BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, perfilman animasi pun semakin dibutuhkan dalam pembuatan film film baik dalam film animasi total yang berbentuk 3D maupun film film nyata yang dilakukan syuting juga membutuhkan teknik animasi untuk mendapatkan efek yang dapat didapatkan dengan teknologi computer tanpa merusak lingkungan dan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Untuk itulah disini kita harus membuat sesuatu yang memiliki nilai moral tinggi yang dapat membentuk karakter dan menggugah perasaaan orang orang yang menontonnya.
1.2 Lingkup Tugas Akhir
Untuk menambah wawasan tentang dongeng anak anak yang memiliki pesan moral didalamnya, seperti yang telah dipelajari sebelumnya, pembuatan Tugas Akhir ini akan menggunakan pendekatan dengan tehnik Animasi. Dalam hal ini, lingkup tugas akan dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani melalui pendekatan penerapan tehnik ilmu Animasi. Dan cerita akan dibatasi sekitar cerita dongeng yang akan diberi bumbu agar terlihat lebih menarik, dan dapat memberikan info info kepada anak anak.
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
2.1.1 Kepustakaan dan Website
Data yang diambil berasal dari buku referensi yang telah diterbitkan dan situs-situs di internet:
Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara karya Sumbi Sambangsari Cerita Rakyat Asli Indonesia karya Monika Cri Maharani
2.1.2 Wawancara Singkat dan Survey
Kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara dan survey adalah:
Masyarakat mengetahui menyukai cerita rakyat Indonesia tapi kurang adanya info dan fasilitas yang disajikan dengan menarik.
Target Audience untuk animasi film pendek “One Thousand Candi”, yang diketik pada Bab 4 poin 4.2.d dibawah.
Banyak yang tertarik, namun tidak semuanya mengetahui cerita Roro Jonggrang.
Masyarakat sangat tertarik akan adanya animasi film pendek yang menceritakan dongeng rakyat Indonesia.
2.2 Pemilihan Media
Media yang digunakan untuk menginformasikan dan mengajak masyarakat lebih mengetahui tentang dongeng “One Thousand Candi” ini adalah komunikasi visualanimasi film pendek 2D yang hasil akhirnya berdurasi lebih dari 3 menit dan kurang dari 15 menit. Agar penonton tidak bosan menikmatinya karena durasinya tidak terlalu panjang.
2.3 Data Cerita Roro Jonggrang
Rara Jonggrang (ejaan alternatif: Loro Jonggrang; Lara Jonggrang) adalah sebuah legenda atau cerita rakyat populer yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta di Indonesia. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya. Dongeng ini juga menjelaskan asal mula yang ajaib dari Candi Sewu, CandiPrambanan, Keraton Ratu Baka, dan arcaDewiDurga yang ditemukan di dalam candi Prambanan. Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".
Legenda ini adalah dongeng atau folklor lokal yang menjelaskan asal mula yang ajaib dari situs-situs bersejarah di Jawa, yaitu Keraton Ratu Baka, Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama Prambanan. Meskipun candi-candi ini berasal dari abad ke-9, akan tetapi diduga dongeng ini disusun pada zaman yang kemudian yaitu zaman Kesultanan Mataram.
2.3.1 Kesimpulan Cerita Roro Jonggrang
Versi yang sekarang akan dibuat
Dikisahkan pada zaman dahulu kala, di kerajaan Baka yang dipimpin oleh seorang raksasa jahat bernama Prabu Baka. Tidak puas dengan wilayah kerajaan yang dipimpinnya, Prabu Baka ingin memperluas wilayah kerajaannya dan merebut wilayah Kerajaan Pengging yang subur dan makmur.
Prabu Baka dibantu oleh penasihatnya yang cantik bernama Patih Gupala berusaha merebut Kerajaan Pengging.Mereka menyerang kerajaan tersebut. Pada saat itu, Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo hamper kehilangan akal, tapi akhirnya mengutus anaknya Bandung Bondowoso yang ternyata mempunyai kesaktian ke medan perang untuk bertempur melawan Prabu Baka. Bandung Bondowoso pun akhirnya menang melawan Prabu Baka, dan tidak sengaja membunuh Prabu Baka ketika ingin menyelamatkan ayahnya. Dengan kemenangannya ini, ayahnya, Prabu Damar Moyo mengutus dirinya untuk memerintah kerajaan Baka.
