BAB 2
LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum
Dalam pembuatan skripsi ini kami memakai landasan teori dari berbagai macam sumber referensi untuk membuat sistem yang baik dan memenuhi syarat agar proses institusi ini bisa berjalan dengan baik dan benar.
2.1.1 Enterprise
Menurut Bernard (2005, p31), enterprise merupakan suatu area tempat segala aktifitas dan tujuan-tujuannya dalam suatu organisasi atau antar beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lain nya saling bertukar dan berinteraksi.
Menurut Ahmad Zuhdi (2010, p1), enterprise adalah suatu istilah yang merujuk pada organisasi kerja yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan, khususnya bisnis dan pemerintahan untuk merealisasikan tujuannya. Pemodelan Enterprise adalah pendekatan sistematis untuk mendokumentasikan sebuah perusahaan, tujuannya, proses bisnis dan sistem pendukung, membantu perusahaan untuk secara sadar mengembangkan skema untuk menerapkan perubahan.
2.1.2 Green
Menurut Arbogast & Thornton (2010, p76), kata green mengarahkan pikiran kita ke warna hijau tumbuh-tumbuhan yang menyegarkan, menyehatkan, mengandung arti adanya kehidupan.
2.1.3 Information Technology (IT)
Menurut Turban et al (2003, p3) Teknologi informasi adalah kumpulan dari komponen teknologi yang di organisir kedalam suatu sistem informasi berbasis komputer
Menurut O’Brien (2003, p10), Teknologi informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pengolahan informasi lainnya yang digunakan didalam suatu sistem informasi berbasis komputer.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), Teknologi informasi secara spesifik mengacu pada teknologi, baik berupa hardware, software maupun jaringan telekomukasi yang menfasilitaskan dan mendukung proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan pertukaran informasi. Dapat disimpulkan teknologi informasi adalah alat yang mendukung aktifitas sebuah sistem informasi.
2.1.4 Computing
Menurut Yudi Prayudi (2008, p11), pengertian sederhana dari computing itu sendiri adalah segala hal teknis yang melibatkan penggunaan komputer.
2.1.5 Strategy
Menurut Mintzberg (2007, p98), konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu :
1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya. 2. Acuan yang berkenan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.
3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya. 4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.
5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tindakan - tingkatan terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka panjang sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Green IT
Menurut Murugesan (2008, p24), Green IT merujuk pada Information Technology (IT) yang berbasis lingkungan, Green IT merupakan pembelajaran dan pengaplikasian desain, manufaktur, pemakaian seperti komputer, server, dan peralatan IT lainnya.
Menurut Carinhas (2009, p2), Green IT dapat menurunkan biaya energi dan juga mengurangi polusi lingkungan. Walaupun permintaan energi semakin meningkat serta masi banyak teknologi dan metode untuk menghematnya. Perusahaan diharapkan bisa mengurangi emisi energi dan mempertahankan kinerja komputasinya.
Menurut Molla (2009, p77), Green IT memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang. Konsep Green IT ini merupakan konsep yang tidak didefinisikan dengan baik dan tidak pula secara seragam diterima sebagai seperangkat praktek atau pun seperangkat aturan.
Menurut Molla dalam Nazari dan Karim (2011, p43), menyatakan bahwa Green IT adalah kemampuan organisasi untuk secara sistematis menerapkan kriteria keberlanjutan lingkungan hidup untuk mendesain, memproduksi menggunakan sumber daya dan pembuangan limbah infrastruktur TI serta dalam komponen manusia dan manajerial yang ada dalam infrastruktur TI.
2.2.2 Definisi Green Computing
Menurut Tripathi (2012, p174-177), dalam jurnal berjudul Green Computing as a Mandatory Revolution For Proper End of Life. Green Computing merupakan studi dan realisasi dalam penggunaan sumber daya komputasi secara efesien serta ramah lingkungan. Komputer tentu telah membuat sebagian besar hidup banyak orang dan secara tradisional sangat merusak lingkungan. Produsen komputer dan bagian-bagiannya telah mencari solusi green untuk membantu melindungi lingkungan dari komputer dan limbah elektronik dengan cara apapun.
Menurut jurnal berjudul green computing Technology (2008, p1), Green computing merupakan salah satu mode baru dalam domain digital. Seringkali, hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan dan digunakan sebagai
alat pemasaran. Pengguna komputer juga berbicara tentang hal yang dapat mengurangi emisi karbon untuk dapat memperlambat pemanasan global dan yang benar-benar berarti adalah bagaimana cara menemukan cara untuk mengurangi kenaikan pemakaian listrik.
2.2.3 Green IT strategy
Menurut Pearch (1989), Green information technology (green IT) strategi dasarnya adalah strategi bisnis yang terpadu menggabungkan pengurangan emisi karbon dan pertimbangan lingkungan lainnya dalam perumusan dan eksekusi mereka. Sukses green IT strategies memberikan pertimbangan karena tujuan organisasi, konteks industri dan lingkungan sosial budaya. Nilai ini keselarasan penting antara bisnis, teknologi dan masyarakat telah diantisipasi dalam kebutuhan untuk pertumbuhan holistik organisasi, terutama dalam konteks lingkungan.
Menurut Unhelkar (2011), Green IT strategies terdiri isu isu bisnis, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, berpikir kritis dan arsitektur bisnis dan teknologi (termasuk teknologi informasi dan komunikasi (ICT)) serta isu-isu lembut seperti orang, semangat dan motivasi mereka. Sebuah pendekatan green IT strategic mencakup struktur organisasi, dinamika, insentif ekonomi makro, kendala kepatuhan dan harus menyelaraskan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)) dengan bisnis utama perusahaan. Sebuah diskusi yang mendalam dari berbagai aspek green IT strategies, juga dikenal sebagai strategi bisnis bertanggungjawab terhadap lingkungan (ERBS).
2.3 Pendekatan Green IT Strategies
Menurut Unhelkar dan Dickens (2008, p151-153), Kerangka konseptual untuk green IT strategies dibahas untuk model suatu perusahaan dari perspektif lingkungan, telah disempurnakan kerangka asli RMIT University untuk green IT yang komprehensif kerangka green IT yang dapat digunakan dalam praktek. Sebuah model prosedural terhadap informasi manajemen sistem yang berkelanjutan memberikan kontribusi terhadap model- model dan kerangka kerja untuk green IT, sehingga masukan berharga ke dalam pengembangan green IT strategy.
Menurut Sherringham dan Unhelkar (2011, p151-153), Sebuah pertimbangan penting dalam mengembangkan green IT strategy adalah jangka waktu pengaruhnya. Langkah-langkah sederhana dan mengambil keputusan untuk mematikan monitor dan komputer saat tidak digunakan. Sebuah pendekatan yang lebih strategis untuk pengurangan jejak karbon akan melibatkan langkah-langkah lain dan mengambil jangka waktu lebih lama untuk mencapai. Mengingat urgensi mengurangi jejak karbon dan mematuhi undang-undang, bisnis seringkali dihadapkan dengan kebutuhan untuk mengimplementasikan solusi taktis untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan menampilkan manfaat dari TI hijau, yang banyak kemudian menjadi kewajiban atau diganti dengan solusi jangka panjang.
2.3.1 Dampak Green IT Strategy
Menurut Unhelkar (2011,p152), Dampak atau kisaran berbasis waktu, pengaruh strategy green IT di dalam dan di organisasi berkisar dari operasional untuk strategis eksplorasi.
• Operasional (langsung)
Sederhana, tindakan segera diambil oleh organisasi sehubungan dengan Green IT. Misalnya, mematikan monitor komputer saat tidak digunakan atau tidak mencetak pada kertas bila memungkinkan adalah tindakan segera, juga disebut The low-hanging fruits. Sementara ini adalah tindakan yang paling terlihat, mereka tidak memerlukan apa yang dianggap sebagai pendekatan strategis. Cukup menginformasikan pengguna bahwa mereka perlu untuk menonaktifkan komputer saat tidak digunakan, atau menerapkan metode internal untuk mengisi pusat biaya pengguna untuk penggunaan kertas. Umpan balik dalam hal peraction penggunaan karbon, mengembangkan konsensus di antara kelompok pengguna dan pelatihan awal adalah membantu dalam mendapatkan inisiatif green IT operasional dari tanah. Banyak pengadopsi awal green IT telah dilakukan ini secara tepat. • Taktis (dalam satu tahun)
Pada tingkat taktis, organisasi membutuhkan sekitar satu tahun untuk membangun kemampuannya untuk mengurangi emisi karbon. Contoh dari tindakan ini taktis termasuk penggantian monitor komputer yang ada di suatu
organisasi dengan green, monitor layar datar, atau mengganti gadget mobile dan peralatan jaringan dalam setahun. Demikian pula, program daur ulang dapat disatukan oleh manajer untuk departemen masing-masing yang akan mendorong staf untuk memiliki proses untuk daur ulang kertas dan mengurangi pencetakan.
• Strategi-awal (dalam waktu tiga tahun)
Jangka waktu tiga tahun untuk dampak dari inisiatif green IT didasarkan pada inisiatif strategis. Inisiatif-inisiatif ini akan mencakup kepemimpinan senior dari organisasi termasuk peran 'C-Level' (seperti pejabat keberlanjutan utama) berdedikasi. Strategi-strategi TI hijau dirumuskan dan pendekatan untuk penghijauan yang termasuk pusat organisasi data, bangunan, rantai pasokan, strategi pembuangan dan bahkan penjualan dan pemasaran. Menerapkan kebijakan hijau, menggunakan perangkat lunak dan menerapkan metrik akan memberikan nilai luar biasa bagi transformasi perusahaan hijau dan nilai yang akan sendirinya dimaksimalkan dengan menjaga jangka waktu 3-5 tahun untuk menerapkan strategi-strategi dan rencana.
• Strategis (dalam lima tahun)
Strategi green IT ini adalah perpanjangan dari strategi tiga tahun tersebut, namun memiliki kedalaman yang lebih besar dan luasnya cakupannya. Misalnya, selain upaya rekayasa ulang selama periode tiga tahun, strategi ini juga akan membawa perubahan sikap lengkap pada orang di semua tingkatan, merombak arsitektur bisnis dan menerapkan mekanisme pemerintah besar untuk papan. Infrastruktur fisik, seperti gedung dan pusat data, juga akan menjalani perombakan besar dalam periode ini. Penggunaan Strategis data karbon melibatkan tidak hanya mengumpulkan dan melaporkan data, tetapi juga merencanakan tren dan pola dalam hal penghematan karbon internal dan kredit karbon eksternal dan perdagangan. Dengan demikian green IT strategy memperluas ke bidang perencanaan kapasitas untuk suatu organisasi, sumber daya dan strategi keterampilan (sumber daya manusia), akuisisi teknologi, manajemen resiko dan pemerintah. Selain itu, organisasi akan dipengaruhi dan mempengaruhi organisasi kemitraan lain melalui upaya kolaboratif. Sumber energi terbaru dieksplorasi dan dikonsumsi dengan pengukuran berbasis sistem sepenuhnya otomatis, pelaporan dan mendapatkan pelaporan.
• Strategis-eksplorasi (dalam waktu delapan tahun)
Sebuah strategi green TI selama periode waktu delapan tahun harus terus menerus mengeksplorasi kemungkinan pengurangan karbon dan berusaha untuk menyelaraskan mereka dengan bisnis, yang juga akan berubah selama periode waktu. Oleh karena itu, pendekatan jangka panjang tersebut akan membutuhkan strategi untuk membayangkan masa depan dalam hal teknologi dan bisnis dan memasukkan ke dalam strategi green IT. Eksplorasi tersebut penting, terutama untuk organisasi besar dan global serta badan-badan pemerintah, karena mereka menghasilkan sebuah think tank berbasis hasil yang memungkinkan organisasi untuk mempersiapkan beberapa, teknologi futuristik. Sebagai contoh, organisasi tersebut akan memiliki sumber daya untuk membuat prototipe dan mengukur dampak dari, katakanlah, teknologi nano dan biomimikri (teknologi yang meniru alam untuk mendapatkan hasil terbaik karbon) pada emisi karbon mereka. Mendekati satu dekade di masa depan, orang akan berharap ekonomi karbon menjadi ekonomi yang benar-benar utama (dengan karbon tranding di bursa saham) membutuhkan organisasi untuk menangani karbon dalam semua proses mereka, orang dan teknologi. Perdagangan karbon di masa depan tidak bisa dihindari, dan faktor karbon akan memainkan peran penting di bursa masa depan. Oleh karena itu, salah satu pertimbangan yang paling penting bagi para pengambil keputusan organisasi adalah untuk menimbulkan perubahan pola pikir dari yang taktis untuk yang strategis. Ini merupakan situasi yang lebih menantang dalam ekonomi berbasis pasar, di mana semua ekonomi mikro dan makro ditarik oleh organisasi dengan harga saham.
2.4 Penggerak Bisnis Green IT Strategy
Menurut Trivedi dan Unhelkar (2010, p153-156), Bisnis perlu alasan kuat untuk melakukan dan menerapkan strategi TI hijau. Driver bisnis hijau TI dapat dikelompokkan menjadi enam kategori seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1: (i) biaya (termasuk biaya energi dan biaya operasional), (ii) peraturan dan hukum, (iii) peluang pasar baru sosial budaya dan politik, (iv), (v) menerangkan kepentingan diri sendiri dan (vi) bisnis yang bertanggung jawab eko-sistem. Green strategy IT, kebijakan, desain, implementasi, dan praktek menemukan dorongan yang diperlukan oleh kombinasi dari satu atau
lebih dari driver ini. Pengaruh driver ini pada strategi TI hijau dibahas dalam bagian.
2.4.1 Pengurangan Biaya
Menurut Trivedi dan Unhelkar (2010, p154), Pengurangan biaya menyediakan driver yang sangat baik bagi suatu organisasi untuk datang dengan strategi green IT. Sebagai hasil dari inisiatif green, pengurangan biaya bisa dikendalikan dari meminimalkan konsumsi energi (meningkatkan efisiensi energi), mengurangi penggunaan bahan baku , peralatan, daur ulang dan mengoptimalkan penyimpanan dan persediaan limbah. Sementara upaya-upaya untuk mengurangi biaya dapat memberikan dorongan untuk pengurangan emisi karbon, organisasi yang melakukan transformasi green perlu menyadari investasi yang mereka harus dikenakan sebagai hasil dari upaya penghijauan mereka. Misalnya, mengoptimalkan proses bisnis dapat menghilangkan kebutuhan untuk mesin desktop, tetapi, sebaliknya, mungkin ada kebutuhan untuk mengganti desktop yang dengan perangkat mobile.
Gambar 2.1 : Business Drivers of Green IT Strategy
Virtualisasi pusat data yang sementara meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan mengurangi biaya pendinginan, akan membutuhkan beberapa investasi awal dari bisnis untuk menerapkan virtualisasi. Pada tingkat organisasi, biaya yang berkaitan dengan program transformasi perusahaan green harus diperhitungkan bersama dengan pengurangan biaya diantisipasi karena transformasi.
2.4.2 Tuntutan Persyaratan Hukum dan Peraturan
Menurut Unhelkar dan Philipson (2009, p154-155), Aturan dan peraturan pemerintah terdiri dari penggerak utama untuk program transformasi banyak perusahaan green. Kepentingan relatif diberikan kepada faktor regulasi, dibandingkan dengan faktor-faktor lain seperti organisasi diri inisiasi, permintaan pelanggan dan tekanan dari masyarakat, adalah yang tertinggi 70%. Tindakan peraturan seperti Rumah Kaca Nasional dan Pelaporan Energi (NGER) (www.climatechange.gov.au / pelaporan; Pemerintah Australia, 2011 a) dan Skema Pengurangan Polusi Karbon / Carbon Pollution Reduction Scheme (CPRS) membutuhkan organisasi untuk wajib melaporkan emisi karbon mereka jika mereka berada di atas ambang batas tertentu. Badan pengatur juga menyediakan beberapa kalkulator dasar untuk memungkinkan perhitungan gas rumah kaca.
Contoh satu kalkulator tersebut adalah NGER kalkulator OSCAR (Sistem Online untuk Pelaporan Kegiatan Komprehensif, Pemerintah Australia, 2011b / Online System for Comprehensive Activity Reporting; Australian Goverment, 2011b). Kalkulasi ini digunakan untuk menentukan total emisi karbon organisasi yang dapat digunakan untuk menentukan apakah organisasi akan memerlukan pelaporan wajib. Selain kalkulator dasar, sistem informasi green juga sumber data peraturan eksternal (seperti angka emisi yang diijinkan), dan meningkatkan kinerja itu. Sistem informasi ini lebih spesifik dan lebih canggih daripada kalkulator dasar yang disediakan oleh badan pengawas.
2.4.3 Sociocultural dan Tekanan politik
Menurut Garito (2011, p155), Sociocultural dan tekanan politik menjadi besar pasukan mengemudi ketika sebuah organisasi masyarakat mengakui lingkungan sebagai nilai penting dan tertarik melindungi. Seperti penerimaan lingkungan penting oleh masyarakat membawa tekanan pada organisasi untuk mengubah. Misalnya, peningkatan popularitas dan kepatuhan terhadap earth hour, dimana hampir semua bangunan-bangunan besar di seluruh dunia mematikan daya listrik mereka untuk semua hal-hal penting untuk satu jam, atau earth hour (di Amerika Serikat dan oleh PBB ) memiliki sesuai bantalan pada banyak bisnis besar kerberlanjutan strategi. Pendukung
pendapat ini juga menyebabkan sesuai pergeseran sudut pandang. Alhasil dalam politik, organisasi dipaksa untuk serius mempertimbangkan prioritas bisnis dan proses dalam organisasi dari lingkungan. Sementara skala dan sifat dari manfaat seperti CSR untuk sebuah organisasi yang dapat bervariasi tergantung pada sifat enterprise, dan sulit untuk mengukur kepentingan mereka tidak boleh diabaikan.
2.4.4 Kewajiban Self- Interest
Menurut Cartland (2005, p155), Kepentingan pribadi masuk ke sebuah organisasi dengan kemauan sendiri, menyadari adanya kebutuhan untuk menjadi dan manfaat pada lingkungan hidup yang bertanggung jawab dan menciptakan atau mengadopsi sebuah strategi. Green Ini mungkin termasuk berbagai kepentingan termasuk organisasi keinginan untuk melakukan kebaikan bersama, kebutuhan yang asli bisnis kepemimpinan untuk mencapai kepuasan pribadi ,mempertahankan ,meningkatkan moral karyawan atau hanya para pembuat keputusan memahami bahwa biaya-biaya dapat berkurang dan pelanggan lebih puas dengan pendekatan kepentingan pribadi yang juga membantu lingkungan.
Keinginan untuk mencapai merek keberlanjutan dan pengakuan berbasis di sekitar lingkungan atau pemahaman dampaknya pada bisnis ini juga merupakan bagian dari kesinambungan pengandar. Driver ini bisa jadi menerjemahkan ke self-motivation dan memiliki potensi menjadi yang efektif untuk bisnis. Driver ini sehingga dapat menerjemahkan ke dalam motivasi diri dan memiliki potensi untuk menjadi seorang pembalap hijau yang efektif untuk bisnis. Variasi dari driver ini, dikenal sebagai incentive driven compliance (IDC) berbasis insentif, menggabungkan inovasi dan motivasi diri dalam pendekatan lingkungan untuk penyesuain karbon yang lebih baik.
2.4.5 Ekosistem Bisnis Kolaboratif
Menurut Velte dan Elsenpeter (2008, p155-156), Jika sebuah organisasi besar yang memiliki berbagai asosiasi dengan berkolaborasi organisasi berukuran kecil yang banyak perubahan arah dan prioritas, maka orang-orang yang berkolaborasi organisasi juga harus mengubah prioritas sesuai mereka. Ketika seperti sebuah organisasi besar memulai pada program
keberlanjutan lingkungan dengan cara meliputi rantai pasokan, yang seluruh ekosistem terdiri dari bisnis partner, dan pelanggan dan pemasok pengguna internal organisasi, bersama-sama dengan industri dan bisnis yang sesuai persetujuan di mana ada organisasi dipengaruhi.
Terkait ini berbagai pihak dan asosiasi yang selalu didorong untuk menerapkan strategi lingkungan inisiatif dan bertanggungjawab. Ini terjadi berdasarkan beberapa interaksi fisik dan elektronik yang dilakukan dalam perjalanan dari kegiatan bisnis sehari-hari. Skenario ini deperagakan oleh HP, adalah dimana tidak hanya dampak lingkungan yang dipantau dan dikelola oleh organisasi, tapi juga, berdasarkan manajemen sendiri dan keterlibatan aktif dengan para anggota dari rantai pasokan yang, keseluruhan karbon dampak kegiatan pemasok HP juga dikurangi. Selain dampak bidang organisasi di sebuah jaringan bisnis, ada juga pertimbangan posisi atas membawa bisnis utamanya perubahan restrukturisasi dan mendukung ide yang ramah lingkungan.
2.4.6 Peluang Pasar Baru
Menurut Godbole (2011, p156), Kesadaran lingkungan global, sesuai peraturan perundang-undangan dan tekanan politik dan penerangan pada bisnis telah menciptakan peluang pasar baru yang memang ada atau tidak ada bahkan membayangkan beberapa tahun yang lalu. Misalnya, pasar baru ini dapat menciptakan dan menyediakan produk dan bantuan layanan bahwa organisasi lainnya menerima hijau dan tujuan inisiatif.
Dengan demikian, kita berbicara tentang tidak hanya “bisnis yang hijau” tetapi juga “Green sebagai sebuah bisnis yang menawarkan”. Sebagai contoh, karbon emisi manajemen perangkat lunak (CEMS) adalah jenis baru dari aplikasi perangkat lunak yang sekarang tersedia. Para pengembang aplikasi perangkat lunak yang baru ini telah menemukan pasar yang tidak ada sebelumnya. Demikian pula, smart meter untu dan arsitektur desain gadget karbon rendah terdiri dari pasar yang cenderung tumbuh dalam ekonomi karbon. Walaupun diskusi pada driver tersebut untuk melakukan bisnis hijau inisiatif, pengalaman praktis menunjukkan bahwa driver hijau strategi ini biasanya ditafsirkan oleh organisasi dalam cara mereka sendiri.
Dalam sektor kesehatan, rumah sakit memiliki tantangan yang signifikan dengan pembuangan limbah berbahaya, sementara perusahaan asuransi lebih prihatin dengan mengurangi kertas menggunakan atau mengurangi konsumsi daya di pusat data mereka. Dengan demikian, dalam praktek driver ini akan mengakibatkan kombinasi driver untuk bisnis IT depending hijau untuk memulai pada apa yang ia menganggap sebagai kunci itu sendiri dan lingkungan bisnis yang bermasalah. Dalam pengembangan hijau itu strategi, driver ini tidak hanya butuh analisis independen tetapi mereka juga perlu dipelajari bersama-sama untuk melihat secara keseluruhan berdampak pada organisasi mereka.
2.5 Dimensi Bisnis untuk Green IT Transformasi
Menurut Unhelkar (2009, p156-157), Driver yang sekali memberikan dorongan untuk bisnis untuk yang hijau inisiatif baru diidentifikasi dan didokumentasikan, mereka memimpin dengan diskusi di kawasan bisnis yang kemungkinan besar akan terpengaruh oleh perubahan. Perubahan yang dihasilkan dari hijau itu inisiatif mengubah organisasi dan karena itu memahami mereka adalah bagian integral dari hijau itu strategi. Sebuah organisasi perubahan atau mengubah sepanjang empat baris yang berbeda atau dimensi. Dimensi transformasi bisnis ini berlaku untuk setiap jenis transformasi, dan dapat juga dipahami sebagai faktor yang akan mengubah sebagai sebuah organisasi perubahan.
2.5.1 Ekonomi
Menurut Copenhagen (2009, p157), pertimbangan ekonomi adalah salah satu faktor kunci keputusan organisasi dalam menerapkan kebijakan lingkungan dan sistem. Biaya yang berkaitan dengan transformasi hijau dan tingkat pengembalian biaya mereka adalah yang pertama muncul di benak para pemimpin dan orang transformasi hijau. Oleh karena itu, ini adalah dimensi primer yang hijau transformasi terjadi dalam sebuah organisasi. Ini termasuk analisis “benefit“ biaya dan pengembalian keuangan analisis investasi (ROI).
Pertumbuhan ekonomi dalam perekonomian saat ini biasanya berhubungan dengan peningkatan emisi karbon. Hal ini terutama berlaku ekonomi negara berkembang, dimana semua industri berada di atas kenaikan
untuk meningkatkan emisi di seluruh divisi dan tidak hanya dibatasi untuk sebuah organisasi tertentu. Sebagai contoh, dimensi ekonomi ini membawa gesekan antara dunia “membangun” dan “berkembang” adalah dari KTT.
2.5.2 Teknologi
Dalam konteks ini, dengan teknologi berarti dimasukkan perangkat keras (hardware), infrastruktur jaringan, perangkat lunak (software) dan aplikasi. Hal ini juga lebih “populer” dan aspek itu terlihat hijau. Mematikan monitor, virtualizing server dan menghindari pencetakan pada kertas adalah awal. Terlihat aspek perubahan yang terjadi sepanjang dimensi ini.
Ini kemudian diikuti oleh strategi jangka panjang perubahan dalam cara data center terorganisir (termasuk yang fisik bangunan, rak sistem dan server sebenarnya itu sendiri) dan dioperasikan. Muncul teknologi informasi, seperti layanan orientasi, software sebagai service (Saas) dan komputasi awan, kreatifitas digunakan dimensi ini untuk mengurangi seluruh organisasi emisi karbon. Business intelegence (BI) bisnis ini juga diperpanjang dan ditingkatkan dengan data karbon, mengarah ke apa yang disebut intellgence lingkungan.
2.5.3 Proses
Menurut Murugesan (2008, p158), Proses dimensi dari organisasi yang berhubungan dengan “ bagaimana “ hal-hal yang dalam sebuah organisasi. Proses bisnis reegineering adalah fundamental radikal memikirkan kembali dan mendesain ulang bisnis proses untuk mencapai perbaikan yang dramatis di tengah kritis, langkah-langkah kontemporer kinerja seperti biaya, kualitas, layanan, dan kecepatan. Perlu untuk mendesain ulang bisnis operasi, proses dan jasa menurut parameter lingkungan juga.
Pengelolaan proses bisnis hijau (BPM) adalah dimana sebuah model organisasi,mempelajari dan mengoptimalkan proses dan memperkenalkan baru kredensial hijau. Proses riset ini melibatkan masyarakat dan memperkenalkan kesadaran new green yaitu proses yang tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga meningkatkan pengalaman pelanggan. Proses dimensi sebuah organisasi mungkin yang paling terlihat satu, dan hal
ini sering digunakan untuk menilai tingkat tanggung jawab untuk sebuah organisasi lingkungan hidup green ICT. Ini adalah karena proses dimensi telah segera dan terukur efek pada sebuah operasi bisnis carbon footprint. Ini juga memiliki efek pada klien, pedagang dan mitra usaha dalam kolaborasi.
Proses jejak karbon dan kepatuhan untuk green ICT operasi oleh mitra usaha lainnya dapat berfungsi baik sebagai sebuah kuasa untuk mengukur inisiatif keefektifan green ICT baru dalam organisasi. Proaktif menjaga perangkat dan sistem, fungsi perusahaan layanan non-core dan mengambil tindakan pencegahan seperti memasang software antivirus dan antispam semua bisa berkontribusi untuk dioptimalkan mendukung proses dan mengurangi jejak karbon. Pemerintahan kerangka seperti ITIL dan coBIT dalam proses mengoptimalkanseperti Lean dan six sigma dapat digunakan untuk mepengaruhi sebuah organisasi dalam proses bisnis untuk pengurangan karbon.
2.5.4 Manusia
Yang paling sulit dan mungkin yang paling kompleks dimensi dari perusahaan yang hijau transformasi adalah manusia. Sementara aspek orang-orang dari sebuah organisasi yang perilakunya telah mempelajari untuk pendalaman besar, dalam diskusi ini fokus ada di perangkapsikap individu dan sociocultural di mana mereka beroperasi dalam konteks lingkungan. Sociocultural yang sama pengandar yang mendorong organisasi menuju hijau tantangan hal ini juga menyediakan sumber bahwa ketika organisasi sebenarnya melakukan transformasi. Selain itu untuk individu karyawan dan pelanggan di bawah tingkat, di sana adalah sebuah tantangan yang signifikan dalam menangani dimensi orang dalam konteks kepemimpinan dalam bisnis untuk hijau transformasi itu.
Perusahaan besar strategi hijau adalah terbaik didorong dari puncak organisasi didalam rangka untuk memastikan keberhasilan. Kepemimpinan dalam aspek organisasi ini seperti senior directors dan chief officers adalah seseorang yang memutuskan faktor dalam sebuah inisiatif lingkungan. Keterlibatan manajemen senior dalam membawa perubahan tentang dimensi orang adalah vital dan itu yang harus dilakukan pada tahap awal dari sebuah inisiatif hijau meskipun keterlibatan seperti dari kepemimpinan senior
membutuhkan komitmen substansial dalam hal waktu, uang, dan sumber daya lainnya. Membuat kunci stakeholder sepenuhnya menyadari pentingnya inisiatif hijau untuk organisasi dan melalui mereka, mempromosikan inisiatif untuk membawa tentang perubahan mendasar di sikap apakah kunci untuk keberhasilan.
Akhirnya, hal ini senilai mengulangi, bahwa tidak ada driver tunggal, dimensi hijau atau strategi itu yang memang akan cocok semua organisasi. Meskipun diskusi di sini telah disuling kesamaan dalam aspek ini dari strategi sebuah organisasi masih butuh untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengimplementasikan spesifikasi yang mereka pakai sendiri untuk jangka pendek dan jangka panjang green strategy. Dengan ini demikian berbagai aspek green IT drivers dan dimensi harus disesuaikan dengan sektor industri, serta ukuran (kecil atau besar) dan jenis (produk atau layanan) organisasi. Dilihat dari sisi, “Industry Verticals and Shades of Green IT Strategies”. Dengan demikian bisnis driver hijau bisa diterapkan dalam kombinasi yang berbeda dan dengan penekanan yang berbeda-beda.
Industry verticals and shades of green IT strategies :
• Education. Industri jasa ini adalah proses penting. Green IT dapat digunakan dalam mengumpulkan dan mempromosikan materi pendidikan secara global. Mekanisme pendidikan online, berbagi ruang kelas online dan tutorial dapat memberikan keuntungan yang signifikan dalam hal berkurangnya infrastruktur dan karena itu mengurangi karbon.
• Hospital dan Medicine. Selain proses dan orang-orang yang berhubungan dengan green IT, perhatian harus dibayar untuk fakta bahwa teknologi revolusi yang besar itu telah mengakibatkan peralatan kesehatan medis yang tinggi biaya, sementara itu menyelamatkan nyawa juga mengurangi carbon footprint rumah sakit. Bersama ini peralatan medis dengan sistem IT dan telah membuat sejumlah besar emisi karbon.
• Entertainment. Memiliki signifikan infrastruktur serta biaya operasional karbon. Misalnya, mengeluarkan lebih banyak emisi
karbon tinggi, peralatan seperti televisi, TV kabel, teater dan game ini dipasangkan dengan carbon footprint dengan memisahkan pengadaan dan pemasangan, pengoperasian, dan pembuangan alat.
• Finance. Teknologi informasi dan sistem sangat digunakan dalam dunia keuangan, langsung menyediakan harga untuk saham melalui untuk menyelesaikan transaksi. Seluruh kekayaan generasi global dan pertumbuhan tergantung pada high-end server ini dan serta peralatan komunikasi high-end yang memiliki dampak langsung karbon.
• Security. Di dunia yang berbeda keamanan pun berbeda,keamanan vertikal penuh dengan gadget elektronik yang menghasilkan emisi karbon yang signifikan. Selain itu, dengan gadget keamanan sudah hampir wajib bahwa mereka semua beroperasi selama lebih 24/7. Oleh karena itu, gadget seperti alarm sistem di rumah, kendaraan, dan bisnis lokal, dan TV terkait monitoring, rekaman, analisis, memiliki biaya karbon besar, biaya sebenarnya dan mengoperasikan perangkat ini. • Telecommunications. Tipe infrastruktur organisasi ini jelas dengan
tantangan dalam hal pengadaan dan pemasangan infrastruktur besar (infrastruktur umum). Instalasi carbon footprint jauh lebih tinggi daripada operasi. User perangkat tinggi dan aplikasi pendukung bisnis telekomunikasi (seperti dukungan operasional dan penagihan) juga harus dipelajari dari sudut pandang operasional emisi dan pengadaan mereka.
• Banking. Meskipun industri jasa keuangan, infrastruktur TI dan aplikasi yang digunakan di sektor perbankan yang mengejutkan. Perbankan vertikal adalah penguna emisi karbon yang sangat tinggi dan seperti memerlukan strategi yang rentang layanan dan infrastruktur aspek green.
• Packaging. Produk yang unik sesuai industri yang terlibat dalam memproduksi dan memberikan pemaketan bahan dalam berbagai bentuk. Reuseability dan bahan-bahan daur ulang kemasan serta inovatif untuk menciptakan pemaketan tampaknya akan berdampak kelestarian lingkungan di jalan utama di vertikal. Green ini dapat
digunakan sebagai dukungan mekanisme untuk memfasilitasi dioptimalkan produksi kemasan.
2.6 Pertimbangan Organisasi dalam Green IT Strategy
Faktor-faktor kunci praktis yang harus diakui dan dianggap dalam penciptaan green IT strategy yang komprehensif untuk bisnis adalah sebagai berikut :
• Dasar green IT strategy pada keyakinan bahwa pengurangan jejak karbon dan manajemen tidak menolak untuk mencapai hasil bisnis - dan, pada kenyataannya, bisa memanfaatkan hasil bisnis.
• Tetap mengikuti holistik dan alam subjektif dari konsep perusahaan hijau yang meliputi tantangan pribadi, individu dan sikap.
• Pindah dari keinginan organisasi untuk fokus hanya pada mendapatkan manfaat langsung terhadap pendekatan yang lebih holistik. Daya tarik yang disebut buah menggantung rendah seperti segera mematikan hardware emisi karbon fisik (misalnya monitor dan data server) mungkin bayangan pengurangan emisi karbon berpotensi holistik.
• Membuat beberapa ketentuan untuk mengatasi ketidakpastian undang-undang dan standar yang berkaitan dengan emisi karbon.
• Mengintegrasikan organisasi paket yang ada dan sistem dengan CEMS. • Menggabungkan analisis cost - benefit dalam metrik yang terkait dengan
proyek hijau, dengan demikian berfokus pada pengembalian pada inisiatif lingkungan.
• Mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi - berdasarkan inisiatif seperti bisa komputasi, BI dan pengetahuan manajemen di daerah inisiatif hijau.
• Membayar karena pertimbangan untuk desain dan kontraksi (sedapat mungkin) bangunan dan infrastruktur terkait. Ada kesempatan bagi pengurangan substansial emisi infrastruktur jika perhatian dibayar untuk awal yang di desain dan konstruksi dari sudut pandang pengurangan karbon.
• Mempertimbangkan pusat data sebagai bangunan khusus bahwa data rumah dan komputasi server serta peralatan jaringan organisasi - memerlukan perhatian strategis dalam tahap awal konstruksi dan instalasi.
• Menyediakan pendidikan dan pelatihan (sikap dan budaya) kepada staf untuk mengubah sikap saat ini dan outline untuk berubah, tetapi juga mempertimbangkan sumber daya manusia yang hijau serta dukungan yang mendorong perubahan sikap.
• Mempertimbangkan dan membuat ketentuan untuk teknologi (perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan) meningkatkan yang akan selalu terjadi sebagai organisasi strategis untuk sebuah transformasi yang hijau. Pertimbangan ini mencakup penggunaan kembali dan daur ulang hardware yang telah ada serta pelaksanaan strategi untuk menggantikannya dengan yang baru, lebih banyak karbon hardware semakin efisien.
• Mempertimbangkan aplikasi dan upgrade sistem dalam dua bidang utama - pertama, untuk meng-upgrade aplikasi dan sistem yang ada untuk memungkinkan penggabungan data karbon dalam diri mereka dan, kedua, untuk menyusun strategi untuk CEMS baru yang didedikasikan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan melaporkan hanya pada karbon data.
• Melakukan rekayasa ulang proses hijau dan manajemen memanfaatkan strategi rekayasa ulang dahulu yang meliputi identifikasi, pemodelan dan optimasi proses.
• Sertakan metrik hijau dan pengukuran yang merupakan bagian dari negara mengidentifikasi organisasi apa adanya dan pemodelan perusahaan untuk menjadi negara.
• Memastikan bahwa kepatuhan hukum adalah bagian integral dari green IT strategies. Persyaratan hukum dapat bervariasi dari undang-undang lokal dan negara bagian untuk karbon peraturan perundang-undangan di tingkat nasional. Ada juga Konsorsium internasional dan puncak yang mendikte persyaratan hukum dan perlu dimasukkan dalam ERBS.
2.7 Langkah dalam Mengembangkan Green IT Strategy
Setelah memberikan pertimbangan karena faktor organisasi luas yang mempengaruhi pengembangan strategi TI hijau, bagian ini menjelaskan
langkah-langkah yang sebenarnya dalam mengembangkan strategi TI hijau. Dokumen strategi yang dihasilkan mungkin berbeda tergantung pada jenis, ukuran, lokasi dan Industial vertikal, dan variasi tersebut harus diperhitungkan.
Gambar 2.2 : Step in developing a green IT strategy
Berikut ini adalah langkah-langkah utama yang dapat dieksekusi iteratif (tiga kali) untuk menghasilkan green IT strategy :
• Menyelaraskan strategi TI hijau dengan tujuan bisnis
Tujuan bisnis hijau adalah tujuan inti untuk bisnis yang menanggung transformasi hijau. Seperti yang telah dibahas dalam bab ini, tujuan tersebut harus selaras dengan karbon organisasi dan tujuan bisnis. Pemicu utama mempengaruhi organisasi akan memberikan pemahaman tentang tujuan bisnis untuk menjadi hijau. Misalnya, jika pengurangan biaya adalah pendorong utama, maka yang akan tercermin dalam tujuan bisnis yang tercantum dalam TI strategi dan sesuai metrik hijau diterapkan untuk itu.
• Deskripsi Strategi
Bagian ini energi secara detail pendekatan organisasi akan mengambil untuk menjadi hijau. Dimensi transformasi hijau (ekonomi, teknis, prosesdan orang-orang) akan memberikan masukan ke dalam deskripsi strategi. Lamanya waktu yang diperlukan untuk implementasi (misalnya, tiga tahun) juga akan ikut bermain di sini. Organisasi dapat dengan mudah mengambil 1-3 bulan (atau lebih, tergantung pada ukuran organisasi) untuk mengembangkan deskripsi green IT strategy mereka. Deskripsi Strategi menyebabkan proyek
transformasi perusahaan hijau yang mempengaruhi organisasi. Ini juga memerlukan pemahaman tentang rencana strategis saat ini jika ada. Deskripsi strategi dapat didasarkan pada SMART (spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan tepat waktu) tujuan (The Climate Group 2008).
• Rencana dan jadwal Transformasi
Mengembangkan rencana transformasi perusahaan hijau adalah langkah terakhir dan penting dalam mengembangkan green IT strategy. Sebuah rencana transformasi adalah rencana proyek yang berisi tugas, peran dan kiriman bersama-sama dengan waktu untuk pengiriman. Biasanya, rencana proyek transformasi ini memberikan peta jalan untuk transformasi. Rencana ini umumnya dibagi menjadi dua bagian peta jalan tingkat tinggi yang mengidentifikasi bidang utama kerja, kiriman dan jadwal, yang dapat diikuti dengan rinci, rencana proyek tugas demi tugas rinci yang memanfaatkan semua yang dikenal proyek dan pengelolaan program teknik. • Iterasi dan resiko
Pengembangan green IT strategy tidak harus menjadi proses searah. Sebaliknya, itu harus dikembangkan sebagai proses berulangakan melalui semua driver, dimensi, risiko dan metrik lebih dari sekali, seperti digambarkan dalam gambar 8.5. Semua faktor yang mempengaruhi, seperti driver, dimensi, metrik dan resiko, juga diringkas dalam gambar 8.4. Biasanya, Anda mungkin perlu tiga iterasi untuk mencapai final, komprehensif dan ditindaklanjuti rencana green IT. Iterasi ini, kadang-kadang mulai selama periode 3-6 bulan, mungkin juga termasuk mengamati tren industri dan perkembangan baru sehubungan dengan green IT. Kebijakan hijau harus direvisi berdasarkan tren ini. Iniiterasi juga menunjukkan pendekatan untuk melaksanakan kebijakan yang juga harus didasarkan pada iterasi. Perancangan perbaikan dari kebijakan diharapkan saat berlatih. Namun, konsep perbaikan terus menerus dalam proses, orang dan teknologi yang memberikan dorongan terhadap inisiatif bisnis yang ramping juga berlaku di sini.
2.8 Matrik dan Pengukuran Green Strategies
Metrik untuk kinerja green IT suatu organisasi dapat di dasarkan tujuan ROI internal dan persyaratan pelaporan hukum. Sementara seri ISO 14000 standar dapat memberikan titik awal yang sangat baik untuk Indikator
Kinerja Utama (KPI) untuk green IT, CEMS dapat digunakan untuk mengotomatisasi, mengukur dan melaporkan emisi karbon dan jejak karbon.
Berikut adalah beberapa KPI khas yang harus tertanam dalam sebuah organisasi yang melakukan strategi hijau:
• Hasil ekonomi
Mengurangi konsumsi energi sebesar 10% dari tingkat saat ini per tahun selama tiga tahun, meningkatkan pelayanan hijau (misalnya penambahan satu layanan asuransi rinci didedikasikan untuk hijau).
• Teknis
Gunakan data server vitualized untuk semua data warehoused, menggunakan smart meter untuk merekam, repost dan kontrolemisi.
• Proses
Mengoptimalkan manajemen rantai pasokan untuk mengurangi atau merekayasa ulang proses individu.
• Manusia
Melatih orang untuk hijau TI disemua tingkat. Telecommuting sekali seminggu untuk mengurangi emisi.
Kelompok KPI dijelaskan di sini dapat dikembangkan lebih lanjut secara lebih rinci, dan mereka akan memiliki nuansa tersendiri tergantung pada dimensi mana mereka berasal. Misalnya, KPI yang sepenuhnya berfokus pada pengurangan karbon terlepas dari pertimbangan biaya mungkin tidak dapat diterima oleh dimensi ekonomi organisasi. Atau, pendingin hemat energi berteknologi maju mungkin menggunakan lebih sedikit energi dan karenanya memiliki biaya yang lebih rendah operasional, tetapi biaya modal terhadap pendingin tersebut akan menjadi bagian dari dimensi ekonomi. Dengan demikian, KPI harus regulary mengikat efisiensi usaha dengan efisiensi pengurangan karbon. Penghematan karbon yang berhubungan dengan berbagai aspek organisasi, seperti produksi, penjualan dan pemasaran, penelitian dan pengembangan dan administrasi, perlu terkait dengan penghematan biaya.
Wawa Sundawa (2008, p42), Tiga R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah sebuah implementasi mendalam tentang sustainability (sustainability adalah sebuah pendekatan terhadap kinerja perusahaan di bidang lingkungan) yang sangat dekat dengan proses akhir dari masa hidup suatu produk yang dapat digunakan kembali atau di daur ulang.
Gambar 2.3 : Konsep Tiga R pada Green Computing Sumber : Wawa Sundawa (2008)
Penggunaan energi yang besar dan ketergantungan terhadap penggunaan perangkat teknologi informasi dapat ditangani dengan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle (3R).
2.9.1 Reduce (Mengurangi)
Perangkat IT adalah gabungan dari berbagai hardware, maka setiap hadrware berkontribusi mengkonsumsi energi. Dengan tujuan beralih pada green computing, harus ada kesadaran untuk memperbaiki kinerja, kualitas, dan efisiensi bagian dari perangkat hardware sehingga dapat mengurangi konsumsi energi lebih baik mengikuti metode "Reduce".
2.9.2 Reuse (Menggunakan kembali)
Daur ulang komponen perangkat IT tertuju pada menggunakan kembali komputer dengan sisa komponen-komponen hardware. Hal ini dapat termasuk menemukan kegunaan lain sistem tersebut seperti mendonasikannya atau membongkar bagian dalam untuk digunakan kembali. Oleh karena itu, bagian dari sistem yang sudah ketinggalan zaman dapat diaur ulang kembali penggunaannya.
Mendaur ulang peralatan perangkat IT mampu mengurangi bahaya material dari lingkungan, seperti timah hitam, merkuri, dan hexanvalent khrom. Perangkat IT yang sudah tidak digunakan adalah sumber daya berharga untuk bahan mentah cadangan, bila diperlukakan sebagaimana mestinya. Bila tidak diperlakukan dengan baik perangkat IT adalah sumber terbesar racun karsinogen.
2.10 Paperles Office
Menurut McIndoo Todd (2009, p87-90), paperless office merupakan suatu sistem yang mereduksi penggunaan kertas dalam proses adminitrasi perkantoran. Ide paperless office mulai mencuat pada akhir tahun 90-an. Filosofinya adalah menggunakan sesedikit mungkin kertas dan digitalisasi dokumen. Manfaatnya adalah meningkatkan produktivitas, hemat biaya, efisien tempat dan mengurangi dampak lingkungan. Paperless office memang sudah menggema beberapa tahun lalu. Sejak kemajuan dibidang teknologi informasi dan komputer, manusia mendapatkan alternatif lain dalam mengolah dan membaca berbagai dokumen. Paperless office merupakan suatu cita-cita untuk membiasakan diri mengolah dan membaca dokumen dalam bentuk digital, dengan kata lain mengurangi pemakaian kertas sebagai bahan pokok penulisan dokumen seperti sekarang. Ada beberapa manfaat yang ditawarkan oleh penggunaan paperless antara lain adalah sebagai berikut :
1. Efisien waktu.
2. Manajemen dokumentasi lebih baik. 3. Kenyamanan kerja lebih baik.
4. Mendukung terjadinya keputusan yang lebih baik. 5. Manajemen lebih terkendali.
6. Membaiknya citra organisasi.
2.10.1 Pohon sebagai bahan baku pembuat kertas
Kertas yang kita ketahui berasal dari serat kayu dari pohon, kertas yang merupakan sebagai alat tulis yang tanpa kita sadari secara langsung memiliki dampak merusak lingkungan. Biasanya kertas dihasilkan dari pohon pinus, karena pohon jenis ini menghasilkan kertas dengan kualitas terbaik
jika didalam perusahaan atau organisasi penggunaan kertas sangat tinggi jumlahnya dan tentu hal itu menyebabkan meningkatnya jumlah limbah kertas yang kita hasilkan. Dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tingginya penggunaan kertas dapat diminimalisir, salah satunya adalah dengan menggunakan konsep dari green computing. Dengan menggunakan konsep green computing kertas dapat diganti dengan paperless.
Gambar 2.4 : Pohon sebagai bahan baku pembuat kertas Sumber: www.gudangmateri.com
2.11 Kebijakan tentang Green
Greenpeace sebagai organisasi internasional non pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan dan secara aktif telah banyak berperan untuk menentang penggunaan nuklir juga turut mencermati pengunaan energi fosil dan energi terbarukan.
Dalam melaksanakan aksinya Greenpeace selalu menggunakan aksi-aksi damai, seperti yang termuat dalam beberapa prinsip utamanya ada enam, yaitu :
• Menjadi saksi atas kerusakan lingkungan dengan cara yang damai tanpa kekerasan
• Menggunakan konfrontasi tanpa-kekerasan untuk meningkatkan perhatian dan debat publik mengenai isu lingkungan
• Dalam mengekspos ancaman terhadap lingkungan dan mencari solusi, Greenpeace tidak memiliki sekutu permanen ataupun lawan
• Menjamin independensi sumber keuangan dari kepentingan politik atau komersial
• Mencari solusi untuk mempromosikan secara luas dan menginformasikan perkembangan dari pilihan untuk lingkungan di sekitar masyarakat
• Dalam mengembangkan strategi kampanye dan kebijakan, Greenpeace menaruh perhatian besar untuk menghormati prinsip-prinsip demokratis dan untuk mencari solusi dalam meningkatkan keadilan sosial secara global
2.12 Manfaat Menggunakan Green IT
Menurut San Murugesan (2008, p26), ada lima manfaat dan alasan untuk menggunakan green IT : (1) menghemat daya, (2) menghemat biaya, (3) emisi karbon dan dampak lingkungan yang lebih rendah, (4) peningkatan performa dan pemakaian sistem, (5) menghemat tempat.
Gambar 2.5 : Manfaat Menggunakan Green IT
2.12.1 Unsur utama Green IT
Menurut San Murugesan (2008, p27), untuk lebih mengarah secara komprehensif dan efektif dari pelaksanaan Green IT dilakukan pendekatan holistik yang melingkupi empat bidang dalam pelaksanaannya yaitu:
Green use of IT system Green manufacturing of IT system Green IT
Gambar 2.6 : Unsur Utama Green IT Sumber : San Murugesan (2008) Terdapat 4 unsur utama Green IT, yaitu :
• Green Use
Mengurangi konsumsi energi komputer dan sistem IT lainnya dengan cara penggunaan yang berbabasis ramah lingkungan.
• Green disposal
Peremajaan dan penggunaan kembali komputer lama serta mendaur ulang alat-alat yang tidak terpakai.
• Green Design
Mendesain alat-alat IT agar hemat energi dan ramah lingkungan. • Green Manufacturing
Metode yang digunakan dalam teknik industri untuk meminimalkan pemborosan serta menjaga lingkungan.
2.13 Pengertian Green ICT
Menurut Sumitro Roestam (2012, p2), Green ICT merupakan bagian dari program global untuk mencapai pengembangan dunia yang sustainable dan pengurangan emisi karbon.
Menurut Arifin (2012, p1), Green ICT adalah salah satu teknologi ramah lingkungan yang bertujuan untuk menghemat penggunaan energi yang digunakan untuk penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Konsep ini merujuk pada upaya menyelamatkan bumi dari berbagai ancaman perusakan lingkungan dan pemanasan global melalui penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan hemat energi; praktik daur ulang berbagai perangkat TI yang berpotensi mencemari lingkungan jika dibuang; serta praktik manajemen kerja berbasis TI yang bisa menghemat penggunaan sumber daya energi.
2.13.1 Upaya dan Manfaat Green ICT Green design
of IT system
Green disposal of IT system
Upaya Penerapan Green ICT :
• Menghemat penggunaan energi listrik dengan perangkat yang lebih efisien
• Menggunakan AC non-CFC
• Melakukan proses recycling PC, circuit board, ponsel, vocer isi ulang, dsb.
• Mengganti layar PC/TV dari CRT ke LCD/LED yang hemat energi • Memakai BTS inovatif yang menghemat bahan bakar
• Merekondisi baterai-baterai lama agar bisa dipakai kembali • Menerapkan sistem e-Billing
• Mengadopsi teknologi virtualisasi, yang memungkinkan sejumlah server dengan konsumsi energi tinggi bisa dialihkan ke satu server saja
• Menerapkan sistem paperless untuk penggunaan administrasi kantor, seperti slip gaji, buletin, form dan nota dinas
• Menerapkan praktik telecommuting, teleconference, e-government, dan semacamnya.
Manfaat Green ICT :
- Menghemat energi dan biaya penggunaannya. - Ikut mereduksi pemanasan global.
- Mengurangi kemungkinan melimpahnya limbah elektronik. - Menghemat biaya operasional kantor.
2.14 Pengertian Green Product (Green Hardware)
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p10), green product (green hardware) merupakan konsumsi energi dengan membuat perubahan kecil pada bagaimana cara kita menggunakan komputer. Sebagian besar desktop komputer terus berjalan, bahkan ketika mereka tidak sedang digunakan, karena pengguna kadang-kadang selalu meninggalkan desktop mereka meski dalam keadaan menyala, hal itu dapat membuang-buang listrik. Komputer juga dapat menghasilkan panas dan memerlukan pendinginan tambahan, yang dapat menambah total konsumsi daya dan biaya. Sementara penghematan biaya energi per PC cukup besar sehingga mungkin tidak dapat mencukupi
dengan jumlah uang gabungan untuk ratusan komputer di suatu perusahaan. Kita dapat mengurangi konsumsi energi PC dengan mengikuti beberapa langkah:
• Memungkinkan fitur berdaya manajemen. Tanpa perlu mengorbankan kinerja, dapat juga memprogram komputer untuk secara otomatis mematikan sumber daya hemat energi saat kita tidak menggunakan sistem komputer. • Mematikan sistem ketika tidak digunakan. Hal ini merupakan
penghematan energi paling dasar, terdapat konservasi strategi untuk kebanyak sistem.
• Menggunakan screensaver. Sebuah screensaver kosong menghemat daya lebih dari screensaver yang menampilkan gambar bergerak, yang terus-menerus berinteraksi dengan CPU. Tetapi bahkan yang mengurangi konsumsi energi monitor dengan hanya sebagian kecil.
• Menggunakan thin-client komputer. Pengguna dapat memilih untuk menggunakan thin-client (kadang-kadang juga disebut learn atau slim client) merupakan sebuah komputer atau program komputer yang sangat tergantung pada beberapa computer lain (server) untuk memenuhi peran tradisional komputasi, yang menarik sekitar seperlima dari kekuatan PC desktop.
2.14.1 Siklus Hidup Green Product (Green Hardware)
Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p24-25), green hardware tidak dapat dibangun dengan hanya memiliki langkah tambahan dalam siklus perangkat. Perlu ada upaya bersama pada setiap tahap siklus hidup perangkat dari mulai perangkat dipahami, pengembangannya, dan ketika akan digunakan serta didaur ulang atau dibuang (yaitu dari cradle to grave). Siklus hidup perangkat, terdiri dari lima tahap :
• Design.
• Manufacture and facilities. • Packaging and transportation. • Usage.
• Reuse or disposal. 2.15 Pengertian Hardware
Menurut Reynold dan Stair (2008, p2), dalam bukunya berjudul Principles of Information Systems, Eighth Edition, hardware terdiri dari setiap mesin (sebagian besar yang menggunakan sirkuit digital) yang membantu dalam pengolahan, input, penyimpanan, dan output kegiatan dari sistem informasi (SI). Pertimbangan utama dalam membuat keputusan hardware dalam sebuah bisnis adalah bagaimana hardware dapat digunakan untuk mendukung tujuan sistem informasi dan tujuan organisasi.
Menurut Reynold dan Stair (2008, p2), dalam bukunya berjudul Principles of Information Systems, Eighth Edition, investasi dalam hardware komputer memungkinkan suatu organisasi untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya dan menyediakan layanan pelanggan agar lebih baik.
2.15.1 Komponen Hardware
Menurut Fatima (2005, p4), dalam bukunya yang berjudul Computer Hardware, komponen hardware terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
• Primary Memory
Primary Memory sering disebut sebagai RAM (Random Access Memory). Dalam hal ini primary memory memegang semua program dan data processor menggunakan waktu tertentu, contohnya RAM volatile, apabila listrik padam, maka komputer akan padam sehingga apa yang tersimpan di dalamnya akan terhapus, oleh karena itu perlu menyimpannya ke media permanen seperti hard drive bersifat volatile untuk menghindari kehilangan data saat listrik padam. Jenis lain dari sistem memori adalah ROM (Read Only Memory) bersifat permanen karena isinya tidak akan terhapus bahkan ketika power dimatikan. Hal ini biasanya digunakan untuk memuat sistem operasi.
Gambar 2.7 : Memory Chip Primary memory komputer terdiri atas 2 bagian: 1. Random Accsess Memory (RAM)
RAM merupakan memori yang berfungsi untuk menyimpan sementara perintah dan data pada saat sebuah program dijalankan. Perintah dan data tersebut mencakup data yang akan dibaca dari hardisk, data-data yang dimasukkan melalui alat input komputer dan juga data-data hasil pemrosesan sebuah program.
2. Read Only Memory (ROM)
Memory yang digunakan untuk menyimpan sebuah perintah dan data secara tetap. Sesuai dengan namanya, komputer hanya dapat membaca data dan perintah yang terdapat di ROM komputer tidak dapat mengubah data dan perintah yang disimpan di ROM, perintah-perintah yang disimpan di ROM merupakan perintah-perintah-perintah-perintah yang dijalankan saat komputer pertama kali dihidupkan. Perintah-perintah tersebut diisikan oleh pabrik komputer pada saat komputer tersebut dibuat.
3. Processor
Processor ini sering dianggap sebagai mesin komputer. Kemudian processor membaca perintah dari memori dan kemudian mengeksekusi mereka. Processor adalah salah satu bagian paling mahal dari komputer dan juga salah satu bagian yang terkecil.
Gambar 2.8 : Processor
Pada setiap kebutuhan, processor melakukan tindakan sesuai untuk melakukan sebuah instruksi atau bagian lainnya. Alat ukurnya disebut CPI (Cycles Per Instruction), merupakan representasi dari rata-rata jumlah siklus clock yang diperlukan oleh microprocessor untuk mengeksekusi instruksi. Daya sebuah microprocessor dapat dicarikan dari jumlah instruksi per-detik yang mampu dikerjakan. MIPS (Millions of instructions per second) adalah satuan yang digunakan sesuai dengan frekuensi prosesor dibagi dengan CPI.
4. Motherboard
Motherboard atau sering disebut mainboard merupakan perangkat komputer yang berfungsi sebagai tempat perangkat-perangkat antara lain : prosessor, memory, VGA card, Sound card dan Lan card. Setiap perangkat memiliki slot tersendiri yang memungkinkan perangkat tersebut melekat di motherboard. Motherboard biasanya mengandung komponen sebagai berikut :
Di dalam motherboard terpasang berbagai jenis slot untuk menghubungkan dengan hardware atau komponen-komponen komputer seperti processor, RAM (Random Accsess Memory), graphic card, hardisk, optical drive, keyboard, mouse, dan lain-lain. Pada dasarnya motherboard adalah komponen computer yang membuat segala komponen di komputer dapat bekerja bersama-sama.
5. Hard Disk Drive
Sebuah hard drive terbuat dari piring berputar terdiri dari aluminium atau keramik yang dilapisi dengan media magnektik. Cakram tersebut datang dalam berbagai ukuran. Hard drive dengan banyak kapasitas penyimpanan yang berbeda dapat diciptakan tengantung pada kerapatan, ukuran dan jumlah cakram.
Gambar 2.10 : Hard Disk Drive
Ini juga disebut sebagai memori sekunder. Ada beberapa program di sistem yang tidak dapat disimpan dalam RAM, sehingga membutuhkan memori sangat besar, yang dapat digunakan untuk menyimpan semua program dan data ketika sistem tidak digunakan disebut dengan disk dirve.
6. Monitor
Monitor adalah alat keluaran yang memberikan tampilan visual pada pengguna komputer berupa layar resolusi tinggi khusus yang mirip dengan televisi. Pengguna dapat melihat apa saja yang sedang dilakukan oleh program dilayar monitor. Tampilan layar monitor
sebenarnya terdiri dari merah, hijau dan biru titik-titik diterangi oleh berkas elektron dari belakang. Kartu video Chip DAC mengontrol pergerakan dari berkas elektron, kemudian mengontrol titik untuk menentukan gambar yang akan dilihat pada layar. Jenis monitor yang umun digunakan saat ini adalah jenis monitor flat. Ada beberapa macam teknologi monitor yang termasuk sebagai teknologi monitor flat atau teknologi layar datar. Monitor LED (Light Emitting Diode), monitor plasma dan monitor LCD (Liquid Crystal Display) merupakan contohnya.
Gambar 2.11 : Monitor
Secara umum, monitor layar datar atau monitor flat dapat dikenali secara langsung dengan tidak adanya tabung dibelakang minitor. Tiap jenis monitor tersebut punya kelebihan dan kekurangan. Semakin bagus kualitas monitor semakin mahal. Semakin mahal harganya, tentu kualitasnya semakin bagus.
Ada tiga jenis utama monitor:
- Cathode Ray Tube (CRT) monitor. - LCD Flat Panel monitor.
- TFT-LCD monitor.
7. Keyboard
Keyboard adalah seperangkat tombol-tombol yang berfungsi sebagai media masukan bagi komputer. Hal ini digunakan untuk memasukan teks atau memasukkan perintah ke dalam PC.
Masing-masing tombol keyboard mempunyai fungsi tertentu. Keyboard dengan design baik adalah keyboard yang memungkinkan pengguna merasa nyaman menggunakannya. Saat ini keyboard memiliki fitur tambahan seperti keyboard multimedia, keyboard nirkabel.
Gambar 2.12 : Keyboard
Fungsi keyboard digunakan untuk mengetik teks dan angka ke dalam pengeloh kata, edit teks atau program lainnya. Sebuah keyboard komputer membedakan setiap tombol fisik dan laporan disemua penekanan tombol pada software. Keyboard juga digunakan untuk memberikan perintah ke sistem operasi komputer, seperti kombinasi windows yang menampilkan jendela task manager.
8. Mouse
Mouse adalah alat yang digunakan untuk memasukkan informasi ke dalam komputer. Merupakan sebuah pointer yang akan bergerak sesuai dengan gerakan bola kecil yang terdapat di mouse. Pengguna cukup mengklik untuk memasukkan informasi. Keuntungan utama dari mouse yaitu banyak operasi jauh lebih mudah dilakukan dengan mouse kemudian keyboard.
Gambar 2.13 : Mouse
Selain menggerakkan kursor, mouse juga dilengkapi dengan tombol klik kanan dan kiri yang digunakan sebagai pengganti enter dan fungsi select pada keyboard digunakan fungsi tab atau panah arah
untuk menavigasi menu halaman, pada mouse biasanya digunakan klik 2 kali. Pada mouse terbaru saat ini dilengkapi dengan fungsi scroll untuk menarik pada kebanyakan program saat ini menggunakan fungsi page up atau page down pada keyboard.
2.16 Pengertian Mapping
Menurut Schuster (2011, p2), dalam bukunya berjudul Concept Mapping: A Critical Thunking Approach to Care Planning, konsep care mapping merupakan pendekatan inovatif dalam perencanaan dan penorganisasian keperawatan. Pada dasarnya, konsep care mapping adalah diagram permasalahan dan perawatan dalam “konsep”. Dalam buku ini, konsep berarti ide. Pengembangan konsep care mapping akan merubah keterampilan berpikir kritis dan penalaran klinis karena akan memvisualisasikan prioritas dan mengidentifikasi hubungan dalam data pasien klinis agar lebih jelas dan ringkas.
Konsep care mapping digunakan untuk : • Mengatur data pasien
• Menganalisis hubungan dalam data • Menetapkan prioritas
• Membangun pengetahuan sebelumnya • Mengidentifikasi apa yang tidak mengerti
2.16.1 Teori Dasar Mapping
Konsep care mapping memiliki akar di bidang pendidikan dan psikologi. Konsep mapping juga bisa disebut sebagai peta kognitif, peta pikiran, peta kognitif yang merupakan alat untuk mengajar dan belajar. Hal itu telah digunakan dalam pengaturan ruangan sebagai alat pengajaran untuk mendapatkan ide-ide penting untuk tetap dalam pikiran. Manfaat dari strategi ini yaitu bermanfaat bagi pengajaran atau pembelajaran dalam meringkas dan memvisualisasikan konsep-konsep penting.
Fisiologi pendidikan telah memberikan kontribusi terhadap teori dasar konsep pemetaan melalui pengembangan teori asimilasi.
Peta konsep membantu mereka untuk menulis serta mengasimilasi pengetahuan. Kesimpulan dari teori ini adalah bahwa pengetahuan baru sudah dibangun dan merupakan pengetahuan, serta konsep-konsep baru terintegrasi dengan mengidentifikasi hubungan dalam konsep yang sudah dipahami.
Secara sederhana, dapat juga membangun dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Dengan diagram, dapat membangun struktur tentang hubungan dalam konsep. Konsep mapping membantu dalam mengidentifikasikan dan mengintegrasikan hal yang sudah diketahui. Ini berarti meskipun memiliki ide-ide tentang masalah pada konsep mapping ini, maka harus mencari jalan keluar bagaimana masalah-masalah harus diintegrasikan ke dalam rencana komprehensif. Setelah mengenali hal apa yang tidak mengerti maka dapat merumuskan pertanyaan, dan dapat mencari informasi. Konsep care mapping membantu mengidentifikasikan apa yang perlu diketahui dan dipelajari untuk memberikan kualitas perawatan pasien. Konsep mapping akan berkembang dengan terus mengkaji dan intervensi.
2.17 Flowchart
Menurut Drs Suarga (2006, p23), flowchart adalah unit simbol gambar (chart) yang menunjukan aliran (flow) dari proses terhadap data.
Menurut Abdul kadir (2004, p5), menyatakan bahwa flowchart atau diagram alir adalah suatu gambar yang menjelaskan urutan pembacaan data, pemrosesan data, pengambilan keputusan akhir dan penyajian hasil pemerosotan data. Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan
dievaluasi lebih lanjut.
Simbol – simbol flowchart dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut : Tabel 2.1 : Flow Direction Symbols.
Arus / Flow Penghubung antara prosedur / proses
Connector
Simbol keluar / masuk prosedur atau proses dalam lembar / halaman yang sama
Off-line Connector
Simbol keluar / masuk prosedur atau proses dalam lembar / halaman yang lain.
Tabel 2.2 : Processing Symbols
Process
Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan Komputer
Decision
Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban / aksi
Predefined Process
Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan didalam storage
Terminal
Simbol untuk permulaan atau akhir darti suatu program
Manual Input
Simbol untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard.
Tabel 2.3 : Input Output Symbols
Input-Output
Simbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
Document
Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output di cetak dikertas
Disk and On-line Storage
Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output di simpan ke disk
2.18 Cloud Computing
Menurut Peter Mell dan Timothy Grance (2012, p2) cloud computing adalah suatu model yang mempermudah ketersediaan dan konfigurasi layanan baik berupa perangkat lunak (software), jaringan, server, media penyimpanan maupun aplikasi. Cloud Computing merupakan definisi untuk teknologi komputasi yang ditekankan konsep distribusi sistem (grid computing) dan virtualization. Dalam distribusi sistem ini terjadi pembagian tugas dalam menjalankan suatu proses. Sebagai contoh dalam proses pencarian di mesin pencari, seperti Google. Saat pengunjung melakukan pencarian, maka mesin pencari akan membagi tugas pencarian ke dalam beberapa mesin (prosesor), sehingga hasil pencarian akan dihasilkan lebih cepat.
Gambar 2.15 : Cloud Computing
Cloud computing mengacu pada penyediaan sumber daya komputasi on demand melalui jaringan komputer. Karena awan / cloud adalah