• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI. Gambar 1. Peta Pulau Sumatra. F. Valentijn, DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI. Gambar 1. Peta Pulau Sumatra. F. Valentijn, DAFTAR ISI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DOC 7 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI ASIA – EROPA

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

DAFTAR ISI

1 Pengantar 2

2 Transkripsi dari teks bahasa Belanda 7

3 Terjemahan bahasa Indonesia 9

4 Kolofon 11

5 Gambar folio 12

Surat dari Raja Johor, Abdul Jalil Shah IV

(1699-1720), kepada Gubernur Jenderal

Abraham van Riebeeck, 26 April 1713

Gambar 1. Peta Pulau Sumatra. F. Valentijn, 1726.

www.ssejarah-nusantara.anri.go.id

(2)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

1 Pengantar

Peter Borschberg, “Surat dari Raja Johor, Abdul Jalil Shah IV (1699-1720), kepada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck, 26 April 1713”. Dalam: Harta Karun. Khazanah Sejarah Indo-nesia dan Asia-Eropa dari Arsip VOC di Jakarta, dokumen 7. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2013.

OLEH PETER BORSCHBERG

Kesultanan Johor lama yang terkadang juga dise-but Kesultanan Johor-Riau, didirikan di paruh pertama abad ke-16 oleh sultan Melaka yang digu-lingkan, yang kemudian memerintah bersama dengan para ahli warisnya. Di antara kerajaan-kerajaan serta para penguasa Melayu, Johor meru-pakan salah satu dari kekuatan politik atau negara yang bersaing ketat untuk memantapkan peran-nya sebagai ahli waris Melaka; demikian pula keti-ka keti-kawasan tersebut mulai dikuasai oleh kekuatan kolonial Eropa. Hinga akhir abad ke-16, penguasa-nya terkadang juga disebut “Kaisar dari Para Raja Melayu”.1

Di puncak kemasyhuran dan kewibawaan-nya antara akhir abad ke-16 dan awal abad ke-18, kesultanan Johor-Riau menerima sumpah keseti-aan dari masyarakat yang tinggal di seluruh kawa-san geografik yang mengekawa-sankan yang merentang bagian-bagian selatan Jazirah Melayu, Kepulauan Riau (termasuk Singapura masa kini), kepulauan Anambas, Tambelan dan kelompok pulau Natuna,

kawasan di sekitar Sungai Sambas di Kalimantan barat-daya dan Siak di Sumatra tengah-timur.2 Selain itu, kesultanan Johor-Riau juga menyata-kan bahwa orang-orang yang diperintah oleh para penguasa Kampar, bendahara Pahang dan Tereng-ganu adalah kawulanya. Di antara para sekutunya di awal abad ke-17, terdapat Champa yang kewi-bawaannya meliputi Vietnam selatan masa kini. Penguasa Champa sudah memeluk agama Islam dan menjalin hubungan resmi dengan Johor pada tahun 1606 atau sekitarnya; hubungan akrab ter-sebut dipertahankan selama beberapa dasa warsa.3 Kompleksitas aneka ragam penduduknya dan juga rentang geografisnya telah membentuk ciri kesultanan Johor-Riau yang merupakan sebuah kekuatan politik yang luas dan juga menjelaskan dua segi yang khususnya menarik dalam konteks masa kini; pertama, politik kesultanan Johor-Riau rumit serta multi-polar, kendati hal itu dapat diperdebatkan. Ciri kekuatan politik atau negara Melayu dalam kurun waktu pra-modern adalah bahwa para penguasanya mencurahkan perhatian kepada masyarakatnya dan tidak pada lahan atau kawasan, dan struktur kesetiaan penduduknya bersifat mengalir, tidak tetap.4 Hal itulah yang dinilai sangat menantang oleh para pengamat Eropa untuk memahaminya. Oleh karena rasa kesetiaan di antara para penduduknya cair, maka terdapat banyak kawasan abu-abu di dalam sebu-ah rentang geografis negara, terutama di kawasan

1

P. Borschberg, “Jacques de Coutre as a Source for the Early 17th Century History of Singapore, the Johor River, and the Straits”,

Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, 81.2 (2008), 90 note 97; Borschberg, The Singapore and Melaka Straits: Violence, Security and Diplomacy in the 17th Century, Singapore and Leiden: NUS Press and KITLV Press, 2010, 226, 323 note 155.

