• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Neila Mokoagow Mahasiswa Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes dan dr. Sri Manovita Pateda, M.Kes Dosen Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN

(Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)

Neila Mokoagow, Dian Saraswati, Sri Manovita Pateda1 nelamokoagow@yahoo.com

Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keilahragaan

Universitas Negeri Gorontalo.

ABSTRAK

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Lama dan Masa Kerja Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Industri Rumahan. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu 11 pekerja yang ada di industri rumahan. Sampel yaitu menggunakan total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel pada penelitian ini. Analisis data menggunakan exact fisher’s test untuk mengetahui pengaruh lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengran. Hasil Penelitian menunjukkan untuk pengaruh lama kerja terhadap fungsi pendengaran didapatkan nilai p = 0,091. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,091 > 0,05, yang berarti H0 diterima yaitu tidak

ada pengaruh antara lama kerja terhadap fungsi pendengaran. Sedangkan pengaruh masa kerja dengan fungsi pendengaran didapatkan nilai p = 0,364 > 0,05, yang berarti H0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara masa kerja terhadap

fungsi pendengaran. Diharapkan pada pekerja menggunakan alat pelindung diri, dan melakukan pengendalian kebisingan untuk mencegah dampak kesehatan pada pekerja.

(2)

Sejalan dengan perkembangan industri sekarang ini jelas memerlukan kegiatan tenaga kerja sebagai usur dominan yang megelolah bahan baku/material, mesin, perlatan dan proses lainnya yang dilkakuan ditempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Akibat yang ditimbulkan oleh teknologi modern karena peningkatan industri adalah timbulnya masalah kebisingan yang mempunyai pengaruh luas mulai dari gangguan konsentrasi, komonikasi, kenikmatan kerja sampai pada cacat karena kehilangan daya dengar yang menetap. Kebisngan tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas kerja tetapi juga berpengaruh terhadap tenaga kerja.( Listyaninggrum, 2011)

Kebisingan merupakan masalah yang hampir selalu dijumpai di semua tempat kerja. Paparan kebisingan dengan intensitas yang tinggi melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan pemerintah melalui KEPMENAKER No. 51/MEN/1999 (85 dB untuk paparan 8 jam kerja sehari) akan membahayakan kesehatan pada telinga tenaga kerja.

Gangguan telinga akibat bising adalah tuli yang diakibatkan oleh bising yang cukup keras dalam waktu yang lama atau pkerja yang sudah bertahun-tahun bising ini diakibatkan oleh lingkungan kerja atau industri yang bisingnya dapat menyebabkan ketulian adalah berfrekuensi tinggi, intensitas yang makin tinggi, makin lama waktu terpapar dan faktor-faktor lain yang menyebabkan tuli atau gangguan pendengaran.

Suara adalah sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran manusia ketika gelombang-gelombang suara dibentuk di udara sekeliling manusia melalui getaran yang diterimanya. Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi 20 – 20.000 Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar. (Djalante, 2010)

Berdasarkan observasi awal di industri rumahan merupakan salah satu badan usaha bergerak dibidang pembuatan berbagai macam alat yang berbahan dasar aluminium, terdapat hanya satu industri rumahan dan terdapat 11 pekerja pada industri tersebut yang ada dikota Gorontalo kecamatan Hulondalangi

(3)

kelurahan Donggala, yang menimbulkan masalah kebisingan dilingkungan kerja tersebut sehingga dapat terganggu para pekerja yang melakukan pekerjaan, ditempat tersebut terpapar suara bising selama 8 jam. Kebisingan ditimbulkan akibat penggunaan dari berbagai mesin dan alat-alat manual, yang digunakan untuk pembutan alat berbahan dasar aluminium yaitu pembuatan oven gas, mekxer pabrik, tempat fermentas kue, cetakan es batu, oven biasa, cetakan kue, baki oven, dan pembingkaian plat nomor. Pembuatan alat-alat ini menyebakan bising dan dapat di rasakan di dalam industri tersebut oleh tenaga kerja namun selama ini belum pernah dilakukan pengkuran intensitas kebisinga dan pemeriksaan telinga pada pekerja. di tempat produksi ini sudah sangat beresiko karena pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri khususnya pada telinga.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengaran pada pekerja industri rumahan

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian di laksanakan di Industri X Desa Donggala Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Dengan hasil observasi bahwa di industri X tersebut berdampak kebisingan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Februari sampai 3 Maret 2014.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survay analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu 11 pekerja yang ada di industri rumahan. Untuk sampelnya yaitu menggunakan total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel pada penelitian ini. Untuk pemeriksaan fungsi pendengaran menggunakan alat Audiometer Analisis data menggunakan uji Exact Fisher Test untuk mengetahui pengaruh lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengran.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasil analisis pengaruh lama kerja terhadap fungsi pendengaran pada pekerja industri X dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(4)

