CHAMPS UI
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
PUSKESMAS
A. DESKIPSI SINGKATMateri ini akan menjelaskan secara komprehensif mengenai aplikasi prinsip-prinsip, kerangka kerja dan proses manajemen mutu dan keterkaitannya dengan penjagaan kualitas, dengan implementasi sistem manajemen mutu, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi serta perbaikan berkelanjutan dalam pelaksanaan penyediaan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Secara detail dibahas juga definisi, type, tujuan, fungsi dan unsur manajemen lainnya serta keterkaitannya dengan perundangan, peraturan dan persyaratan yang berlaku di Indonesia dan secara internasional.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
CHAMPS UI di wilayah kerjanya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu di wilayah kerjanya. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu dan peningkatan kinerja pelayanan kesehatan melalui implementasi Sistem Manajemen Mutu, pada keseluruhan proses pelayanan di Puskesmas. Sistem Manajemen Mutu adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola suatu rangkaian aktivitas di puskesmas yang mampu memberikan pelayanan yang “excellence” kepada pelanggannya, dengan menampilkan tingkat kinerja sumber daya yang optimal, sehingga dapat dikategorikan sebagai “Organizational Excellence”. Dalam prinsip dan acuan pengelolaan Manajemen Mutu dikatakan bahwa pengelolaan tersebut adalah kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi yang berhubungan dengan faktor-faktor mutu pelayanan kesehatan. Pemahaman manajemen mutu sangat bergantung kepada dari sudut pandang mana seseorang melihatnya. Dari segi bisnis dan industri asuransi, manajemen mutu cenderung untuk diartikan sepihak, yaitu untuk tujuan meningkatkan keuntungan bisnis dan pemegang sahamnya.
CHAMPS UI Dilain sisi Mutu menurut dasar dan kosakata sistem manajemen mutu diartikan sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan. Sedang mutu dalam manajemen kesehatan adalah “doing the right thing right” and “making continuous improvement” dengan dampak yang diharapkan adalah bahwa organisasi memiliki kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya.
Upaya Pemerintah dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan khususnya pada puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah dilakukan melalui berbagai kebijakan, yaitu Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pada pasal 39 ayat (1) mewajibkan Puskesmas untuk di Akreditasi secara berkala
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini peserta diharapkan :
1. Memahami tentang pentingnya memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas
CHAMPS UI 2. Mampu mensosialisasi Mutu Pelayanan Kesehatan (mengapa, apa dan bagaimana) 3. Mampu menyusun Standar Operasional
prosedur dan Standar Sumber Daya
4. Mampu menetapkan, mengukur danmenganaisa hasil pengukuran indikator mutu pelayan kesehatan di puskesmas 5. Mampu menyusun dan menetapkan
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas C. BAHAN BELAJAR 1. LCD 2. Komputer 3. Whiteboard/flipchart 4. Spidol D. METODE
1. Ceramah dan Tanya Jawab (CTJ) 2. Latihan dan diskusi kelompok E. URAIAN MATERI
Sudah menjadi hukum alam bahwa setiap orang ingin medapatkan pelayanan yang terbaik, memenuhi harapan dan dapat memberikan rasa puas dalam menerima pelayanan tersebut. Hal ini akan lebih dirasakan dan lebih kritis dalam pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan di puskesmas.
CHAMPS UI Agar Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu mengimplementasikan system manajemen mutu pada seluruh proses di puskesmas. Mutu pelayanan sangat penting karena beberapa hal antara lain kasus complain tinggi, mutu adalah budaya kerja, data – pengetahuan- persepsi stakeholder rendah, risiko tidak diantisipasi. Orang terus menerus berhadapan dengan mutu ketika membutuhkan barang dan ketika membutuhkan jasa, dimana mutu yang dipahami merupakan factor utama yang mendasarinya untuk melakukan pembedaan.
KONSEP DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU.
PENGERTIAN MUTU
1. DR. JOSEPH M. JURAN (1904-2008)
Konsep Juran, FITNESS FOR USE (Kecocokan dalam penggunaan)
Juran mengatakan sangat banyak arti dari “MUTU”, akan tetapi ada 2 yang factor penting yang kritikal untuk mengelola mutu, yaitu :
a. Mutu sebagai keistimewaan produk/ Jasa  semakin baik keistimewaan produk/jasa, semakin baik mutunya.
CHAMPS UI Mutu yang dimaksud adalah dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
b. Mutu berarti bebas dari kekurangan  semakin sedikit kekurangan, semakin baik mutunya, termasuk bebas dari kesalahan yang menyebabkan harus dilakukan pengulangan pekerjaan, ketidakpuasan pelanggan, adanya keluhan pelanggan dan lainnya.
Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila produk mempunyai daya tahan penggunaannya lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang memakainya, produk tidak mudah rusak, adanya jaminan kulalitas (quality assurance) dan sesuai etika bila digunakan
Khusus untuk jasa diperlukan pelayanan kepada pelanggan yang ramah tamah, sopan santun serta jujur, yang dapat menyenangkan atau memuaskan pelanggan Ada beberapa aspek yang berpengaruh pada konsep peningkatan mutu, yang dikenal sebagai TRILOGI JURAN, yaitu : a. Perencanaan Mutu (Quality Planning).
Bahwa untuk pemahaman dan implementasi mutu tidak datang secara kebetulan demikian saja, namun diperlukan penyelenggaraan pelatihan
CHAMPS UI khusus. Suatu mutu harus dirancang atau direncanakan yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :
01. Menetapkan (identifikasi) siapa pelanggan 02. Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan 03. Mengembangkan keistimewaan produk 04. Mengarahkan perencanaan kegiatan-kegiatan operasional b. Pengendalian Mutu (Quality Control):
Kontrol mutu adalah proses deteksi atau koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan. Langkah-langkah kegiatan yang dikerjakan adalah :
01. Evaluasi Kinerja dan Kontrol Produk
02. Membandingkan kerja aktual terhadap tujuan produk
03. Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada
c. Peningkatan Mutu (Quality Improvement).
CHAMPS UI 01. Mencakup 2 hal yang berhubungan dengan pelanggan internal dan eksternal
 fitness for use
 mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan.
