• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2000 NOMOR 2 SERI D NO. 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2000 NOMOR 2 SERI D NO. 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2000 NOMOR 2 SERI D NO. 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG

NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BATANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sebagai upaya lebih menumbuh kembangkan swadaya dan peran serta petani nelayan di bidang kegiatan usaha dan pembangunan pertanian, maka dipandang perlu dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi Penyuluhan Pertanian Kabupaten Batang;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Batang dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2757);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

(2)

4. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat dalam Lapangan Pertanian kepada Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 121);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan Pusat dalam Lapangan Kehewanan Kepada Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 122);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan Pusat dalam Lapangan Perikanan Darat Kepada Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 123);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1957 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan Pusat dalam Lapangan Perikanan Laut Kepada Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1490);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1975 tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan Pusat di Bidang Perkebunan Besar Kepada.Daerah Tingkat 1 (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3060);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);

(3)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadia Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3381);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah Dengan Titik Berat Pada Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3487); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);

14. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang, Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993

tentana Bentuk Perda dan Perda Perubahan;

16. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Nomor : 54 Tahun 1996 tentang Pedoman 301/Kepts/LP. 120/4/96 Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian;

17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 1999 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten / Kotamadya Daerah Tingkat II;

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATANG

(4)

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BATANG.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Batang;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang; c. Bupati adalah Bupati Batang;

d. Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat BIPP adalah Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Batang;

e. Kepala Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian adalah Kepala Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Batang;

f. Penyuluhan Pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah di bidang pertanian untuk petani nelayan dan keluarganya serta anggota masyarakat pertanian agar dinamika dan kemampuannya dalam memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dapat berkembang, sehingga dapat meningkatkan peranan dan peran sertanya dalam pembangunan pertanian;

g. Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas melakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara penuh oleh Pejabat yang berwenang pada satuan Organisasi lingkup pertanian.

BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 2

(1) Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP) yang selanjutnya disingkat BIPP mempunyai kedudukan sebagai lembaga non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

(2) BIPP dipimpin oleh seorang Kepala dengan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati.

(5)

Pasal 3

BIPP mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan di bidang pelayanan informasi dan penyuluhan pertanian yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada Pasal 3 Peraturan Daerah ini, BIPP mempunyai fungsi :

a. penyusunan programa penyuluhan pertanian;

b. bimbingan penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja penyuluhan pertanian;

c. penyediaan, penyebaran dan pelayanan informasi pertanian; d. pembinaan pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP);

e. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian tingkat Kecamatan;

f. pemantauan dan evaluasi;

g. pengelolaan sentra komunikasi pembangunan pertanian di Kabupaten Batang;

h. penyelenggaraan pelatihan/kursus bagi penyuluh pertanian dan petani nelayan;

i. penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani nelayan; j. bimbingan penggunaan sarana usaha petani nelayan;

k. penyelenggaraan percontohan pertanian; l. pengelolaan perpustak

m. pengkaji dan penerapan teknologi pertanian;

n. pemberian pelayanan teknis atas pelaksaan penyuluhan; o. pelaksanaan urusan tata usaha.

BAB II. ORGANISASI

Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 5

(6)

(1) Susunan Organisasi BIPP terdiri dari : a. Kepala;

b. Petugas Tata Usaha;

c. Kelompok Jabatan Fungsional; d. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

(2) Bagan Organisasi BIPP sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah ini, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Kepala BIPP Pasal 6

Kepala Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan BIPP dalam melaksanakan pelayanan informasi dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

Bagian Ketiga Petugas Tata Usaha Pasal 7

Petugas Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, surat menyurat, kerumah tanggaan dan perlengkapan.

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 8

Kelompok jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan BIPP sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Pasal 9

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 terdiri dari sejumlah tenaga penyuluh pertanian dan Jabatan Fungsional lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(7)

(2) Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Jabatan Fungsional lainnya dikoordinasikan oleh pemangku Jabatan Fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala BIPP.

(3) Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Jabatan Fungsional lain ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Jabatan Fungsional lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keempat Balai Penyuluhan Pertanian Pasal 10

(1) Balai Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disebut BPP adalah merupakan instalasi dan sekaligus bagian dari institusi BIPP dalam menyelenggarakan penyuluhan pertanian di Kecamatan.

