• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Anak Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Anak Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

KONTRIBUSI ANAK DALAM MEMBANTU PEREKONOMIAN KELUARGA DI KELURAHAN SEI KERA HILIR KECAMATAN MEDAN

PERJUANGAN OLEH :

YUDHA IQRAM SIREGAR 110902053

I. Informan Utama

Anak yang bekerja di Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan 1. Nomor Urut Responden :

2. Apakah ada pekerjaan sampingan anda? 3. Sejak kapan anda sudah mulai bekerja?

4. Apa saja tugas yang anda kerjakan dalam melaksanakan pekerjaan anda? 5. Mengapa anda bekerja?

6. Berapa jumlah pendapatan rata-rata anda tiap bulan? 7. Berapa rata-rata jam kerja anda perhari?

8. Sejak anda bekerja, pernahkah anda meminta uang kepada orang tua anda? Jika ia untuk apa ?

9. Berapa rata-rata pengeluaran anda tiap bulan?

10.Apakah pendapatan anda tiap bulan berlebih, jika ia untuk apa lebihnya?

11.Apakah anda masih bersekolah? Jika ia bagaimana kamu membagi waktu antara sekolah dan bekerja?

12.Dari manakah sumber biaya pendidikan kamu? 13.Bagaimana hubungan mu dengan teman sebayamu?

14.Kapan waktunya kamu berkumpul dan bermain dengan teman sebayamu

I. INFORMAN TAMBAHAN

Orang tua anak yang bekerja

1. Nama :

(2)

4. Umur :

5. Agama :

6. Suku :

II. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apakah pekerjaan anda?

2. Apakah ada pekerjaan sampingan anda? 3. Berapa rata-rata pendapatan anda tiap bulan? 4. Berapa jumlah anggota keluarga?

5. Berapa jumlah anggota keluarga yang bersekolah? 6. Berapa jumlah pengeluaran anda tiap bulan?

7. Mengapa anak anda bekerja? Apakah anda memberikan izin anak anda bekerja 8. Apakah ada perubahan pendapatan sebelum anak bekerja dan sesudah anak

bekerja?

9. Sejak anak bekerja, apakah anak anda masih meminta uang kepada anda? 10.Apakah anak anda memberikan penghasilanya kepada anda? Jika ia berapa

setiap bulannya?

(3)

Dokumentasi Foto

Wawancara bersama Lismayaningsih wawancara bersama nabilla

Wawancara bersama informan Adit

(4)

Informan Utama Lismaya Ningsih sedang menjahit

(5)

Daftar pustaka

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Depdikbud. 1995. Fungsi keluarga dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Depdikbud

Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Mardimin, Yohanes. 1996 . Kritis Proses Pembangunan Di Indonesia. Yogyakarta : Kanisius

Meleong, Lexy. 2007 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Raja Karya

Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA). 1999. Kekerasan Terhadap Anak Dalam Wacana Dan Realita. Medan : Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA)

Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Modern English Press

Soekanto, Soerjono. 2012 . Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers

Suparlan. 1983. Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Jogjakarta : Pustaka

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta : kencana Prenada Media Group

Suyanto, Bagong. 2000. Pekerja Anak , Masalah, Kebijakan dan Upaya Penangananya. Surabaya : Luftanshah Mediatama

Unicef. 1989. Konvensi Hak Anak. Unicef

(6)

Sumber Lain:

UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial KEPPRES No. 36 tahun 1990 tentang hak hak anak

Sumber Online:

)

21 September 2015 pukul 15.00)

13.00)

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan penilitian deskriptif yaitu merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk

didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variable penelitian itu berinteraksi satu

sama laindan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian 2011:52)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan perjuangan.

Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karenadaerah ini

merupakan daerah padat pemukiman di Kota Medan dan masih ada anak-anak yang bekerja

di jalan maupun di sektor informal demi membantu perekonomian keluarga yang

mengakibatkan satu dari mereka putus sekolah.

3.3. Informan

Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian untuk memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Informan dalam penelitian ini terdapat tiga jenis yaitu informan kunci, informan utama dan informan tambahan.

1. Informan Utama

(8)

menghusukan kepada anak yang bekerja berusia 14 – 16 tahun karena dianggap lebih memahami pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

2. Informan Tambahan

Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian adalah orang tua anak yang bekerja

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dalam

penelitian ini, maka penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:

1.Studi Kepustakaan

Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan melalui

penelitian kepustakaan. Data akan diolah dari berbagai sumber kepustakaan,

antara lain buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, jurnal dan bahan tulisan

lainnya yang erat kaitannya dengan subjek penelitian.

2.Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan

turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan

subjek penelitian, yakni:

1) Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data

apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

sistematis, serta dapat dikontrol kendalanya. Observasi dilakukan dengan

(9)

cerita hidup si anak ketika dia bekerja serta mencatat apa saja fakta- fakta

yang ada di lapangan ketika dia bekerja.

2) Wawancara, yaitu mengumpulkan data dan menganalisa masalah yang ada dan

diperlukan dalam penelitian ini. Jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah

wawancara terpimpin dimana Tanya jawab dilakukan terarah untuk

mengumpulkan data-data yang relevan. Dalam hal ini mula mula

pewawancara menanyakan sederetan pertanyaan yang sudah terstruktur ,

kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan keterangan yang lebih

lengkap dan mendalam. Cara pelaksanaanya bebas terpimpin, dimana

pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang

hal yang ditanyakan.

3) Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan melalui pengambilan gambar pada

saat observasi.

3.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,

yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai

sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan,

yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta

mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat

kesimpulan peneliti. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber

data. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada

kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari informan dan informasi-informasi yang didapat

(10)

Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara

kualitatif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk

mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari

hasil penelitian tersebut. Data tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif tentang peristiwa

atau pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan

seseorang dengan kata-kata sendiri guna mendalami masalah tentang Kontribusi Anak Dalam

Membantu Perekonomian Keluarga Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan

Perjuangan

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.

Gambaran Umum

4.1.1. Kota Medan

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan,

pendidikan, kebudayaan dan perdagangan yang terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera

dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka,

2. Sebelah Selatan, Timur dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2, yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 151

(11)

Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah 2.132.061 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga

(Kepala Keluarga) sebanyak 472.202 Kepala Keluarga.

4.2. Kecamatan Medan Perjuangan

Kecamatan Medan Perjuangan dengan batas-batas sebagai berikut Sebelah Barat

berbatasan dengan Kec. Medan Timur Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Medan

Tembung Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Medan Area dan Kota Sebelah Utara

berbatasan dengan Kec. Medan Tembung dan Medan Kota. Kecamatan Medan Perjuangan

dengan luas wilayahnya 4,36 km2 Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah

padat pemukiman di Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah 93.328 Jiwa

1. Potensi Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan

A. Data Umum

Tabel 4.1

Data Umum Kecamatan Medan Perjuangan

No Data Umum Keterangan

1 Luas 4,36 km2

2 Jumlah Kelurahan 7 Kelurahan

3 Jumlah Penduduk 93.328 Jiwa

(12)

B.Pelayanan Umum

Tabel 4.2

Pelayanan Umum di Kecamatan Medan Perjuangan

No Jenis Pelayanan Keterangan

1 Air Bersih 19.727 Pelanggan

2 Listrik 24.522Pelaanggan

3 Telepon -

4 Gas -

5 Lapangan Olah Raga 6 Persil

6 Rumah Ibadah 116 Unit

7 Rumah Sakit -

(13)

C.Pendidikan

Tabel 4.3

Pendidikan di Kecamatan Medan Perjuangan

No Jenis Pendidikan Keterangan

1 SD/Sederajat 34 Buah

2 SLTP/Sederajat 16 Buah

3 SMU/Sederajat 18 Buah

4 Akademi -

5 Universitas -

D.Perdagangan

Tabel 4.4

Perdagangan di Kecamatan Medan Perjuangan

No Jenis Perdagangan Keterangan

1 Pasar Tradisional 4 Buah

2 Plaza/Mall 1 Buah

3 Pasar Grosir 21 Buah

(14)

4.3 Kelurahan Sei Kera Hilir II

Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan merupakan salah satu dari sembilan

kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan (Kelurahan Sei Kera Hilir

I, Tegal Rejo, Sidorame Barat I Sidorame Barat II, Sidorame Timur, Sei Kera Hulu,

Pahlawan dan Pandau Hilir. Luas areanya lebih kurang 3,50 Km2 dan terbagi dalam 24

lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Pandau Hulu Kecamatan Medan

Perjuangan.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan

Perjuangan.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sei Kera Hilir I I Kecamatan Medan

Perjuangan.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Keluraha Sidorame Barat Kecamatan Medan

Perjuangan.

4.3. 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II

Jumlah penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II berdasarkan Data Monografi Kelurahan

Sei Kera Hilir II Tahun 2014 adalah sebanyak 10986 jiwa yang terdiri dari tabel

(15)

Tabel 4.6.

Jumlah Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II

No Jenis Kelamin Jiwa

1 Laki-Laki 5391

2 Perempuan 5595

Sumber: Data Demografi Kelurahan Hilir II 2014

4.3.2. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir II sangat beragam,

didominasi oleh Pegawai Swasta dan di ikuti oleh Buruh Bangunan, Pegawai Negeri Sipil

(PNS), pedagang ,pensiunan dan Pengusaha adapun profesi-profesi lainnya di Kelurahan Sei

Kera Hilir II antara lain adalah Pengrajin, Buruh pensiunan dan jasa. Berdasarkan data

Monografi kelurahan Sei Kera Hilir 2014 berikut data dalam tabel jenis pekerjaan di

(16)

Pekerjaan Jumlah

Pegawai Negeri Sipil 335 orang

ABRI 98 orang

Pegawai Swasta 1632 orang

Pertukangan 325 orang

Pensiunan 163 orang

Jasa 196 orang

Wiraswasta 736 orang

4.3.3. Potensi Wilayah

Tabel 4.7

Potensi Wilayah Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

No. Potensi Wilayah Unit

1. Rumah Sakit Umum (Swasta) 1

2. Puskesmas 1

3. Praktek Dokter 16

(17)

5. Sekolah Dasar (SD) 15

6. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5

7. Sekolah Menengah Atas (SMA) 1

8. Perguruan Tinggi 0

9. Masjid/Musholla 21

10. Gereja 11

11. Perkantoran 20

12. Hotel 0

13. Balai pertemuan 0

14. Pasar Umum 3

15. Swalayan 10

16. Warnet 10

17. Rumah Tempat Tinggal 3.178

18. Bank 5

19. Perusahaan 10

20. Bioskop Mini 0

(18)

Kehidupan antar umat beragama di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan

Medan Sunggal Kota Medan, mayoritas penganut agama terbanyak adalah Islam,

kemudian disusul dengan agama Protestan, Katolik dan Buddha.Etnis di Kelurahan

Tanjung Rejo juga terdapat banyak etnis/suku yang mewarnai kehidupan antar etnis

diantaranya adalah, Jawa, Mandailing, Aceh, Karo, Minang, Melayu, Dairi dan Nias.

4.3.5. Keluarga Miskin

(19)

BAB V

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan yaitu melakukan

teknik wawancara yang mendalam dan observasi pasrtisipatif dengan informan, peneliti

berhasil mengumpulkan data informasi mengenai “kontribusi anak dalam membantu

perekonomian keluarga di Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan Kota

Medan.

”Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Melakukan diskusi terbuka dengan responden khususnya para anak yang bekerja

dalam proses penentuan informan dan mengetaui latar belakang keluarga anak yang

bekerja. Hal ini diawali dengan melakukan wawancara dengan para Informan utama

untuk menggali informasi tentang motif mereka bekerja dan untuk mengetahui

kontribusi mereka dalam kehidupan perekonomian keluarganya

2. Mewawancarai dan mengumpulkan data dari keluarga anak jalanan dalam hal ini

informan tambahan. Pengumpulan data berupa Case Record yang meliputi biodata ,

latar belakang keluarga dan menggali informasi lainya untuk mengetahui kontribusi

anak dalam membantu perekonomian keluarga

3. Melakukan pengamatan dan observasi di lingkungan tempat tinggal responden.

Dalam hal ini , peneliti membuat catatan di lapangan untuk mengetahui informasi

mengenai dukungan maupun kontribusi anak untuk membantu perekonomian

keluarga.

Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang dengan komposisi 4

(20)

dikarenakan rumah peneliti dan informan berdekatan. Informan tambahan berperan sebagai

penghubung antara peneliti dengan informan utama dan informan utama sebagai sumber

informasi. Pada informan utama dilakukan dilakukan wawancara secara mendalam untuk

memperoleh data mengenai kontribusi mereka dalam membantu perekonomian keluarga.

Infroman tambahan dalam penelitian ini adalah orangtua anak anak yang bekerja.

Informan utama dalam penelitian ini ada 4 orang anak yang bekerja. Informan utama dalam

penelitian ini adalah Nabilla Putri Lubis, Lismaya Ningsih, Fahmi Reza Pratama dan

Muhammad Fadhlan Aditya

5.1. Hasil Temuan

5.1.1. Informan Utama

A. Informan I

Nama : Lismaya ningsih

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 24 November 2000

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku : Gayo

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Aren no.8

Jumlah anggota Keluarga : 3

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-3

(21)

Lismayaningsih, anak bungsu dari 3 bersaudara ini biasanya dipanggil Ningsih.

Ningsih yang sekarang duduk di kelas 1 SMA bekerja sejak dia duduk di bangku SMP dan

ketika itu dia masih berumur 14 tahun. Ayah Ningsih bekerja sebagai Kuli bangunan dengan

penghasilan yang tidak tetap sedang ibu ningsih merupakan Pembantu Rumah Tangga.

Keadaan tersebut memaksa Ningsih untuk bekerja dikarenakan penghasilan orang tua yang

pas-pasan. Ningsih bekerja sebagai penjahit payet di salah satu rumah jahit yang tidak begitu

jauh dari rumah ningsih. Sebelum ningsih menjadi penjahit payet dia diajarkan cara menjahit

payet terlebih dahulu oleh pemilik rumah jahit tersebut. Dia merupakan penjahit paling muda

di rumah jahit tersebut.

Pekerjaan ningsih lumayan berat dikarenakan lamanya waktu yang dihabiskan ningsih

bekerja. Ningsih bekerja dimulai pukul 13.30 sepulang dia sekolah dan selesai pukul 20.00 .

Setiap harinya ningsih harus bisa menyelesaikan 1 baju dan membutuhkan waktu seharian.

Ningsih bekerja dari hari Senin-Sabtu. Namun pada hari sabtu Ningsih diperbolehkan pulang

pukul 17.00

Dilihat dari penghasilan, Ningsih memperoleh penghasilan sebanyak Rp.

40.000,00/baju. Biasanya ningsih bisa menyelesaikan 1 baju dalam 1 hari terkecuali hari

Sabtu dikarenakan Ningsih pulang lebih awal. Dalam 1 bulan ningsih mengaku dapat

memperoleh penghasilan Rp 800.000,00 – Rp 1.000.000 tergantung berapa baju yang

diselesaikanya tiap bulan dan biasanya mendapatkan uang bonus dari bossnya Ningsih.

Dalam wawancara dia mengatakan bahwa

Penghasilan yang didapat ningsih dari bekerja dia gunakan untuk kebutuhan

sekolahnya. Setiap bulannya ningsih membayar uang sekolah sebesar Rp 100.000/ bulan.

(22)

memberikan dia jajan sekolah lagi. Untuk jajan di sekolah ningsih biasanya menghabiskan

Rp 10.000/hari. Ketika ditanya dipergunakan untuk apa lagi uangnya, ningsih mengatakan :

“ Aku kasih ke mamak bang, jumlah nya ga tentu, kadang Rp 200.000/bulan kadang Rp 300.000 , tergantung berapa gajiku bang, selain itu aku juga sering meneraktir keluarga dengan membelikan mereka makanan, biasanya kalau aku dapat bonus gajian”.

Ketika peneliti mengatakan dipergunakan untuk apa saja uang pemberianya tersbut ,

maka ningsih mengatakan

“ biasanya untuk beli beras 1 goni bang , jadi gajiku untuk menyumbang beli beras buat makan kami 1 bulan .”

Dari informasi yang peneliti dapat dari informan pertama , maka sedikit banyaknya

informan utama ini berkontribusi dalam membantu perekonomian keluarganya. Hal itu dapa

dilihat dari kontribusinya berupa uang yang dipergunakan sendiri untuk biaya pendidikan dan

memberikan sejumlah uang kepada orang tuanya yang kemudian dipergunakan untuk

membeli bahan makanan pokok.

B. Informan II

Nama : Nabillah Putri Lubis

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 21 Mei 2000

Pendidikan terakhir : kelas 1 SMA ( Masih Bersekolah )

Agama : Islam

(23)

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.7

Jumlah anggota Keluarga : 3

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-1

Nabillah Putri Lubis, 15 Tahun , mengenakan jilbab dari keluarga sederhana. Ia anak

paling besar dari 3 bersaudara dari keluarga bapak Fakhrurozy Lubis. Ayah nabilla bekerja

sebagai penjaga Kamar mandi di pusat perbelanjaan sedangkan ibu nabillah bekerja sebagai

pembantu rumah tangga. Untuk meringankan beban keluarga, Nabillah bekerja di Sekolah

Swasta Taman Harapan sebagai petugas kebersihan. Nabillah bekerja di sekolah yang

berbeda dengan tempat dia bersekolah.

Pertama kalinya Nabillah kerja waktu dia masih duduk di kelas 3 SMP. Dia mengaku

senang dan menikmati pekerjaanya walaupun hanya sebagai petugas kebersihan. Dalam

wawancara dia mengatakan :

“ Saya senang sekali bang bisa dapat tawaran kerja waktu saya masih kelas 3 SMP, selain itu sekolahnya dekat dengan rumah saya jadi saya tidak perlu – repot naik angkot kalau mau bekerja.

Pekerjaan utama Nabillah disini tidak terlalu berat, dia mulai bekerja pukul 13.30

setelah dia pulang sekolah sampai pukul 17.00 sore. Pekerjaan nabillah yaitu menyapu

halaman, menyapu kantor guru , mencuci piring dan gelas bekas guru serta menunggu

murid-murid yang bersekolah pada siang hari pulang meninggalkan sekolah setelah itu nabillah

yang menutup pagar halaman sekolah.

Selain bekerja, nabillah tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumahnya seperti

membersihkan rumah dan mencuci piring. Tugas-tugas sekolah juga nabillah kerjakan

(24)

Jika dilihat dari penghasilan, penghasilan nabillah perbulannya yaitu Rp

300.000,00/bulan. Nabillah mengaku penghasilannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan

sekolah. Penghasilan yang nabillah dapatkan dipergunakanya untuk membayar uang sekkolah

tiap bulan yaitu Rp 75.000,00/bulan. Setiap bulannya nabillah mengaku memberikan ibunya

Rp 50.000,00/bulan kepada orang tuanya dan sisanya Rp 175.000 merupakan uang saku

sekolah nabillah selama 1 bulan. Dalam wawancara nabillah mengatakan :

“ memang uang Rp 50.000 ga banyak bang sebentar abis namun cuman itu lah yang

bisa kukasih sama mamak, biasanya paling buat masak makanan kami “.

Dari informasi yang peneliti dapat dari informan kedua , maka bisa diketahui motif

informan kedua bekerja untuk meringankan beban keluarga dengan membayar biaya

pendidikan sendiri dan tidak meminta uang lagi kepada orang tua, lalu sedikit banyaknya

informan ke-2 ini berkontribusi dalam membantu perkeonomian keluarganya dengan

memberikan sejumlah uang kepada keluarganya walau dengan jumlah yang tidak banyak.

C. Informan III

Nama : Muhammad Fadhlan Aditya Siregar

Jenis kelamin : Laki - Laki

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 2 September 1999

Pendidikan terakhir : Kelas 2 SMA ( masih bersekolah )

Agama : Islam

Suku : Mandailing

(25)

Jumlah anggota Keluarga : 3

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-1

Muhammad Fadhlan Aditya, disapa Adit merupakan anak paling besar dari 3

bersaudara. Adit bekerja sejak dia duduk di kelas 3 SMP sewaktu usianya masih 14 Tahun.

Ayah adit bekerja sebagai kuli bangunan yang tidak menetap dan ibunya mempunyai warung

kecil-kecilan. Dengan penghasilan orang tua yang pas-pasan memaksa adit untuk bekerja.

Dia bekerja sebagai pelayan di Amaliun Foodcourt Medan. Adit sekarang duduk di kelas 2

SMAN 3 Medan. Biaya pendidikan yang tinggi di sekolahnya menuntut adit untuk bekerja.

Dalam wawancara adit mengatakan .

“ Aku belajar di sekolah yang lumayan favorite bang, jadi untuk biaya sehari hari di sekolah ini banyak kali, apalagi banyak anak orang kaya disini bang, jadi ngarapin uang dari orang tua aja ga bisa lah”.

Pekerjaan adit lumayan berat karena tidak ada istirahat siang baginya seperti anak

anak seusianya. Sepulang sekolah adit langsung bergegas menuju cafe tempat dia bekerja.

Setiap hari adit membawa baju kerjanya ke sekolah dan setiba di tempat kerja adit langsung

mengganti baju kerjanya. Adit bekerja mulai dari pukul 15.00-23.00

Penghasilan yang diperoleh adit tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan tugas

dan lamanya dia bekerja. Upah adit yaitu Rp 35.000,00/hari satu bulan bisa mengumpulkan

Rp 800.000,00 – Rp 850.000,00 tergantung berapa hari adit kerja dalam sebulan. Uang yang

didapat adit untuk membiayai sekolahnya dan membantu orang tuanya.

Setiap bulan adit membayar uang sekolah Rp 150.000 yang dia bayar sendiri dari

hasil kerjanya. Adit juga harus membayar uang buku dari sekolah sebesar Rp 950.000 dan

(26)

gajinya kepada ibunya Rp 250.000/bulan untuk membantu keluarga. Sisanya digunakan adit

untuk keperluan pribadinya.

Ketika ditanya dipergunakan untuk apa uang yang diberikan kepada orang tua nya

adit mengatakan

“ kadang untuk bayar listrik bang, kadang untuk bayar sewa rumah kami perbulan , sewa rumah kami 200.000/ bulan “.

Dari informasi yang peneliti dapat dari Informan ke- 3, maaka sedikit banyaknya

informan ke-3 berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial ekonomi keluarganya. Hal itu

dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang dipergunakan sendiri untuk biaya

pendidikan dan memberikan sejumlah uang kepada orang tuanya yang kemudian

dipergunakan untuk membayar sewa rumahnya atau membayar uang listrik perbulannya.

D. Informan IV

Nama : Fahmi Reza Pratama Hasibuan

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 13 Mei 2002

Pendidikan terakhirn : kelas 1 SMP ( tidak bersekolah lagi )

Agama : Islam

Suku : Mandailing

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.66

(27)

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-1

Tidak seperti teman-teman lainnya yang bersekolah sambil bekerja reza memutuskan

untuk tidak bersekolah lagi dan lebih memelih untuk bekerja. Reza berhenti sekolah sejak dia

kelas 1 smp , pada saat itu dia berumur 11 tahun dan sekarang reza sudah berumur 14 tahun.

Reza memilih berhenti sekolah karena orang tuanya berat membayar biaya pendidikanya.

Selain itu reza mengaku dia bukan anak yang pintar dan sulit menerima pelajaran di sekolah.

Menurut reza dialah yang memutuskan untuk berhenti sekolah, dia lebih suka bekerja

karena mendapatkan uang. Ayah reza bekerja sebagai sopir angkot dan ibu reza hanya Ibu

rumah tangga. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan juga memaksa reza untuk bekerja

dan berhenti dari sekolahnya. Reza bekerja sebagai pengutip parkir dan membantu mobil

menyebrang di persimpangan. Reza bekerja sebagai penyebrang jalan biasanya dimulai dari

pagi hari ketika orang sibuk mulai beraktivitas dan sore hari ketika orang pulang dari

aktivitasnya. Menjadi pengutip parkir reza lakukan di siang hari yang biasanya dia mangkal

di dekat rumahnya.

Penghasilan reza perhari cukup lumayan menurut dia. Reza mendapatkan Rp

35.000,00 – Rp 50.000,00 per hari. Penghasilan yang di dapat separohnya dia kasih sama

ibunya untuk membeli kebutuhan sehari hari. Dalam wawancara Reza mengungkapkan

“aku kan sudah tidak sekolah lagi bang, jadi hasil kerjaku hampir semualah kukasih sama mamak, biasanya digunakan untuk semua keperluan bang seperti membayar listrik, air , sewa rumah dan membeli keperluan sehari-hari. Aku hanya memberikan uang saja mamak lah yang ngatur semuanya “

Dari keterangan yang peneliti uraikan, maka dapat diketahui informan ke-4 ini

(28)

kontribusinya memberikan sejumlah uang kepada ibunyaa untuk kemudian dipergunakan

dalam memenuhi pangan keluarga tersebut, kebutuhan pembayaran listrik setiap bulan dan

pembayaran sewa rumah.

5.1.2. Informan Tambahan

A. Informan Tambahan I

Nama : Agustina

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 47 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Aren no.8

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 5

Kedudukan dalam keluarga : Ibu Lismayaningsih

Informan tambahan pertama dalam penelitian ini adalah ibu agustina selaku ibu dari

Lismayaningsih. Ibu agustina memiliki 3 orang anak yaitu 2 laki-laki dan 1 perempuan yaitu

Ningsih. Kedua putra ibu agustina sudah merantau dan tidak lagi tinggal bersama mereka.

Menurut keterangan ibu agustina anaknya sudah lama merantau ke Malaysia dan jarang

(29)

Ibu agustina bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga yang berpenghasilan Rp

800.000/ bulan. Kebetulan pada saat itu ayah ningsih sedang bekerja , jadi responden hanya

bisa bertemu dan memintai keterangan pada ibunya saja. Ayah ningsih bekerja sebagai kuli

bangunan yang tidak tetap, biasanya belum tentu dalam 1 bulan ada pekerjaan. Penghasilan

ayah ningsih tidak tetap selain bekerja sebagai kuli ayah ningsih juga bekerja di panglong

kayu membantu menggergaji dan memaku kayu untuk dijadikan kosen pintu. Penghasilan

yang didapat ayah ningsih biasanya Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 tergantung pekerjaannya.

Untuk kebutuhan sehari hari saja bisa menghabiskan Rp 50.000/ hari. Itu hanya untuk

membeli kebutuhan seperti membeli beras,peralatan mandi dan makanan sehari-hari. Jika

dihitung untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Ningsih menghabiskan Rp 1.500.000/bulan

dan itu belum termasuk kebutuhan lainnya seperti membayar listrik dan sewa rumah.

Menurut ibu agustina penghasilan yang didapat Suaminya tidak bisa diharapkan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena penghasilan yang didapat suaminya sangat

Pas-pasan memaksa bu Agustina dan putrinya Ningsih turut bekerja demi memenuhi kebutuhan

keluarga. Dalam wawancara ibu agustina mengatakan :

“ penghasilan ayahnya saja pas-pasan dan tidak tetap dek, mau ga mau saya sama Ningsih harus bekerja, alhamdulilah setelah ningsih bekerja sebagai penjahit payet dia sudah tidak meminta uang sekolahnya lagi sama kami dan dia udah bisa nyumbang uang gajinya untuk keluarga, jadi terbantu lah kami setelah ningsih bekerja.”

Ningsih bekerja erat kaitanya dengan kondisi kemiskinan dan ketidakmampuan

keluarga ningsih yang sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Kondisi tersebutlah yang

memaksa Ningsih untuk bekerja sepulang sekolah tanpa mengenal lelah demi memberikan

(30)

B. Informan tambahan II

Nama : Fakhrurozy Lubis

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 36 Tahun

Agama : Islam

Suku : Mandailing

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah No.7

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 5

Kedudukan dalam keluarga : Ayah dari Nabillah Putri Lubis

Keinginan untuk bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah adalah kemauan

Nabillah sendiri, berawal dari tawaran seorang satpam penjaga sekolah yang dekat dari

rumah nabillah menawarkan kepadanya, dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu

memenuhi kebutuhannya maka nabillah menerima tawaran pekerjaan tersebut.

Bapak Fakhrurrozy merupakan seorang penjaga toilet dengan penghasilan yang

sangat pas-pasan. Dan ibu nabillah bekerja sebagai pembantu di semua rumah makan.

Penghasilan ayah nabillah hanya Rp 1.500.000/bulan dan ibu nabillah Rp 500.000/bulan.

Dikarenakan ibu nabillag bekerja di sebuah rumah makan jadi setelah selesai membantu

memasak ibu nya mendapatkan lauk pauk gratis dan itu untuk makanan keluarga mereka

(31)

Ayah nabillah memilik 3 orang anak dan ketiganya bersekolah. Nabillah duduk di

bangku SMA kelas 1 sedangkan kedua adiknya duduk di bangku sekolah dasar. Kedua adik

nabillah yang masih bersekolah masih menjadi tanggungan ayah nabillah baik uang jajanya di

sekolah maupun biaya pendidikan di sekolah. Dalam wawancara bapak nabillah mengatakan:

“syukurlah kedua adik nabillah bersekolah di SD Negeri jadi uang sekolah gratis , saya hanya menyediakan uang buku saja, untuk buku pelajaran dipinjam dari pihak sekolah, hanya membayar buku LKS, paling hanya Rp 100.000/ tahun. Kalau nabillah sudah bekerja jadi biaya pendidikanya tidak saya lagi yang bayar melainkan dia, lumayan merasa terbantu saya jadinya.”

Menurut ayahnya dengan gaji ayah dan ibunya yang pas-pasan sangat sulit untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membayar sewa rumah, uang listrik dan kebutuhan

makanan. Setelah nabillah bekerja mereka merasa terbantu nabillah tidak membebani kedua

orang tuanya. Dalam wawancara dia mengatakan :

“setelah nabillah bekerja saya sedikit terbantu karena dia sudah tidak menyusahkan

saya lagi, sudah tidak pernah meminta uang sama kami lagi , malah kadang dia kasih Rp 50.000/bulan, walau sedikit ya bagi kami yang susah ini sangat berharga.”

Sedikitnya banyaknya nabillah berkontribusi dalam membantu perekonomian

keluarganya dengan memberikan sejumlah uang kepada ibunya. Pendapatan yang didapat

nabillah digunakan untuk membiayai pendidikannya dan kebutuhanya sendiri tanpa harus

membebani orang tua lagi.

C. Informan tambahan III

Nama : Muhammad Ikhsan Siregar

(32)

Usia : 53 Tahun

Agama : Islam

Suku : Mandailing

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG jamik no.66

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 5

Kedudukan dalam keluarga : ayah dari M. Fadhlan Aditya

Informan tambahan ketiga dalam penelitian ini adalah bapak M.ikhsan Siregar selaku

ayah dari Adit. Pekerjaan bapak Ikhsan yaitu sebagai kuli bangunan dan istrinya berjualan

warung kecil-kecilan. Penghasilan yang didapat bapak ikhsan tidak tetap perbulanya

tergantung adanya proyek atau tidak. Jika ada proyek bapak ikhsan mendapatkan penghasilan

Rp 80.000/hari dan itu belum tentu setiap bulannya ada proyek pembangunan. Jika tidak ada

pekerjaan hanya warung dari usaha istrinya lah yang diharapkan untuk menghidupin

keluarga.

Bapak Ikhsan memiliki tiga orang anak, yang satu duduk di bangku SMP dan yang

satunya lagi SD kelas 6. Bapak ikhsan mengaku sangat berat membayar biaya pendidikan

ketiga puteranya sekaligus. Dalam wawancara dia mengatakan :

(33)

pngeluaranya, uang buku aja sampe 1 jutaan, saya bersyukur adit bisa membayar kebutuhan sekolahnya sendiri”.

Setiap bulannyabapak Ikhsan harus mempersiapkan uang untuk membayar listrik dan

sewa rumah. Hal ini terasa sangat berat menurut bapak Ikhsan dikarenakan gajinya yang

pas-pasan. Setelah adit bekerja bapak Ikhsan bersyukur karena adit turut berkontribusi dalam

membantu keluarga. Setiap adit gajian dia mengatakan adit selalu memberikan orang tuanya

uang Rp 200.000 – Rp 300.0000 per bulanya. Dalam wawancara bapak Ikhsan mengatakan

“ setiap dia gajian dia selalu menyisihkan uang gajinya untuk keluarga, saya sangat bersyukur dia sudah tidak membebani saya ditambah lagi dia ikut menyumbang untuk kebutuhan di keluarga ini, biasanya uang yang dikasihnya kami pergunakan untuk membayar sewa rumah atau membayar uang listrik”

Dilihat dari kondisi tersebut , Adit sedikit banyaknya berkontribusi dalam hal

pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya berupa pemberian sejumlah uang kepada orang

tuanya. Pendapatan yang di koordinasikan antara pendapatan anak , ibu dan ayah ini

sedikitnya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dalam kebutuhanya, meskipun bisa dibilang

jauh dari kata cukup

D. Informan Tambahan IV

Nama : Zahri Iskandar Hasibuan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 45 tahun

Agama : Islam

(34)

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.66

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 4

Kedudukan dalam keluarga : Ayah dari Fahmi Reza Pratama

Keinginan untuk bekerja dijalanan adalah inisiatif dari Reza sendiri, berawal dari

melihat teman yang sangat mudah mencari uang dijalanan, dan kondisi ekonomi keluarga

yang tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhannya maka Reza berhenti dari sekolah SMP

yang dijalaninya belum genap satu tahun.

Bapak Iskandar selaku orang tua dari reza , setelah mengetahui anaknya putus sekolah

pada awalnya marah, namun mengingat Reza juga bukan anak yang pintar dan malas untuk

bersekolah ditambah lagi dia berusaha meyakinkan dengan memberi sejumlah uang untuk

membantu perekonomian keluarga, maka keluarga tersebut merasa terbantu.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak Iskandar :

“ Saya bekerja sebagai sopir angkot, jadi penghasilan ga tentu kalau banyak sewa ada kadang pun ga ada sewa, istri saya pun tidak bekerja , jadi reza lah yang membantu memberikan uang sama kami, lumayan kami bisa manfaatkan membeli beras, bayar listrik kadang bayar sewa rumah”

Sedikit banyaknya Reza berkontribusi dalam pemenuhan sosial ekonomi keluarganya.

Kontribusinya dapat dilihat dari sejumlah uang yang diberikan kepada orang tuanya yang

kemudian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari

(35)

Keluraha Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan salah satu daerah padat

pemukiman di Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan

Perjuangan ini banyak terdapat industri-industri kecil. Masih banyak masalah-masalah

kemiskinan yang terjadi di kelurahan ini. Kondisi kemiskinan dan pekerjaan orang tua dengan

pendapatan yang rendah memaksa anak untuk bekerja membantu orang tua dan merupakan

kewajiban dan tanggung jawab anak bila ingin tetap hidup.

Keadaan ekonomi orang tua walaupun sudah bekerja keras belum mampu untuk

mencukupi kebutuhan anak-anaknya sehari-hari. Keadaan inilah yang memaksa anak-anak untuk

memberikan kontribusi kepada orang tua berupa uang hasil dari anak bekerja. Hanya satu tujuan

anak-anak tersebut bekerja yaitu mendapatkan uang. Dapat dilihat deskripsi kehidupan 4 anak

yang bekerja dengan profesi kerja yang berbeda beda dalam memberikan kontribusi kepada

keluarganya.

5.2.1.Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga

Pangan merupakan modal utama dalam keberlangsungan hidup keluarga. Pada penelitian ini ke empat informan berkontribusi dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Hal ini diperkuat oleh pengakuan dari ibu Agustina/ Lismayaningsih :

“Uang yang dikasih ningsih biasanya ibu belikan beras , ningsih yang menanggung

kebutuhan beras kami satu bulan dek”

Hal senada juga dituturkan oleh bapak ikhsan selaku orang tua adit yang mengatakan

“ Iya dek , uang yang dikasih adit bapak pake untuk beli beras, karena gaji adit kan bulanan

jadi setiap bulan setelah dia gajian langsung dibelinya beras, jadi bisa untuk makanan keluarga

kami satu bulan”

(36)

“ Ya kalau nabillah kasih uang hasil kerjanya sama kami syukur , memang dikasihnya tidak

banyak, biasanya uangnya digunakan ibunya untuk membeli bahan makanan dan lauk pauk untuk

dimasak dan dimakan bersama.”

Dapat kita lihat dari hasil wawancara tersebut ke 4 informan dalam penelitian ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya , meskipun kontribusi anak belum maksimal untuk membelikan makanan 4 sehat 5 sempurna , akan tetapi kontribusi yang diberikan anak sudah cukup membantu dalam pengadaan pangan keluarga

5.2.2. Kontribusi anak dalam kebutuhan pendidikan

Semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan merupakan kewajiban orangtua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tersebut. Untuk mendapatkan pendidikan yang layak pastinya memerlukan biaya hal ini tentu menjadi beban bagi orangtua yang memiliki pendapatan yang pas – pasan. Anak yang bekerja disini berperan berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh pengakuan dari bapak Fakhrurozy lubis, orang tua dari Nabillah yang mengatakan :

“ ya saya merasa sangat terbantu karena dia sudah bisa membiayai pendidikan sekolahnya

sendiri, selama dia bekerja seluruh kebutuhan pendidikanya ga pernah dia minta lagi sama kami”.

Hal senada juga dikatan bapak Ikhsan selaku Informan Tambahan, ayah dari Adit :

“ kalau untuk biaya sekolah dia udah bisa bayar sendiri, ditambah lagi untuk jajan sekolah

dan kebutuhan sekolah lainya adit sudah bisa membayar sendiri”

Berbeda dengan Reza yang sudah memutuskan untuk tidak bersekolah lagi namun masih berkontribusi dalam membantu biaya pendidikan adik-adiknya. Ayah Reza bapak Iskandar mengatakan :

“kadang si reza juga suka menitip uang untuk membayar biaya pendidikan adiknya, adiknya

baru masuk SD memang uang sekolah tidak bayar namun untuk uang buku reza lah yang

membayarnya”

(37)

5.2.3. kontribusi dalam peningkatan pendapatan keluarga

Mencari nafkah untuk pemenuhan kondisi kehidupan sosial ekonomi keluarga adalah tanggung jawab orang tua dalam hal ini ayah, akan tetapi pekerjaan dengan pendapatan yang rendah memaksa seluruh sektor keluarga untuk terlibat dalam hal aktivitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya, termasuk anak untuk bekerja.

Walaupun upah atau hasil dari pekerjaan yang dilakukan anak – anak tidak semaksimal yang dilakukan oleh orang dewasa, tetapi itu sangat membantu meningkatkan kondisi pendapatan keluarga. Hal tersebut didukung oleh pendapat ibu Agustina selaku informan tambahan dalam penelitian ini :

“ iya lah dek, lumayan bisa nambah – nambah untuk beli ini itu kan, bapaknya kan kerjanya

cuman jadi kuli bangunan, jadi dapat uang ga tentu kalau ada borongan kerja , ga ada ya nganggur,

jadi lumayanlah yang dikasih ningsih ke kami.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui seluruh Informan Utama berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Penghasilan yang mereka dapatkan setiap bulannya diberikan kepada orang tua sebagian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5.2.4. Kontribusi dalam perumahan keluarga

Rumah merupakan tempat berlindung dan beristirahat sebuah keluarga, tanpa memiliki rumah dan tidak tinggal dirumah, maka disebut sebagai tuna wisma/gelandangan. Rumah keluarga Informan disini semuanya berstatus menyewa/kontrak. Pemenuhan akan rumah tidak hanya dilihat dari status kepemilikanya saja , melainkan juga dari kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih dan lainnya. Dalam penelitian ini , 1 orang informan tidak berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan keluarga yaitu informan utama nabillah dan 3 orang lagi berkontribusi. Hal ini dilihat dari pernyataan bapak Ikhsan Siregar yang mengatakan :

“ kalau kayak bayar sewa rumah beras dan listrik itu biasanya uang adit , karena itu kan

kebutuhan bulanan jadi kalau kebutuhan harian biasanya bisa kami beli sendiri”.

Bapak Iskandar selaku orang tua reza juga mengatakan :

“kadang pas kami ga ada uang untuk bayar listrik pakai uang reza , ya kalau kami ada kami

(38)

Ibu Agustina selaku ibu dari ningsih menjelaskan ningsih juga sering berkontribusi untuk membayar uang bulanan sewa rumah. Dalam wawancara ibu agustina mengatakan

“ uang sewa rumah kami satu bulan Rp 300.000 kadang ditutupin sama ningsih kalau dia

ada uang, ga tentu kadang beli beras kadang dia yang bayar uang sewa rumah.”

Dari pernyataan – pernyataan tersebut membuktikan bahwa anak yang bekerja berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarga. Pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga yang harusnya dipenuhi oleh orang tua dalam hal ini ayah , tidak terpenuhi meski jauh dari kata mencukupi, akan tetapi anak juga ikut andil dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.

5.3. Motif Responden Bekerja

\Berdasarkan data yang diperoleh disebutkan bahwa banyak anak yang memberikan

kontribusi didalam keluarganya bekerja dengan motif kemauan sendiri. Semua responden

menjawab atas kemauan sendiri. Mereka sadar betapa keluarga membutuhkan kontribusi mereka

dalam mencari nafkah hidup semua keluarganya. Dengan kemauan sendiri mereka bekerjabanting

tulang demi membantu perekonomian keluarga.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasl wawancara dengan responden (Nabillah) yang

mengatakan :

“ saya kerja atas kemauan diri sendiri bang, saya ga mau membebani orang tua saya agar

orang tua saya ga susah susah lagi, jadi kalau kerja bisa ga minta lagi uang sama orangtua dan

kebutuhan saya bisa saya bayar sendiri”

Hal serupa juga disampaikan responden (Lismayaningsih) dalam wawancara yang

mengatakan :

(39)

Keluarga responden merasa sangat tebantu ekonomi keluara mereka ada sedikit perubahan yang terjadi di keluarga mereka, terutama masalah ekonomi. Selanjutnya mereka merasa kebutuhan hidup keluarga cukup terbantu setelah mereka bekerja membantu kebutuhan keluarga walaupun sangat jauh dari kata terpenuhi.

Persoalan tersebut dapat digambarkan susahnya kehidupan ekonomi keluarga mereka untuk membeli kebutuhan sehari-hari. responden merasa kurang terpenuhinya kebutuhan hidup keluarganya sebelum anak mereka bekerja. Mereka merasa pas-pasan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari. Sebelum anak bekerja orang tua harus membiayai biaya sekolah anak-anaknya yang membuat keadaan semakin sulit sementara penghasilan orang tua hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Para anak mereka bekerja membantu orang tua hanya untuk menambah penghasilan mereka sendiri dan orang tua. Penghasila yang responden dapatkan diberikan kepada orang tua dan untuk diri mereka sendiri tanpa harus susah-susah memikirkan hal lain dikeluarganya. Hal ini mereka lakukan karena penghasilanya memang harus diberikan ke orang tua kemudian orang tua lah yang mengatur uang tersebut untuk kebutuhan hidup keluarga. Responden memberikan sebagian penghasilanya karena mereka juga memiliki kebutuhan diri mereka sendiri dan tidak lagi meminta kepada orang tua.

5.4. Perubahan Kondisi Ekonomi Keluarga Sebelum dan Setelah anak Bekerja

Kontribusi responden dalam menambah pendapatan keluarga memang sangat membantu. Dalam hal ini responden langsung menyerahkan sejumlah uang kepada orang tuanya dari hasil pendapatanya bekerja. Tanpa mempedulikan untuk apa uang tersebut digunakan

(40)

“ kami merasa terbantu setelah anak kami bekerja, setidaknya dia tidak meminta uang kepada kami lagi, jadi kami bisa membayar keperluan yang lain”.

Hal senada juga diutarakan oleh muhammad ikhsan (orang tua adit) yang mengatakan bahwa

“ saya sangat terbantu karena anak saya memberikan sebagian gajinya untuk membeli keperluan sehari-hari. saya cuman bekerja serabutan dengan penghasilan tidak tetap, jadi penghasilan anak kami sangat bisa membantu membayar pengeluaran kami

(41)

BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Pada dasarnya anak bekerja tidak terlepas dari kondisi sosial ekonomi keluarga yang

rendah ( miskin/serba kekurangan ). Hal ini diindikasikan oleh rendahnya pendidikan prang

tua mereka dan bekerja di sektor informal yaitu buruh, pembantu rumah tangga , pekerjaan

tidak menetap dengan penghasilan yang pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari

saja. Akibat rendahnya penghasilan orang tua anak terpaksa harus bekerja demi bisa

memenuhi kebutuhannya sendiri dan bisa membantu perekonomian keluarga.

Rendahnya pendapatan orang tua menyebabkan mereka mengizinkan anaknya untuk

bekerja. Alasan anak bekerja rata- rata ingin membantu keluarga dan membiayai sekolah

maupun keperluan pribadi anak. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kontribusi

anak dalam membantu perekonomian keluarga dapat dilihat dari 4 aspek yaitu:

1. Kondisi Pangan

Berdasarkan analisis kontribusi anak dalam bekerja memenuhi kebutuhan

pangan keluarga dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian menjelaskan sangat

berkontribusi dalam pemenuhan pangan sehari-hari. Anak yang bekerja atau

responden tidak merasa keberatan dengan pekerjaan yang dijalaninya dengan

bertujuan membantu perekonomian keluarganya untuk menutupi kebutuhan hidup

keluarganya yang dianggapnya masih serba kekurangan.

2. Kondisi Pendapatan

Berdasarkan analisis kontribusi anak terhadap pendapatan keluarga dapat

(42)

perekonomian keluarga sedikit lebih membaik. Sebelumnya keluarga tidak cukup

untuk membiayai hidup sehari haris sekarang mereka sudah bisa membeli apa

yang mereka butuhkan oleh dirinya sendiri maupun keluarganya.

3. Kondisi Perumahan

Berdasarkan analisis kontribusi anak terhadap kondisi perumahan dapat

disimpulkan bahwa beberapa responden menyebutukan sangat berkontribusi.

Sebagian upahnya untuk membayar sewa rumah atau membayar tagihan listrik

dan air.

4. Kondisi Pendidikan

Berdasarkan analisis kontribusi anak terhadap kondisi pendidikan dapat

disimpulkan bahwa semua responden berkontribusi untuk pemenuhan pendidikan

anak. Hasil yang didapat mereka membiayai sekolah mereka sendiri selain biaya

kebutuhan pokok keluarga.

6.2.Saran

1. Kemiskinan sering kali dijadikan alasan tepat, baik secara langsung maupun tidak

langsung memaksa anak agar mau bekerja. Peran seorang anak bagi kelompok miskin

merupakan salah satu pencari nafkah keluarga, sehingga bila anak bersekolah ,

kemampuan keluarga untuk memperoleh pendapatan berkurang. Hal ini

menggambarkan bahwa diperlukan adanya kordinasi antara usaha-usaha pendidikan

dengan usaha – usaha yang memberi perhatian pada maslaah kemiskinan. Khusus

untuk keluarga anak anak yang bekerja di kelurahan Sei Kera Hilir , sebaiknya

(43)

miskin dan memberi fasilitas atau usaha-usaha serta kemudahan yang dapat

meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.

2. Penyuluhan sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas hak-hak anak

untuk memperoleh perlindungan, misalnya penyuluhan melalui media elektronik,

media cetak, spanduk , poster serta seminar

3. Pemerintah kota medan hendaknya memberikan fasilitas pendidikan yang berkualitas

namun terjangkau untuk keluarga miskin, bagi keluarga miskin diberikan kebebasan

biaya. Dengan bersekolah maka mereka mempunyai keterampilan yang cukup untuk

(44)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya

adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini

kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang

individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi

dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang

kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai

contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri

di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun

pendatang (Ensiklopedia Wikipedia)

2.2 Anak

Anak merupakan generasi penerus yang akan berperan dalam proses kelangsungan

perkembangan bangsa di masa yang akan datang, di pundak merekalah nasib bangsa dan

negara dipertaruhkan. Untuk itu diperlukan generasi penerus yang berkualitas dan harus

dibentuk pada saat ini agar dapat membawa kemajuan di masa mendatang yang lebih baik

Ada beberapa pengertian anak tergantung bidangnya masing-masing. Berikut

pengertian anak :

1. Menurut UU No.25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 20“ Anak

(45)

2. Menurut UU RI No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan orangPasal 1 Ayat 5“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. “

3. Menurut UU No.44 thn 2008 tentang PornografiPasal 1 ayat 4

“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun “

4. Menurut UU No. 3 TAHUN 1997 Tentang Pengadilan AnakPasal 1 Ayat 1“ Anak

adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 (delapan)

tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah

kawin “.

5. Menurut UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan AnakPasal 1 Ayat 2“

Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan

belum pernah kawin”.

6. Menurut Konvensi Hak Anak “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah

18 tahun, kecuali berdasarkan yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa

usia dewasa dicapai lebih awal

7. Menurut John Locke “anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka

terhadap rangsangan – rangsangan yang berasal dari lingkungan”

8. Menurut Agustinus “anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai

kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang di sebabkan

oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak –

anak lebih mudah belajar dengan contoh – contoh yang diterimanya dari aturan –

aturan yang bersifat memaksa”

(46)

Dalam KEPPRES No. 36 tahun 1990 tentang hak hak anak dinyatakan, anak seperti

juga halnya orang dewasa memiliki hak dasar sebagai manusia. Adapun hak-hak pokok anak

antara lain :

a. Hak untuk hidup layak: Setiap anakberhak memilik kehidupan dan

penghidupan yang layak, sama seperti yang lain dimana terpenuhinya

kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, papan

b. Hak untuk berkembang:Setiap anak berhak untuk berkembang seperti

mendapatkan pendidikan, bebas mengeluarkan pendapat, bebas memilih

agama dan bebas mempertahankan keyakinan. Hak ini membiarkan mereka

berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya

c. Hak untuk dilindungi : Setiap anak berhak untuk dilindungi dari segala tindak

kekerasan

d. Hak untuk berperan serta : Setiap anak berhak berperan aktif di masyarakat

bebas untuk bereksperesi dan berkreasi

2.3 Pekerja Anak

Pekerja anak merupakan istilah untuk mempekerjakan anak kecil, dimana istilah

pekerja anak ini memiliki konotasi pengeksplotasian anak kecil atas tenaga mereka dengan

gaji yang kecil atau pertimbangan bagi perkembangan pribadi mereka, keamananya,

kesehatan dan prospek masa depannya (Ensiklopedia Wikipedia)

Menurut UU Nomor 25/1997 tentang Ketenagakerjaan tepatnya ayat 20 disebutkan

(47)

Tetapi kalau mengacu Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak sesungguhnya adalah

mereka yang berusia di bawah 18 tahun. Selain bekerja sendiri dan membantu keluarga, pada

komunitas tertentu misalnya sektor pertanian, perikanan dan industri kerajinan, sejak kecil

anak anak biasanya sudah dididik untuk bekerja ( Putranto, dalam Suyanto, 2013:114).

Pada Konvensi Hak-Hak anak pasal 32 tentang Pekerja Anak menyebutkan :

1. Negara mengakui hak anak untuk dilindungi terhadap eksploitasi ekonomi dan

terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya atau menganggu

pendidikan, merugikan kesehatan anak atau perkembangan fisik, mental, spiritual,

moral atau sosial anak

2. Negara akan mengambil langkah – langkah legislatif, administratif dan pendidikan

untuk menjamin pelaksanaan pasal ini. Untuk mencapai tujuan dengan

memperhatikan ketentuan ketentuan dan perangkat-perangkat internasional lain yang

terkait, Negara – Negara peserta khusunya akan :

a. Menetapkan usia minimum atau usia-usia minimum untuk dapat memasuki

lapangan kerja

b. Menetapkan peraturan yang tepat mengenai jam-jam kerja dan kondisi kerja

c. Menetapkan hukuman – hukuman yang layak atau sanksi sanksi lain untuk

menjamin pelaksanaan yang efektif dari pasal ini ( Unicef, 1989 : 40 & 41)

Walaupun pekerja anak telah melanggar hak hak anak namun dalam banyak kasus,

di kalangan keluarga miskin anak anak biasanya bekerja demi meningkatkan penghasilan

keluarga atau rumah tangganya. Hubungan kerja yang diterapkan pada pekerja anak ada

bermacam macam bentuk. Sebagai buruh, anak anak menerima imbalan atau upah untuk

(48)

di bayar. Sedangkan sebagai tenaga kerja keluarga umumnya anak anak tidak dibayar

(Tjandraningsih, dalam Suyanto, 2013:114)

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3/1999 yang dikeluarkan pada tanggal 26

Januari 1999 tentang Pelaksanaan Penanggulangan Pekerja Anak menyatakan bahwa yang

disebut pekerja anak adalah anak yang berusia di bawah 15 tahun yang sudah melakukan

pekerjaan berat dan berbahaya baik yang tidak bersekolah maupun yang bersekolah.

Pekerjaan berat dan berbahaya yang dimaksud disini adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh pekerja anak yang dapat mengganggu proses tumbuh dan kembangnya anak,

baik fisik maupun non fisik. Menurut Undang – Undang Ketenagakerjaan Nomor !3 tahun

2003 pengertian pekerja anak sebagai berikut:

A. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

masyarakat

B. Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 15 tahun. Pengertian tersebut

berlaku bagi tenaga kerja anak yang bekerja di sektor formal seperti perusahaan

dan lembaga.

Sedangkan batasan usia tenaga kerja di sektor informal tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun1999 tentangn Pengesahan Konvensi ILO 138 tentang Usia

Minimum Anak untuk Diperbolehkan Bekerja. Dalama Undang-Undang tersebut

berdasarkan Pasal 2 konvensi ini dijelaskan bahwa dalam hal pekerja nonindustri

(pertanian , perdagangan dan sektor informal lainnya) usia minimum tidak kurang

dari 15 tahun. Menurut Biro Pusat yang dimaksud pekerja anak adalah anak usia

kerja (10-14 tahun) yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau

(49)

kontinu dalam seminggu. Bekerja juga mengandung mengandung arti yang luas

yang mencakup semua sektor baik secara formal maupun informal. Namun BPS

hanya mengenal pengkategorian pekerjaan sektor pertanian , industri , perdagangan,

kontruksi serta transportasi dan jasa (diolah dari data situs

Fenomena pekerja anak di Indonesia merupakan masalah serius karena mengancam

kualitas kehidupan anak. Hak-hak mereka dan masa depan mereka sekaligus masa depan

bangsa. Oleh karena itulah pekerja anak merupakan satu katagori anak anak yang perlu

mendapatkan perlindungan khusus. Konvensi ILO Nomor 138 (disahkan pemerintah

Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002) mengenai usia minimum bagi anak

untuk diperbolehkan bekerja menyatakan bahwa usia minimum bagi anak untuk

diperbolehkan bekerja adalah 15 tahun jika pekerjaan itu tidak menganggu kesehatan,

keselamatan, pendidikan dan pertumbuhannya. Sementara usia minimum untuk

diperbolehkan bekerja atau melakukan pekerjaan yang berbahaya tidak boleh kurang dari 18

tahun. Namun ternyata masih banyak anak berusia kurang dari 15 tahun yang harus bekerja di

Indonesia.

Menurut Effendi dalam Suyanto ada 2 Teori yang melatarbelakangi anak-anak usia

sekolah turut terlibat dalam kegiatan ekonomi keluarga, yaitu:

1. Teori Strategi kelangsungan rumah tangga (household survival strategy).

Menurut Teori ini, dalam masyarakat pedesaan yang mengalami transisi dan

golongan miskin di kota, mereka akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia

bila kondisi ekonomi mengalami perubahan atau memburuk. Salah satu upaya yang

seringkali dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah memanfaatkan

(50)

dapat memecahkan masalah yang dihadapi biasanya anak-anak yang belum dewasa

pun diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga (Suyanto, 2000:14).

2. Teori transisi industrialisasi.

Menurut Teori ini pada tahap awal industrialisasi membutuhkan pemupukan modal

untuk meningkatkan produksi atau teknologi. Biasanya pada industriawan menekan

biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu

caranya yang biasa dilakukan adalah mempekerjakan wanita atau anak-anak, karena

sebagai pencari nafkah sekunder (kedua) mereka biasanya bersedia dibayar dengan

murah (Suyanto, 2000:15).

2.3.1. Faktor penyebab munculnya Tenaga Kerja Anak

Faktor-faktor yang menjadi penyebab anak-anak bekerja dapat ditinjau dari dua sisi

yaitu penawaran ( supply) dan permintaan ( demand). Sisi penawaran ditunjukkan untuk

melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat yang menyediakan tenaga anak-anak

untuk bekerja, sedangkan sisi permintaan untuk menunjukkan faktor faktor yang mendukung

pengusaha memutuskan untuk menggunakan pekerja anaka sebagai faktor produksi (Usman

dan Nachrowi , 2004 : 100)

Berdasarkan sisi penawaran, menurut berbagai penelitian yang dilakukan didalam

maupun diluar negeri, kemiskinan merupakan faktor utama yang membuat anak anak masuk

ke pasar tenaga kerja. ILO dan UNICEF (1994) menyebutkan bahwakemiskinan merupakan

akar permasalahan terdalam dan faktor utama anak-anak terjun ke dunia kerja. Bencana alam

, buta huruf , ketidakberdayaan, kurangnya pilihan untuk bertahan hidup serta kemiskinan

orang tua yang membuat semakin buruknya keadaan yang dihadapi keluarga sehingga

mereka terpaksa meletakkan anaknya ke dunia kerja. Penjelasan tersebut dapat menjadi faktor

(51)

a. Kemiskinan

b. Pendidikan

c. Perubagan proses produksi

d. Ketidaktahuan orang tua tentang konvensi hak-hak anak dan undang-undang

tentang anak sesuai dengan konvensi hak anak

e. Faktor nilai budaya masyarakat

2.3.2 Dampak Anak Bekerja

Dalam konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia

disebutkan bahwa anak-anak pada hakikatnya berhak untuk memperoleh pendidikan yang

layak dan mereka seyogianya tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi secara dini. Namun

demikian, akibat tekanan kemiskinan, kurangnya animo orang tua terhadap arti penting

pendidikan, dan sejumlah faktor lain, maka secara sukarela maupun terpaksa anak menjadi

salah satu sumber pendapatan keluarga yang penting.

Dari segi pendidikan, anak-anak yang bekerja disinyalir cenderung mudah putus

sekolah, baik putus sekolah karena bekerja terlebih dahulu maupun putus sekolah dahulu

kemudian bekerja. Bagi anak-anak, sekolah dan bekerja merupakan beban ganda yang sering

kali dinilai terlalu berat, sehingga setelah ditambah tekanan ekonomi dan faktor lain yang

sifatnya struktural, tak pelak mereka terpaksa memilih putus sekolah ditengah jalan.

Secara empiris, banyak bukti menunjukkan bahwa keterlibatan anak-anak dalam

aktivitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal yang terlalu dini cenderung rawan

eksploitasi, terkadang berbahaya dan memngganggu perkembangan fisik, psikologis dan

sosial anak (Gootear dan Kambur, 1994). Seperti dikatakan Stephen J. Wood (UNICEF), isu

(52)

negatif akibat terlalu dini bekerja, termasuk kurangnya kesempatan anak-anak itu

memperoleh pendidika (Konvensi Edisi 2 September, 1997:3).

Sementara itu menurut Maria Fransiska Subagyo (1986), kemelaratan diakui

merupakan salah satu penyebab timbulnya kasus pelajar putus sekolah. Namun demikian, di

luar itu faktor yang harus di perhatikan adalah cara keluarga mendidik anak, hubungan orang

tua dengan anak, dan sikap atau aspirasi orang tua terhadap pendidikan (Suyanto, 2013 : 123)

2.3.3. Kesejahteraan Anak

Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin

pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial.

Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Dasar

dari undang-undang ini mengacu pada pasal 34 UUD 1945, yang menyatakan fakir miskin

dan anak dan terlantar dipelihara oleh Negara. Apabila ketentuan pasal 34 UUD 1945 ini

diberlakukan secara konsekwen , maka fakir miskin dan anak terlantar akan terjamin

(Siregar,2014 :43)

Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979, juga disebutkan hak-hak anak

sebagai berikut :

a) Anak berhak atas kesejahteraan , perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih

sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang

secara wajar.

b) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan

sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga

(53)

c) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan hak baik semasa dalam kandungan

maupun sesudah dilahirkan

d) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan

atau menghambat pertumbuhan dan perkembanganya secara wajar.

Menurut kamus istilah kesejahteraan sosial, definisi kesejahteraan sosial adalah

keadaan sejahtera pada umumnya yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial dan

bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja, jadi suatu

keadaan dan kegiatan ( Suparlan , 1983 : 58)

2.4. Perekonomian

Definisi perekonomian ada bermacam-macam. Beberapa orang ahli ekonomi

menyumbangkan pemikiran mereka untuk menemukan arti dari perekonomian. Dari seluruh

definisi yang pernah ada, semuanya memiliki benang merah yang sama: sama-sama

mengatakan bahwa berbicara tentang perekonomian sama halnya dengan membahas sistem

ekonomi suaru Negara. Berikut ini arti perekonomian menurut para ahli:

a) Chester A. Bernard mengungkapkan bahwa perekonomian merupakan suatu sistem yang pada dasarnya adalah organisasi besar. Pada sistem, tersebut terjadi ikatan antara

subjek dengan subjek atau subjek dengan objek. Definisi dari Chester ini juga bisa

disimpulkan menjadi suatu sistem yang dikelola secara terpadu dan berbaur. Namun

masing-masing bagian di dalamnya tetap memiliki karakteristik dan ciri-ciri

tersendiri, sehingga bagian-bagian yang tergabung mudah untuk dibedakan.

b) Menurut Dumairy bahwa perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang

berfungsi untuk mengatur serta menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan

melalui hubungan antarmanusia dan kelembagaan. Dumairy menambahkan

(54)

tidak harus berdiri tunggal, melainkan harus berdasarkan falsafah, ideologi, serta

tradisi masyarakat yang berkembang seara turun-temurun disuatu tempat.

c) Menurut L. James Havery mendefinisikan perekonimian sebagai suatu sistem yang berguna untuk membuat rangkaian komponen antara satu dengan yang lainnya dalam

prosedur logis dan rasional, guna mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati

bersama. Masih berdasarkan pendapat Havery, ia menekankan bahwa kesatuan adalah

hal yang mutlak terjadi dalam sistem perekonomian.

d) Menurut Jhon Mc. Manama Perekonomian berupa sebuah konsep yang menggabungkan keseluruhan fungsi-fungsi ke dalam suatu kesatuan organik dengan

tujuan mencapai hasil yang efektif dan efisien dari kegiatan yang dilakukan.

e) Edgar F. Huse dan James L. Bowdict. Kedua ahli ekonomi ini berkolaborasi dalam menuangkan gagasan mereka tentang perekonomian. Mereka berpendapat bahwa

perekonomian merupakan suatu sistem atau rangkaian yang saling terikat dan

bergantung satu sama lainnya, sehingga timbul hubungan timbal balik dan pengaruh

dari hubungan tersebut. Dalam arti kata, satu bagian bisa mempengaruhi

bagian-bagian yang lain secara keseluruhan

2.4.1. Sistem Perekonomian

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk

mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di

negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi

(55)

sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem

lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh

dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.

Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem

tersebut mengatur produksi dan alokasi sebagai berikut :

1. Perekonomian terencana

Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu

Sebagai wujud pemikiran

pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya,

kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika

perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas

faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.

ini, hanya

negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi.

melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor

produksinya sendiri.

2. Sistem ekonomi tradisional

Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional.

Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber

daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi

hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat

bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.6.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat dengan SAKIP tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasionar, dan daram rangka

Alat pengusir maling ini berfungsi sebagai saklar terhadap lampu diruanagn./ Pada rangkaian alat pengusir maling ini terdapat LDR yang berfungsi sebagai saklar otomatis untuk

[r]

Jika jumlah mobil diarea parkir sudah melebihi 10 mobil, maka portal tidak akan bisa terbuka sampai ada mobil yang keluar dari area parkir. Untuk mendeteksi mobil yang akan masuk

[r]

Berdasarkan masalah diatas , maka penulis mencoba merancang suatu alat Simulasi Sistem Lapangan Parkir Dengan Kapasitas 20 Mobil yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mobil

[r]