• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 

A. PENGERTIAN

Tetraparese adalah kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau Tetraparese adalah kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma

trauma pada pada manusia manusia yang yang menyebabkan menyebabkan hilangnya hilangnya sebagian sebagian fungsi fungsi motorik motorik padapada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang

tulang belakang pada tingkpada tingkat tertinggi at tertinggi (khususnya p(khususnya pada vertebra ada vertebra cervikalis), kerusakancervikalis), kerusakan sistem

sistem saraf saraf perifer, perifer, kerusakan kerusakan neuromuscular neuromuscular atau atau penyakit penyakit otot otot .kerusakan .kerusakan diketahuidiketahui karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan dan tungkai.

gerak, yaitu lengan dan tungkai.

Penyebab khas pada kerusakan ini adalah trauma (seperti tabrakan mobil, jatuh Penyebab khas pada kerusakan ini adalah trauma (seperti tabrakan mobil, jatuh atau

atau sport  sport injuryinjury) atau karena penyakit (seperti mielitis transversal, polio, atau spina) atau karena penyakit (seperti mielitis transversal, polio, atau spina  bifida).

 bifida). Pada Pada tetraparese tetraparese kadang kadang terjadi terjadi kerusakan kerusakan atau atau kehilangan kehilangan kemampuan kemampuan dalamdalam mengontrol sistem pencernaan, fungsi seksual, pengosongan saluran kemih dan rektum, mengontrol sistem pencernaan, fungsi seksual, pengosongan saluran kemih dan rektum, sistem pernafasan atau fungsi otonom. Selanjutnya, dapat terjadi penurunan/kehilangan sistem pernafasan atau fungsi otonom. Selanjutnya, dapat terjadi penurunan/kehilangan fungsi sensorik.adapun manifestasinya seperti kekakuan, penurunan sensorik, dan nyeri fungsi sensorik.adapun manifestasinya seperti kekakuan, penurunan sensorik, dan nyeri neuropatik. Walaupun pada tetraparese itu terjadi kelumpuhan pada keempat anggota neuropatik. Walaupun pada tetraparese itu terjadi kelumpuhan pada keempat anggota gerak tapi terkadang tu

gerak tapi terkadang tungkai dan lengan mngkai dan lengan masih dapat digunakan asih dapat digunakan atau atau jari-jari tangan yangjari-jari tangan yang tidak dapat memegang kuat suatu benda tapi jari-jari tersebut masih bisa digerakkan, atau tidak dapat memegang kuat suatu benda tapi jari-jari tersebut masih bisa digerakkan, atau tidak bisa menggerakkan tangan tapi lengannya masih bisa digerakkan. Hal ini semua tidak bisa menggerakkan tangan tapi lengannya masih bisa digerakkan. Hal ini semua tergantung dari luas tidaknyanya kerusakan.

B. EPIDEMIOLOGI

Tetraparese salah satunya disebabkan karena adanya cedera pada medula spinalis. menurut Pusat Data Nasional Cedera Medula Spinalis (The National Spinal Cord Injury  Data Research Centre) memperkirakan ada 10.000 kasus baru cedera medula spinalis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Angka insidensi paralisis komplet akibat kecelakaan diperkirakan 20 per 100.000 penduduk, dengan angka tetraparese 200.000 per tahunnya.

Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama cedera medula spinalis. Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi. Pembagian ini penting untuk meramalkan prognosis dan penanganan selanjutnya.. Data di Amerika Serikat menunjukkan urutan frekuensi disabilitas neurologis karena cedera medula spinalis traumatika sbb : (1) tetraparese inkomplet (29,5%), (2) paraparese komplet (27,3%), (3)  paraparese inkomplet (21,3%), dan (4) tetraparese komplet (18,5%).

