• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EMPIRIS SUMUR RESAPAN UNTUK BEBERAPA JENIS TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EMPIRIS SUMUR RESAPAN UNTUK BEBERAPA JENIS TANAH"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

KAJIAN EMPIRIS SUMUR RESAPAN UNTUK

BEBERAPA JENIS TANAH

DiajukanUntukMelengkapiPersyaratanMenempuhUjianAkhir Program S-1 TeknikSipilFakultasTeknikUniversitas Semarang

Oleh

MEILANI NURASIH C.111.13.0023

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2017

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat dan hidayahnya, penulis telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Kajian empiris sumur resapan untuk beberapa jenis tanah ini telah dapatdiselesaikan dengan baik.

Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan pendidikan program studi strata satu (S1) bagi mahasiswa jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat mengenal dan mengerti hal-hal dan permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan dan dapat membandingkan serta menghubungkan dengan teori-teori yang telah didapat diperkuliahan. Apa yang telah didapat oleh penulis selama melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pelaksanaan suatu penelitian.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih,atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1.Prof.Dr.H.Pahlawansyjah Harahap, SE, ME, selaku Rektor Universitas Semarang 2.Ir.Supoyo,MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Semarang

3. Purwanto, ST, MT. selaku ketua Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang 4. Ir. Edy susilo,MT selaku dosen pembimbing 1 telah memberikan bimbingan sehingga selesainya laporan tugas akhir ini

5.Ir.Diah Setiati Budiningrum selaku dosen pembimbing 2 yang ikut serta memberikan bimbingan sehingga selesainya laporan tugas akhir ini

6.seluruh dosen dan staff karyawan Fakultas Teknik Universitas Semarang

7. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dorongan secara moril dan materil

8.teman-teman angkatan 2013 yang memberikan dukungan selama penelitian hingga selesainya penyusunan laporan

(4)
(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ... i

LEMBAR PENGESAHAN. ... ii

KATA PENGANTAR. ... iii

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR TABEL. ... viii

DAFTAR GAMBAR. ... ix

DAFTAR GRAFIK. ... x BAB I PENDAHULUAN. ... I-1 1.1 LATAR BELAKANG. ... I-1 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH. ... I-2 1.3 PERMASALAHAN PENELITIAN. ... I-2 1.4 TUJUAN PENELITIAN. ... I-3 1.5 MANFAAT PENELITIAN. ... I-3 1.6 LOKASI PENELITIAN. ... I-3 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN ... I-4

(6)

vi BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 SUMUR RESAPAN. ... II-1 2.2 KAJIAN TERDAHULU. ... II-3 2.3 STANDAR SUMUR RESAPAN ... II-4

BAB III METODELOGI ... III-1 3.1 TINJAUAN UMUM ... III-1 3.2 DIMENSI SUMUR RESAPAN. ... III-5 3.3 KONSTRUKSI DAN JENIS SUMUR RESAPAN ... III-6 3.4 ALUR PELAKSANAAN DAN PENGAMATAN PENELITIAN ... III-8 3.4.1 Alat dan bahan ... III-9 3.4.2 Cara kerja penelitian sumur resapan ... III-10 3.5 PERMASALAHAN... III-11 3.6 OBSERVASI LAPANGAN... III-11 3.7 IDENTIFIKASI MASALAH. ... III-11 3.8 INVENTARISASI KEBUTUHAN DATA ... III-11 3.9 PENGUMPULAN DATA ... III-12 3.10 PENGOLAHAN DATA ... III-14 3.11 PENELITIAN SUMUR RESAPAN. ... III-14 3.12 PENGOLAHAN GRAFIK... III-15 3.7 PENETAPAN STANDART YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN SUMUR RESAPAN. ... III-16

(7)

vii

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. ... IV-1

4.1 Penyajian data. ... IV-1 4.1.1 Data sieve analisis. ... IV-1 4.1.2 Data hydrometer ... IV-2 4.2 Analisa Data. ... IV-4 4.2.1 Perhitungan sieve analisis ... IV-9 4.2.2 Perhitungan hydrometer. ... IV-10 4.2.3 Perhitungan resapan ... IV-10 BAB V PENUTUP. ... V-1 5.1 Uraian Umum. ... V-1 5.1 Kesimpulan. ... V-1 5.2 Saran. ... V-2 DAFTAR PUSTAKA. ... V-3 LAMPIRAN

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penggolongan data memuat aspek yang di tinjau ... III-13 Tabel 4.1 Butiran yang tertinggal sample tanah kampus usm. ... III-8 Tabel 4.2 Perhitungan sieve analisis sample tanah kampus usm. ... III-6 Tabel 4.3 tabel butiran yang tertinggal sample tanah bulusan ... III-6 Tabel 4.4 perhitungan sieve analisis sample tanah bulusan. ... III-7 Tabel 4.5 perhitungan hidrometer tanah kampus usm. ... III-8 Tabel 4.6 perhitungan hidrometer tanah bulusan ... III-8

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Flow chart alur penelitian ... III-3 Gambar 3.2 Flow chart pelaksanaan dan pengamatan penelitian. ... III-8

(10)

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hubungan antara sieve analisis dan hydrometer . ... III-12 Grafik 4.2 debit resapan terhadap kedalaman air untuk tanah silt loan. ... III-12 Grafik 3.3 debit resapan terhadap kedalaman air untuk tanah silt. ... III-14

(11)

LAPORAN TUGAS AKHIR I- 1 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Semarang merupakan wilayah kota besar yang tidak pernah lepas dari permasalahan signifikan seperti banjir dan rob. Banjir yang terjadi pada saat musim penghujan disebabkan karena lanjutan air yang tidak dapat tertampung dengan cukup pada badan air seperti sungai,saluran drainase serta prasarana sumber daya air lainnya,dimana laju airnya berasal dari aliran hulu ke hilir, sedangkan rob terjadi saat musim kemarau yang berasal dari lanjutan air laut yang masuk kedaratan,sehingga lajunya dari hilir ke hulu . oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Kota Semarang adalah mengembangkan metode-metode tepat guna untuk memanen atau menampung air hujan seoptimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari, mengurangi banjir serta kerusakan sumber air tanah dalam.

Menurut slogan “ PAS” yang memiliki kepanjangan “buat parit resapan, buat areal resapan, buat sumur resapan” oleh Kementerian Negara lingkungan hidup yang mengena pada pemerintah dan masyarakat Kota Semarang, salah satu metode tepat guna tersebut yang dapat diterapkan pada wilayah Kota Semarang untuk penanggulangan banjir adalah sumur resapan.

Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang memiliki fungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dengan memberikan imbuhan air secara buatan yang menginjeksikan air hujan ke dalam tanah bangunan.

Adanya pembuatan sumur resapan air hujan tersebut dapat menjadikan aliran air permukaan mengalir ke tanah, agar mampu mempertahankan sekaligus meningkatkan tinggi muka air tanah serta secara tidak langsung dapat mengurangi laju air permukaan( surface runoff) karena air langsung terserap.

