• Tidak ada hasil yang ditemukan

Didirikan tahun 2008 oleh situs komunitas fotografi terbesar di Asia Tenggara, Exposure meng-cover pembaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Didirikan tahun 2008 oleh situs komunitas fotografi terbesar di Asia Tenggara, Exposure meng-cover pembaca"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

media kit

2008

(2)

Majalah Exposure merupakan

majalah fotografi regional yang

berbasis di Asia Tenggara. Isi

majalah bersifat

community-generated content yang bisa diartikan

bahwa isi majalah berasal dari pembaca,

oleh pembaca dan untuk pembaca.

Exposure terbit bulanan dalam format

PDF dan bisa diakses secara online serta

bersifat swacetak oleh pembaca.

Didirikan tahun 2008 oleh situs

komu-nitas fotografi terbesar di Asia

Teng-gara, Exposure meng-cover pembaca

yang merupakan para pehobi fotografi,

fotografer profesional, pebisnis fotografi,

kalangan industri yang berkaitan dengan

desain, periklanan penerbitan dan

percetakan, juga para penikmat

karya-karya fotografi.

Bahasa yang digunakan oleh Exposure

terutama bahasa Indonesia dan sebagian

dibuat dwibahasa: Inggris dan Indonesia.

Sebuah rubrik didedikasikan untuk

baha-sa-bahasa lain yang ada di Asia Tenggara,

seperti Malaysia dan Vietnam, dan

da-lam waktu dekat meliputi pula Thailand

dan Filipina serta bahasa-bahasa lain di

Asia Tenggara dan sekitarnya.

(3)

Misi Kami

Menyediakan tulisan informatif

dalam gaya bahasa yang mudah dicerna,

dan foto-foto inspiratif dengan cara

dan gaya pemotretan nan variatif.

(4)

Lebih dari Sekadar

Memotret Anak

my project

M

emotret anak kecil atau balita mungkin hal yang biasa dan umum dilakukan para orangtua yang baru memiliki anak, dan sedang senang-senangnya mengabadikan setiap kegiatan si kecil, mulai dari ba-ngun tidur sampai tidur lagi di malam hari. Setiap tingkah laku dan ekspresinya yang lucu dan menggemaskan tak luput dari bidikan kamera. Demikian pula dengan saya, yang mendalami fotografi dengan spesialisasi obyek anak-anak, semua berawal dari “kenorakan” saya sebagai ibu baru. Dari memotret yang sekadar dokumentasi, timbul keinginan mengabadikan momen secara artistik tetapi tetap alami, sehingga ada “cerita” yang didapat dari foto tersebut.

Kesabaran

Memotret anak-anak secara teknis sebenarnya tidak ada yang istimewa, malah cenderung sederhana. Apalagi saya khusus memotret secara outdoor, sehingga tidak perlu peralatan canggih karena yang diandalkan adalah cahaya alami. Cukup kamera dengan lensa

zoom. Dengan demikian, mood anak

tidak terganggu oleh kehadiran per-alatan fotogarafi seperti lampu,

reflektor dan sejenisnya.

Yang utama diperlukan adalah kesabaran. Mood anak-anak sulit ditebak. Tertawa dan ngambek bisa terjadi dalam hitungan detik. Apalagi kalau si anak sudah bisa berjalan, dan sedang lincah-lincahnya, kita malah perlu tenaga ekstra untuk mengejar mereka demi mendapat ekspresi spontan dan alaminya.

Jari kita juga harus selalu dalam keadaan siap menekan tombol shutter. Bila perlu, jepret sebanyak-banyaknya saat si anak berekspresi, supaya kelak bisa dipilih ekspresi terbaik dari semua hasil foto.

Tema Berubah

Secara umum, bagi saya memotret anak sangat menyenangkan, dan banyak hal-hal tak terduga terjadi saat pemotretan berlangsung. Ide tema dan konsep matang yang disiapkan bisa berbalik, menjadi konsep dan tema dadakan demi si anak mau difoto dan berkespresi. Seringkali anak-anak menolak difoto dengan memakai properti yang disiapkan, atau menjadi terlalu asyik bermain dengan satu properti sehingga tidak mau ganti baju atau benda lainnya untuk tema pemotretan berikut. Pernah terjadi, si anak sudah siap difoto dengan segala pernak-pernik yang disiapkan, tinggal tunggu ekspresi cerianya yang perlu dipancing. Dari pengasuh sampai sang ayah memancing ekspresinya dengan segala macam cara – bertepuk tangan, menirukan suara-suara lucu dan aneh, bertingkah laku ibarat badut, dan sebagainya. Apa yang terjadi kemudian? Anak itu tetap “adem ayem”, malah tampak takjub dan

terbengong-bengong melihat tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Ada pula yang tiba-tiba fobia kamera. Setiap melihat saya mengarahkan kamera kepadanya, tiba-tiba si anak menangis, atau marah-marah dan membuang muka. Memotret anak memang bisa dibilang gampang-gampang susah, tetapi tetap saja menyenangkan. Melihat pancaran ekspresi mereka yang masih polos, rasa capek kita saat memotret mejadi

Yang utama diperlukan adalah kesabaran. Mood anak-anak sulit ditebak. Tertawa dan ngambek bisa terjadi dalam hitungan detik.

Foto & Naskah: Mia Harjoni

Memang Harus Beda

be inspired

Foto & Naskah: Darius Manihuruk Perkembangan teknologi digital dalam dunia fotografi semakin mengundang banyak orang jatuh hati pada kegiatan potret-memotret – dari yang sekadar coba-coba, menjadikannya sebagai gaya hidup sampai yang memang menjadi panggilan hati. Hal yang menarik lagi adalah menjadikan internet sebagai media berbagi (sharing) yang sungguh efektif. Situs-situs fotografi, baik komunitas maupun personal, hampir setiap hari menampilkan karya-karya foto terbaru.

pictures of the month

Night Shot

Dark is not the night, in fact. Many bright and colorful lights are scattered around after the sunset. They became more beautiful and stunning after some cameras transformed the atmosphere into images.

BY YUNIARKO ANTONIUS gallery

Gallery

KECAK BY PUTRADJAJA CHANDRA WISNU

M

atahari belum lama beranjak dari ufuk timur, dan mulai menerangi kawasan Bogor. Di Jalan Suryakencana, yang membentang lurus dengan pintu masuk Kebun Raya, orang-orang mulai lalu lalang. Sektor informal pun menampakkan detaknya. Pagi itu, bayangan akan kejayaan jalan tersebut di masa lalu langsung menyergap. Banyak cerita yang saya dengar tentangnya. Jalan Suryakencana awalnya adalah lokasi benteng pada zaman kerajaan Pakuan-Pajajaran. Kemudian, pada zaman penjajahan Belanda jalan ini dinamai Handels Straat (Jalan Perniagaan) dan menjadi pusat perputaran bisnis-ekonomi, yang notabene merupakan daerah pecinan di Bogor. Ini sekaligus sesuai dengan strategi Belanda untuk mengotak-kotakkan tempat tinggal berdasar suku bangsa dan ras tertentu.

A Piece of Morning

at Suryakencana Bogor

Suryakencana Street used to be a fortress in the era of Pakuan-Pajajaran Kingdom. Then, when Dutch colonized our country it was called Handels Straat ...

Matahari belum lama beranjak dari ufuk timur, dan mulai menerangi kawasan Bogor. Di Jalan Suryakencana, yang membentang lurus dengan pintu masuk Kebun Raya, orang-orang mulai lalu lalang. Sektor informal pun menampakkan detaknya. essay

Foto & Naskah: Igor F. Firdauzi

T

he sun was rising above the sky. It was a bright day in Bogor. I was standing on Suryakencana Street, extending alongside the entrance of Kebun Raya Bogor. When morning came, the rhythm of life had just be-gun. People started their daily activi-ties along the street. The informal sector started to beat. That morning, the glory of the street remained in my memory. I have heard many stories about it. Suryakencana Street used to be a fortress in the era of Pakuan-Pajajaran Kingdom. Then, when Dutch colonized our country it was called Handels Straat (Perniagaan Street) and it became the center of business and economic activities, which was known as China town in Bogor. After we declared our independence, the street’s name changed into community

Toba Photographer Club

Punya Ruang Pameran Online

Naskah: Farid Wahdiono E-mail : farid@exposure-magz.com

S

ebagai klub fotografi, hunting foto bersama tentulah menjadi semacam menu utama bagi para anggota Toba Photogrpher Club (TPC). Dengan beranggotakan sekitar 50 orang sejak didirikan Agustus tahun lalu, klub yang bermarkas di Medan, Sumatera Utara, ini mengupayakan hunting sekali dalam sebulan. “Selain itu juga diisi dengan gathering yang berbentuk sharing foto,” tutur Petrus Loo, Sekretaris TPC, sembari menambahkan bahwa klubnya juga melakukan kegiatan lain seperti seminar dan workshop. Pada acara yang disebut terakhir itu, TPC pernah menghadirkan pembicara seperti Harlim, pakar fotografi infrared, dan Kristupa W. Saragih, co-administrator Fotografer.net. Dua nama ini memang bukan nama yang asing di jagat fotografi tanah air. “Untuk sebuah klub yang baru berdiri dan sudah mam-pu menghadirkan pembicara nasional merupakan satu kebanggaan

tersendiri,“ lanjutnya.

Kehadiran klub ini bak pelepas dahaga bagi para fotografer di Medan yang, menurut Petrus Loo, sangat haus kegiatan fotografi. Melalui komunitas ini, mereka bisa saling berbagi ilmu dan pengalaman. TPC telah memiliki website sendiri, yang beralamat di www. tobaphotographerclub.com. Para anggota kiranya pantas berbangga akan hal itu, karena sepertinya tidak banyak klub yang memilikinya. Ini menjadi semacam ruang pameran online bagi karya-karya anggotanya, dan bisa dinikmati oleh khalayak yang lebih luas.

COUPE BY AKIAN MUSTAFA

travelling

Mengikuti Prosesi Kololi Kie

Foto & Naskah: Yadi Yasin

Kololi Kie, atau Ron Gunung dalam bahasa Ternate yang berarti mengelilingi/mengitari

Gunung Gamalama, merupakan sebuah prosesi adat Kesultanan Ternate mengelilingi Pulau Ternate (Gunung Gamalama) dengan menggunakan kapal laut. Prosesi ini sarat dengan makna spiritual, yakni untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar daerah dan rakyat Ternate dijauhkan dari marabahaya, dan sekaligus meminta pemberian rezeki baik di darat maupun di laut.

P

rosesi yang dilakukan pada 9 April 2008 ini menjadi bagian dari acara pesta rakyat Legu Gam Moloki Kie Raha 2008, yang diselenggarakan oleh Kesultanan Ternate. Seperti diketahui, Kesultanan Ternate sendiri tetap eksis dan diakui selama 800 tahun; dan Sultan Ternate saat ini, Drs. Mudaffar Sjah, sudah 41 tahun memerintah dengan tetap menjaga dan mengem-bangkan tata cara kehidupan para leluhur. Prosesi Kololi Kie yang diadakan tahun ini merupakan yang terbesar dan paling meriah sejak beberapa tahun belakangan, bahkan belasan tahun terakhir.

Naga yang Sakral

Kapal-kapal (motor) yang mengikuti prosesi ini harus dihias dengan cara diberi umbul-umbul berupa daun muda pohon kelapa, dan lembaran-lembaran kain warna-warni yang diikat ke sebuah tiang menyerupai bendera pelangi. Adapun kapal yang dinaiki oleh Sultan beserta rombongannya dibuat menyerupai kapal naga. Menurut kepercayaan masyarakat adat Ternate, naga memiliki makna binatang yang sakral dan sebagai pemimpin. Prosesi Kololi, yang total memakan waktu lebih dari enam jam, ini diikuti oleh Sultan Ternate beserta Permaisuri Boki Ratu

Nita Budhi Susanti, dan Sultan Jailolo, Abdullah Syah, yang juga didampingi permaisuri; turut pula ribuan warga Ternate khusus-nya, dan masyarakat Makulu Utara pada umumnya. Dimulai sekitar pukul 09.00 pagi dari pelabuhan Dodoku Ali, prosesi mengambil rute ke arah utara Pulau Ternate melalui Pulau Hiri. Sebelum berangkat ke laut lepas, setelah meninggalkan dok, kapal naga Sultan diputari oleh kapal-kapal kecil lainnya sebanyak tiga kali. Selama perjalanan, posisi kapal naga Sultan harus tetap berada paling depan, lalu diikuti oleh

kapal-kapal lain.

1: Lemang, nasi kuning dan seekor ikan bakar dibawa seorang warga untuk diberikan kepada warga lain yang ada di dalam perahu, tidak turun ke darat.

review travelling

Nokia N82

Kamera Ber-handphone

B

enar. Menggenggam Nokia N82 bukanlah memegang handphone berkamera, tetapi ibarat memegang kamera ber-handphone. Fitur-fitur yang ada di ponsel terbaru Nokia ini cukup layak memasukkannya ke dalam kategori kamera saku. Resolusi 5 megapixel sudah memadai untuk membuat foto berukuran 5R. Sementara lensa buatan Carl-Zeiss sudah tak perlu diragukan kualitas optisnya. Carl-Zeiss merupakan nama legendaris untuk urusan lensa kamera dan merupakan produsen lensa utama untuk kamera bermerek Hasselblad yang kondang itu. Fitur unggulan kamera ber-handphone ini adalah flash Xenon, yang cukup mumpuni untuk keperluan-keperluan praktis. Sayang tidak disebutkan berapa GN (Guide Number) flash di N82, yang bisa menggambarkan kekuatan flash. Tapi dalam

percobaan yang dilakukan Exposure,

flash bisa optimal pada jarak tak lebih

dari 3 meter, pada ISO 100 dan bukaan diafragma terlebar. Bukaan lensa N82 adalah f/2.8, dan tidak bisa diganti-ganti. Dalam spesifikasi teknis di buku manual tidak tercantum keterangan mengenai bukaan dan cara mengganti. Kecepatan rana juga ditentukan secara otomatis oleh kamera. Praktis dan membuat pemakai kamera lebih terkonsentrasi kepada isi foto ketimbang hal-hal teknis. Meski demikian, ada fitur kompensasi pencahayaan (exposure compensation) yang amat berguna. Misalnya saja, memotret benda-benda yang berwarna putih, bisa memakai kompensasi lebih (over-exposed), agar warna tetap putih dan tidak kelabu. Sementara jika ingin membuat siluet, bisa memotret subyek berlatar belakang terang

dan memakai kompensasi kurang (under-exposed). Fitur berguna lainnya adalah pengaturan

white balance (WB). Fitur ini berguna

untuk merekam warna yang benar berdasarkan warna sumber cahaya. Misalnya, WB bergambar lampu neon untuk pencahayaan fluorescent dan WB bergambar bohlam untuk pencahayaan tungsten. Jika kreatif, fitur WB ini bisa menghasilkan “false colour” yang membuat warna foto menjadi “lari”, tapi malah menarik. Misalnya saja foto daun, yang ketika dites Exposure, bisa menampilkan macam-macam rona warna yang kreatif. Exposure menjajal N82 dalam beberapa situasi pencahayaan yang sulit. Misalnya saja memotret kondisi backlight (pencahayaan belakang) dan situasi minim cahaya serta kontras yang tinggi. Memotret orang yang sedang merokok di ISO 200 dan f/2.8 bisa memperoleh kecepatan rana 1/35 dengan pencahayaan yang tepat. Kesulitan dalam percobaan ini adalah warna yang didominasi hitam, sementara asap rokok berwarna putih dan terang. N82 berhasil melalui percobaan ini dengan kompensasi pencahayaan yang dikurangi (under-exposed). Situasi pencahayaan sulit lainnya, adalah memotret obyek bergerak dalam situasi minim cahaya dan menggunakan flash. Misalnya, memotret tarian di acara resepsi perkawinan dalam gedung tanpa cahaya tambahan. Tingkat kesulitan ditambah lagi dengan penempatan obyek foto secara off-center (tidak di tengah), untuk menjajal akurasi fokus. Ternyata N82 melalui percobaan ini dengan baik, pada setting ISO 100 dan bukaan f/2.8 dengan flash yang menyala pada modus slow-sync di Reviewer : Kristupa W. Saragih

Photos : Kristupa, Valens E-mail : kristupa@exposure-magz.com

www.techshout.com

www.tech2.com

B

erpijak pada pengalaman,

saya berkesimpulan bahwa fotografi bukan me-lulu menyangkut alat, tetapi fotografi menyangkut bagaimana kita dapat mempergunakan alat dengan bijak dan tepat untuk memberikan hasil foto yang baik. Rahasianya bukan terletak pada teknologinya. Teknologi berubah, tapi fotografi yang baik tidak berubah. Untuk menuju ke arah yang benar, satu hal yang selalu saya pegang, yaitu melakukan segala sesuatunya dengan benar semenjak awal (shoot it right from the start). Hal ini berlaku semenjak zaman analog hingga digital saat ini. Fotografi digital tidak membuat foto yang jelek menjadi bagus, tetapi untuk memperoleh tampilan terbaik dari sebuah foto yang baik. Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka kita sudah punya modal yang benar. Apakah foto tersebut akan diolah digital lagi di komputer atau tidak, itu bukan masalah.

Mudah & Sederhana

Menjalani fotografi sebagai hobi, di luar pekerjaan utama, mengharuskan saya untuk mengatur strategi agar dapat terus menekuninya. Salah satunya adalah menjadikan hobi ini lebih mudah dan sederhana. Saat ini saya menggunakan satu kamera dan satu lensa. Alasannya sederhana, saya baru mampu membeli satu kamera dan satu lensa itu saja. Keuntungan dari kondisi tersebut, saya lebih mudah

B

ased on my experience,

photography is not only about gears. Photography is closely related to how you wisely and correctly use your gears, resulting in good photographs. The secret does not lie behind the technology utilized. Technology changes, but good photography is eternal. On my journey in photography, I al-ways hold one value dearly: shoot it right from the start. This is true since the analog era to the digital era, in which we are presently in. Digital photography does not magically transform a bad picture into a good photograph. Digital photography is used to get the best out of an already good photograph. If we are able to do just that, we already have all the correct basis. Whether the picture will be further post processed digitally is a different story altogether.

Easy & Simple

Photography as a hobby, certainly not my main job, forces me to invent strategies in order to pursue photography further. One such strategy is to make this hobby easy and simple. Currently I have one camera and one lens. The reason is very simple: I can only afford to buy one camera and one lens. This condition has its own benefits: I can simply concentrate more on the subject at hand than on my gears, and obviously the weight of my gears is substantially less

be inspired

photos & script: Andi Sucirta

SEMBAHYANG BY ANDI SUCIRTA

“Un-gearing”

Creativity

Canon Photo Club Indonesia

T

epat 17 Mei lalu,kelompok yang berdiri di Jakarta ini genap berusia satu dasawarsa. Lumayan “komplet” perjalanan, pengalaman dan prestasi yang telah mereka torehkan di jagat fotografi negeri kita. Sudah banyak penghargaan dan kejuaraan yang dimenangi oleh sejumlah anggota Canon Photo Club Indonesia (CPCI).“Hampir semua lomba foto berskala besar, terdapat anggota CPCI yang menjadi juara atau mendapatkan penghargaan,” tutur sang ketua, Yusuf Paulus. Maklumlah, para anggotanya memang mereka yang termasuk serius menekuni fotografi. Bahkan syarat utama keanggotaannya adalah pernah mengi-kuti kelas fotografi di Kumara School of Photography atau Canon School of Photography.

Tidak Eksklusif

Syarat tersebut, menurut Yusuf, diterapkan agar semua anggota memiliki dasar yang kuat untuk menghasilkan karya fotografi. “Syarat ini terbukti ampuh untuk meredam perdebatan yang tidak perlu mengenai alat, teknik dan teori fotografi,” katanya sembari mengakui bahwa keanggotaannya memang tertutup, tapi tidak lantas menjadi eksklusif. Buktinya, penggunaan kamera bermerek selain Canon oleh para anggota bukanlah hal yang tabu, malahan bisa dijadikan ajang brand war. Bisa dipastikan kebanyakan anggota memiliki dan meng-gunakan kamera Canon sebagai kamera utama. Namun dengan berjalannya waktu dan kesukaannya pada bidang fotografi tertentu, kata Yusuf Paulus, beberapa anggota biasanya memiliki kamera kedua dengan merek yang beragam.

Bagi pengguna kamera Canon yang tidak mengikuti pendidikan di Canon School of Photography dan tidak dapat menjadi anggota CPCI, disediakan milis untuk umum di canonmania@ yahoogroups.com, yang kelak akan dikembangkan menjadi suatu situs komunitas yang beralamat di www. canon-mania.com. Penggunaan nama “Canon” pada klub ini tidak pernah menjadi kendala. “Bahkan sering merupa-kan keberuntungan untuk kami pada waktu mengadakan berbagai kegiatan,” imbuhnya.

Seperti Keluarga

Sebagaimana kelompok fotografi lainnya, CPCI yang memiliki anggota terdaftar lebih dari 200 orang juga menyeleng-garakan berbagai kegiatan dari seminar, workshop, pameran, bedah foto hingga hunting foto bersama. Tidak semua kegiatan dilakukan secara rutin. Untuk hunting bersama, bila cuaca dalam kondisi bagus, aktivitas tersebut bisa dilakukan tiap minggu terus menerus. Lokasi-lokasi di Jawa dan Bali paling sering dikunjungi. Bangka, Belitung, Sumatera Utara dan Kalimantan, juga termasuk wilayah yang beberapa kali dirambah. “Untuk hunting ke daerah Indonesia Timur dan ke luar negeri, biasanya berbentuk kelompok-kelompok kecil,” ujar Yusuf Paulus.

GEREJA BY CHARLIE M SIANIPAR

Kenyang

Pengalaman & Prestasi

Naskah: Farid Wahdiono community

be inspired

be inspired

community

community

essay

essay

my project

my project

review

gallery

gallery

travelling

travelling

pictures of the month

pictures of the month

essay

Menggeliat

di Antara Gedung Bertingkat

Foto & Naskah: Feri Latief

Hamparan hijau itu terbentuk dari sederetan tanaman selada, bayam, kangkung dan lainnya. Sungguh menyejukkan mata.

Hanya saja, jangan lantas membayangkan suasana di pedesaan. Ini sepenggal lahan yang terbentang di antara keriuhan belantara beton Jakarta, yang lebih sering tampak angkuh.

A

walnya memang olahraga

diving yang saya geluti, dan saya

kuasai hingga sekarang. Namun, rasa-rasanya tak cukup bila saya hanya menyelam dan kembali ke daratan den-gan selamat, kemudian becerita tentang keindahan alam bawah laut. Perlu ada oleh-oleh yang dibawa untuk dibagi dengan yang lain. Salah satunya adalah hasil foto. Itulah yang menjadikan fotografi semakin tak bisa dipisahkan dari aktivitas menyelam saya. Foto menjadi media yang sangat membantu dalam memperkenalkan dunia bawah air. Tahun 1995 saya mulai menekuni fo-tografi underwater, dan waktu itu masih menggunakan kamera film. Pekerjaan saya sebagai instruktur selam sangat mendukung tentunya dalam mengem-bangkan kegemaran tersebut. Mun-culnya kamera-kamera digital semakin memperlancar segala sesuatunya. Harga peranti makin terjangkau, sehingga kian banyak pula orang yang menggemari pemotretan bawah air. Meskipun demikian, tidak sembarang orang bisa melakukannya. Kalau ingin menjadi fotografer bawah air, Anda mesti menjadi seorang certified diver lebih dulu. Artinya, kaidah-kaidah penyelaman yang aman wajib dikuasai, selain juga keterampilan menyelam lainnya. Baru setelah itu teknik pemotretan bawah air yang perlu Anda kuasai. Minim Apresiasi Saya sendiri sudah lumayan

Photos & Script: Cipto Aji Gunawan

Underwater Modelling

When Beauty Meets

Conservation Effort

I

t all first began with diving sport, which eventually becomes boring. It was no longer enough for me to just dive, come back on land safely, and tell the story of a beautiful undersea world. There had to be a “souvenir” of some sort to share with others. One such souvenir would be a photograph. There started the beginning of my underwater photography activity. Photo is the media to introduce the submarine world. In 1995 I started to pursue underwater photography. I used film camera, back then. My job as a diving instructor had given me opportunity to develop skills in my new found hobby. The advent of digital cameras accelerate every aspect of underwater photography. With equipment price getting lower by the day, more and more people embrace the field of underwater photography. Even then, not everyone can take picture underwater. You have to be a certified driver first. You have to master the safety rules of diving as well as diving techniques. Only after you have mas-tered diving, you can start with studying underwater photography.

Less Appreciated

I have done quite a lot of underwater photography. The resulting photos are excellent. I always try to show them to people. But what do the say? I always felt that appreciation to underwater photos are very nominal. This fact saddened me, but I understand

my project

gallery

MAHAMERU BLAST BY M BAIQUNI H.

Gallery

pictures of the month

CEWE BERSEPEDA DAN GEDUNG NGEJRENG BY D. SETIADI

Home

A home is a place where ones always go back, but it might not be house. Interpretation of home could be any place. Here are pictures of home sent by our fellow photographers. Enjoy.

Foto & Naskah: ilham anas

S

iang itu Jakarta begitu terik. Serasa menyengat di kulit. Silau akan sinarnya, orang-orang yang berjalan di trotoar terlihat memicingkan mata, mengernyitkan dahi. Kecuali yang mengenakan sunglass. Kemacetan lalu lintas kian menambah ketaknyamanan di jalanan ibukota. Tapi yang satu ini sudah tradisi, kok. Meskip-un menyebalkan, begitulah realitas yang mesti dihadapi, dan diterima. Nah, ketika ingin berjalan-jalan keliling Jakarta sembari hunting foto, tapi tak ingin bermacet-macet, parkir saja kendaraan Anda di suatu tempat. Berpindahlah ke transportasi publik. Saya memilih

naik bis TransJakarta, atau orang sering menyebutnya dengan busway (baca: baswé). Moda transportasi yang berop-erasi sejak Januari 2004 ini lumayan menyenangkan. Selain ber-AC, ia punya jalur sendiri yang bernama busway itu. Makanya, pantas saja kalau tak kenal kemacetan. Ini kali pertama saya menggunakan TransJakarta, setelah beberapa tahun beroperasi. Karena pertama kali, rasanya segala sesuatu pemandangan yang dijumpai pun terasa unik. Dorongan memotret segera muncul. Tidak menggu-nakan kamera DSLR, tapi memanfaatkan kamera ponsel Samsung SGH-D900 yang saat itu saya bawa.

Ada sesuatu yang menarik ketika mulai memotret dengan kamera ponsel. Ternyata orang-orang di sekeliling tetap merasa nyaman dan tak terusik privasin-ya. Coba kalau memotret dengan kamera DSLR di tengah kerumunan orang, kehadiran kita akan menarik perhatian dan seringkali dirasa sebagai pengganggu “selubung” privasi mereka.

...ketika ingin berjalan-jalan keli-ling Jakarta sembari hunting foto, tapi tak ingin bermacet-macet, parkir saja kendaraan Anda di suatu tempat. Berpindahlah ke transportasi publik.

travelling

Menikmati Transjakarta

(5)

be inspired

Sajian foto-foto kreatif-inspiratif dan cerita

ten-tang pengalaman fotografer (yang menarik, unik, bahkan lucu)

dari memotret sampai mengolah hasil karya. Bisa pula

diserta-kan tip-tip khas Anda.

essay

Ini merupakan esai foto sehingga foto-foto yang tersaji

tentunya tematik – mengacu pada satu tema – dan disertai

tulisan untuk memperjelas tema tersebut.

travelling

Berisi tentang foto-foto perjalanan ke suatu

atau beberapa tempat, disertai tulisan mengenai kisah-kisah

menarik selama perjalanan serta bagaimana sang fotografer

mencapai lokasi tersebut.

photo guide

Panduan hunting foto di wilayah Indonesia

dan dunia, yang berisi data lokasi, panduan akses, places of

interest untuk memotret, serta dilengkapi dengan contoh foto

dan peta lokasi.

my project

Menyajikan karya-karya foto dari suatu proyek

fotografi yang pernah dilakukan/dikerjakan oleh seorang

fotografer, dan disertai tulisan yang menjelaskan tentang

proyek tersebut.

gallery

Terpampang foto-foto kiriman pembaca, dengan tema

bebas, yang telah diseleksi oleh redaksi.

pictures of the month

Dengan tema yang sudah

ditentu-kan sebelumnya, foto-foto yang tersaji di rubrik ini telah

diselek-si oleh redakdiselek-si dan layak menyandang yang terbaik.

review

Review produk fotografi khas dari kami yang

me-nampilkan opini dari redaksi dan beberapa pembaca terpilih.

Produk-produk yang di-review adalah kamera, lensa, tripod,

flash, memory card, peralatan studio, digital storage, ponsel

berka-mera, dan sebagainya.

community

Cerita tentang sebuah komunitas fotografi

be-serta aktivitasnya, yang sekaligus menampilkan sejumlah karya

foto para anggotanya.

crossing bridges

Memuat informasi yang sedang hangat di

forum-forum fotografi Singapura, Malaysia, Vietnam, Indonesia,

dan akan menyusul negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

bazaar

Bursa peralatan fotografi (baru & bekas), yang bisa

dijadikan panduan ketika hendak berbelanja.

Rubrikasi

(6)

186.000*

pembaca potensial

* anggota Fotografer.net sampai Juli 2008

Exposure berbasis pada komunitas-komunitas fotografi di Asia Tenggara. Didirikan tahun 2008 oleh

komunitas fotografi online terbesar di Asia Tenggara, isi majalah bersifat community-generated

content. Komunitas-komunitas fotografi di Asia Tenggara ini meliputi Indonesia, Singapura, Malaysia

dan Vietnam. Di masa mendatang, akan bergabung pula Thailand dan Filipina, serta negara-negara

tetangga lainnya.

Secara umum pembaca Exposure adalah penggemar fotografi. Pembaca terbanyak berstatus

peng-hobi fotografi dan fotografer profesional. Status pemahaman terhadap fotografi bervariasi pada

rentang yang amat luas, mulai dari pemula hingga pakar fotografi.

Selain itu, pembaca Exposure juga datang dari kalangan-kalangan profesional yang dalam pekerjaan

sehari-hari melibatkan fotografi. Mereka berasal dari profesi seperti desainer grafis, praktisi

per-iklanan, percetakan, media dan penerbitan. Tak sedikit pula yang berstatus pelajar dan mahasiswa,

sehingga membuat Exposure sangat tepat sebagai sarana merangkul pasar sejak usia dini.

Status ekonomi pembaca Exposure berada dalam rentang yang amat luas. Ini merupakan hal wajar

karena fotografi digemari semua kalangan dari berbagai strata, meskipun didominasi kalangan

ekonomi menengah dan atas.

pembaca

kami

(7)

Keuntungan Beriklan

Karena terlahir dari komunitas, pasar majalah ini menjadi lebih jelas dan menjanjikan. Para

anggota komunitas tentulah konsumen potensial produk-produk fotografi. Ini jelas menguntungkan

bagi Anda yang hendak beriklan.

Spesifikasi & Tarif Iklan :

Ukuran

Sampul 2, halaman 1, 3 dan 5 = 22 x 30 cm

2 halaman (spread) = 44 x 30 cm

1 halaman = 22 x 30 cm

½ halaman horizontal = 22 x 15 cm

½ halaman vertikal = 11 x 30 cm

Jenis Iklan

1 x

3 x (diskon 5%) 6 x (diskon 7%) 12 x (diskon 9%)

Sampul 2 (dalam

depan)

Rp. 18.525.000

Rp. 36.270.000

Rp. 70.980.000

Halaman 1

Rp 6.500.000

Rp. 18.525.000

Rp. 36.270.000

Rp. 70.980.000

Halaman 3

Rp 6.000.000

Rp. 17.100.000

Rp. 33.480.000

Rp. 65.520.000

Halaman 5

Rp 5.500.000

Rp. 15.675.000

Rp. 30.690.000

Rp. 60.060.000

2 halaman

(spread)

Rp 8.000.000

Rp. 22.800.000

Rp. 44.640.000

Rp. 87.360.000

1 halaman

Rp 5.000.000

Rp. 14.250.000

Rp. 27.900.000

Rp. 54.600.000

½ halaman

horizontal

Rp 3.000.000

Rp. 8.550.000

Rp. 16.740.000

Rp. 32.760.000

½ halaman

vertikal

Rp 3.000.000

Rp. 8.550.000

Rp. 16.740.000

Rp. 32.760.000

Banner (22 x 5

cm)

Rp 2.250.000

Rp. 6.412.500

Rp. 12.555.000

Rp. 24.570.000

Banner spread

(44 x 5 cm)

Rp 4.000.000

Rp. 11.400.000

Rp. 23.320.000

Rp. 43.680.000

Iklan

(8)

Pemimpin Umum

Kristupa Saragih

Pemimpin Redaksi

Farid Wahdiono

Redaktur

Farid Wahdiono, R Budhi Isworo

Redaktur Artistik

Nanda Giftanina

Staf Redaksi

Anna Ervita Dewi

Sekretariat

Mei Liana

Pemimpin Perusahaan

Valens Riyadi

Promosi dan Pemasaran Iklan

Mei Liana

Distribusi & Sirkulasi Online

Ramonda Rheza

Alamat Redaksi

Jalan Petung 31 Papringan

Yogyakarta 55281

INDONESIA

Telepon +62 274 542580

Fax +62 274 542580

ISSN 9771979942004

E-mail Redaksi

editor@exposure-magz.com

E-mail Iklan:

marketing@exposure-magz.com

Berlangganan:

Permohonan berlangganan dikirim

melalui e-mail ke

editor@exposure-magz.com

Perubahan alamat e-mail

berlangganan diberitahukan

melalui e-mail ke:

editor@exposure-magz.com

Komentar dan Saran:

Exposure terbuka terhadap saran

dan komentar, yang bisa

disampai-kan melalui e-mail ke:

editor@exposure-magz.com

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan tersebut maka tampilan dari fotografi grebeg besar akan diaplikasikan kedalam sebuah konsep buku esai foto, sedangkan yang akan penulis rancang

Di bab sebelumnya kita sudah bahas membuat akun dari facebook dengan mengisi foto profil dan cover nya, jika kita tidak mengisi foto profil orang akan ragu menerima anda sebagai

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aswin bahwa terdapat 33,8% balita yang mengalami status gizi kurang akibat pola asuh yang tidak baik sedangkan pada

Sedangkan pada responden yang memiliki paritas pada kategori tidak berisiko dan mengalami pre-eklamsi hanya 47,6% Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum. a) Setiap gratifikasi pada pegawai negeri atau penyelenggara

KEENAM : Pada saat Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor 5/KEP-BKIPM/2017

.go .id.. oleh industri formal. Dominasi tersebut dapat dilihat dari persentase jumlah industri formal yang mencapai lebih dari 70 persen. Jenis industri yang