C. ETIOLOGI

1. Complete/incomplete transection of cord with fracture Prolapsed disc 2. Cord contusion-central cord syndrome, anterior cord syndrome

3. Guillain-Barre Syndrome (post infective polyneuropathy) 4. Transverse myelitis Acute myelitis

5. Anterior spinal artery occlusion 6. Spinal cord compression

7. Haemorrhage into syringomyelic cavity 8. Poliomyelitis

D. PATOFISIOLOGI

Tetraparese dapat disebabkan karena kerusakan Upper Motor Neuron  (UMN) atau kerusakan  Lower Motor Neuron  (LMN).Kelumpuhan/kelemahan yang terjadi pada kerusakanUpper Motor Neuron (UMN) disebabkan karena adanya lesi di medula spinalis. Kerusakannya bisa dalam bentuk jaringan scar, atau kerusakan karena tekanan dari vertebra atau diskus intervetebralis. Hal ini berbeda dengan lesi pada LMN yang  berpengaruh pada serabut saraf yang berjalan dari horn anterior medula spinalis sampai ke otot.

1. Lesi di Mid- or upper cervical cord 

Tiap lesi di medula spinalis yang merusak daerah jaras kortikospinal lateral menimbulkan kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) pada otot-otot bagian tubuh yang terletak di bawah tingkat lesi. Lesi transversal medula spinalis pada tingkat servikal, misalnya C5 mengakibatkan kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) pada otot-otot tubuh yang berada dibawah C5, yaitu sebagian otot-otot kedua lengan yang  berasal yang berasal dari miotom C6 sampai miotom C8, lalu otot-otot thoraks dan

abdomen serta segenap otot kedua tungkai yang mengakibatkan kelumpuhan parsial dan defisit neurologi yang tidak masif di seluruh tubuh. Lesi yang terletak di medula spinalis tersebut maka akan menyebabkan kelemahan/kelumpuhan keempat anggota gerak yang disebut tetraparese spastik

2. Lesi di Low cervical cord 

Lesi transversal yang merusak segmen C5 ke bawah itu tidak saja memutuskan jaras kortikospinal lateral, melainkan ikut memotong segenap lintasan asendens dan desendens lain. Disamping itu kelompok motoneuron yang berada didalam segmen C5 kebawah ikut rusak.Ini berarti bahwa pada tingkat lesi kelumpuhan itu bersifat  Lower Motor Neuron (LMN) dan dibawah tingkat lesi bersifat Upper Motor Neuron

(UMN). Dibawah ini kelumpuhan  Lower Motor Neuron  (LMN) akan diuraikan menurut komponen-komponen Lower Motor Neuron (LMN)

E. KLASIFIKASI

Tetraparese dapat disebabkan oleh karena kerusakn Upper Motor Neuron (UMN) atau kerusakan Lower motor neuron (LMN), kelumpuhan atau kelemahan yang terjadi pada kerusakan upper motor Neuron (UMN) disebabkan karena adanya lesi di medulla spinalis kerusakan terjadi karena tekanan vertebra atau diskusi intervetebralis. Hal ini berbeda dengan lesi pada LMN yang berpengaruh pada serabut saraf yang berjalan dari anterior medulla spinalis sampai ke otot. Pembagian tetraparese berdasarkan kerusakan topisnya : 1. Tetrapares spastik

Tetraparese spastik terjadi karena kerusakan yang mengenai upper motor neuron (UMN), sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni.

2. Tetraparese flaksid

Tetraparese flaksid terjadi karena kerusakan yang mengenai lower motor neuron (LMN), sehingga menyebabkan penurunan tonus atot atau hipotoni.

F. KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling umum adalah:

1. Masalah pernapasan seperti atelektasis, hipersekresi, bronkospasme, edema paru dan  pneumonia

2. Tromboemboli paru dan emboli lain (pembekuan darah) 3. Infeksi saluran kencing dan paru

4. Dekubitus

5. Hilangnya kontrol kandung kemih dan peristaltik usus 6.  Nyeri

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Yang terpenting untuk menegakkan diagnosa MND adalah diagnosa klinis 3,4 Karena  belum ada pemeriksaan khusus untuk MND, maka diagnosa pasti baru dapat diketahui  pada otopsi post-mortem dengan memeriksa otak ,medulla spinalis dan otot penderita. Gejala utama yang menyokong diagnosa adalah adanya tanda-tanda gangguan UMN dan LMN pada daerah distribusi saraf spinal tanpa gangguan sensoris dan biasanya dijumpai fasikulasi spontan. Gambaran khasnya berupa kombinasi tanda-tanda UMN dan LMN  pada ekstremitas dengan adanya fasikulasi lidah.

