sering digunakan karenakurangnya penelitian tentang iklim, khususnya skala loka!. Hal inijuga terjadi pad a penentuan zona-zona iklim seperti zona iklim klasifikasi Schmidt-Ferguson. Di Pulau Lombok Schmidt-Ferguson pernah menganalisa data curah hujan untuk menentukan tipe-tipe iklim yang di publikasikan pada tahun 1951 dan data-data itu masih digunakan sampai sekarang.
Seiring dengan terjadinya peru bahan ikl im dan bertambahnya pos penakar curah hujan kemungkinan terjadinya perubahan tipe-tipe iklim klasifikasi Schmidt-Ferguson sangat besar, sedangkan data-data ini masih digunakan sebagai dasar penelitian, perencanaan dan pengambil keputusan pada masa sekarang yang apabila dihubungkan dengan waktu penelitian dan perubahan iklim maka data-data tersebut sudah tidak begitu valid lagi.
Pemanfaatan Sistem lnformasi Geografi dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sebaran spasial dari zona-zona iklim sehingga dapat menampilkannya secara J. PENDAHlJLlJAN
Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim.Unsur iklimyang sering dipakai adaJahsuhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memiJih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut ill.
lklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan. Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal111.Selama ini pemanfaatan data-data iklim lama masih
Abstract. This article describe about the evaluation of Schmidt-Ferguson classification onagroclimat data at Lombok island based onthe newest climaters data. Method that are used was the interpolation or extrapolation with GIS Aplications. The experimental result showed that there were raised area for zones with Ctype as much
109.432% %and Dtype: asmuch 51.571 %.On the other land decreased areas happend on the zone with E type as much 0.908 %and F type as much 36.194 %. E climate type are the dominant climate type at Lombok island, with each prosentages of 47.97 from Lombok island area. D,EandCtype each has prosentages of29.11, 22.12 and 5.81.. The application of Geographical Information System (GIS) can make interpolated dots become more easier, but the weakness ofisohyet map which produced by GIS, did notcount on other factors that cause rain beside the factors that enter as a data input.
Keywords: rain, Schmidt-Ferguson classification climate, Geographic Information System.
THE EVALUATION
O
F SC
HMIDT-FER
GUS
O
N CLA
SS
IFICA
T
I
O
N
O
N AGR
OCLI
MAT
UATAAT
LO
M
B
OK ISLAND
Abstrak, Tulisan ini rnenguraikan ten tang evalu...si data agroklimat klasifikasi Schmid-Ferguson di Pulau Lombok berdasarkan data curah hujan terbaru. Metode yang digunakan adalah interpolasi atau ektrapolasi dengan aplikasi Sistem 1nformasi Geografi (SIG). Hasil penelitian menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan luasuntuk zona-zona dengan tipe Csebesar 109.432% dan tipe D sebesar 51.571% sedangkan penurunan luas terjadi pada zona-zona dengan tipe Esebesar 0.908% dan tipe F sebesar 36.194%. Tipe iklim Emerupakan tipe iklim dominan di Pulau lombok dengan presentase masing 47.97 dari luasPulauLombok. Tipe D,EdanCmasing-masing mempunyai persentase 29.11, 22.12 dan 5.81. Aplikasi SIG dapat meperrnudah dalarn penginterpolasian titik, Akan tetapi kelemahan peta isohyet yang dihasilkan oleh SIG tidak memperhitungkan faktor-faktor lainpenyebab hujan selain faktor yang dimasukkan sebagai input data.
Kata Kunci: hujan, klasifikasii iklim Schimdt-Ferguson, Sistem Informasi Geografi Abd. Rahman As-syakur
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Udayana Jln. PBSudinnan Denpasar. Telp(0361)236221, Fax (0361)236180
e-mail: aan_dpm@yahoo.com 1.Pijar MIPA, Vol. III No.1, Maret 2008: 17 - 22.