Dengan pengalaman perangnya yang pertama kali, dengan sedih ia menerima kemenangannya karena belum pernah membunuh orang. Ditengah perjalannya ke istana Baka, ia bertemu dengan seseorang wanita cantik yang langsung memikat hatinya. Setelah mengenal lebih lanjut, barulah diketahui dari anak buahnya bahwa putri cantik itu adalah anak dari raksasa Raja Baka, bernama Roro Jonggrang.Roro Jonggrang yang tidak mengetahui jati diri Bandung juga mulai jatuh hati kepada Bandung, tanpa tahu bahwa Bandung adalah pembunuh ayahnya. Seakan takdir sengaja mempertemukan mereka dan mempermainkan mereka, Bandung Bondowoso yang sudah tidak tahan dengan kenyataan itu mencoba untuk mengakui semuanya kepada Roro Jonggrang dan ingin melamarnya apabila Roro juga dapat menerima kenyataan tersebut.
“Maukah kau menikah denganku, Roro?” kata Bandung Bondowoso denganperasaan bimbang. “Tapi sebelum kau menjawabnya ada yang harus kau ketahui..” lanjut Bandung. Roro terkejut mendengar lamaran yang tiba tiba itu, apalagi mereka baru bersama selama beberapa saat saja.
Sebelum Roro sempat menjawab dan menyelesaikannya, Patih Punggala yang merupakan teman ayahnya, tahu bahwa Roro semakin dekat dengan pembunuh Raja Baka tidak senang dengan hal itu, Patih Punggala pun menggunakan siasatnya untuk mengganggu pembicaraan tersebut dan memanggil Roro saat itu juga. Roro dan Patih Punggala sudah berusaha untuk mebalaskan dendam ayahnya selama ini, walapun Roro tidak tau bahwa Bandung adalah orang yang dicari carinya.
Patih Punggala pun memberitahukan Roro tentang semua kenyataan tersebut. Roro yang baru mengetahui kenyataan tersebut, terkejut dan tidak bias berkata apa apa. Apalagi Patih Punggala yang terus memaksanya untuk menerima lamaran tersebut untuk dapat lebih mudah membalaskan dendam Prabu Baka. Roro Jonggrang yang sudah jatuh hati pada Bandung Bondowoso sangatlah ingin menerima lamaran tersebut tapi bukan dengan cara yang demikian, tapi ia juga tidak dapat membantah perintah teman dekat ayahnya, Patih Punggala.
Roro Jonggrang pun memikirkan segala cara agar Bandung Bondowoso bisa menarik kembali lamarannya. Akhirnya Roro pun memutuskan memberikan persyaratan kepada Bandung agar dia menyerah dengan sendirinya. Ia pun memberikan syarat yang amat mustahil bagi Bandung Bondowoso untuk dapat memenuhinya. Roro menyebutkan bahwa ia hanya akan dipersuntung oleh Bandung apabila Bandung dapat membangun 1000 candi untuknya.
Kebingungan untuk memenuhi persyaratan itu, Patih Gupala dating memberikan bantuan kepada Bandung Bondowoso, karena ia ingin pernikahan itu dilangsungkan. Tentu saja Roro melihat itu tidak tinggal diam, ia memikirkan segala cara untuk menggagalkan penyelesaian pembangunan candi tersebut. Roro pun mengetahui kelemahan para raksasa yang merupakan bangsanya sendiri, yaitu asap. Para raksasa sangat sulit melihat dalam kabut asap, sehingga ketika pembangunan itu semakin cepat, Roro pun menyalakan api dan membuat asap yang tebal untuk mengganggu para raksasa. Sampai akhirnya pagi pun tiba.
Pembangunan telah selesai dilaksanakan, hanya saja setelah dihitung candinya kurang satu. Patih Gupala yang akhirnya tau bahwa Roro lah yang mengganggu bangsanya sendiri, murka dan mengutuk Roro menjadi candi yang ke 1000. Bandung kebingungan diantara keramaian dan kenyataan yang baru diterimanya itu, akhirnya sadar Patih Gupala memiliki maksud jahat pada dirinya, dan bertempur melawan Patih Gupala.Pertempuran sengit terjadi antara Patih dan Bandung, Bandung yang sudah tau kelemahan para raksasa pun memanfaatkan kelemahan tersebut dan mengalahkan Patih Gupala.Namun, Patih Gupala masih berniat membunuh Bandung, yang akhirnya Bandung Bondowoso pun membunuh Patih Gupala.Dengan kematian
Patih Gupala, kutukan Roro pun perlahan sirna, tubuh Roro perlahan kembali, dan mereka pun hidup berbahagia. Selesai.
2.3.2 Karakter One Thousand Candi
a. Roro Jonggrang
Seorang wanita anak Raja Boko, raksasa, yang cantik dan tidak seperti ayahnya, ia sangat cerdas dan baik hati.
b. Bandung Bondowoso
Pangeran dari Kerajaan Pengging yang membantu ayahnya ketika menghadapi serangan Raja Boko, masih belum pernah menghadapi perang sebelumnya, lincah dan banyak akal.
c. Raja Baka
Raja yang digerakan oleh Patih Punggala dan tidak suka berpikir hanya mengikuti nasihat temannya itu, menjadi korban dari ambisi Patih Punggala.
d. Patih Punggala
Penasihat juga teman dekat dari Raja Boko yang jahat dan penuh ambisi ingin menguasai pemerintahan Raja Boko.
e. Para Prajurit
2.3.3 Definisi Dongeng
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Adapun ciri-ciri dongeng, yaitu:
a. Alur sederhana
b. Singkat
c. Tokoh tidak diurai secara rinci
d. Penceritaan lisan
e. Pesan dan Tema ditulis dalam cerita f. Pendahuluan singkat dan langsung
2.3.4 Animasi dan Animasi Pendek
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan
hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak.Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi.
Animasi pendek (short animation) berupa sebuah film cerita animasi yang durasinya kurang dari 15 menit. Biasanya dikerjakan dalam tim kecil ataupun sendiri, oleh karena itu karakter dalam cerita juga seminimal mungkin agar efisien. Sebuah animasi pendek yang bagus biasanya menghibur, simple, original dan mudah diingat.
2.4 Produk Pembanding
Film animasi yang telah pernah mengangkat bertema dongeng:
2.4.1 Snow White and the Seven Dwarfs (1937)
Snow White and the Seven Dwarfs ("Putri Salju dan Tujuh Kurcaci") adalah
sebuah film animasi yang dihasilkan Walt Disney dan ditayangkan ke bioskop oleh RKO Radio Pictures pada tanggal 4 Februari1937 di Bioskop Carthay Circle di Amerika Serikat. Merupakan film pertama dalam jaringan kartun dari Disney - film animasi klasik Walt Disney.
2.4.2 Sleeping Beauty (1959)
Sleeping Beauty adalah sebuah klasik film animasi diproduksi oleh Walt Disney
dan dirilis pada tanggal 29 Januari1959 oleh Buena Vista Distribution.Film ini disutradai oleh Les Clark, Eric Larson, dan Wolfgang Reitherman. Kisah film ini didasarkan dari cerita rakyat Putri Tidur oleh Charles Perrault.
2.5 Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendukung:
Animasi di Indonesia masih dalam tahap berkembang, oleh karena itu peluang untuk berhasil masih ada.
Cerita rakyat ini telah dikenal dalam masyarakat, namun tidak ada yang mengetahui kebenaran dari faktanya dan ceritanya secara detil.
Faktor Penghambat:
Melalui animasi film pendek, cerita hanya disampaikan secara garis besar.
Masih kurangnya bahan film yang mengangkat masalah yang sama secara detil walaupun sudah pernah di angkat secara singkat dalam film film lainnya.
2.6 Analisa Target Audience
Target primer dalam Film Pendek Roro Jonggrang ini adalah anak anak dan remaja, kelas menengah keatas, pria dan wanita, mempunyai hobi menonton terutama film animasi. Sedangkan target sekunder untuk Film Pendek Roro Jonggrang adalah semua masyarakat yang senang dan tertarik dengan dongeng anak anak.
BAB 3
MASALAH DAN TUJUAN DESAIN
3.1 Identifikasi Masalah
Masih kurang berkembangnya dunia perfilman di Indonesia terutama dalam bagian 3D Animasi
Semakin dibutuhkan cerita cerita yang mendidik masyarakat untuk meningkatkan moralitas masyarakat
3.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara merancang dan mengkomunikasikan sebuah film animasi pendek dongeng “Roro Jonggrang” dengan pendekatan baru yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.
3.3 Tujuan Desain Animasi
Tujuan yang hendak dicapai adalah:
Menciptakan film animasi pendek yang menghibur dan memiliki nilai moral yang bias disampaikan
Memberikan sentuhan baru pada dunia perfilman 3D Indonesia
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori a. Teori komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
b. Teori Sinematografi dan Fotografi
Sinematografi (dari bahasa Yunani: kinema - κίνηµα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam") adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema. Sinematografi sangat erat hubungannya dengan seni fotografi tetap.Banyak kesulitan teknis dan kemungkinan-kemungkinan kreatif yang muncul ketika kamera dan elemen adegan sedang bergerak.
Penempatan sudut kamera juga berpengaruh pada kondisi psikologis penonton, contohnya adalah jika kita menggunakan High Angle – kamera lebih tinggi dari garis axis kamera , maka penonton akan diposisikan lebih tinggi dari subjek, hal ini yang membuat penonton merasa subyek lebih kecil baik secara fisik atau lebih rendah derajatnya dalam tatanan sosial. Pada film hal ini sering digunakan untuk memperlihatkan pengemis, rakyat jelata dsb. Sedangkan penggunaan Low Angle – Kamera lebih rendah dari garis aksis kamera, maka penonton diposisikan lebih rendah dari subjek, hal ini yang membuat
penonton merasa subjek lebih tinggi secara fisik atau lebih tinggi derajat nya dalam tatanan sosial. Hal seperti ini banyak kita temukan di film untuk memperlihatkan raja , hakim dsb. Kemudian ada juga yang disebut dengan Eye level – kamera sama tingginya dengan level subjek atau jika subjek berdiri / duduk kamera berada pada aksis yang sama dengan posisi subjek. Bisa dikatakan sebagai pandangan subjek ke subjek lain dalam sebuah potongan tapi bukan Point of View.
c. Teori Karakter Desain
Karakter desain merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan sebuah animasi. Karena melalui visual gambar, tokoh-tokoh yang akan dibuat haruslah memiliki ciri-ciri dari sifat yang ingin disampaikan dari cerita tersebut.
d. Teori Warna
Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya.Masing-masing warna mampu memberikan respons secara psikologis.Molly
E. Holzschlag, seorang pakar dalam warna, dalam bukunya Creating Color Scheme
membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya, hal ini penting karena akan membangun mood dalam penceritaan.
e. Teori Audio/Sound Effect
Sound Effect digunakan untuk menekankan artistik, keseruan, menegangkan dari suatu
film, acara televisi, animasi, videogameatau bahkan suatu titik kreatif tanpa menggunakan dialog atau musik.
f. Teori Tipografi
Tipografi yang digunakan untuk judul-judul dalam poster, cover DVD, dll adalah tipe “Decorative/Digital”, yaitu jenis huruf yang digunakan untuk keperluan periklanan dan memberikan penekanan. Tipe decorative yang kuno agar dapat menunjukkan karakter dan isi dari animasi film pendek “One Thousand Candi”.
One Thousand Candi
Basic dari font untuk “One Thousand Candi”kira kira4.2 Strategi Kreatif/Komunikasi a. Fakta
Masyarakat mulai melupakan cerita rakyat local dan lebih memperhatikan dongeng dongeng barat.
b. Masalah yang akan dikomunikasikan
Menceritakan kembali sebuah dongeng kebudayaan yang sudah ada namun belum diketahui secara luas, dengan sedikit improvisasi agar bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
c. Tujuan Komunikasi
MenyajikanFilm “One Thousand Candi”dalam Animasi Pendek yang lebih menarik, mudah diterima oleh masyarakat Indonesiaserta memiliki nilai jual dan dapat diingat oleh masyarakat.
d. Target Audience
Yang menjadi target audience dari animasi pendek ini adalah: a. Demografis
Jenis Kelamin :Semua jenis
Usia : 13tahun keatas
Agama : Semua agama
Pendidikan :SD keatas
Kelas Ekonomi: Menengah keatas b. Geografis
Wilayah : Pulau Jawa
Domisili : Kota dan pinggiran kota c. Psikografis
Tertarik terhadap film kartun / animasi
Mempunyai hobi menonton film dan mendengarkan cerita
Tertarik dengan peninggalan sejarah
Menyukai dongeng dongeng
e. Premis/Keyword
Cinta, Pengorbanan, Janji
f. Nama Animasi Pendek
“One Thousand Candi”
g. Storyline/Sinopsis
Dikisahkan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka, sang raksasa dan anak buahnya, ditemani dengan penasihatnya yang cantik Patih Gupala, dan anak raksaa tersebut Roro Jonggrang. Dikarenakan dari keserakahan penasihatnya akan kekuatan dan kekuasaan, Prabu Baka ditipu untuk menyerang kerajaan tetangganya yaitu kerajaan Pengging yang subur dan makmur. Dengan maksud ingin membunuh Prabu Baka dalam medan perang, Patih Gupala pun membujuk Prabu Baka untuk perang. Kalah di medan perang, Patih Gupala mendapatkan keinginannya, yaitu membunuh Prabu Baka, namun Kerajaan Pengging membalas datang menyerang kerajaan Baka dan merebut semuanya.
Roro melihat semua itu lari dan tumbuh dewasa diluar kerajaan, dan jatuh cinta saat bertemu dengan putra mahkota kerajaan Pengging, tanpa mengetahui itu, Patih Gupala pun kembali muncul dan melihat adanya kesempatan dari kejadian ini memaksa Roro untuk menerima lamaran dari Bandung. Roro ditengah kebingungannya memutuskan harus melindungi Bandung dari Patih Gupala, memberikan syarat yaitu ingin dibangunkan 1000 candi yang sangat mustahil untuk dicapai, agar Bandung mundur dengan sendirinya, dan Patih Gupala kehilangan kesempatan untuk membunuh Bandung.
Patih Gupala tidak menyerah begitu saja, membantu Bandung membangun 1000 candi, namun Roro yang pandai mengganggu mereka sehingga mereka gagal
membangun candi ke 1000 dalam waktu yang dijanjikan. Patih Gupala tau Roro yang mengganggu, mengamuk dan menyihir Roro.Bandung tidak tinggal diam, Patih Gupala yang ingin menyihir Bandung juga terkena sihirnya sendiri karena pantulan pedang Bandung.Patih Gupala menjadi patung di candi ke 1000 itu dan Roro kembali dari wujud patungnya akibat kalahnya Gupala. Akhirnya mereka pun hidup berbahagia.
Selesai.
4.3 Strategi Desain
4.3.1 Manner mood/Tone/Look
Mood yang ingin ditampilkan pada film animasi pendek ini lebih mengarah pada suasana mistis, kuno, dan cerah untuk 3d animasinya.Dikarenakan targetnya adalah para remaja.Sedangkan untuk environmentnya, warnanya lebih terang, dengan unsur seperti berkabut untuk kedalamannya.
4.3.2 Strategi Verbal dan Audio
Animasi film pendek ini adalah menggunakan verbal yang minim dalam berkomunikasi. Namun, untuk mempermudah penonton mengerti maksud yang akan disampaikan, penulis menggunakan music dan sound effect untuk menambahkan suasana tenang, tegang, marah, dan lain-lain. Penggunaan suara hanya digunakan minim untuk menghindari kelemahan dari rekaman suara karena tidak adanya pembaca dialog yang handal.