02. Kegiatan Peningkatan Mutu
 Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi peningkatan mutu
 Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan
 Menetapkan tim kerja
 Menyediakan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk mendiagnosa penyebab, merangsang perbaikan, mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan 2. PHILIP CROSBY (1926 – 2001)
Konsep mutu yang diterapkan adalah ZERO DEFFECT (Tanpa kecacatan dan atau kekurangan), sehingga Crosby dijuluki sebagai “Zero Deffect Thinker”
Kualitas atau mutu menurut Crosby, bukanlah sesuatu yang tidak berwujud dan beragam, namun merupakan strategi penting yang dapat diukur dan hasilnya digunakan untuk melakukan perbaikan atau peningkatan mutu. Pemahaman tentang
CHAMPS UI mutu atau tingkat kecacatan serta pemantauan dan pengukuran mutu merupakan bukti adanya kegagalan atau penyimpangan daripada pemastian kesuksesan atau keberhasilan. Jadi penekanan konsep ini adalah pencegahan dan bukan pengawasan dan perbaikan. Zero defect atau tanpa cacat bukan berarti tidak ada kesalahan, akan tetapi organisasi tidaklah memulai dengan menetapkan standar target yang rendah. Dengan demikian melakukan pekerjaan berdasarkan aktivitas proses dan menetapkan persyaratan yang jelas untuk memberikan hasil yang sesuai.
Dalam bukunya “Quality without tears” (1988), Crosby mengidentifikasi 5 karakter penting yang dibutuhkan untuk suksesnya organisasi dimasa depan, yaitu :
a. Setiap orang melakukan pekerjaan secara rutin pada kesempatan pertama. b. Antisipasi perubahan dan manfaatkan
keunggulan organisasi
c. Pertumbuhan yang konsisten dan menguntungkan
d. Menyediakan prduk layanan baru sesuai kebutuhan
e. Setiap karyawan senag bekerja di puskesmas
CHAMPS UI Karakteristik yang konsisten akan terwujud dengan 4 kriteria absolut, yaitu :
a. Definisi mutu adalah kepatuhan terhadap persyaratan
b. Sistem Manajemen Mutu adalah pencegahan
c. Standard Kinerja adalah zero defect atau tanpa cacat
d. Pengukuran mutu adalah harga dari ketidaksesuaian
3. W. EDWARDS DEMING (1900-1993) Total Quality Management Thinker
Phylosophy management menurut Deming adalah Total Quality Management, yang focus kepada mutu dan perbaikan/ peningkatan berkesinambungan, dan kemudian dikenal sebagai PDCA Cycle. Ide-ide mutu dari Deming oenting dan bervariasi. Untuk keluar dari krisi, ia menyatakan :
Problem utama pada manajemen dan kepemimpinan … adalah kegagalan untuk dapat mengerti informasi dalam beberapa variasi
Oleh karena itu Deming mengembangkan 14 kerangka kerja untuk mengembangkan ilmu pengetahun di tempat kerja, sebagai berikut :
CHAMPS UI a. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secara konsisten hendak dicapai AI b. Penerapan filosofi mutu
c. Pengurangan ketergantungan pada pengawasan
d. Penghentian pendapat bahwa harga membawa nama
e. Peningkatan yang berkesinambungan pada system pelayanan dan produksi f. Pendidikan dan pelatihan karyawan g. Kepemimpinan yang mempunyai
komitmen terhadap mutu
h. Penghilangan rasa tahut dalam iklim kerja
i. Penghilangan barrier/pembatasan antar unit kerja
j. Pembatasan slogan
k. Pengurangan penekanan pada angka pencapaian target
l. Penghilangan hambatan terhadap kepuasan kerja
m. Perencanaan dan pelaksanaan program diklat yang membangun
n. Pelaksanaan proses perubahan
Deming menggambarkan hambatan utama yang dihadapi manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan perbaikan terus menerus, sebagai berikut :
CHAMPS UI a. Kurangnya upaya untuk mencapai tujuan dalam perencanaan pelayanan akan menyebabkan organisasi tidak berjalan dengan baik
b. Penekanan pada pada keuntungan dan pemikiran untuk mencapai tujuan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
c. Evaluasi kinerja dan tinjuan kegiatan tahunan.
d. Mobility of managers and job hopping. e. Pengelolaan manajemen hanya
menggunakan data yang tersedia. f. Tingginya biaya pelayanan kesehatan. g. Tingginya biaya tanggung jawab Siklus PDCA (The Deming Wheel)
Konsep ini diajukan oleh Deming pada tahun 1950-an dan dikenal sebagai Deming Wheel atau Deming Cycle (Siklus Deming).
Siklus PDCA terdiri dari 4 tahap yang saling berhubungan mulai dari rencana pemecahan masalah sampai dengan penyelesaian masalah, yaitu :
Plan = Perencanaan untuk melakukan perbaikan/peningkatan
Do = Melakukan perubahan dalam skala kecil dulu, baru kemudian mencoba perubahan tersebut
CHAMPS UI Check = melihat apakah perubahan itu telah sesuai dengan proses sesuai dengan yang direncanakan
Act = menerapkan perubahan yang baik
Konsep Deming tersebut dikenal sebagai Never ending cycle of continuous improvement (cyclus perbaikan yang ber-kesinambungan/terus menerus) dengan : a. Menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk Transformasi Budaya mutu
b. Inisiatif mutu harus dimulai dari manajemen puncak
Ternyata mutu dapat diartikan banyak, yang intinya adalah mencapai yang terbaik, antara lain adalah :
1. Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar (Deming); Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang akan dihasilkannya.
CHAMPS UI 2. Mutu adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya.
3. Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (konsumen) 4. Kebutuhan dan harapan pelanggan
merupakan kinerja yg sesuai dengan standar yang diharapkan pelanggan
5. Dikaitkan dengan suatu derajat keberhasilan atau penampilan yg patut mendapat pujian, yaitu suatu derajat kesempurnaan hasil yang jauh melampaui tingkat rata-rata 6. Memenuhi harapan pelanggan untuk
pertama kali dan setiap kali
7. Memberikan produk dan jasa yang secara konsisten memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan
8. Melakukan pekerjaan yang benar secara tepat pada saat pertama, selalu mengusahakan perbaikan dan selalu memuaskan pelanggan
9. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
10. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati Walaupun tidak ada tentang definisi mutu secara universal, namun ada unsur-unsur yang sama, sehingga kesimpilannya mutu adalah :
CHAMPS UI Keadaan dinamis yang diasosiasikan dengan produk, jasa, orang, proses dan lingkungan yang mencapai dan melebihi harapan
Quality is the totality of characteristics of an entity that bear on its ability to satisfy stated and implied needs
PENGERTIAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN 1. AZRUL AZWAR
Pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan” 2. MARY Z. ZIMMERMAN
Memenuhi dan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses 3. INSTITUTE OF MEDICINE, USA
Tingkatan di mana layanan kesehatan untuk individu atau penduduk mampu meningkatkan hasil kesehatan yang diingin- kan dan konsisten dengan pengetahuan profesional saat ini
CHAMPS UI 4. AVEDIS DONABEDIAN (2000)
Derajat mutu pelayanan kesehatan adalah tingkatan dimana layanan yang diberikan : a. Sesuai dengan persyaratan layanan yang
yang ditetapkan.
b. Dapat mencapai keseimbangan yang paling tepat antara manfaat dan risiko Mutu layanan kesehatan merupakan penerapan ilmi dan teknologi medis untuk maksimalisasi manfaatnya terhadap kesehatan tanpa menimbulkan risiko. Avedis Donabedian Quotes :
“Systems awareness and systems design are important for health professionals, but they are not enough. They are enabling mechanisms only. It is the ethical dimensions of individuals that are essential to a system’s success. Ultimately, the secret of quality is love. You have to love your patient, you have to love your profession, you have to love your God. If you have love, you can then work backward to monitor and improve the system.”
Sistem kesadaran dan system adalah sangat penting untuk petugas professional di bidang kesehatan. Itu semua hanyalah mekanisme. Ini adalah dimensi etika individu yang utama untuk keberhasilan
CHAMPS UI system. Pada akhirnya rahasia mutu adalah “Cinta”. Anda harus mencintai pasienmu, mencintai profesimu, mencintai Allah. Jika anda memiliki cinta, kemudian anda dapat melihat kebelakang untuk memantau dan meningkatkan sistem 5. MILTON I. ROMER dan C. MONTOYA
AGUILAR, (WHO, 1988);
Penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, ketidakmampuan dan kekurangan gizi
Terlihat adanya perbedaan Definisi mutu. Perbedaan ini timbul disebabkan dari arah mana mutu layanan ini dilihat :
a. Bagi health consumer
Mutu layanan terkait pada ketanggapan, keramahan petugas serta kesembuhan atas penyakit yang diderita
b. Bagi health provider
Mutu pelayanan sesuai dnegan kemajuan ilmu kesehatan yang mutakhir c. Bagi health financing
CHAMPS UI Mutu pelayanan terkait pada efisiensi sumber daya (uang terutama); kewajaran atas pem-biayaan, dan mampu memberikan keuntungan
Dari berbagai perbedaan tersebut diatas, maka dapat diambil kesipulan bawa yang dimaksud dnegan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah :
a. Doing the right thing right at the first time = lakukan yang benar dnegan benar pada kesempatan pertama
b. Making continuous improvement = implementasi perbaikan berkelanjutan
ALASAN PENTINGNYA IMPLEMENTASI MUTU DALAM PELAYANAN KESEHATAN. 1. Perubahan global misalnya perdagangan
bebas
2. Mutu adalah masalah hak dan etis
3. Mutu membantu pasien mencapai hasil yang optimal
4. Komitmen terhadap mutu akan mengurangi biaya pengeluaran
5. Kebanggaan staf terhadap organisasi 6. Menghindari rasa frustasi baik dari staf
maupun pelanggan
7. Lebih mudah memenuhi standar-standar yang ditetapkan
CHAMPS UI DIMENSI DAN KARAKTERISTIK MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Tentang dimensi mutu pelayanan kesehatan, ada beberapa kriteria-kriteria, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang, antara lain :
1. Bagaimana MELAKUKAN HAL YANG BENAR: a. EFFICACY  Pelayanan menunjukkan manfaat dan hasil yang diinginkan pada kondisi ideal.
b. APPROPRIATENESS  Pelayanan yang diberikan relevan dan tepat sesuai kebutuhan
2. Ciri Pelayanan bermutu MELAKUKAN HAL YG BENAR TERSEBUT SECARA BENAR ( DOING THE RIGHT THINGS RIGHT )
a. AVAILABILITY  Tersedia pelayanan yang dibutuhkan
b. TIMELINESS  Tepat waktu Dimensi mutu secara umum adalah :
1. EFFECTIVENESS : keberhasilan di dalam kondisi riil di lapangan
CHAMPS UI 2. CONTINUITY : pelayanan yang diberikan berkelanjutan dan terkoordinir dari waktu ke waktu
3. SAFETY : keamanan pelayanan yang diberikan
4. EFFICIENCY : efisiensi pelayanan
5. RESPECT AND CARING : sopan, hormat, penuh perhatian
6. ACCEPTABILITY : sejauh mana pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat : memenuhi harapan, kebutuhan, pandangan dan pilihan penerima
7. LEGITIMACY/ACOUNTABILITY : pelayanan dapat dipertanggung jawabkan
8. ACCESSIBILITY : pelayanan yang diberikan dapat dicapai
9. AMENITIES : kenyamanan
10. TECHNICAL COMPETENCE : kompetensi teknis
11. INTERPERSONAL RELATIONSHIP : hubungan antar manusia
12. AFFORDABILITY : terjangkaunya pelayanan oleh masyarakat
CHAMPS UI 14. ASSURANCE : jaminan
15. TANGIBLE : nyata / tampak 16. EMPHATY : empati
17. RESPONSIVENESS : sikap responsif
Menurut WHO, terdapat 8 dimensi mutu pelayanan kesehatan, yaitu:
1. KOMPETENSI TEKNIS (TECHNICAL COMPETENCES)
Kompetensi teknis ini terkait dengan keterampilan, kemampuan dan penampilan petugas, manajer, dan staf pendukung. Kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal kepatuhan, ketepatan (accuracy), kebenaran (reliability), dan konsistensi. 2. AKSES PADA PELAYANAN (ACCESS TO
SERVICES)
Pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa.
3. EFEKTIVITAS (EFFECTIVENESS)
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada.
CHAMPS UI 4. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (INTER
PERSONAL RELATIONSHIP)
Interaksi antar petugas kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan masyarakat. Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsive, dan memberikan perhatian.
5. EFISIENSI (EFFICIENCY)
Dimensi yang penting dari kualitas pelayanan kesehatan efisiensi kerja. Efisiensi ini yang akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien pada umumnya akan memberikan perhatian yang optimal pada pasien dan masyarakat. Petugas kesehatan akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki.
6. KESINAMBUNGAN/KEBERLANGSUNGAN (CONTINUITY)
Dengan adanya kesinambungan maka pasien akan menerima pelayanan kesehatan secara lengkap namun sesuai kebutuhan (termasuk rujukan) tanpa mengulangi
CHAMPS UI prosedur diagnose dan terapi yang tidak perlu.
7. KESELAMATAN (SAFETY)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan keselamatan menjadi hal yang penting, baik untuk pasien maupun petugas kesehatan. Mengurangi risiko cedera, infeksi, atau bahaya lain terkait pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan melibatkan petugas kesehatan dan pasien.
8. KENYAMANAN (AMENITIES)
Kenyamanan memang tidak memiliki hubungan langsung dengan efektivitas klinis tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan serta akan menjadi pendorong pasien unutk kembali ke sarana pelayanan kesehatan untuk mendapat pelayanan kesehatan berikutnya. Kenyamanan juga berkaitan dengan penampilan fisik dari sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan non kesehatan, peralatan medis maupun non medis.
SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
CHAMPS UI Implementasi manajemen mutu pelayanan kesehtan di puskesmas dilaksanakan dengan konsep membangun sistem manajemen mutu.
SISTEM MANAJEMEN MUTU adalah Kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu, yang terdiri dari aktivitas kegiatan mutu, yaitu : 1. Perencanaan mutu,
2. Pengendalian Mutu, 3. Pemastian Mutu 4. Perbaikan Mutu
PRINSIP SISTEM MANAJEMEN MUTU Implementsi system manajemen mutu juga harus berdasar pada 8 PRINSIP SYSTEM MANAJEMEN MUTU sebagai berikut :
1. FOKUS PADA PELANGGAN
Suatu organisasi sangat bergantung pada konsumennya, oleh karena itu organisasi tsb harus dapat mengetahui apa yang dibutuhkan konsumennya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan tanggap akan apa yang menjadi harapan konsumen
CHAMPS UI a. Suatu kesatuan tujuan dan arah dari
suatu organisasi.
b. Seorang pemimpin juga harus dapat menetapkan untuk terlibat sepenuhnya dalam mencapai apa yang menjadi sasaran dari organisasi tersebut
3. PENGIKUTSERTAAN KARYAWAN
Manusia dalam tingkat tertentu dapat menjadi suatu bagian penting dari suatu organisasi dan keterlibatan secara penuh dapat meningkatkan keahlian mereka dalam berorganisasi dan dapat digunakan untuk keuntungan organisasi.
4. PENDEKATAN PROSES
Manusia dalam tingkat tertentu dapat menjadi suatu bagian penting dari suatu organisasi dan keterlibatan secara penuh dapat meningkatkan keahlian mereka dalam berorganisasi dan dapat digunakan untuk keuntungan organisasi.
5. PENDEKATAN SISTEM DALAM MANAJEMEN Setiap karyawan dalam tingkat dan jabatan serta pekerjaan tertentu dapat menjadi suatu bagian penting dari suatu organisasi dan keterlibatan secara penuh dapat meningkatkan keahlian mereka dalam berorganisasi dan dapat digunakan untuk keuntungan organisasi.
CHAMPS UI 6. PENINGKATAN BERKELANJUTAN
Perbaikan yang berkelanjutan harus menjadi tujuan yang tetap dalam suatu organisasi
7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN FAKTA
Sebuah keputusan yang efektif adalah sebuah keputusan yang berdasar pada analisa data dan informasi.
8. HUBUNGAN DENGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGKAN
Sebuah organisasi dan pemasoknya saling membutuhkan dan adanya hubungan yang saling menguntungkan, maka keduanya dapat mencapai suatu keahlian dalam menciptakan suatu nilai.
SYARAT MENERAPKAN SISTEM
MANAJEMEN MUTU
1. COMMITMENT adalah memegang teguh apa yang telah diucap dan dijanjikan untuk direalisasikan.
2. COMPETENT adalah kemampuan baik kemampuan intelektual, kemampuan fisik maupun kemampuan kepribadian yang dapat menunjang seseorang dalam memberikan pelayanan yang berkualitas
CHAMPS UI 3. COMPLIANT adalah kesesuaian terhadap
persyaratan dalam melakukan kegiatan 4. COMMUNICATION adalah komunikasi
antara masing-masing pegawai dengan pegawai lainnya
5. CONSISTENT adalah melakukan pekerjaan akan terus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati
AKTIVITAS DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU
1. MANAJEMEN RISIKO
Program pengelolaan risiko  mencegah permasalahan mutu dan mengembangkan sistem berbasis masalah yg telah dialami. 2. UTILIZATION REVIEW
Telaah pemanfaatan adalah mengkaji, menelaah, memonitor dan mengevaluasi layanan yg digunakan  efisiensisumber daya ( orang, uang, waktu)
3. PEER REVIEW
Tinjauan dan telaah pelayanan yg dilakukan sekelompok sejawat.
4. INDIKATOR
Instrumen yg dapat digunakan  indikasi kinerja / mutu pelyanan ( indikator kinerja dan indikator klinis )
CHAMPS UI SYARAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU :
1. Keterlibatan Setiap Unit:
Hospitals that report more extensive involvement of hospital units in QI efforts will exhibit better values on multiple hospital-level indicators of clinical quality. 2. Keterlibatan Setiap Staf:
Hospitals that report higher participation of hospital staff in QI teams will exhibit better values on multiple hospital-level indicators of clinical quality
3. Partisipasi Penuh Manajer Senior: Hospitals that report higher participation of senior managers in QI teams will exhibit better values on multiple hospital-level indicators of clinical quality
4. Partisipasi Penuh Staf Klinisi:
Hospitals that report higher participation of active staff physicians in QI teams will exhibit better values on multiple hospital-level indicators of clinical quality
PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
CHAMPS UI Implementasi system manajemen mutu di puskesmas saat ini adalah terkait dengan Akreditasi Puskemas sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, dimana pada pasal 2 dijelaskan bahwa Pengaturan Akreditasi Puskesmas bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, masyarakat dan lingkungannya Puskesmas, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
3. Meningkatkan kinerja Puskesmas, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
Upaya implementasi Sistem Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan konsep Total Quality Management yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian (Pemantauan dan Pengukuran) dan Peningkatan Berkelanjutan.
1. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU Pelaksanaan perencanaan mutu di
puskesmas meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :
CHAMPS UI a. Membentuk Tim Manajemen Mutu b. Mengidentifikasi kebijakan dan
peraturan yang berlaku sebagai referensi dalam melakukan pekerjaan, sumber daya yang ada, proses yang telah dilaksanakan dan data-data lain yang diperlukan untuk proses
pelayanan puskesmas
c. Melakukan penilaian awal (self
assessment) terhadap mutu puskesmas terdiri dari akurasi data, pencapaian indikator pelayanan, akses pelayanan, kesesuain pelayanan dengan kebijakan, standard dan aturan yang berlaku, dan pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan system pencatatan dan pelaporan atau hasil audit internal maupun eksternal d. Menyusun rencana implementasi
system manajemen mutu.
e. Menyiapkan form-form yang berlaku di Puskesmas
2. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN a. Pengorganisasian
01. Sosialisasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu
02. Membangun komitmen diantara seluruh petugas puskesmas 03. Penyiapan Tim Kerja
04. Penyiapan Dokumen Mutu 05. Menyusun Visi, Misi Puskesmas
CHAMPS UI 06. Menyusun dan soaialisasi
kebijakan mutu
07. Menyusun Indikator dan atau Sasaran Mutu
b. Pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan
Implementasi system manajemen mutu untuk pelayanan puskesmas sesuai denga dokumen yang telah disiapkan c. Implementasi system majemen mutu
Seluruh petugas puskesmas mulai bekerja sesuai dengan standar prosesdur operasional yang berlaku 3. PENGENDALIAN
a. Pemantauan dan Pengukuran : 01. Indikator/Sasaran Mutu yang
ditetapakn 02. Sasaran Mutu 03. Penilaian Kinerja
04. Pengukuran Kepuasan Pelanggan 05. Evaluasi kegiatan
b. Internal Audit
c. Eksternal Audit/Survei Akreditasi 4. PENINGKATAN BERKELANJUTAN
a. Analisa Data : 01. Laporan rutin
02. Hasil Pemanatauan dan
Pengukuran dan masukan lainnya 03. Menyusun Rencana Tindak Lanjut
CHAMPS UI ALAT KENDALI MUTU
Alat kendali mutu adalah perlengkapan statistik yang digunakan untuk memecahkan masalah manajemen dalam pelaksanaan pekerjaan dan mengusahakan perbaikan hasil dan proses kerja. Alat-alat itu dirancang sederhana hingga dapat dipakai siapa saja dengan bekal pendidikan menengah. Tujuannya adalah untuk memudahkan pelacakan secara tepat atas masalah yang mungkin terjadi (trouble shooting).
Implementasi system manajemen mutu di puskesmas merupakan upaya peningkatan dan perbaikan optimal untuk dapat tercapai konsep mutu yaitu “Melakukan yang benar dengan benar pada kesempatan pertama dan perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan
CHAMPS UI kesehatan yang berkesinambungan. Dengan demikian diharapkan puskesmas dapat melakukan proses yang baik dan menghasilkan kinerja yang baik.
Jadi dengan kata lain puskesmas berupaya untuk optimalisasi dampak pelayanan klinis, meningkatkan kepuasan pelanggan, mempertahankan staf berbakat dan kelangsungan proses keuangan yang baik. Tahapan pada system manajemen mutu yang tidak dapat ditinggalkan adalag Pengendalian Mutu. Tujuan pelaksanaan pengendalian mutu adalah :
Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha dan mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan. Untuk itu digunakan Alat-alat pengendalian kualitas agar dapat melakukan kontrol kualitas yaitu untuk mendeteksi adanya cacat atau ketidak sesuaian
Alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah SPC (Statistical Process Control). SPC ini dibuat dengan tujuan untuk mendeteksi penyebab khusus yang mengakibatkan terjadinya kecacatan atau proses diluar kontrol
CHAMPS UI sedini mungkin sehingga kualitas produk/jasa dapat dipertahankan
Teknik dan alat pengendalian mutu menurut Besterfield (Quality Control Eight Edition, 2009) terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu pendekatan secara kualitatif dan pendekatan secara kuantitatif. Pendekatan secara kuantitatif terdiri dari sebagai berikut :
1. Statistical Process Control
Statistical Process Control (SPC) merupakan suatu pendekatan yang membantu aktivitas pengontrolan berbagai proses operasional pada perusahaan manufaktur. Adapun penjelasan mengenai tujuh alat pengendalian kualitas tersebut sebagai berikut.
a. Diagram Pareto; grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian.
b. Diagram Sebab Akibat; disebut juga diagram tulang ikan (fishbone diagram). c. Lembar Periksa; suatu form sistematis
dan terstruktur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan, baik itu data kuantitatif maupun data kualitatif. d. Diagram Aliran Proses; menunjukkan
urutan kejadian dalam sebuah proses. Diagram alir digunakan dalam operasi manufaktur dan jasa.
CHAMPS UI e. Diagram Pencar; menunjukkan hubungan dari dua variabeld alam sistem koordinat cartesian dengan satu variabel pada satu sumbu.
f. Histogram; menyajikan data yang telah dikumpulkan dalam bentuk diagram batang yang menjelaskan variasi pada suatu proses operasi.
g. Peta Kontrol; grafik yang menggambarkan garis kendali yang menunjukkan proses dalam keadaan terkendali atau tidak.
2. Acceptance Sampling
Acceptance Sampling merupakan suatu sistem keputusan untuk menerima atau menolak suatu lot atau populasi berdasarkan hasil pemeriksaan sebagian lot/populasi saja (sampel). Prinsip dari Acceptance Sampling yaitu pengambilan sampel kemudian periksa sampel.
3. Reliability
Reliability didefinisikan sebagai probabilitas bahwa sistem akan bertahan selama waktu satuan tertentu.
4. Taguchi’s Quality Engineering Metode. Taguchi merupakan perbaikan kualitas dengan metode percobaan “baru”, artinya pendekatan lain yang memberikan tingkat
CHAMPS UI kepercayaan yang sama dengan SPC (Statistical Process Control).
5. Failure Mode and Effect Analysis Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis kehandalan dari suatu sistem, sub sistem dan komponen sistem.
6. Quality Function Deployment
QFD adalah metode yang efektif dalam menguji ulang gambaran kebutuhan konsumen dengan tujuan bagaimana menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Pentingnya penerapan teknik dan alat pengendalian mutu menurut McQuater et al. dan Spring et al. bahwa dari seluruh anggota organisasi, terlibat dalam penyelesaian masalah kualitas dengan berbagai teknik yang digunakan, agar terbentuk mindset bahwa mereka bagian dalam proses perbaikan yang berkelanjutan. Penerapan teknik dan alat pengendalian kualitas yang baik akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja organisasi. Dampak positif tersebut seperti tercapainya kepuasan pelanggan, peningkatan kesadaran karyawan terhadap kualitas sistem, peningkatan kinerja organisasi dan peningkatan hubungan dalam rantai nilai setiap tahapan, dan mampu memperbaiki posisi
CHAMPS UI persaingan sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan.
MANFAAT ALAT KENDALI MUTU.
Sebagai alat untuk pemecahan masalah yang dapat :
1. Membantu mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah cepat dan lebih efektif.
2. Membantu proses pengambilan keputusan. 3. Menyediakan alat-alat sederhana namun kuat untuk digunakan dalam pelaksanaan perbaikan terus-menerus
4. Menyediakan kendaraan untuk mengkomunikasikan masalah dan resolusi seluruh bisnis.
5. Menyediakan suatu cara untuk penggalian informasi dari data yang dikumpulkan
PERENCANAAN PENGENDALIAN MUTU
Ketika menyusun perencanaan pengendalian mutu, sebaiknya diperhatikan beberapa hal penting dibawah ini :
1. What :
a. Pertanyaan apa yang harus kita jawab? b. Apa alat analisis data yang akan kita
gunakan dan bagaimana
mengkomunikasikan hasilnya?
c. Jenis data apa yang harus kita menjawab pertanyaan?
CHAMPS UI d. Apa informasi tambahan yang kita
butuhkan untuk analisis masa depan? 2. How  Bagaimana kita menerima dan
mengkomunikasikan jawaban?
3. Where  Dimana dalam proses tersebut kita dapatkan data yang kita butuhkan? 4. Who  Siapa yang dalam proses tersebut
dapat memberikan data?
5. How  Bagaimana kita bisa mengumpulkan data dari individu-individu dengan upaya minimal dan kesalahan?
6. When Bila data yang akan didapat? 7. How much  Berapa biaya untuk
mengumpulkan data?
Beberapa alat kendali mutu yang kerapkali digunakan adalah :
1. Seven Quality Tools a. Brainstorming b. Check Sheet c. Pareto Diagram d. Histogram e. Peta Kendali f. Scatter Diagram 2. New Quality Tools
a. Afinity Diagram b. Relation Diagram c. Tree Diagram
CHAMPS UI SUMBANG SARAN (BRAIN STORMING)
Cara ini sangat efektif untuk untuk menggali, mengumpulkan ide, pendapat dan saran sebanyak-banyaknya dari sekelompok orang, dan hasilnya sangat luar biasa bila diterapkan dan ini merupalan “Pola Berpikir Kreatif”
1. Penggunaan :
a. Menetapkan Topik Bahasan
b. Menentukan sebab yang mungkin atau solusi dari suatu masalah
c. Merencanakan langkah-langkah suatu kegiatan
d. Memutuskan masalah (peluang perbaikan) yang akan digarap
e. Mengembangkan konsesnsus dalam tim 2. Cara melakukan brain storming
a. Tahap 1 persiapan
01. Memilih, menentukan pimpinan kelompok
02. Pemimpin menjelaskan topik pembahasan, waktu yang tersedia, alat bantu yang digunakan, menunjuk notulis b. Tahap 2  mengumpulkan data :
01. Tiap anggota secara bergilir diminta menyampaikan ide/pesan/ saran secara spontan atau ditulis dikertas post it (KJ methode)
CHAMPS UI 02. Tiap anggota hanya boleh menyampaikan 1 ide/pesan/saran pada tiap giliran, bagi anggota yang mempunyai ide/pesan/saran >1 agar disampaikan pada giliran berikutnya
03. Tidak boleh saling menertawakan/ meremehkan/menginterupsi/ menanggapi ide/pesan/saran anggota lain
c. Tahap 3  pembahasan:
01. Kelompok membahas ide/pesan/ saran yang terkumpul, meng-klarifikasi, menilai apakah ide/ pesan/saran benar dan sesuai dengan topik
02. Menyepakati, memutuskan ide/ pesan/saran yang akan ditindak-lanjuti dan dpt dilaksanakan d. Tahap 4, analisa:
Membuat kesimpulan dari sumbang saran
CHAMPS UI CHEEK SHEET
MANFAAT
1. Metode sederhana dan efektif untuk mengumpulkan informasi.
2. Menjamin konsistensi data yang dikumpulkan.
3. Dapat diselesaikan pada saat melakukan pekerjaan
4. Menyederhanakan pengumpulan data dan analisis.
5. Ikhtisar tren.
6. Fokus kepada masalah. CARA MENGGUNAKAN :
1. Tentukan format yang dibutuhkan, misalnya tabel, grafik tally dll
2. Tentukan faktor-faktor yang perlu diukur. 3. Membuat format yang memudahkan untuk
CHAMPS UI 4. Sediakan tempat untuk komentar - sering
memberikan pemahaman yang berharga 5. Siapkan petunjuk penggunaan dan melatih
para kolektor data.
6. Uji checksheet sebelum pelaksanaan – bila memungkinkan telusuri masalah yang akan dibahas.
7. Lakukan pemantauan proses dan memvalidasi hasil.
DIAGRAM PARETO
Apa yang dimaksud dengan DIAGRAM PARETO? 1. Umumnya dikenal sebagai analisis ABC
"atau" aturan 80:20 " Sebagai contoh:
CHAMPS UI a. 80% dari masalah yang dikaitkan
dengan 20% penyebab
b. 80% masalah akan terselesaikan dengan menginterfensi 20% masalah
2. Kategori daata diatur dalam urutan frekuensi - mulai dengan yang paling sering 3. Merupakan salah satu alat sederhana
namun efektif yang tersedia
4. Mampu mengidentifikasi masalah yang paling signifikan yang dikerjakan pada awal proses
5. Merupakan alat perbaikan efektif pada 6. Alat ini mampu membedakan antara
permasalahan prioritasdan permasalahan tidak prioritas
PENGGUNAAN
1. Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah yang harus diselesaikan.
2. Pareto Charts digunakan suatu produk atau jasa memberikan hasil kinerja yang berbeda diukur dengan kriteria yang sama
Contoh : hasil pengukuran kepuasan pelanggan ternyata menyatakan bahwa waktu tunggu layanan lama
SYARAT MEMBANGUN DIAGRAM PARETO 1. Informasi harus dipilih berdasarkan jenis
atau klasifikasi cacat yang terjadi sebagai hasil dari suatu proses.
CHAMPS UI 2. Data harus dikumpulkan dan diklasifikasikan
ke dalam kategori.
3. Kemudian histogram atau grafik frekuensi dibangun menunjukkan jumlah kejadian. GUNA
Untuk mengetahui masalah dan penyebab masalah
PRINSIP
Vital view yaitu yg sedikit tapi besar pengaruhnya adalah penting, sedangkan yang banyak tapi sedikit pengaruhnya adalah kurang penting.
CHAMPS UI APA ITU DIAGRAM SEBAB-AKIBAT?
1. Alat yang digunakan bersama brainstorming dan membantu untuk mengidentifikasi, mengurutkan dan menampilkan kemungkinan penyebab suatu masalah tertentu.
2. Dikenal sebagai Fishbone atau Ishikawa Diagram.
3. Menunjukkan hubungan antara hasil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 4. adalah alat untuk menemukan semua
penyebab yang mungkin untuk efek tertentu.
5. Tujuan utama dari diagram ini adalah untuk bertindak sebagai langkah pertama dalam pemecahan masalah dengan membuat daftar kemungkinan penyebab.
MEMBANGUN DIAGRAM SEBAB AKIBAT
1. Pertama, jelas mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah atau efek yang penyebab harus diidentifikasi. Letakkan masalah atau efek di bagian kanan atau kepala diagram.
2. Mengidentifikasi semua area yang luas dari masalah.
3. Menulis dalam semua kemungkinan penyebab rinci di setiap area yang luas. 4. Setiap penyebab harus diidentifikasi tampak
atas untuk spesifik menyebabkan lebih lanjut.
CHAMPS UI 5. Lihat diagram dan mengevaluasi penyebab
utama.
6. Tetapkan tujuan dan mengambil tindakan pada penyebab utama.
DIAGRAM ALIR (FLOW CHARTS)
DIAGRAM ALIR adalah representasi gambar menampilkan semua langkah-langkah proses
MEMBANGUN FLOW CHARTS
1. Pertama, membiasakan peserta dengan simbol diagram alir.
2. Gambarkan aliran proses grafik dan mengisinya secara rinci tentang setiap elemen.
CHAMPS UI 3. Menganalisis diagram alir yang. Tentukan langkah-langkah menambahkan nilai dan tidak dalam proses menyederhanakan pekerjaan.
DIAGRAM KONTROL/PETA KENDALI (CONTROL CHARTS)
DIAGRAM KONTROL digunakan untuk menentukan apakah suatu proses akan menghasilkan suatu produk atau jasa dengan sifat terukur konsisten.
CHAMPS UI APA YANG DIMAKSUD DENGAN CHART CONTROL?
1. Ini adalah alat statistik yang digunakan untuk membedakan antara variasi dalam proses yang dihasilkan dari penyebab umum, dan variasi yang dihasilkan dari sebab khusus
2. Merupalan tampilan grafik stabilitas atau ketidakstabilan proses dari waktu ke waktu
3. Menampilkan data dalam urutan waktu yang terjadi
PENGGUNAAN CHART CONTROL
1. Membuat penilaian dari kinerja proses selama periode waktu tertentu
2. Memberikan arahan yang umum untuk mendiskusikan proses kinerja
3. Untuk menilai/mengukur efektivitas perubahan untuk meningkatkan proses
GUNA
1. Efektif utk mengumpulkan, menyusun data secara
2. otomatis sehingga menjadi sumber informasi bagi
3. pengambil keputusan sehingga keputusan valid dan
4. dpt dipertanggungjawabkan 5. Membedakan opini dg fakta,
CHAMPS UI 6. Membuktikan kebenaran dg data
MENGEMBANGKAN CONTROL CHARTS
1. Mengidentifikasi kritis operasi dalam proses di mana pemeriksaan mungkin diperlukan. 2. Mengidentifikasi karakteristik produk kritis. 3. Tentukan apakah karakteristik produk kritis
adalah variabel atau atribut.
4. Pilih peta kendali proses yang sesuai. 5. Menetapkan batas kontrol dan
menggunakan grafik untuk memantau dan memperbaiki.
CARA PEMBUATAN CONTROL CHART 1. Tahap 1  PERSIAPAN
a. Menentukan tujuan pengumpulan data, b. Mengidentifikasi sasaran, aspek sasaran c. Menentukan waktu dan lokasi
d. Membuat check sheet 2. Tahap 2  MENGUMPULKAN DATA
a. Mengumpulkan data mengenai frekuensi/seberapa
b. sering terjadinya suatu masalah atau penyebab masalah
c. Setiap kejadian dicantumkan dg tally atau tanda lidi
CHAMPS UI 3. Tahap 3  tabulasi data:
a. Menyimpulkan data mengenai frekuensi masing2 jenis
b. masalah yg terjadi atau frekuensi masing2 penyebab
c. masalah yg mengakibatkan terjadinya masalah
4. Tahap 4, analisa:
Membuat kesimpulan dari lembar periksa data
DIAGRAM PENCAR (SCATTER DIAGRAM) DIAGRAM PENCAR (SCATTER DIAGRAM) 1. Sebuah alat grafis yang dapat
mengidentifikasi hubungan yang mungkin antara dua set variabel yang berbeda 2. Sebuah tampilan/gambaran apa yang terjadi
pada satu variabel ketika yang lain mengalami perubahan
3. Sebuah metode pengujian penyebab / efek hubungan
4. Scatter Diagram digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara perubahan yang diamati dalam dua set variabel yang berbeda.
