• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BLITAR PROVINS! JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BLITAR PROVINS! JAWA TIMUR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2020

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBIAY AAN PELA YANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR YANG TERDAMPAK

CORONA VIRUS DISEASE 2019

Menimbang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,

a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 /MENKES/446/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Pembiayaan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi Rumah Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Corona Vims Disease 2019 (COVID-19), maka Peraturan Bupati Blitar Nomor 26 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kabupaten Blitar yang Terdampak Corona Vims Disease 2019 dipandang sudah tidak sesuai sehingga perlu dicabut;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kabupaten Blitar yang Terdampak Corona Vims Disease 2019;

(2)

Mengingat

2

-1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Serita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Dati II Surabaya dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur dan Undang­ Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik: Indonesia Nomor 3237) ; 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4 723);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

(3)

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ten tang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten tang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041};

10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

(4)

-4-11. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 34);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008 Nomor 3/ A);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 10/D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Nomor 17);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 18 Tahun 2019 ten tang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2019 Nomor 18/ A);

16. Peraturan Bupati Blitar Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 50/D);

(5)

17.. Peraturan Bupati Blitar Nomor 78 Tahun 2019 ten tang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2019 Nomor 79 / A) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor 49 Tahun 2020 tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan Bupati Nomor 78 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2020 Nomor 49/A);

Memperhatikan : 1. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19); 2. Keputusan Menteri HK.01.07 /Menkes/247 /2020 Kesehatan tentang Nomor Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 /MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.0 1,07 / MENKES / 446 / 2020 tentang Petunjuk

Teknis Klaim Pembiayaan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi Rumah Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

4. Keputusan Bupati Blitar Nomor

188/ 165/409.06/KPTS/2020 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Blitar;

5. Keputusan Bupati Blitar Nomor

188/216/409.06/KPTS/2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019;

(6)

Menetapkan

6

-6. Keputusan Bupati Blitar Nomor

188/268/409.06/KPfS/2020 tentang Penetapan Perpanjangan Status Tanggap Darurat Bencana Non

Alam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Blitar;

MEMUTUSKAN

PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR YANG TERDAMPAK CORONA VIRUS DISEASE 2019.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan

1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. 3. Bupati adalah Bupati Blitar.

4. Blitar Raya adalah Kota Blitar dan Kabupaten Blitar. 5. Masyarakat adalah warga Kabupaten Blitar.

6. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut COVlD-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona.

7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di

wilayah kerjanya.

8. Klinik Kesehatan yang selanjutnya disebut Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.

(7)

9. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

10. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut yang selanjutnya disingkat FKRTL adalah fasilitas rujukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang

perawatan khusus.

11. Rumah Sakit Siaga dan Rumah Sakit Darurat COVID-19 adalah rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 dengan kriteria ringan.

12. Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, meliputi semua pelayanan kesehatan panpuma yang diberikan kepada seseorang atau badan dalam bentuk pelayanan rawat jalan, rawat darurat, rawat inap, pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan keperawatan, dan rehabilitasi medis, pemeriksaan laboratorium kesehatan lingkungan atau, pelayanan kesehatan lainnya.

13. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan sesuai dengan kompetensinya dan kewenangan yang dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik, konsultatif, kuratif a tau rehabilitatif tan pa menginap.

14. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensinya dan kewenangan yang dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik, konsultatif, kuratif atau rehabilitatif dengan menginap dan menempati tempat tidur.

15. Tarif Layanan adalah sebagian atau seluruh biaya penyediaan Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan lainnya yang ada di Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit yang dibebankan kepada pasien/masyarakat/penjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tetap mempertimbangkan kewajaran.

16. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan yang

(8)

-8-1 7. Pelayanan Medis adalah pelayanan oleh tenaga medis sesuai bidang keahliannya meliputi visite, konsultasi medis, tindakan medis operatif, tindakan medis non operatif, tindakan medis anestesi, tindakan medis psikiatrik, rehabilitasi medis maupun pelayanan penunjang medis.

18. Pelayanan Penunjang Medis adalah pelayanan yang diberikan untuk menunjang diagnosa medis dan terapi meliputi pemeriksaan laboratorium klinik, radiologi, dan diagnostik elektromedis, pelayanan farmasi, dan/ atau pelayanan gizi.

19. Instalasi Gawat Darurat yang selanjutnya disingkat IGD adalah tempat Pelayanan Kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah atau menanggulangi risiko kematian atau kecacatan. 20. Pelayanan Rujukan adalah pelayanan dengan mobil ambulans

Pu&kesmas, Klinik dan rumah sakit yang didampingi oleh petugas kesehatan dan peralatan medis darurat.

21. Pasien Umum adalah pembiayaan Pelayanan Kesehatan secara mandiri dengan fasilitas standar terdiri dari rawat jalan, rawat inap dan/ atau pasien gawat darurat tanpa dibedakan mutu pelayanannya.

22. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah suatu badan hukum yang ditunjuk pemerintah untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional.

