• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

10

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support

System ( DSS )

Salah satu aspek dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah keputusan itu sendiri. Keputusan merupakan suatu pilihan dari berbagai macam alternatif yang diambil berdasarkan kriteria dan alasan yang rasional. Proses pengambilan keputusan sering disebut juga sebagai penyelesaian suatu masalah. Vercellis (2009: 24) menggambarkan proses pengambilan keputusan atau penyelesaian masalah dengan diagram alir berikut ini.

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pengambilan Keputusan (Vercellis, 2009: 24) Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa suatu keputusan diambil berdasarkan alternatif yang ada dengan berpatokan pada kriteria yang telah ditentukan.

(2)

Jenis - jenis keputusan menurut Herbert A. Simon (2001) :

a. Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.

b. Keputusan Tak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini.

Tahap - tahap pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon (2001) :

a. Kegiatan Intelijen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.

b. Kegiatan Merancang, menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.

c. Kegiatan Memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.

d. Kegiatan Menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.

Menurut Kusrini, M.Kom bahwa Decision Support System merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data1. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Adapun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan aplikasi interaktif berbasis komputer yang mengkombinasikan data dan model matematis untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam menangani suatu masalah.

1

Kusrini, M.Kom., “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Penerbit Andi, 2002, hal. 15-16

(3)

Vercellis (2009: 36) menyebutkan bahwa ada tiga aspek utama dalam SPK yaitu data, model matematis dan antarmuka pengguna.

Aspek pertama yaitu data. Data yang digunakan dalam SPK adalah data yang diambil dari data warehouse pada organisasi tersebut. Terkadang data yang dipakai berupa data mart, yakni data dari data warehouse yang telah dikategorikan berdasarkan kebutuhan organisasi. Hal tersebut secara tidak langsung menegaskan bahwa data warehouse merupakan fondasi dalam SPK.

Gambar 2.2 Struktur Utama SPK ( Vercellis, 2009 : 36 )

Aspek kedua yaitu model matematis, merupakan bagian untuk menganalisis data yang berada di data warehouse. Model matematis ini dapat berupa analisis statistika yang biasa digunakan dalam mengolah data. Model matematis ini berfungsi untuk merubah data menjadi informasi dan knowledge yang berguna untuk pengambilan keputusan.

(4)

Aspek ketiga adalah antarmuka pengguna (user interface). Aspek ini merupakan aspek yang secara langsung dilihat dan berinteraksi dengan end user atau dalam hal ini pemegang keputusan. Data yang ditampilkan harus memberikan informasi yang valid, reliable, dan dapat mendukung untuk pengambilan keputusan. Agar dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan, data yang ditampilkan biasanya menggunakan berbagai jenis grafik, animasi, atau peta yang berguna untuk melengkapi data yang ada.

Konsep sistem pendukung keputusan, antara lain :

a. Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.

b. Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap Simon.

c. Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon.

(5)

2.1.1 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :

a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada

management by perception.

b. Adanya interface manusia atau mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan.

c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.

d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

e. Memiliki subsistem - subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.

f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

2.1.2 Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan

Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kemampuan teknis sistem pendukung keputusan, antara lain : 1. Subsistem Manajemen Basis Data

Subsistem data merupakan bagian yang menyediakan data – data yang dibutuhkan oleh Base management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri merupakan susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data – data

(6)

yang merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan.

Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan, antara lain :

a. Mampu mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data.

b. Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah.

c. Mampu menangani data personal dan non ofisial, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan.

d. Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas.

2. Subsistem Manajemen Model

Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan alternative solusi. Integrasi model – model dalam Sistem Informasi Manajemen yang berdasarkan integrasi data – data dari lapangan menjadi suatu Sistem Pendukung Keputusan.

Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :

a. Mampu menciptakan model – model baru dengan cepat dan mudah.

b. Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai.

(7)

c. Mampu menghubungkan model – model dengan basis data melalui hubungan yang sesuai.

d. Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan

database manajemen.

3. Subsistem Dialog

Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain :

a. Bahasa Aksi (The Action Language)

Merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada.

b. Bahasa Tampilan (The Display or Presentation Langauage)

Merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan – tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan – masukan yang telah dilakukan.

(8)

c. Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base Language)

Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan.

2.1.3 Pengertian Diskon Promosi

Diskon adalah potongan harga produk/barang yang dijual dengan potongan harga special biasanya di keluarkan oleh sebuah perusahaan2. Diskon merupakan langkah memberikan potongan harga terhadap produk atau barang yang dijual. Potongan harga ini biasanya diambil dari laba kotor yang diperoleh bukan dari laba bersih sehinggga berapapun besarnya potongan harga

special tidak mengurangi harga dasar .

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya 3 . Dengan adanya promosi perusahaan mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Jadi diskon promosi adalah upaya menawarkan produk atau jasa dengan potongan harga.

Tujuan pemotongan diskon promosi, antara lain :

a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial. b. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba.

2

http://chipshoes.blogspot.com/2012/05/super-diskon-indonesia.html

(9)

c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan. d. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.

e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing. f. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

2.1.4 Metode SAW ( Simple Additive Weighting )

Metode SAW merupakan metode yang paling dikenal dan paling banyak digunakan orang untuk membantu dalam mengambil sebuah keputusan, karena metode ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot, konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari

rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut4. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subjektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif dan objektif. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perangkingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitugan sangat singkat.

(10)

2.1.5 Proses dan Langkah Penyelesaian Metode SAW

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan ( X ) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Langkah – langkah penyelesaian metode SAW :

a. Menentukan kriteria – kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

b. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

c. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria ( Ci ), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut sehingga di peroleh matriks ternormalisasi R.

d. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik ( Ai ) sebagai solusi.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :

          (cost) biaya atribut adalah j jika (benefit) keuntungan atribut adalah j ij ij i ij i ij ij x x Min jika x Max x r

(11)

Keterangan :

Rij = Nilai rating kerja ternormalisasi

Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria

i

Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i

benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik

cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i = 1, 2, . . . , m dan j = 1, 2, . . ., n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif ( Vi ) diberikan sebagai :

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

n j ij j i

w

r

V

1

(12)

2.1.6 Contoh Studi Kasus Perhitungan

Metode SAW akan disampaikan contoh dengan kriteria yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan persyaratan beasiswa secara umum. Adapun kriteria yang telah ditentukan yaitu Usia (C1), Jumlah penghasilan orangtua (C2), Kelas (C3), Jumlah tanggungan orangtua (C4), Jumlah saudara kandung (C5), Nilai rata – rata raport (C6).

2.1.6.1 Kriteria Usia

Kriteria usia merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Tabel 2.1 Kriteria Usia Usia (C1) Nilai C1 <= 9 Tahun 0,25 C1 <= 10 Tahun 0,5 C1 <= 11 Tahun 0,75 C1 <= 12 Tahun 1

2.1.6.2 Kriteria Jumlah Penghasilan Orangtua

Kriteria penghasilan orangtua merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah penghasilan tetap maupun tidak setiap bulannya.

(13)

Tabel 2.2 Kriteria Jumlah Penghasilan Orangtua Penghasilan Orangtua (C2) Nilai

C2 <= 500.000 0,25 C2 > 500.000 – 1.500.000 0,5 C2 > 1.500.000 – 3.000.000 0,75

C2 > 3.000.000 1

2.1.6.3 Kriteria Kelas

Kriteria kelas merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Tabel 2.3 Kriteria Kelas Kelas (C3) Nilai 1 0 2 0,2 3 0,4 4 0,6 5 0,8 6 1

(14)

2.1.6.4 Kriteria Jumlah Tanggungan Orangtua

Kriteria jumlah tanggungan orangtua merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Tabel 2.4 Kriteria Jumlah Tanggungan Orangtua Jumlah tanggungan orangtua (C4) Nilai

C4 = 1 anak 0

C4 = 2 anak 0,25

C4 = 3 anak 0,5

C4 = 4 anak 0,75

C4 >= 5 anak 1

2.1.6.5 Kriteria Jumlah Saudara Kandung

Kriteria jumlah saudara kandung merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Tabel 2.5 Kriteria Jumlah Saudara Kandung Jumlah saudara kandung (C5) Nilai

C5 = 1 anak 0

C5 = 2 anak 0,25

C5 = 3 anak 0,5

C5 = 4 anak 0,75

(15)

2.1.6.6 Kriteria Rata – Rata Nilai Raport

Kriteria rata – rata nilai raport merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Tabel 2.6 Kriteria Rata – Rata Nilai Raport Rata – rata nilai raport (C6) Nilai

