• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin 1 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)

Vol. 5, No. 3, September - Desember 2020

ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak )

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin

SMK N 7 Jakarta, Provinsi DKI Jakarta [email protected]

*Diterima September 2020, disetujui Oktober 2020, dipublikasikan November 2020

Abstract

The following research is based on the existence of students who have difficulty writing reports on the internship results, this can be viewed from the indicators that have been set by the school, by stating that the quality of reports made is still low. Based on this, related research integrates project-based learning methods that are specialized in learning to write Prakerin reports, this aims to determine an increase in learning outcomes in the application of project-based learning methods on the Prakerin report writing skills of students of SMKN XII Jakarta Even Semester Academic Year 2013/2014. This study used a Classroom Action Research (CAR) design with a cycle model. Actions are applied in two cycles, with each cycle covering four stages of activity, namely, planning, action, observation, and reflection. The results of the related research, namely, an increase in the ranking of learning that has been set by the school. As the percentage of the process shows that in cycle I the average value of activity and student participation in learning shows the number 61 in basic conditions, and increases to 65.5 in cycle I and becomes 80.83 in cycle II. While observations on the value of student internship reports also showed an increase from 59.25 in the basic conditions to 67.5 in the first cycle and 81.5 in the second cycle. This means that two cycles of action show that the objectives of classroom action research can be achieved. Key Words: writing skills; internship report; project based method

(2)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin Abstrak

Berdasarkan pengalaman pembelajaran selama beberapa tahun, sebagian besar siswa/peserta didik mengalami kesulitan dalam menulis laporan hasil Prakerin. Indikatornya adalah kualitas laporan prakerin yang mereka tulis masih rendah. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek, khususnya untuk pembelajaran menulis laporan prakerin. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menulis Laporan Prakerin dengan metode pembelajaran berbasis Proyek. ini mengambil subyek kelas XII Multi Media -1 dan kelas XII Multimedia-2 SMK Negeri 7 Jakarta yang terdiri dari 59 siswa, yang dilaksanakan menjelang dan pada saat para siswa melakukan praktik kerja industri (prakerin). Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil observasi terhadap nilai rata-rata aktivitas dan peran serta siswa dalam pembelajaran menunjukan angka 61 pada kondisi dasar, dan meningkat menjadi 65,5 pada siklus I serta menjadi 80,83 pada siklus II. Sedang observasi terhadap nilai laporan prakerin siswa juga menunjukkan peningkatan dari 59,25 pada kondisi dasar menjadi 67,5 pada siklus I dan 81,5 pada siklus II. Artinya dengan dua siklus tindakan menunjukan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas dapat tercapai.

© 2020 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter

Kata Kunci: Keterampilan Menulis; Menulis Laporan; Pembelajaran Berbasis Proyek.

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit.

Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi peranannya dalam kehidupan manusia sangat penting dalam masyarakat sepanjang zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis. Bahkan, Tarigan (2015:44) menyatakan bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.

Akan tetapi, disayangkan, kenyataan dewasa ini pembelajaran menulis khususnya di SMK belum menggembirakan. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah karena metode pengajaran menulis kurang efektif. Banyak kalangan menilai pengajaran menulis dewasa ini sangat terlantar.

Uraian di atas mengisyaratkan, bahwa dewasa ini dibutuhkan pembenahan serius dalam pengajaran menulis, meskipun dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan siswa dalam menulis. Namun, diakui bahwa peranan guru sangat menentukan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif serta memiliki kemampuan yang memadai dalam merancang pembelajaran menulis, terutama menyangkut teknik dan strategi yang digunakan. Kenyataannya, dewasa ini pendekatan yang digunakan dalam pengajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di sekolah adalah pendekatan tradisional yakni mengajar siswa secara langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu. Siswa disuruh mengembangkan kerangka, dan sebagainya dengan penekanan pada hasil tulisan. Strategi semacam ini menjadi kendala bagi pengembangan keterampilan menulis siswa. Hal tersebut diakibatkan karena siswa tidak terbiasa

(3)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin 3 mengkaji secara langsung permasalahan yang hendak ditulis. Akibatnya, siswa terbentur dalam menuliskan materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, pada hakikatnya, kemampuan menulis siswa sangat bergantung kepada penguasaan hal yang hendak ditulis.

Berdasarkan uraian di atas, maka guru harus kreatif dalam memilih strategi pembelajaran menulis, tidak terpaku dengan minimnya waktu yang disediakan dan tuntutan target kurikulum. Akan tetapi, harus sejalan dengan tujuan pembelajaran menulis, yaitu agar siswa terampil mengkomunikasikan idenya secara tertulis melalui suatu proses menyeluruh yang bermakna, yang tentunya membutuhkan suatu proses latihan yang memadai dan kontinu. Dalam pelaksanaan program pendidikan yang baik dibutuhkan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dalam bidang ilmu pendidikan tertentu (Riani, N., & Supraptono, E, 2016).

Terkait dengan masalah penyiapan siswa memasuki dunia kerja, SMK Negeri 7 Jakarta mengambil kebijakan untuk memberlakukan kewajiban Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra sekolah, bagi seluruh siswa kelas XII. Setelah selesai Prakerin, siswa diwajibkan menyusun sebuah Laporan. Kedua kegiatan tersebut, yaitu melakukan Prakerin dan menyusun laporan adalah upaya nyata memberikan ketrampilan vokasional bagi para siswa.

Namun seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa kemampuan menulis para siswa masih rendah, sehingga kualitas laporan yang mereka buat juga belum menggembirakan, suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap siswa, termasuk siswa kelas XII di SMKN 7 Jakarta . Kemampuan yang menjadi tuntutan tersebut, yaitu menulis laporan formal yang disusun oleh peserta didik selama melakukan kegiatan minimal 4 bulan sampai 6 bulan. Dalam makalah ini penulis hanya menekankan pada laporan formal yang dilakukan peserta didik setelah Prakerin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menulis Laporan Prakerin dengan metode pembelajaran berbasis Proyek.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) atau PJBL adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran jenis ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui

PJBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan

membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subyek (materi) dalam kurikulum.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten atau materi pembelajaran dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, sehingga hal ini akan bermanfaat dalam rangka meningkatkan fokus perhatian dan usaha peserta didik.

Untuk itu proses pembelajaran harus dibuat lebih menarik, dengan membuat suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti : traditional class (teori),

discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas

mandiri), circle (presentasi). Atau membuat suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada model pembelajaran Project Based Learning.

(4)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

4

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin

Penilaian pembelajaran dengan metode Project Based Learning harus diakukan secara menyeluruh terhadap Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.

Laporan dapat pula berarti penyampaian informasi yang bersifat faktual tentang suatu masalah secara perorangan atau kelompok, badan atau dinas tertentu, kepada pihak tertentu (Hasnun 2006:83). Menurut Ibrahim (2008:1) laporan ialah suatu wahana penyampaian laporan, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Penulisan laporan merupakan suatu kegiatan lapangan yang didokumentasikan dalam tulisan sistematis yang dilakukan seseorang melalui praktik, baik kegiatan laboratorium maupun kegiatan perkantoran, sehingga dapat diperoleh gambaran realistis atas kegiatan tersebut (Sumarsono 2008:2).

Sumarsono (2008:3) menyatakan bahwa tujuan dari penulisan laporan adalah untuk publikasi, artinya bagaimanapun hebatnya hasil penelitian, observasi maupun praktik lapangan tidak akan lengkap tanpa menghasilkan publikasi. Kegiatan penelitian, observasi, percobaan dan praktik lapangan harus dipublikasikan, sebab dengan demikian penulis laporan baik yang senior maupun pemula dapat menilai atau membuktikan kemurnian atau keasliannya data dan hasil penelitian, observasi atau praktik lapangan.

Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin, 2012). Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.

METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dilakukan di SMK Negeri 7 Jakarta yang berlokasi di jalan Tenggiri No 1 Rawamangun Jakarta Timur. Secara khusus penelitian tindakan dilakukan terhadap peserta didik kelas XII yang memang dituntut untuk membuat laporan hasil Prakerin. Dimana dari hasil pengamatan dan pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar peserta didik kelas XII mengalami kesulitan dalam menyusun laporan Prakerin.