23. Pasien BPJS adalah Pasien yang pembiayaan pelayanan kesehatan ditanggung oleh asuransi kesehatan yang dikelola oleh BPJS.

24. Resume Medis adalah merupakan ringkasan seluruh masa perawatan dan pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada Pasien.

25. Inform Consent adalah proses penyampaian informasi terkait tindakan

medis yang ditawarkan dokter atau perawat kepada Pasien sebelum Pasien menyetujui tindakan medis tersebut.

26. Acute Respiratory Distress Syndrome yang selanjutnya disingkat ARDS adalah gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru- paru.

27. Real Time Polymerase Chain Reaction yang selanjutnya disingkat

RT �PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.

(9)

28. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

29. Kasus Suspek adalah seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. orang dengan infeksi saluran pernapasan akut dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal;

b. orang dengan salah satu gejala/ tanda infeksi saluran pernapasan akut dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/ probable COVID-19; atau

c. orang dengan infeksi saluran pemapasan akut berat/ pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

30. Kasus Probable adalah Kasus Suspek dengan infeksi saluran pemapasan akut berat/ ARDS/ meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 dan belum ada basil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

31. Kasus Konfinnasi adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang clibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR yang dibagi menjadi

a. Kasus Konfinnasi dengan gejala ( simptomatik); dan b. Kasus Konfirmasi tan pa gejala (asimptomatik).

32. Komorbid / Penyakit Penyerta adalah suatu keadaan dimana Pasien telah memiliki penyakit yang sudah diderita sebelumnya, bersifat kronik dan akan. memperberat perj�fa11::3n. penyakit COVID-19 nya� seperti Diabetes Melitus (DM), Ginjal, ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI), Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), Hipertensi, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Tuberculosis (TB), penyakit terkait geriatri, penyakit terkait autoimun, dan penyakit kronis lain yang diperberat oleh kondisi penyakit COVID-19,

(10)

10

-33. Komplikasi adalah penyakit yang timbul akibat dari perawatan Pasien COVID-19 yang tidak ada sebelumnya dan/ atau merupakan perjalanan penyakitnya, seperti komplikasi akibat penggunaan ventilasi mekanik invasif (IMV) yang lama, ventilatorassociated pneumonia (VAP), tromboemboli vena, catheter-related bloodstream, stres ulcer dan pendarahan saluran pencemaan, kelemahan akibat perawatan di ICU, komplikasi lainnya selama perawatan pasien.

34. Co-insidens adalah suatu keadaan dimana terdapat 2 (dua) penyakit atau lebih yang terjadi dalam satu episode perawatan pelayanan

COVID-19 secara bersamaan, tidak sating berhubungan, dan bukan merupakan penyakit kronis sebelumnya.

35. Orang Tanpa Gejala yang selanjutnya disingkat OTG adalah

a. orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang

positif COVID-19; dan/ atau

b. orang tanpa gejala yang merupakan kontak erat dengan kasus positif COVID-19.

36. Orang Dalam Pemantauan yang selanjutnya disingkat ODP adalah :

a. orang yang mengalami demam (� 38°C) atau riwayat demam, atau

gejala gangguan sistem pemapasan seperti pilek/ sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal; dan/ atau

b. orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti

pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau pro babel COVID-19.

37. Pasien Dalam Pengawasanyang selanjutnya disebut PDP adalah:

a. orang dengan infeksi saluran pernapasan akut yaitu demam (�38°C) atau riwayat demam, disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti batuk/ sesak napas / sakit tenggorokan

/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal;

(11)

b. orang dengan demam (�38 C) atau riwayat demam atau infeksi saluran pemapasan akut dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum timbul gejala merniliki riwayat kontak dengan Kasus Konfirmasi a tau Kasus Pro babel COVID-19; dan

c. orang dengan infeksi saluran pemapasan akut berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

BAB II

TATA LAKSANA PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN Bagian Kesatu

Asas, Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup

Pasal 2

(1) Tata laksana pembiayaan Pelayanan Kesehatan dilaksanakan berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, keadilan (non diskriminatif)7

partisipatif, serta asas keamanan dan keselamatan Pasiert yang diselenggarakan secara efektif, efisien, transparan serta akuntabel.

(2) Pengaturan tata laksana pembiayaan Pelayanan Kesehatan

dimaksudkan untuk menjarnin pembiayaan Pelayanan Kesehatan terhadap Masyarakat yang terdampak COVID-19.

(3) Tujuan pengaturan tata laksana pembiayaan Pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Bupati ini yaitu:

a. terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif;

b. terselenggaranya Pelayanan Kesehatan di FKTP dan FKRTL yang bermutu sesuai standar yang ditetapkan;

c. memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah , FKTP dan FKRTL yang menyelenggarakan pelayanan Pasien COVID-19;

d. memberikan acuan bagi petugas verifikator klaim Pelayanan KesehAtat1 bagi Pasien COVID-19; dan

e. adanya kepastian pembiayaan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat yang terdampak COVID-19 pada masa status tanggap darurat bencana non alam COVID-19 di FKTP dan FKRTL.

