• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya. No Judul Program Isi Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya. No Judul Program Isi Program"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

13

2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya

No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat

1. Komunitas Unik Rabu

Pk 00.00 – 00.30 Trans 7

Program ini tayang pada hari rabu pada pukul 00.00-00.30. Tidak ada host yang memandu program. Konsep program adalah dengan menghadirkan konten melalui voice over dan footage video aktifitas komunitas, informasi lain didapat melalui wawancara dengan anggota komunitas.

Program INDO COMMUNITIES tayang pada hari minggu pada pukul 13.00-13.30. Ada satu host perempuan yang akan memandu alur program dari awal hingga akhir program. Konsep program yaitu dimana host akan datang langsung ke basecamp komunitas, berinteraksi langsung dengan komunitas, melakukan kegiatan yang komunitas lakukan, dan juga host akan mendapatkan tantangan dari komunitas. 2. Warna Warni (2011) Jumat Pk 15.00 – 15.30 Binus Tv

Program ini tayang pada hari jumat pada pukul 15.00-15.30. Ada satu host laki-laki atau perempuan. Keberadaan host disini hanya sebagai pembawa alur program saja, dimana host datang langsung ke lokasi shooting tetapi tidak berinteraksi dengan komunitas secara langsung.

Host pada program INDO

COMMUNITIES akan

berinteraksi langsung dengan komunitas dan melakukan kegiatan yang komunitas lakukan. Keberadaan host diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa orang awam juga dapat bergabung dengan komunitas dan tidak perlu merasa takut untuk mencoba.

2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Tugas Akhir

(2)

2.2.1 Strategi Produksi Program Televisi

Dalam melakukan produksi siaran, suatu program televisi harus melalui berbagai tahap mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Oleh karena itu diperlukan teori mengenai strategi produksi program televisi sebelum melakukan realisasi produksi program tayangan agar perencanaan hingga eksekusi program bisa berjalan dengan baik.

Strategi didefinisikan sebagai suatu program umum untuk mencapai tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata "program" di definisikan sebagai suatu peranan aktif, sadar, dan rasional, yang dimainkan oleh pelaku organisasi dalam merumuskan strategi-strategi. Strategi juga di definisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Setiap organisasi selalu memiliki strategi yang menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya. Strategi dijadikan sebagai sebuah pedoman dan pengarahan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini juga berlaku pada bidang penyiaran. Semua kegiatan penyiaran selalu dilakukan melalui tahapan dan proses pelaksanaan yang sudah ditentukan, sehingga suatu program dapat tercipta dan layak untuk disiarkan.

Dalam memproduksi sebuah program televisi juga dibutuhkan keahlian dalam menyusun strategi atau disebut juga manajemen strategis (Morissan, 2011: 273), baik dalam tahapan produksi maupun strategi penyusunan tim atau kru produksi. Terlepas dari masalah teknis atau non teknis, apakah kita bekerja dengan kru yang banyak atau mengerjakannya sendiri, dalam memproduksi sebuah program televisi, kita harus melalui tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan pascaproduksi (Zettl, 2009: 4).

2.2.1.1 Tahap Pra Produksi

Proses pra produksi merupakan tahapan yang dilalui sebelum kegiatan produksi program televisi berlangsung. Segala persiapan dan penyusunan program terjadi di tahap ini. Tanpa melalui tahap ini maka kegiatan produksi tidak akan terlaksana. Ada tiga tahapan utama yang terdapat dalam proses pra produksi, yaitu:

Pertama adalah tahap penemuan ide. Ide atau gagasan tersebut ditemukan oleh seorang produser, dimana ide tersebut akan dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.

Kedua adalah tahap perencanaan. Disini perencanaan harus dibuat secara teliti dan hati-hati, sehingga perlu mengadakan meeting bersama kru produksi.

(3)

Diskusi dengan beberapa kru yang terlibat dalam produksi siaran televisi merupakan tahap awal dalam pra produksi. Diskusi ini dilakukan untuk membicarakan perencanaan agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Dalam tahap ini, terdapat beberapa kegiatan perencanaan seperti pembuatan konsep program, pembagian job desk masing-masing kru, dan shooting schedule.

Konsep sebuah program berawal dari sebuah gagasan, dimana sebuah program produksi dapat tercipta dari orang-orang yang memiliki sebuah ide atau gagasan. Pada tahap pembuatan konsep, seorang produser harus menentukan program seperti apa yang ingin dibuat, karakteristik atau perwatakan si presenter, dan alur program di setiap segmennya dalam bentuk rundown. Setelah proses perancangan konsep jadi, barulah dibuat sebuah proposal atau yang biasa disebut dengan desain produksi. Dalam desain produksi, tidak hanya terdapat rancangan konsep program, tetapi juga terdapat tujuan program dan sasaran yang ingin dicapai.

Setelah rancangan tersebut selesai, barulah dikembangkan konsep tersebut dengan pembuatan skenario dan perancangan adegan per-adegan. Rancangan ide dan gagasan skenario serta adegan sulit untuk digambarkan melalui tulisan, sehingga tenaga illustrator dibutuhkan didalam tim produksi untuk membuat storyboard dan layout sebagai gambaran alur program di setiap segmennya.

Selanjutnya pada tahap ini, setiap kru diberikan pembagian tugas atau job desk sesuai dengan keperluan produksi. Pada dasarnya, proses produksi membutuhkan sejumlah orang yang bekerja bersama-sama sebagai sebuah tim yang disebut dengan tim produksi. Tim produksi adalah orang-orang yang membantu berjalannya sebuah produksi.

Pra produksi dilakukan dengan melalui sejumlah tahapan diantaranya (Rahmawati & Rusnandi, 2011: 63-82) :

1. Meeting bersama kru produksi

Diskusi ini dilakukan biasanya dengan kru produksi, selain itu juga dengan Art Director atau Penata Artistik, karena seorang penata artistik akan memberikan masukan serta gagasan set yang akan dibangun. Sutradara juga berdiskusi dengan penata kamera atau D.O.P (Director of Photography) untuk menentukan komposisi, angle, camera movement pada saat produksi berlangsung.

(4)

Penjadwalan shooting dilakukan setelah sutradara melakukan breakdown script, dalam hal ini sutradara biasanya dibantu oleh assisten sutradara. 3. Penetapan Ide Cerita

Penggalian fakta terhadap setting cerita dan karakter harus diperhatikan sebelum produksi dilakukan. Selain itu penggalian pemahaman dan pengetahuan terhadap informasi yang sudah ada juga diperlukan.

4. Pembuatan Skenario

Pembuatan skenario, meskipun lazimnya dilakukan dalam proses produksi film komersial, namun dapat diadaptasi untuk proses pembuatan produk audio-visual lainnya dengan penyesuaian seperlunya.

5. Pembuatan Storyboard dan Layout

Storyboard adalah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam bentuk kata-kata, dibuat dalam bentuk gambaran visual yang semirip mungkin sehingga terbentuk sebuah ilustrasi pada saat pengambilan gambar.

Layout adalah bentuk lanjutan dan terakhir dari kegiatan pra produksi. Gambar-gambar yang ada di storyboard dirangkai dalam suatu kegiatan editing video, sesuai skenario.

6. Membuat dan Mengajukan Budget

Seorang produser harus membuat dan mengajukan proposal rencana anggaran biaya produksi program yang akan dikerjakan oleh pihak produksi. Hal ini bertujuan untuk menunjang proses produksi agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan.

7. Survei Lokasi

Memilih dan mencari lokasi pengambilan gambar sesuai dengan naskah. Pemilihan lokasi ini biasanya dilakukan agar apa yang telah disusun dalam skenario dapat terwujud semirip mungkin dan dapat menggambarkan apa yang ada di dalam naskah.

8. Mempersiapkan Talent, Properti, dan Kostum

Kostum dibutuhkan agar tokoh cerita dapat sesuai dengan penokohan yang telah disusun dalam naskah. Properti dibutuhkan untuk mendapatkan hasil video yang baik dan berkualitas, juga untuk mendukung latar yang telah ditentukan. Talent adalah individu-individu yang dapat memerankan

(5)

tokoh yang telah ditentukan di dalam naskah. Untuk memperoleh talent biasanya dapat dipilih langsung oleh produser, atau dilakukan proses casting.

2.2.1.2 Tahap Produksi

Proses produksi merupakan tahap pengambilan gambar. Kegiatan ini disebut juga dengan shooting. Tahap produksi dapat dilakukan di dalam studio maupun diluar studio.

Dalam proses produksi dikenal dua istilah, yaitu live dan tapping. Produksi live merupakan kegiatan terakhir dalam tahap pembuatan sebuah program. Karena program tersebut disiarkan secara langsung sehingga tidak dapat diulang. Sedangkan produksi tapping merupakan kegiatan pembuatan program yang dibantu dengan alat perekam dan tidak disiarkan secara langsung, sehingga pada proses pengambilan gambar masih dapat mengulang kesalahan adegan.