Penelitian dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014, dimulai pada bulan Januari 2014 dan berakhir pada bulan Mei 2014, dilakukan dalam 3 tahap, yaitu, Tahap Persiapan, meliputi pengajuan judul, pembuatan proprosal, penyusunan instrumen dan permohonan ijin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian, yaitu berupa tindakan yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran, serta pengamatan dan pengambilan data yang berupa penilaian Laporan Prakerin yang disusun oleh siswa dan tahap penyusunan laporan, yang meliputi pengolahan data dan penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII Multi Media -1 dan kelas XII Multi Media-2 yang terdiri dari 59 siswa. Sebagai gambaran, pada Tahun Pelajaran 2013/2014, SMK Negeri 7 Jakarta memiliki rombongan belajar sebanyak 24, yang terdiri dari kelas X, XI dan XI, masing-masing sebanyak 8 rombongan belajar, dengan siswa total sebanyak 698 siswa, dengan komposisi gender yang hampir seimbang.

3. Desain Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua tahap, yaitu 1) tahap observasi awal dan 2) tahap pelaksanaan tindakan. Tahap pertama, yaitu tahap observasi awal adalah tahapan yang berupa kegiatan sebelum pelaksanaan tindakan. Tahap observasi awal meliputi : mengidentifikasi masalah, selanjutnya mendiskusikan temuan masalah tersebut dengan rekan-rekan

(5)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin 5 guru, serta meminta saran /masukan dari Kepala Sekolah, untuk menentukan apakah masalah tersebut dapat dan boleh diangkat menjadi sebuah Penelitian Tindakan Kelas.

Sedang tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan tindakan merupakan tindakan yang dilakukan peneliti untuk menetapkan rencana tindakan, jadwal pelaksanaan tindakan, dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam tindakan, yaitu Rencana Pembelajaran, materi pembelajaran tentang menulis laporan, instrumen penilaian produk (yang berupa laporan siswa), serta komponen lain yang diperlukan.

4. Prosedur Penelitian

Skenario Tindakan yang direncanakan akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan atau implementasi tindakan , 3) Pengamatan atau observasi dan interpretasi, dan 4) Analisis dan refleksi, dimana secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Perencanaan

Pada tahapan ini, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan meliputi : menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, bahan bacaan tentang profil suatu perusahaan, panduan pembuatan laporan. Juga disiapkan panduan siswa melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin), serta menyiapkan Nota kesepahaman (MoU) dengan Perusahaan/Industri dimana para siswa kelas XII akan melakukan Prakerin. Dan sebagai alat evaluasi, dibuat instrumen penilaian laporan Prakerin yang disusun oleh peserta didik, untuk mengetahui kualitas laporan hasil Prakerin yang disusun oleh para peserta didik.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan atau implementasi tindakan, sesuai prosedur setiap pelaksanaan tindakan akan dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu : a) kegiatan awal atau pendahuluan, b) kegiatan inti dan c) kegiatan akhir.

Pada kegiatan pendahuluan, dilakukan orientasi yaitu mengkondisikan peserta didik agar siap untuk belajar baik secara psikis maupun fisik, misalnya dengan melakukan pengecekan kehadiran para peserta didik. Selanjutnya menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada tahapan ini juga dikemukakan pertanyaan apersepsi dan motivasi kepada para peserta didik. Apersepsi berupa pertanyaan yang sifatnya untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari peserta dengan materi yang akan dibahas. Misalnya untuk membahas mengenai “Laporan Hasil Prakerin”, maka dapat dilontarkan pertanyaan apersepsi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang jenis-jenis laporan. Sedang pertanyaan motivasi bersifat menggugah semangat peserta didik untuk mempelajari materi tentang “Laporan hasil Prakerin”, misalnya “Tahukah kalian, apa yang harus dilakukan oleh seorang pegawai atau pekerja industri, setelah mendapat tugas khusus dari pimpinannya ?”. Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengarahkan siswa memahami bahwa membuat laporan penting di lakukan setelah para siswa terjun di dunia kerja nanti.

c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan atau observasi, guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk aktif melaksanakan kegiatan terutama dalam kelompoknya. Dari pengamatan tersebut, setidaknya guru akan memperoleh data mengenai keaktifan peserta didik dan peran sertanya dalam kelompok, sehingga dapat menjadi bahan penilaian aspek psikhomotor dan sikap seorang peserta didik, seta bisa menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran.

Melalui pengamatan, guru juga akan dapat menilai apakah laporan hasil prakerin yang dibuat dan dipaparkan oleh kelompok adalah benar-benar hasil kerja bersama para peserta didik alam kelompok ataukah hanya hasil kerangka perorangan. Dengan demikian guru akan dapat memberikan penilaian secara lebih obyektif terhadap laporan hasil prakerin peserta didik, karena memang dalam

(6)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin

Penelitian Tindakan Kelas ini, indikator keberhasilan pembelajaran Berbasis Proyek diukur melalui kualitas laporan hasil prakerin yang dibuat oleh para peserta didik.

d. Refleksi

Kegiatan ini berupa analisis, sintesis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua data dan informasi yang berhasil diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan kelas yang telah dilaksanakan di setiap siklus. Refleksi dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari aktivitas peserta didik maupun dari hasil penilaian terhadap laporan yang dibuat oleh peserta didik pada setiap tahapan siklus.

Laporan peserta didik pada setiap siklus dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Terhadap hasil penilaian ini dilakukan refleksi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran dari setiap tahap atau siklus. Keberhasilan dinilai dari proses selama berlangsungnya pembelajaran dan hasil atau produk yang berupa laporan yang dibuat oleh para peserta didik.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang penulis gunakan untuk data atau informasi selama pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas. Sesuai dengan tujuan pelaksanaan tindakan, yaitu untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran dan keberhasilan dalam output atau hasil pembelajaran, maka penulis menggunakan dua macam instrumen yaitu :

Instrumen untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, khususnya untuk mengetahui keaktifan dan partisipasi peserta didik.

6. Indikator Keberhasilan

Indikator yang menjadi ukuran keberhasilan Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan adalah apabila kedua jenis penilaian, yaitu hasil penilaian proses pembelajaran dan hasil penilaian output / hasil pembelajaran minimal mencapai standar yang telah penulis tentukan.

Penelitian Tindakan kelas dinyatakan berhasil apabila :

1) Keberhasilan proses pembelajaran, khususnya keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran mencapai nila rata-rata ≥ 70 (dari nilai maksimal 100)

Output atau hasil pembelajaran yang berupa laporan hasil Prakerin yang disusun siswa

mencapai nilai rata-rata ≥ 70 (dari skor maksimal 100). Nilai laporan hasil prakerin menunjukan kualitas laporan yang disusun oleh peserta didik, dan kualitas laporan menunjukkan ketrampilan peserta didik dalam menulis laporan prakerin

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Siklus I

Mengadaptasi model Kemmis dan Mc Taggart, tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja : 1) perencanaan, 2).pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan atau observasi, dan 4) refleksi.

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Secara skematis, Penelitian Tindakan berdasarkan model Kemmis dan Mc Taggart dapat digambarkan sebagai berikut.

Pada siklus I, dilakukan tindakan-tindakan yang meliputi: (1). Perencanaan, pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan Rencana Pembelajaran, menyiapkan profil perusahaan sebagai bahan diskusi, menyiapkan pedoman penulisan Laporan, dan tentu saja beberapa media pembelajaran yang dibutuhkan, terutama power point yang sangat membantu ketika guru memberikan penjelasan kepada para peserta didik, (2) Pelaksanaan, tahap ini dilakukan dalam 2 (dua) kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama guru memberikan penjelasan tentang teori dan

(7)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin 7 langkah-langkah dalam menyusun Laporan, yang dilanjutkan dengan diskusi tentang penyusunan laporan. Pada pertemuan kedua, dibahas tentang profil perusahaan yang dipilih, dengan cara menayangkan Profil Perusahaan dengan menggunakan power point, guru memberikan penjelasan singkat, yang dilanjutkan dengan diskusi mendalam oleh peserta didik tentang perusahaan yang dibahas. Pertemuan ini diakhiri dengan pemberian tugas kepada para peserta didik (tugas kelompok) untuk menulis laporan tentang perusahaan yang baru selesai dibahas, dengan mengimajinasikan seolah-olah peserta didik telah melakukan praktik di perusahaan tersebut. (3) Pengamatan, dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok selama proses pembelajaran. Pengamatan/observasi juga dilakukan berupa penilaian terhadap produk / laporan yang dibuat oleh kelompok peserta didik, yang dikumpulkan oleh peserta didik dalam jangka waktu 1 minggu setelah pertemuan.

Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok selama proses pembelajaran, adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Tindakan Siklus I

NO ASPEK YANG DIAMATI RERATA NILAI

1 Keaktifan/antusias 65

2 Kontribusi terhadap kelompok 67

3 Ketrampilan berkomunikasi 66

4 Kemampuan berargumentasi 65

5 Kemampuan memimpin / mempengaruhi 62

6 Sikap tenggang rasa 68

Rata-Rata seluruh aspek 65,5

Sedang nilai rata-rata penilaian terhadap Laporan prakerin semua kelompok sebagai hasil tindakan pada Siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Penilaian Terhadap Laporan Kelompok Pada Tindakan Siklus I

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI

1 Struktur Penulisan sesuai kaidah 66

2 Ejaan sesuai EYD 72

3 Pemilihan kata-kata 70

4 Aspek kebahasaan atau penggunaan kalimat 66 5 Isi Laporan :

a. Kerunutan antar bagian b. Konsistensi isi laporan

c. Kesesuaian laporan dengan fakta

d. Kesesuaian kesimpulan dengan isi laporan

64 66 67 69

Rata-rata 67,5

Dari hasil pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, seperti yang tertera pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai aktivitas peserta didik, yaitu dari rata-rata 61 pada kondisi awal menjadi rata-rata 65,5 pada kegiatan pembelajaran siklus 1. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus 1 berhasil meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, walaupun belum sepenuhnya mencapai target yang diharapkan peneliti.

Dengan membandingkan antara tabel 4.2 dengan tabel 4.4 terlihat bahwa terdapat kenaikan rata-rata nilai hasil penilaian terhadap laporan kelompok peserta didik, yaitu dari rata-rata 59,25 pada

(8)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin

kondisi awal menjadi 67,5 pada siklus I. Artinya tindakan yang dilakukan pada siklus 1 dapat meningkatkan kualitas laporan yang dibuat oleh peserta didik.

Tindakan yang dilakukan dalam siklus I ternyata berdampak positif terhadap kedua indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan Penelitian tindakan, yaitu berhasil meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan berhasil meningkatkan kualitas laporan yang disusun oleh kelompok peserta didik. Namun demikian peningkatan yang dicapai belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh peneliti. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan siklus II.

B. Deskripsi Siklus II

Seperti halnya pada siklus I, tindakan pada siklus II juga dilakukan dalam empat langkah, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi , dan refleksi. (1). Perencanaan, berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dimana terlihat ada peningkatan aktivitas / peran serta siswa dalam pembelajaran dan kualitas laporan peserta didik, penulis melanjutkan tindakan pada siklus II, yang dimulai dari tahap perencanaan berupa : menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis proyek, serta petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik pada setiap tahapan. (2) Pelaksanaan, tahap ini dilakukan menjelang dan pada saat peserta didik melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin), dengan skenario pengambilan data untuk laporan Prakerin dilakukan tepat pada saat para peserta didik sedang melakukan Praktik Kerja Industri. Dengan kata lain Pembelajaran Berbasis Proyek dilakukan simultan dengan pelaksanaan Praktik Kerja Industri bagi peserta didik kelas XII. Sebelum melakukan prakerin, tentu semua peserta didik diberikan pengarahan-pengarahan baik dari pihak sekolah maupun dari perwakilan industri , sehingga ketika terjun melakukan praktik di industri, semua peserta didik telah memahami apa yang harus mereka kerjakan. (2) Pengamatan, hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok selama proses pembelajaran dalam siklus II, adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Tindakan Siklus II

NO ASPEK YANG DIAMATI RERATA NILAI

1 Keaktifan/antusias 82

2 Kontribusi terhadap kelompok 80

3 Ketrampilan berkomunikasi 81

4 Kemampuan berargumentasi 80

5 Kemampuan memimpin / mempengaruhi 78

6 Sikap tenggang rasa 84

Rata-rata seluruh aspek 80,83

Sedangkan observasi terhadap laporan prakerin yang disusun oleh peserta didik diperoleh nilai rata-rata Laporan kelompok sebagai hasil tindakan pada Siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Rata-Rata Nilai Laporan Kelompok Pada Tindakan Siklus II