(2) Di setiap BPP ditempatkan sekelompok penyuluh pertanian yang dikoordinasikan oleh seorang penyuluh pertanian yang senior.

Bagian Kelima Tata Kerja Pasal 11

(1) Hal-hal yang menjadi tugas BIPP,merupakan satu kesatuan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.

(2) Pelaksanaan fungsi BIPP sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah di bidang pelayanan informasi dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh BPP dan Kelompok Jabatan Fungsional menurut bidang tugasnya masing-masing.

(3) Pengaturan aspek ketatalaksanaan BIPP yang meliputi Prosedur Operasional Standar (POS), hubungan kerja, tata cara kerja dan pedoman kerja. ditetapkan lebih lanjut oleh Keputusan Bupati.

(4) Setiap laporan yang diterima oleh BIPP dan BPP dapat dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan dan petunjuk lebih lanjut.

(8)

BAB V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 12

(1) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala BIPP ditetapkan oleh Bupati. (2) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat lainnya di lingkungan BIPP

ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI PEMBIAY AAN

Pasal 13

Pembiayaan BIPP berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber lain yang sah.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini. sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih Ianjut oleh Bupati.

(2) Segala Peraturan Daerah yang materinya bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku Iagi.

(3) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Batang Nomor : 061/254/1996 tanggal 18 September 1996 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Batang dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batang.

(9)

Disahkan di Batang

pada tanggal 4 Januari 2000 BUPATI BATANG,

dto

DJOKO POERNOMO Diundangkan di Batang

pada tanggal 17 Januari 2000

SEKRETARIS DAERAH BATANG, dto

M. SUSIGIT KUSBANDRIJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2000 NOMOR 2 SERI D NO. 2

(10)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2000

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BATANG

I. PENJELASAN UMUM

Dalam rangka lebih meningkatkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sebagai satu kesatuan jaringan yang utuh dalam metayani program-program pembangunan pertanian dan dalam upaya meningkatkan kemampuan petani nelayan untuk mengelola dan mengembangkan usahanya, telah dikeluarkan kebijaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Bersama Menten Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Nomor : 301 /Kepts/LP.1201411996 54 Tahun 1996 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian jo. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 1999 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kotamadia Daerah Tingkat II Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian tersebut merupakan lembaga non struktural yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati untuk melaksanakan tugas-tugas di bidang pertanian yang secara teknis fungsional dibina oleh Gubernur Jawa Tengah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tersebut yang ditindak lanjuti dengan Surat Mendagri tanggal 17 Juni Tahun 1999 Nomor 061/1402/SJ perihal pembentukan BIPP di Dati II dan Surat Gubernur Jawa Tengah tanggal 15 Juli 1999 Nomor 061110207 perihal Pembentukan BIPP di Dati II, maka Organisasi dimaksud perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Sehubungan dengan itu maka dipandang perlu membentuk Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Batang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Batang.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 15 : Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai dampak dari sebuah konflik yang terjadi dalam Masyarakat Nagasaribu inilah yang membuat disentegrasi, yang menciptakan jurang pemisah hanya karena keegoisan

Tetraparese adalah kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak,

Secara bergantian kelompok mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan memaparkan kegiatan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dapat disimpulkan layanan

untuk menilai sampai sejauh mana kinerjanya itu Statistik deskriptif atas kualitas misi dibandingkan kinerja organisasi lain, termasuk menunjukkan bahwa seluruh (9)

KETUA PROGRAM STUDI.. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI UBIKAYU DI JAWA TIMUR TAHUN 1986 - 1999.. DIAJUKAN OLEH: ANANG

Dengan berakhirnya pembangunan 25 rumah di Desa Pasawahan (3), Bungbangsari (7), dan Hegarmanah (15) di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat bukan berarti program

Sebaliknya, kesalahan masyarakat di masa lampau akan menjadi pelajaran berharga yang harus diwaspadai di masa kini.Dengan mempelajari sejarah, orang dapat menemukan hukum

Hal ini karena biasanya perusahaan Hal tersebut karena semakin besar perusahaan maka perusahaan memiliki kemampuan untuk mendesak auditor untuk melakukan audit lebih