ISSN 1907-1744
EVALUASI Z
ONAAGROKLIMAT DARI KLASIFIKASI SCHIMIDT-FERGUSON
II.METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berlangsung mulai bulan
November 2004 sampai Maret 2005. Pulau Lombok terdiri
dari tiga kabupaten dan satu Kota serta rnernpunyai luas wilayah 4.647,39 km2 Menurut letak g~ografisnya P~lau Lombokterletakantara 115U46' BT-116U80' BT,dan 8U12' LS-9U02' LS.
Schmidt-Ferguson menggunakan nilai perbandingan (Q)
antara rata-rata banyaknya bulan kering (Xd) dan rata-rata banyaknya bulan basah (Xw). Berdasarkan penelitiannya,
pengbgbolonganb iklim di Indonesia menjadi 8 (delapan) golongan (Tabel I).
data terbaru tersebut untuk mengetahui perubahan luasan
zona-zona iklim klasifikasi Schimidt-Ferguson di Pulau Lombok.
keruangan dalam bentuk zona-zona tipe iklimyangakhirnya
dapat mempermudah pembacaan dan penginterpretasian
data-data tersebut.
SIG adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks
(atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi
tgeoreference y, disamping itu SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan anal isis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi [3] Analisis SIGdapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi atau
keruangan.
Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan Sistern Informasi Gecgrafi. (SIG) untuk mengevaluasi data
agroklimat klasifikasi Schmidt-Ferguson berdasarkan data-dataterbaru dan membuat peta zona iklim berdasarkan data
-Gambar 2.Diagram alir penelitian
rp~t~·:·;::;;::"~::.i;·::·~
I
·i;'~':}:!~1:.:it·r.:! ~..::;:,~: .r·-- --Gambar 1 Feu Penveoaran r05 Huj an DiPulau Lombok
--- -1.Pijar MIPA Vol. IIINo. I, Maret2008: 17 -22.
Sistem Informasi Geografi. Hasil anal isis menunjukkan bahwa peta terbaru tidak menemukan adanya perubahan dari ke ernpat tipe iklim tersebut, yang terjadi hanyalah perubahan sebaran dan luasan zona-zona iklim (Gambar 4).
Tipe C bertambah luasannya sebesar 109.432% dari luas awa112922.019 ha menjadi 27062.970 ha,tipe 0 bertambah Pengolahan data spasial dilakukan dengan cara
interpolasi dan ektrapolasi dengan menggunakan program ArcGIS 9.0, metode interpolasinya adalah Kriging. Metode interpolasi atau ekstrapolasi merupakan metode yang digunakan untuk menduga nilai-nilai yang tidak diketahui . pada lokasi atau titik yang berdekatan, titik-titik yang
GarnbarJ Peta Agroklimat Pulau Lombok klasifikasi SchimidtFerguson tahun lv.i1
.J .j KETERANGAN • Pos Hujan C ~J 0 E D F .I I
f
'
.
/ ,\t
-~.. 10 ISKm==
-
-
- ----Berdasarkan klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Schmidt-Ferguson pad a tab un 1951, pos-pos penakar hujan
yangmewakili pulau lombokmemperlihatkan empattipe iklim yaitu tipe C(Agak Basah) untuk daerah pos pengamatan Barabali/Mantang, tipe 0 (Sedang) untuk daerah pos pengamatan Arnpenan, Mataram, Kopang/Mt Gamang,
Praya dan Batujai/Penujak, Tipe E (Agak Kering) untuk
Jaerah Tanjung, Bayan, Pujut/Mujur dan sekitarnya sedangkan tipe F(Kering) diwakil i daerah Selong, Tanjung
Luar dan Labuhan Lombok. Klasifikasi iklimyang dilakukan oleh Schmidt-Ferguson tidak dilengkapi dengan peta
sehingga dibuatlah peta zone Agrolkimat (Garnbar 3). Berdasarkan peta yang dibuat dengan mernanfaatkan Sisrem lnforrnas i Geografi rerlihat sebaran dar i zona-zona
agroklimat. Hasil analisis menunjukkan bahwa Tipe C
mempunyai luasan sebesar 12922.019 ha (2.774%). Tipe 0
seluas 89470.466 ha (19.204%), Tipe Eseluas 202005.398 ha (43360%), dan Tipe Fseluas 161483.879 ha (34.662%). '
Hasil pemutakhiran data dengan data rata-rata curah hujan terbaru serta dengan pernanfaatan data-data dari pos
penakar hujan yang baru diternpatkan (Tabel 21.make peta
zoneAgroklirnat berdasarkan Kia ifikasi Sch!11;-=:-F-:rr~son
dapat diperbaharu.. ~ang analisisn- a jug::: me-r ~-:-:::~-"an
rn.
HASIL DAN PEMBAHASANberdekatan dapat berjarak teratur ataupun tidak teratur. Adapun alur penelitian dapat dilihat pad a gam bar 2.
Dara yang digunakan adalah data curah hujan bulanan
33 pos diPulau Lombok dari tahun 1963sarnpai tahun2003
yang diperoleh dariBPTPH Prop. NTB dan BMG Mararam.
seuangkan data nilai Q Schmidt-Feguson tahun 19) I
diperoleh dari Rafi' il4J G, ~San~~tt':'f;n~:; H. ~Lu:;.r5i:.::. Kg,t'~Il~:' f. ~:K:ri]}~:. ,J<{.!<U)4i {U'B<Q.<:j)):;~ i\)~3>.:::Q -:::CI:6~<i V:6{1[l -::Q-;:l,")J:l t.:)~,:)<:Q~~:.5-~I U-:''-0<~,J':<' :\. ~Sm&it d;:.:;ah) E. ;B=::i:J:~ C. :.",,~=";;8~o"-h) D. :~~ri;.,:g_.. E. ,.,~.;~~~f:.n;;)
I
Tab!; l.Klss,t'J:.a!:',Iklim:,hllunrt Schmi
dt-f;;.rg:uSQll{F!.:.s.H:~: i99;)
rata - rata bulan kering (Xd)
rata - rata bulan basah (Xw)
Q
a. Bulan Kering (Xci) j ika dalam satu bulan
mempunyai curah hujan <60 mrn
b. Bulan Basah (Xw) : j ika dalam satu bulan mempunyai curah hujan >100 mm
berasai dari sudut 1:20°atau dan arah 1e,,::'!2ara Menurut
R.?!~~Rge(1971) dalarn Tjasy ono bahwa
S
d"
~;
san, ciri anginmunson adalah ..",::: an.:='r._.:.1l1ld p::..:, .-_ -.- .:21ccaridan
Juli berbeda paling sedikrt I~(l .H;:i!ft; l1',,-'':: .r,r'~,anbahwa
Pulau Lombok drlewati oleh angin monsun
Kejadian EINino dan LaNina menvebabkan rerjadinya
peru bahan siklus walker yang pada kondisi normal sabuk
konvergensi siklus walker berada diwila) ahindonesia. akan tetapi saat kejadian EINino sabuk konvergensi bergeser ke arah tirnur Indones ia yang menyebabkan berkurangnya jumlah curah hujan beberapa daerah di Indonesia rermasuk Pulau Lombok. Akan tetapi pengaruh EINino dan LaNina
berbeda-beda pada setiap lokasi, hal inisangat berhubungan
dengan pengendali-pengendali iklim seperti topografi.
Menurut Las (2004) dalam Estiningtyas dan Arnien!"
pengaruh anomali iklim terhaciap besaran curah hujan sangat tergantung akan posisi wi layah/daerah terhadap
ekuarorial, pengaruh monsunal serta pengaruh lokal seperti topografi, penggunaan lahan, sistem hidrologi dan lain-lain Perubahan luasan peta iklirn dari hasil evaluasi data menurut k lasifik asi Schmidt-Ferguson lebih banyak disebabkan o le h penarnbahan pos penakar hujan. Pen ambahan pos penakar huj an akan lebih menyempurnakan penyebaran data-data hujan sehingga kondisi curah hujan di daerah yang bersangkutan dapat dipastikan kebenarannya.
Pernbuatan petaklasifikasi iklim serta pera isohyet curah hujan sangat tergantung dari kebaradaan data iklim Penyebaran pos pengambilan data akan rnernpengaruhi kesernpumaan dari peta yang dihasilkan. Kerapatan pos pengarnbilan data dalam hal ini adalah pos penakar hujan
merupakan faktor penting dan menentukan dalam analisis
hidrologi terutama yang menyangkllt parameter hujannya.
Hal in i berkaitan dengan seberapa besar sebaran dan
kerapatan pos penakar hujan dalam slltau daerah yang dapat
51.571 %dari 89470.466 hamenjadi 135611.124 ha,tipe E
berkurang U.'.IUO%dari 202005.398 ha menjadi 200 17U.'.I7!
ha. sedangkan tipe Fberkurang 36.194(~'J dari 161483.879 h..
menjadi 103036.697 ha.Tipe Iklim Ernerupakan tipe iklim
dorninan di Pulau lombok yang meliputi 47.97% dari luas
keseluruhan Pulau Lombok, ripe Dmeliputi 29.11%, tipe F
22.12% dan tipe C 5.81%.
Hasil evaluasi Peta agroklimat pulau lombok klasifikasi
Schmidt-Ferguson mernperlihatkan bahwa daerah-daearah
yang tergolong bertipe basah yaitu tipe iklim C terdapat di bagian selatan dan barat daya kaki Gunung Rinjani. Daerah
yang tergolong bertipe kering yaitu tipe iklim Fterdapat di
pulau Lombok bagian timur dan sebagian kecil di barat daya hil:il! Lombok. Sedangkan untuk tipe iklim D dan E
nicmbentuk sabuk terhadap Gunung Rinjani sarnpai di
Pantai Selatan, Pantai Barat serta Pantai Utara Pulau Lombok Zone agroklimat di daerah pantai Pulau Lombok umumnya tidak berubah. Perubahan cukup besar terjadi
hanya di sikitar Gunung Rinjani yaitu penambahan luasan
zona tipe iklirnC dan D di bagian selatan Gunung Rinjani
serta berkurangnya tipe iklim F dibagian timur laut Gununu
Rinjani. Titik yang mengalami perubahan hanya terjadi d~i
pos penakar hujan daerah Bayan, dimana berdasarkan
klasifikasi Schmidt-Ferguson pada tahun 1951 daerah ini bertipe iklim E sedangkan hasil pemutakhiran data
menunjukan tipe iklirn F.Anornali iklim seperti EI Nino dan La Nina cukup berpengaruh terhadap penurunan tipe iklirn iniyang dikarenakan Pulau Lombok rnerupakan daerah yang curah hujannya di pengaruhi oleh anabin monsun ,hal ini sesuai dengan pernyataan Aldrian and Susanto'" yang
mengatakan bahwa pengaruh EI Nino dan LaNina kuat pada
dearah berpola hujan Monsun. Berdasarkan data anain
yang diperoleh dari BMG Selaparang, arah angin terban;ak
pada bulan januari berasal dari sudut 270° atau dari ami.
barat sedangkan pada bulan juli arah angin terbanyak
Gambar 4 P~._ta•Azro•_. _·kr.limat Pulau L -...,nlO1..U: r: a\IOll.'l.J',1::EJ:)C". hiumidtFergu. s.on hasilevaluasi
KETERANGAN • Pes Hujan C D E F
..
•
.',
0 e '0 """'-
----
---+
.I.Pi_jarMIPAVol.llI No.1, Maret2008: 17-22.lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan
lingkungan serta pertambahanjumlah penduduk bumi yang
berhubungan secara langsung dengan penambahan gas
rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi iklim
tersebut. Keadaan ini mempercepat terjadinya perubahan
iklimyang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi
normal sehingga memunculkan anomali iklim yang salah
satunya adalah EI Nino dan La Nina.