Implikasi dari penegakan diagnosa MND adalah bahwa kita menegakkan adanya suatu penyakit yang akan berkembang terus menuju kematian. Jadi penting sekali untuk menegakkan diagnosa secara teliti dengan menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan yang lain dengan melakukan pemeriksaan yang lengkap dan sesuai. Pemeriksaan elektrofisiologis, radiologis, biokimiawi, imunologi dan histopatologi mungkin diperlukan untuk menyingkirkan penyakit lainnya. Elektromiografi (EMG) adalah pemeriksaan yang  paling bermanfaat untuk menegakkan .diagnosa MND.Rekaman EMG menunjukkan

adanya fibrilasi dan fasikulasi yang khas pada atrofi akibat denervasi.

Pemeriksaan biokimiawi darah penderita MND kebanyakan berada dalam batas normal. Punksi lumbal dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa MND. Protein cairan serebrospinal sering dijumpai normal atau sedikit meninggi.Kadar plasma kreatinin kinase (CK) meninggi sampai 2-3 kali nilai normalnya pada sebagian penderita, tetapi penulis lain menyatakan kadarnya normal atau hanya sedikit meninggi. Enzim otot carbonic anhydrase III (CA III) merupakan petunjuk yang lebih sensitif.

Pemeriksaaan radiologis berguna untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosa lainnya .MRI dan CT-scan otot bermanfaat untuk membedakan atrofi otot neurogenik dari  penyakit miopatik dan dapat menunjukkan distribusi gangguan penyakit ini.MRI mungkin dapat menunjukkan sedikit atrofi dari korteks motorik dan degenerasi Wallerian dari traktus motorik di batang otak dan medulla spinalis. Block dkk mendemonstrasikan kemampuan proton magnetic resonance spectroscopy untuk mendeteksi perubahan metabolik pada korteks motorik primer dari penderita MND yang sesuai dengan adanya kerusakan sel neuron regional dan berbeda secara bermakna dengan orang sehat atau  penderita neuropati motoric. Biopsi otot mungkin perlu dilakukan untuk membedakan MND yang menimbulkan slowly progressive proximal weakness dari miopati. Bila dilakukan biopsi otot, terlihat serabut otot yang mengecil dan hilangnya pola mosaik yang nomlal dari serabut-serabut otot .

H. WOC

Reaksi autoimun / infeksi Trauma, kecelakaan lalu lintas, atau kecelakaan olahraga

Implus syaraf menurun dalam menghantarkan rangsangan

Kelemahan / peralisis Kelumpuhan

Motorik Sensorik Autoimun

Mobilitas Lama Bising usus menurun Kontraktu Reflek

menelan turun CO2 menurun Kebutuhan O2 dalam paru  berkurang Luka dekubitus Gangguan integritas kulit Kontraktilit as menurun Konstipasi Gangguan eliminasi Mobilitas Lama Defisit perawatan diri Penurunan intake nutrisi Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Sirkulasi darah ke tubuh menurun Kelemahan umum Hambatan mobilitas fisik Daya kembang  paru menurun Gangguan pola nafas

 

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit bawaan makanan ini terdiri dari tiga kategori yaitu, penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme termasuk parasit yang menginvasi dan bermultiplikasi dalam tubuh,

Komponen ini sedang menguji respon motorik terbaik pasien terhadap rangsangan lisan atau menyakitkan. Respon motorik terbaik paling sedikit dipengaruhi oleh

Penyakit Campak (measles) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramiksovirus Gejala dari penyakit ini ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis

Penyebab paling umum fraktur korpus vertebra yang bukan disebabkan trauma adalah osteoporosis postmenopausal atau senile.Manifestasi tunggal dari fraktur kompresi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik adalah sesuatukemampuan yangdiperoleh dari keterampilan gerak umum yang mendasari tingkat penampilan yang

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.. Kandungan vaksin ini adalah virus

1) Heat Cramps, ini dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi sebagai akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh dan sebagai akibat

Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda