• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN JAMUR TIRAM SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA BUKIT KIJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN JAMUR TIRAM SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA BUKIT KIJANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 535 ejournal.ymbz.or.id

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN

JAMUR TIRAM SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA BUKIT KIJANG

Anggraeni Yunita 1), Yusuf Yusuf2), Christianingrum Christianingrum3), Gigih Ibnu Prayoga4)

1

Akuntansi, Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung

anggi21.ay@gmail.com

2

Manajemen, UniversitasTerbuka, Bangka Belitung

yusuffekonagustus@gmail.com

3

Manajemen, Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung

syifa.meira@yahoo.com

4

Agroteknologi, Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung

gigihibnuprayoga@gmail.com

Abstrak

Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi dan juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, keunggulan lainnya, cara budidaya mudah dan dapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram cukup toleran terhadap lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan analisis statistik dalam mengukur besarnya keuntungan dan kelayakan finansial, analisis sensitivitas dan tingkat risiko produksi dan harga. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko pada budidaya jamur tiram. Diasumsikan 1000 baglog jamur tiram menghasilkan 336 kilogram jamur. Ini berarti omset kotor yang diperoleh sebesar Rp 3.360.000. Omset bersih sekitar Rp 760 ribu. Keuntungan ini baru tahap pemula. Keuntungan akan menjadi lebih besar di penanaman kedua seiring bertambah pengetahuan dan pengalaman sehingga hasil panen lebih maksimal.

Kata Kunci: Jamur Tiram, Analisis Biaya dan Manfaat, Analisis Risiko

Abstract

White oyster mushroom is one type of mushroom which is currently an alternative choice as a healthy food that is fit for consumption and is also of high economic value. In addition, another advantage, how to cultivate easily and can be done throughout the year and does not require a large area. Oyster mushrooms are quite tolerant of the environment and can be used as both primary and side jobs. Data analysis method used in this research is descriptive and quantitative analysis methods. Quantitative analysis uses statistical analysis to measure the profitability and financial feasibility, sensitivity analysis and the level of risk of production and prices. Descriptive analysis is used to identify sources of risk in oyster mushroom cultivation. It is assumed that 1000 baglogs of oyster mushrooms produce 336 kilograms of mushrooms. This means that the gross turnover obtained is IDR 3,360,000. Net turnover of around Rp. 760 thousand. This advantage is only the beginner stage. Profits will be greater in the second planting as knowledge and experience increase so that the yield is more optimal.

Keywords: Oyster Mushroom, Cost and Benefit Analysis, Risk Analysis

PENDAHULUAN

Desa Bukit Kijang merupakan salah satu desa dengan potensi yang luar biasa terutama pada sektor perkebunan. Hal ini didukung dengan kondisi geografis Desa Bukit Kijang yang kawasan dengan lahan perkebunan yang cukup luas. Menghadapi kondisi pada

(2)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 536 ejournal.ymbz.or.id

masa yang akan datang, masyarakatnya pun harus berbenah dengan dimotori oleh Aparatur yang memiliki kapabilitas dan kapasitas yang baik dalam melaksanakan tugas terhadap masyarakat dan didukung oleh sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat yang baik. Setelah pasca tambang, warga Desa Bukit Kijang mulai beralih ke sektor agribisnis, peternakan, dan perikanan. Sektor agribisnis didominasi oleh perkebunan kelapa sawit. Namun, perkebunan kelapa sawit di Desa Bukit Kijang memiliki permasalahan khususnya pada limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tandang kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat dari pengolahan pabrik kelapa sawit. Limbah TKKS bisa mencapai 23% dari tandan buah segar (TBS) yang mampu diolah oleh pabrik kelapa sawit.

Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan limbah TKKS yaitu memanfaatkan limbah TKKS sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). TKKS mengandung lignin dan selulosa sehingga cocok sebagai media jamur tiram putih. Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi dan juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, keunggulan lainnya, cara budidaya mudah dan dapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram cukup toleran terhadap lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Selain dijual sebagai bahan baku mentah, jamur tiram juga dapat dijual dalam bentuk produk olahan. Diversifikasi produk olahan jamur tiram cukup banyak dapat bentuk segar, kering, kaleng, serta diolah menjadi keripik, pepes, tumis, dan nugget.

Keterbatasan modal usaha dan informasi teknologi adalah hal sangat mendasar di pedesaan. Penanggulangannya tidak dapat dilakukan oleh petani atau kelompok tani (Poktan) sehingga kemiskinan masih dirasakan oleh semua pihak terutama keluarga petani. Banyak bantuan dari pemerintah tidak dirasakan oleh petani di pedesaan karena keterbatasan informasi dan SDM, sedangkan program pemerintah dalam membantu petani tidak tercapai sebagaimana mestinya. Oleh karena itulah, melalui Program Kemitraan Masyarakat ini diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Bukit Kijang, baik dari segi informasi maupun biaya, dalam mengembangkan usaha budidaya jamur tiram dan produk olahannya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan analisis biaya dan manfaat bagi budi daya dan pengolahan jamur tiram di Desa Bukit Kijang.

TINJAUAN LITERATUR Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan usaha dapat diartikan sebagai suatu analisis untuk mengetahui arus benefit dan biaya berdasarkan data penelitian yang akurat atas semua data (faktor-faktor) yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana investasi modal dalam suatu usaha, dan membandingkan arus benefit dan biaya tersebut selama umur usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana investasi yang dilaksanakan (Sinaga, 2009).

Banyak sebab yang mengakibatkan suatu usaha menjadi tidak menguntungkan (gagal). Sebab itu bisa karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat dipakai, kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku. Sebab lain bisa berasal dari faktor lingkungan yang berubah, baik lingkungan ekonomi, sosial, politik bahkan bisa juga karena sebab yang benar-benar di luar dugaan, seperti bencana alam pada lokasi usaha. Oleh karena itulah studi tentang kelayakan suatu usaha menjadi sangat penting. Semakin besar skala investasi semakin penting studi ini, sebab tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata

(3)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 537 ejournal.ymbz.or.id

tidak menguntungkan. Studi kelayakan tentu akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu usaha yang menyangkut investasi dalam jumlah besar (Husnan dan Muhammad, 2000).

Kriteria Investasi

Menurut Pasaribu (2012), studi kelayakan usaha pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan berdasarkan kriteria investasi. Beberapa kriteria investasi tersebut di antaranya:

(1) Net Present Value (NPV)

Nilai bersih sekarang atau Net Present Value dari suatu usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan NPV adalah dalam suatu mata uang (rupiah). Suatu usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar dari nol (NPV>0) yang artinya usaha menguntungkan atau memberikan manfaat. Sebaliknya, suatu usaha yang mempunyai NPV lebih kecil dari nol (NPV<0), maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.

(2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif, artinya besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh manfaat. Suatu usaha atau kegiatan investasi dapat dikatakan layak bila Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C>1), dan dikatakan tidak layak bila Net B/C lebih kecil dari satu (Net B/C<1).

(3) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C merupakan kriteria kelayakan lain yang digunakan dalam analisis usaha, baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Gross B/C adalah rasio antara jumlah Present Value Benefit (PVB) dengan Present Value Cost (PVC). Kriteria ini lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. Kriteria ini memberikan pedoman bahwa usaha layak untuk dijalankan apabila Gross B/C lebih besar dari satu (Gross B/C>1) dan usaha tidak layak untuk dijalankan jika Gross B/C lebih kecil dari satu (Gross B/C<1).

(4) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan usaha dalam mengembalikan bunga pinjaman dari lembaga internal keuangan yang membiayai usaha tersebut. Pada dasarnya IRR memperlihatkan bahwa Present Value (PV) benefit akan sama dengan Present Value (PV) cost, sehingga IRR tersebut menunjukkan NPV = 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Untuk mencari IRR dibutuhkan perhitungan yang berkali-kali oleh karena proses sebenarnya lebih bersifat coba-coba (trial and error), yaitu dilakukan dengan interpolasi di antara discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan discount rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Sebuah usaha dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari opportunity case of capital (DR) atau tingkat bunga yang berlaku.

(5) Metode Payback Period (PP)

Menurut Husnan dan Muhammad (2000), metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karena itu satuan hasilnya bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Dasar yang dipergunakan dalam mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali adalah aliran kas, bukan laba. Jika periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka usaha dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama, usaha tidak menguntungkan.

(4)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 538 ejournal.ymbz.or.id

5. Analisis Sensitivitas

Menurut Kadariah (1988), analisis sensitivitas digunakan untuk membantu menemukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat apa yang terjadi dengan hasil analisis finansial jika terdapat suatu kesalahan perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Analisis sensitivitas ini diukur dengan menghitung NPV, IRR, B/C ratio dan payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi.

Konsep Risiko

Menurut Robinson dan Barry (1987), risiko (risk) menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu kejadian dapat ditentukan oleh pembuat keputusan berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan usaha, sedangkan ketidakpastian (uncertainly) menunjukkan peluang kejadian yang tidak dapat diketahui oleh pembuat keputusan.

Kegiatan pada sektor pertanian yang menyangkut proses produksi selalu dihadapkan dengan situasi risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Pada risiko, peluang terjadinya kemungkinan merugi dapat diketahui terlebih dahulu, sedangkan ketidakpastian merupakan sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya karena peluang terjadinya merugi belum diketahui. Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian adalah fluktuasi hasil pertanian dan fluktuasi harga. Ketidakpastian hasil pertanian disebabkan oleh faktor alam seperti iklim, hama dan penyakit serta kekeringan, sehingga produksi menjadi gagal dan berpengaruh terhadap keputusan pembudidaya untuk berusahatani berikutnya (Soekartawi, Rusmadi, dan Damaijati, 1993).

Pengukuran Risiko

Menurut Sugiono (2009), pendekatan yang dapat menentukan tingkat risiko salah satunya adalah pendekatan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dapat digunakan sebagai penilaian risiko dengan menggunakan beberapa kemungkinan maupun skenario perubahan variabel sehingga menghasilkan berbagai variasi hasil. Dalam analisis sensitivitas, perlu dicari jarak atau range antara perubahan hasil estimasi invetasi sebelum dan sesudah, sehingga usaha budidaya yang menghasilkan range perubahan lebih kecil maka risiko usaha juga semakin kecil. Secara statistik, pengukuran risiko juga dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) atau simpangan baku (standard deviation) yang menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya di sekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Besarnya keuntungan yang diharapkan (E) menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh pembudidaya, sedangkan koefisien variasi (CV) merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung pembudidaya. Selain itu, penentuan batas bawah (L) sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena batas bawah menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh pembudidaya (Kadarsan, 1995).

METODE PENELITIAN

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan analisis statistik dalam mengukur besarnya keuntungan dan kelayakan finansial, analisis sensitivitas dan tingkat risiko produksi dan harga. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko pada budidaya jamur tiram.

(5)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 539 ejournal.ymbz.or.id

PEMBAHASAN

Analisis Biaya dan Manfaat Budidaya Jamur Tiram

Untuk memulai budidaya jamur tiram diperlukan investasi sebagai berikut:

Tabel 1. Biaya Investasi

Item Investasi Jumlah

Pembuatan rumah jamur atau kumbung Rp. 3.000.000

Termometer Rp. 100.000

Tangki sprayer Rp. 400.000

Tangki sprayer Rp. 200.000

Jumlah Rp. 3.700.000

Tabel 2. Biaya Investasi

Item Biaya Jumlah

Bibit jamur tiram Rp. 100.000

Belanja baglog 1000 buah Rp. 1.800.000

Gaji pegawai Rp. 500.000

Biaya air, listrik Rp. 100.000

Biaya transportasi dan promosi Rp. 100.000

Jumlah Rp. 2.600.000

Diasumsikan 1000 baglog jamur tiram menghasilkan 336 kilogram jamur. Ini berarti omset kotor yang diperoleh sebesar Rp 3.360.000. Omset bersih sekitar Rp 760 ribu. Keuntungan ini baru tahap pemula. Keuntungan akan menjadi lebih besar di penanaman kedua seiring bertambah pengetahuan dan pengalaman sehingga hasil panen lebih maksimal.

Analisis Risiko Budidaya Jamur Tiram

Dalam menjalankan setiap jenis usaha pasti tidak bisa lepas dari yang namanya untung dan rugi. Namun yang sering diingat orang dalam membuka bisnis adalah keuntungan dan keuntungan. Tanpa memikirkan resiko kerugian. Hal ini wajar-wajar saja. Akan tetapi jika sobat ingin mendirikan usaha jamur tiram secara sukses dan menguntungkan diperlukan analisis perhitungan yang matang mengenai kemungkinan untung dan rugi usaha budidaya jamur tiram. Anda perlu memiliki ide bisnis yang kreatif yang cocok untuk pasar dan tetap laris di tengah persaingan.

Perlu disadari oleh para calon pengusaha jamur tiram bahwasanya resiko rugi dalam usaha budidaya jamur tiram sangat mungkin terjadi. Apalagi dijalankan secara sampingan oleh seorang pemula. Kegagalan bisnis jamur tiram kebanyakan disebabkan oleh faktor sumber daya manusia atau kurangnya pengetahuan petani mengenai cara budidaya tanaman jamur yang baik dan benar.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, kerugian atau kegagalan bisnis jamur tiram disebabkan oleh dua faktor utama yaitu internal dan eksternal. Untuk lebih lengkap, berikut ini sejumlah kerugian yang bisa terjadi dalam usaha budidaya jamur tiram secara internal dan eksternal, antara lain:

1. Kurang cakap mengurusi administrasi dan kalkulasi

Usaha budidaya jamur tiram walaupun dijalankan secara rumahan dan skala kecil tetap saja memerlukan manajemen usaha yang baik. Seperti melakukan penghematan keuangan dan keuangan usaha harus terpisah dengan keuangan pribadi. Sebab seringkali bisnis jamur tiram mengalami kegagalan bukan karena usaha tersebut. Tapi karena manajemen pengelolaan

(6)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 540 ejournal.ymbz.or.id

usaha yang buruk. Kunci sukses usaha jamur tiram adalah jangan lebih besar pengeluaran ketimbang pendapatan usaha.

2. Gagal panen

Hal berikutnya yang paling ditakutkan oleh petani jamur adalah mengalami gagal panen. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti cara pemeliharaan jamur tiram yang buruk, cuaca yang tidak mendukung seperti banjir atau longsor dan angin puting beliung, hama dan penyakit yang merajalela. Jamur merupakan tanaman yang rentan sekali terhadap lingkungan yang kotor.

Salah satu sebab yang membuat panen jamur mengalami kegagalan adalah adanya serangan hama seperti lalat atau serangga. Sehingga hasil panen berkurang drastis. Jika dibiarkan terus menerus bisnis budidaya jamur tiram akan terus merugi yang pada akhirnya gulung tikar atau bangkrut. Oleh sebab itu, sobat mesti menguasai cara memberantas penyakit pada jamur tiram.

Ada banyak pengusaha jamur tiram yang berhasil di Indonesia, antara lain: Yoyok yang berasal dari Bogor, Riki Suwandi yang memiliki omset puluhan juta rupiah dari usaha jamur tiram, dan Sunarto Sidoarjo yang sukses usaha budidaya jamur tiram di daerah kering. Hal itu menjadi contoh teladan bagi kita bahwa dalam usaha jamur tiram selama ada kemauan, kerja keras, ketelatenan dan pantang menyerah pasti kesuksesan akan diperoleh. Dalam menjalankan setiap jenis usaha pasti tidak bisa lepas dari yang namanya untung dan rugi. Namun yang sering diingat orang dalam membuka bisnis adalah keuntungan dan keuntungan. Tanpa memikirkan resiko kerugian. Hal ini wajar-wajar saja. Akan tetapi jika sobat ingin mendirikan usaha jamur tiram secara sukses dan menguntungkan diperlukan analisis perhitungan yang matang mengenai kemungkinan untung dan rugi usaha budidaya jamur tiram. Anda perlu memiliki ide bisnis yang kreatif yang cocok untuk pasar dan tetap laris di tengah persaingan.

Perlu disadari oleh para calon pengusaha jamur tiram bahwasanya resiko rugi dalam usaha budidaya jamur tiram sangat mungkin terjadi. Apalagi dijalankan secara sampingan oleh seorang pemula. Kegagalan bisnis jamur tiram kebanyakan disebabkan oleh faktor sumber daya manusia atau kurangnya pengetahuan petani mengenai cara budidaya tanaman jamur yang baik dan benar.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, kerugian atau kegagalan bisnis jamur tiram disebabkan oleh dua faktor utama yaitu internal dan eksternal. Untuk lebih lengkap, berikut ini sejumlah kerugian yang bisa terjadi dalam usaha budidaya jamur tiram secara internal dan eksternal, antara lain:

1. Kurang cakap mengurusi administrasi dan kalkulasi

Usaha budidaya jamur tiram walaupun dijalankan secara rumahan dan skala kecil tetap saja memerlukan manajemen usaha yang baik. Seperti melakukan penghematan keuangan dan keuangan usaha harus terpisah dengan keuangan pribadi. Sebab seringkali bisnis jamur tiram mengalami kegagalan bukan karena usaha tersebut. Tapi karena manajemen pengelolaan usaha yang buruk. Kunci sukses usaha jamur tiram adalah jangan lebih besar pengeluaran ketimbang pendapatan usaha.

2. Gagal panen

Hal berikutnya yang paling ditakutkan oleh petani jamur adalah mengalami gagal panen. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti cara pemeliharaan jamur tiram yang buruk, cuaca yang tidak mendukung seperti banjir atau longsor dan angin puting beliung, hama dan

(7)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 541 ejournal.ymbz.or.id

penyakit yang merajalela. Jamur merupakan tanaman yang rentan sekali terhadap lingkungan yang kotor.

Salah satu sebab yang membuat panen jamur mengalami kegagalan adalah adanya serangan hama seperti lalat atau serangga. Sehingga hasil panen berkurang drastis. Jika dibiarkan terus menerus bisnis budidaya jamur tiram akan terus merugi yang pada akhirnya gulung tikar atau bangkrut. Oleh sebab itu, sobat mesti menguasai cara memberantas penyakit pada jamur tiram.

Ada banyak pengusaha jamur tiram yang berhasil di Indonesia, antara lain: Yoyok yang berasal dari Bogor, Riki Suwandi yang memiliki omset puluhan juta rupiah dari usaha jamur tiram, dan Sunarto Sidoarjo yang sukses usaha budidaya jamur tiram di daerah kering. Hal itu menjadi contoh teladan bagi kita bahwa dalam usaha jamur tiram selama ada kemauan, kerja keras, ketelatenan dan pantang menyerah pasti kesuksesan akan diperoleh.

Analisa Pemasaran Usaha Jamur Tiram

Setelah jamur berhasil dipanen dalam kualitas terbaik dan dikemas secara menarik, kemudian tahap paling penting yaitu proses pemasaran atau penjualan jamur. Harga 1 kg jamur tiram sebesar Rp 10 ribu. Anda bisa meraup keuntungan besar dari bisnis budidaya jamur tiram. Adapun cara pemasaran jamur merang atau tiram putih bisa dilakukan dengan mudah melalui berbagai cara, antara lain:

1. Menjual langsung ke konsumen

Cara ini paling mudah dilakukan. Sobat bisa menjual jamur tiram ke lingkungan terdekat terlebih dahulu. Dimulai dari anggota keluarga, sanak kerabat, tetangga, sahabat, teman, rekan kerja, kenalan dan lain sebagainya. Kemudian meminta rekomendasi mereka supaya mempromosikan usaha jamur tiram yang sobat jalani.

2. Menitipkan di warung atau toko sayuran

Jamur merupakan jenis sayuran yang bisa dijadikan atau diolah jadi sayur atau oseng. Seringkali ibu rumah tangga menjadikan menu sayur jamur sebagai makanan favorit keluarga. Karena selain memiliki rasa yang enak, jamur tiram bisa meningkatkan kesehatan tubuh manusia. Sebagai tumbuhan sayuran maka untuk memasarkannya anda bisa menitipkan jamur tiram di warung atau toko sayuran terdekat sistem konsinyasi atau jual putus.

3. Penjualan online

Di tengah kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sobat harus bisa menyesuaikan usaha jamur tiram sobat dengan perkembangan jaman yang ada. Sobat bisa menjual jamur tiram melalui media sosial facebook, olx, bukalapak, twitter, instagram, whatsapp, dan lain sebagainya. Cara pemasaran jamur tiram melalui online terbukti efektif menjaring sebanyak mungkin pelanggan dari berbagai daerah di tanah air hingga ke mancanegara. Sehingga anda bisa saja melakukan usaha ekspor hasil pertanian jamur tiram.

Makanan Olahan dari Jamur Tiram

Ternyata jamur tiram bisa diolah menjadi berbagai makanan yang enak, unik dan menarik. Berikut ini makanan olahan dari jamur tiram, antara lain :

1. Jamur crispy

Anda tentu pernah makan keripik jamur atau jamur crispy. Penulis sendiri pun pernah merasakan makan jamur crispy. Ternyata rasanya wow sungguh enak dan membuat ketagihan. Rasa jamur crispy mirip makan ayam goreng fried chicken. Sehingga selain

(8)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 542 ejournal.ymbz.or.id

melakukan usaha budidaya jamur tiram, anda bisa mengolah jamur tiram menjadi jamur crispy. Kemudian dijual kepada konsumen dengan harga jual yang lebih mahal ketimbang jamur tiram yang belum diolah. Adapun pangsa pasar yang dibidik bisa kalangan pelajar, mahasiswa hingga kalangan umum.

2. Sate jamur tiram

Jamur tiram bisa diubah menjadi sate jamur. Tentu bagi sebagian besar orang teramat asing mendengar sate jamur. Justru hal inilah yang membuat masyarakat tertarik untuk mencicipi sate jamur tiram. Anda bisa membuat sate jamur tiram yang enak dan lezat dengan berguru langsung kepada orang yang pandai memasak atau belajar cara membuat sate jamur melalui youtube dan google.

3. Oseng jamur tiram

Selain itu, jamur tiram bisa diolah secara kreatif menjadi oseng jamur tiram yang lezat. Untuk resep pembuatan oseng jamur tiram, anda bisa mencarinya di mbah google.

KESIMPULAN

Untuk membuka usaha budidaya jamur tiram tidaklah mudah. Seorang calon pelaku usaha mesti menguasai cara bertanam jamur yang baik dan benar serta aspek penting lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tips sukses usaha jamur tiram bagi pemula, antara lain:

1. Bergaul dengan para petani jamur tiram yang telah sukses dan berpengalaman. Anda bisa berguru kepada mereka cara memulai usaha budidaya jamur tiram dari awal sampai panen. Kemudian bisa belajar cara menjual jamur dan memasarkannya. Dengan belajar langsung kepada petani jamur tiram yang berpengalaman akan mempercepat kesuksesan anda dalam usaha jamur tiram rumahan.

2. Modal usaha yang cukup

Dalam membuka sebuah usaha pasti memerlukan yang namanya persiapan modal usaha. Begitupula dalam mendirikan usaha budidaya jamur tiram, sobat harus mempersiapkan modal usaha secara baik. Yang meliputi lokasi usaha, pembelian bibit jamur, baglog, pembuatan rumah jamur, dan lain-lain.

3. Penanganan hama dan penyakit pada jamur tiram secara efektif

Hal paling penting yang menentukan kesuksesan usaha jamur tiram adalah pencegahan penyakit. Jangan sampai jamur tiram yang sobat budidayakan diserang penyakit hingga sulit tumbuh dengan baik.

Pertumbuhan yang lambat merupakan salah satu ciri jamur tiram mengidap penyakit. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya penyakit pada jamur sobat mesti rajin menjaga kebersihan lokasi usaha dan memastikan sirkulasi udara berjalan baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada LPPM Universitas Terbuka yang telah membiayai pelaksanaan kegiatan pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdisobar, R. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram di Desa Cilame Ciwidey Kabupaten Bandung. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. 1 (2): 168-179.

(9)

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 543 ejournal.ymbz.or.id

Achmad, M., T. Arlianti dan A. Azmi. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Pasaribu, A. M. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis – Konsep dan Aplikasi.

Lily Publisher. Yogyakarta.

Prasetya, Y. 2015. Analisis Titik Impas Usahatani Jamur Tiram (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. 1 (3): 205-211.

Robinson, L. J. dan P. J. Barry. 1987. The Competitive Firm’s Response to Risk. Macmillan Publisher. London.

Salim, S. 2010. Berkat Jamur Punya Mobil. Tribun Lampung. 20 Agustus 2010.

Sinaga, D. 2009. Studi Kelayakan Bisnis dalam Ekonomi Global. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Soekartawi, Rusmadi, dan E. Damaijati. 1993. Risiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis (Teori dan Aplikasi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiono, A. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Grasindo. Jakarta. Sumarsih, S. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta. Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek. J & J Learning. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Biaya Investasi

Referensi

Dokumen terkait

Tegangan setiap bus dari hasil eksekusi dari program perhitungan analisis aliran daya pada penyulang Durian 3 ditampilkan ke dalam gambar dibawah ini :.

Nilai posisi (variabel kontrol) dari setiap search agent pada setiap iterasi dievaluasi untuk memperoleh nilai fungsi objektif ( fitness ), yakni rugi-rugi daya aktif dan

263 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh Belum sesuai format / Belum tercatat 264 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Bangsa Belum sesuai format / Belum tercatat 265 STMIK

Disamping penyelenggaraan pelatihan oleh Pusat Pelatihan KP dan BPPP, lembaga Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) sebagaimana implementasi Peraturan

Kelemahan tersebut didapati dalam praktik-praktik kejahatan illegal logging termasuk dalam kasus ini, salah satu modus operandi yang sering digunakan oleh pelaku

Apendiks (usus buntu) merupakan bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa

Adapun kendala- kendala yang dihadapi SMA Jati Agung Sidoarjo dalam menerapakan metode Proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI antara lain: kurang

Povjerenici za etiku zaprimaju pritužbe radnika i drugih zainteresiranih pravnih i fizičkih osoba (u daljnjem tekstu zainteresiranih osoba) na neetično i moguće