(12)

- 12

-(4) Ruang lingkup pembiayaan Pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Bupati ini meliputi

a. kegiatan pemeriksaan dan pelacakan Pasien COVID-19 yang tidak dijamin oleh Kementerian Kesehatan ;

b. rujukan Pasien COVID-19 oleh FKTP ke FKTRL;

c. Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirrnasi, Komorbid/Penyakit Penyerta, Komplikasi dan Co-insidens yang pelayanannya tidak tertanggung Kementerian Kesehatan;

d. Pasien COVID-19 dengan komplikasi yang melanjutkan perawatan komplikasinya, yang pembiayaannya tidak dijamin oleh JKN / asuransi kesehatan lain/ mandiri (pasien / keluarga);

e. Pasien Co-insidens yang pembiayaannya tidak ctijamin oleh JKN / asuransi kesehatan lain/ mandiri (pasien / keluarga); dan

f. pemulasaran dan penguburan jenazah warga yang menggunakan protap COVID-19.

Bagian Kedua

Petunjuk Tekhis Pembiayaan Pasal 3

Pengaturan pembiayaan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat yang terdampak COVID-19 meliputi

a. kriteria Pasien yang dapat diklaim; b. tempat pelayanan;

c. pelayanan yang dapat dibiayai; d. tarif layanan;

e. tata cara pengajuan klaim; f. masa kedaluwarsa klaim; g. pembayaran klaim; dan h, sum.her pembiayaan.

Pasal 4

Uraian lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pembiayaan Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Blitar yang terdampak COVID-19 tercantum dalarn Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(13)

BAB III

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 5

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Fasilitas Kesehatan yang memberikan pelayanan COVID-19 untuk Pasien yang mulai dirawat sejak tanggal 26 Maret 2020 sampai dengan 14 Agustus 2020, tetap dapat melakukan pengajuan penggantian biaya pelayanan sesuai dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor 26 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kabupaten Blitar yang Terdampak

Corona Virus Disease 2019.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blitar Nomor 26 Tahun 2020 tentang Petunjuk Telmis Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kabupaten Blitar yang Terdampak Corona Virus Disease 2019

(Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2020 Nomor 26/E) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(14)

14 -Pasal 7

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar

pada tanggal 3 .Agustus 202()

Diundangkan di Blitar pada tanggal 3 .Agustus 2020

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

TOTOK SUBIHANDONO

BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2020 NOMOR 51 / .ii BUPATI BLITAR

ttd RIJANTO

(15)

A. Latar Belakang

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT KABUPATEN

BLITAR YANG TERDAMPAK CORONA VIRUS

DISEASE 2019

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, dinyatakan bahwa wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

menimbulkan malapetaka. Menteri Kesehatan menetapkan jenis­

jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah.

Mengingat adanya kecenderungan ekskalasi kasus COVID-19 yang tinggi dan memerlukan perawatan di rumah sakit, untuk mempermudah pembiayaan pelayanan kasus COVID-19, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 /MENKES/446/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Pembiayaan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu bagi Rumah

Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Corona Virus Disease 2019

(COVID-19). Adapun hal - hal yang belum bisa ditanggung oleh kementerian Kesehatan diatur dalam Peraturan Bupati Blitar dengan harapan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien serta berkesinambungan bagi pasien yang terdampak COVID-19.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terselenggaranya klaim penggantian biaya perawatan pas1en penyakit infeksi emerging tertentu masyarakat Kabupaten Blitar

bagi FKTP dan FKRTL yang menyelenggarakan pelayanan

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

G. Sumber Pembiayaan

Membebankan biaya pelayanan pasien dengan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2020 dan/ a tau sumber lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BUPATI BLITAR ttd

Referensi

Dokumen terkait

Target Produksi Pada suatu perusahaan merupakan hal yang penting, karena target produksi tersebut bisa menentukan keuntungan dalam satu produksi, berikut merupakan

Terdapat persamaan antara petani plasma dengan petani non plasma dari luas lahan yang relatif sama yaitu seluas 2 hektare, usia tanam yang relatif sama yaitu pada usia

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringan tangan dengan tissue atau handuk

Perbedaan Warna Koloni Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa pada Media Ekstrak Daging Sapi dan Sari Kacang Hijau yang Ditambah Sitrat dan Bromthymol Blue The Colour

Dari hasil wawancara dengan beberapa warga gampong Blang Krueng Aceh Besar tentang kesiapsiagaan bencana diketahui bahwa tingkat kesiapsiagaan masih rendah,

Dasar pertimbangan Mahkamah adalah karena Serbia dianggap telah melanggar kewajiban yang disebutkan dalam Konvensi mengenai Pencegahan dan

Keberadaan karikatur maupun gambar kartun dalam media massa cetak, khususnya pada majalah tidak hanya melengkapi artikel tulisan-tulisan dimajalah saja, tetapi juga

besar yang dimiliki oleh desa ini, karena terdapat beberapa pulau yang masih merupakan tempat obyek wisata yang telah banyak dikunjungi oleh masyarakat Desa