C6 <= 60 0

C6 > 60 – 70 0,25 C6 >70 – 80 0,5 C6 > 80 – 90 0,75

C6 > 90 1

2.1.7 Analisis Perhitungan Simple Additive Weighting (SAW)

Untuk menerapkan metode SAW (Simple Additive Weighting), maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

C1 : Usia

C2 : Jumlah penghasilan orangtua C3 : Kelas

C4 : Jumlah tanggungan orangtua C5 : Jumlah saudara kandung C6 : Nilai rata – rata raport

(16)

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. Tabel 2.7 Tabel Rating Kecocokan Alternatif Setiap Kriteria

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jenny 12 Rp 1.300.000 5 5 5 75 Bakir 11 Rp 700.000 4 3 3 85 Arul 9 Rp 2.000.000 2 2 2 60

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

Keterangan :

Rij = Nilai rating kerja ternormalisasi

Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria

i

Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i

benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik

cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik

          (cost) biaya atribut adalah j jika (benefit) keuntungan atribut adalah j ij ij i ij i ij ij x x Min jika x Max x r

(17)

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i = 1, 2, . . . , m dan j = 1, 2, . . ., n.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternative terbaik (Ai) sebagai solusi.

Contoh Kasus Permohonan Beasiswa5

Berdasarkan banyaknya siswa yang mengajukan permohonan beasiswa, maka diambil tiga orang sebagai contoh untuk penerapan metode Simple

Additive Weighting (SAW) dalam penentuan penerima beasiswa. Ada 7 kriteria

yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap penyeleksian calon penerima beasiswa, yaitu :

C1 = Usia

C2 = Jumlah penghasilan orangtua C3 = Kelas

C4 = Jumlah tanggungan orangtua C5 = Jumlah saudara kandung C6 = Nilai rata – rata raport

5 http://Unikom.ac.id

n j ij j i

w

r

V

1

(18)

Keterangan :

Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut : C1 = 0.3 ; C2 = 0.1 ; C3 = 0.1 ; C4 = 0.1 ; C5 = 0.1 ; C6 = 0.3.

Ada tiga siswa yang menjadi kandidat, yaitu : A1 = Jenny

A2 = Bakir A3 = Arul

Tabel nilai alternatif di setiap kriteria :

Tabel 2.8 Tabel Rating Kecocokan Setiap Kriteria

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jenny 1 0,5 0,8 1 1 0,5 Bakir 0,75 0,5 0,6 0,5 0,5 0,75 Arul 0,5 0,5 0,6 0,25 0,25 0,25

(19)

Normalisasi :

A. Untuk siswa termasuk dalam atribut biaya (cost), karena semakin kecil maka dianggap semakin baik.

Jadi :

B. Untuk jumlah penghasilan orangtua termasuk ke dalam atribut biaya (cost), karena semakin kecil nilai maka dianggap semakin baik.

Jadi :

C. Untuk kelas termasuk ke dalam atribut biaya (cost), karena semakin kecil nilai maka dianggap semakin baik.

(20)

D. Untuk jumlah tanggungan orangtua termasuk ke dalam atribut keuntungan (benefit), karena semakin besar nilai maka dianggap semakin baik.

Jadi :

E. Untuk jumlah saudara

kandung termasuk ke dalam atribut keuntungan (benefit), karena semakin besar nilai maka dianggap semakin baik.

Jadi :

F. Untuk nilai rata – rata raport termasuk ke dalam atribut keuntunggan (benefit), karena semakin besar nilai maka dianggap semakin baik.

(21)

Matrik R :

Proses perangkingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan :

W = [ 0,5 0,75 0,8 0,5 0,5 0,75 ]

Hasil yang diproses adalah sebagai berikut :

V1 = (0,5)(0,5) + (0,75)(1) + (0,8)(0,75) + (0,5)(1) + (0,5)(1) + (0,75)(0,67) = 0,25 + 0,75 + 0,6 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 3,1025 V2 = (0,5)(0,67) + (0,75)(1) + (0,8)((1) + (0,5)(0,5) + (0,5)(0,5) + (0,75)(1) = 0,335 + 0,75 + 0,8 + 0,25 + 0,25 + 0,75 = 3,135 V3 = (0,5)(1) + (0,75)(1) + (0,8)(1) + (0,5)(0,25) + (0,5)(0,25) + (0,75)(0,3) = 0,5 + 0,75 + 0,8 + 0,125 + 0,125 + 0,225 = 2,525

Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 (Bakir) adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik.

(22)

Tabel 2.9 Pilihan Alternatif Terbaik

2.2 Tool Perancangan

Pada perancangan laporan skripsi ini penyusun menggunakan tool atau alat bantu sebagai berikut :

2.2.1 Bagan Alir Informasi

Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan atau urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.

2.2.2 Flowchart

Flowchart merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang

menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah6.

6 http://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_alir Nama Usia Siswa Penghasilan ORTU Kelas Tanggung an ORTU Jumlah Saudara Kandung Nilai rata-rata raport Hasil Akhir Bakir 0,75 0,5 0,6 0,5 0,5 0,75 3,135 Jenny 1 0,5 0,8 1 1 0,5 3,102 Arul 0,5 0,5 0,6 0,25 0,25 0,25 2,525

(23)

Simbol-simbol yang biasa digunakan dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

a. Flow Direction Symbols

Flow Direction Symbols biasanya digunakan untuk menghubungkan simbol

yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini sering disebut juga sebagai garis penghubung (connecting line).

b. Processing Symbols

Proccessing Symbols adalah simbol yang digunakan untuk menunjukkan jenis

operasi pengolahan dalam suatu proses atau prosedur. c. Input atau Output Symbols

Input atau Output Symbols adalah simbol yang menunjukkan jenis peralatan

yang digunakan sebagai media input atau output.

2.2.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram merupakan alat yang digunakan untuk

menggambarkan arus data di dalam sebuah sistem dengan terstruktur dan jelas. Pada Data Flow Diagram terdapat tingkatan yaitu :

2.2.3.1 Diagram Konteks

Diagram Konteks merupakan diagram aliran data dan sebuah informasi yang menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan menggambarkan proses dalam suatu sistem secara keseluruhan7.

(24)

2.2.3.2 Diagram Zero ( Overview Diagram )

Diagram Zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari Data

Flow Diagram atau diagram yang yang berada pada level 1 yang menggambarkan

proses utama dari sistem dan didalamnya terdiri dari hubungan antar sumber, aliran data dan simpanan data.

2.2.3.3 Diagram Rinci

Diagram Rinci merupakan diagram yang menggambarkan proses secara lebih rinci lagi dan sudah tidak dapat diuraikan lagi.

2.2.4 Entity Relation Diagram

Adapun komponen ERD sebagai berikut:

a. Entity (Entitas) merupakan objek didalam sistem nyata atau abstrak dimana terdapat data entity (entitas) diberi nama dengan kata benda dan secara umum dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama adalah orang, benda, lokasi kejadian (terdapat unsur waktu didalamnya). b. Relationship (relasi) menunjukkan hubungan diantara sejumlah entitas

yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

c. Atribut secara umu sifatnya karakteristik dari tiap entity maupun tiap

(25)

2.2.5 Database Relationship

Database Relationship menunjukkan hubungan dari file-file database yang

digunakan dalam sistem yang dirancang. Penggambaran database relationship dilakukan setelah proses normalisasi. Ada tiga kemungkinan tingkat hubungan yang ada untuk menggambarkan relasi atribut dalam suatu file yaitu:

a. Relasi satu ke satu ( one to one )

Suatu kejadian pada entitas yang pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

b. Relasi satu ke banyak ( one to many )

Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

c. Relasi banyak ke banyak ( many to many )

Tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dari sisi yang kedua.

2.3 Tool Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam pembuatan program ini penyusun menggunakan sistem operasi

Windows XP dan bahasa pemorgraman Borland Delphi 6.0 serta Microsoft Access

(26)

2.3.1 Sistem Operasi Microsoft Windows XP

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara

user dengan perangkat keras komputer. Sistem operasi digunakan untuk

mengeksekusi program user dan memudahkan menyelesaikan permasalahan user. Selain itu dengan adanya sistem operasi membuat sistem komputer nyaman digunakan. Sistem operasi mempunyai tujuan untuk menggunakan perangkat keras komputer secara efisien dan bertugas untuk melakukan kontrol dan koordinasi penggunaan perangkat keras pada berbagai program aplikasi untuk

user – user yang berbeda.