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI

1 Struktur Penulisan sesuai kaidah 79

2 Ejaan sesuai EYD 84

3 Pemilihan kata-kata 82

4 Aspek kebahasaan atau penggunaan kalimat 80 5 Isi Laporan :

1) Kerunutan antar bagian 2) Konsistensi isi laporan

3) Kesesuaian laporan dengan fakta

4) Kesesuaian kesimpulan dengan isi laporan

84 82 81 80

(9)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin 9 Dari hasil observasi dan evaluasi terhadap aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, seperti yang tertera pada tabel 4.5, terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai aktivitas peserta didik, yaitu dari rata-rata 65,5 sebagai hasil tindakan pada siklus I menjadi rata-rata 80,83 sebagai hasil tindakan pada kegiatan pembelajaran siklus II. Sedang tabel 4.6. menunjukan bahwa nilai Laporan prakerin kelompok peserta didik juga meningkat menjadi 81,5 pada siklus II, jika dibandingkan dengan pada siklus I yang nilainya 61,5. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II berhasil meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan juga meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis laporan prakerin.

Mengingat bahwa rata-rata nilai aktivitas peserta didik dalam kelompok selama proses pembelajaran dalam siklus II sebesar 80,83 (sudah di atas target yang ditetapkan) , dan rata-rata nilai Laporan kelompok pada tindakan siklus II sebesar 81,5 (juga di atas target), maka dapat dikatakan bahwa Penelitian Tindakan ini telah berhasil pada siklus II.

Dari kegiatan Penelitian Tindakan yang telah dilakukan, terdapat 3 (tiga) kondisi yang telah diamati dan dievaluasi, yaitu : kondisi awal, tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Jika diamati rangkaian antar siklus akan terlihat keterkaitannya sebagaimana diuraikan berikut.

Pada tindakan siklus I , guru / peneliti menjelaskan / memberikan materi pembelajaran tentang Laporan, termasuk membahas Laporan prakerin. Kemudian kelompok peserta didik mendiskusikan tentang laporan, dan selanjutnya mendiskusikan tentang profil perusahaan / industri yang telah diberikan sebelumnya. Di akhir pembelajaran, kelompok peserta didik ditugasi untuk membuat laporan prakerin dan dinilai oleh Guru/peneliti.

Pada siklus II, Guru/peneliti menerapkan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) , dengan langkah-langkah yang sistematis. Pembelajaran ini dilakukan menjelang peserta didik kelas XII melakukan Prakerin, sehingga pada saat pengambilan data pada model Pembelajaran berbasis proyek, bertepatan dengan waktunya peserta didik melakukan prakerin di perusahaan. Dengan demikian, data yang diambil oleh kelompok peserta didik sebagai bahan menyusun laporan adalah data sebenarnya yang diperoleh pada saat siswa melakukan praktik. Setelah data diperoleh, kelompok peserta didik juga membuat laporan yang siap didiskusikan dalam pertemuan pembelajaran selanjutnya. Pada diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan laporan prakerinnya, dan diberikan tanggapan serta masukan oleh kelompok lain. Laporan prakerin kelompok peserta didik yang telah mengalami perbaikan, dinilai oleh Guru/peneliti.

Data-data hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam kelompok , dari ketiga kondisi penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 6. Nilai Rerata Aktivitas Peserta Didik Pada Setiap Kondisi

NO ASPEK YANG DIAMATI RERATA NILAI

Kondisi awal

Siklus I Siklus II

1 Keaktifan/antusias 60 65 82

2 Kontribusi terhadap kelompok 62 67 80

3 Ketrampilan berkomunikasi 60 66 81

4 Kemampuan berargumentasi 62 65 80

5 Kemampuan memimpin / mempengaruhi

58 62 78

6 Sikap tenggang rasa 64 68 84

Rata-Rata seluruh aspek 61 65,5 80,83

Sedang data rata-rata hasil penilaian kualitas laporan prakerin yang disusun oleh peserta didik adalah sebagai berikut.