(12)

LAPORAN TUGAS AKHIR I- 2 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam pembuatan sumur resapan adalah tempat yang menjadi sasaran cukup datar, air hujan yang meresap ke sumur tidak tercemar, dan harus mempertimbangkan keamanan bangunan disekitar sumur. Dengan memperhatikan hal – hal tersebut, dapat diharapkan bahwa sumur resapan air hujan dapat mengurangi sedimentasi dan erosi tanah, dapat mengurangi aliraan air di permukaan tanah sehingga mampu mencegah genangan air sekaligus banjir yang datang, dapat mencegah terjadinya amblesan atau penurunan permukaan tanah, karena pori-pori tanah terisi air meningkatkan ketinggian permukaan air tanah, mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Penelitian ini mencoba memanfaatkan alat dan bahan yang memungkinkan untuk dapat ditemukan dengan mudah serta menciptakan gagasan yang kreatif, inovatif, memiliki manfaat yang besar dan bermutu pada masyarakat. Usaha penelitian ini perlu dilakukan untuk mendapatkan suatu perbandingan tekstur tanah dan desain sumur resapan pada kecocokan tempat dan peresapan nya yang diharapkan dapat menghasilkan berdaya serap tinggi untuk mengontrol serta menurunkan debit banjir secara efisien dan efektif.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penguraian latar belakang dapat diambil suatu rumusan masalah untuk kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis tanah berkerikil,berpasir,berlanau dan bertanah liat.

1.3 Permasalahan Penelitian

Adapun pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh desain sumur resapan yang berbeda pada rembesan air ke

dalam tanah ?

(13)

LAPORAN TUGAS AKHIR I- 3 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh tekstur tanah yang tepat terhadap proses resapannya. 2. Mendapatkan hubungan antara resapan dan tinggi air dalam sumur resapan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :.

1. Dapat dijadikan bahan informasi atau referensi untuk melakukan penelitian – penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh jenis tanah terhadap efektivitas sumur resapan

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan bidang teknik sipil.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi pengujian sample dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang. Sedangkan untuk Lokasi penelitian dilakukan pada tiga titik yang berbeda, yaitu:

1. Pada area belakang Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang

2. Pada tanah kosong belakang gedung Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. 3. Pada Area tanah kosong Desa Bulusan, Kecamatan Tembalang, Wilayah Kota

(14)

LAPORAN TUGAS AKHIR I- 4 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam mempermudah laporan ini, maka kami membagi laporan ini menjadi beberapa Bab, dengan sistematika sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi penelitian serta sistematika penulisan Bab II Studi Pustaka

Meliputi pengertian sumur resapan, penelitian terdahulu, landasan teori uji sumur resapan.

Bab III Metodelogi Penelitian

Berisi tentang bagan alur penelitian, metode penelitian, studi literatur Bab IV Cara Penelitian

Berisi tentang bahan penelitian,pelaksanaan penelitian,analisa hasil pengujian.

Bab V Penutup

(15)

LAPORAN TUGAS AKHIR II - 1 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Sumur resapan

Dasar dari penerapan sumur resapan sebagai metode yang tepat guna dalam menanggulangi banjir yaitu karena seiring dengan adanya pembangunan yang telah berubah fungsi, sehingga secara langsung luas lahan yang tersisa semakin menyempit, dengan begitu berpengaruh besar terhadap berkurangnya bidang resapan air yang pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan tata air dan hidro-ekosistem di lingkungan tersebut. Sebagai salah satu sumber daya alam, air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk dilestarikan keberadaannya. Sehingga apabila air hujan tersebut tetap dibiarkan menggenang pada lingkungan tersebut tanpa adanya sarana yang mampu mengalirkan dan meresapkan ke dalam tanah, maka secara langsung menjadikan lingkungan terganggu serta kesehatan pada lingkungan tersebut tidak baik. Akan tetapi sebaliknya, apabila seluruh air hujan hanya di alirkan melalui saluran air hujan (drainase) yang ada menuju ke sungai-sungai tanpa adanya sedikit bagian yang mampu meresapkan ke dalam tanah, maka dapat mengakibatkan terganggunya terhadap keseimbangan tata air dan hujan dari lingkungan yang mana saluran air hujannya kedap air atau tanpa adanya sedikitpun meresapkan kembali sebagian ke dalam tanah. Melihat pada penguraian sebelumnya, adanya dasar konsep yang tepat guna dalam mengatasi permasalah tersebut adalah pembuatan sumur resapan air hujan, karena Sumur resapan merupakan salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang memiliki fungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dengan memberikan imbuhan air secara buatan yang menginjeksikan air hujan ke dalam tanah.

Selain metode yang tepat guna, sumur resapan tetap memiliki kelebihan dan kekurangan seperti berikut:

a) Kelebihan sumur resapan

1.praktis, karena pembuatannya dapat dilakukan dimana saja

(16)

LAPORAN TUGAS AKHIR II - 2 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

3.ramah, karena pembuatannya membutuhkan bahan-bahan yang dapat ditemukan 4.bebas perawatan.

b) kekurangan sumur resapan

1. Secara konstruksi tak ada bak penampung sehingga sumur resapan itu cepat penuh terisi air, karena memiliki kemampuan menampung terbatas. tanpa adanya kontruksi bak penampung jelas saja sumur resapan akan cepat penuh. apalagi ketika hujan turun deras.

2. Air permukaan kotor ikut masuk ke dalamnya, karena sebagai penampung air, sumur resapan yang semestinya berisi air bersih terkadang kemasukan air kotor yang berasal dari permukaan.

Dan untuk dapat mencapai sumur resapan yang memiliki berdaya serap tinggi perlu diperhatikan terhadap jenis tekstur tanah yang akan digali untuk dapat dipastikan dalam peresapannya.

Menurut (syamsudin, documenslide.com ) Tanah merupakan partikel bertekstur yang menunjukan perbandingan butir – butir pasir berukuran 2mm sampai dengan 50 µ, debu ( 50 – 2 µ), dan liat (< 2 µ) pada dalam tanah. Sedangkan kelas tekstur pada tanah terbagi menjadi 12 kelas yang memiliki kriteria dengan berdasarkan golongan ukurannya, seperti :

1. Menurut ukurannya, bahan padatan tanah digolongkan menjadi tiga partikel yaitu :

a) Pasir

Tanah berpasir merupakan tanah yang memiliki kriteria kandungan pasir sebanyak 70% dengan porositas rendah sekitar (<40%) dan sebagian besar ruang porinya berukuran besar, sehingga aerasinya baik, memiliki daya hantar air yang cepat, akan tetapi kemampuan menahan air dan unsur hara rendah.

b) Debu

Debu merupakan partikel yang padat kecil dengan ukuran diameter kurang dari 500 mikrometer

(17)

LAPORAN TUGAS AKHIR II - 3 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

c) liat

Tanah merupakan tanah bertekstur yang memiliki kriteria apabila kandungan liatnya > 35%, dengan porositas relatif tinggi sekitar (60%) akan tetapi sebagian besar merupakan pori yang berukuran kecil, sehingga memiliki daya hantar air yang sangat lambat dan sirkulasi udara yang kurang lancar.

2. Menurut Laju perlokasinya, tanah bertekstur digolongkan menjadi 3 partikel yaitu: a) Tanah bertekstur pasir

Tanah bertekstur pasir ini memiliki laju peralokasinya sangat cepat b) Tanah bertekstur lempung

Tanah bertekstur lempung merupakan tanah yang memiliki laju peralokasi yang cukup mengalami suatu proses, dari sedang hingga cepat.

c) Tanah bertekstur liat

Dari penguraian laju peralokasi yang dimiliki oleh tanah bertekstur pasir maupun lempung, tanah bertekstur liat ini merupakan tanah yang memiliki laju peralokasi yang sangat begitu lambat.

sehingga dalam pembuatan sumur resapan, selain perbandingan permeabilitas dengan jenis type sumur resapan yang digunakan, perlunya diperhatikan kondisi tanah yang akan digunakan untuk pembuatan sumur resapan. Umumnya kondisi tanah yang tepat mampu menghasilkan permeability yang sangat cepat,sumur resapan yang tampaknya mudah dibuat bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti akan menghasilkan sumur resapan yang kurang baik dalam nilai permeability nya.