4.3.3 Strategi Visual 4.3.3.1 Karakter
Film ini didukung oleh dua karakter utama.Dan dua belas karakter pendukung.Dan semua karakter-karakter tersebut akan menggunakan gaya semi realis seperti yang dibahas sebelumnya. Berikut profilnya:
a.Karakter utama
1. Roro Jonggrang
Putri dari raja kerajaan Baka yang pintar namun baik hati 2. Bandung Bondowoso
Putra dari Raja Pengging yang akhirnya menduduki Kerajaan Baka, sedikit bodoh tapi polos dan pemberani, tergila gila pada Roro.
b. Karakter pendukung 1. Prabu Baka
Terlalu sayang dengan putrinya sehingga mudah dibohongi Patih Gupala
2. Patih Gupala
Penasihat cantik yang haus akan kekuatan dan kekuasaan karena harus berada dibawah perintah raksasa yang polos dan bisa menyihir
3. Para prajurit
Setia dengan Prabu Baka, dan melanjutkan kesetiaannya kepada Raja Baka, yang menduduki Kerajaan Baka.
4.3.3.2 Environment
Berdasarkan pembahasan diatas yang mengenai, looks dari animasi film pendek ini akan menggunakan komposisi 2D layer dan 3D layer, dan cerita tentang “One Thousand Candi” ini diadaptasi dari cerita legenda Yogyakarta, environment pada animasi ini akan diadaptasi dari keadaan suatu kerjaan dijaman kuno yang masih memiliki nilai seni yang tinggi.
4.4 Strategi Media
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan data yang diperoleh dari target audience, untuk mencapai hasil yang maksimal, maka media utama yang digunakan untuk Animasi Film Pendek “One Thousand Candi” adalah DVD video dengan frame rate 25 FPS, dengan resolusi layar 1280x720.
Media lain yang akan dipertimbangkan sebagai pendukung, antara lain: a. Packaging DVD
Packaging merupakan hal terpenting tidak boleh dianggap remeh, karena masyarakat kurang lebih akan menilai baik buruknya sebuah produk dari tampilan
luarnya. Semakin bagus packagingnya, akan semakin menarik. Desain packaging DVD merupakan turunan dari posternya.
b. Poster
Poster promosi film merupakan media terbaik untuk menuangkan intisari sebuah film. Poster dibuat untuk menarik perhatian masyarakat dan memberikan bayangan kepada masyarakat akan film yang akan dibuat.
c. Standing Banner
Sebuah bentuk promosi dari film animasi pendek yang akan dibuat, sehingga masyarakat mengetahui gaya film yang akan diceritakan dan genrenya.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
5.1 Sinopsis
Bandung yang tergila gila pada Roro akhirnya pun melamar Roro dengan memberanikan dirinya. Roro ingin menerimanya. Namun ia tahu, apabila ia menerima lamaran Bandung, itu akan mendatangkan malapetaka bagi Bandung. Gupala yang merupakan penasihat Raja Baka terus berada disamping Roro memperhatikan gerak gerik Roro. Dengan berat hati Roro harus mengiyakan lamaran tersebut, tapi dengan akalnya ia pun menyiasati lamaran tersebut. Sehingga apabila Bandung ingin menikahi Roro, ia harus membangun seribu candi untuk dirinya. Bandung dan Gupala pun bersatu untuk membangun seribu candi tersebut dalam 1 hari. Namun diganggu Roro, sehingga pembangunan candi tersebut kurang cepat, walaupun hanya kurang 1 candi saja. Gupala yang marah karena tau akan hal tersebut mengutuk Roro dan berniat untuk menyihir Bandung juga agar kerajaan Bandung menjadi miliknya. Sayang sekali, Bandung yang menahan sihirnya dengan pedang akhirnya memantulkan sihir Gupala dan Gupala yang menjadi batu. Roro dan Bandung pun hidup berbahagia.