Berlangsungnya proses produksi sangat bergantung pada tim produksi. Selain itu proses produksi program televisi juga bergantung pada seseorang atau beberapa orang yang mejadi talent atau host untuk memandu jalannya acara. Serta melibatkan juga beberapa narasumber untuk beberapa program acara seperti talkshow dan program diskusi lainnya.

Proses produksi sangat terpaku pada peralatan yang digunakan dalam pembuatan sebuah program televisi. Peralatan yang digunakan untuk produksi acara TV di studio dan diluar studio memiliki sedikit perbedaan. Karena, tidak semua peralatan yang digunakan saat produksi didalam studio, digunakan juga pada saat produksi diluar studio.

Dalam pelaksanaan produksi, tim produksi bertugas membuat perencanaan ide, gagasan, dan konsep menjadi sebuah gambar yang layak untuk ditonton. Maka dari itu, diperlukan penentuan jenis shoot yang akan diambil dalam tiap adegannya.

2.2.1.3 Tahap Pasca Produksi

Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam proses produksi sebuah program televisi. Dalam proses pasca produksi terdapat beberpa tahap sebelum akhirnya menjadi sebuah tayangan yang layak untuk disiapkan. Ada dua tahapanya yaitu: proses editing dan evaluasi. Proses editing masa kini berbeda dengan proses editing dulu. Kini proses editing menggunakan teknologi digital dimana proses editing yang

(6)

dilakukan lebih mudah dan efisien. Berbeda dengan sistem editing analog yang lebih rumit.

Sebelum proses editing video secara digital dimulai, terdapat tahap capturing. Tahap capturing merupakan kegiatan mentransfer audio visual yang terekam dalam kaset digital kedalam komputer. Sehingga materi yang nanti akan masuk kedalam editing sudah dalam bentuk file.

Setelah seluruh materi yang akan digunakan selesai dipindahkan, barulah proses editing dapat dilakukan. Proses editing merupakan kegiatan penyusunan dan perangkaian seluruh materi hasil syuting sehingga menjadi sebuah produk akhir (product final) yang layak dan siap untuk ditayangkan. Orang yang mengerjakan tahap ini disebut sebagai seorang editor (Fachruddin, 2012: 394).. Dalam tahap editing, terdapat tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing.

Editing offline disebut juga dengan editing kasar, dimana materi hasil syuting langsung dipilih dan disusun menjadi sebuah rangkaian cerita sesuai dengan rundown. Selanjutnya dilakukan proses screening, dimana bahan yang sudah diproses didalam editing offline diperiksa kembali, sehingga apabila masih ada gambar yang ingin ditambah dan dikurangi masih dapat dilakukan.

Setelah tahap editing offline selesai dilakukan, selanjutnya masuk kedalam tahap editing online. editing online merupakan penyempurnaan hasil editing offline. editing online biasanya dilakukan sekaligus dengan proses mixing. Dimana pada tahap ini, editor memasukkan musik, efek gambar, dan suara seperti sound effect serta rekaman narasi atau dubbing yang diselaraskan dengan gambar.

2.2.2 Features

Features pengertiannya sama dengan softnews, demikian dengan cara membuatnya tidak berbeda jauh denan membuat berita telivisi. Namun karena features bukan informasi yang harus cepat disajikan agar tidak basi informasinya, maka Membuat features sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan.

Features memiliki pengertian juga suatu jenis Berita yang membahas satu pokok Bahasan, satu tema yang diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai kreasi. Kreasi yang dimaksudkan adalah narasi wawancara, vox pop, musik,sisipan puisi-puisi, bahkan kadang ada sandiwara pendek atau fragmen yang dipandu seorang pembawa acara (host).

(7)

Penyajian features bobot informasinya ringan, dalam arti tidak langsung pada pokok persoalan (straight news). Pemaparan bahasanya bertutur dan sifat laporannya investigasi maka features bisa disebut juga bagian dari liputan mendalam. Features adalah gabungan antara unsur opini, documenter, dan ekspresi.

Features merupakan reportase yang dikemas lebih mendalam dan luas disertai sedikit kebutuhan aspek human interest agar memiliki dramatika. Features di televisi memiliki Pengaruh yang sangat dalam bagi pemirsa, karena dapat dilihat secara fisik tanpa narasi panjang. Gambar dan atmosfer yang terekam dalam kamera lebih memberikan gamabaran sesungguhnya. Ciri features televisi lebih luwes pendekatannya dibandingkan dengan hard news. Struktur features tidak terikat dengan Bentuk piramida terbalik, di mana pokok pikiran utama bisa disajikan di tengah atau akhir, karena kesimpulan cerita bisa saja tercapai Sebelum cerita itu berakhir (Fachruddin, 2012 : 222-228)

Dengan demikian, program features dapat diartikan sebagai dasar dari sesautu paket program televisi. Hal ini terjadi karena:

1. Perencanaan, Pra Produksi, Produksi hingga finishing (kecuali editing) dapat dikerjakan oleh seorang produser / reporter dan juru kamera

2. Tidak memerlukan peralatan yang banyak karena SDM hanya dua orang sehingga sangat efisien dan efektif

3. Kemurnian materi cerita / realita atau fakta menjadi Bahasan cerita sehingga ada manipulasi makna dan tujuan program

Penggunaan teori features oleh penulis dikarenakan tugas karya akhir yang dibuat akan direalisasikan dalam bentuk features sehingga setiap komponen yang ada harus memenuhi karakteristik dan fungsi program features televisi.

2.2.2.1 Karakteristik program features

Program features kadang syarat dengan kadar keilmuan, hanya pengolahannya secara popular, sehingga nyaman disimak dan menghibur. “Cerita features adalah pengemasan informasi yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pemirsa tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Berikut karakteristik program features yang akan diproduksi:

(8)

Berbeda dari Berita (hardnews), features memungkinkan jurnalis menciptakan sebuah cerita. Cerita features dicitrakan sebagai cerminan karya kreatif individual seorang jurnalis. meskipun masih diikat etika bahwa features harus akurat, karangan fiktif dan khayalan tidak diperbolehkan. Jurnalis bisa mencari features dalam pikirannya, kemudian setelah mengadakan penelitian terhadap gagasannya itu, ia bisa memulai memproduksi secara bertahap.

b. Informatif

Features bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam kemasan informasi berita hardnews.

Aspek informatif mengenai program features bisa juga dalam bentuk lain. Features bisa menjadi alat yang ampuh sebagai pembawa pesan moral tertentu yang ingin disampaikan kepada pemirsa. Seperti nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, sikap tulus tanpa pamrih, pengorbanan, kegigihan suatu perjuangan, kebersihan hati, keluhuran budi, pengabdian, dan cinta kasih. Features bisa menggelitik hati sanubari manuasia untuk menciptakan perubahan yang konstruktif.

c. Menghibur (Entertainment)

Dalam persaingan program televisi yang sangat ketat saat ini, features menjadi alternative untuk meng-counter program sinetron, reality show, dan sebagainya, karena memiliki segmentasi audiensi yang berbeda. Bagi stasiun televisi, menayangkan features membutuhkan biaya yang relative terjangkau namun menghadirkan sentuhan perasaan manusia.

d. Awet (Timeless)

Berita (Hardnews) mudah sekali “punah” dimakan waktu, tetapi features bisa ditayangkan kapan saja bahkan berkali-kali disiarkan pun masih tetap menarik perhatian pemirsa.

e. Subjektivitas

Beberapa features ditulis dalam bentuk “aku”, sehingga memungkinkan pada program features jurnalis memasukkan emosi dan pikirannya sendiri.

(9)

Dengan kedudukan yang terbukti sangat penting (Berdasarkan data / realita pada rating features distasiun televisi), maka fungsi program features televisi mencakup lima hal berikut:

1. Sebagai pelengkap sekaligus variasi program berita.

2. Memberikan informasi tentang suatu situasi, keadaan atau peristiwa yang telah terjadi dari perspektif jurnalis dengan pendekatan human interest yang dominan.

3. Memberikan hiburan atau saran rekreasi (yang hadir di layar kaca) dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan (pemirsa - enjoy).

4. Sebagai wahan pemberi nilai dan makna terhadap suata keadaan atau peristiwa unik yang terlewatkan atau belum diketahui secara luas.

5. Sebagai sarana ekspresi yang paling efektif dalam memengaruhi pemirsa televisi.

2.2.3 Produser Televisi

Dalam dunia penyiaran khususnya dunia pertelevisian, produser memegang peranan amat penting dalam perputaran roda produksi program televisi. Produser sendiri berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu “to produce” yang berarti menghasilkan.

Produser adalah seseorang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (executive producer) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh produser pelaksana. Oleh karena itu seorang produser harus memiliki kemampuan berpikir dan menuangkan ide/pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unusr-unsur produksi yang terkait.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa produser merupakan ujung tombak dari sebuah program acara. Dalam hal ini seorang produser mempunyai peran dan tanggung yang sangat penting dalam memproduksi sebuah program yaitu dari mulai tahap pra produksi, produksi sampai kepada tahap pasca produksi.

