar Drag dapat digunakan jika anda seorang diri diharuskan menyelamat pekerja lain yang sudah terpapar gas H2S. Keuntungan utama dari teknik ini adalah bahwa anda tidak perlu mengangkat badan korban tersebut. Hal ini dapat dilakukan terutama jika korban berada pada permukaan horizontal.

Berikut ini adalah cara melakukannya:

1. Posisikan korban pada posisi tidur terlentang. 2. Gulung kerah baju korban sehingga Anda bisa

mendapatkan posisi cengkraman yang erat. 3. Posisikan kepala korban pada lengan Anda. 4. Tarik korban menuju lokasi yang aman.

Untuk informasi yang lebih lanjut mengenai teknik ini, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(76)

Gambar 6.4 Tehnik Penyelamatan dengan menarik korban 

6.1.3. Teknik Two Arm Drag

Ini adalah teknik penyelamatan dengan mengangkat korban menuju ke tempat yang lebih aman. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1. Posisikan korban pada posisi tidur terlentang. 2. Angkat korban dengan menarik kerah bajunya. 3. Gunakan paha atau lutut anda untuk menahan

punggung korban.

4. Letakkan lengan Anda di bawah ketiak korban. 5. Pegang pergelangan tangan korban dengan

menyilangkan kedua tangannya sehingga didapat cengkraman yang cukup erat.

(77)

Untuk informasi lebih lanjut mengenai teknik ini, dapat dilihat gambar-gambar berikut:

Gambar 6.5 (a) Teknik Two-Arm Drag ketika mengangkat korban 

Gambar 6.5 (b) Teknik Two-   Arm Drag   untuk mendapatkan

pegangan yang erat 

Gambar 6.5 (c) Tehnik Two-Arm Drag  ketika memindahkan posisi korban 

6.1.4. Teknik Menggendong

Teknik ini seringkali disebut dengan teknik angkat. Prosedur yang tepat untuk menyelamatkan teknik ini adalah:

(78)

1. Posisikan korban pada posisi tidur terlentang.

2. Satu penyelamat pergi ke bagian kepala korban dan bersiap mengangkat korban seperti pada teknik Two-Arm Drag.

3. Sedangkan penyelamat lainnya pergi ke bagian kaki korban, posisikan kaki korban secara bersilangan, pegang pergelangan kaki korban dan posisikan pada salah satu sisi si penyelamat. 4. Para penolong bekerja sama untuk mengangkat

korban secara bersamaan.

Dengan memegang kedua kaki korban untuk satu sisi, kepala kor-ban dilindungi dari memukul tangki SCBA dari penyelamat memimpin.

(79)

6.2. Fasilitas / Peralatan Tanggap

Darurat

Fasilitas atau peralatan yang harus dipersiapkan atau tersedia ketika bekerja dengan bahaya H2S adalah:

1. SCBA yang cukup untuk regu penolong (disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada suatu pekerjaan dan ditentukan dalam rencana tanggap darurat).

2. EEBA (Emergency Escape Breathing Apparatus) atau EEBD (Emergency Escape Breathing Device ) / ELSA (Emergency Life Support  Assistance ) untuk pekerja jika berkaitan dengan kombinasi resiko antara bekerja di ruang terbatas dan bahaya H2S. ESBA ini dapat memberikan pasokan udara bersih selama 10 – 15 menit yang cukup bagi pekerja untuk melarikan diri dari tempat yang kebocoran gas H2S ke tempat yang aman. Penggunaan peralatan ini disesuaikan dengan hasil risk assessment sebelum pekerjaan dilaksanakan.

(80)

Gambar 6.7  Penggunaan emergency breathing apparatus 

3. Tripod jika berkaitan dengan pekerjaan di ruang terbatas/ tertutup (lihat modul Memasuki Ruang Tertutup / Terbatas) digunakan untuk mengangkat korban dari ruang tertutup / terbatas.

Gambar 6.8  Penggunaan tripod untuk pengangkatan korban 

4. Peralatan darurat lainnya seperti peralatan bantuan medis, stretcher  (alat pengusung), dan lain sebagainya.

(81)
(82)
(83)

T

iga (3) kontraktor tewas di pabrik pengolahan gas alam akibat dari menghirup gas H2S ketika sedang mengganti molecular sieve   dari pengering gas alam cair (NGL drier ). Dua (2) korban di antaranya berusaha menolong seorang korban yang tidak sadar.

Pabrik pengolahan menghasilkan gas alam cair (LNG) dari sumur gas. Gas-gas yang diolah mengandung kadar H2S. Aliran gas alam melewati molecular sieve bed   untuk menghilangkan kandungan air sebelum proses cryogenic  selanjutnya.

Setelah 3-4 tahun molecular sieve   harus diganti. Unit pengering siap untuk dilakukan penggantian molecular sieve . Semua peralatan dan prosedur keselamatan dipersiapkan di lokasi untuk pekerja yang masuk ke Drier . Truk pengangkut dan Molecular Sieve  yang akan diganti telah dibasahi untuk menghindari terjadinya pyrophoric . Setelah truk penuh dengan molecular sieve , pekerja tersebut naik ke bak truk untuk meratakan molecular sieve . Setelah 10 menit, pekerja ke dua naik ke atas truk untuk membantu meratakan. Tidak lama kemudian pekerja ini jatuh tidak sadarkan diri. Pekerja yang pertama mencari

Gambar

Gambar 1.1  Sumber H  2  S di Alam
Gambar 1.2  Keberadaan H   Keberadaan H  2  2  S di dalam eksplorasi dan pengolahan gas S di dalam eksplorasi dan pengolahan gas dan minyak bumi 
Tabel 1.1  Perbandingan PPM dengan persentasi 
Gambar 3.1 Penggunaan WIndshock di area kerja.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan semakin menunjukkan bahwa dalam hal penangguhan upah, DiJjen Binawas KetenagakeJjaan lebih memihak kepada pengusaha, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya

Dekomposisi serasah memainkan peran yang sangat penting dalam kesuburan tanah, seperti regenerasi dan keseimbangan nutrisi dari senyawa organik yang ada di

Analisis komponen utama (AKU) terhadap rataan spektrum inframerah yang dihasilkan dari kombinasi segitiga kisi 6 ekstrak SDSBL menghasilkan jumlah proporsi kumulatif KU 1 dan KU

Untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan, ada beberapa langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) merancang dan

Maka dari itu, penulis mengadakan suatu penelitian untuk dapat memahami lebih lanjut tentang Evaluasi Kinerja BPBD Kabupaten Badung dan faktor pendukung serta penghambat

Foto morfologi permukaan dari spesimen baja dalam larutan NaCl yang telah dilapisi ekstrak daun teh selama 24 jam, setelah itu direndam pada medium korosif pada perendaman

Umur memiliki peranan yang cukup penting misalnya umur pertama kali beranak sangat mempengaruhi produktivitas ternak tersebut sebab ternak yang dikawinkan pada