(10)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin

Tabel 7. Nilai Rerata Kualitas Laporan Prakerin Kelompok Pada Setiap Kondisi

NO ASPEK YANG DIAMATI RERATA NILAI

Kondisi awal

Siklus I Siklus II

1 Struktur Penulisan sesuai kaidah 58 66 79

2 Ejaan sesuai EYD 68 72 84

3 Pemilihan kata-kata 60 70 82

4 Aspek kebahasaan atau penggunaan kalimat 56 66 80 5 Isi Laporan :

a. Kerunutan antar bagian b. Konsistensi isi laporan

c. Kesesuaian laporan dengan fakta

d. Kesesuaian kesimpulan dengan isi laporan

58 56 58 60 64 66 67 69 84 82 81 80 6 Rata-rata 59,25 67,5 81,5

Agar lebih mudah mengamati keterkaitan dan perkembangan aspek-aspek pengamatan antar siklus, data rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik dan kualitas laporan prakerin, diubah dalam bentuk grafik seperti berikut.

Gambar 1. Grafik Perkembangan Aktivitas Dan Kualitas Laporan Prakerin

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan pertama yaitu aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, meningkat secara gradual dari 61 pada kondisi awal menjadi 65,5 pada tindakan siklus I , dan meningkat kembali menjadi 80,83 pada tindakan siklus II. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan yang kedua yaitu kualitas laporan prakerin juga meningkat secara berkesinambungan dari 59,25 pada kondisi awal menjadi 67,5 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 81,5 pada tindakan siklus II.

Dengan mencermati data-data tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan telah dapat mencapai tujuan, mengingat bahwa nilai aktivitas peserta didik dan kualitas laporan prakerin yang dicapai pada siklus II telah melebihi standar yang ditetapkan sebagai indikator keberhasilan tindakan , yaitu ≥ 70.

Ada beberapa penelitian tentang Pembelajaran Berbasis Proyek yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Beberapa penelitian yang hasilnya relevan dengan Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan , dapat dikemukakan dalam uraian singkat berikut.

61 65,5 80,83 59,25 67,5 81,5 0 20 40 60 80 100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

P ER K EM BA NG A N AK T IVITA S SISWA DAN

KUAL ITAS L A P OR A N

(11)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin 11 Sudewi dan kawan-kawan dalam penelitian yang berjudul Penerapan Model pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas X Multimedia 3 SMK Negeri I Sukasada, menyimpulkan dua hal, pertama bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam dua siklus tindakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kedua, tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek adalah positif. Para siswa umumnya setuju dan senang dengan penerapan pembelajaran berbasis proyek sebagai salah satu model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran IPS. Melalui model pembelajaran ini siswa merasa dapat belajar, antara lain : berlatih untuk terus belajar berpikir kritis, bekerja kelompok, belajar memecahkan masalah di masyarakat, belajar mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan hasil belajar.

Penelitian lain yang berjudul Pengaruh pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kreativitas Siswa Melalui Elektroskop Sederhana, yang dilakukan oleh Dian Novita sari dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa Pembelajaran berbasis proyek mempengaruhi tingkat kreativitas siswa kelas XI Farmasi SMK Codova Margoyoso dengan membuat elektroskop sederhana.

Sedang Mukh. Farid dalam penelitian yag berjudul Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap hasil belajar siswa pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar teknik digital di SMKN 2 Surabaya, menyimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa lebih baik apabila menggunakan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) daripada menggunakan pembelajaran konvensional yang dilakukan di sekolah.

SIMPULAN

Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) secara nyata berhasil meningkatkan indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu meningkatkan aktivitas dan peran serta peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan nilai aktivitas peserta didik dari kondisi awal (tanpa tindakan) sebesar 61 (dari nilai maksimal 100), menjadi 65,5 pada siklus I (pembelajaran dengan diskusi mendalam tentang laporan ilmiah dan diskusi tentang profil perusahaan/ industri), dan meningkat kembali menjadi 80.83 pada siklus II (pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan secara simultan dengan kegiatan wajib sekolah berupa Praktik Kerja Industri yang wajib dilaksanakan oleh peserta didik kelas XII SMK Negeri 7 Jakarta). Artinya penerapan pembelajaran berbasis proyek jelas memiliki dampak positif terhadap aktivitas dan peran serta peserta didik dalam pelaksnaan pembelajaran.

Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan ketrampilan peserta didik kelas dalam menulis laporan praktik kerja industri (prakerin). Kemampuan peserta didik dalam menulis laporan prakerin diukur dengan kualitas laporan prakerin yang ditulis. Dari penilaian beberapa aspek yang merupakan indikator kualitas laporan prakerin, terlihat bahwa seluruh indikator menunjukan peningkatan secara gradual dari kondisi awal ke tindakan siklus I dan ke tindakan siklus II. Sehingga dapat diambil kesimpulan secara tegas bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menulis laporan praktik kerja industri.

SARAN

Dari proses selama Penelitian Tindakan Kelas dilakukan, khususnya dengan mengamati aktivitas dan peran serta peserta didik dalam pembelajaran, dan berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut.

1.

Bagi rekan-rekan guru , agar mencoba melakukan pembelajaran berbasis proyek untuk beberapa materi yang memang sesuai dengan model pembelajaran tersebut.

2.

Bagi rekan-rekan guru, agar terus mencoba menerapkan metode, media dan model-model pembelajaran yang baru, yang diprediksi dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Penerapan metode

(12)

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 5 Nomor 3, September - Desember 2020

12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PRAKERIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Maria Ulfa Agustin

pembelajaran atau inovasi apapun yang baru dapat dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas, sehingga hasilnya dapat dipelajari oleh guru-guru yang lain.

3.

Bagi peserta didik, agar tetap serius mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh bapak-ibu guru, terlebih lagi apabila bapak-ibu guru melakukan pembelajaran dengan metode-metode yang baru.

4.

Bagi para Kepala Sekolah, agar terus mendorong dan memfasilitasi guru, untuk terus mencoba melaksanakan pembelajaran dengan metode-metode yang dapat menarik dan meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.

5.

Bagi para Pengawas, agar memberikan bimbingan, apabila ada guru yang ingin melakukan atau menerapkan metode-metode yang baru dalam melaksanakan pembelajaran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu berjalannya penelitian ini, terutama kepada pihak SMK N 7 Jakarta, meliputi kepala sekolah, guru, seluruh staf dan seluruh responden penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Farid, M., & Pramukantoro, J. A. (2013). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-dasar Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2(2).

Hasnun, Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA. Yogyakarta: Andi.

Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya. Bandung: Mandar Maju. Nafron, Hasjim & Amran, Tasai. 1992. Komposisi Dalam Bahasa Indonesia. Cetakan I. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Riani, N., & Supraptono, E. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Take and Give dalam Materi Ajar Media Komunikasi Data jaringan. Jurnal Pendidikan Tindakan Kelas, 6(2).

Sari, D. N., Sutikno, S., & Masturi, M. (2015, October). Pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa melalui elektroskop sederhana. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) (Vol. 4, pp. SNF2015-I).

SUDEWI, I. G. A., Suharsono, N., & Kirna, I. M. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis pada Siswa Kelas X Multimedia 3 Smk Negeri 1 Sukasada. Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia, 3(1).

Sumarsono. 2010. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 1. Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Tindakan Siklus I
Tabel 4. Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Peserta Didik Pada Tindakan Siklus II
Tabel 6. Nilai Rerata Aktivitas Peserta Didik Pada Setiap Kondisi  NO  ASPEK YANG DIAMATI  RERATA  NILAI
Tabel 7. Nilai Rerata Kualitas Laporan Prakerin Kelompok Pada Setiap Kondisi

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Terapi Rendam

2000 Inventarisasi dan identifikasi hutan mangrove yang rusak di 7 propinsi (Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

"dagangan subjek" ertinya kelas atau jenis dagangan yang diimport atau dijual untuk pengimportan ke dalam Malaysia yang menjadi subjek bagi apa-apa tindakan duti timbal

LIIKENNE 3 Luodon Rantatien kutsuohjatun liikenteen laajennus kesäkaudella Kokkolan suuntaan tarvearvio INFRA 1 Valtatie 8 suuntaisen laatukäytävän pysäkkien

Jika dijumpai dinding yang terdiri dari lima lapisan, hal ini sering pada keadaan yang lebih lanjut disebut jenis intususepsi ganda, sebagai contoh adalah

Pada penulisan tugas akhir ini akan dibahas mengenai perencanaan struktur bawah overpass memakai pondasi tiang pancang dengan menghitung kapasitas dukung tiang

Sembilan Yes 71550 Kampung Baru Seri Menanti Tanjong Ipoh N. Sembilan Yes 71550 Kampung Bukit Alai Tanjong

Kadar lignoselulotik kulit buah kakao yang diinokulasi jamur pelapuk pada umumnya lebih rendah dibanding tanpa jamur pelapuk (kontrol) ditunjukkan pada Gambar 2,3, dan