2.2.3.1 Peran dan Tanggung Jawab Produser Televisi

Adapun peran dan tanggung jawab seorang produser televisi (Suprapto, 2013 : 54) adalah sebagai berikut:

(10)

2. Membuat desain produksi. 3. Menentukan tim kreatif.

4. Menentukan satuan kerja produksi.

5. Bersama dengan pengarah acara memilih dan menentukan pengisi acara. 6. Menyusun anggaran biaya produksi.

7. Melakukan koordinasi, promosi, dan publikasi. 8. Melakukan evaluasi terhadap acara yang ditangani.

2.3 Teori atau Konsep yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya

2.3.1 Komunikasi Organisasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin 'communis' atau dalam bahasa inggris 'common' yang berarti sama. Sehingga kegiatan komunikasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mencapai kesamaan makna. Melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan, maupun sikap dengan lawan komunikasi (Rohim, 2009: 109).

Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang (Pace & Faules, 2001: 11). Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Pace & Faules, 2001: 31). Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Komunikasi adalah sebuah cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin organisasi kepada para anggotanya, agar anggotanya mengetahui dan menyadari tujuan dan rencana dari organisasi tersebut, sehingga mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas individu (Yunus, 2012: 170).

(11)

Menurut Pace & Faules (2001) ada empat jenis aliran komunikasi yang mengalir di dalam sebuah organisasi yaitu:

1. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya ada anggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967). Ada dua masalah utama di dalam komunikasi ke bawah yaitu: (1) jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para pegawai dan (2) bagaimana informasi tersebut disediakan.

Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Katz & Kahn, 1996): (1) informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, (2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, (3) informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi, (4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan (5) informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). 2. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Setiap bawahan yang memiliki alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi dari dia menjadi salah satu syarat untuk terjadinya komunikasi ke atas.

3. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan kerja yang berada di dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.

4. Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi lintas saluran adalah penyampaian informasi yang terjadi di dalam suatu organisasi, dimana para anggotanya melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan atasan atau bawahan mereka.

(12)

2.3.2 Manajemen Ilmiah Taylor

Pendekatan Taylor (1917) terhadap manajemen dilakukan di sekittar empat unsur kunci: pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan Menggunakan analisis Sofer (1972) pembahasan dari poin tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pembagian Kerja

Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi didistribusikan. Dalam pengertian birokratik, kewajiban perusahaan secara sistematis dibebankan kepada jabatan-jabatan dalam suatu tatanan spesialisasi yang menurun. Pekerjaan setiap orang terbatas pada pelaksanaan suatu fungsi, yang merupakan konsep pembagian kerja.

2. Proses Skalar dan Fungsional

Proses skalar dan fungsional berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar menujukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih khusus dan pembentukan kembali bagian-bagian lebih khusus menjadi unit-unit yang sesuai adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses-proses fungsional dan ekspansi horisontal organisasi.

3. Struktur

Teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut lini dan staf. Struktur lini menyangkut saluran-saluran kewenangan organisasi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. Nilai dasar yang membedakan lini dan staf terletak pada wilayah pembuatan keputusan. Istilah lini berarti bahwa kewenangan terkahir terletak pada jabatan-jabatan dalam struktur itu. Sedangkan, tenaga staf memberi nasihat dan jasa untuk membantu lini.

4. Rentang Pengawasan

Rentang pengawasan (span of control) menunjukkan jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan seorang atasan. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah bawahan yang dapat diawasi seorang manajer adalah lima atau enam orang, dalam praktik rentang pengawasan tersebut bervariasi. (Pace & Faules, 2001: 49 - 52).

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada

Good comparison testing is the key to a good translation. The purpose of this test is to see whether or not the translation is understood correctly by

Karya ilmiah dengan judul Persentase Bobot Karkas, Organ Dalam, dan Lemak Abdomen Broiler yang Diberi Imbuhan Tepung Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees ) ini

Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan Human Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang beredar adalah Actrapid. Injeksi

Struktur membran sel yaitu model moaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan 3icholson pada tahun 1'*. %ada teori moaik fluida membran merupakan * lapisan lemak dalam bentuk

Sistematika dokumen Renja Kecamatan Semanding Tahun 2021 sebagaimana mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Sebuah papan permainan yang dimulai dari petak start dan dilengkapi dengan petak-petak materi, petak masuk rumah sakit, parkir bebas, dana umum dan juga

Memperkuat teori yang menyatakan bahwa keterampilan konseling dapat dilakukan secara yang menyatakan bahwa keterampilan konseling dapat dilakukan secara efektif dan dikuasai