• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan Praktikum Fisika Dasar Pengukuran Pada Benda Padat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh Laporan Praktikum Fisika Dasar Pengukuran Pada Benda Padat"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Pengukuran Pada Benda Padat

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

PENGUKURAN DASAR PADA

BENDA PADAT

Tanggal Percobaan : 02 November 2012 Nama Asisten :

1. Angela Maryam, S.Si

2. Nasrudin, S.Si

3. Ibnu Mahbubah

Penyusun :

1. Ajie Romana Putra 0621 12 070

2. Fatimatul Husnul H 0621 12 069

3. Riska Eka Wijayanti 0621 12 053

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDY KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR 2012 BAB I

(2)

PENDAHULUAN I.1 Tujuan Percobaan

a. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur b. Menentukan volume dan massa jenis zat padat c. Menggunakan teori ketidakpastian

I.2 Teori Dasar Besaran dan Satuan

Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi.

1.

Pengukuran Cara Statis

Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat padat contohnya pada balok dan silinder.

(3)

a. Balok

Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga :

Vbalok = p x l x t

Dengan;

P = panjang balok L = lebar balok T = tinggi balok

Untuk menghitung massa jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga :

Dengan :

v = volume benda

b. Silinder

volume silinder dapat juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan panjang silinder itu sehingga:

Vsilinder = π r2.t

Dengan;

d = diameter silinder t = tinggi silinder r = jari-jari silinder

(4)

Untuk menghitung massa jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga = Dengan : silinder silinder v = volume silinder

Untuk mengukur tingkat ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan cara :

2. Pengukuran secara dinamis

Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis suatu benda pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Archimmides :

setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.

Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides. Contoh pengukuran secara dinamis salah satunya terdapat pada kunci.

(5)

mengukur volume kunci) dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa udara dengan massa air sehingga :

V = Mu – Ma Dengan ;

Mu = Massa udara Ma = Massa air

Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:

ρ = m/v Dengan ;

ρ = massa jenis (Kg/m3) M = massa zat (Kg) V = volume zat (m3)

Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.

Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).

BAB II

(6)

II.1 Alat

a. Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm. b. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.

c. Neraca Teknis

Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara

(7)

lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.

d. Bejana Gelas

Bejana gelas digunakan untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes

e.

Thermometer

Adalah alat untuk mengukur suhu ruangan

f.

Barometer

Adalah alat yang digunakan untuk mengetahuui tekanan dalam ruangan.

g. Kalkulator

Digunakan sebagai alat bantu hitung II.2 Benda

a. Sebuah balok tembaga

b. Sebuah sillinder besi

(8)

BAB III

METODE PERCOBAAN III.1 Cara Statis :

a. Mengukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang

berlainan. Kemudian membuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing.

b. Mengukur ketebalan benda dengan mikrometer skrup

c. Menentukan massa benda padat dengan cara ditimbang ( hanya

satu kali)

d. Mencatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan

e. Mengukur benda padat yang lain dengan harga rata0rata

masing-masing penyimpangan. III.2 Cara dinamis :

a. Menentukan massa benda dengan cara ditimbang

b. Menimbang satu kali lagi benda yang tergantung tersebut, yang

terendam seluruhnya dalam air. ( airnya tidak ikut tertimbang dan benda tersebut tidak mengenai dasar bejana )

c. Mencatat suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir

percobaan

d. Mengulangi seluruh pengukuran tersebut pada benda padat

(9)

BAB IV DATA PENGATAN DAN PERHITUNGAN

Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari jum’at 02 November 2012, maka didapatkan hasilnya sebagai berikut :

Keadaan ruangan P (cm) Hg Temperature (0C) C (%)

Sebelum percobaan 76,5 (cm) Hg 27 0C 68 %

Sesudah percobaan 76,5 (cm) Hg 28 0C 68 %

a. Cara Statis

Table Pengamatan Balok Tembaga

Massa balok tembaga: 66,5 gram

No. P (cm) L (cm) T (cm) V (cm3) ρ(gr/cm3) 1 4,01 1.9 1 7,619 8,72 2 4 1,875 1 7.5 8,86 3 4 1,875 1 7,5 8,86 X 9,34 4,4 1 7,539 8,813 Δx 3,773 1,78 0 o Tingkat Ketelitian =

(10)

=

= ( )

= 99,1 %

Table Pengamatan Besi Silinder Massa besi Silinder : 61,5 gram No . D (cm) r (cm) t (cm) V (cm3) ρ(gr/cm3) 1 1,630 0,815 4,04 8,433 7,292 2 1,628 0,814 4,04 8,413 7,310 3 1,629 0,8145 4,04 8,423 7,301 X 1,629 0,8145 4,04 8,423 7,301 Δx 5,744x10 -4 2,886x10 -4 5,77x10 -3 o Tingkat Ketelitian = = 0,937 × 100% = 93,7% b. Cara Dinamis

Tabel Pengamatan Kunci Bend a ma (gr) mu (gr) V (cm3) ρ(gr/cm3) Kunc i 12,5 10,92 1,58 7,91

(11)

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan pertama yang dilakukan pada balok tembaga, didapatkan data ukuran panjang, lebar, tinggi, volume serta massa benda.

Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda (balok ) = 66,5 gram Percobaan 1 Diketahui :

-

P = 4,01 cm

-

L = 1,9 cm

-

T = 1 cm Volume = P x L x T = 4,01cm × 1,9 cm × 1 cm = 7,619 cm3 cm3 Massa Jenis = = = 8, 72 gr/cm3 Percobaan 2 Diketahui :

-

P = 4 cm

-

L = 1,875 cm

-

T = 1 cm Volume = P x L x T = 4 cm × 1,875 cm × 1 cm = 7,5 cm3 Massa Jenis = =

=

8, 6 gr/cm3 Percobaan 3

(12)

Diketahui :

-

P = 4 cm

-

L = 1,875 cm

-

T = 1 cm Volume = P x L x T = 4 cm × 1,875 cm × 1 cm = 7,5 cm3 Massa Jenis = =

= 8, 6 gr/cm

3

§

Δρ =

=

=

= 8,64 gr/cm3 a. Standar defiasi  Percobaan 1, Δp = = = = = = 3,773 cm  Percobaan 2, Δl = = = = = = 1,78 cm  Percobaan 3, Δt = = =

(13)

= 0

Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis, kami dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ

tembaga 8,9 gr/cm3 adalah :

= =

= ( )

= 99,1 %

Jadi, tingkat ketelitiannya adalah 99,1%

Berdasarkan percobaan kedua yang dilakukan pada silinder besi, didapatkan data ukuran diameter, jari-jari diameter,tinggi, volume, serta massa benda.

Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda (silinder ) =61,5gram Percobaan 1 Diketahui :

-

d = 1,630 cm

-

r = 0,815 cm

-

t = 4,04 cm

- =

Volume = π r2.t = . (0,185)2 . 4,04 = 8,433 cm3 Massa Jenis = = = 7,292 gr/cm3

(14)

Percobaan 2 Diketahui :

-

d = 1,628 cm

-

r = 0,814 cm

-

t = 4,04 cm

- =

Volume = π r2.t = 1,628 cm × 0,814 cm × 4,04 cm = 8,413 cm3 Massa Jenis = = = 7,310 gr/cm3 Percobaan 3 Diketahui :

-

d = 1,629 cm

-

r = 0,8145 cm

-

t = 4,04 cm

- =

Volume = π r2.t = 1,629 cm × 0,8145 cm × 4,04 cm = 8,423 cm3 Massa Jenis = = = 7,301 gr/cm3 § Δρ = = = = 7,301 gr/cm3

(15)

b. Standar defiasi  Percobaan 1, ΔD =

=

= = = = 5,77×10-4 cm  Percobaan 2, Δr =

=

=

=

= = 0,99 cm  Percobaan 3, Δt =

=

=

= = 0

o Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis, kami dapat

menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ besi

7,8 gr/cm3 adalah :

=

= 0,937 × 100% = 93,7%

Jadi, tingkat ketelitiannya sebesar 93,7%

(16)

Cara dinamis adalah pengukuran terhadap benda yang elastis atau bentuknya tidak beraturan.

Nama benda :Kunci Diketahui :

a. Massa di udara ( mu) sebesar 12,5 gram (menggunakan neraca

o’haus)

b. Massa di air (ma) sebesar 10,92 gram

c. Volume kunci V = mu - ma = 12,5 gr – 10,92 gr =1,58 cm3 d. Massa jenis ρ = = = 7,91 gr/cm3 BAB VI KESIMPULAN

Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.

Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.

Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran

(17)

meminimalisirkan kesalahan.

Hasil Pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu dilakukan pengukuran ulang yang mengaibatkan lamanya proses perhitungan data kembali.

Percobaan pada balok tembaga menghasilkan ketelitian hampir mencapai 100 % atau sebesar 99,1% dan bahkan besi silinder sebesar 93,7%. Namun pada pengukuran secara langsung pada

kunci didapatkan data sebesar 10,048 gram/cm3.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapt diambil kesimpulan, sebagai berikut :

§ Untuk pengukuran volume suatu benda dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu cara statis dan cara dinamis sesuai dengan bentuk dan sifat benda (elastis atau tidak elastis).

§ Pengukuran dengan cara statis tingkat ketelitiannya lebih besar

daripada cara dinamis karena cara statis hanya dilakukan untuk pengukuran benda berbentuk beraturan, sedangkan cara dinamis dilakukan untuk pengukuran benda yang berbentuk tidak

beraturan.

DAFTAR PUSTAKA

 Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan  http://muhammadnuruddin071644036.blogspot.com/2010/10/mass a-jenis-zat-padat-bentuk-teratur.html  http://seilandra.blogspot.com/2011/01/laporan-praktikum-pengukuran-dasar-pada 26.html

hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga.

(18)

TUGAS AKHIR

1. Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan

jangka sorong, melainkan dengan mikrometer sekrup ? 2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat

ketelitian 1 % ?

3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara !

4. Dari kedua cara diatas, manakah menurut pengamatan yang

paling teliti ?

5. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut !

6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut !

7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oC, langkah

6 !

8. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume

benda padat ! Jawaban :

1. Fungsi dari setiap alat ukur yang sejenis memanglah sangat

berbeda, contohnya pada kasus ini, “mengapa dalam melakukan percobaan pengukuran tebal suatu benda alat yang digunakan bukanlah jangka sorong melainkan mikrometer skrup? “ kita dapat memaparkan sekilas bahwa fungsi utama dari mikrometer

(19)

skrup adalah untuk mengukur ketebalan suatu benda hal ini karena mikrometer dirancang untuk melakukan pengukuran hingga ketelitian yang amat kecil, sangat cocok untuk mengukur tebal suatu benda yang memiliki ukuran yang amat kecil sehingga diperlukan suatu alat dengan ketelitian yang memadai juga. Contohnya pengukuran pada tebal sebuah kertas, tebal sebuah koin logam, dan lain-lain

2. Iya, hal ini dikarenakan masa sebuah tali tipis dianggap

mempunyai massa 0 (jika bahan yang digunakan amatlah ringan) karena apabila kita perhitungkan kira-kira massa tali dalam percobaan yang kami lakukan memiliki berat 0,0001 gram sama sekali tidak berpengaruh besar.! Sehingga dalam ketelitian 1% pun masih dari angka yang jauh. Semua hal itu kembali pada penggunaan bahan jenis tali tersebut.

3. Hasil pengamatan percobaan

Menggunakan cara statis :

a. Pada benda balok (tembaga), didapat melalui rumus volume

balok yaitu: V= p x l x t

Dimana : P =panjang L =lebar T = tinggi contohnya : Pada Percobaan 1

Diketahui : massa benda (balok ) = 66,5 gram

-

P = 4,01 cm

-

L = 1,9 cm

-

T = 1 cm Volume = P x L x T = 4,01cm × 1,9 cm × 1 cm = 7,619 cm3 cm3

b. Pada Benda silinder (besi), didapat melalui rumus volume

silinder atau tabung = (π . r2. t )

Dimana : π = r = jari-jari t = tinggi

Contohnya pada percobaan 1

(20)

61,5gram

-

d = 1,630 cm

-

r = 0,815 cm

-

t = 4,04 cm

- =

Volume = π r2.t = . (0,185)2 . 4,04 = 8,433 cm3

Menggunakan cara dinamis - Pada Kunci

Dilakukan melalui perhitungan percobaan dari pengukuran selisih antara massa kunci ketika di timbang di udara dengan selisih massa kunci ketika di timbang dalam air (V=mu-ma) Dimana :

Mu= massa kunci ketika ditimbang di udara (gram) Ma= massa kunci ketika ditimbang di air (gram)

Diketahui : Massa di udara ( mu) sebesar 12,5 gram (menggunakan

neraca o’haus)

Massa di air (ma) sebesar 10,92 gram

Maka Volume kunci :

V = mu - ma

= 12,5 gr – 10,92 gr

= 1,58 cm3

4. Sejauh ini data pengamatan kelompok kami menunjukan

bahwa dengan cara statis-lah keakuratan percobaan hampir mencapai angka 90% ke atas, berbeda dibanding dengan cara dinamis yang data pencariannya tergantung dari pengamatan orang yang melakukan percobaan, terlebih lagi melalui cara dinamis banyak halangan yang selalu muncul, mulai dari angin yang mempengaruhi dalam kegiatan penimbangan benda, keefektifan alat, dan lain-lain

5. Massa jenis.

Pada percobaan pengukuran balok tembaga menggunakan cara statis yaitu cara dari perhitungan massa yang didapat dibagi

(21)

dengan volume yang didapat dari percobaan (7,619 gr/cm3).