Microsoft Windows XP merupakan salah satu sistem operasi komputer

yang paling banyak digunakan. Mungkin faktor penggunaan yang sangat mudah dan dengan tampilan interface yang cantik. Microsoft Windows XP merupakan generasi perkembangan dari versi-versi windows sebelumnya dengan lebih banyak penambahan fasilitas-fasilitas dan fitur-fitur baru. Penggunaan dari Microsoft

Windows XP sendiri tidak jauh beda dengan penggunaan windows versi

sebelumnya, akan tetapi hanya ada perbedaan sedikit letak fitur serta penambahan fitur-fitur baru. Dalam Windows XP pengaturan dan koneksi khususnya untuk jaringan lebih gampang dan mudah serta fasilitas untuk pendeteksian peripheral komponen - komponen tambahan yang diikutsertakan dalam komputer sudah semakin lengkap. Sebagai contoh pendeteksian perangkat yang menggunakan

Universal Serial Bus ( USB ) lebih gampang tanpa menginstal driver dari

(27)

Gambar 2.3 Tampilan Destop Windows XP

2.3.2 Borland Delphi 6.0

Penyusun memilih menggunakan bahasa pemrograman Delphi 6.0

dikarenakan Borland Delphi 6.0 memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu: a. Borland Delphi 6.0 mempunyai desain yang user friendly terhadap para

programmer yang beginner.

b. Memiliki kecepatan kompilasi yang cepat.

c. Mempunyai komponen yang sangat komplek untuk pembuatan software aplikasi sampai database.

(28)

e. Sangat mudah untuk membuat koneksi ke berbagai aplikasi database, misalnya BDE, Access, MySQL, SQL Server, Oracle, dan database lainnya.

Gambar 2.4 Tampilan Borland Delphi 6.0

2.3.3 Microsoft Access

Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi basis data komputer

relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan, perusahaan kecil dan perusahaan menengah. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet

Database Engine dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga

memudahkan pengguna.

Beberapa kelebihan dari Microsoft Access adalah sebagai berikut:

a. Aplikasi ini mudah dikembangkan baik untuk kalangan pemula maupun untuk kalangan professional.

(29)

b. Microsoft Access memungkinkan pengembangan yang relatif cepat karena semua table database, query, form dan report disimpan dalam berkas basis datanya sendiri.

c. Microsoft Access memiliki kompatibilitas dengan bahasa pemrograman SQL.

Gambar 2.5 Tampilan Microsoft Access

2.4 Sejarah singkat PT. Selatanindo Bintan Mandiri.

PT.Selatanindo Bintan Mandiri berdiri pada tanggal 08 Agustus 2005 , PT.Selatanindo Bintan Mandiri dikelola oleh Bapak Ronald. PT.Selatanindo Bintan Mandiri mempunyai beberapa team marketing, antara lain :

a. Team Oreo Marketing. b. Team Biskuat Marketing. c. Team SGM Indonesia.

(30)

2.4.1 Visi dan Misi PT.Selatanindo Bintan Mandiri

Visi :

Menjadi perusahaan distributor yang paling sukses dan dihormati di kawasan Asia Tenggara dengan memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikkan Produk.

Misi :

a. Secara berkesinambungan menyediakan produk yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan konsumen melalui program pemarasan yang terbaik.

b. Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan konsumen.

2.4.2 Struktur Organisasi PT. Selatanindo Bintan Mandiri

(31)

2.4.3 Penjelasan fungsi dan tugas struktur organisasi

1. Manager

PT.Selatanindo Bintan Mandiri dipimpin oleh seorang manager dan sekaligus merangkap sebagai pemilik dari perusahaan. Dan bertugas mengikuti perkembangan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dan secara teratur melakukan pengawasan serta memberikan nasihat mengenai pelaksanaan yang diperlukan oleh setiap bagian. Secara lebih rinci tugas, wewenang dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan garis besar kebijakkan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang yang harus dilaksanakan.

b. Memegang pimpinan tertinggi dalam PT.Selatanindo Bintan Mandiri.

c. Menyetujui dan menolak kebijakan yang akan diambil oleh tenaga kerja.

d. Mengawasi kerja para tenaga kerja serta memberikan petunjuk. e. Merencanakan peningkatan pemasaran dan memonitor usaha

peningkatan penjualan dan pembelian produk.

f. Memotivasi dan memelihara suasana kerja yang baik dalam upaya peningkatkan produktifitas kerja.

2. Bagian Supervisor

a. Bertanggungjawab kepada manager mengenai strategi pemasaran produk

(32)

b. Membuat program promosi produk .

c. Merencanakan, menempatkan dan mengkoordinir prosedur pemasaran yang memadai serta menunjang pengendalian intern perusahaan.

d. Menganalisa minat konsumen terhadap kebutuhan produk.

e. Bertanggungjawab terhadap kegiatan penyelenggaraan penjualan produk.

f. Berusaha agar tingkat penjualan dan pembelian sesuai dengan target yang ditentukan manager.

3. Bagian Salesman

a. Bertanggungjawab terhadap kegiatan penjualan produk. b. Bertanggungjawab kepada Supervisor.

c. Bertanggungjawab terhadap omzet yang telah diberikan oleh

Supervisor.

d. Mengetahui fungsi dan keunggulan produk. 4. SPG ( Sales Promotion Girl )

a. Menawarkan dan memberikan informasi tentang produk yang dijual. b. Mengatur dan merapikan display produk.

c. Menangani keluhan dari pelanggan. 5. Bagian Kepala Accounting

a. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang perusahaan yang didukung oleh bukti – bukti sah.

(33)

c. Membuat laporan keuangan. d. Menghitung gaji tenaga kerja. 6. Bagian Administrasi

a. Menyusun dan mengawasi pelaksanaan dan pembelian dan penjualan kendaraan guna mendukung proses penjualan dan pembelian.

b. Membuat laporan penjualan dan pembelian. c. Mencetak Faktur penjualan.

7. Kepala Gudang

a. Memotivasi dan mengawasi kinerja staff gudang, helper dan supir. b. Mengecek barang yang akan dinaikan ke mobil box.

8. Staff Gudang

a. Bertanggungjawab atas barang mendekati kadaluarsa.

b. Bertanggungjawab atas pengambilan barang sesuai dengan faktur penjualan.

c. Bertanggungjawab atas stok. 9. Helper

a. Bertanggungjawab atas pengecekan barang kedalam mobil.

b. Bertanggungjawab atas pengecekan barang yang diantar ke tempat pelanggan.

10. Supir

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pengambilan Keputusan (Vercellis, 2009: 24)  Berdasarkan  diagram  tersebut  dapat  dijelaskan  bahwa  suatu  keputusan  diambil  berdasarkan  alternatif  yang  ada  dengan  berpatokan  pada  kriteria  yang  telah ditentukan
Gambar 2.2 Struktur Utama SPK ( Vercellis, 2009 : 36 )
Tabel 2.4 Kriteria Jumlah Tanggungan Orangtua  Jumlah tanggungan orangtua (C 4 )  Nilai
Tabel 2.7 Tabel Rating Kecocokan Alternatif Setiap Kriteria
+6

Referensi

Dokumen terkait

Setelah membuat spesifikasi kebutuhan sistem, penulis melakukan proses pengembangan sistem rekomendasi / sistem pendukung keputusan mulai dari proses pengambilan

Permusyawaratan Desa (BPD). Perubahan lainnya dalam Undang-undang ini adalah penambahan masa jabatan kepala desa, dari lima tahun menjadi enam tahun. Sedangkan camat tidak

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini

ga disimpulkan bahwa elongation anyaman benang arah vertikal dari kantong semen berlaminasi sandwich kraft Tipe 104/ 9.9/900/30µc hasil produksi bulan Juli sampai September

Pengamatan kemunculan spesies gulma dilakukan dengan menghitung setiap spesies di semua petak pengamatan pada setiap minggu, mulai tanaman cabai merah berumur 1

Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu pembelajaran yang berharga terutama dalam memperbaiki cara berpikir penulis yang berhubungan dengan prosedur

Hasil penelitian karakteristik permainan bolavoli tim putera dan tim puteri Proliga 2012 di Gresik diperoleh (1.a) Rata- rata waktu yang dibutuhkan dalam satu pertandingan dari

Keamanan pada kamar tidur Keamanan sirkulasi kamar tidur tidak terpenuhi dikarenakan satu kamar di isi dengan 4 orang dengan tempat tidur tingkat dengan ukuran 1x2 meter dan