5.2 Treatment
Treatment cerita terdiri dari tiga bagian yaitu opening, isi, dan ending.
a. Opening
Berisi tentang pengenalan masalah dan karakter.
b. Isi
Menceritakan sejarah kembali bagaimana pertemuan Roro dan Bandung, juga konflik yang diderita Roro saat dilamar Bandung, yang akhirnya Roro memutuskan untuk memberikan syarat pembangunan seribu candi.
c. Ending
Pembangunan Candi tidak selesai dan mencapai klimaks di pertempuran Gupala dengan Roro dan Bandung.
5.3 Karakter
5.3.1 Karakter Utama a. Roro Jonggrang
Seorang putri yang baik hati dan cerdas
Gambar 5.1 Roro Jonggrang
b. Bandung Bondowoso
Seorang pangeran dari kerajaan Pengging yang ingin sekali menikahi Roro.
5.3.2 Karakter Pendukung
a. Gupala
Penasihat yang bias menyihir dan ingin mengusai tahta kerajaan.
Gambar 5.3 Gupala
b. Prajurit
Setia membantu Bandung dan melindunginya.
5.3.3 Characters Comparison
Gambar 5.15 Perbandingan Karakter
5.4 Environment
5.7 Poster
Gambar 5.26 Poster “One Thousand Candi”
5.11 Screenshots
5.12 Spesifikasi Visual
Spesifikasi Visual “One Thousand Candi”, yaitu : Ukuran : 720x576 px (PALD1/DV)
Durasi : 4 menit 09 detik
Fungsi Film : Dibuat untuk menghibur sekaligus memberikan informasi dan wawasan tentang moralitas dan cinta.
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan
Film Animasi sudah sangat berkembang di berbagai Negara dan diminati oleh penonton dari berbagai umur, dapat digunakan sebagai fasilitas untuk mengajarkan moralitas kepada masyarakat dan menyampaikan pesan tersirat yang di terima dalam bentuk yang lebih menyenangkan, untuk itu harus terus dikembangkan sehingga bias dimanfaatkan secara maksimal, Film One Thousand Candi ini ingin menyampaikan bahwa harta kekuasaan bukanlah segalanya, akan tetapi dengan cinta dan pengorbanan akan muncul dunia yang lebih indah dan bahagia.
Cerita rakyat Indonesia masih ada banyak ragamnya yang belum diketahui oleh masyarakat luas, akankah baiknya apabila kita meneliti lebih jauh dongeng dongeng Indonesia yang unik adanya untuk diolah menjadi tontonan menarik yang memiliki nilai seni dan pesan moral yang baik.
6.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan setelah menyelesaikan animasi film pendek dengan judul “One Thousand Candi” ini yaitu agar dalam menyampaikan informasi khususnya kepada anak-anak dan para remaja hendaknya dapat lebih dipersingkat dan dibuat semenyenangkan mungkin agar dapat lebih mudah menangkap maksud/pesan tersebut.
DAFTAR ISTILAH
Animasi
Film yang bergerak dan dibuat sudah dengan campur tangan computer. Sinematografi
Ilmu yang mempelajari tata letak dan peletakan objek dalam kamera agar enak untuk dilihat.
Treatment
Alur cerita film dalam garis besar yang biasanya ditulis terlebih dahulu. Properti
Alat alat yang dibuat dalam film animasi yang dipergunakan karakter didalam film tersebut.
Environment
Lingkungan dalam film animasi yang dijadikan tempat karakter melakukan adegan filmnya.
Screenshots
Cuplikan cuplikan dari cut yang ada di film yang difoto untuk dilampirkan. Reference
DAFTAR PUSTAKA
Sumbi Sambangsari. (2008). Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Wahyu Media, Jakarta. Monika Cri Maharani. (2010). Cerita Rakyat Asli Indonesia Dari 33 Provinsi. Cikal Aksara, Jakarta.
Bonnie, S., Adhicipta, R.W. (2009). Mastering Chibi Character. PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Adi Kusrianto. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual.Penerbit Andi, Yogyakarta Richard Williams. (2003). The Animator’s Survival Kit. File PDF
Februari 2012,http://en.wikipedia.org/wiki/Rara_Jonggrang_(legend) Maret 2012, http://en.wikipedia.org/wiki/Prambanan Maret 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng April 2012, http://en.wikipedia.org/wiki/Cinematography April 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_visual April 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi