• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL, KANDASNYA KM. PILAR KALIMANTAN DI PERAIRAN SEBELAH UTARA INDRAMAYU

Pada tanggal 11 Desember 2012, pukul 09.00 WITA, KM. Pilar Kalimantan bertolak dari Pelabuhan Belang-Belang menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan awak kapal 12 (dua belas ) orang, dan tanpa muatan, pada tanggal 04 Januari 2013, pukul 11.40 WIB, telah kandas di Perairan sebelah Utara Indramayu.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka, dantidak terdapat kerusakan pada KM. Pilar Kalimantan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/2/17/DN-13, tanggal 14 Januari 2013, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan kapal sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), tanggal 14 Januari 2013, dibuat oleh

Nakhoda dan diketahui oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Indramayu

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Indramayu, pada tanggal 14 Januari 2013, terhadap Nakhoda, Murdianto;

3. Berita Acara Pendapat (Resume), tanggal 14 Januari 2013, dibuat oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Indramayu;

(2)

4. Dokumen Kapal terdiri dari :

a. Surat Laut nomor PK.674/453/SL-PM/DK-08, dikeluarkan di Jakarta tanggal 30 April 2008, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur Internasional, Nomor 2179, diterbitkan oleh Kantor Administrator Tanjung Priok, tanggal 10 September 2004;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor PK.001/96/13/AD.BJM-2011, diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 17 Desember 2011, berlaku sampai dengan tanggal 14 desember 2012;

d. Sertifikat Keselamatan perlengkapan Kapal Barang, Nomor PK.001/96/14/AD.BJM-2011, diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 17 Desember 2011, berlaku sampai dengan tanggal 14 Desember 2012;

e. Sertifikat Garis Muat Kapal (sementara), Nomor. PK.001/22/2/AD.BJM-2011, diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 17 Desember 2011, berlaku sampai dengan 14 Desember 2012; f. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor. PK.304/214/XII/KUPP.BLGS-12, diterbitkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Belang-Belang, tanggal 17 Desember 2012;

g. Sertifikat Sementara Manajemen Keselamatan, Nomor PK.690/12/SMC/SYB.MKS-2012, , diterbitkan di Kantor Syahbandar Kelas Utama Makasar, tanggal 13 Juni 2012;

h. Sertifikat Internasional, Pencegahan Pencemaran, Nomor PK.402/10/107/SYB.MKS-2012, diterbitkan di Kantor Syahbandar Kelas Utama Makasar, tanggal 13 Juni 2012;

i. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, Nomor PK.002/150/10/SYB.MKS-2012, diterbitkan di Kantor Syahbandar Kelas Utama Makasar, tanggal 13 Juni 2012;

j. Sertifikat Re-Inspection Certificate, Nomor 023/ILR/BSN/V/011, diterbitkan oleh CV. Bahari Simpati Nusantara, tanpa tanggal Mei 2011; k. Daftar Anak Buah Kapal (Crew List), diterbitkan oleh Perusahaan

Pelayaran Nasional PT. Samudera Pasific, dan diketahui oleh Syahbandar

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Belang-Belang, tanggal 11 Desember 2012;

l. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor XII/KM.63/114/XII/2012, diterbitkan oleh Syahbandar Belang-Belang, tanggal 11 Desember 2012, pukul 9.00 WITA.

(3)

5. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :

a. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat V, Nomor 6200430957N52206, sebagai

Nakhoda, atas nama Murdianto, diterbitkan di Jakarta, tanggal 02 Agustus 2006, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

b. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV, Nomor 6200251056N40611, sebagai Mualim I, atas nama Sofyan, diterbitkan di Jakarta, tanggal 22 Pebruari 2011, Oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

c. Sertifikat Ahli Tehnika Tingkat III, Nomor 6200014714T30401, sebagai KKM, atas nama Hamdjah Sulaiman, diterbitkan di Jakarta 07 September 2001, oleh Direktur Jenderal perhubungan Laut;

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan lanjutan dihadapan Sidang Mahkamah Pelayaran tanggal 20 Pebruari 2014, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cirebon, dan sidang Ke II tanggal 10 Maret 2014 di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : KM. Pilar Kalimantan Exs. Sujin

Nomor. 101 Jenis/Konstruksi : Cargo Tanda Selar : - Bendera : Indonesia Pembuatan : Tahun 1982, Isi kotor : GT- 1170 Isi bersih : NT- 655

Tenaga Penggerak Utama : Mesin

Panjang : 65.00 m

Lebar : 12.00 m

Dalam : 5.40 m

Pemilik : PT. Rejeki Santosa Shipping

Nakhoda : Murdianto

Awak Kapal : 12 (dua belas) orang 2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 11 Desember 2012, pukul 09.00 WITA, KM. Pilar Kalimantan bertolak dari Pelabuhan Belang-Belang dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, dengan muatan nihil dan Awak Kapal 12 (dua belas) orang;

b. KM. Pilar …

(4)

b. KM. Pilar kalimantan dalam pelayarannya dari Pelabuhan Belang-Belang menuju Pelabuhan Tanjung Priok, ketika melintasi Laut Jawa disekitar sebelah utara Indramayu mengalami kerusakan motor bantu dan cuaca dalam keadaan buruk, melihat kerusakan motor bantu Nakhoda memutuskan untuk berlindung dengan berlabuh jangkar 3 (tiga) segel di air pada posisi 06° - 12,5´- S / 108° - 17,6´-T. tanggal 03 Januari 2013 pukul 19.35 WIB;

c. Selama berlabuh jangkar, ABK mesin melakukan perbaikan motor bantu dan menunggu pengiriman oli mesin dari kantor, karena cuaca buruk, angin kencang dan ombak dari barat menyebabkan kapal larat dan kandas pada posisi 06° - 13,9´- T / 108° - 18,01´-S. pada pukul 11.40 WIB tanggal 04 Januari 2013;

d. Dalam kecelakaan kapal ini tidak ada korban jiwa maupun luka, namun kapal kandas.

3. Dalam peristiwa Kandasnya KM. Pilar Kalimantan tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

Tersangkut : Nakhoda, Murdianto Saksi-saksi : 1) Masinis I, Sofyan;

2) KKM, Hamdjah Sulaiman; 3) Juru Mudi Jaga.

B. Dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal kandas KM. Pilar Kalimantan, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi dengan Surat Panggilan Nomor MP.101/36/02/MP-2014, tanggal 20 Pebruari 2014, guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cirebon, pada tanggal 20 Pebruari 2014. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut:

1. Tersangkut Nakhoda, Murdianto, tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, dan keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Bagan Siapi-api Tanggal : 15 Agustus 1982

Agama : Islam

Alamat : Jl. Warakas IV Gang IV No.43, Jakarta Utara. Pendidikan

Teknis : ANT V, ijazah tahun 2006.

(5)

b. Tanggal 11 Desember 2012, KM. Pilar Kalimantan berangkat dari Pelabuhan Belang-belang menuju Pelabuhan Tanjung Priok dengan awak kapal 12 (dua belas) orang tanpa muatan, selama dalam pelayaran mengalami cuaca buruk;

c. Ketika kapal melintasi laut jawa disekitar perairan sebelah utara Indramayu dalam keadaan cuaca buruk, angin kencang dan ombak besar dari barat kapal mengalami kerusakan motor bantu, Nakhoda memutuskan untuk berlindung dengan berlabuh jangkar 3 (tiga) segel di air pada posisi 06° - 12,5´- S / 108° - 17,6´-T. Pukul 19.35 WIB tanggal 03 Januari 2013;

d. Selama berlabuh jangkar ABK mesin melakukan perbaikan motor bantu, kapal akan melanjutkan pelayaran setelah perbaikan motor bantu selesai dan oli mesin kapal dikirim, namun karena cuaca buruk kapal larat dan kandas pada posisi 06° - 13,90´- T / 108° - 18,01´-S. tanggal 04 Januari 2013 pukul 11.40 WIB;

e. Mengetahui kapal larat Nakhoda memerintahkan KKM untuk start mesin induk namun karena mesin induk menggunakan sistem angker bar maka persiapannya cukup lama lebih kurang 4 (empat) jam.

2. Saksi Mualim I, Sofyan, tidak hadir dalam persidangan dan tidak dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP).

3. Saksi KKM, Hamdjah Sulaiman, tidak hadir dalam persidangan dan tidak dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP).

4. Saksi Juru Mudi Jaga, tidak hadir dalam persidangan dan tidak dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP).

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan pertama di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cirebon, tanggal 20 Pebruari 2014 dan sidang ke II di Kantor Mahkamah Pelayaran tanggal 10 Maret 2014 sehubungan Kecelakaan Kapal Kandasnya KM. Pilar Kalimantan, pada tanggal 04 Januari 2012, pukul 11.40 WIB, telah sampai pendapat sebagai berikut :

(6)

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. KAPAL.

KM. Pilar Kalimantan eks. Sujin No. 101 adalah kapal motor bahan utama baja, bebendera indonesia berukuran GT. 1170 dibangun tahun 1982, bergeladak 1 (satu), berbaling-baling 1 (satu) penggerak uatama motor mesin Nigata 1300PS, 4 tak kerja tunggal, kapal telah melaksanakan docking terakhir tanggal 08 Desember 2011 sampai dengan 15 Desember 2011

b. SURAT KAPAL.

KM. Pilar Kalimantan Eks. Sujin No. 101, memiliki surat laut Nomor. 1265 tanggal 30 April 2008 dikeluarkan oleh direktur Perkapalan dan Kepelautan, Surat Ukur Internasional Nomor. 2179/Ba, tanggal 10 September 2004 dikeluarkan oleh kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Priok, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Perlengkapan Kapal Barang Nomor. PK.001/96/13/AD-BJM-2011 tanggal 17 desember 2011 berlaku sampai dengan 14 desember 2012, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Banjarmasin, Serifikat Keselamatan Konstruksi Kapal dan Barang Nomor. PK.001/96/14/AD-BJM-2011 tanggal 17 desember 2011 berlaku sampai dengan 14 Desember 2012 dikeluarkan oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Banjarmasin dan surat-surat tidak lengkap serta sudah tidak berlaku.

c. AWAK KAPAL.

Sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira Deck dan mesin Nomor. PK.304/214/XII/KUUP.BLGS-2012 tanggal 7 Desember 2012 oleh Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Belang-Belang bahwa Susunan Perwira Deck dan mesin untuk daerah pelayaran Lokal; Susunan Perwira sebagai berikut:

Bagian Dek

Nakhoda : Murdianto : Ijazah ANT V

Mualim I : Sofyan : Ijazah ANT IV

Bagian Mesin

KKM : Hamdja Sulaiman : Ijazah ATT III Masinis II : Suntara : Ijazah ATT V

(7)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan, surat surat kapal tidak lengkap dan beberapa surat telah habis masa berlakunya serta data data Awak Kapal tidak lengkap. susunan Perwira Deck dan mesin belum memenuhi syarat sesuai Keputusan Mentri Perhubungan Nomor. KM.70 tahun 1998 tanggal 21 Oktober 1998 dan peraturan pemerintah Nomor. 51 tahun 2002 serta keputusan. Dirjen Hubla Nomor SK. Ditjen Hubla Nomor PY.67/2/3-01 tanggal 06 November 2001.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil análisis dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),

Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Februari 2014

Arah dan Kecepatan Angin : Barat-barat Laut, 8.9 – 17.9 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Timur 8.7 – 15.9 Cm/dt

Cuaca : Berawan banyak dan hujan ringan

Disertai badai guntur Jarak Penglihatan : 3.0 – 5.0 Mil

Tinggi Gelombang : Utara 0.9 M – 1.5/1.9 M

b. Berdasarkan keterangan Tersangkut Nakhoda didalam BAPP pada saat kejadian cuaca buruk

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima. 3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

(8)

a. Tentang Muatan.

Sesuai Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) yang dibuat oleh Nakhoda KM. Pilar Kalimantan (Murdianto) hari Senin tanggal 14 Januari 2013 di Kantor Pelabuhan Indramayu dan Berita Acara Pemeriksaan

Pendahuluan (BAPP) Nomor. KL.109/01/UPP.Im13 tanggal 14 Januari 2013 terhadap Nakhoda KM. Pilar Kalimantan (Murdianto)

menyatakan bahwa saat kejadian KM. Pilar Kalimantan dalam keadaan tidak ada muatan (nihil).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan KM. Pilar Kalimantan dapat diterima.

b. Tentang Stabilitas Kapal.

Sebelum kejadian kecelakaan, kapal kondisi terapung, tegak dan normal (stabilitas positif), setelah kejadian kapal mengalami Kandas. 4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

KM. Pilar kalimantan sedang berlabuh jangkar tidak sedang bernavigasi dan berolah gerak.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa pada saat kejadian kapal tidak sedang bernavigasi dan tidak sedang berolah gerak. 5. Tentang Sebab Terjadinya peristiwa.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan organisasi mengenai Kandasnya KM. Pilar Kalimantan tersebut, maka penyebab terjadinya kandas adalah sebagai berikut :

a. KM. Pilar Kalimantan ketika berlabuh jangkar 3 (tiga) segel di air kapal dalam keadaan kosong sehingga rantai jangkar menggantung lebih kurang 1 (satu) segel dan yang berada di dasar laut lebih kurang 2 (dua) segel, cuaca saat itu angin kencang dan ombak besar;

b. Kapal yang kosong memiliki lambung bebas diatas air cukup tinggi sehingga pengaruh angin sangat besar, ombak yang besar membuat kapal selalu oleng hal ini mengakibatkan jangkar tidak mampu menahan kapal sehingga kapal larat;

(9)

c. Ketika kapal larat seharusnya Nakhoda menambah panjang rantai jangkar atau melego jangkar yang satunya untuk membantu menahan kapal, tetapi hal ini tidak dilakukan oleh nakhoda sehingga kapal larat (hanyut) terus sampai kandas pada posisi 06° - 15,12´- S / 108° - 19,21´-T.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kandasnya KM. Pilar Kalimantan disebabkan kesalahan Tersangkut Nakhoda pada saat kapal berlabuh jangkar tidak melakukan pengamatan terhadap perubahan cuaca dan posisi kapal dengan baik.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Dalam kecelakaan kapal kandasnya KM. Pilar Kalimantan tidak ada upaya penyelamatan dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda dapat diterima. 7. Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kandasnya KM. Pilar Kalimantan, pada tanggal 04 Januari 2013, pukul

11.40 WIB, di Perairan sebelah Utara Indramayu pada posisi 06° - 15,12´- S / 108° - 19,21´-T, maka beban tanggung jawab

terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

Tersangkut Nakhoda KM. Pilar Kalimantan dipersalahkan dalam menjaga keselamatan kapal ketika berlabuh jangkar, tidak melakukan pengamatan dan usaha untuk mencegah terjadinya kapal larat dan kandas.

Dengan demikian mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tersangkut Nakhoda KM. Pilar Kalimantan dinilai telah lalai tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship) sesuai ketentuan pasal 342 KUHD.

8. Tentang Hal-hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan. a. Hal Yang Meringankan.

Tidak ada.

b. Hal Yang Memberatkan.

Tersangkut Nakhoda tidak hadir dalam 2 (dua) panggilan persidangan.

(10)

D. Putusan.

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang–undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa Mahkamah Pelayaran telah memanggil Tersangkut Nakhoda secara patut dan layak dengan surat panggilan pertama Nomor MP.101/36/02/MP-2014, tanggal 04 Februari 2014 dan surat panggilan kedua Nomor Nomor MP.101/57/02/MP-2014, tanggal 25 Februari 2014, namun Tersangkut Nakhoda telah tidak hadir dalam sidang dan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dilaksanakan secara in absensia. II. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Pilar Kalimantan, pada tanggal

04 Januari 2013, pukul 11.40 WIB, di Perairan sebelah Utara Indramayu disebabkan karena Nakhoda pada saat kapal berlabuh jangkar tidak melakukan pengamatan terhadap perubahan cuaca dan posisi kapal dengan baik.

III. Menghukum Tersangkut Nakhoda KM. Pilar Kalimantan, bernama Murdianto, tanggal lahir 15 Agustus 1982, memiliki sertifikat keahlian Pelaut ANT V, Nomor 6200430957N52206, Tahun 2006, dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di Kapal-kapal Niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 2 (dua) bulan.

IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

(11)

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa tanggal 22 Juli 2014 dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis, Sekretaris Majelis, dan tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua :... Capt. Supardi, M. M., M. Mar.

Anggota :... Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

Anggota :... Rusman Hoesien, ATT I., M. Sc.

Anggota :... Ir Budi Prasetyo

Anggota :... Muryamtini, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Karya lain yang juga bisa dikatakan sebagai kajian dari sudut sastra yang berupaya menelusuri karya-karya Chairil Anwar juga ditulis oleh Arif Budiman,

Selain itu masih kuatnya stereotype masyarakat bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya akan bekerja di dapur sesuai dengan

Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang lingkup atau batasan kajian yang telah ditentukan, dimana pihak responden yang memberikan pendapat atau pandangan terhadap

Dalam surveilan keamanan pangan pada rantai pangan, dilakukan pengamatan dari hulu ke hilir dengan pertimbangan bahwa meskipun pangan merupakan sasaran utama,

Telah dapat dibuat suatu aplikasi untuk simulasi tata-letak departemen berorientasi proses sebagai bagian dari sistem informasi manufaktur yang memiliki kemampuan untuk

Berdasarkan pelbagai cabaran yang dinyatakan di atas, antara strategi yang boleh dan telah dirancang oleh pihak kerajaan untuk mengatasi permasalahan yang timbul ialah

Saran Dalam Tugas Akhir ini, saya ingin menyarankan agar di kemudian hari kelak, saya dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik pemilihan desain

Jika terdapat departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih salah satu yang memiliki lebih banyak nilai A (tingkat hubungan pada