Tabel 1. Distribusi Lama Kerja Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja di Wilayah Kerja Industri X Kota Gorontalo Tahun 2014

Lama Kerja

Fungsi Pendengaran

Total p Value Tidak Normal Normal

n % n % n %

≥8 Jam 10 100,0 0 0,0 10 90.9

0,091

<8 Jam 0 0 1 100 1 9.1

Total 10 100,0 1 100,0 11 100,0 Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwa dari 11 pekerja yang bekerja dikawasan industri X, terdapat yang ≥ 8 jam yaitu 10 pekerja atau (90.9%), mengalami gangguan pendengaran, waktu yang cukup lama berada dilingkungan bising akan berdampak bagi kesehatan terutama pada telinga, sedangkan lama kerja <8 jam yaitu 1 pekerja atau (9.1%) tidak mengalami gangguan fungsi pendengaran dikarenakan bekerja hanya 4 jam. Hasil uji exsact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,091. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,091 > 0,05, yang berarti H0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara lama kerja

terhadap fungsi pendengaran.

Hasil analisis pengaruh masa kerja terhadap fungsi pendengaran pada pekerja industri X dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2 Distribusi Masa Kerja Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja di Wilayah Kerja Industri X Kota Gorontalo Tahun 2014

Masa kerja

Fungsi Pendengaran

Total p Value Tidak Normal Normal

n % n % n %

≥ 5 Tahun 7 70,0 0 0,0 7 63.6

0,364 < 5 Tahun 3 30,0 1 9.1 4 36.4

Total 10 100,0 1 100,0 11 100,0 Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa dari 11 pekerja yang bekerja dikawasan industri X terdapat, yang bekerja ≥ 5 tahun yaitu 7 pekerja atau

(5)

(63.6%) yang mengalami gangguan fungsi pendengaran, semakin lama masa kerja di daerah bising semakin besar resiko yang terjadi pada kesehatan terutama gangguan pendengaran dan rata-rata pekerja mengalami gangguan pendengaran karena masa kerja yang sudah cukup lama bekerja di industri bising, sedangkan masa kerja < 5 tahun yaitu 4 pekerja (36.4%), tetapi 3 pekerja mengalami gangguan fungsi pendengaran karena tingkat intensitas yang berbeda dan karena kepekaan setiap individu berbeda-beda, sedangkan 1 pekerja tidak mengalami gangguan pendengaran karna masa kerja baru 1 tahun bekerja. Hasil uji Exsact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,364. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,364 > 0,05, yang berarti H0 diterima yaitu tidak ada pengaruh antara masa

kerja terhadap fungsi pendengaran. Pembahasan

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di industri X Kota Gorontalo, jenis kelamin para pekerja yang berada di industri X dimana para pekerja keseluruhannya adalah yang berjenis kelamin laki – laki yang berjumlah 11 orang dan pada umumnya para pekerja yang bekerja di industri X dengan golongan umur 20-29 tahun. Industri X yang memproduksi barang yang berbahan alumunium sehingga industri meyebabkan kebisingan dan berdampak bagi kesehatan dan menurunnya fungsi pendengaran.

Berdasarkan hasil penelitian H0 diterima yang artinya tidak terdapat

pengaruh antara lama dan masa kerja terhadap fungsi pendengaran karena masa kerja pekerja masih < 10 tahun dan tiap pekerja mempunyai tipe dan intesitas kebisngan yang berbeda, salah satu faktor penyebabnya karena sedikitnya sampel sehingga hasil statistik menunjukan tidak terdapat pengaruh. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Indah 2009, ketidakadaan hubungan antara masa kerja dengan penurunan fungsi pendengaran disebabkan karena karyawan yang terpapar kebisingan mempunyai tipe dan tingkat intensitas yang berbeda dan karena kepekaan setiap individu berbeda-beda.

Di industri X yang sebagian cara kerjanya masi melakukan secara manual,dengan bunyi yang berintensitas tinggi sehingga dapat menyebabkan turunya fungsi pendengaran. Lingkungan kerja yang melebihi ambang batas guna

(6)

menghindari dampak yang ditimbulkan, seharusnya pihak perusahaan menyediakan alat pelindung diri seperti earplug dan aermuff, namun pada kenyataannya pihak industri X tidak menyediakan alat pelindung diri, sehingga akan menggangu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan keselahan komonikasi bekerja.

Lingkungan kerja yang melebihi ambang batas guna menghindari dampak yang ditimbulkan, seharusnya pihak perusahaan menyediakan alat pelindung diri seperti earplug dan aermuff, namun pada kenyataannya pihak industri X tidak menyediakan alat pelindung diri, sehingga akan menggangu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan keselahan komonikasi bekerja. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan tingginya intensitas kebisingan oleh para pekerja di industri X yaitu intensitas suara yang terlalu tinggi, usia pekerja, lamanya bekerja, jarak dari sumber bunyi, serta kegiatan para pekerja dalam durasi lebih dari 8 jam. Lingkungan kerja dengan tingkat bising diatas dari ≥ 70 dB daya konsentrasi akan berkurang, dan daya reaksi atas rangsangan, sehinga dengan demikian prestasi kerja akan menurun. Sistem saraf autonom akan sangat terkesiap oleh bising, sehingga akan menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, mengecilkan saluran darah dikulit, mengendorkan kegiatan pencernaan dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian di indutri X dengan rata-rata intensitas yang melebihi nilai ambang batas atau ≥ 70 dB disebabkan pengukuran dilakukan didalam ditengah industri dan jarak 3 meter dari sumber bising, kebisingan yang berpotensi mengakibatkan gangguan fungsi pendengaran pada pekerja. Intensitas bising yang di hasilkan oleh industri X yaitu adanya mesin bubut, gerinda, dan bur yang berdampak kebisingan dan cara kerja yang dilakukan secara manual dalam proses produksi sehingga kebisingan yang tidak teratur menyebabkan tingginya intensitas kebisingan.

Lama kerja di industri X paling banyak pekerja bekerja ≥ 8 jam yaitu 10 pekerja, dengan kebisingan yang tinggi sehingga makin lama pekerja berada di industri X akan sangat beresiko bagi kesehatan pekerja, sedangkan 1 pekerja

(7)

bekerja hanya 4 jam, waktu paparan yang tidak melebihi nilai ambang batas sehingga tidak mengalami gangguan pendengaran

Pekerja di industri X dengan masa kerja ≥ 5 tahun yaitu 7 pekerja, yang mengalami gangguan fungsi pendengaran disebabkan oleh waktu paparan kebisingan dan berintensitas tinggi, sedangakn pekerja dengan masa kerja < 5 tahun yaitu 4 pekerja, tetapi 3 pekerja mengalami gangguan fungsi pendengran sedangkan 1 pekerja tidak mengalami gangguan fungsi karena masa kerja baru 1 tahun. Makin lama masa kerja yang berada di lingkungan bising akan menyebakan rusaknya telinga bagian tengah dan bagian dalam.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Tidak ada pengaruh antara lama kerja dan masa kerja terhadap fungsi pendengaran di Industri Rumahan Kota Gorontalo.

Saran

Diharapkan pada pekerja menggunakan alat pelindung diri, bagi pihak industri melakukan pengendalian kebisingan untuk mencegah dampak kesehatan pada pekerja dan bagi pihak instansi terkait agar dapat memperhatikan kebisingan dan hak-hak pekerja.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Indah, 2009, Hubungan Usia, Masa Kerja, Dan Keluhan Karyawan Dengan Penurunan Daya Dengar Di Bagian Sander Shift B

Listyaninggrum, 2011, Pengaruh Intesitas Kebisingan Terhadap Ambang Dengar Pada tenaga Kerja. Di PT Sekar Bengkawan Kabupaten Karanganyar 2011

Lanjahi, 2011, pengaruh intensitas kebisingan dan lama tinggal Terhadap derajat gangguan pendengaran Masyarakat. sekitar kawasan PLTD telaga Kota gorontalo tahun 2012

Tjan, dkk 2013, efek bising mesin elektronika terhadap gangguan Fungsi pendengaran pada pekerja di kecamatan sario Kota manado, sulawesi utara.2013

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa walaupun pembayaran itu dilakukan oleh para Tergugat melebihi waktu yang

Tujuan dari penelitian adalah menganalisis pengaruh peran keluarga (pengawasan orang tua, dukungan ketersediaan sarana, pekerjaan orang tua, pemberian uang saku dan

only when the relationship is established can journalists afford to criticize politicians without “slamming the door in their face” (journalist 2, journalist

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor: 9/PPBJ-BKD/LU-1/2011, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Tanah Laut

Dengan menggunakan tombol Sprite yang bergambar karakter Pacman berwarna merah, Anda dapat memasukkan berbagai macam bentuk karakter yang dibutuhkan dalam permainan..

Pemilihan buku atau media cetak lainnya seperti surat kabar sebagai sumber informasi antara lain disebabkan karena buku (media cetak) merupakan media informasi

98 Modul guru pembelajar paket keahlian dental asisten sekolah menengah kejuruan (SMK) Daftar ciri-ciri keberbakatan peserta didik yang telah diuraikan di atas diharapkan dapat

(2) Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana