• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN ARUS 5 AMPERE DAN VARIASI TEGANGAN 3, 6, 7.5, 9, 12 VOLT DENGAN WAKTU PENCELUPAN 50 MENIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN ARUS 5 AMPERE DAN VARIASI TEGANGAN 3, 6, 7.5, 9, 12 VOLT DENGAN WAKTU PENCELUPAN 50 MENIT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN

ARUS 5 AMPERE DAN VARIASI TEGANGAN

3, 6, 7.5, 9, 12 VOLT DENGAN WAKTU PENCELUPAN

50 MENIT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh

EKO NOVIANTO D 200 090 069

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN ARUS 5 AMPERE TEGANGAN 3, 6, 7.5, 9, 12 VOLT DAN VARIASI WAKTU

PENCELUPAN 50 MENIT Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketebalan dan kekerasan spesimen terhadap lapisan krom dengan metode pencelupan baja karbon ke dalam larutan elektrolit menggunakan variasi tegangan yang itu 3, 6, 7.5, 9, 12 volt menggunakan arus 5 Ampere dan waktu celup selama 50 menit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan elektroda baja karbon, larutan elektrolit krom, zat aditif, dan sumber arus searah dengan variasi tegangan. Pengujian struktur mikro pada produk krom diamati untuk menganalisis ketebalan lapisan. Sedangan uji vikers dilakukan untuk mengetahui pengaruh kekerasan terhadap proses krom. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan variasi tegangan 3, 6, 7.5, 9, dan 12 Volt selama 50 menit akan menghasilkan ketebalan lapisan krom rata-rata sebesar 5.12, 10.5, 17.4, 20.5 dan 23.9 µm. nilai kekerasan 138.9, 146.6, 159.8, 174.4, dan 181.1 HV. Dengan bertambahnya tegangan pada waktu pencelupan akan menyebabkan bertambah nya ketebalan lapisan krom dan kenaikan harga kekerasan.

Kata Kunci: Krom, voltase, ketebalan lapisan, kekerasan permukaan. Abstract

The objective of this work was to investigate the relationship between the thickness and the hardness of chromium coating electroplated using 3, 6, 7.5, 9, 12 Volt with a fixed electrical current of 5 Ampere and a plating time of 50 minutes . The electroplating experiment was conducted on steel as the substrate, with an electrolyte solution for plating chrome which contained of chromic acid 250 g/l, sulphuric acid 2.5 g/l, and kalium cyanide KC-15 10 g/l. The thickness of the layer was observed from the product cross sectional area using an optical microscope, whereas the hardness was evaluated using a Vickers microhardness tester. The result demonstrates that the microhardness increases as the increase of the voltage. The use of varied voltages of 3, 6, 7.5, 9, and 12 Volt has increased the hardness of 138.9, 146.6, 159.8, 174.4, and 181.1 HV, respectively. The increase of hardness with increasing the voltage indicates that the residual stress of the layer got increased.

Keywords: Chrome, voltages, thickness, hardness.

1. PENDAHULUAN

Di negara berkembang seperti Indonesia, pelapisan logam krom memegang peranan yang cukup penting terutama di sektor industri. Beberapa sektor industri

(6)

yang menggunakan krom antara lain dapat dijumpai pada industri barang elektronik, instalasi minyak dan gas, industri otomotif, industri manufaktur, industri pertanian dan industri dirgantara. Beberapa dari industri tesebut dapat dijumpai dengan skala kecil, menengah maupun besar. Cukup sulit untuk mendapatkan distribusinya, tetapi dilihat dari pemakaian bahan bakunya, industri krom cukup banyak berkontribusi dalam perindustrian dan perdagangan.

Secara umum lapisan krom digunakan dalam dua kategori yaitu untuk keperluan dekorasi atau menambah keindahan benda, dan untuk keperluan perlindungan terhadap logam substratnya dari aus dan korosi. Pada kedua aplikasi tersebut, timbulnya cacat seperti retak, pecah, goresan, permukaan kasar, warna buram dan lubang poros tidak dapat ditolerir. Produk yang mengalami cacat akan mengganggu penampakan dan dapat merusak identitas produsen barangnya. Produk yang cacat juga akan gagal berfungsi dalam melindungi logam substratenya.

Timbulnya cacat sebagian besar berasal dari proses produksinya. Pengaruh paramater proses seperti: rapat arus, pH larutan, waktu pencelupan, ukuran elektroda, posisi elektroda, bentuk elektroda dan volume bak terhadap timbulnya cacat produk krom sangat perlu untuk mendapatkan perhatian serius. Perkembangan ilmu dan teknologi untuk memodifikasi dan mengoptimisasi proses krom tersebut harus bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas produk krom. Akan tetapi, kriteria parameter proses untuk menghasilkan produk yang tanpa cacat belum ada. Aplikasi proses krom di industri kecil dan menengah yang selama ini banyak dijumpai juga menunjukkan bahwa usaha untuk mencegah pembentukan cacat lebih banyak dilakukan berdasarkan pengalaman dan coba-coba sehingga sulit untuk menjaga kualitas produk.

Adapun permasalahan dalam melakukan elektroplating sebagai berikut: Proses yang digunakan adalah elektroplating menggunakan satu lapisan pada baja karbon ST 40, yaitu krom, Besaran yang digunakan dalam melakukan

elektroplating menggunakan 5 ampere dan 3, 6, 7.5, 9, 12 volt, Waktu pencelupan

(7)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketebalan dan kekerasan spesimen terhadap lapisan krom dengan metode pencelupan baja karbon ke dalam larutan elektrolit menggunakan variasi tegangan yang itu 3, 6, 7.5, 9, 12 volt dengan waktu pencelupan 50 menit.

Dalam penelitian yang dilakukan ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan. Diantaranya adalah: Memberikan pengetahuan tentang proses

elektroplating khususnya pada krom, Memberikan referensi proses elektroplating

krom agar saat melakukan elektroplating tidak mengalami crack, gosong pada benda kerja, Sebagai refrensi/bekal berwirausaha elektroplating untuk sektor industri kecil/menengah.

2. METODE 2.1 Diagram alir

Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan diagram alir sebagai berikut.

(8)

2.2 Persiapan peralatan dan bahan untuk proses elektroplating

2.2.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bak plating f. Thermometer

b. Bak air g. Gelas ukur

c. Filter h. Stop watch

d. Power supply i. Timbangan Digital

e. Jig j. Kabel dan klem

2.2.2 Bahan

a. Bahan kerja/spesiment yang akan diplating menggunakan baja karbon ST 40. Benda kerja pada proses plating digunakan sebagai katoda.

b. Bahan pelapis yang akan digunakan sebagai anoda. Pada penelitian ini bahan pelapis yang digunakan adalah timbal.

c. Bahan kimia

Bahan kimia yang digunakan untuk membuat elektrolit krom pada proses

elektroplating adalah sebagai berikut:

- Choomic Acide 250 gram/liter - Asam Sulfat (H2SO4) 2,5 gram/liter - Asam Florida 10 gram/liter

2.2.3 Alat-alat yang digunakan untuk pengujian

a. Pengujian struktur mikro b. Pengujian kekerasan

(9)

2.2.4 Proses Dasar dalam Elektroplating 1. Pengamplasan Permukaan

Pengamplasan Permukaan benda kerja diperlukan agar didapatkan hasil proses pelapisan yang baik (halus). Proses pengamplasan ini malalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

a. Menggunakan amplas kasar dengan ukuran 100,150 dan 240. b. Menggunakan amplas sedang dengan ukuran 800, 1000, dan 1500. c. Menggunakan amplas halus dengan ukuran 1500, 2000 dan 2500. 2. Penghalusan permukaan

Penghalusan permukaan benda kerja dengan kain poles yang tedapat pada dinamo yang telah dimodifikasi.

3. Pembersihan/pencucian dengan alkalin (Degreasing)

Pekerjaan ini bertujuan untuk membersihkan benda kerja dari lemak atau minyak - minyak yang menempel. Pembersihan ini perlu sekali, karena lemak maupun minyak tersebut akan mengganggu pada proses pelapisan, karena mengurangi kontak antara lapisan dengan logam dasar/benda kerja. Pencucian dengan alkalin digolongkan dalam dua cara yaitu dengan cara biasa

(alkalin degreasing) dan dengan cara elektro (electrolitic degreasing).

Pembersihan secara biasa adalah meredamkan benda kerja dalam larutan

alkalin dalam keadaan panas selama 5-10 menit. Lamanya perendaman harus

disesuaikan dengan kondisi permukaan benda kerja. Seandainya lemak atau minyak yang menempel lebih banyak, maka dianjurkan lamanya perendaman ditambah hinga permukaan bersih dari noda-noda tersebut. Pembersihan secara

elektro bertujuan selain akan didapatkan hasil pembersihan yang lebih bersih

juga meningkatkan kecepatan pencucian. Prinsip kerjanya dengan menggunakan arus listrik dan katoda dipakai dengan lempengan karbon. Bila benda kerja yang akan dibersihkan ditempatkan pada arus listrik negatif, maka prosesnya disebut anoda cleaning/degreasing, begitu pula sebaliknya.

(10)

4. Pencucian dengan asam (pickling)

Pencucian dengan asam bertujuan untuk membersihkan permukaan benda kerja dari oksida atau karat dan sejenisnya secara kimia melalui perendaman.

5. Proses pelapisan krom

Dalam proses plating, kondisi operasi sangat penting sekali untuk diperhatikan. Karena kondisi tersebut menentukan berhasil atau tidaknya proses plating serta mutu pelapisan yang dihasilkan. Kondisi operasi yang perlu diperhatikan tersebut antara lain:

a. Rapat arus (current density) c. tegangan( voltage)

b. Temperatur/Suhu larutan d. Proses pengerjaan akhir (Post

Treatment)

e. pH larutan elektrolit

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian struktur mikro

Proses krom pada baja karbon pertama dilakukan dengan arus 5 ampere dan variasi tegangan 3, 6, 7.5, 9 dan 12 volt dengan waktu pencelupan 50 menit. Penampang hasil elektroplating krom dapat dilihat pada gambar 4.1-4.5. Hasil dari pengamatan morfologi pada penampang benda kerja hasil produk krom menunjukkan bahwa dengan bertambahnya tegangan selama pencelupan maka benda kerja mempunyai permukaan dengan ketebalan yang makin tinggi.

(11)

Gambar 6. Tegangan 7.5 Volt Gambar 7. Tegangan 9 Volt

Gambar 8. Tegangan 12 Volt

Hasil pengukuran pada gambar penampang lapisan menunjukkan bahwa tegangan 3, 6, 7.5, 9 dan 12 Volt dan pada waktu pencelupan 50 menit akan menghasilkan ketebalan lapisan krom rata-rata sebesar 5.12, 10.5, 17.4, 20.5 dan 23.9 µm.

(12)

Gambar 9. Ketebalan lapisan krom dengan variasi tegangan 3.1. Pengujian kekerasan

Pengujian kekeraasan dilakukan pada permukaan atas lapisan krom. Hasil pengujian terhadap kekerasan dengan variasi waktu celup 50 menit pada proses

elektroplating baja karbon.

138,9 146,6 159,8 174,4 181,1 0 50 100 150 200 3 6 7,5 9 12

K

ekerasan

(H

V)

Tegangan (volt)

Gambar 10. kekerasan lapisan krom dengan variasi tegangan pada waktu Celup

50 menit.

4. PENUTUP

Dari hasil studi pelapisan elektroplating krom pada substrate baja karbon dengan menggunakan variasi waktu, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Bertambahnya tegangan pada saat proses pencelupan akan menyebabkan

(13)

hasil plating dengan kecenderungan yang sama yaitu ketebalan lapisan yang makin bertambah, Pertambahan Tegangan pada waktu pencelupan akan menyebabkan terjadinya kenaikan kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA

Aloysius, S.A., Supriharto., 2002, Ketrampilan Elektroplating BLK Industri

Semarang, hal lapiran. Semarang.

Darmawan Arif Surya., dkk., 2015, Pengaruh Variasi Tegangan Listrik dan

Waktu Proses Elektroplating Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Baja Karbon Rendah Dengan Krom. Mataram, Universitas Mataram.

Pramono., Agus., 2002, Pembuatan Dies Dengan Metode Elektroplating

Tembaga, Nikel Dan Krom Dengan Rapat Arus 3 Ampere dan Variasi Pencelupan 900 s, 1800 s, 2700 s Pada Polimer. Surakarta, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Purwanto., Huda S., 2005, Teknologi Industri Elektroplating, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

Syarief, Akhmad., 2007, Uji Ketebalan dan Kekerasan Lapisan Krom Keras Pada

Plat Baja St 37. Info Teknik, Volume 8 No.1.

Suarsana, K. I., 2008, Pengaruh Waktu Pelapisan Nikel Pada Tembaga Dalam

Pelapisan Khrom Dekoratif Terhadap Tingkat Kecerahan dan Ketebalan Lapisan. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram, Volume 2, No.1.

Universitas Udavana. Kampus Bukit Jimbaran Bali.

Salim, Nurdin., 2008, Studi Pelapisan Krom Pada Baja Karbon dengan Rapat

Arus 5 Ampere Tegangan 12 Volt dan Variasi Waktu Pencelupan 10, 20, 30, 40, 50 Menit. Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Taufik, Ashlikh., 2009, Pengaruh Electroplating Terhadap Sifat Fisis dan

Mekanis Aluminium Paduan Al-Si-Cu Yang Telah Mengalami Solution Treatment 450°C Quenching Dengan Air 27°C Dan Aging 270°C.

Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tarwijayanto, Danang., 2013, Pengaruh Arus dan Waktu Pelapisan Hard Crome

Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Tingkat Kekerasan Mikro Pada Plat

Baja Karbon Rendah AISI 1026 dengan menggunakan Cr03 250 gr/lt dan

H2SO4 2,5 gr/lt pada Proses Elektroplating. Surakarta, Universitas

(14)

Tri Widodo Besar Riyadi, Sarjito, Masyrukan, and Ricky Ari Riswan, 2017,

Mechanical Properties Of Cr-Cu Coatings Produced By Electroplating.

Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widodo, Tri., (2007), Analisis pengaruh waktu penahanan celup terhadap

ketebalan permukaan dan kilap pada proses elektroplating baja karbon tinggi. Surakarta ,Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 8. Tegangan 12 Volt
Gambar 10. kekerasan lapisan krom dengan variasi tegangan pada waktu Celup  50 menit.

Referensi

Dokumen terkait

Dieses Abkommen gilt auch ftir das Land Berlin, sofern nicht die Regierung der Bundesrepublik Deutschland gegentiber der Regierung der Republik Indonesien

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu 1 tahun mendatang pada umumnya memiliki self-efficacy

canaliculata Lamarck ) dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik. Study of Thermostable Chitinase Enzym from Indonesian Bacillus. Rahmi, Syuryawati, Zubachtirodin. Teknologi

Pada penelitian ini telah dikembangkan pemisahan Cu 2+ dan Pb 2+ secara ekstraksi fasa padat menggunakana silika dari abu sekam padi yang dimodifikasi dengan kitosan..

Para musisi masa kini yang ingin memberikan kritikan sosial mereka lebih suka dengan menggunakan lagu – lagu yang berlirik kritikan dan beberapa dari bahasa

Betapa tidak tersenyum ketika dalam humor tersebut menyatakan bahwa salah satu ketakutan tentara Amerika masuk ke negara kita adalah karena banyaknya pemerasan setelah mereka masuk

(2004) mengemukakan bahwa pengembalian jerami ke dalam lahan sawah bukaan baru sama artinya dengan memupuk kalium, karena 80% kandungan K pada tanaman padi dan

Hasil validasi menunjukkan kecocokan antara hasil analisa dengan data pada literatur tersebut, dengan rata-rata perbedaan nilai frekuensi pribadi yang diperoleh dengan data