Kemampuan anal isis terhadap data spasial untuk
keperluan rnanipulasi maupun permodelan merupakan
pembeda SIG dari sistem informasi spasialyang lain dimana
fungsianal isis ini dijalankan memakai data spasial dan data
atribut dalam SIG untuk menjawab berbagai pertanyaan
yang dikembangkan dari data yang ada menjadi persoalan
nyata yang relevan [IOJ,
.71
2.0J 5.,07
:TS 1.1:7
1000km'. Pulau Lombok yang mempunyai luas465881.762
ha atau 4658.818 km', dari luasan tersebut dapat diketahui
bahwa setiap 1 pos penakar hujan mewakili daerah seluas
141 km'. Keadaan ini sudah sesuai dengan pernyataan Sri
Harte, akan tetapi penyebaran pos penakar hujan ini belum
merata untuk daerah Lombok bagian Utara dan sekitar
Gunung Rinjani sehingga perlu penambahan pos penakar
hujan untuk menambah kesempurnaan data,
Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu
proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di
atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di
atmosfer bumi ini akibat dari perputaran planet bumi
mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besamya energi
matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga
secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk
14 :>1 itbuAji 10 B2':'(3.r, 27 ·52 15C 1•.2.53 5.,97 157 i..Cl50 14,2'" lE'<2 ':'?7 o ,~::I:=-_.=' 10 c· 12..1.:1 O,ESO r-::-t:s-,~--_-r,~~---r-4.-"""'6-.~-+--~""'n--r-,=- +-::3 2: 44-!Hl $5
J
soo I i---:-o)-t:c;-.a-,.a-,f,-=T-,,,r-"-J,-g -+-M,....·'-~i::--I--~-s-':-
l
:!.C'J !(I~Erlird3Li3rl 35 .::c Tin-:banJh!
:e· Ht:;3r,,3;,g ~::, ,"jI
:
::
r-..I
"> ,...,.-t---'-,.---t---t----t---::. ;::...·r:ur.;52r' ~'ITB~~. ..:.;;. ~~ :.:____j" ...!.,.dZ t./:i:: 0.7::' I
i-, -:2-t--Lt,;-=.,-~.,--:- p,---t--::~.u--.-;---. -- -,--'" ::: i-~-~--+--:-.9-2-t--=-,-=--t-':-;:-_.J.-5-t--L,--j ,...,..~-+~.:-iJ!"'-r-a'..;_:/-(=-..D-::-;lr-:--+--.ui -. ~-.-+--_-._--+-_-.,:-.~ -~:i-!!-:;:--,-+--O)-,.2-1-1--~:":.~-,,--t-C-'.--:.!-.5-t-_""'r-\-1 ---+---4-- -~1A~C-'a-I-3---r--4=-~1-+_~~~D-_r,....i~O~~.)~=,....~--iL -+-:,....~~~f_r-4~,~5E,..._t-~~-j~1.5~7_~O~!7~~~'_r~c,....;~ 2:£'T=-r=~3 19 .:02 ;-:1 1!~; .:!,.·'4 5J74 ·~..5Z5 D D
TabelZ. Tipe iklim msuurut Sdllllidt-F,"!gu>~JldiPulsuLcmb ok b"rd:'.Mbm basil ;;':aiu.sidata
suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam
memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari
waktu ke waktu [9).Perpaduan antara proses-proses terse but
dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim
menyebabkan kondisi cuaca dan ikJim selalu bervariasi
dalam jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi
memberikan data yang mewakili daerah yang bersangkutan.
Sri Harto (1993) dalam Balai Hidrologi!" mengatakan bahwa
untuk daerah tropik seperti indonesia diperlukan I pos
penakar hujan untuk setiap 100 - 250 km2 dalam keadan
normal, sedangkan dalam keadaan sulit dianjurkan untuk
setiap 1 pos penakar hujan mewakili daerah seluas 250
[I] Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi.
Cetakan Ke-dua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
[2] lrianto, Gatot. 2003. Implikasi Penyimpangan Iklim
Terhadap Tataguna Lahan, Makalah Seminar
Nasional I1mu Tanah. KMIT Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian UGM. Yogyakarta.
[3] Anonimus. 2003, Pemanfaatan SIC Dalam Studi Potensi
Sumber Daya Lahan Dan Wilayah;Modul Pelatihan.
Himpunan Mahasiswa I1muTanah Fakultas Pertanian UPN "Veteran". Yogyakarta
[4] Rafi'i, Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatolcgi.
Angkasa. Bandung.
[5] Aldrian, Elvin., and R.Dwi Susanto. 2003. Identification
of Three Dominant Rainfall Regions Within
Indonesia and Their Relationship to Sea Surface
Temperature. International Journal of Climatology.
Int. J. Climatol. 23: 1435-1452 (2003). Published
online in Wiley InterScience
(www.interscience.wiley.com). 001: 10.1002/joc.950 [6] Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Cetakan Ke-2.
IPB Press. Bandung.
[7] Estiningtyas,
w.,
dan L. I.Amien. 2006. PengembanganModel Prediksi Hujan Dengan Metode Filter
Kaiman Untuk Ivfenyusun Skenario Masa Tanam.
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. Jumal SOL 2006. versi on line. Balai Besar Litbang Sumber Oaya Lahan Pertanian. http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/
index.[f1p?option=rornconten&id=45<emid= 115. dikinjungi pada tanggal 05 September 2007
[8] Balai Hidrologi. 2004. Perencanaan dan Rasionalisasi
Pos Hidrologi Satuan Wilayah Sungai (SWS)
Lombok. Balai Hidrologi NTB. Mataram.
[9] Winarso, Paulus Agus. 2003. Variabilitasl
Penyimpangan Iklim atau Musim Di Indonesia dan
Pengembangannya. Makalah Seminar Nasional I1mu
Tanah. KMIT Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
UGM. Yogyakarta.
[10] Barus, Baba., dan U.S. Wiradisastra. 2000. Sistem
Informasi Geogr afi; Sarana Manajemen
Sumberdaya. Laboraturium Pengindraan Jauh dan
Kartografi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
DAFfAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
I. Berdasarkan hasil Analisis dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk evaluasi zone iklim klasifikasi iklim
Scmidt-Ferguson menunjukan bahwa telah terjadi
peningkatan luas untuk tipe C sebesar 109.432% dan
tipe 0 sebesar 51.571 % sedangkan penurunan luas terjadi pactaripe E sebesar 0.908% dan tipe F sebesar
36.194°0.
:2. Tipe lk im E merupakan tipe iklim dominan di Pulau lombok yang meliputi 47.97% dari luas keseluruhan Pulau Lombok, ripe0 meliputi 29.11%,tipe F 22.12% dan
tipe C 5.81%.
3. Aplikasi Sistem Informasi Geografi (Sl Gj sdapat
mepermudah dalam penginterpolasian titik dalam
mernbuat garis isohyet curah hujan dimana hasilnya akan lebih akurat danusererrorbisa diminimalisir. Akan tetapi kelemahan peta isohyet yang dihasilkan oleh SIG
tidak memperhitungkan faktor-faktor lain penyebab
hujan selain faktor yang dirnasukkan sebagai input data.
Menurut Sosrodarsono dan Takedal'!' dalam pembuatan peta isohyet harus memperhatikan topografi dan arah angin serta faktor-faktor yang mempengaruhi hujan di daerah tersebut. Aplikasi SIG, dalam analisis ini tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hujan didaerah tersebut sehingga hal ini merupakan kelemahan dari aplikasi, SIG, akan tetapi bila penyebaran titik pengamatan merata di seluruh tempat maka kelemahan ini bisa diperbaiki. Barus dan Wiradisastra!'" mengatakan bahwa salah satu kelemahan dari pemanfaatan komputer adalah hasil akan diperoleh dalam waktu yang singkat dan cepat tetapi hasil terse but akan sangat tergantung dari data
dan anlisis yang dipakai, selain itu merekajuga mengatakan
bahwa kemapuan pemakaian berbagai sarana dan data
melalui suatu pendekatan yang sistematik akan menentukan kual itas informasi yang dihasilkan.