2 M.A.P. Meilink-Roelofsz, Asian Trade and European Influence in the Indonesian Archipelago between 1500 and about 1630. The

Hague: Martinus Nijhoff, 1962, 139, menyatakan bahwa kewibawaan sultan Johor meliputi kawasan yang lebih kecil.

3 Terkait Champa di awal abad ke-17, lihat pula I.A. Taveres Mourão, Portugueses em Terras do Dai-Viêt (Cochinchina e Tun Kim),

1615-1660, Macao: Instituto Português do Oriente and Fundação Oriente, 2005, 40-7.

4

(3)

3 DOC 7 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI ASIA – EROPA

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

PENGANTAR

perbatasan: sudah menjadi rahasia umum bah-wa para datuk dan maharaja memberi upeti serta menyatakan kesetiaan kepada lebih dari seorang maharja pada waktu yang sama. Dengan memba-ca cermat bahan-bahan yang tertulis dalam baha-sa Belanda, maka kita dapat melihat bahwa telah muncul sebuah wilayah yang bermasalah antara Kompani (VOC) dengan Johor dalam dua dasa-warasa pertama abad ke-18, yaitu menyangkut sebuah kawasan luas yang dikenal dengan nama Patapahan. VOC menyatakan bahwa setiap tahun menyampaikan upeti dan penghormatan kepada Raja Minangkabau di Sumatra, sementara sultan Johor bersitegang dan menyatakan bahwa pendu-duk Patapahan tunpendu-duk di bawah kekuasaannya.5

Secara keseluruhan, kesultaanan Johor-Riau menjalin hubungan bersahabat dengan VOC sejak awal tahun 1600, dimulai dengan membuat sebu-ah persekutuan ad hoc antara Sultan Ala’udin Ri’ayat Shah III dengan laksamana Belanda Jacob van Heemskerk. (1567-1807) Johor merupakan salah satu di antara kekuatan-kekuatan Asia yang pertama kali mengutus sebuah misi diplomatik ke Republik Belanda di tahun 1603.6 Ketika tiga tahun kemudian para utusan kedutaan Johor itu kembali dengan selamat menumpang armada Lak-samana Matelieff, dua buah perjanjian resmi dira-tifikasi antara Johor dan VOC di bulan Mei dan September 1606.7

Menjelang akhir abad ke-17, terjadi pembunuh-an pada tpembunuh-anggal 3 September 1699 atas Mahmud Shah II (1685-1699) yang berperi laku aneh dan tidak berketurunan, yang bersangkutan meru-pakan penguasa Johor terakhir dari garis

ketu-runan Melaka. Atas nasehat paman almarhum sultan Mahmud, yaitu Tumenggung Muar, maka para orang kaya memutuskan untuk menyatakan sepupu Mahmud, yaitu Bendahara Abdul Jalil, untuk menduduki tahta Johor; beliau kemudi-an memerintah dengkemudi-an nama Abdul Jalil Shah IV (memerintah 1699-1720). Namun, di beberapa kalangan di Johor, muncul kesangsian dan bebera-pa di antara mereka memanfaatkan peluang. Para orang laut yang tidak puas karena berpendapat bahwa pengangkatan bendahara menjadi sultan tidak dilakukan sesuai yang semestinya.8 Orang Bugis yang sudah menetap di Johor dan menjadi semakin mapan di paruh kedua abad ke-17 sela-ma peperangan di Jambi, mereka mesela-manfaatkan kesempatan yang disodorkan oleh krisis pewaris-an takhta dengpewaris-an menuntut lebih bpewaris-anyak kekua-saan untuk Raja Muda Bugis (alias Yang di Pertuan Muda, “raja muda”) Ketidakpastian serta kemu-rungan yang mencuat akibat penetapan mantan bendara sebagai penguasa Johor yang baru, telah menimbulkan sejumlah kerusuhan yang semakin meningkatkan ketidak-pastian dan merupakan ancaman besar dari dalam di Johor-Riau. Selain dari itu, aksi angkatan laut Siam di lepas pantai Terengganu yang katanya ditujukan terhadap para perompak, telah membuat para pejabat Johor ber-siap-siaga untuk bertindak dan juga karena dipi-cu oleh penguatan benteng-benteng (khususnya di Bintan dan sekitarnya). Timbul kekhawatiran bahwa Johor tidak lama lagi akan menjadi sasaran dalam kampanye angkatan laut baru dari Siam.9

Pertimbangan-pertimbangan tersebut menga-rah kepada isi dokumen yang kita bahas sekarang.

5 Andaya, L.Y., The Kingdom of Johor, 1641-1728: Economic and Political Developments. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1975,

222-223.

6 Borschberg, The Singapore and MelakaStraits, 122.

7 F.W. Stapel and J.E. Heeres, eds., “Corpus Diplomaticum Neërlando-Indicum. Verzameling van politieke contracten en verdere

verdragen door de Nederlanders in het Oosten gesloten, van privilegiebrieven, aan hen verleend, enz.”, eerste deel (1596-1650),

Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch Indië, 57 (1907): 45-47.

8 Concerning this episode, see E. Netscher, De Nederlanders in Djohor en Siak (Batavia: Bruining & Wijt, 1870), hh. 47 dst.

(4)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A PENGANTAR

Di awal dasawarsa kedua abad ke-18, hubungan bersahabat yang sudah berlangsung lama antara VOV dengan Kesultanan Johor-Riau mendapat tekanan. Titik api yang langsung timbul dalam hubungan yang mengalami tekanan adalah penaf-siran berbeda atas ayat 3 perjanjian VOC-Johor yang dimeterai tahun 1689.10 Raja Muda menolak bahwa warga bebas Belanda dari Melaka diper-bolehkan masuk ke kawasan Sungai Siak untuk berdagang, dan juga menolak kehadiran mereka di Patapahan. Ayat 4 dari perjanjian 1689 meng-izinkan “kapal dari Melaka” untuk singgah dan berdagang di Patapahan dengan membayar pajak kepada shabandar Johor. Dari pihak Johor, mereka berpendapat bahwa ayat 3 menetapkan yang ber-hak untuk datang dan berdagang di Siak hanyalah untuk VOC, dan tidak untuk warga bebas Melaka, dan mereka juga menyatakan bahwa rakyat Pata-pahan adalah kawula Johor. VOC tidak sepakat dan mengatakan bahwa rakyat Patapahan membayar

upeti kepada raja Minangkabau dan tidak kepada penguasa Johor. Ketegangan semakin memuncak di kedua pihak dan masing-masing pihak menyita kapal-kapal dagang dengan berbagai alasan. VOC sangat berkeinginan untuk menyelesaikan masa-lah tersebut dan mengutus sebuah tim negosiasi ke Johor untuk mencari jalan keluar dari kebun-tuan tersebut dan untuk menegosiasikan sebuah perjanjian baru dengan Johor. Para utusan Belanda berangkat menuju Johor awal Januari 1713, mem-bawa instruksi yang jelas dan tegas dari gubernu Belanda untuk memperoleh kebebasan masuk dan melakukan perdagangan bebas baik untuk VOC maupun untuk penduduk Melaka di Siak. Raja Muda sangat tersinggung, tidak hanya oleh kegigihan para utusan Belanda yang menghendaki negosiasi baru atas sejumlah ayat dalam perjan-jian, tetapi beliau juga sangat terusik karena para utusan Belanda dengan gamblang memerlihatkan bahwa mereka tidak mau mengikuti tata cara

dip-10 Netscher, De Nederlanders in Djohor en Siak, 46.

(5)

5 DOC 7 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI ASIA – EROPA

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

PENGANTAR

lomatik Melayu. Raja Muda mengeluhkan ung-kapan-ungkapan yang pendek serta bahasa yang sangat menyinggung dalam surat-surat gubernur Melaka, dan untuk menutupi kedudukannya yang goyah selama bernegosiasi maka sejumlah pihak disalahkan termasuk penerjemah yang dikatakan tidak memahaminya.11

Raja Muda juga tersinggung oleh Belanda teta-pi perihal lain: teta-pihak Belanda mulai memungut pajak dari kapal-kapal Johor di Melaka – menurut ayat 3 perjanjian 1689 mereka dengan tegas dibe-baskan dari biaya-biaya semacam itu – dan Belan-da juga telah menyita sebuah kapal Johor di lepas pantai Coromandel di India. Tindakan-tindakan seperti itu sangat menghina dalam kontkes kebu-dayaan Melayu karena bermakna bahwa pihak Belanda telah merendahkan nama atau nama baik, dan sebuah nama baik sangat penting untuk mar-tabat raja dan merupakan pahala penting di alam baka.12 Dalam laporan-laporan Belanda dikabar-kan bahwa pihak Johor mencegah kapal-kapal Jawa berlabuh di Melaka, dan sebaliknya menyu-ruh mereka kembali ke pelabuhan Riau (Tanjung Pinang dewasa ini di pulau Bintan).13

Hal ini, ditambah dengan keengganan ber-negosiasi dengan pejabat-pejabat Belanda yang masih muda, mendorong Raja Muda untuk meng-dakan negosiasi langsung dengan Batavia. Sebuah utusan resmi yang dipimpin Laksamana Seri Nara di Raja dari Johor tiba di Batavia pada tanggal 26 April 1713. Surat dari Abdul Jalil IV yang ditujukan kepada Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck (1709-1713) diserahkan. Dalam surat tersebut

sultan mengutarakan rasa hormatnya serta rasa kasihnya yang besar dan mendalam terhadap VOC dan mengingatkan kedua pihak pada hubung-an timbal balik mereka yhubung-ang sudah berlhubung-angsung lama dan berawal di permulaan abad ke-17. Sultan juga memanfaatkan kesempatan ini untuk kem-bali menyatakan tafsirnya atas ayat 3 dalam per-janjian Johor-VOC 1689 dan menjelaskan bahwa hak untuk bebas masuk dan berdagang diberikan kepada orang Belanda di Siak sangatlah diba-tasi dan hanya diperuntukkan bagi kompeni dan bukan kepada warga bebas atau penduduk Melaka. Kemudian ada masalah dengan kapal yang dicegat di Pesisir Coromandel di India. Pihak Belanda ber-janji akan mengembalikan kapal beserta muatan-nya yang telah disita itu.14

Sultan memertaruhkan sejumlah kepentingan yang sulit dan beliau paham benar tentang kedu-kannya yang sukar dalam negosiasi tersebut. Sela-in merupakan tawaran, maka pujiannya terhadap persahabtan dengan VOC sangat bertentangan dengan ancaman-anacaman yang dilontarkan sebelumnya oleh Raja Muda yang berusaha mem-buat sebuah perjanjian baru dengan pihak Peran-cis – salah satu musuh Republik Belanda selama Perang Pewarisan Tahta Spanyol (1701-1714). Sejak awal abad ke-18, Perancis telah mengonsolidasi-kan kepentingan mereka di kawasan sekitar Teluk Benggala, termasuk juga khususnya Tenasserim dan Kedah. Nampaknya, perdagangan dengan luar negeri di Raiu, tidaklah berkembang pesat pada waktu itu dan bahkan mungkin telah men-dapat dampak buruk dari perang Eropa. Selain

11 Andaya, The Kingdom of Johor, 220-225.

12 Andaya, The Kingdom of Johor, 226; terkait pencarian atau penentuanr nama oleh para penguasa Melayu, lihat A.C. Milner,

Kerajaan, 104-6, dan Milner, The Malays. Oxford: Wiley-Blackwell, 2008, 66-7; also J.H. Walker, “Autonomy, Diversity, and

Dissent: Conceptions of Power and Sources of Action in the Sejarah Melayu (Raffles MS 18)”, Theory and Society, 33.2 (2004), 213.

13 W.Ph. Coolhaas, ed., Generale Missiven van Gouvverneurs-Generaal en Raden aan Heren XVII der Verenigde Oostindische

Compagnie, jld. VI (1698-1713). The Hague: Martinus Nijhoff, 1976, 901, report of Van Riebeck, etc. to the Heren XVII, 13 January,

1713.

(6)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A PENGANTAR

itu, bukan merupakan langkah bijak untuk men-jauhkan Belanda ketika menghadapi kemungkin-an penyerkemungkin-angkemungkin-an dari Siam terhadap Johor. Kedu-dukan beliau dalam negosiasi sangat rapuh dan hal itu tercermin dalam permohonannya untuk mendapat izin untuk menambah muatan beras ke Johor. Laporan Gubernut-Jenderal Van Riebeek kepada para Direktur VOC tertanggal 13 Januari

1713, menyatakan bahwa antara 20 hingga 30 kepal Jawa telah membawa muatan beras dan garam ke berbagai pelabuhan di Johor, termasuk Bengkalis dan Lingga.15 Akan tetapi, permohonannya untuk muatan tambahan ditolak VOC dengan alasan bahwa terjadi petaka kelaparan di kawasan terse-but. Bengkalis dan, and Lingga.

(7)

INTERAKSI ASIA – EROPA

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

7 DOC 7

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

2 Transkripsi dari teks bahasa Belanda

Peter Borschberg, “Surat dari Raja Johor, Abdul Jalil Shah IV (1699-1720), kepada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck, 26 April 1713”.

UIT: DAGHREGISTERS VAN BATAVIA, 26 APRIL 1713 [BEGINNEND BIJ FOL. 230.]

Translaat Malaytse missive door den Koning van Johoor aan Zyn Edelheyt den Heer Gouverneur Generael Abraham van Riebeeck en de Heeren Raden van Nederlands India geschreven.

Desen brief van zuyvre en opregte vrindschap mitsgaders volkomen, en altoos duuren-de genegentheyt komt vanwegens Jang Di Partoewan Besar Siri Sulthan Abdul Djalil Ra Ayat Sjah bezitter en heerscher van den koningstroon van Johoor en Pahang, en alle de verdre daeronder gehorende [fol. 231] landen, aen onsen goeden vrind den Heere Gouverneur Generael tot Batavia, mitsgaders aen alle de Raden van India dewelk etc. Wijders maek ik bij desen aen den Heer Gouverneur Generael ende Raden van India bekent, alsdat ik voor tegenwoordig kome af te zenden den Orang Kaya Siri Maradi Radja en Orang Kaya Siri Bidji Wangsa, aen Radja Lila Poetra naar Batavia, omme den Heere Gouverneur Generael en de Raden van India te ontmoeten tot meer en meer aenbiedinge van d’onderlinge verbonden, en bontgenoodschap en tot bewijs van een hoogagting en vrindschap, mitsgaders om nader welstand van den Heer Gouverneur Generael te verneemen agtervolgens d’oude gewoontens opdat de bontgenoodschap geensints werde verandert of daeraen eenig misverstand of verschillentheyt toege-bragt maer integendeel dat deselve steets in zijn volle kragt bestendig en vereeuwigt blijft soo lange de son en maen haer schijnsels sullen komen te geeven, vermits de E. Compagnie en de Hollanders die boven of benedenswints zijn van overlange en al van oude tijden af mijne vrinden en die den gezamentlijke rijxgroten van Djohor geweest zijn en dat in een altoos wedersijdse vrindschap en hulpbewijsing in alle zaeken daer ’t behoorlijck en betamelijck is.

Voorts versoek ik om de hulp en gunst van de Heer Gouverneur Generael en de Raden van India om met partije buskruyt en kogels te mogen gerieft werden, en indien den Gouverneur Generael en de Raden van India aen mij haere hulpe en goedertierne [fol. 232] gunst gelieve te bewijsen aengaende den handel van Siak die door de Com-pagnie ten tijde van Datok Padoeka Radja is begeert, soo is ’t dat ik tegenwoordig maer eenelijk instantig versoeke dat den Heer Gouverneur Generael ende Raden van India dat vooreerst nog wat gelieven in te zien.

De reedenen waerom ik dusdanig na waerheyt en opregtigheyt dese betuyging komen te doen, is ten aansien van omdat de Compagnie en de Hollanders die soo boven als benedenswints zijn, van alle oude tijden opregte vrinden van de Djohoresen zijn geweest en met deselve steets in onderlinge vrindschap hebben geleeft sonder een

(8)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

TRANSKRIPSI DARI TEKS BAHASA BELANDA

eenig verschil aengaende de contracten en vrindschap te hebben gehad.

Aangaende de handelvaertuygen die met rijs van Java na Djohor ten handel willen komen, dierwegens heb ik gehoort dat deselve door de bedientens van de E. Com-pagnie die tot Java zijn daerin worden belet, welken wegen ik versoek dat den Heer Gouverneur Generael en de Raden van India gelieven te voorzien, dat die volkeren daerin niet belet maer toegestaen mogen werden om met believen en vergunninge van d’E. Compagnie en den Heer Gouverneur Generael en de Raden van India alle jaren met rijst na Djohor te komen, vermits de Hollanders en de Johoresen als één volk [fol. 233] zijn, dewelke zig nooyt van malkanderen gesepareert ofte eenig verschil gehad, maer altoos getragt hebben den regten weg te bewandelen.

Ik make bij desen aen den Heer Gouverneur Generael en de Raden van India bek-ent dat nu twee à drie jaren geleden, wij een kleyn scheepje hebben afgehuurt om ’tselve naer Mahmoor Bendar, Madras, Trenkabara, Nagoor, en Nagapatnam ten han-del te zenden, zijnde desselfs nachoda geweest, eenen Balappa Modliar dewelke de negotiegoederen zoo van mijn als die van Radja Moeda ontrent ten bedrage van 8000 rds. derwaerts gebragt heeft. Voorsz. scheepje hebben wij eerst na Malacca gezonden, en bij een brief van Radja Moeda aen den gouverneur tot Malacca laten versoeken, ingevalle ’t geschiede mogte men naer voorsz. 5 plaetzen ten handel gaen mogte, zijn E.E. ’tselve scheepje geliefde te laten vertrecken dog soo neen alsdng maer tot Malacca soude aenhouden. Edog den Gouverneur van Malacca heeft voornoemde scheepje na de genoemde plaetzen vergunt te varen, zijnde tegenwoordig gemelte Balacca Mod-liar weder op Djohoor gekomen en de geheele lading soo van mijn als [fol. 234] die van Radja Moeda is door den Gouverneur tot Nagapatnam geconfisqueert geworden, welkentwegen ik en alle de raadspersonen ten hoogsten verwondert zijn aengesien zulx geheel strijdig is, en aenloopt tegens den naem van bontgenoten. Indien den Heer Gouverneur Generael en de Raden van India haer hulp en gunste ’t mijwaerts gelieve te betoonen soo versoek ik dat soo ’t mogelijk is, dat alle die goederen wederom mogen gegeven werden, hebbende Radja Moeda bij een brief datzelve mede aen den Gouverneur van Malacca versogt, edog zijn E.E. daerop g’antwoort dat wij dat versoek ontrent den Gouverneur Generael en de Raden van India doen zoude. Wanneer den Orang Kaya Siri Mara Diradja den Orang Kaya Siri Biedji Wangsa en Radja Lila Poetra hare zaken behoorlijk tot Batavia verrigt hebben, zoo versoek ik dat dezelve ten eersten wederom na Djohor gezonden mogen werden, opdat ik ten spoedigste goede tijding mag bekomen.

Tot een teken van suyvre en opregte vrindschap zende ik hiernevens aen den Hr. Gouverneur Generael en de Raden van India ’t volgende als:

3 ps. zijde rollen gebloemde, 2 ps. zijde rollen met goud, 1 ps. zijde rollen roode, 1 ps. zijde groene, 2 ps zijde blauwe en,

(9)

INTERAKSI ASIA – EROPA

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

9 DOC 7

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

3 Terjemahan bahasa Indonesia

Peter Borschberg, “Surat dari Raja Johor, Abdul Jalil Shah IV (1699-1720), kepada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck, 26 April 1713”.

DARI: CATATAN HARIAN KASTIL BATAVIA, 26 APRIL 1713 [MULAI FOL. 230.]

Terjemahan surat dalam bahasa Melayu dari Raja Johor kepada Yang Mulia Tuan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck dan Para Anggota Dewan Hindia Belanda.

Surat ini berisi salam persahabatan yang tulus dan murni serta kasih sayang abadi dari Yang Di Pertuan Besar Sri Sultan Abdul Djalil Ra Ayat Syah, pemilik dan penguasa tahta kerajaan Johor dan Pahang serta semua kawasan yang termasuk di dalamnya [fol. 231],dan ditujukan kepada sahabat baik kami, Tuan Gubernur Jenderal di Bagtavia ber-sama semua anggota Dewan Hindia, dsb.

Selanjutnya, bersama ini saya memberitahukan Tuan Gubernur dan Para Anggota Dewan Hindia bahwa pada saat sekarang ini saya telah mengutus Orang Kaya Sri Maradi Raja dan Orang Kaya Sri Biji Wandsa dan Raja Lila Putra ke Batavia, untuk menemui Tuan Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia, demi untuk mempererat ikatan serta persekutuan antara kita sebagai bukti rasa hormat dan per-sahabatan kami, serta demi untuk mengetahui keadaan Tuan Gubernur Jenderal, dan sesuai kebiasaan lama kami berharap semoga persekutuan kami tidak berubah atau pun terganjal kesalah-pahaman apa pun, namun sebaliknya semoga persekutuan itu masih tetap terjaga dan diabadikan, selama matahari dan bulan masih memancarkan sinarnya, oleh karena Kumpeni dan Orang-orang Belanda Yang Mulia sejak dahulu kala diatas maupun dibawah angin merupakan sahabat-sahabat saya serta para pen-guasa Johor dan kita senantiasa terikat dalam persahabatan dan semangat saling mem-bantu dalam segala hal yang baik dan pantas.

Selanjutnya, saya mohon bantuan dan jasa baik Tuan Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia semoga berkenan memberikan sejumlah bubuk mesiu dan peluru, kemudian apabila Tuan Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia berkenan memberikan perolongan serta jasa baik [fol. 232] terkait perdagangan dengan Siak yang diinginkan oleh Kumpeni ketika Datuk Paduka Raja berkuasa, maka dewa-sa ini dewa-saya hanya ingin mengemukakan sebuah permohonan dewa-saja yang semoga Tuan Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia berkenan mempelajari serta mempertimbangkannya.

Alasan mengapa saya mengemukakan hal ini secara benar dan jujur adalah karena Kumpeni dan orang-orang Belanda yang diatas maupun dibawah angin sejak dahulu kala merupakan sahabat sejati orang Johor dan senantiasa hidup dalam semangat per-sahabatan timbal-balik tanpa ada perselisihan seputar kontrak dan perper-sahabatan terse-but.

(10)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA

Sehubungan dengan kapal-kapal dagang yang bermuatan beras dari Jawa dan hen-dak berlayar ke Johor, saya telah mendapat tahu bahwa kapal-kapal tersebut telah dila-rang oleh Kumpeni Yang Mulia dan oleh sebab itu saya mohon kepada Tuan Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia agar mengijinkan rakyat bersangkutan tidak dihalangi melainkan diperbolehkan dengan izin dari Tuan Gubernur dan Para Anggota Dewan Hindia untuk senantiasa berlayar ke Johor membawa beras, oleh karena orang-orang Belanda dan orang-orang-orang-orang Johor merupakan satu bangsa [fol. 233], yang tidak per-nah terpisahkan satu dari yang lain atau pun berselisih melainkan senantiasa berusaha menapaki jalan yang benar.

Bersama surat ini saya memberitahukan Tuan Gubernur Jenderal dan Para Anggo-ta Dewan Hindia bahwa dua hingga tiga Anggo-tahun lampau, kami telah menyewa sebuah kapal kecil dan mengutusnya untuk berdagang ke Mahmoor Bendar, Madras, Treb-javaram Bagiir dab Nagapatnam dengan nakhoda, seorang bernama Balappa Modliar yang telah mengangkut ke tempat-tempat tersebut barang dagangan milik saya serta milik Raja Muda senilai sekitar 8000 ringgit. Kapal tersebut kemudian kami utus ke Malakka membawa serta sebuah surat dari Raja Muda yang ditujukan kepada Guber-nur Malakka dengan permohonan, apabila diperkenankan untuk pergi berdagang ke 5 tempat tersebut, dan semoga Yang Mulia berkenan mengijinkan kapal kecil itu untuk meneruskan perjalanan, dan apabila tidak, agar menahannya di Malakka. Akan teta-pi, Gubernur Malakka telah mengizinkan kapal bersangkutan untuk terus berlayar ke tempat-tempat tersebut dan kini Balacca Modliar yang disebutkan tadi telah kembali di Johor sementara seluruh muatannya, baik yang milik saya maupun [fol. 234] yang milik Raja Muda telah disita oleh Gubernur Nagapatnam, yang membuat saya bersa-ma semua petinggi sangat terheran oleh karena hal tersebut sabersa-ma sekali bertentangan dengan persekutuan kami. Apabila Tuan Gubernur Jenderal dan para Anggota Dewan Hindia berkenan memberikan bantuan serta jasa baik kepada saya, maka bersama ini saya mohon sejauh mungkin, agar semua barang-barang tersebut dapat diberikan kepada saya, dan melalui sebuah surat, Raja Muda juga memberitahukan hal sama kepada Gubernur Malakka, namun Yang Mulia menjawab bahwa permohonan kami harus ditujukan kepada Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia. Apabila Orang Kaya Sri Mara Diraja dan Orang Kaya Sri Biedji Wangsa serta Raja Lila Poetra sudah selesai melaksanakan tugas mereka dengan baik di Batavia, maka saya mohon agar mereka segera diutus pulang ke Johor, agar supaya saya dapat memperoleh kabar baik secepatnya.

Sebagai tanda persahabatan murni dan tulus, maka bersama ini saya memberikan kepada Tuang Gubernur Jenderal dan Para Anggota Dewan Hindia:

3 gulung kain sutra bermotif bunga, 2 gulung kain sutra dengan benang emas, 1 gulung kain sutra merah,

1 gulung kain sutra berwarna hijau, 2 gulung kain sutra berwarna biru dan,

1 gulung kain sutra warna jingga, yang semuanya saya mohon dapat diterima dengan suka cita.

(11)

INTERAKSI ASIA – EROPA

3.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

11 DOC 7

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

4 Kolofon

Judul Penyunting utama Koordinator kegiatan Riset arsip Sumber arsip Riset illustrasi Sumber illustrasi Transkripsi

Terjemahan bahasa Indonesia

Terjemahan bahasa Inggris

Kata pengantar Penyunting akhir Tata letak Tanggal terbit Kategori harta karun ISBN

Hak cipta

Peter Borschberg, “Surat dari Raja Johor, Abdul Jalil Shah IV (1699-1720), kepada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck, 26 April 1713”. Dalam: Harta Karun. Khazanah Sejarah Indonesia dan Asia-Eropa dari Arsip VOC di Jakarta, dokumen 7. Jakarta:

Arsip Nasional Republik Indonesia, 2013. Hendrik E. Niemeijer

Yerry Wirawan, Muhammad Haris Budiawan Hendrik E. Niemeijer

ANRI HR 2538 fols. 230-234 Muhammad Haris Budiawan

1. Peta Pulau Sumatra. F. Valentijn, 1726.

http://digmap1.ist.utl.pt:8080/records/Map/html/ 410800ce180e63d5011812c34fff0009.html

2. Istana Sultan Johor, 2010.

http://www.pbase.com/bariq/image/41497670.jpg Risma Manurung

Tjandra Mualim Rosemary Robson Peter Borschberg

Peter Carey, Hendrik E. Niemeijer Beny Oktavianto

September 2013

3.5 Co-operations, Relations and Diplomacy. xxx-12345678910

(12)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

5 Gambar folio

Ini adalah halaman pertama dari dokumen asli. Semua folio yang dapat dilihat di website mela-lui Tab ‘Gambar’ di bagian Harta Karun atau dalam Koleksi Arsip Digital.

Gambar

Gambar 2. Istana Sultan Johor, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis merancang setting naskah Kura- kura dan Bekicot berada dalam sebuah rumah tua yang bertingkat yang sudah tidak dihuni akibat perang dunia ke dua,

Hasil studi ini mengkonfirmasi hasil studi Suprapti, dkk (2007) yang menyatakan bahwa kualitas jasa berpengaruh pada niat pemakaian ulang pelanggannya. Secara lebih

yang diperoleh menunjukkan penjajaran yang signifikan yang berarti pencarian sekuen specimen penelitian ini identic yaitu dari genus yang sama bahkan sampai pada

Berdasarkan posisi sampel Elang Jawa dari ketiga topologi pohon filogenetik, menunjukkan bahwa sampel Elang Jawa dari Malang dan Solo serta Nisaetus bartelsi

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : (1) Kemampuan memahami makna puisi siswa kelas

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dengan 3 aspek yaitu keingintahuan, fleksibilitas, dan originalitas. Mahasiswa dituntut untuk

Dari hasil analisa terhadap jumlah haplotipe, keragaman haplotipe dan cladogram rectacular diketahui bahwa pada setiap lokus, keragamaman genetik masing-masing populasi induk udang

ndrangheta tudi daleč najbolj razkropljena mafija po vsem svetu, zaradi svoje krutosti pa ogroţa celo neapeljsko camorro, s katero tekmujeta za primat Saviano, 2008... Sacra