CHAMPS UI GUNA
1. Menunjukkan sebaran data dlm waktu tertentu
2. Menunjukkan ada tidaknya hubungan keterkaitan dan kekuatan hubungan antara variabel satu dg lain dlm bentuk koefisien korelasi
MEMBANGUN SCATTER DIAGRAM
1. Pertama, mengumpulkan dua lembar data dan membuat tabel ringkasan data.
2. Menggambar diagram label sumbu vertikal dan horisontal. Pada umumnya penyebab variabel diberi label pada sumbu X dan efek variabel diberi label pada sumbu Y.
CHAMPS UI 4. Tafsirkan diagram pencar untuk arah dan
kekuatan.
CARA MEMBANGUN SCATTER DIAGRAM 1. Tahap 1, Mengumpulkan data:
Data 25-50, maks.100 utk setiap var, menggunakan lembar periksa data
2. Tahap 2, Memetakan data pd diagram: a. Sumbu X var Dep, sumbu Y var Indep b. Masukkan data2 dg tanda titik pd
diagram
3. Tahap 3, Membaca hubungan:
Dari gambaran tebaran data menunjukkan kecenderungan hubungan linier/bukan linier, bila linier maka korelasi positif/negatif 4. Tahap 4, Analisa:
Membuat kesimpulan dari diagram pencar/tebar
DIAGRAM BALOK (HISTOGRAM) DIAGRAM BALOK (HISTOGRAM)
1. Histogram adalah grafik batang yang menunjukkan data frekuensi.
2. Memiliki banyak kesamaan dengan Pareto Diagram - dapat vertikal atau horisontal 3. Histogram menyediakan cara termudah
untuk mengevaluasi distribusi data
4. cara merepresentasikan data visual - lebih mudah untuk menampilkan dan
CHAMPS UI menafsirkan dengan menggunakan data dari tabel
5. Ini adalah gambar dari perilaku proses pada proses waktu tertentu
MENGAPA HISTOGRAM?
1. Memungkinkan kita untuk memahami data 2. Memungkin-kan kita untuk melihat pola
yang sulit pada saat melihat angka pada tabel
3. cara sederhana untuk mengko-munikasi-kan data
PENGGUNAAN
1. Histogram dapat digunakan untuk menentukan distribusi.
2. Contoh sebuah rumah sakit ingin mengukur hasil retribusi pelayanan kesehatan dari
CHAMPS UI masing-masing unit dan ingin membandingkannya
MEMBANGUN HISTOGRAM
1. Mengumpulkan data dan menyortir ke dalam kategori.
2. Kemudian label data sebagai set independen atau tergantung set.
a. karakteristik yang Anda mengelompokkan data dengan akan menjadi variabel independen.
b. Menetapkan frekuensi yang akan menjadi variabel dependen.
3. Setiap tanda pada kedua sumbu harus secara bertahap sama.
4. Untuk setiap kategori, menemukan frekuensi terkait dan membuat tanda horizontal untuk menunjukkan frekuensi itu.
DIAGRAM AFINITAS (AFINITY DIAGRAM) GUNA
Memperoleh kesepakatan dalam memecahkan masalah prioritas yg rumit menjadi kategori2 yg mudah dimengerti
CHAMPS UI CARA MEMBANGUN DIAGRAM AFINITAS 1. Tahap 1, mengumpulkan pendapat:
a. Menuliskan prioritas masalah yg akan diselesaikan
b. Tiap anggota menyampaikan penyebab masalah dg sumbang saran, KJ methode c. Setiap pernyataan ditulis dalam 1 lembar post it, diikuti dg why-why approach 5X 2. Tahap 2, diagram Afinitas:
a. Mengelompokkan kartu sejenis, sesuai hirarkhi
b. Memberi judul penyebab masalah c. lakukan sampai semua kartu terorganisir 3. Tahap 3, Analisa:
a. Membuat kesimpulan dari diagram afinity
CHAMPS UI STRATTIFIKASI
GUNA
1. Menguraikan prioritas masalah, 2. Menentukan akar penyebab masalah
3. Dasar pengambilan keputusan/tindakan yg tepat
CARA:
1. Memilah-milah sejumlah masalah menjadi kelompok yg lebih kecil atau tunggal berdasarkan ciri2 khusus sehingga menjadi jelas, terinci faktor2 yg prioritas pd suatu kondisi tertentu dan mudah dianalisis lebih lanjut
2. Penggunaannya bisa bersama2 diagram fishbone atau lembar periksa data
DIAGRAM RELASI (RELATION DIAGRAM)
CHAMPS UI Mengidentifikasi penyebab masalah yang paling mungkin
CARA MEMBANGUN DIAGRAM RELASI 1. Tahap 1, Persiapan:
a. Prioritas masalah
b. Diagram afinity atau diagram tulang ikan 2. Tahap 2, Pengumpulan data:
a. Menuliskan kembali prioritas masalah dan semua diagram afinity sesuai hirarkhi
3. Tahap 3, Diagram relasi:
a. Menghubungkan dg menarik garis hubung antara penyebab2 yg sama b. Bila terjadi garis hubung diatas garis
hubung yg lain, maka akan menggugurkan hubungan yg dibawah c. Garis hubung terbanyak merupakan
penyebab masalah yg paling mungkin 4. Tahap 4, Analisa:
CHAMPS UI DIAGRAM POHON (TREE DIAGRAM)
GUNA
1. Mengidentifikasi solusi masalah 2. Menjabarkan fungsi dalam pelayanan
CARA EMBANGUN DIAGRAM POHON
1. Mengidentifikasi tindakan korektif atau solusi masalah yg akan diimplementasikan, tulis pernyataan pada sisi kiri diagram 2. Melakukan sumbang saran mengenai
berbagai tugas dg how-how approach 3. Mengidentifikasi 3-4 judul pohon utama 4. Menyusun tingkat detail selanjutnya dg how
II dan III
5. Mengkaji ulang apakah sudah benar kaitannya antara how I-II-III