2.2 kajian terdahulu

Pada kajian terdahulu sumur resapan berlaku di indonesia dimulainya pada bulan desember, tepatnya 2017, wilayah yang pertamakali menerapkan sumur resapan adalah bali. dari hasil usul wakil Swedia pada 28 mei 1968 di PBB yang menyatakan bahwa pada saat itu

(18)

LAPORAN TUGAS AKHIR II - 4 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

bangunan sumur resapan disebut metode pro-water mashab atau teknik menyelesaikan genangan dengan meresapkan air hujan ke dalam tanah disekitar pemukiman baik secara individual maupun konvesional, yang mulanya di kembangkan pada tahun 1980 an ketika terjadi permasalahan lingkungan hidup yang menjadi perhatian.

Kajian tersebut sampai berlaku dan diterapkan pada wilayah indonesia dengan beberapa tahap usulan, yang pada saat itu usul dari wakil Swedia dimulai pada tanggal 5- 16 Juni 1972 yang di adakan United Nation Conference on the Human Environment di Stockholm, kemudian pada tanggal 3-14 Juni 1992 Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, selanjutnya pada 2002 di adakan KTT Rio + 10 di Johanesburg, kemudian pada tahap terakhir pada bulan Desember di Indonesia yaitu Bali Roadmap tahun 2007 menyatakan bangunan yang berupa Sumur peresapan air hujan, Parit peresapan air hujan, maupun taman peresapan air hujan ini disebut sebagai mashab atau recharge system. Salah satu dari bangunan recharge system pada penelitian ini adalah sumur resapan, sumur resapan dalam pembuatannya, tidak asal jadi, karena sumur resapan itu sendiri memiliki standarisasi dalam pembuatannya agar menciptakan sumur resapan yang bermutu.

Mutu yang dimaksud dalam sumur resapan adalah memiliki koefisien permeabilitas yang baik serta tetap dengan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan.

2.3 Standar Sumur Resapan

Terkait pada point-point tentang bermutunya sumur resapan yang mengacu pada peraturan yang berlaku, disebutkan bahwa menurut Standar Nasional Indonesia ( SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Perkarangan , (BSN) (2000) menetapkan beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan, yaitu:

1) Sumur resapan harus berada pada lahan yang cukup datar, tidak berlereng, curam atau labil. Dengan struktur tanah harus memiliki permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0/jam ( artinya, genangan air setinggi 2 cm akan terseraap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi sebagai berikut :

(19)

LAPORAN TUGAS AKHIR II - 5 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

b. Permeabilitas tanah agak cepat ( pasir halus), yaitu 3,6 sampai dengan 36 cm/jam

c. Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam. 2) Sumur resapan harus di jauhkan dari tempat penimbunanan sampah, jauh dari

septi tanck ( minimum 5 m di ukur dari tepi) dan berjarak menimum 1 m dari pondasi bangunan.

3) Penggalian sumur resapan sampai tanah berpasir atau maksimal 2 m dibawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air ( water table ) tanah minimum 1,50 pada musim hujan.

4) Bentuk sumur resapan dapat dibuat persegi empat atau lingkaran, dengan ukuran sisi penampang bajur sangkar atau ukuran lingkaran minimum 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter, dengan ukuran pipa air hujan masuk minimum diameter 110 mm atau 3 inchi, ukuran kedalaman sumur tergantung pada kedalaman sumur tergantung pada kedalaman muka air tanah.

(20)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 1 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

BAB III METODOLOGI

3.1. TINJAUAN UMUM

Di dalam pembuatan sumur resapan diperlukan perencanaan yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi dari sumur resapan secara tepat dan bermutu, dan berbentuk sesuai dengan standarisasi yang telah di berlakukan. Begitu juga dengan permukaan tanah yang akan digunakan untuk membuat sumur resapan. Untuk diperlukan dalam urutan kegiatan yang di dapat mempermudah dalam proses pembuatan serta penelitian sumur resapan. Sehingga daripada itu dibutuhkan metodologi dalam kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis tanah tersebut yang akan mengarahkan urutan proses perencanaan dari mulai persiapan sampai dengan dibuatkannya laporan.

Dalam proses penelitian ini akan adanya perbedaan antara jenis struktur tanah untuk setiap lokasi yang menjadi sasaran, yang dengan pastinya berdampak pada nilai permeabilitas yang ada. Akan tetapi perbedaan-perbedaan tersebut menjadi salah satu acuan dalam proses penelitian guna memperoleh hasil jenis sstruktur tanah yang dapat untuk diterapkan pada proses pembuatan sumur resapan, agar fungsi dari sumur resapan tersebut juga sesuai dengan konsep dasar yang dimiliki dari adanya pembuatan sumur resapan. Selain itu peneliti juga harus mampu menjelaskan dan menyatukan hubungan antara pengujian – pengujian yang terkait pada pembuatan sumur resapan dengan dua jenis sumur resapan maupun dengan jenis struktur tanah yang berbeda, serta menyusun integritas batasan permasalahan yang sesuai, maka akan di dapatkan konsep yang baik tentang analisis sumur resapan yang akan di teliti. Karena itu, perlu dipahami adanya proses desain sebelum melakukan pengujian, perhitungan serta hasil pemilihan bentuk struktur tanah yang sesuai.

Proses pembuatan serta penelitian pada sumur resapan yang terstuktur dan sistematis ini sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil

(21)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 2 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

dari penelitian yang efektif dan efisien. Urutan rangkaian proses penelitian akan menjadi suatu pedoman bagi seorang peneliti dalam mengumpulkn, mengolah, menguji, mengevaluasi data yang ada hingga suatu hasil dari penelitian tersebut siap diterapkan pada masyarakat.

Pada metodologi penelitian kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis tanah ini ada beberapa urutan proses didalam penelitian yang disajikan pada Gambar 3.1 mengenai flowchart alur penelitian sumur resapan. Pada lembar selanjutnya

(22)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 3 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

Gambar 3. 1. Bagan Alur penelitian

 SNI No. 03-2459-1991  SNI No. 03-2543-2002 BSN, 20000 TIDAK DATA CUKUP  ASPEK PERESAPAN  ASPEK GRADASI TANAH / JENIS TANAH  ASPEK INTERVAL WAKTU PENELITIAN SUMUR RESAPAN YA START T STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA PERMASALAHAN OBSERVASI LAPANGAN IDENTIFIKASI MASALAH DATA PRIMER :

- Data pengujian sieve analisis - Data pengujian hydrometer - Data Resapan - OPTIMAL INVENTARISASI KEBUTUHAN DATA TIDAK YA A B

(23)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 4 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

A

PENENTUAN LOKASI TANAH SUMUR RESAPAN TANAH UNIVERSITAS SEMARANG TANAH BULUSAN TEMBALANG

PENGUJIAN PADA LABORATORIUM

b) PENGUJIAN HYDROMETER

PENGOLAHAN GRAFIK TERKAIT PENGUJIAN

KESIMPULAN

END

a) PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN

(24)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 5 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.2. DIMENSI SUMUR RESAPAN

Sumur resapan, sebenarnya telah banyak dipraktekkan oleh nenek moyang kita, yaitu dengan membuat lubang-lubang galian di kebun halaman serta memanfaatkan sumur-sumur yang tidak terpakai sebagai penampung air hujan. Konsep dasar sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi kesempatan dan jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau lahan kedap untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan air ditampung pada suatu sistem resapan air. Berbeda dengan cara konvensional dimana air hujan dibuang/dialirkan ke sungai terus ke laut, cara ini mengalirkan air hujan ke dalam sumur-sumur resapan yang di buat di halaman rumah. Sumur resapan ini merupakan sumur kosong dengan maksud kapasitas tampungannya cukup besar sebelum air meresap ke dalam tanah. Dengan adanya tampungan, maka air hujan mempunyai cukup waktu untuk meresap ke dalam tanah, sehingga pengisian tanah menjadi optimal.

Berdasarkan konsep tersebut, maka ukuran atau dimensi sumur yang diperlukan untuk suatu lahan atau kapling sangat tergantung dari beberapa faktor, sebagai berikut:

1). Luas permukaan penutupan, yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam sumur resapan, meliputi luas atap, lapangan parkir dan perkerasan-perkerasan lain.

2). Karakteristik hujan, meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi hujan, makin lama berlangsungnya hujan memerlukan volume sumur resapan yang makin besar. Sementara selang waktu hujan yang besar dapat mengurangi volume sumur yang diperlukan.

3). Koefisien permeabilitas tanah, yaitu kemampuan tanah dalam melewatkan air per satuan waktu. Tanah berpasir mempunyai koefisien permeabilitas lebih tinggi dibandingkan tanah berlempung.

4). Tinggi muka air tanah. Pada kondisi muka air tanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan pengisian air melalui sumur-sumur resapan. Sebaliknya pada lahan yang muka airnya dangkal, pembuatan sumur resapan kurang efektif,

(25)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 6 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

terutama pada daerah pasang surut atau daerah rawa dimana air tanahnya sangat dangkal.

3.3 KONSTRUKSI DAN JENIS SUMUR RESAPAN

Bentuk dan ukuran konstruksi sumur resapan menurut SNI No. 03-2459-1991 berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal D 0,8 -1,4 meter, kedalaman disesuaikan dengan tipe konstruksi sumur resapan yang dipilih.

Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr tidak diplester, tebal ½ bata.

Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai berikut :

1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter. 2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm. 3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm. 4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.

5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester.

6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.

7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil.

Jenis - jenis konstruksi Sumur Resapan :

1. Sumur resapan air tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk (kosong).

2. Sumur resapan air tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi batu belah dan ijuk.

3. Sumur resapan air dengan susunan batu, batu kali, atau batako di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong

4. Sumur resapan air menggunakan buis beton di dinding sumur.

5. Sumur resapan air menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk di dinding sumur).

(26)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 7 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

Beberapa macam konstruksi tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, tergantung pada keadaan batuan/tanah. Pada tanah atau batuan yang relatif stabil, maka konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.

Pada tanah atau batuan yang labil, maka konstruksi dengan susunan batu-batu/ batu kali/ batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk akan lebih baik. Pada tanah atau batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis beton dianjurkan meskipun resapan ini hanya berlangsung pada dasar sumur saja. Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan dan tutup bak kontrol, saluran masuk dan keluar/ pembuangan (terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air).

(27)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 8 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.4 ALUR PELAKSANAAN DAN PENGAMATAN PENELITIAN

START

PEKERJAAN PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMBORAN UNTUK DESAIN SUMUR SESUAI DENGAN RENCANA PENELITIAN

PENGAMBILAN SAMPLE TANAH PADA LOKASI YANG MENJADI SASARAN (SEBELUM PEKERJAAN PENGGALIAN)

PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH SESUAI DENGAN KEDALAMAN YANG MENJADI RENCANA PENELITIAN

PEMASANGAN SUMUR RESAPAN

MENENTUKAN DEBIT TERHADAP WAKTU

WAKTU AIR NAIK

WAKTU TURUN AIR PENGAMATAN RESAPAN DAN TINGGI AIR

DALAM SUMUR RESAPAN TERHADAP WAKTU

B

Gambar 3. 2. Bagan Alur pelaksanaan dan pengamatan penelitian

(28)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 9 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.4.1 Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan yang diperlukan meliputi:

 Drum plastik 2 buah dengan diameter 0,50 m tinggi 1,00 m  Cangkul

 Lakban  Stop watch  Takaran

 Ember dan gayung  Beaker glass 500 ml  Meteran

 Termometer

 Bor dengan mata diameter bor 1,00 cm  Selang dan keran air

 Timbangan triple beam dengan ketelitian 0,01gr B

PENCATATAN WAKTU NAIK DAN TURUN PER 5 CM

DATA TERKUMPUL

PENGOLAHAN DATA

(29)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 10 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.4.2 Cara kerja penelitian sumur resapan

Langkah-langkah kerja untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Dibuat 3 sumur resapan menggunakan drum plastik dan dimasukkan ke

dalam tanah dengan kedalaman 100 cm.

b. Sumur resapan tersebut diisi air hingga penuh dengan menggunakan selang yang berujung keran.

c. Setelah sumur resapan penuh, keran diatur sedemikian sehingga air yang ada di dalam sumur resapan stabil (tidak naik dan tidak turun). Keadaan ini menunjukkan bahwa debit air yang masuk ke dalam sumur resapan sama dengan debit air yang meresap.

d. Keran dimasukkan kedalam ember dan waktu diukur dengan menggunakan stop watch. Volume air di dalam ember diukur dengan takaran dan lama waktu dibaca dari stop watch. Data tersebut dicatat pada lembar pengamatan. Percobaan ini dilakukan untuk setiap sumur resapan.

e. Debit resapan dihitung dengan cara membagi volume dengan waktu. Hasil hitungan dibuat rata-rata.

f. Langkah-langkah nomor 1 sampai dengan 5 dilakukan untuk sumur resapan dengan jenis dinding rapat.

g. Setelah percobaan peresapan selesai, tanah dasar masing-masing sumur resapan diambil secukupnya.

h. Sampel tanah dasar dikeringkan dengan oven pada suhu 1200C selama 24 jam.

i. Sampel tanah kering ditimbang secukupnya untuk dilakukan tes laboratorium dengan metoda sieve analisis, dan hydrometer agar dapat diketahui gradasi butiran.

j. Setelah dihasilkan data pada setiap hasil pengujian dilakukan pengolahan data dan grafik

(30)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 11 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.5. PERMASALAHAN

Tahap permasalahan merupakan rangkaian kegiatan sebelum identifikasi masalah. Permasalahan tersebut timbul karena pada pembuatan sumur resapan diperlukan struktur tanah dengan permukaan tanah yang memiliki nilai permeabilitas nya tinggi

3.6. OBSERVASI LAPANGAN

Observasi lapangan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi secara umum, aktual pada lokasi yang menjadi objek kajian sehingga akan mendapatkan gambaran yang lebih riil.

3.7. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam pembuatan sumur resapan tentunya didasari dengan permasalahan yang muncul pada lokasi perencanaan jembatan tersebut. Pada tahap identifikasi ini merupakan tahap dimana seorang peneliti mendapatkan masukkan permasalahan baik dari hasil pengamatan langsung maupun dari informasi pihak – pihak yang terkait sekitar lokasi perencanaan. Dari permasalahan tersebut kemudian diidentifikasi faktor – faktor yang melatarbelakangi permasalahan dan dikaji sebesar apa permasalahan itu berdampak pada nilai permeabilitynya sehingga akan memunculkan beberapa konsep yang tepat yang akan ditetapkan.

3.8. INVENTARISASI KEBUTUHAN DATA

Inventarisasi kebutuhan data adalah mencatat serta mengklasifikasikan data-data yang diperlukan dalam pembuatan sumur resapan, seperti data-data tanah, data-data hidrometer,data resapan.

(31)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 12 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.9. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan tahap untuk menentukan penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Hal ini tentunya didasari dengan dasar teori dan peranan instansi yang terkait. Ada beberapa metode pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Metode Literatur

Metode literatur adalah mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan.

2. Metode Observasi

Dengan survey langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi riil di lapangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam perencanaan desain struktur.

Untuk mempermudah dalam proses perencanaan suatu jembatan, maka terlebih dahulu ditentukan kebutuhan data yang tentunya berdasarkan pada dasar teori / studi pustaka. Penentuan kebutuhan data ini dilakukan dengan cara mencatat data yang diperlukan untuk pembuatan sumur resapan dengan pengujian yang dilakukan . Dalam kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis tanah, jenis- jenis data yang diperlukan anatara lain :

1.Data nilai permeabilitas 2.Data pengujian sieve analisis 3.Data pengujian hidrometer

Dengan keterangan sebagai berikut : 1. Data nilai permeabilitas

Data ini berupa data jenis Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kepentingan di bidang perairan dan pertanahan.karena masuknya air ke dalam tanah, evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya didapat dan dipengaruhi oleh permeabilitas tanah yang mana berkaitan pula dengan peranan kondektivitas hidroliknya.

2. Data pengujian sieve analisis

Hasil percobaan uji didapatkan data gradasi tanah melalui perhitungan. Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus lapisan tanah, sehingga dengan

(32)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 13 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

data ini dapat diketahui hubungan umum antara gradasi tanah dan peresapan air pada kedalaman yang di inginkan.

3. Data pengujian hidrometer

Data ini terdiri dari hasil pencatatan Hydrometer, yang mana uji tersebut berfubgsi untuk menentukan jenis tanah halus.

Dari rincian data yang diperlukan diatas termasuk dalam data primer, berikut merupakan penjelasan mengenai pengamatan primer:

Adapun penggolongan data menurut aspek yang ditinjau, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3. 1.

Penggolongan Data Menurut Aspek yang Ditinjau

Dalam pembuatan dan penelitian sumur resapan memiliki beberapa prinsip antara lain kehandalan,kekuatan pada kerapatan (khusus jenis sumur resapan berdinding rapat) dan stabilitas sistem struktur tanah, kelayakan sumur resapan, JENIS

DATA ( ASPEK )

NO RINCIAN FUNGSI ANALISIS TUJUAN

PENELITIAN Data

Permeabilitas 1. 2..

Jumlah air yang meresap

Jumlah air yang tertampung

(keduanya per 5 strip pada skala ukur)

Menghitung daya dukung peresapan pada tanah

Menentukan kecepatan debit

Menentukan ketepatan sumur resapan dengan struktur tanah Peresapan dapat segera diperhitungkan Data pengujian sieve analisis 1. Penentuan

dari gradasi tanah tersebut

Mengetahui,menghitung distribusi besar butir dari pada formasi tanah sample Untuk menentukan jenis tanah yang mempunyai diameter lebih besar 300mm sampai dengan 0,078 Data pengujian hydrometer 1. Penentuan jenis tanah halus

Mengetahui dan dapat menghitung distribusi dari jenis tanah yang halus Untuk mengetahui jenis tanah yang 0,075 sampai dengan 0,001

(33)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 14 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

keawetan, kemudahan dalam pelaksanaan, ekonomis, dan bermutu. Untuk mendapatkan pembuatan serta penelitian sesuai dengan prinsip pada halnya dalam pembuatan sumur resapan maupun penelitiannya, kebbutuhan akan data lokasi yang menjadi sasaran harus mencukupi dan harus sesusai standarisasi , karena apabila pembuatan sumur resapan tersebut tidak mengikuti peraturan standarisasi ,dalam pembuatan sumur resapan tersebut fatal, karena dapat menjadikan sumur resapan tidak memperoleh manfaat seperti halnya konsep yang dimiliki sumur resapan. Oleh karena itu perlu adanya kebutuhan data yang cukup, seimbang,dan tepat atau akurat untuk merencanakan maupun sebagai bahan penelitian sebuah pengkajian sumur resapan.

Kelengkapan adanya suatu kebutuhan data dalam pembuatan sumur resapan maupun penelitian sangatlah penting, sehingga sebelum melangkah pada proses selanjutnya data yang sudah didapatkan kemudian di cek ulang kelengkapannya, apabila hasil cek terdapat data yang belum lengkap atau kurang maka proses pengumpulan data dilakukan kembali, akan tetapi apabila data yang di dapat dirasa sudah mencukupi untuk menentukan penelitian sumur resapan, maka proses analisa dan pengolahan data dapat dilakukan.

3.10. PENGOLAHAN DATA

Analisa dan pengolahan data adalah proses identifikasi data yang dilakukan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul dan pengamatan langsung yang ada di lokasi pembuatan sumur resapan serta melakukan penelitian pada laboratorium yang menjadi sasaran dalam mendapatkan hasil pengujian. Proses analisa dan pengolahan data ini dimaksudkan agar diperoleh pengkajian yang efektif dan terarah.

3.11. PENELITIAN SUMUR RESAPAN

Penelitian sumur resapan dilakukan dengan mengambil sample tanah yang menjadi sasaran lokasi pembuatan sumur resapan, membuat draft kenaikan volume air dan penurunan waktu volume air, pencatatan, pengujian sieve analisis, pengujian hidrometer, menghitung hasil pengujian sieve analisis, menghitung pengujian hydrometer, membuat grafik hasil pengujian keduanya

(34)

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 15 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

3.12. PENGOLAHAN GRAFIK

a. GRAFIK SIEVE ANALISIS

Grafik ini merupakan grafik Gaudin-Schuhman, visualisasi ini adalah hasil dari analisisa memplot data berat kumulatif yang lolos dengan ukuran ayakan persen berat kumulatif lolos dari ayakan yang dinyatakan dalam bilangan logaritmik.

Dalam grafik dibuat dengan benar dan selengkap mungkin, sehingga mempermudah dalam pembacaan. Beberapa hal yang dapat dituangkan dalam gambar perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Data dari diameter ayakan 2. Data butiran yang tertinggal

b. GRAFIK HYDROMETER

Grafik ini merupakan grafik, yang dapat menentukan pembagian butir (gradasi) tanah yang lewat saringan nomor 2000. Tujuan dari pembuatan grafik tanah halus adalah :

1.Untuk mengetahui bagaimana hasil pemeriksaan analisa butiran dengan hydrometer yang telah dilakukan dengan benar

3.13. STANDAR YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN SUMUR RESAPAN

Dalam pembuatan sumur resapan ini standar - standar yang digunakan yaitu :

a. Standar Nasional Indonesia ( SNI) NO. 03-2543-2002

SNI NO. 03-2543-2002 di gunakan sebagai pedoman dalam pembuatan sumur resapan pada lahan perkarangan, seperti yang telah di uraikan dalam tinjauan pustaka.

b. Standar Nasional Indonesia (SNI) NO. 03-2459-1991

SNI NO. 03-2459-1991 di gunakan untuk pedoman dalam pembuatan sumur resapan tentang bentuk dan konstruksi pada sumur resapan tersebut.

(35)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 1 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

4.1. PENYAJIAN DATA

Pada bab ini berisi pengolahan data dan analisis data percobaan yang dilakukan di Laboratorium, yang mana pada umumnya, suatu penelitian dilakukan berulang kali agar dapat menghasilkan data yang cukup akurat, sehingga dapat menggambarkan kondisi dari karakteristik material yang sebenarnya, dan pada tahap pengujian di Laboratorium, dihasilkan suatu data yang akan di analisa pada tahap perhitungan, penyajian data tersebut merupakan visualisasi dari data- data yang telah dikumpulkan dari hasil pengujian, data-data tersebut meliputi:

1.Data sieve analisis 2.Data hidrometer 3.Data Resapan

4.1.1. Data sieve analisis

Data sieve analisis merupakan hasil data dari pengujian analisis saringan, yang mana pengujian tersebut bertujuan dalam menentukan pembagian butiran ( gradasi), yang mana, data ini sangat diperlukan dalam pembuatan sumur resapan, sehingga penelitian terhadap sumur resapan dapat menjadi referensi dalam pembuatan sumur resapan. Pelaksanaan penentuan gradasi dari pengujian analisis saringan ini terbagi menjadi beberapa jenis, namun secara klasifikasinya butiran itu sendiri dibagi menjadi dua, yakni agregat halus dan agregat kasar, dengan seperangkat saringan berbrntuk pan dan memiliki ukuran jaring – jaring tertentu, yang sering disebut sebagai diameter saringan.

Untuk mendapatkan hasil data perbandingan yang cukup akurat, dilaksanakannya percobaan pada beberapa sample jenis tanah, yang terdiri dari :

1.tanah kampus Universitas Semarang 2.tanah bulusan,Tembalang

(36)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 2 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Yang masing-masing dari percobaan tersebut di laksanakannya pada tahap perhitungan, menghasilkan data yang memiliki perbandingan, sesuai dengan rencana awal pada penelitian.

Peralatan yang digunakan dalam analisa ukuran butiran metode sieve analisis terdiri dari:

a. Satu set saringan b. Oven

c. Neraca analisis d. Sample tanah

Cara kerja:

1. Percobaan pendahuluan

-Kita ambil sample tanah sebesar 1000 gr

-Sample tanah kita rendam dengan air selama 24 jam

-setelah direndam,sample tadi kita cuci dengan saringan mm

-setelah sample yang kita cuci tadi, apabila larutan yang lolos lewat saringan air nya sudah jernih, pekerjaan kita hentikan.

-sample yang tertinggal diatas saringan oven, sedangkan lumpur yang lolos lewat saringan kita lakukan percobaan hydrometer.

2. Percobaan sieve analisis (grainsize)

-Sample yang tertinggal diatas saringan setelah di oven dan kering, kita selanjutnya lakukann penimbangan pada sample tersebut untuk diketahui beratnya

-selisih berat sample kering sebelum dicuci dan sample setelah dicuci adalah lumpurnya

-kemudian sample kita ayak dengan saringan terdiri dari saringan ukuran diameter, dengan ukuran mm sampai ukuran yang paling besar

-setiap sample yang tertinggal dalam saringan kita tinggal ambil dan kita timbang, sehingga dapat ditentukan besarnya prosentase.

(37)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 3 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Rumus:

Prosentase=a/b x 100%

Dimana:

a= Berat butiran yang tertinggal dalam saringan b= Berat mula-mula seluruhnya

4.1.2. Data Hidrometer

Data yang dihasilkan dari Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui prosentase kadar lumpur yang dikandung oleh tanah.

Peralatan yang digunakan dalam analisa ukuran butir metode hidrometer terdiri dari: a. Alat hydrometer

b. Gelas ukuran :1000ml c. Stop watch

d. Cawan

Langkah kerja pengujian hydrometer:

a. Semula tanah yang telah lolos dari saringan no.200 (0,074 mm) masih bercampur dengan air kemudian sample kita biarkan mengendap dan air yang sebagiannya dibuang

b. Endapan lumpur yang sebagian nya, dimasukan ke dalam gelas ukur, yang kemudian kita kocok-kocok sampai betul-betul homogin, disamping itu persiapan alat hydrometer dan stop watch. Alat hydrometer ini kita dapati strip-strip yang terbaca dari titik nol. Pembacaan ini kita mulai pada saat sample tersebut masih dalam keadaan homogen serta waktu 0 detik

c. Pada saat pembacaan, yang baik adalah pada saat air sudah mulai menunjukan tenang (agak tenang), sehingga pembacaan dapat jelas.

d. Demikian pembacaan dilakukan berturut-turut dengan interval waktu yang sudah ditentukan yaitu pada 0’, Y4’, Y2’, 1’, 2’, 5’, 10’, 48’ Sampai dengan hidrometer menunjukan angka 0

(38)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 4 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Prinsip alat hydrometer:

a. Alat hydrometer ini makin lama bergerak turun kebawah jika lumpur mengendap, sehingga alat hydrometer pada waktu tertentu menunjukan angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah mengendap.

Apabila sudah melakukan percobaan/pengujian hydrometer, hasil dari pembacaan tersebut dapat menjadi suatu angka, yang akan di lakukan pengolahan data perhitungan dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:

Rumur perhitungan hydrometer: Zr=a-b

D=

Prosentase= )

Dimana:

A= tinggi alat hydrometer, yang diukur dari titik berat ujung hydrometer sampai permukaan hydrometer yang tidak terendam oleh air (antara 24-26)

B= Strip yang terbaca

T= Interval waktu pembacaan N=Prosentase kadar lumpur D=Diameter butiran

4.2. ANALISA DATA

Pada sub bab analisis data, di laksanakannya pengolahan data hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terkait akan konsep analisis data, dapat digambarkan melalui perhitungan yang disertai tabel pendukung serta grafik untuk dapat menjelaskan. Di dalam

(39)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 5 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

perhitungan hasil dari pengujian sieve analisis, menggunakan empat contoh tanah yang di ambil, masing-masing contoh tersebut memiliki perhitungan serta tabel.

4.2.1 PERHITUNGAN SIEVE ANALISIS

Rumus:

Prosentase=a/b x 100% Dimana:

a= Berat butiran yang tertinggal dalam saringan b= Berat mula-mula seluruhnya

Untuk sample tanah 1meter pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 tabel butiran yang tertinggal

No

Diameter Saringan ( mm)

butiran yang tertinggal (gr) 1 4.75 7,64 2 2.00 5,55 3 1.18 2,34 4 0.85 3,56 5 0.42 1,96 6 0.30 1,45 7 0.18 2,53 8 0.15 9,7 9 0.075 2,17 jumlah 36,9 gr Kadar lumpur = 100%-P = 100%-36,9% =63,1%

(40)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 6 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Berikut adalah perhitungan pada pengujian, hasil penelitian pada kedalaman 1m

 A) Perhitungan 1 M ( Kampus)

Prosentase yang tertinggal pada masing-masing saringan.

Untuk kedalaman 1 meter berat tanah kering mula-mula = 1000 gr.

1. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 7,64 % 2. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 5,55 % 3. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 2,34 % 4. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 3,56 % 5. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 1,96 % 6. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

(41)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 7 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

7. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 2,53 %

8. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 0,97 % 9. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 2,17 %

Selanjutnya, untuk dapat memudahkan menganalisa perhitungan tersebut pada perhitungan selanjutnya, dibuatlah tabel perhitungan yang menjelaskan perhitungan pada kedalaman 1m , tabel perhitungan tersebut sebagai berikut :

(42)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 8 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Tabel 4.3 tabel butiran yang tertinggal

No

Diameter Saringan(

mm) butiran yang tertinggal

1 4.75 0,02 2 2.00 0,87 3 1.18 0,92 4 0.85 2,22 5 0.42 1,78 6 0.30 1,3 7 0.18 2,1 8 0.15 0,77 9 0.075 1,77 jumlah 11,75gr No Diameter (mm) Berat tanah awal (gr)

sample tanah yang tertinggal (gr) prosentase yang tertinggal (%) kumulatif finer (%) P (%) 1 4.75 1000 7,64 7,64 7,64 92,36 2 2.00 1000 5,55 5,55 13,19 86,81 3 1.18 1000 2,34 2,34 15,53 84,47 4 0.85 1000 3,56 3,56 19,09 80,91 5 0.42 1000 1,96 1,96 21,05 78,5 6 0.30 1000 1,45 1,45 22,5 77,5 7 0.18 1000 2,53 2,53 25,03 74,97 8 0.15 1000 9,7 9,7 34,73 65,27 9 0.075 1000 2,17 2,17 36,9 63,1

(43)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 9 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Kadar lumpur = 100%-P

= 100%-11,75%

=88,25%

b.Perhitungan 1 M ( Bulusan)

Prosentase yang tertinggal pada masing-masing saringan. Untuk kedalaman 1M berat tanah kering mula-mula = 1000 gr.

1. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 0,02 % 2. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 0,87 % 3. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 0,92 % 4. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 2,22 % 5. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 1,78 %

(44)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 10 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 1,30 % 7. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 2,10 % 8. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase =

= 0,77 % 9. Diameter saringan.

Berat tanah sisa dalam saringan Prosentase

=

= 1,77 %

Tabel. 4.4. perhitungan sieve analisis sample tanah bulusan

No Diameter (mm) Berat tanah awal (gr) sample tanah yang tertinggal (gr) prosentase yang tertinggal (%) kumulatif finer (%) P (%) 1 4.75 1000 0,02 0,02 0,02 99,98 2 2.00 1000 0,87 0,87 0,89 99,11 3 1.18 1000 0,92 0,92 1,81 98,19 4 0.85 1000 2,22 2,22 4,03 95,97 5 0.42 1000 1,78 1,78 5,81 94,19 6 0.30 1000 1,3 1,3 7,11 92,89 7 0.18 1000 2,1 2,1 9,21 90,79 8 0.15 1000 0,77 0,77 9,98 90,02 9 0.075 1000 1,77 1,77 11,75 88,25

(45)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 11 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

4.2.3 PERHITUNGAN HYDROMETER

Rumur perhitungan hydrometer: Zr=a-b

D=

Prosentase= )

Dimana:

A= tinggi alat hydrometer, yang diukur dari titik berat ujung hydrometer sampai permukaan hydrometer yang tidak terendam oleh air (antara 24-26)

B= Strip yang terbaca

T= Interval waktu pembacaan N=Prosentase kadar lumpur D=Diameter butiran

Berikut adalah perhitungan pada pengujian, hasil penelitian pada kedalaman 1m Tabel. 4.5. perhitungan hidrometer tanah kampus

Perhitungan analisis hidrometer

waktu R=1000 Ra=1000 Temperatur R-Ra N Zr √Zr/t D N' (r-1) (ra-1) (◦ C) (%) (cm) (cm) (%) 0.25 28 -1 27 29 60,209 11,7 6,84 0,0851 47,849 0.5 28 -1 27 29 60,807 11,7 4,83 0,061 48,323 1 27 -1 27 28 57,551 11,9 3,44 0,0426 45,736 2 26 -1 27 27 54,934 12 2,44 0,0301 43,656 5 25 -1 27 26 53,981 12,2 1,56 0,02 42,898 10 24 -1 27 25 52,42 12,4 0,9 0,0114 41,658 48 23 -1 27 24 49,329 12,5 0,64 0,0079 39,201

(46)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 12 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Tabel. 4.6. perhitungan hidrometer tanah bulusan

Perhitungan analisis hidrometer

waktu R=1000 Ra=1000 Temperatur R-Ra N Zr √Zr/t D N' (r-1) (ra-1) (◦ C) (%) (cm) (cm) (%) 0.25 33 -1 27 34 69,883 10,9 6,6 0,0791 61,685 0.5 33 -1 27 34 70,59 10,9 4,66 0,5671 62,309 1 32 -1 27 33 73,081 11,1 3,33 0,0393 64,508 2 31 -1 27 32 65,772 11,2 2,36 0,0282 58,056 5 30 -1 27 31 68,652 11,4 1,5 0,0177 60,599 10 29 -1 27 30 62,286 11,5 0,87 0,0107 54,979 48 28 -1 27 29 64,223 11,7 0,62 0,0074 56,689

hasil dari perhitungan penelitian tanah atas 30cm desa bulusan

4.2.4 PERHITUNGAN RESAPAN 4.2.4.1 TANAH KAMPUS USM

Waktu (dt) H inflow Vol masuk Vol SR Vol resapan Q Resapan 0 0 cm3 cm3 cm3 cm3/dt 12,10 2,96 5.806,02 7.948,13 (2.142,10) (177,033) 48,52 11,86 17.475,65 8.855,78 8.619,87 236,68 73,45 17,96 11.962,33 9.812,50 2.149,83 86,23 103,25 25,24 14.299,13 9.812,50 4.486,63 150,56

(47)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 13 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Waktu (dt) H inflow Vol masuk Vol SR Vol resapan Q Resapan 130,07 31,80 12.869,22 9.812,50 3.056,72 113,97 157,57 38,53 13.195,51 9.812,50 3.383,01 123,02 187,34 45,81 14.284,74 9.812,50 4.472,24 150,23 219,80 53,74 15.575,50 9.812,50 5.763,00 177,54 255,46 62,46 17.110,97 9.812,50 7.298,47 204,67 294,01 71,89 18.497,70 9.812,50 8.685,20 225,30 335,59 82,05 19.951,61 9.812,50 10.139,11 243,85 379,84 92,87 21.232,77 9.812,50 11.420,27 258,09 428,94 104,88 23.559,98 9.812,50 13.747,48 279,99 481,34 117,69 25.143,44 9.812,50 15.330,94 292,58 540,61 132,18 28.439,92 9.812,50 18.627,42 314,28 606,78 148,36 31.750,79 9.812,50 21.938,29 331,54

(48)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 14 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Grafik 4.3 debit resapan terhadap kedalaman air untuk tanah silt loam

4.2.4.2 TANAH BULUSAN Waktu (dt) H inflow Vol masuk Vol SR Vol resapan Q Resapan 0 0 cm3 cm3 cm3 cm3/dt 17,25 4,22 8.277,18 7.948,13 329,06 19,076 36,56 8,94 9.265,65 8.855,78 409,86 21,226 58,32 14,26 10.441,25 9.812,50 628,75 28,895 80,22 19,61 10.508,42 9.812,50 695,92 31,777 103,13 25,22 10.993,06 9.812,50 1.180,56 51,530 127,20 31,10 11.549,67 9.812,50 1.737,17 72,172 151,37 37,01 11.597,65 9.812,50 1.785,15 73,858 175,75 42,97 11.698,42 9.812,50 1.885,92 77,355 200,32 48,98 11.789,59 9.812,50 1.977,09 80,468 226,69 55,43 12.653,29 9.812,50 2.840,79 107,728 257,41 62,94 14.740,58 9.812,50 4.928,08 160,419 293,70 71,81 17.413,27 9.812,50 7.600,77 209,445

(49)

LAPORAN TUGAS AKHIR IV- 15 KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN DENGAN BEBERAPA JENIS TANAH

Waktu (dt) H inflow Vol masuk Vol SR Vol resapan Q Resapan 339,94 83,12 22.187,65 9.812,50 12.375,15 267,629 405,36 99,11 31.390,91 9.812,50 21.578,41 329,844 486,17 118,87 38.775,60 9.812,50 28.963,10 358,410 592,87 144,96 51.198,57 9.812,50 41.386,07 387,873 711,49 173,96 56.918,22 9.812,50 47.105,72 397,115

(50)

LAPORAN KERJA PRAKTEK V-1 PEMBANGUNAN BENDUNGAN LOGUNG

BAB V

PENUTUP

Tugas Akhir ini berupa Penelitian dengan judul Kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis tanah. Penelitian berfungsi untuk menghubungkan keterkaitan terhadap jenis sumur respan dengan stuktur tanah dengan permukaan tanah yang cocok, agar mampu disesuaikan dengan fungsi yang diterapkan pada sumur resapan tersebut.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dilakukan analisa terhadap aspek – aspek yang berkaitan dengan sumur resapan beserta klasifikasi tanah yang berbeda, berdasarkan analisa tersebut dapat diharapkan dapat dilaksanakan nya pembuatan sumur resapan, sehingga perlu diberikanya kesimpulan serta saran yang telah di uraikan pada bab ini yang dimaksudkan agar dapat melengkapi tugas akhir ini.

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil proses penelitian yang telah dilakukan pada kajian sumur resapan ini, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

a) Berdasarkan pada sample tanah, hasil penelitian pada tanah kampus Universitas Semarang, termasuk pada jenis tanah silt loam, karena jumlah gravel 5.55, sand 28,17%

Hal tersebut di dasari pada data dari analisis saringan yang didasarkan

Berdasarkan klarifikasi tanah menurut USCS dapat di klompokan sebagai berikut :

1. Krikil 76.2 s/d 4.75 ( mm ) -> 7.64 2. Pasir 4.75 s/d 0,075 ( mm ) -> 28.17

3. Halus ( lanau dan lempung ) ( 0.075 ) -> 79.47

Sedangkan berdasarkan AASHTO dapat dikelompokan klasifikasi tanah sebagai berikut:

Kerikil 76.2 s/d 2 - 13.19 % Pasir 76.2 s/d 2 - 28.17 %

(51)

LAPORAN KERJA PRAKTEK V-2 PEMBANGUNAN BENDUNGAN LOGUNG

Halus 76.2 s/d 2 - 79.47 %

b) Berdasarkan pada sample tanah bulusan, temasuk tanah silt, karena .

hanya menunjukan prosentase sand 11,73% , jumlah pada gravel sendiri hanya 0,89% atau hampir tidak ada

Hal tersebut di dasari pada data dari analisis saringan yang didasarkan

Berdasarkan data dari analisis saringan yang dilakukan maka dapat dianalisis melalui kurva distribusi.

Berdasarkan klarifikasi tanah menurut USCS dapat di kelompokan sebagai berikut : 1. Krikil 76.2 s/d 4.75 ( mm ) -> 0.02

2. Pasir 4.75 s/d 0,075 ( mm ) -> 11.75

3. Halus ( lanau dan lempung ) ( 0.075 ) -> 88.27

Sedangkan berdasarkan AASHTO dapat dikelompokan klasifikasi tanah sebagai berikut:

Kerikil 76.2 s/d 2 - 0.89 % Pasir 76.2 s/d 2 – 11.75 % Halus 76.2 s/d 2 – 88.27 %

Dan untuk kesimpulan resapannya, hubungan antara jenis tanah dan resapan, maka sample dengan jenis tanah silt lebih cepat terhadap proses peresapannya daripada sample dengan jenis silt loan

5.2 SARAN – SARAN

1. Untuk mendapatkan standarisasi yang baik dalam pembuatan sumur resapan,maka pembuatan sumur resapan harus dipilih komposisi atau klasifikasi tanah yang tepat pada setiap elemen struktur, dan mudah meresap dalam proses penyerapannya sehingga mendapatkan kwalitas yang sesuai dengan standarisasi.

(52)

DAFTAR PUSTAKA http://tehniksumurresapan.blogspot.co.id/2013/02/standard-sumur-resapan.html http://alizainsyahab.blogspot.co.id/2013/02/standard-sumur-resapan.html http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/6427 http://pengairan.banyuwangikab.go.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=28:manfaat-sumur-resapan&catid=2:berita&Itemid=138 http://tekniksipiler.blogspot.co.id/2011/07/mengenal-sumur-resapan-pengertian.html http://hendra-nugroho-artikel.blogspot.co.id/2014/10/sumur-resapan.html https://hmtsunsoed.files.wordpress.com/2011/10/sunjoto-teknik-drainasi-pro-air.pdf http://rickyhamzah.blogspot.co.id/2011/04/pengujian-analisa-saringan-agregat.html http://burhan.blog.uns.ac.id/files/2010/05/sni-03-1968-1990-analisa-saringan-agregat-halus-kasar.pdf http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/380/jbptunikompp-gdl-irailraswa-18984-7-bab7-an-n.pdf https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/analisis-ayak-sieve-analysis/kurva-dan-persamaan-distribusi-ukuran-partikel/

M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan Batuan 17 -24

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

Gambar

Tabel 3.1  Penggolongan data memuat aspek yang di tinjau ........................... III-13  Tabel 4.1  Butiran yang tertinggal sample tanah kampus usm
Gambar 3.1  Flow chart alur penelitian ..............................................................
Grafik 4.1  Hubungan antara sieve analisis dan hydrometer . ..........................
Gambar 3. 1. Bagan Alur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

bisnis dan industri pada semua tahapan value chain di Kabupaten Lombok Timur untuk memperkuat struktur industri kelautan dan perikanan; Berbasis komoditas, wilayah

LB derajat 2 – 3 yg melebihi 20 % luas permukaan tubuh pada 3 yg melebihi 20 % luas permukaan tubuh pada LB derajat 2 –. LB derajat 2 – 3 yg melebihi 20 % luas permukaan tubuh pada

Jenis Syringodium isoetifolium (Si) merupakan jenis lamun yang paling dominan di stasiun penelitian baik sebelah Utara maupun sebelah Selatan perairan Pulau Soop

diharuskan menggunakan nilai wajar, namun lebih kepada memberikan panduan bagaimana mengukur nilai wajar pada saat nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. PSAK 68 juga

Karena nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (F hitung 20,504 &gt; F tabel 2,546273), maka hipotesis 5 yang menyatakan bahwa variabel produk, harga,

Ketuntasan secara klasikal dari tes hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kreatif dan produktif sebesar 46,43 % Berdasarkan ketuntasan

Kegiatan seminar ini direspon sangat baik oleh peserta yang terdiri dari dosen, guru, dan mahasiswa calon guru bidang studi biologi. Kesadaran untuk selalu meng-up

Hal ter- sebut terlihat melalui hasil audit eksternal yang dilakukan selalu menghasilkan beberapa temuan, yaitu dalam kegiatan audit ditemukan bahwa beberapa aktifitas