Dengan rumus : ρ=

Diketahui : massa benda = 66,5 gram V = 7,619 gr/cm3

ρ =

=

= 8, 72 gr/cm

3

Pada percobaan pengukuran silinder besi menggunakan cara statis yaitu cara dari perhitungan massa yang didapat dibagi dengan volume yang didapat dari percobaan ( 8,433 cm3).

Dengan rumus : ρ=

Diketahui : massa benda 61,5 gr

Volume benda 8,433 cm3

Maka massa jenis nya adalah :

ρ=

=

= 7,292 gr/cm3

 Perhitungan ρ kunci dengan mengikuti alur dari perhitungan

system dinamis, maka akan didapat hasil volume dengan

mencari selisih antara ketika kunci ditimbang di udara dengan kunci ketika di timbang di dalam air, lalu masukan kedalam rumus massa jenis.

Diketahui : massa udara = 12,5 gr Volume = 1,58 cm3

Maka Massa jenisnya adalah : ρ =

=

= 7,91 gr/cm3

6. Dari hasil pengamatan percobaan maka akan didapatkan

nilai ketelitianya, sesuai data pengamatan maka kami simpulkan :

a. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis balok , kami

dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ

(22)

= =

= ( )

= 99,1 %

nilai ketelitiannya mendekati nilai ρ tembaga dalam literature, Maka dengan hasil ketelitian = 99,1 % dapat dipastikan benda terbuat dari bahan tembaga

b. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis silinder, kami

dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ

besi 7,8 gr/cm3 adalah :

=

= 0,937 × 100% = 93,7%

nilai ketelitiannya mencapai 93,7% mendekati dengan ρ literature besi, Maka dapat disimpulkan benda tesebut 93,7% terbuat dari besi

7. Dikarenakan perubahan suhu tidak mengalami kenaikan dan

penurunan, maka perhitungan pengukuran benda tidak berpengaruh apapun terhadap jalannya percobaan (lihat di tabel percobaan)

8. Selain cara statis yaitu dengan cara mengukur volume benda

dengan rumus bangun ruang, ada pula cara dinamis, yaitu pencarian data volume suatu benda dengan cara mencari selisih berat benda ketika diukur di udara dengan yang diukur didalam air. Cara ini memiliki syarat yaitu bentuk benda tidak beraturan, contohnya terdapat pada kunci.

Gambar

Table Pengamatan Balok Tembaga
Tabel Pengamatan Kunci Bend a m a  (gr) m u  (gr) V (cm 3 ) ρ(gr/cm 3 ) Kunc i 12,5 10,92 1,58 7,91

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu ruang atau volume yang sama, udara yang berada di dekat laut mempunyai massa yang lebih besar sehingga massa jenisnya juga lebih besar..

benda-benda itu diudara dan dalam zat cair (yang akan ditentukan massa jenisnya), kemudian diukur massa jenis fluida dengan menggunakan aerometer,

Langkah pertama yang kami lakukan dalam praktikum kali ini adalah mengukur suhu ruangan dan mengukur massa jenis oli dengan menggunakan aerometer serta mengukur

Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur diameter luar dan ketebalan suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi,,serta lebih mudah dan hasil pengukuran lebih

Pada saat penambahan dan pengurangan beban, praktikan mengukur massa beban pada setiap perubahan massa, yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan gaya dalam

Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Kata tersebut diturunkan dari istilah Yunani báros yang berarti ' berat , bobot ' dan métron

Untuk pengukuran berat jenis zat cair dengan menggunakan gelas ukur dan neraca, rumus yang digunakan sama dengan rumus untuk menentukan berat jenis benda padat berbentuk

Jika sebuah benda yang massa jenisnya ½ dari massa jenis fluida yang terkecil dimasukkan ke dalam zat cair, maka tentukanlah perbandingan volume benda yang