Implementasi Teknologi Virtual Reality Museum
Basoeki Abdullah Menggunakan Unity dan Blender
Indra Febria Widy
Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendikia Abditam Kab Tangerang – Indonesia
indraf@cendekia.ac.id
Abstract— Virtual reality merupakan suatu teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan dunia maya
yang disimulasikan oleh komputer sehingga pengguna merasa berada pada lingkungan tersebut. Dalam implementasi virtual reality dapat dilakukan ke dalam enam tahap yaitu modelling, texturing, exporting, importing, effecting dan building untuk menghasilkan model objek museum Basoeki Abdullah menggunakan perangkat lunak Unity dan Blender. Hasil pengujian menunjukkan objek dapat dihasilkan dengan baik dan implementasi virtual reality dapat mengasilkan objek yang terlihat seperti aslinya.
Kata Kunci— Virtual reality, museum Basoeki Abdullah , Unity, Blender
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini berkembang begitu pesat, terutama dalam pemodelan 3D untuk mevisualkan sebuah objek sehingga terlihat lebih hidup. Seiring dengan perkembangan teknologi pemodelan 3D, muncul sebuah aplikasi yang dapat membuat simulasi dunia nyata yang dapat membangkitkan suasana tiga dimensi pada dunia
virtual sehingga seolah user terlibat secara fisik.
Teknologi ini dinamakan Virtual Reality. Perangkat lunak pendukung teknologi modeling 3D
diantaranya unity dan Blender yang banyak digunakan untuk membantu mewujudkan sebuah objek yang terlihat lebih hidup.
Museum sebagai sumber pembelajaran dan juga sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara, serta memamerkan hasil karya cipta dan karsa manusia maupun alam. Menjadi tempat yang tepat menambah bekal ilmu pengetahuan akademik di luar sistem pembelajaran di sekolah. Namun, saat ini museum tidak lagi diminati oleh berbagai kalangan khususnya anak remaja (pelajar dan mahasiswa). Karena pandangan terhadap
museum yang identik dengan kesan kuno dan menyeramkan. Pelajar lebih tertarik untuk mengunjungi tempat - tempat hiburan, seperti mall dan lainnya.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pemodelan 3D museum agar pelajar lebih mengenal dengan baik isi dari museum sebelum memutuskan untuk mengunjunginya. Teknologi Virtual Reality ini memungkinkan perwujudan isi museum mendekati aslinya[2] .
II. LANDASANTEORI
Virtual Reality[7]
Virtual Reality atau realitas maya adalah
sebuah teknologi komputer yang menyajikan sebuah
interface kedalam sebuah dunia yang dibangkitkan
oleh komputer dan secara khusus menyediakan sebuah antar muka yang meyakinkan pengguna bahwa pengguna tersebut berada di dalam dunia tiga dimensi. Dunia yang digambarkan oleh komputer dapat berupa model yang ada pada dunia nyata
seperti apa yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari[3].
Lingkungan realitas maya umumnya menyajikan pengalaman visual yang ditampilkan dalam sebuah komputer atau melalui sebuah alat stereoskopik. Lingkungan yang ditirukan dapat menjadi mirip seperti di dunia nyata, seperti simulasi untuk pelatihan pilot atau latihan militer, hal tersebut mirip seperti VR Game. Pada awalnya, realitas maya ditujukan untuk menyebutkan ‘Realitas Maya yang Mendalam (Immersive Virtual
Reality)[3]. Di dalam immersive VR ini, penggunanya menjadi secara utuh masuk kedalam sebuah dunia tiga dimensi buatan yang keseluruhannya diproyeksikan oleh komputer, sehingga dapat memberikan kesan kepada penggunanya secara fisik dan mental bahwa pengguna tersebut merasa yakin berada di dalam lingkungan maya tersebut[1][4]. Adapun jenis-jenisnya antara lain :
Desktop VR merupakan linkungan virtual dengan konsep interaksi menggunakan layar komputer dan berinteraksi dengan menggunakan alat input berupa mouse komputer dan papan ketik.
Avatar-Based VR terdiri dari dua elemen, yakni
virtual reality dan avatar. Virtual reality merupakan simulasi lingkungan yang dibuat dengan perangkat lunak dan dipresentasikan melalui sebuah cara dalam meyakinkan pengguna dan percaya bahwa itu merupakan lingkungan yang asli, sedangkan avatar merupakan representasi grafis dari diri (objek) yang diberikan medium fisik dimana dengannya orang lain dapat melihat dan berinteraksi dalam sebuah lingkungan virtual. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa Avatar-Based Virtual Reality merupakan metode virtual reality yang menggunakan sudut pandang ketiga, dimana pengguna berinteraksi dengan lingkungan melalui avatar sebagai representasi pengguna dalam lingkungan tersebut.
Cave merupakan virtual reality yang menggunakan ruang khusus (CAVE) sebagai proyeksi lingkungan virtual. Untuk memproyeksikan objek diperlukan ruangan yang cukup dan dapat melakukan eksplorasi lingkungan virtual, memerlukan sistem suara yang mendukung. Dalam metode ini pengguna
dapat masuk ke lingkungan virtual layaknya seperti masuk kedalam dimensi lain.
Project-Based VR merupakan teknologi VR yang berdasarkan pada proses overlapping gambaran pengguna nyata dalam lingkungan virtual buatan komputer. Hal tersebut dapat dikatakan pengguna dpat meilaht gambaran dirinya pada lingkungan virtual.
Full Immersive VR menggunakan prespektif orang pertama dimana pengguna secara langsung dapat merasakan lingkungan virtual melalui media visual yang ditempatkan di kepala pengguna. Metode ini juga memanfaatkan pergerakan kepala untuk merubah pandangan pada lingkungan virtual tersebut sehingga dapat memberikan kesan yang nyata sesuai dengan pandangan pengguna.
Blender 3D[5]
Blender merupakan program aplikasi pembuatan animasi dan model tiga dimensi yang dikelola oleh Blender Foundation. Blender pertama ali dibuat oada bulan Desember tahun 1993 dan baru dapat digunakan pada bulan Agustus 1994 sebagai aplikasi terintegrasi yang memungkinkan pembuatan berbagai konten 2D dan 3D. Aplikasi ini merupakan program open source yang dapat diunduh dan digunakan secara gratis.
Blender dapat digunakan untuk membuat visualisasi dalam bentuk tiga dimensi, perancangan objek 3D, dan animasi dalam bentuk 3D, sedangkan untuk Game Engine 3D pada Blender merupakan konten untuk membuat permainan berbasis 3D. Blender pada awalnya dikembangkan oleh perusahaan 'Not a Number' (NaN). Seriring berjalannya waktu, Blender dikembangkan sebagai perangkt lunak gratis yang bersifat open source, dengan kode yabg tersedia di bawah lisensi GNU GPL. Pengembangan Blender pada perangkat lunak serta fitur terhadap Blender dilakukan oleh Blender Foundation di Belanda.
Komponen Antarmuka pada Blender selalu sama pada semua platform dimana Blender tersebut dijalankan. Tampilan tersebur dapat diubah sesuai dengan tugas-tugas tertentu menggunakan screen
Layouts, yang namanya dapat disesuaikan dan
shortcut keyboard untuk mempermudah penggunaan tools dan pengguna dapat mengubah fungsi dari
masing-masing tombol keyboard tersebut.
Jendela pada Blender dapat diatur menjadi satu atau lebih area yang terdapat pada sebuah editor. Editor dibagi menjadi sebuah Header dan satu atau lebih
Region. Region tersebut dapat memiliki elemen
yang lebih kecil seperti panel dengan tombol, dan lain sebagainya.
Komposisi elemen pada area dengan editor yang didefinisikan disebut Screen Layout. Editor tersebut terdapat beberapa komponen, diantaranya :
Regions dalam blender merupakan komponen dimana objek tersebut dibuat. Setiap editor dalam blender memiliki fungsi spesifik, region utama dan ketersediaan region tambahan berada dalam editor yang berbeda.
Header merupakan bagian terkecil dari editor dan berada di bagian atas pada area. Fungsi dari
header tersebut untuk menampung menu dan
beberapa tools.
Panel merupakan bagian yang paling kecil dari editor Blender yang berada pada bagian header dan dapat diulur (Collapse) untuk menyembunyikan atau menampilkan tools yang ada. Panel tersebut biasanya dapat ditemukan pada kedua sisi editor.
Unity 3D[6]
Unity 3D merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat game yang terdiri dari sebuah lingkungan untuk mengembagkan konten 2D dan 3D secra interaktif yang didalamnya terdapat proses berupa rendering, dan physics engine, sebuah
scripting antarmuka untuk membuat program secara
interkitf, konten exporter untuk berbagai platform (desktop, web, mobile) serta dukungan dari komunitas untuk menambah pengetahuan (Fabian Winkler, 2013). Unity 3D bersifat multiplatform yang berarti didukun dari berbagai platform, seperti Android, IOS, Windows Phone, PC, pengaplikasian web melalui plug-in, dan dapat dijalankan berbagai
console game.
Console modern dan permainan komputer
dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti C++ karena dianggap paling efisien dalam
kecepatan komputasi, dan lain sebagainya. Struktur dn perintah untuk game komersil memerlukan ribuan hingga ribuan baris kode agar berfungsi. Kode yang disediakan dalam Unity dengan bantuan kompilasi berupa just-in-time (disingkat JIT) dengan menggunakan library open source C++ Mono. Dengan menggunakan kompilasi JIT, kompilasi pada Unity akan lebih cepat dimana kode program yang ditulis dalam Unity telah dikompilasi oleh Mono sebelum dieksekusi. Hal ini menjadi krusial dimana game harus mengeksekusi kode program dengan waktu yang spesifik saat dijalankan. Bersamaan dengan Mono library, Unity juga memiliki kemampuan menggunakan library
perangkat lunak yang lain seperti Nvidia PhysX
physics engine, OpenGL, dan DirectX untuk redering 3D dan OpenAL Audio.Komponen
Antarmuka Unity erdiri dari antarmuka utama yang digunakan dalam pembuatan game berorientasi objek 3D menggunakan engine Unity. Komponen-komponen tersebut diantaranya :
Scene merupakan tempat meletakkan objek kedalam lingkungan Unity. Scene ini dapat diliat dengan prespektif 2D dan 3D. pandangan tersebut dapat diubah melaui sebuah tool yang bernama manipulator yang berada di pojok kanan atas pada jendela scene
Game menampilkan preview dari tampilan game yang telah dibuat. Saat melihat preview dari
game yang telah dibuat, maka pengguna dapat
melakukan uji coba sebelum diimplementasikan. Jika scene tersebut tidak ada objek sama sekali, maka game hanya menampilkan warna latarnya saja.
Hirarki merupakan daftar objek yang ada di dalam scene, dan anak objek yang dimiliki setiap objek. Anak objek dapat diarikan sebagai subordinat dari induk objek, setiap induk objek dipindahkan maka anak objek tersebut mengikuti induk objek yang dipindahkan.
Asset merupakan kumpulan kostum asset yang yang digunakan dalam game, termasuk data berupa grafis, suara, script, prefabs (Objek dalam
game), dan lain sebagainya.
Inspector berguna untuk melihat dan mengubah pengaturan dari masing-masing asset dan game
pengaturan secara universal. Komponen ini merupakan content-sensitive dan mengubah parameternya berdasarkan game object atau asset yang dipilih. Komponen ini juga merupakan tempat untuk menampilkan pengaturan proyek dan preferensi dengan cara melalui edit menu.
Playback Bar digunakan untuk memainkan, menunda, dan menghentikan game pada Unity editor. Komponen ini merupakan cara tercepat untuk melakukan pengaturan dan melakukan konfigurasi pada suatu game.
.
III. PERANCANGANDANIMPLEMENTASI
Use Case yang digunakan terbagi menjadi
tiga, antara lain membuka VRMuseum.exe, memilih konfigurasi, dan tampil virtual reality Museum Lukisan Basoeki Abdullah. Pertama lakukan case yang ke satu yaitu membuka VRMuseum.exe, selanjutnya terdapat pilihan konfigurasi. Jika pilihan konfigurasi telah di atur maka akan masuk tampilan virtual reality Museum Lukisan Basoeki Abdullah. Use case diagram ada pada Gambar 1.
Gambar 1. Use Case Diagram
Pada activity diagram di bawah, status inisial awal adalah membuka VRMuseum.exe. Setelah itu, pilih konfigrasi yang diinginkan. Jika konfigurasi telah diatur maka akan tampil virtual reality Museum Lukisan Basoeki Abdullah. Activity diagram ada pada Gambar 2.
Gambar 2. Activity Diagram
Pembuatan pemodelan objek 3D ruangan meliputi ruang memorial lantai 1, koleksi pribadi lantai 1, koleksi pribadi tema alam lantai 2, koleksi pribadi tema manusia lantai 2, dan koleksi pribadi tema abstrak lantai 2.
Berikut tahapan yang dilakukan dalam membuat objek 3D ruangan tersebut yang disesuaian dengan denah museum seperti pada gambar 4 dan gambar 5.
Tahap Modelling digunakan dalam tahapan dalam pembuatan semua objek 3D (pembuatan pemodelan ruangan menggunakan apliasi Blender . Texturing yaitu pemberian warna material dari objek yang sudah dibuat pada aplikasi Blender . Exporting
merupakan tahapan terhadapan objek 3D yang sudah dibuat agar dapat dibaca oleh aplikasi Unity3D disimpan dengan format ekstensi .FBX. Importing merupakan tahapan setelah exporting
yang dilakukan oleh aplikasi Unity3D dengan cara membuka file yang berekstensi .FBX. Effecting digunakan untuk memberikan efek yaitu efek collider, script, skybox dan backsound. Tahap akhir adalah building yaitu dengan cara menentukan platform yang akan digunakan seperti personal computer, tablet, android ataupun xbox.
Gambar 4. Denah lantai 1 Museum
Gambar 5. Denah lantai 2 Museum
Berikut ini hasil pembuatan objek yang ada pada museum Basoeki Abdullah yang dikategorikan tampilan awal ruangan lantai seperti terlihat pada gambar 6, koleksi memorial yang berada pada lantai 1 seperti terlihat pada gambar 7.
Gambar 6. Tampilan Awal Ketika Dieksekusi
Gambar 7. Tampilan Ruang Memorial lantai 1
Selanjutnya hasil pemodelan ruang koleksi pribadi umum lantai 1 terlihat seperti pada gambar 8, gambar 9, dan gambar 10.
Gambar 9. Tampilan Ruang Koleksi Pribadi 2 lantai 1
Gambar 10. Tampilan Ruang Koleksi Pribadi 3 lantai 1
Hasil pemodelan koleksi pribadi bertema yng berada di lantai 2 terlihat seperti pada gambar 11, gambar 12, gambar 13.
Gambar 11. Tampilan Ruang Koleksi Pribadi bertema alam lantai 2
Gambar 12. Tampilan Ruang Koleksi Pribadi bertema manusia lantai 2
Gambar 13. Tampilan Ruang Koleksi Pribadi bertema abstrak lantai 2
IV. KESIMPULAN
Aplikasi Virtual Reality Museum Basoeki Abdullah bekerja dengan baik dan memberikan pengetahuan informasi isi Museum seperti ruang pameran lukisan dan koleksi – koleksi museum. Aplikasi ini juga memiliki tampilan dan operasi sederhana yang user
friendly sehingga user tidak akan mengalami
kesulitan dalam mengakses aplikasi ini.
Daftar Pustaka
[1] Dimas Muhammad Nur,” Simulasi Penggunaan Transportasi KRL Commuter Line Menggunakan VR HEADSET Berbasis Virtual Reality ”, jurnal skripsi Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, 15 September 2016.
[2] Rizqi Aulia Lathifa,” Implementasi virtual reality musium lukisan Basoeki Abdullah dengan Menggunakan Autodesk 3DS MAX 2011 dan Unity ”, jurnal skripsi Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, 05 April 2014.
[3] Hoberman, Perry et.al, 2012. “Immersive Training Games for Smartphone-Based Head Mounted Displays”, IEEE Virtual Reality
Conference 2012, Hal : 151-152.
[4] Chuah, Kee-Man., Chwen-Jen Chen, dan Chee-Siong Teh, 2011. “Designing A Desktop Virtual Reality-Based Learning Environment With Emotional Consideration”, Research and Practice in Technology Enhanced Learning, Vol. 6, No. 1 : 25-42.
[5] Chronister, James. 2011. Blender Basic Classroom Tutorial Book 4th
Edition. Pennsylvania : Central Dauphin School.
[6] Goldstone, Will. 2009. Unity Game Development Essentials. Birmingham : Packt Publishing.
[7] Burdea and Coiffet, 2003, Virtual Reality Technology 2nd Edition,